Saturday, 23 June 2012

The Moon That Embraces The Sun 9 [IC Version]

The Moon That Embraces the Sun 9
Raja terbangun dan membalikkan Alyssa, “siapa kau? Cepat katakan padaku! Siapa kau sebenarnya?”
Alyssa tampak ketakutan. Tapi Alvin diam saja, ia hanya menunggu perintah Raja.
Raja teriak, “Bawakan lilin-lilin!” Kasim dan para dayang segera meletakkan banyak lilin di dekat Raja, posisi Raja ehm..tidak berubah. Masih menekan Alyssa di tempat tidur. Kamar jadi terang benderang dan Raja menatap Alyssa dengan tajam, ia terkejut setelah mengenali Alyssa, “kenapa kau ada disini?”

***
Seol Zahra gelisah dan tidak bisa tidur. Sementara Jansil Via menjahit dengan serius. Seol Zahra tanya apa Jansil Via merasakan sesuatu.
“Kegelapan sedang mendekat.” Jawab Jansil Via.
Seol bingung, “apa maksudmu?”
Jansil  Via menyingkirkan Seol Zahra, “ah maksudnya Onnie menghalangi pelitaku.”
Seol Zahra  kesal sekali.

***
Raja terus memegang tangan Alyssa dan mencurigainya. Apa Alyssa disuruh seseorang untuk sengaja mendekati Raja? Apa pertemuan di Onyang malam itu juga direncanakan? “Kau disuruh apa? Merayuku? Atau mencekik leherku dengan tanganmu ini? Atau kau ingin mengambil kesempatan saat aku tidur untuk membunuhku diam-diam? Jawab aku! siapa yang menyuruhmu mematai-mataiku?” Alyssa berkata ia bukan mata-mata. Ia adalah Jimat hidup. Petugas Na dari kantor Fengshui datang dan berkata kalau Alyssa adalah jimat hidup dari Seongsucheong. Dan untuk melindungi kesehatan Raja, ia bukan mata-mata.
Alyssa hanya jimat dan bahkan bukan manusia. Raja marah, “kalau kau bukan manusia beraninya kau menyentuh tubuhku?! Jawab! Siapa yang bisa menjamin kalau tangan ini tidak akan mencekik leherku?”
Petugas Na ketakutan, “Yang..Yang Mulia!”
“Yang Mulia, saya pantas mati ribuan kali karena berani menyentuh tubuh anda (itulah mengapa Alvin siap menghunus pedang saat Alyssa menyentuh dahi Raja, tapi saat melihat Raja tersenyum dalam tidur, Alvin memutuskan untuk membiarkan Alyssa). Tapi saya mohon, berikan saya kesempatan untuk menjelaskan.” Ucap Alyssa. Raja setuju.
Alyssa menjelaskan, “meskipun musim berubah tapi tanah harus diistirahatkan untuk sementara agar tanah bisa tetap menumbuhkan bunga. Sama dengan Raja, yang memikul tanggung jawab negara di pundaknya, ia membutuhkan istirahat yang lebih lagi.”
“Kau sudah belajar buku-buku Kong Hu Chu, kau jelas punya banyak alasan.” Potong Raja. Alyssa tetap bicara, “tubuh Yang Mulia adalah fondasi kedamaian dan kemakmuran negeri ini, jika tubuh anda lemah bagaimana anda akan mengurus masalah rakyat kecil?” Alyssa hanya ingin membantu menyingkirkan keresahan Raja saat Raja tidur. Agar Raja bisa beristirahat dengan tenang.
“Sakit dalam hatiku? Karena kau peramal, makanya kau bisa membaca pikiran orang, apa itu alasan mengapa kau menyentuh tubuhku? Untuk membaca hatiku?” Alyssa berkata ia mendengar Raja memanggil nama seorang gadis dalam mimpi, “dan gadis itu adalah penyebab rasa sakit dalam hati Raja. Itulah mengapa saya ingin menenangkan anda, Yang Mulia dan melanggar hukum untuk tidak menyentuh tubuh Raja.”
Raja berkata dalam hati, kalau Alyssa bukan Yeon Ify. Kalau dia Yeon Ify...mana mungkin ia mendengar namanya sendiri dan tetap tidak tergerak? Ini salah paham..ini ilusi. Aku harus bisa terbebas.
Raja berdiri, “usir gadis ini..keluar dari istana.”
Semua terkejut. Alyssa masih berusaha memohon. Raja teriak, “kenapa kalian masih berdiri saja? Apa kalian tidak mendengar perintah kerajaan?”
Pengawal segera menarik Alyssa keluar. Hyung Sun tampak prihatin dan Petugas Na membungkuk dan jalan keluar. Menteri Na murka, “beraninya Alyssa menyentuh Raja!”

