The Moon That
Embraces the Sun 9
Raja terbangun dan membalikkan Alyssa,
“siapa kau? Cepat katakan padaku! Siapa kau sebenarnya?”
Alyssa tampak ketakutan. Tapi Alvin diam saja, ia hanya
menunggu perintah Raja.
Raja teriak, “Bawakan lilin-lilin!” Kasim dan para dayang
segera meletakkan banyak lilin di dekat Raja, posisi Raja ehm..tidak berubah.
Masih menekan Alyssa di tempat tidur. Kamar jadi terang benderang dan Raja
menatap Alyssa dengan tajam, ia terkejut setelah mengenali Alyssa, “kenapa kau
ada disini?”
***
Seol Zahra gelisah dan tidak
bisa tidur. Sementara Jansil Via menjahit dengan serius. Seol Zahra tanya apa
Jansil Via merasakan sesuatu.
“Kegelapan sedang mendekat.” Jawab Jansil Via.
Seol bingung, “apa maksudmu?”
Jansil Via
menyingkirkan Seol Zahra, “ah maksudnya Onnie menghalangi pelitaku.”
Seol Zahra kesal
sekali.
***
Raja terus memegang tangan Alyssa
dan mencurigainya. Apa Alyssa disuruh seseorang untuk sengaja mendekati Raja?
Apa pertemuan di Onyang malam itu juga direncanakan? “Kau disuruh apa?
Merayuku? Atau mencekik leherku dengan tanganmu ini? Atau kau ingin mengambil
kesempatan saat aku tidur untuk membunuhku diam-diam? Jawab aku! siapa yang
menyuruhmu mematai-mataiku?” Alyssa berkata ia bukan mata-mata. Ia adalah Jimat
hidup. Petugas Na dari kantor Fengshui datang dan berkata kalau Alyssa adalah
jimat hidup dari Seongsucheong. Dan untuk melindungi kesehatan Raja, ia bukan
mata-mata.
Alyssa hanya jimat dan bahkan bukan manusia. Raja marah, “kalau
kau bukan manusia beraninya kau menyentuh tubuhku?! Jawab! Siapa yang bisa
menjamin kalau tangan ini tidak akan mencekik leherku?”
Petugas Na ketakutan, “Yang..Yang Mulia!”
“Yang Mulia, saya pantas mati ribuan kali karena berani
menyentuh tubuh anda (itulah mengapa Alvin siap menghunus pedang saat Alyssa
menyentuh dahi Raja, tapi saat melihat Raja tersenyum dalam tidur, Alvin
memutuskan untuk membiarkan Alyssa). Tapi saya mohon, berikan saya kesempatan
untuk menjelaskan.” Ucap Alyssa. Raja setuju.
Alyssa menjelaskan, “meskipun musim berubah tapi tanah
harus diistirahatkan untuk sementara agar tanah bisa tetap menumbuhkan bunga.
Sama dengan Raja, yang memikul tanggung jawab negara di pundaknya, ia
membutuhkan istirahat yang lebih lagi.”
“Kau sudah belajar buku-buku Kong Hu Chu, kau jelas punya
banyak alasan.” Potong Raja. Alyssa tetap bicara, “tubuh Yang Mulia adalah
fondasi kedamaian dan kemakmuran negeri ini, jika tubuh anda lemah bagaimana
anda akan mengurus masalah rakyat kecil?” Alyssa hanya ingin membantu
menyingkirkan keresahan Raja saat Raja tidur. Agar Raja bisa beristirahat
dengan tenang.
“Sakit dalam hatiku? Karena kau peramal, makanya kau bisa
membaca pikiran orang, apa itu alasan mengapa kau menyentuh tubuhku? Untuk
membaca hatiku?” Alyssa berkata ia mendengar Raja memanggil nama seorang gadis
dalam mimpi, “dan gadis itu adalah penyebab rasa sakit dalam hati Raja. Itulah
mengapa saya ingin menenangkan anda, Yang Mulia dan melanggar hukum untuk tidak
menyentuh tubuh Raja.”
Raja berkata dalam hati, kalau Alyssa bukan Yeon Ify. Kalau dia Yeon Ify...mana mungkin ia
mendengar namanya sendiri dan tetap tidak tergerak? Ini salah paham..ini ilusi.
Aku harus bisa terbebas.
Raja berdiri, “usir gadis ini..keluar dari istana.”
Semua terkejut. Alyssa masih berusaha memohon. Raja
teriak, “kenapa kalian masih berdiri saja? Apa kalian tidak mendengar perintah
kerajaan?”
Pengawal segera menarik Alyssa keluar. Hyung Sun tampak
prihatin dan Petugas Na membungkuk dan jalan keluar. Menteri Na murka, “beraninya
Alyssa menyentuh Raja!”
Jang Nok Young dan anak-anak
angkatnya datang, ia terkejut. Menteri Na ingin menghukum Alyssa karena Alyssa ketahuan
Raja. Bahkan berani bicara menjawab Raja.
“Kurung dia di sel segera!” Nok Young maju dan minta
ampun atas nama Alyssa, ia ingin menghukum Alyssa dengan hukuman ala
Seongsucheong.
