***
Sacrificial Of Love
Pengorbanan
cinta … pengorbanan cinta sejati. Sesuatu yang sangat menyakitkan. Tetapi akan
kah kita tetap mengorbankan perasaan kita demi orang lain? Walaupun menyakitkan
diri sendiri? Dan mengubur perasaan kita
dalam-dalam hanya demi kebahagiaan orang lain? Hanya orang-orang yang berhati
‘mutiara’ yang akan melakukan itu. Tersenyum di balik kepahitan.
-IFY P.O.V-
Haii semuaa. gue Ify. Nama lengkap gue Alyssa Saufika Umari
:). gue ini anak sulung dari 2
bersaudara. Yap, gue mempunyai seorang adik bernama Acha. Sekarang, gue duduk
di kelas XI.C SMA BIMASAKTI.
gue mempunyai dua
orang sahabat.. Mereka adalah Sivia dan Rio. Sivia adalah sahabat dekat gue.. Kami sering pulang pergi sekolah bersama.
Diam-diam, Sivia menyimpan perasaan khusus terhadap Rio.. tetapi, Rio sama
sekali tidak mengetahuinya.
“gue suka sama Rio,
Fy”
Jujur, ketika Sivia mengatakan semuanya pada gue, ada
perasaan sesak, nyeri.. di sini.. di hati. gue gak tau apa maksud itu semua. Mungkin
belum waktunya untuk gue mengetahuinya. Dan…. Tanpa sadar, gue sering
memikirkan Rio akhir-akhir ini.. Apakah ini…………. Cinta?
Ahh iyaa.. gue lupa. gue, Sivia dan Rio sekelas lohh :D
-Pagi Hari-
Author P.O.V
Ify baru bangun tidur. Ia lihat sinar matahari yang masuk dari celah
jendela kamarnya. Ify segera bangkit.. dan berjalan menuju jendela kamar. Ia
pun merentangkan kedua tangannya, dan ia pejamkan matanya.. sungguh.. udara
pagi hari memang segar. Ia menarik nafas sedalam-dalamnyaa, lalu menghembuskan
kuat. Lalu buka mata..
“semoga hari ini adalah
hari yang indah..” doanya dalam hati. Yahh semoga hari ini adalah hari yang
menyenangkan.
Ia segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.
***
IFY P.O.V
gue sudah siap untuk pergi sekolah. Ahh gue baru ingat kalau mama dan papa gue sedang tidak berada di rumah. Acha juga udah pergi sekolah.
Gue pun berjalan
menuju teras setelah selesai sarapan. Lalu gue duduk di bangku teras .
“Sivia mana sih? Katanya mau jemput?” dumel gue sendiri. Ahh paling sebal nih kalau udah
menunggu-_-
Tak lama, Sivia pun tiba dengan Jazz Hitamnyaa..
“Ifyy..” panggil Sivia. gue pun melangkah menuju ke arahnya
dengan ogah-ogahan
“lama banget sih lo, Vi?” Tanya gue kesal. Sivia
menyeringai..
“udah ntar deh gue jelasin. Sekarang buru masuk gih.” Ujar
Sivia. gue memutar bola mata gue.., lalu masuk kemobil Sivia. Dan Sivia pun
langsung tancap gas menuju sekolah.
***
@SMA BIMASAKTI
@SMA BIMASAKTI
gue pun turun dari mobil Sivia.. Sivia pun melakukan hal
yang sama.
Baru saja hendak melangkah menuju kelas, tiba-riba Rio
datang menghampiri kami berdua.
“Hai Ify, Siviaaa..” sapa Rio semangat. Lengkap dengan
senyumnya.
“semangat banget elo, Yo?” heran gue.. Ya, karena tidak
biasanya Rio semangat sampai segitunya. Sivia hanya mengangkat alisnya menunggu
jawaban dari Rio.
Rio menyeringai.. “ahh gapapa kok. Emang gue tiap hari
semangat, ‘kan?” Rio langsung merangkul gue dan Sivia menuju kelas. Terpaksa,
gue pasrah saja dengan perlakuan Rio ini. Dasar Rio….
-Kelas XI.C-
Gue dan Sivia
langsung duduk di bangku kami masing-masing. Oh iyaa gue dan Sivia satu mejaa.
Dan Rio duduk di sebelah kami.
“Rio, gue masih penasaran banget deh kenapa lo semangat
banget?” Tanya gue penasaran.
“Iya, Yo. Pasti ada something nih..” selidik Sivia. Rio
tersenyum simpul.