Jang Nok Young dan anak-anak angkatnya datang, ia terkejut. Menteri Na ingin menghukum Alyssa karena Alyssa ketahuan Raja. Bahkan berani bicara menjawab Raja.
“Kurung dia di sel segera!” Nok Young maju dan minta ampun atas nama Alyssa, ia ingin menghukum Alyssa dengan hukuman ala Seongsucheong.
Tapi Na tidak setuju, “dia melakukan kejahatan dengan menyentuh tubuh Raja! Dan kau masih ingin menggunakan aturan Seongsucheong untuk menghukumnya?” Alyssa segera dibawa pergi. Na bahkan ingin mengecap dahi Alyssa dengan kata-kata ‘penjahat’ lalu membuangnya. Alyssa dijebloskan ke dalam sel kecil tanpa air.
Alyssa tampak ketakutan dan panik. Ia kena serangan klaustrophobia. Alyssa jadi takut ruang sempit setelah trauma masa kecilnya. Alyssa menggedor pintu dan minta dibukakan, ia memanggil Nok Young. “Ibu angkat..Ibu angkat..kumohon buka pintunya.”

***
Raja sendirian di kamarnya. Ia ingat saat Alyssa menyentuh dahinya dan pandangan Alyssa yang memohon saat diseret keluar dari kamarnya. Raja pusing. Alyssa mengingat kata-kata Menteri Na, “ia bukan orang melainkan jimat.”
Dan Raja yang murka karena Alyssa berani menyentuhnya.  Alyssa menangis.

***
Paginya, Yang Myung Iel-gun jalan dan mengingat waktu ia dikeroyok orang saat menyelamatkan Alyssa. Yang Myung Iel-gun ingat kalau salah seorang preman menyebut panggilan Menteri Na. Profesor di kantor Feng Shui. Menteri Na minta para pengawal untuk merahasiakan masalah semalam. Lalu ia terkejut saat melihat Yang Myung Iel-gun berdiri di depannya. Yang Myung Iel-gun duduk di meja kantor Menteri Na sambil melempar-lempar apel. “Jangan terlalu gugup, aku tidak akan memakanmu.”
Menteri Na memperingatkan Yang Myung Iel-gun kalau bahaya jika keluarga Raja menghakimi pejabat negara. Yang Myung Iel tahu itu, tidak ada konspirasi yang tidak melibatkan peramal dari Seongsucheong dan Feng Shui. Menteri Na gugup sekali. Lalu memberanikan diri tanya kenapa Yang Myung Iel-gun kesini. Yang Myung Iel-gun menggigit apel dan pura-pura kesakitan, meletakkan apel dengan bekas giginya itu dimeja . Ia menunjukkan lukanya, “lihat ini, kelihatan sangat sakit kan? Kau tidak mau tanya kenapa bisa seperti ini?”
Menteri Na tanya apa penyebabnya dan Yang Myung Iel-gun cerita kalau beberapa waktu lalu, ia terluka karena membantu seorang peramal wanita. “Di depannya, aku pura-pura jadi pria hebat. Tapi beberapa orang aneh datang dan membuatku seperti ini. Orang-orang aneh itu berkata 'profesor...'”
Yang Myung Iel berujar,“Profesor yang membawa peramal pergi, tidak mungkin dari kantor Aritmatika kan? lalu..apa mungkin profesor sejarah? ah jelas tidak. Profesor Hukum juga tidak akan keluar dan melakukan itu sendiri. Jadi tinggal..Profesor kantor Feng shui.”
Yang Myung menggebrak meja, “dimana peramal wanita itu sekarang?” Menteri Na gemetaran, ia menyangkal kalau tahu sesuatu. Yang Myung Iel-gun berkata saat itu ia menyamar jadi pendeta, tapi kenapa Na tidak menangkapnya saat itu.
“Itu karena ..gadis itu terlibat kejahatan. Jadi kami segera menangkapnya.” Yang Myung Iel tanya dimana gadis itu dipenjara, “apa ke Yonsankang?” (Yonsankang, tempat pembuangan khusus peramal.) Na berkata tidak, gadis itu penuh energi jahat, jadi ia dikirim ke tempat jauh. Bahkan namanya tidak tercatat dalam daftar. Yang Myung Iel-gun meninggalkan kantor Menteri Na dengan lesu.
Ia bertemu Ibu Suri dan Ratu Han. Ratu Han menyapa Yang Myung Iel duluan. Yang Myung Iel memberi hormat pada keduanya, ia tanya kenapa mereka jalan bersama, apa terjadi sesuatu pada Raja.
Ibu Suri dengan tajam menjawab, “apa Yang Myung Iel berharap sesuatu terjadi pada Raja?”
Ratu Han terkejut dengan tanggapan Ibu Suri. Tapi Ibu Suri terus saja bicara, “Selir Huibin sudah tidak lagi di istana, apa alasanmu terus datang dan pergi ke istana?” Ibu Suri minta Yang Myung Iel berhati-hati dan ingat pesan mendiang Raja.
“Jangan bilang kau sudah lupa itu.” Ratu Han mencoba menjelaskan, “Yang Myung Iel mungkin masuk istana karena mencemaskan Raja.”
Ibu Suri menyinggung tentang orang-orang yang berkumpul disekitar Yang Myung Iel. Yang Myung Iel berkata mereka tidak ada hubungan dengannya.
“Tidak ada asap tanpa api, lalat tidak akan berkumpul jika tidak ada bau busuk. Tapi kau harus ingat, selama aku hidup, kau tidak akan pernah jadi Raja. Mengerti? Kau mengerti?”
Ibu Suri mengajak Ratu Han pergi. Yang Myung  Iel memanggilnya, “Ibu Suri anda tidak bisa menikmati hidup dengan sepenuhnya. Saya rasa itu menyedihkan.”
Ibu Suri terkejut, “apa katamu?”
“ Lalat tidak berkumpul di kediaman saya karena bau busuk tapi justru karena Raja belum bisa memiliki keturunan.” Ibu Suri terkejut sekali. Yang Myung Iel-gun dengan santai berkata jika Ibu Suri ingin Raja aman, maka Ibu Suri harus hidup lama sekali, lebih dari 100th.
Yang Myung-gun berkata, “Ini mengkhawatirkan. Karena sepertinya saya akan hidup lebih lama dari anda. Selama anda hidup, anda pasti akan penuh dengan kekhawatiran. Saya harap anda sehat dan panjang umur. Saya akan sering berkunjung untuk menghibur anda. Jadi..mohon tetaplah sehat.”
Yang Myung Iel-gun tersenyum, lalu membungkuk. Ia berbalik dan senyuman-nya hilang.
Ibu Suri dan Ratu Han mengunjungi Raja. Mereka mencemaskan kesehatan Raja, tapi Raja berkata ia baik-baik saja. Ibu Suri mendesak Raja segera mendapatkan keturunan, agar tidak ada lagi orang yang mengikuti Yang Myung Iel-gun. Ratu Han berkata kalau orang-orang itu datang atas kehendak mereka sendiri. Bukan atas panggilan Yang Myung Iel.
Tapi Ibu Suri tidak percaya, ia benci sekali pada Yang Myung Iel. Keberadaan-nya saja sudah merupakan sebuah ancaman. Ibu Suri juga minta Raja jaga jarak pada Yang Myung Iel-gun. “Hanya dengan cara itu, anda bisa bertahan di takhta Raja. Apa anda mengerti?”