Tapi Na tidak setuju, “dia melakukan kejahatan dengan
menyentuh tubuh Raja! Dan kau masih ingin menggunakan aturan Seongsucheong
untuk menghukumnya?” Alyssa segera dibawa pergi. Na bahkan ingin mengecap dahi Alyssa
dengan kata-kata ‘penjahat’ lalu membuangnya. Alyssa dijebloskan ke dalam sel
kecil tanpa air.
Alyssa tampak ketakutan dan panik. Ia kena serangan
klaustrophobia. Alyssa jadi takut ruang sempit setelah trauma masa kecilnya. Alyssa
menggedor pintu dan minta dibukakan, ia memanggil Nok Young. “Ibu angkat..Ibu
angkat..kumohon buka pintunya.”
***
Raja sendirian di kamarnya. Ia
ingat saat Alyssa menyentuh dahinya dan pandangan Alyssa yang memohon saat
diseret keluar dari kamarnya. Raja pusing. Alyssa mengingat kata-kata Menteri
Na, “ia bukan orang melainkan jimat.”
Dan Raja yang murka karena Alyssa berani menyentuhnya. Alyssa menangis.
***
Paginya, Yang Myung Iel-gun
jalan dan mengingat waktu ia dikeroyok orang saat menyelamatkan Alyssa. Yang
Myung Iel-gun ingat kalau salah seorang preman menyebut panggilan Menteri Na.
Profesor di kantor Feng Shui. Menteri Na minta para pengawal untuk merahasiakan
masalah semalam. Lalu ia terkejut saat melihat Yang Myung Iel-gun berdiri di
depannya. Yang Myung Iel-gun duduk di meja kantor Menteri Na sambil
melempar-lempar apel. “Jangan terlalu gugup, aku tidak akan memakanmu.”
Menteri Na memperingatkan Yang
Myung Iel-gun kalau bahaya jika keluarga Raja menghakimi pejabat negara. Yang
Myung Iel tahu itu, tidak ada konspirasi yang tidak melibatkan peramal dari
Seongsucheong dan Feng Shui. Menteri Na gugup sekali. Lalu memberanikan diri
tanya kenapa Yang Myung Iel-gun kesini. Yang Myung Iel-gun menggigit apel dan
pura-pura kesakitan, meletakkan apel dengan bekas giginya itu dimeja . Ia
menunjukkan lukanya, “lihat ini, kelihatan sangat sakit kan? Kau tidak mau
tanya kenapa bisa seperti ini?”
Menteri Na tanya apa penyebabnya dan Yang Myung Iel-gun
cerita kalau beberapa waktu lalu, ia terluka karena membantu seorang peramal
wanita. “Di depannya, aku pura-pura jadi pria hebat. Tapi beberapa orang aneh
datang dan membuatku seperti ini. Orang-orang aneh itu berkata 'profesor...'”
Yang Myung Iel berujar,“Profesor yang membawa peramal
pergi, tidak mungkin dari kantor Aritmatika kan? lalu..apa mungkin profesor
sejarah? ah jelas tidak. Profesor Hukum juga tidak akan keluar dan melakukan
itu sendiri. Jadi tinggal..Profesor kantor Feng shui.”
Yang Myung menggebrak meja, “dimana peramal wanita itu
sekarang?” Menteri Na gemetaran, ia menyangkal kalau tahu sesuatu. Yang Myung
Iel-gun berkata saat itu ia menyamar jadi pendeta, tapi kenapa Na tidak
menangkapnya saat itu.
“Itu karena ..gadis itu terlibat kejahatan. Jadi kami
segera menangkapnya.” Yang Myung Iel tanya dimana gadis itu dipenjara, “apa ke
Yonsankang?” (Yonsankang, tempat pembuangan khusus peramal.) Na berkata tidak,
gadis itu penuh energi jahat, jadi ia dikirim ke tempat jauh. Bahkan namanya
tidak tercatat dalam daftar. Yang Myung Iel-gun meninggalkan kantor Menteri Na
dengan lesu.
Ia bertemu Ibu Suri dan Ratu Han. Ratu Han menyapa Yang
Myung Iel duluan. Yang Myung Iel memberi hormat pada keduanya, ia tanya kenapa
mereka jalan bersama, apa terjadi sesuatu pada Raja.
Ibu Suri dengan tajam menjawab, “apa Yang Myung Iel
berharap sesuatu terjadi pada Raja?”
Ratu Han terkejut dengan tanggapan Ibu Suri. Tapi Ibu
Suri terus saja bicara, “Selir Huibin sudah tidak lagi di istana, apa alasanmu
terus datang dan pergi ke istana?” Ibu Suri minta Yang Myung Iel berhati-hati
dan ingat pesan mendiang Raja.
“Jangan bilang kau sudah lupa itu.” Ratu Han mencoba
menjelaskan, “Yang Myung Iel mungkin masuk istana karena mencemaskan Raja.”
Ibu Suri menyinggung tentang orang-orang yang berkumpul
disekitar Yang Myung Iel. Yang Myung Iel berkata mereka tidak ada hubungan
dengannya.