“hahaa kalian berdua penasaran banget apa? Iya iyaaa gue
ngaku deh. gue mau ikut lomba nyanyi antar-provinsi minggu depan..” jelas Rio
dengan wajah yang berseri-seri.
“Wahhh hebat juga
elo, Yo. gue doain sukses dehh..”
sambut gue riang.
“woiyaa dong Fy, Rio gituu..” sombong Rio. Kompak gue dan
Sivia saling berpandangan, lalu menoyor kepala Rio.
“sombong wooooo..” sorak gue dan Sivia. Rio hanya
mengeringai –lagi-
“biarin, wleekk :p” balas Rio.
“ehh Bu Rizka udah dateng tuh..” seru gue. Sontak seluruh
siswa langsung duduk di bangku masing-masing..
Pelajaran pun segera di mulai…
***
SKIP –Istirahat-
Author P.O.V
Istirahat! Salah satu saat-saat yang paling ditunggu oleh
setiap siswa. Siswa SMA BIMASAKTI berhamburan ke kantin. Ingin secepatnya
terbebas dari pelajaran ‘untuk sementara’. Termasuk Ify, Rio dan Sivia.
“ladies, ke kantin yuk?” ajak Rio.
“halah gaya ngomong lo tuh..” cibir Sivia. Rio menyeringai.
Ify hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat mereka berdua.
“bodolah. Sesuka gue…” jutek Rio. Lalu, tanpa sadar ia
merangkul Sivia dan menarik Sivia menuju kantin. Tidak menyadari keberadaan
Ify. Sivia yang memang notabennya menyukai Rio, sangat amat senang dengan
perlakuan Rio kepadanya.
Ify hanya diam, menatap kedua orang di depannya.
Sesak-sesak-sesak. Itu.. itu yang kini dirasakannya.
“Ifyy? Kok diem? Ayooooo!” panggil Sivia dari jauh. Ify
tersentak, lalu segera melangkahkan kakinya menyusul Rio dan Sivia.
***
-Kantin-
-Kantin-
“wahh parah lo berdua ninggalin gue..” rengut Ify saat baru
tiba di meja Rio dan Sivia. Nada bicaranya dibuat biasa saja.
Kompak Sivia dan Rio menunjukkan deretan gigi putih mereka.
“silau tuh gigi lo.” Ketus Ify.
“hehee., maap ify.” Cengir Rio sambil menjawil hidung mancung Ify. Ify hanya mendengus
sebal. Lalu, ketiganya memesan makanan..
Setelah pesanan datang, mereka pun menikmatinya sambil
sesekali bercanda. Tetapi, Ify merasa di
perlakukan ‘tidak adil’ oleh Rio. Sedari tadi, Rio selalu mengajak bercanda
Sivia. Tetapi pada saat ia ingin berbicara, selalu saja di dahului Rio.
“apa benar Rio juga
suka dengan Sivia? Dari sikapnya sangat menunjukkan kalau dia itu suka sama
Sivia.” Batin ify sambil memperhatikan Rio dan Sivia.
“nggak. Nggak Fy! Lo
gak boleh egois. Lo gak boleh mentingin perasaan lo demi kebahagiaan lo
sendiri! Sahabat! Ya.. sahabat lebih penting. Gue akan coba ‘mengorbankan’
perasaan gue untuk sahabat gue sendiri..” tekad Ify dalam hati.
“tapi… apa akan
selamanya tetap begini? lo bisa! Lo pasti bisa, Fy! Ayo!! Fight!” lanjut Ify. Masih
dibatinkan tentunya.
Ify diam..
mengaduk-ngaduk minumannya. Matanya menatap Sivia dan Rio dengan tatapan
yang bisa dibilang ‘lirih’.
“hahhaa.. bener tuh Yo. Ahh lo sarap deh orangnyaa..” tawa
Sivia. Rio tidak merespon, hanya tersenyum manis. Gigi nya yang gingsul tetapi
manis itu sedikit terlihat.
“gue suka senyum manis
itu.. walau senyum itu bukan buat gue..” batin Ify lirih.
“Ify? Kok minumnya
diaduk terus sih?” Tanya Rio lembut. Ify tersentak, lalu mengalihkan
pandangannya pada lemon juice yang sudah berantakan(?)._.
“emm.. nggak. Gue lupa, gue lagi sariawan. Iya.. sariawan.”
Jawab Ify gugup.
“bener?” Tanya Sivia memastikan. Ify mengangguk mantap.