***
Yang Myung Iel pergi ke kuil menemui ibunya. Wajahnya saat memanggil ibunya terlihat polos dan seperti anak kecil. Yang Myung Iel ingin tahu apa yang didoakan ibunya. Selir Park berkata ia selalu berdoa untuk kesehatan Raja dan agar Yang Myung Iel mendapatkan istri yang cantik. “Lalu kenapa kau datang menemuiku?”
Yang Myung  Iel memandang rambut ibunya, “bahkan tanpa hiasan rambutpun, rambut ibu tetap terlihat cantik.”
Selir Park sedikit malu, ia mengaku masih belum sanggup mencukur rambutnya, “meskipun sudah tinggal di biara dan mempelajari Budha. Sampai saat ini aku masih belum siap mencukur rambut dan menjadi biarawati.”
Yang Myung Iel minta ibunya mempertahankan rambutnya. Tidak ada yang bisa memprediksi masa depan. “Jika Raja tidak beruntung, mungkin Ibu akan jadi Ibu suri.”
Selir Park terkejut, “Yang Myung Iel-gun! Bagaimana kau bisa mengatakan hal berbahaya seperti itu? Apa kau tidak tahu, kalau keselamatan Raja adalah keselamatanmu?”
Yang Myung Iel  tahu, ia sudah mendengar itu sejak kecil. Selir Park menasihati, “Pohon ingin tetap berdiri kokoh, tapi angin tidak pernah berhenti bertiup. Akhirnya, angin akan membungkukkan pohon dan mematahkannya. Kumohon, apapun yang terjadi, jangan tergoncang oleh badai. Kau tidak boleh goyah. Hanya dengan cara ini, Raja bisa tenang berada di takhta dan Yang Myung Iel juga akan selamat.” Yang Myung Iel tanya apa ibunya percaya reinkarnasi. “Hatiku kosong.”
Yang Myung Iel tidak menginginkan kekuasaan, kekayaan dan kehormatan. Ia sudah tidak menginginkan semua itu lagi, “tapi hanya satu orang..jika ada kehidupan lain, dan ada orang itu, aku ingin bertemu dengannya lagi.”
“Tapi aku takut kali ini juga, ia tetap tidak akan memilihku, tapi memilih orang lain. Aku takut meskipun aku sudah bertemu dengannya lagi, aku mungkin akan kehilangan dirinya lagi. Hanya itulah satu-satunya kecemasanku.” Yang Myung Iel-gun meninggalkan kuil, ia berpikir, kemana aku harus mencarimu?