“Tidak ada asap tanpa api, lalat tidak akan berkumpul
jika tidak ada bau busuk. Tapi kau harus ingat, selama aku hidup, kau tidak
akan pernah jadi Raja. Mengerti? Kau mengerti?”
Ibu Suri mengajak Ratu Han pergi. Yang Myung Iel memanggilnya, “Ibu Suri anda tidak bisa
menikmati hidup dengan sepenuhnya. Saya rasa itu menyedihkan.”
Ibu Suri terkejut, “apa katamu?”
“ Lalat tidak berkumpul di kediaman saya karena bau busuk
tapi justru karena Raja belum bisa memiliki keturunan.” Ibu Suri terkejut sekali.
Yang Myung Iel-gun dengan santai berkata jika Ibu Suri ingin Raja aman, maka
Ibu Suri harus hidup lama sekali, lebih dari 100th.
Yang Myung-gun berkata, “Ini mengkhawatirkan. Karena
sepertinya saya akan hidup lebih lama dari anda. Selama anda hidup, anda pasti
akan penuh dengan kekhawatiran. Saya harap anda sehat dan panjang umur. Saya
akan sering berkunjung untuk menghibur anda. Jadi..mohon tetaplah sehat.”
Yang Myung Iel-gun tersenyum, lalu membungkuk. Ia
berbalik dan senyuman-nya hilang.
Ibu Suri dan Ratu Han mengunjungi Raja. Mereka
mencemaskan kesehatan Raja, tapi Raja berkata ia baik-baik saja. Ibu Suri
mendesak Raja segera mendapatkan keturunan, agar tidak ada lagi orang yang
mengikuti Yang Myung Iel-gun. Ratu Han berkata kalau orang-orang itu datang
atas kehendak mereka sendiri. Bukan atas panggilan Yang Myung Iel.
Tapi Ibu Suri tidak percaya, ia benci sekali pada Yang
Myung Iel. Keberadaan-nya saja sudah merupakan sebuah ancaman. Ibu Suri juga
minta Raja jaga jarak pada Yang Myung Iel-gun. “Hanya dengan cara itu, anda
bisa bertahan di takhta Raja. Apa anda mengerti?”
***
Yang Myung Iel pergi ke kuil
menemui ibunya. Wajahnya saat memanggil ibunya terlihat polos dan seperti anak
kecil. Yang Myung Iel ingin tahu apa yang didoakan ibunya. Selir Park berkata
ia selalu berdoa untuk kesehatan Raja dan agar Yang Myung Iel mendapatkan istri
yang cantik. “Lalu kenapa kau datang menemuiku?”
Yang Myung Iel memandang
rambut ibunya, “bahkan tanpa hiasan rambutpun, rambut ibu tetap terlihat
cantik.”
Selir Park sedikit malu, ia mengaku masih belum sanggup
mencukur rambutnya, “meskipun sudah tinggal di biara dan mempelajari Budha. Sampai
saat ini aku masih belum siap mencukur rambut dan menjadi biarawati.”
Yang Myung Iel minta ibunya mempertahankan rambutnya.
Tidak ada yang bisa memprediksi masa depan. “Jika Raja tidak beruntung, mungkin
Ibu akan jadi Ibu suri.”
Selir Park terkejut, “Yang Myung Iel-gun! Bagaimana kau
bisa mengatakan hal berbahaya seperti itu? Apa kau tidak tahu, kalau
keselamatan Raja adalah keselamatanmu?”
Yang Myung Iel tahu, ia sudah mendengar itu sejak kecil. Selir Park menasihati, “Pohon ingin tetap berdiri kokoh, tapi angin tidak pernah berhenti bertiup. Akhirnya, angin akan membungkukkan pohon dan mematahkannya. Kumohon, apapun yang terjadi, jangan tergoncang oleh badai. Kau tidak boleh goyah. Hanya dengan cara ini, Raja bisa tenang berada di takhta dan Yang Myung Iel juga akan selamat.” Yang Myung Iel tanya apa ibunya percaya reinkarnasi. “Hatiku kosong.”
Yang Myung Iel tahu, ia sudah mendengar itu sejak kecil. Selir Park menasihati, “Pohon ingin tetap berdiri kokoh, tapi angin tidak pernah berhenti bertiup. Akhirnya, angin akan membungkukkan pohon dan mematahkannya. Kumohon, apapun yang terjadi, jangan tergoncang oleh badai. Kau tidak boleh goyah. Hanya dengan cara ini, Raja bisa tenang berada di takhta dan Yang Myung Iel juga akan selamat.” Yang Myung Iel tanya apa ibunya percaya reinkarnasi. “Hatiku kosong.”
Yang Myung Iel tidak menginginkan kekuasaan, kekayaan dan
kehormatan. Ia sudah tidak menginginkan semua itu lagi, “tapi hanya satu
orang..jika ada kehidupan lain, dan ada orang itu, aku ingin bertemu dengannya
lagi.”