“yaudah kita ke kelas yukk.. bentar lagi bel nih,.” Ajak
Rio. Sivia dan Ify mengangguk, lalu segera menyusul Rio yang sudah duluan.
***
-malam hari-
-malam hari-
@Ify’s Home
IFY P.O.V
Hari ini, gue mau menulis sesuatu di diary dulu. Ahh udah
lama gue gak menulis sesuatu di diary. Hmmm mungkin ini terkesan lebay atau
semacamnya. Tetapi, gue suka ini. Diary.. salah satu tempat gue untuk
mencurahkan isi hati gue :”)
Dear diary..
Hey diary, apa kabar?
Sudah berapa lama gue nggak menullis sesuatu? Apa lo inget ry? Ehh bercanda,
gue lupa lo kan gak bisa ngitung :p . Gue mau curhat diary. Gue bingung mau
curhat sama siapa.. jadi gue milih elo sebagai tempat curhat gue ^^
Gue mengaku.. gue
akuin kalau gue itu suka sama Rio. Sahabat gue sendiri.hmm mungkin ada yang
bilang kalau “sahabat lebih indah
dibanding apapun”.
Tetapi, bagaimana
perasaan gue? Gue udah terlanjur jatuh cinta sama dia.. tapi, gue gak bisa dan
mungkin gak akan pernah bisa milikin dia. Bukannya gue gak meau memperjuangkan
cinta gue..tapi Karena gue yakin.. kalau
dia itu suka sama Sivia.gue bisa menyimpulkan itu semua dari sikapnya.. cara
menatapnya. Gue gak bisa menghalangin.. ini juga demi kebahagian sahabat gue
sendiri, Sivia. Gue sayang Sivia.. juga sayang sama Rio. Awalnya gue bingung
mau memperjuangkan Cinta atau Sahabat? Tapi sekarang gue udah tau jawabannya.
Gue akan lebih memperjuangkan Sahabat. Yeah! Sahabat :”)
Hoaamm. Cukup segini
ya diary :””D gue udah ngantuk. Goodnight!!
-ifyalyssa-
***
-Keesokan Harinya-
@SMA BIMASAKTI
Author P.O.V
Ify yang memang sudah datang dari tadi hanya tercengang
melihat dua orang yang baru saja memasuki kelas sambil berangkulan. Sirat wajah
mereka menujukkan keceriaan.
“Pagi ifyyy..” seru Rio dan Sivia bersamaan. Yah, Rio dan
Sivia lah orangnya.
Ify tersenyum tipis.. “pagiii…”
“kok nggak semangat banget, sih?” bingung Sivia mendekati
Ify. Rio juga mengikuti.
Ify hanya menggeleng dan tersenyum..
“lo sakit ya?” Tanya Sivia sambil memegang dahi Ify. Ify
menepis tangan Sivia halus.
“nggak tau, Vi. Gue rada pusing.. gue mau izin ke UKS jamnya
Pak Dave..” kata ify cepat. Rio dan Sivia mengerutkan dahinya. Namun tetap
mengangguk.
“okelah.. nggak apa-apa..” jawab Sivia sambil menepuk-nepuk
bahu Ify pelan. Ify tersenyum lega,lalu keluar dari kelas menuju UKS.
***
-UKS-
-UKS-
“huft.. bosen juga disini..” gumam ify. Lalu ia merogoh BB
nya yang beradi sakunya.
“aha! Twitteran asik nih..” gumam Ify semangat. Lalu dengan
lincah ia menekan tombol-tombo di BB nya dan membuka account twitter.
Ia pun mengupdate status..
ifyalyssa
“segala yang terbaik
akan ku berikan. Walau kebahagiaan ku yang menjadi ‘korban’”
Ify menghela nafas.. “iyaa. Semuanya yang terbaik demi
sahabat gue. Sahabat yang paling mengerti gue..”
ifyalyssa
“mungkin perasaan ini
hanya bisa di pendam. Dipendam di dalam relung hatiku..”
Ifyalyssa
“sakit? Jelas.. sangat
jelas. Sakit banget rasanya. Tapi gimana lagi? Perasaan ini cukup untuk di
simpan..”
Ifyalyssa
“tapi serapat apapun
rahasia itu disimpan..pasti akan terbongkar. Dan gue gak tau apa yang akan
terjadi kalau mereka tahu..”