***
                Raja duduk bersama Alvin ia ingin tahu apa hyungnim-nya benar-benar sanggup melakukan hal yang dikatakan Ibu Suri. “Kau yang paling mengerti kakakku, katakan.”
“Apa Yang Mulia mencurigai Yang Myung Iel-gun?”
“Bagaimana aku bisa mencurigai kakakku sendiri? Karena orang-orang disekitarnya yang terus menggoncangkannya. Aku takut kalau sebelum ia goyah, ia akan patah. (Yang Myung Iel-gun akan jadi korban mungkin maksud Raja) Ini lucu sekali kan? Takhta ini, bahkan kakakku sendiri harus kulihat sebagai lawan politik. Hari ini, kurasa posisi ini (Raja) sangat melelahkan.”
Raja ingat kata-kata Alyssa yang hanya ingin membuatnya tenang, agar bisa tidur. Raja minta Alvin memeriksa catatan Seongsucheong, dan disaat bersamaan, periksa juga pergerakan Menteri Yoon. Alvin berkata, “Yang Mulia ingin saya memeriksa apa gadis itu mata-mata Menteri Yoon atau ini karena anda ingin memastikan kalau dia bukan mata-mata?”

***
Ny. Heo mimpi Yeon Ify, ia terbangun dan melihat Yeon Ify disampingnya.
Ny. Heo senang, “kau disini Yeon Ify..kau hidup.” Ny. Heo memeluk putrinya dan mencemaskan Yeon Ify, “kenapa hanya mengenakan baju tipis. Diluar dingin sekali, katakan sesuatu Yeon Ify.”
Yeon Ify kecil menangis dan menyentuh wajah ibunya, “ibu harus menjaga diri.”

Di saat bersamaan, Alyssa juga mimpi buruk dan menangis, ia memanggil ibunya. Nok Young berpikir keras, bagaimana menyelesaikan semuanya ini.
Seol Zahra tanya apa Nok Young tidak mencemaskan Nona? “Bukankah kau seorang peramal? Mereka akan mengecap wajah Agassi.”
Seol Zahra ingin mendobrak penjara. Nok Young minta Seol Zahra diam. Nok young sedang berpikir. Seol  Zahra kesal, “apa akan menyelesaikan sesuatu dengan berpikir saja. Nona kami, karena kau dia jadi tidak bisa bernafas dengan baik di ruangan sempit, gelap dan tertutup rapat.”
Seol Zahra ingin menghadap Raja dan mengatakan sebenarnya.
“Katakan pada Yang Mulia kalau peramal Alyssa yang baru saja ia hukum...sebenarnya adalah Heo Yeon Ify. “ ujar Seol.
Nok Young membentaknya, “tutup mulutmu itu! Jika kau berani lagi ngoceh sembarangan, aku akan menyobek mulutmu itu. Aku sedang memikirkan solusi, jangan mengganggu konsentrasiku! Cepat keluar!”


***
 Yeom Cakka masih memikirkan Yeon Ify, ia pergi ke kediaman lama mereka. Yeom Cakka mendengar tangisan. Ternyata Ny. Heo juga pergi ke rumah lama. Yeom Cakka minta ibunya tidak seperti ini lagi. Ny. Heo menangis dan berkata kalau Yeon Ify datang menemuinya. “Sepertinya ada yang ingin ia katakan padaku. Anak itu..ia tidak mengatakannya karena takut kalau itu akan melukai hatiku.”
Min Agni sibuk menyulam, tiba-tiba jarinya tertusuk jarum dan berdarah. Darahnya kena ke sulaman. Min Agni merasa tidak enak, karena sulaman ini untuk suaminya. Min Sanggung minta Putri tidur saja. Tapi Min Agni ingin keluar mencari ibu mertuanya. Dayang Min mencegahnya, tapi Min Agni tetap keluar. Dayang Min melihat Yeom Cakka pulang bersama Ny. Heo.
Min Agni terkejut, “suamiku! ibu!”
Yeom Cakka minta Min Agni menjaga ibunya, “aku baru saja membawa ibu kembali dari rumah lama kami.”
Min Agni terkejut, “kenapa tiba-tiba ibu pergi kesana lagi?
Yeom kembali ke rumah lama untuk menguncinya, agar ibunya tidak masuk lagi kesitu.

***
Ratu Yoon juga mimpi buruk. Ia mimpi memberi hormat pada Yeon Ify saat Yeon Ify diangkat jadi Putri Mahkota. Ratu Yoon terbangun dengan berkeringat dingin, “kenapa anak itu muncul lagi dalam mimpiku? Dia sudah mati tapi kenapa ia ada dalam mimpiku?”

***
Raja terbangun, ia teringat Alyssa yang ingin mengurangi sakit dalam hatinya. Semua sepertinya kompak tidak bisa tidur malam ini.