“Tapi aku takut kali ini juga, ia tetap tidak akan
memilihku, tapi memilih orang lain. Aku takut meskipun aku sudah bertemu
dengannya lagi, aku mungkin akan kehilangan dirinya lagi. Hanya itulah
satu-satunya kecemasanku.” Yang Myung Iel-gun meninggalkan kuil, ia berpikir, kemana aku harus mencarimu?
***
Raja duduk bersama Alvin ia ingin
tahu apa hyungnim-nya benar-benar sanggup melakukan hal yang dikatakan Ibu
Suri. “Kau yang paling mengerti kakakku, katakan.”
“Apa Yang Mulia mencurigai Yang
Myung Iel-gun?”
“Bagaimana aku bisa mencurigai
kakakku sendiri? Karena orang-orang disekitarnya yang terus menggoncangkannya.
Aku takut kalau sebelum ia goyah, ia akan patah. (Yang Myung Iel-gun akan jadi
korban mungkin maksud Raja) Ini lucu sekali kan? Takhta ini, bahkan kakakku
sendiri harus kulihat sebagai lawan politik. Hari ini, kurasa posisi ini (Raja)
sangat melelahkan.”
Raja ingat kata-kata Alyssa yang hanya ingin membuatnya
tenang, agar bisa tidur. Raja minta Alvin memeriksa catatan Seongsucheong, dan
disaat bersamaan, periksa juga pergerakan Menteri Yoon. Alvin berkata, “Yang
Mulia ingin saya memeriksa apa gadis itu mata-mata Menteri Yoon atau ini karena
anda ingin memastikan kalau dia bukan mata-mata?”
***
Ny. Heo mimpi Yeon Ify, ia
terbangun dan melihat Yeon Ify disampingnya.
Ny. Heo senang, “kau disini Yeon Ify..kau hidup.” Ny. Heo
memeluk putrinya dan mencemaskan Yeon Ify, “kenapa hanya mengenakan baju tipis.
Diluar dingin sekali, katakan sesuatu Yeon Ify.”
Yeon Ify kecil menangis dan menyentuh wajah ibunya, “ibu
harus menjaga diri.”
Di saat bersamaan, Alyssa juga
mimpi buruk dan menangis, ia memanggil ibunya. Nok Young berpikir keras,
bagaimana menyelesaikan semuanya ini.
Seol Zahra tanya apa Nok Young
tidak mencemaskan Nona? “Bukankah kau seorang peramal? Mereka akan mengecap
wajah Agassi.”
Seol Zahra ingin mendobrak penjara. Nok Young minta Seol
Zahra diam. Nok young sedang berpikir. Seol Zahra kesal, “apa akan menyelesaikan sesuatu
dengan berpikir saja. Nona kami, karena kau dia jadi tidak bisa bernafas dengan
baik di ruangan sempit, gelap dan tertutup rapat.”
Seol Zahra ingin menghadap Raja dan mengatakan
sebenarnya.
“Katakan pada Yang Mulia kalau peramal Alyssa yang baru
saja ia hukum...sebenarnya adalah Heo Yeon Ify. “ ujar Seol.
Nok Young membentaknya, “tutup mulutmu itu! Jika kau
berani lagi ngoceh sembarangan, aku akan menyobek mulutmu itu. Aku sedang
memikirkan solusi, jangan mengganggu konsentrasiku! Cepat keluar!”
***
Yeom Cakka masih memikirkan Yeon Ify, ia pergi
ke kediaman lama mereka. Yeom Cakka mendengar tangisan. Ternyata Ny. Heo juga
pergi ke rumah lama. Yeom Cakka minta ibunya tidak seperti ini lagi. Ny. Heo
menangis dan berkata kalau Yeon Ify datang menemuinya. “Sepertinya ada yang
ingin ia katakan padaku. Anak itu..ia tidak mengatakannya karena takut kalau
itu akan melukai hatiku.”
Min Agni sibuk menyulam, tiba-tiba jarinya tertusuk jarum
dan berdarah. Darahnya kena ke sulaman. Min Agni merasa tidak enak, karena
sulaman ini untuk suaminya. Min Sanggung minta Putri tidur saja. Tapi Min Agni ingin
keluar mencari ibu mertuanya. Dayang Min mencegahnya, tapi Min Agni tetap
keluar. Dayang Min melihat Yeom Cakka pulang bersama Ny. Heo.
Min Agni terkejut, “suamiku! ibu!”
Yeom Cakka minta Min Agni menjaga ibunya, “aku baru saja
membawa ibu kembali dari rumah lama kami.”
Min Agni terkejut, “kenapa tiba-tiba ibu pergi kesana
lagi?
Yeom kembali ke rumah lama untuk menguncinya, agar ibunya
tidak masuk lagi kesitu.
***
Ratu Yoon juga mimpi buruk. Ia
mimpi memberi hormat pada Yeon Ify saat Yeon Ify diangkat jadi Putri Mahkota.
Ratu Yoon terbangun dengan berkeringat dingin, “kenapa anak itu muncul lagi
dalam mimpiku? Dia sudah mati tapi kenapa ia ada dalam mimpiku?”
***
Raja terbangun, ia teringat Alyssa
yang ingin mengurangi sakit dalam hatinya. Semua sepertinya kompak tidak bisa
tidur malam ini.