Ifyalyssa
“ gue dan dia
mencintai orang yang sama.. tetapi gue harus mengalah demi kebahagiannya :”)”
Ifyalyssa
“sebisa mungkin gue
akan tahan perasaan ini.ya.. semampu
gue. Yakin. Ini semua berat. Tapi dimana ada kesulitan, pasti akan ada
jalan. Gue yakin itu.”
Ifyalyssa
“gue akan mendukung
kalian.. walau itu menyakitkan bagi gue:”) –R-S-“
“huft udah deh. Gimana mau semangat kalau gue terus
berlarut-larut gini? Ayo ify! Semangat!!” gumam Ify sambil mengangkat tangannya
yang dikepalkan ke udara.
“cukup banyak deh kayanya gue spamming. Ck—“ lanjut ify
tertawa kecil.
***
SKIP!! SKIP!!
tak terasa, satu minggu sudah berlalu. Dan hari ini.. tepat dimana Rio akan mengikuti perlombaan menyanyi antar-provinsi.
SKIP!! SKIP!!
tak terasa, satu minggu sudah berlalu. Dan hari ini.. tepat dimana Rio akan mengikuti perlombaan menyanyi antar-provinsi.
Rio sudah bersiap-siap.. ia segera keluar untuk menemui
orang tuanya.
“Ma, Pa, Rio pergi dulu ya? Doain Rio supaya menang ya?”
ujar Rio sambil mencium tangan Mama dan Papanya.
“pasti lah sayang.. hati-hati ya?” balas Mama Rio. Rio
mengangguk dan tersenyum. Lalu segera beranjak dari sana. Tangan kanannya
menenteng sebuah gitar yang akan di gunakannya nanti.
***
-Tempat Perlombaan
-Tempat Perlombaan
Rio pun sampai di sebuah gedung yang menjadi tempat
perlombaan. Ia langsung disambut oleh dua orang yang sudah tidak asing lagi
baginya.
“RIO!!” panggil Sivia dan Ify langsung menghampiri Rio.
“eh kalian udah dateng? HAHA gue kira kalian lupa-_-“ ucap
Rio tanpa dosa.
“yaa kita gak bakalan lupa lah Rioo..” gemas ify.
“hehe yaudah duduk disana aja yuk?” ajak Rio.
“yuk!”
***
perlombaan pun di mulai. Satu persatu peserta menunjukkan kemampuan yang mereka miliki. Ada yang menggunakan alat music seperti gitar dan keyboard.
perlombaan pun di mulai. Satu persatu peserta menunjukkan kemampuan yang mereka miliki. Ada yang menggunakan alat music seperti gitar dan keyboard.
“yah.. kita sambut peserta ke-12. Mario Stevano!!” Rio pun
tersenyum, dan segera beranjak menuju panggung. Tak lupa membawa gitarnya. Ia
pun duduk di sebuah bangku tanpa sandaran yang memang sudah disediakan.
Pandangannya tertuju pada dua gadis cantik di depannya.Ify dan Sivia.
aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
aku ingin menjadi sesuatu yg mungkin bisa kau rindu
karena langkah merapuh tanpa dirimu
oh karena hati tlah letih
aku ingin menjadi sesuatu yg mungkin bisa kau rindu
karena langkah merapuh tanpa dirimu
oh karena hati tlah letih
aku ingin menjadi sesuatu yg selalu bisa kau sentuh
aku ingin kau tahu bahwa ku selalu memujamu
tanpamu sepinya waktu merantai hati
oh bayangmu seakan-akan
aku ingin kau tahu bahwa ku selalu memujamu
tanpamu sepinya waktu merantai hati
oh bayangmu seakan-akan
reff:
kau seperti nyanyian dalam hatiku
yg memanggil rinduku padamu
seperti udara yg kuhela kau selalu ada
yg memanggil rinduku padamu
seperti udara yg kuhela kau selalu ada
hanya dirimu yg bisa membuatku tenang
tanpa dirimu aku merasa hilang
dan sepi, dan sepi
tanpa dirimu aku merasa hilang
dan sepi, dan sepi
kau seperti nyanyian dalam hatiku
yg memanggil rinduku padamu
seperti udara yg kuhela kau selalu ada
yg memanggil rinduku padamu
seperti udara yg kuhela kau selalu ada
kau seperti nyanyian dalam hatiku
yg memanggil rinduku padamu
seperti udara yg kuhela kau selalu ada
yg memanggil rinduku padamu
seperti udara yg kuhela kau selalu ada
selalu ada, kau selalu ada
selalu ada, kau selalu ada
selalu ada, kau selalu ada
Rio pun menyelesaikan lagunya dengan sempurna. Tampak Rio
sangat menghayati lagu itu saat ia nyanyikan. suara Tepuk tangan menggema di
gedung tersebut.Rio pun berdiri dan sedikit membungkuk lalu berujar “terima
kasih..”