Paginya, Raja jalan menuju ruang sidang. Ia bertemu dayang dari Suragan. Raja berhenti dan jalan ke arah mereka. “Apa kalian dayang dapur istana?”
Mereka membenarkan dan mengira akan dipuji lagi. Raja dengan dingin tanya apa mereka memberikan sup yang sama lagi untuk sarapan. Mereka mengiyakan.
“Jadi, apa kalian ingin aku makan itu sepanjang waktu dan mati? Jika kau menyajikan sup itu lagi, aku tidak akan melepaskan kalian. Ingat itu.” Ucap Raja jalan dengan kesal.
Para dayang bingung, “kenapa Yang Mulia seperti ini lagi?” Dayang-dayang itu merindukan Raja yang tersenyum manis seperti kemarin.

***
Ratu Yoon mendengarnya. Para dayang ketakutan dan Jo Sanggung minta ketiganya dihukum. Tapi Ratu minta Jo sanggung tidak menghukum mereka, “Yang Mulia mengalami kemajuan, tidak ada yang lebih baik daripada ini. Aku tidak akan marah, kalian tidak perlu cemas.”
Ratu Yoon menghadap ibu mertuanya dan mengeluh, ia dengar gosip, semua menuduhnya membuat Raja sakit dan kalau Raja menyembunyikan seorang wanita diam-diam. Ratu Han tidak suka pikiran itu, “kenapa Yang Mulia menyembunyikan seorang wanita?”
“Ratu, kau seharusnya tahu kalau Yang Mulia bukan orang seperti itu.” Ratu Yoon cemas kalau gosip ini beredar sampai luar istana, “apa yang akan dipikirkan rakyat tentang Raja?”
Ratu ingin diijinkan pergi menemui Raja kapanpun ia ingin. Ibu mertuanya melarang, menurut Menteri Feng Shui dan Seongsucheong akan lebih baik jika kalian tidak bertemu sampai malam pertama. Ratu Yoon Bo Kyung Shilla menangis, “sebagai istri sahnya, apa saya harus terus dipermalukan seperti ini?” Ratu Han minta Ratu Yoon mengerti, “tunggu sebentar lagi, Jung Jeong. Setelah kalian menjalani malam pertama, maka gosip itu akan menghilang.”
Ratu Yoon cemas kalau Raja akan menunda waktu lagi. Tapi Ratu Han berkata kalau Ibu Suri sudah menempatkan peramal sebagai jimat yang akan melawan energi jahat. Ratu Yoon terkejut, “jimat untuk menangkal roh jahat?”
Ratu Han membenarkan, “bahkan kesehatan Yang Mulia membaik dan itu berkat peramal wanita itu.”

***
Raja menghadiri sidang dan menyinggung rakyat bagian Utara yang membeku kedinginan. Ia juga berkata kalau ia percaya Pi Han Do sudah pulang dengan selamat. Raja minta Menteri mengirim bantuan ke bagian Utara untuk meredakan penderitaan di musim dingin ini.
“Aku lupa satu hal. Pi..” Semua menteri mengira Raja akan mengatakan Pi Han Do lagi, tapi Raja mengatakan hal lain, dan minta mereka menyelidiki bencana alam. “Juga kasus suap yang kusebut waktu itu yang melibatkan Pejabat Personel, kudengar kau sudah bertindak untuk menyelesaikan penyuapan itu.”
Menteri Yoon berkata kalau jumlahnya tidak banyak jadi tidak perlu mencemaskannya. Raja berkata kalau semua suap itu diambil paksa dari rakyat. “Apa pendapatmu, Menteri Yoon?”
Menteri Yoon masih berkeras kalau jumlahnya tidak besar. Raja berkata kalau ini semua diperas dari darah dan keringat rakyat. Raja ingin semua dikembalikan utuh. Kembalikan semua suap yang ia dapatkan dari rakyat. Pertemuan selesai. “Belum selesai,” Raja tanya Menteri Keuangan, “apa pembangunan kediaman Boyeong berjalan lancar?”
Yoon kesal dan minta Raja mengunjunginya sendiri. Raja merasa itu ide bagus. “tapi kukira sekarang mungkin sudah terlambat.”

***
Yoon berkumpul dengan para sekutunya. Menteri-menteri itu kesal, “Pi, Pi, Pi, dengan mengubah perkataan-nya, ia jelas ingin mempermainkan kita.” (Raja mengatakan sesuatu dengan awalan kata yang sama dengan nama Pi Han Do, ini meresahkan mereka.) Yoon merasa Raja menunggu kesempatan. Rekannya kesal, “cepat katakan, kesempatan apa?”
“Dia menunggu untuk menangkap semuanya dalam satu kali sapuan.”