Paginya, Raja jalan menuju ruang
sidang. Ia bertemu dayang dari Suragan. Raja berhenti dan jalan ke arah mereka.
“Apa kalian dayang dapur istana?”
Mereka membenarkan dan mengira akan dipuji lagi. Raja
dengan dingin tanya apa mereka memberikan sup yang sama lagi untuk sarapan.
Mereka mengiyakan.
“Jadi, apa kalian ingin aku makan itu sepanjang waktu dan
mati? Jika kau menyajikan sup itu lagi, aku tidak akan melepaskan kalian. Ingat
itu.” Ucap Raja jalan dengan kesal.
Para dayang bingung, “kenapa Yang Mulia seperti ini lagi?”
Dayang-dayang itu merindukan Raja yang tersenyum manis seperti kemarin.
***
Ratu Yoon mendengarnya. Para
dayang ketakutan dan Jo Sanggung minta ketiganya dihukum. Tapi Ratu minta Jo
sanggung tidak menghukum mereka, “Yang Mulia mengalami kemajuan, tidak ada yang
lebih baik daripada ini. Aku tidak akan marah, kalian tidak perlu cemas.”
Ratu Yoon menghadap ibu mertuanya dan mengeluh, ia dengar
gosip, semua menuduhnya membuat Raja sakit dan kalau Raja menyembunyikan
seorang wanita diam-diam. Ratu Han tidak suka pikiran itu, “kenapa Yang Mulia
menyembunyikan seorang wanita?”
“Ratu, kau seharusnya tahu kalau Yang Mulia bukan orang
seperti itu.” Ratu Yoon cemas kalau gosip ini beredar sampai luar istana, “apa
yang akan dipikirkan rakyat tentang Raja?”
Ratu ingin diijinkan pergi menemui Raja kapanpun ia
ingin. Ibu mertuanya melarang, menurut Menteri Feng Shui dan Seongsucheong akan
lebih baik jika kalian tidak bertemu sampai malam pertama. Ratu Yoon Bo Kyung
Shilla menangis, “sebagai istri sahnya, apa saya harus terus dipermalukan
seperti ini?” Ratu Han minta Ratu Yoon mengerti, “tunggu sebentar lagi, Jung
Jeong. Setelah kalian menjalani malam pertama, maka gosip itu akan menghilang.”
Ratu Yoon cemas kalau Raja akan menunda waktu lagi. Tapi
Ratu Han berkata kalau Ibu Suri sudah menempatkan peramal sebagai jimat yang
akan melawan energi jahat. Ratu Yoon terkejut, “jimat untuk menangkal roh
jahat?”
Ratu Han membenarkan, “bahkan kesehatan Yang Mulia
membaik dan itu berkat peramal wanita itu.”
***
Raja menghadiri sidang dan
menyinggung rakyat bagian Utara yang membeku kedinginan. Ia juga berkata kalau
ia percaya Pi Han Do sudah pulang dengan selamat. Raja minta Menteri mengirim
bantuan ke bagian Utara untuk meredakan penderitaan di musim dingin ini.
“Aku lupa satu hal. Pi..” Semua menteri mengira Raja akan
mengatakan Pi Han Do lagi, tapi Raja mengatakan hal lain, dan minta mereka
menyelidiki bencana alam. “Juga kasus suap yang kusebut waktu itu yang
melibatkan Pejabat Personel, kudengar kau sudah bertindak untuk menyelesaikan
penyuapan itu.”
Menteri Yoon berkata kalau jumlahnya tidak banyak jadi
tidak perlu mencemaskannya. Raja berkata kalau semua suap itu diambil paksa
dari rakyat. “Apa pendapatmu, Menteri Yoon?”
Menteri Yoon masih berkeras kalau jumlahnya tidak besar.
Raja berkata kalau ini semua diperas dari darah dan keringat rakyat. Raja ingin
semua dikembalikan utuh. Kembalikan semua suap yang ia dapatkan dari rakyat.
Pertemuan selesai. “Belum selesai,” Raja tanya Menteri Keuangan, “apa
pembangunan kediaman Boyeong berjalan lancar?”
Yoon kesal dan minta Raja mengunjunginya sendiri. Raja
merasa itu ide bagus. “tapi kukira sekarang mungkin sudah terlambat.”
***
Yoon berkumpul dengan para
sekutunya. Menteri-menteri itu kesal, “Pi, Pi, Pi, dengan mengubah
perkataan-nya, ia jelas ingin mempermainkan kita.” (Raja mengatakan sesuatu
dengan awalan kata yang sama dengan nama Pi Han Do, ini meresahkan mereka.)
Yoon merasa Raja menunggu kesempatan. Rekannya kesal, “cepat katakan,
kesempatan apa?”
“Dia menunggu untuk menangkap semuanya dalam satu kali
sapuan.”
Ratu memanggil ayahnya dan minta
Menteri Yoon menghadap Ibu Suri untuk tidak membiarkan anak angkat Jang Nok
Young menjadi jimat untuk Raja. Ratu berujar, “Meskipun ia hanya peramal
rendahan, tapi ia tetap seorang wanita. Aku tidak bisa membiarkannya ada di
sisi Raja.”