Ia pun kembali ke tempat duduknya semula.
“lo keren banget tadi Yo.” Puji Sivia. Diikuti anggukan oleh
Ify.
“HAHA thankyouu!!”
SKIP!
pengumuman pemenang pun tiba. Seluruh peserta sudah tidak sabar untuk mengetahui siapa pemenangnya.
pengumuman pemenang pun tiba. Seluruh peserta sudah tidak sabar untuk mengetahui siapa pemenangnya.
“dan pemenang pertama di jatuhkan kepada………………………..”
“Mario Stevano!!!” rio terkejut.. tidak menyangka bahwa ia
mendapatkan juara pertama.
“Rio. Maju gih..” ujar Ify. Rio mengangguk, lalu segera maju
ke panggung.
“Selamat Mario Stevano! Sebagai pemenang pertama, kamu boleh
mengajak satu teman kamu untuk bernyanyi duet dengan kamu.” Ucap sang MC. Rio
tersenyum dan mengangguk..
“saya ingin Sivia Azizah maju untuk bernyanyi bersama Sivia..” ucap Rio sambil menatap Sivia. Sivia terlonjak kaget,. Lalu segera maju ke depan.
Mereka pun berduet menyanyikan lagu Lucky dan Jason Mraz
feat Colbie.
(Rio)
Do you hear me? I’m talking to you
Across the water, across the deep blue ocean
Under the open sky, oh my
Baby I'm trying
Across the water, across the deep blue ocean
Under the open sky, oh my
Baby I'm trying
(Via)
Boy I hear you in my dreams
I feel your whisper across the sea
I keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard
I feel your whisper across the sea
I keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard
I’m Lucky
I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Ooooh ooh-oooooh ooh-ooooooh....
They don't know how long it takes
Waiting for a love like this
Every time we say goodbye, I wish we had one more kiss
I'll wait for you, I promise you, I will
I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Lucky we're in love in every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home some day
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Ooooh ooh-oooooh ooh-ooooooh....
They don't know how long it takes
Waiting for a love like this
Every time we say goodbye, I wish we had one more kiss
I'll wait for you, I promise you, I will
I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Lucky we're in love in every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home some day
(Rio)
And so I'm sailing, through the sea
To an island, where we'll meet
You'll hear the music, fill the air
I put a flower in you hair
And so I'm sailing, through the sea
To an island, where we'll meet
You'll hear the music, fill the air
I put a flower in you hair
(Via)
And though the breezes through the trees
Move so pretty, you're all I see
Let the world keep spinning round
You hold me right here, right now
And though the breezes through the trees
Move so pretty, you're all I see
Let the world keep spinning round
You hold me right here, right now
PROK PROK PROK.
Tepuk tangan pun kembali bergemuruh memenuhi gedung
tersebut.
Tetapi tidak dengan gadis ini.. ia hanya bisa menunduk. IFY.
“kenapa? Kenapa gak
gue aja yang ada di posisi itu? Kenapa sih bukan gue yang berdiri disana?” ujar
ify membatin.
“gak! Seharusnya gue
seneng melihat Rio dan Sivia deket. Bukannya sedih gini.. aaarrrgggghhhh!!”
racau ify di dalam hati.
“tapi.. gue…gue gak
bisa bohong kalau gue cemburu.. gue sakit melihat mereka berdua.” Tak
terasa, air mata Ify jatuh. Cepat-cepat ify menghapusnya.
“loh Ify? Lo nangis ya?” kata Rio langsung duduk di samping
Ify. Diikuti oleh sivia.
“ah emm ngga.. ngga kok.. Cuma kelilipan doang..” kilah Ify.
Rio mengernyitkan dahinya.
“bener?” selidik Rio. Ify mengangguk yakin.
“lo beneran gak apa-apa kan, Fy? Atau lo sakit?” Tanya Sivia
khawatir.
“Siviaaa.. gue nggak apa-apa kok.” Gemas Ify.
“oh okelah. Kita pulang sekarang aja ya?” ajak Rio. Sivia
dan Ify mengangguk.
“kalian berdua sama gue aja ya? Gue bawa mobil ini.” Lanjut
Rio.
“iyaaaaiyaaa..” mereka bertiga pun beranjak dari sana. Tak
lupa Rio membawa thropynya.