Ratu memanggil ayahnya dan minta Menteri Yoon menghadap Ibu Suri untuk tidak membiarkan anak angkat Jang Nok Young menjadi jimat untuk Raja. Ratu berujar, “Meskipun ia hanya peramal rendahan, tapi ia tetap seorang wanita. Aku tidak bisa membiarkannya ada di sisi Raja.”
Menteri Yoon merasa Ratu berlebihan. Ratu mendapat mimpi buruk akhir-akhir ini dan kesehatan Raja juga semakin membaik. Tapi ini membuatnya merasa resah.
 “Yang Mulia, apa anda cemburu pada peramal rendahan? Meskipun Yang Mulia dingin kepada anda, Yang Mulia tidak akan memiliki perasaan pada peramal rendahan.”
Menteri Yoon keluar dari kediaman Ratu, ia heran kenapa tiba-tiba Jang Nok Young kembali.
Yoon menghadap Ibu Suri. Ibu Suri menyindirnya, “sepertinya semakin sulit menemuimu akhir-akhir ini.” Yoon minta maaf dan Ibu Suri berkata dalam hati, “siapa yang membuatmu sampai ke posisi ini?”
Yoon juga berpikir, nenek tua ini masih mengira dia memegang kekuasaan di tangannya. Ibu Suri tanya ada masalah apa. Yoon mencemaskan Nok Young, ia tahu kejadian 8 th lalu, bagaimana kalau Nok Young buka mulut. Ibu Suri berkata kalau Gwon juga tahu masalah P. Uiseong. Keduanya sama-sama berbahaya. Dan menurutnya, di Joseon tidak ada peramal sekuat Nok Young. Ibu Suri ingin mempertahankan Nok Young.
Tapi ambisi Gukmu-Gwon untuk mendapatkan kekuasaan sangat besar, “dia mudah kita kendalikan. Tapi kita tidak tahu apapun tentang Gukmu Jang. Mereka yang tidak bisa dikendalikan sangat berbahaya.” Ibu Suri merasa semakin bahaya, semakin ia harus menariknya ke sisinya. Bagi Ibu Suri yang penting, orang yang sudah mati tidak bisa bicara.

***
Alyssa dikeluarkan dari sel dan Menteri Na mengatakan semua kesalahan Alyssa. Dia diperintah melakukan tugas sebagai jimat saat memasuki kamar Raja, tapi ia tidak menjalankan tugasnya dan melakukan kejahatan. Hukum dia sesuai peraturan. Petugas siap menempelkan plat besi membara ke wajah Alyssa. Seol Zahra dan Jansil Via syok. Seol Zahra menjerit.

***
Raja latihan memanah. Alvin lapor kalau Alyssa tidak terdaftar dalam Seongsucheong. Namanya juga tidak ada di tempat lain. Orang-orang tidak tahu keberadaan Alyssa. Alvin mohon agar Raja menarik perintahnya, wanita itu bukan mata-mata. Alvin berkata jika Raja ingin menghukum Alyssa, Alvin juga minta dihukum karena memihak Alyssa.
“Itu bukan seperti kau, Alvin. Aku tahu, yang berbahaya bukanlah gadis itu, tapi...aku.”

***
Nok Young panik, ia bicara sendiri dan tanya pada A ri, “apa yang harus kulakukan A ri? Jika aku mengatakan yang sebenarnya, ia akan hidup tapi ia juga akan segera mati. Jika aku membiarkannya, meskipun ia hidup, itu bukan hidup yang pantas untuknya.”
Nok Young bingung, “apa yang harus kulakukan? Jawab aku A Ri!”

***
Tiba-tiba utusan Raja paling mutakhir, Kasim Hyung Sun tiba! “Hentikan! Hentikan! Ini perintah Raja! Mulai sekarang, Peramal Alyssa diampuni dan dikembalikan untuk merawat kesehatan Yang Mulia di istana. Ini perintah Raja!” Jansil Via dan Seol Zahra lega sekali.
Keduanya langsung lari mendekati Alyssa, “Onnie..Nona, kau tidak apa-apa?”

***
Kembali ke lapangan memanah. Raja berkata ia pasti sudah tersihir. Raja tahu seharusnya mengusir Alyssa tapi ia tidak bisa mengusirnya pergi. Raja tidak bisa konsentrasi, semua panahnya meleset.

***
Alyssa duduk diam di kamarnya, ia tidak makan dan juga tidak minum obat. Nok Young mendekati Alyssa. Alyssa minta ijin keluar sebentar. Nok Young tidak setuju, “kau mau kemana saat kondisimu tidak sehat?”
“Sebentar saja, ada yang harus kulakukan.”
Nok Young tidak percaya, “setelah melalui semua ini, kau masih saja..”
Alyssa menangis, “ibu angkat..Aku tahu. Aku mengerti kalau seorang peramal yang menjaga Raja tidak bisa pergi dan menunjukkan wajah di muka umum. Aku mengerti kalau aku hanya peramal wanita rendahan. Aku juga mengerti kalau peramal rendahan tidak bisa melanggar aturan. Aku tahu itu, meskipun tidak ada yang bisa kulakukan karena ini dan mendapat masalah. Tapi aku ingin menjelaskan semua kesalahpahaman yang terjadi. Tolong ijinkan itu, ini adalah permintaan pertama dan terakhirku.” Nok Young menahan tangisnya.