Menteri Yoon merasa Ratu berlebihan. Ratu mendapat mimpi
buruk akhir-akhir ini dan kesehatan Raja juga semakin membaik. Tapi ini
membuatnya merasa resah.
“Yang Mulia, apa anda cemburu pada peramal
rendahan? Meskipun Yang Mulia dingin kepada anda, Yang Mulia tidak akan
memiliki perasaan pada peramal rendahan.”
Menteri Yoon keluar dari kediaman Ratu, ia heran kenapa
tiba-tiba Jang Nok Young kembali.
Yoon menghadap Ibu Suri. Ibu Suri menyindirnya, “sepertinya
semakin sulit menemuimu akhir-akhir ini.” Yoon minta maaf dan Ibu Suri berkata
dalam hati, “siapa yang membuatmu sampai
ke posisi ini?”
Yoon juga berpikir, nenek tua ini masih mengira dia
memegang kekuasaan di tangannya. Ibu Suri tanya ada masalah apa. Yoon
mencemaskan Nok Young, ia tahu kejadian 8 th lalu, bagaimana kalau Nok Young
buka mulut. Ibu Suri berkata kalau Gwon juga tahu masalah P. Uiseong. Keduanya
sama-sama berbahaya. Dan menurutnya, di Joseon tidak ada peramal sekuat Nok
Young. Ibu Suri ingin mempertahankan Nok Young.
Tapi ambisi Gukmu-Gwon untuk mendapatkan kekuasaan sangat
besar, “dia mudah kita kendalikan. Tapi kita tidak tahu apapun tentang Gukmu
Jang. Mereka yang tidak bisa dikendalikan sangat berbahaya.” Ibu Suri merasa
semakin bahaya, semakin ia harus menariknya ke sisinya. Bagi Ibu Suri yang
penting, orang yang sudah mati tidak bisa bicara.
***
Alyssa dikeluarkan dari sel dan
Menteri Na mengatakan semua kesalahan Alyssa. Dia diperintah melakukan tugas
sebagai jimat saat memasuki kamar Raja, tapi ia tidak menjalankan tugasnya dan
melakukan kejahatan. Hukum dia sesuai peraturan. Petugas siap menempelkan plat
besi membara ke wajah Alyssa. Seol Zahra dan Jansil Via syok. Seol Zahra menjerit.
***
Raja latihan memanah. Alvin
lapor kalau Alyssa tidak terdaftar dalam Seongsucheong. Namanya juga tidak ada
di tempat lain. Orang-orang tidak tahu keberadaan Alyssa. Alvin mohon agar Raja
menarik perintahnya, wanita itu bukan mata-mata. Alvin berkata jika Raja ingin
menghukum Alyssa, Alvin juga minta dihukum karena memihak Alyssa.
“Itu bukan seperti kau, Alvin. Aku tahu, yang berbahaya
bukanlah gadis itu, tapi...aku.”
***
Nok Young panik, ia bicara
sendiri dan tanya pada A ri, “apa yang harus kulakukan A ri? Jika aku
mengatakan yang sebenarnya, ia akan hidup tapi ia juga akan segera mati. Jika
aku membiarkannya, meskipun ia hidup, itu bukan hidup yang pantas untuknya.”
Nok Young bingung, “apa yang harus kulakukan? Jawab aku A
Ri!”
***
Tiba-tiba utusan Raja paling
mutakhir, Kasim Hyung Sun tiba! “Hentikan! Hentikan! Ini perintah Raja! Mulai
sekarang, Peramal Alyssa diampuni dan dikembalikan untuk merawat kesehatan Yang
Mulia di istana. Ini perintah Raja!” Jansil Via dan Seol Zahra lega sekali.
Keduanya langsung lari mendekati Alyssa, “Onnie..Nona,
kau tidak apa-apa?”
***
Kembali ke lapangan memanah.
Raja berkata ia pasti sudah tersihir. Raja tahu seharusnya mengusir Alyssa tapi
ia tidak bisa mengusirnya pergi. Raja tidak bisa konsentrasi, semua panahnya
meleset.
***
Alyssa duduk diam di kamarnya,
ia tidak makan dan juga tidak minum obat. Nok Young mendekati Alyssa. Alyssa
minta ijin keluar sebentar. Nok Young tidak setuju, “kau mau kemana saat
kondisimu tidak sehat?”
“Sebentar saja, ada yang harus kulakukan.”
Nok Young tidak percaya, “setelah melalui semua ini, kau
masih saja..”
Alyssa menangis, “ibu angkat..Aku tahu. Aku mengerti
kalau seorang peramal yang menjaga Raja tidak bisa pergi dan menunjukkan wajah
di muka umum. Aku mengerti kalau aku hanya peramal wanita rendahan. Aku juga
mengerti kalau peramal rendahan tidak bisa melanggar aturan. Aku tahu itu,
meskipun tidak ada yang bisa kulakukan karena ini dan mendapat masalah. Tapi
aku ingin menjelaskan semua kesalahpahaman yang terjadi. Tolong ijinkan itu,
ini adalah permintaan pertama dan terakhirku.” Nok Young menahan tangisnya.
***
Ny. Heo jalan-jalan di pasar
bersama Min Agni dan pelayan mereka. Putri Min Agni mengeluh karena ibu
mertuanya tidak menginginkan perhiasan ataupun bahan pakaian.
“Ya, aku tidak membutuhkan apapun. Tapi jika Putri butuh
sesuatu katakan padaku.” Putri Min Agni cemberut, “kalau ibu tidak butuh
apapun, saya juga tidak.”
Tapi ia ingat kalau persediaan kertas Yeom Cakka habis,
Min Agni ingin membeli kertas terbaik untuk suaminya. Ny. Heo tampak senang, “Putri
sangat memikirkan suaminya, sebagai ibunya, saya sangat berterima kasih.”
Tapi Min Agni lebih gembira karena Ny. Heo tersenyum. “Ibu
tidak akan sedih lagi?” Ny. Heo akhirnya bersedia mencoba tidak sedih lagi demi
P. Min Agni yang sudah berusaha keras membuatnya gembira. Min Agni senang dan
mengajak ibu mertuanya ke toko kertas.
Alyssa juga pergi ke toko kertas, ia serius memilih warna
kertas. Pemilik toko geli dan berkata Alyssa pasti mencari kertas untuk surat
cinta, karena serius sekali.
“Bukan surat cinta, tapi saya akan menulis surat
permintaan maaf.”
“Oh.. “ Tiba-tiba Alyssa mendengar suara Yeon Ify kecil, bukan surat. Tapi saya akan menulis surat
permintaan maaf.
Alyssa bingung, ia melihat kanan-kiri, “suara siapa itu?”
Alyssa teringat janjinya pada Yang Myung Iel-gun. Alyssa jalan
keluar dan berkata akan kembali lagi. Alyssa jalan ke arah penjual hanbok,
dimana kain hanbok aneka warna dijemur. Alyssa mencari Yang Myung Iel. Alyssa
merasa sudah lewat beberapa hari sejak ia diselamatkan, dia tidak mungkin masih
disini. Alyssa menyesal karena belum sempat berterima kasih pada Yang Myung Iel.
Alyssa berbalik dan Yang Myung Iel-gun muncul.
Ia tertegun melihat Alyssa, lalu tersenyum padanya. Alyssa
dan Yang Myung Iel-gun kembali ke toko
kertas. Alyssa membayar kertas pilihannya, sementara Yang Myung Iel mengamati
Wol dari balik rak. Ini seperti de javu bagi Yang Myung Iel. Alyssa minta maaf
karena sudah membuat Yang Myung Iel menunggu lama. Alyssa keluar untuk satu
urusan dan ia pergi ke tempat penjual kain, siapa tahu Yang Myung Iel disana. Alyssa
tidak menyangka kalau Yang Myung Iel benar-benar disana.
Alyssa senang karena masih ada waktu mengatakan terima
kasih. “Aku minta maaf karena tidak bisa menepati janjiku.”
“Tidak perlu minta maaf, aku
tidak berhasil menyelamatkanmu.”
Yang Myung Iel meraba luka di kepalanya. Alyssa
tampak cemas, “apa kau terluka parah?”
Yang Myung Iel berkata ia bisa menahan rasa sakit dan
luka kecil ini bukan apa-apa. Alyssa heran kenapa sekarang Yang Myung Iel tidak
pakai baju pendeta? Yang Myung menjelaskan kalau dulu itu ia terpaksa menyamar
jadi pendeta dan ia promosi kalau ia juga masih bujangan. Yang Myung Iel
melihat wajah Alyssa terluka, ia ingin tahu apa yang terjadi.
“Kau pasti sudah banyak menderita. Jika kau ingin
melarikan diri, katakan saja padaku. Aku akan membantumu.”
Alyssa tersenyum dan berterima kasih, tapi ia ada di tempat
yang aman sekarang. Tiba-tiba Alyssa teringat kata-kata Yang Myung Iel remaja
kepadanya. Alyssa terkejut, ia tanya apa Yang Myung Iel adalah kakak Raja.
Yang Myung Iel terbelalak, “bagaimana kau tahu tentang
itu?” Alyssa berkata ia punya kemampuan supranatural.
Yang Myung Iel tampak kecewa, “ah hanya kemampuan
supranatural ternyata.”
Alyssa minta ijin menasihati Yang Myung Iel, “lepaskan
orang yang saat ini anda kubur di dalam hati. Kosongkan tempat di hati anda
untuk orang yang baru. Jangan mencoba terlalu keras untuk menyembunyikan
perasaanmu sesungguhnya dengan senyuman. Menipu hati sendiri dan hidup
berpura-pura, bukankah itu sesuatu yang menyiksa?”
Yang Myung Iel tertegun, ia menahan air matanya. Lalu
tanya siapa nama Alyssa. Alyssa awalnya berkata tidak punya nama, tapi ia ingat
Raja telah memberinya nama. “Alyssa. Nama saya Alyssa..”