***
Ny. Heo jalan-jalan di pasar bersama Min Agni dan pelayan mereka. Putri Min Agni mengeluh karena ibu mertuanya tidak menginginkan perhiasan ataupun bahan pakaian.
“Ya, aku tidak membutuhkan apapun. Tapi jika Putri butuh sesuatu katakan padaku.” Putri Min Agni cemberut, “kalau ibu tidak butuh apapun, saya juga tidak.”
Tapi ia ingat kalau persediaan kertas Yeom Cakka habis, Min Agni ingin membeli kertas terbaik untuk suaminya. Ny. Heo tampak senang, “Putri sangat memikirkan suaminya, sebagai ibunya, saya sangat berterima kasih.”
Tapi Min Agni lebih gembira karena Ny. Heo tersenyum. “Ibu tidak akan sedih lagi?” Ny. Heo akhirnya bersedia mencoba tidak sedih lagi demi P. Min Agni yang sudah berusaha keras membuatnya gembira. Min Agni senang dan mengajak ibu mertuanya ke toko kertas.
Alyssa juga pergi ke toko kertas, ia serius memilih warna kertas. Pemilik toko geli dan berkata Alyssa pasti mencari kertas untuk surat cinta, karena serius sekali.
“Bukan surat cinta, tapi saya akan menulis surat permintaan maaf.”
“Oh.. “ Tiba-tiba Alyssa mendengar suara Yeon Ify kecil, bukan surat. Tapi saya akan menulis surat permintaan maaf.
Alyssa bingung, ia melihat kanan-kiri, “suara siapa itu?”
Alyssa teringat janjinya pada Yang Myung Iel-gun. Alyssa jalan keluar dan berkata akan kembali lagi. Alyssa jalan ke arah penjual hanbok, dimana kain hanbok aneka warna dijemur. Alyssa mencari Yang Myung Iel. Alyssa merasa sudah lewat beberapa hari sejak ia diselamatkan, dia tidak mungkin masih disini. Alyssa menyesal karena belum sempat berterima kasih pada Yang Myung Iel. Alyssa berbalik dan Yang Myung Iel-gun muncul.
Ia tertegun melihat Alyssa, lalu tersenyum padanya. Alyssa dan Yang Myung  Iel-gun kembali ke toko kertas. Alyssa membayar kertas pilihannya, sementara Yang Myung Iel mengamati Wol dari balik rak. Ini seperti de javu bagi Yang Myung Iel. Alyssa minta maaf karena sudah membuat Yang Myung Iel menunggu lama. Alyssa keluar untuk satu urusan dan ia pergi ke tempat penjual kain, siapa tahu Yang Myung Iel disana. Alyssa tidak menyangka kalau Yang Myung Iel benar-benar disana.
Alyssa senang karena masih ada waktu mengatakan terima kasih. “Aku minta maaf karena tidak bisa menepati janjiku.”
“Tidak perlu minta maaf, aku tidak berhasil menyelamatkanmu.”
 Yang Myung Iel meraba luka di kepalanya. Alyssa tampak cemas, “apa kau terluka parah?”
Yang Myung Iel berkata ia bisa menahan rasa sakit dan luka kecil ini bukan apa-apa. Alyssa heran kenapa sekarang Yang Myung Iel tidak pakai baju pendeta? Yang Myung menjelaskan kalau dulu itu ia terpaksa menyamar jadi pendeta dan ia promosi kalau ia juga masih bujangan. Yang Myung Iel melihat wajah Alyssa terluka, ia ingin tahu apa yang terjadi.
“Kau pasti sudah banyak menderita. Jika kau ingin melarikan diri, katakan saja padaku. Aku akan membantumu.”
Alyssa tersenyum dan berterima kasih, tapi ia ada di tempat yang aman sekarang. Tiba-tiba Alyssa teringat kata-kata Yang Myung Iel remaja kepadanya. Alyssa terkejut, ia tanya apa Yang Myung  Iel adalah kakak Raja.
Yang Myung Iel terbelalak, “bagaimana kau tahu tentang itu?” Alyssa berkata ia punya kemampuan supranatural.
Yang Myung Iel tampak kecewa, “ah hanya kemampuan supranatural ternyata.”
Alyssa minta ijin menasihati Yang Myung Iel, “lepaskan orang yang saat ini anda kubur di dalam hati. Kosongkan tempat di hati anda untuk orang yang baru. Jangan mencoba terlalu keras untuk menyembunyikan perasaanmu sesungguhnya dengan senyuman. Menipu hati sendiri dan hidup berpura-pura, bukankah itu sesuatu yang menyiksa?”
Yang Myung Iel tertegun, ia menahan air matanya. Lalu tanya siapa nama Alyssa. Alyssa awalnya berkata tidak punya nama, tapi ia ingat Raja telah memberinya nama. “Alyssa. Nama saya Alyssa..”
Alyssa harus pergi dan janji akan berdoa untuk Yang Myung Iel agar mendapat jodoh yang baik. Alyssa keluar dari toko. Yang Myung Iel bergegas mengejarnya. Di pintu keluar, Alyssa bertabrakan dengan P. Min Agni dan Ny. Heo!
Tapi Alyssa sama sekali tidak ingat dengan ibunya. Alyssa membungkuk dan minta maaf, “saya tidak hati-hati karena terburu-buru.”
Ny. Heo tidak marah, ia hanya berkata tidak ingin menghalangi urusan Alyssa, “kau boleh pergi.”
Alyssa membungkuk dan pergi. Selama itu, Alyssa tidak menunjukkan wajahnya pada Ny. Heo. Putri Min Agni heran melihat penampilan Alyssa. Tiba-tiba Yang Myung Iel lari keluar dari toko. P. Min Agni langsung teriak memanggil kakaknya. Yang Myung Iel menoleh, ia heran melihat keduanya. Ny. Heo mencemaskan Yang Myung Iel yang pergi begitu saja. Yang Myung Iel berkata ia sekarang terburu-buru dan akan berkunjung lagi nanti. Tapi Min Agni menahan lengan kakaknya. Yang Myung Iel mendelik, dan Min Agni menggodanya, “Orabeoni..jangan bilang kalau dia adalah kekasihmu?”
Yang Myung Iel kesal sekali, “Ya, apa kau puas?”
Min Agni geli, “sepertinya dia pergi kesana, cepat kejar.” Yang Myung Iel segera lari mengejar Alyssa. Min Agni senang sekali, “ini sepertinya sungguhan Ibu.”
Ny. Heo merasa mengenal gadis itu, “aku pasti pernah melihatnya di satu tempat. Mungkin ia seusia dengan Yeon Ify kami.” Min Agni tertegun, ia tampak bersalah.
Yang Myung Iel tidak bisa menemukan Alyssa.

***
Alyssa menyiapkan tinta dan kertas. Ia mulai menulis surat permintaan maaf untuk Raja. Malamnya, Alyssa dibawa lagi menuju kamar Raja. Alyssa masuk ke dalam kamar, ia membuka jangotnya dan terkejut karena Raja tidak tidur. Raja justru berdiri menunggunya.

***
Ratu duduk gelisah, ia ingat kata-kata Ratu Han kalau Ratu tidak perlu mengacuhkan peramal itu. Dia adalah anak spiritual Peramal ibu Suri, dia dibawa sebagai jimat. Ratu tidak tahan lagi dan ingin pergi ke kamar Raja. Jo Sanggung menghalanginya, “Yang Mulia, kenapa anda seperti ini lagi?”
“Minggir! Jika kau berani menghentikanku lagi, aku akan bunuh diri dengan menggigit lidahku.”
Jo Sanggung terpaksa mundur.

***
Raja memandang Alyssa, “Kau sudah datang. Apa kau terkejut? Aku tidak minum tehku dan mulai sekarang aku tidak akan meminumnya lagi. Kau harus bertanggung jawab dengan perkataanmu. Bukankah kau memintaku tidur untuk melupakan semua masalah pemerintahan?”
“Ya.”
“Bukankah kau mengatakan padaku untuk menghilangkan kegelisahan dalam hatiku?”
Alyssa membenarkan.
“Aku ada dalam penderitaan besar. Aku tidak menginginkan rasa sakit ini dalam hatiku. Aku ingin menyingkirkannya. Jadi, aku membutuhkan kau untuk membantuku melenyapkannya. Rasa sakit di hatiku, kau harus membuatnya menghilang. Apa kau bisa melakukannya? Jawab aku.”
“Yang Mulia, tolong beri saya kesempatan. Jika Yang Mulia mengijinkan, saya bersedia melindungi Yang Mulia dari kesialan dan kematian. Saya juga bersedia membantu Yang Mulia untuk menyelesaikan masalah dan kecemasan. Meskipun saya memiliki banyak kekurangan, tapi saya mempunyai tugas sebagai peramal untuk melindungi Yang Mulia. Waktu itu, ada perjanjian yang dibuat dalam satu bulan. Dalam satu bulan ini, saya akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan tugas ini.”
Hyung Sun gelisah di luar kamar Raja. Tiba-tiba Ratu datang. Semua kaget. Hyung Sun berdiri di depan pintu kamar Raja, ia mencegah Ratu masuk. “Tidak mungkin, Yang Mulia.”
Ratu berkeras dan ia membuka pintu. Ratu tertegun karena mendengar suara Raja, “angkat wajahmu!” Ratu memberanikan diri membuka pintu terakhir dengan perlahan, ia mengintip dan terkejut melihat Raja bersama seorang wanita. Yang semakin membuat Ratu cemburu adalah sorot mata Raja saat memandang peramal wanita itu.
 “Angkat wajahmu, ini perintah!” ucap Raja.




****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted : June 23, 2012
Edited : August 11, 2012

No comments:

Post a Comment