Alyssa harus pergi dan janji akan berdoa untuk Yang Myung
Iel agar mendapat jodoh yang baik. Alyssa keluar dari toko. Yang Myung Iel
bergegas mengejarnya. Di pintu keluar, Alyssa bertabrakan dengan P. Min Agni
dan Ny. Heo!
Tapi Alyssa sama sekali tidak ingat dengan ibunya. Alyssa
membungkuk dan minta maaf, “saya tidak hati-hati karena terburu-buru.”
Ny. Heo tidak marah, ia hanya
berkata tidak ingin menghalangi urusan Alyssa, “kau boleh pergi.”
Alyssa membungkuk dan pergi. Selama itu, Alyssa tidak
menunjukkan wajahnya pada Ny. Heo. Putri Min Agni heran melihat penampilan Alyssa.
Tiba-tiba Yang Myung Iel lari keluar dari toko. P. Min Agni langsung teriak
memanggil kakaknya. Yang Myung Iel menoleh, ia heran melihat keduanya. Ny. Heo
mencemaskan Yang Myung Iel yang pergi begitu saja. Yang Myung Iel berkata ia
sekarang terburu-buru dan akan berkunjung lagi nanti. Tapi Min Agni menahan
lengan kakaknya. Yang Myung Iel mendelik, dan Min Agni menggodanya, “Orabeoni..jangan
bilang kalau dia adalah kekasihmu?”
Yang Myung Iel kesal sekali, “Ya, apa kau puas?”
Min Agni geli, “sepertinya dia pergi kesana, cepat kejar.”
Yang Myung Iel segera lari mengejar Alyssa. Min Agni senang sekali, “ini
sepertinya sungguhan Ibu.”
Ny. Heo merasa mengenal gadis itu, “aku pasti pernah
melihatnya di satu tempat. Mungkin ia seusia dengan Yeon Ify kami.” Min Agni
tertegun, ia tampak bersalah.
Yang Myung Iel tidak bisa menemukan Alyssa.
***
Alyssa menyiapkan tinta dan
kertas. Ia mulai menulis surat permintaan maaf untuk Raja. Malamnya, Alyssa
dibawa lagi menuju kamar Raja. Alyssa masuk ke dalam kamar, ia membuka
jangotnya dan terkejut karena Raja tidak tidur. Raja justru berdiri
menunggunya.
***
Ratu duduk gelisah, ia ingat
kata-kata Ratu Han kalau Ratu tidak perlu mengacuhkan peramal itu. Dia adalah
anak spiritual Peramal ibu Suri, dia dibawa sebagai jimat. Ratu tidak tahan
lagi dan ingin pergi ke kamar Raja. Jo Sanggung menghalanginya, “Yang Mulia,
kenapa anda seperti ini lagi?”
“Minggir! Jika kau berani menghentikanku lagi, aku akan
bunuh diri dengan menggigit lidahku.”
Jo Sanggung terpaksa mundur.
***
Raja memandang Alyssa, “Kau
sudah datang. Apa kau terkejut? Aku tidak minum tehku dan mulai sekarang aku
tidak akan meminumnya lagi. Kau harus bertanggung jawab dengan perkataanmu.
Bukankah kau memintaku tidur untuk melupakan semua masalah pemerintahan?”
“Ya.”
“Bukankah kau mengatakan padaku untuk menghilangkan
kegelisahan dalam hatiku?”
Alyssa membenarkan.
“Aku ada dalam penderitaan besar. Aku tidak menginginkan
rasa sakit ini dalam hatiku. Aku ingin menyingkirkannya. Jadi, aku membutuhkan
kau untuk membantuku melenyapkannya. Rasa sakit di hatiku, kau harus membuatnya
menghilang. Apa kau bisa melakukannya? Jawab aku.”
“Yang Mulia, tolong beri saya kesempatan. Jika Yang Mulia
mengijinkan, saya bersedia melindungi Yang Mulia dari kesialan dan kematian.
Saya juga bersedia membantu Yang Mulia untuk menyelesaikan masalah dan
kecemasan. Meskipun saya memiliki banyak kekurangan, tapi saya mempunyai tugas
sebagai peramal untuk melindungi Yang Mulia. Waktu itu, ada perjanjian yang
dibuat dalam satu bulan. Dalam satu bulan ini, saya akan melakukan yang terbaik
untuk menyelesaikan tugas ini.”
Hyung Sun gelisah di luar kamar Raja. Tiba-tiba Ratu
datang. Semua kaget. Hyung Sun berdiri di depan pintu kamar Raja, ia mencegah
Ratu masuk. “Tidak mungkin, Yang Mulia.”
Ratu berkeras dan ia membuka pintu. Ratu tertegun karena
mendengar suara Raja, “angkat wajahmu!” Ratu memberanikan diri membuka pintu
terakhir dengan perlahan, ia mengintip dan terkejut melihat Raja bersama
seorang wanita. Yang semakin membuat Ratu cemburu adalah sorot mata Raja saat
memandang peramal wanita itu.
“Angkat wajahmu, ini perintah!” ucap Raja.
“Angkat wajahmu, ini perintah!” ucap Raja.
****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted
: June 23, 2012
Edited
: August 11, 2012
No comments:
Post a Comment