***
SKIP!
SKIP!
-Dua hari kemudian-
Pulang sekolah ini, Ify diajak Sivia ke rumahnya. Awalnya
Ify keberatan.. karena Ify tau, Sivia akan menceritakan tentang Rio.. Rio dan
Rio… dan tentu hal itu membuat Ify…… hmm entahlah.
@Sivia’s Home
-kamar Sivia
“hadeh sebenarnya gue males banget nih, Vi.” Gumam Ify duduk
di kasur Sivia.
“haha lo gitu banget
ihh.. gue kan mau curhat..” rengut Sivia sambil duduk di meja belajarnya..
“iyaaiyaaa Via ku sayaang. Mau curhat apaa?” Tanya ify
bersabar.
“kok Rio nggak nembak-nembak gue ya, Fy? Apa dia gak suka
sama gue?” Sivia memulai curhatnya. Ify terdiam, otaknya mencari-cari jawaban
yang tepat untuk menjawab pertanyaan sahabatnya ini.
“yahh mungkin belum waktunya, Vi..” jawab Ify sekenanya.
“Kira-kira Rio suka gak yaah sama gue? Gue takut.. ntar
malah ngerusak persahabatan kita lagi..” lanjut Sivia.
Ify menghela nafas, lalu berujar “Sivia… perasaan seseorang
itu gak bisa ditebak. Jadi, lo gak usah takut..”
“iya Fy. Tapi.. emm gue.. gue takut ajaa dia gak suka sama
gue. Terus ntar dia marah lagi..”
“gak mungkin deh kayanya. Lo tau kan Rio orangnya gimana?”
Sivia mengangguk pelan.. ragu.
“nah itu dia! Rio gak mungkin musuhin orang gara-gara hal
yang begituan..”
“jadi gue harus gimana dong?” Tanya Sivia bingung. Ify
memutar bola matanya, lalu menghampiri Sivia. Menepuk pelan bahu sahabatnya.
Sekedar untuk memberikan motivasi.
“lo harus yakinin perasaan lo itu. Jangan pernah ragu
ataupun takut..” saran Ify.
“oke. Gue coba. Eh tapi.. misalnya lo yang suka sama Rio
gimana, Fy?” Sivia melemparkan pertanyaan yang berhasil membuat Ify skak mat!!
Ify terdiam..
“mm.. maksud lo?” Tanya Ify balik..
Sivia menghela nafas lalu menatap ify.. “gini, seandainyaa
elo diposisi gue. Nah elo suka sama
Rio.. yang notabennya sahabat lo sendiri. Apa yang lo lakuin?”
Ify terdiam –lagi- mencerna dengan cermat setiap kata yang
dikeluarkan dari mulut Sivia..
“gue… emm gue akan pertahanin perasaan gue ke dia. Tanpa
adaa merusak hubungan.. dan.. emm dan gue juga akan menerima kalau dia itu gak
suka gue. Gue… gue akan berusaha jadi yang terbaik untuk dia.” Jelas ify
panjang lebar. Tampak ia menjelaskannya dengan sangat dalam..
Sivia pun memperhatikan ify dengan tatapan kagum.. “trus
misalnya gue dan elo menyukai orang yang sama, apa lo akan pertahanin perasaan
lo itu?”
Ify menunduk.. otaknya meyusun puzzle-puzzle jawaban atas
pertanyaan Sivia. Pertanyaan Sivia bukan sekedar pertanyaan.. tetapi ini
menyangkut dirinya, Rio, dan Sivia.
“Fy…”
“emm ya. Gue akan merelakan orang yang gue suka demi sahabat
gue sendiri.. ya, walaupun itu nyakitin diri gue sendiri, tapi kebahagiaan
sahabat gue lebih penting..” jawab Ify yakin.
“apa lo gak pertahanin perasaan lo itu? Lo gak berusaha buat
perjuangin semuanya?” Tanya Sivia lagi.
“aduh udah deh, Vi. Kenapa lo jadi introgasi gue sih?” ify
balik bertanya.
“hehe.. gak apa-apa. Tapi sumpah ya Fy jawaban lo itu
dramatis banget..” seru Sivia.
“dramatis gimana? Apaan sih..” balas Ify. Kedua tangannya
dilipat di depan dada.
“hahhaaa.. peace Fy. Damai-damai..” cengir Sivia. Ify
mendengus pelan.
“ah udah deh gue mau pulang..” kata Ify sambil mengambil
tasnya di meja belajar Sivia..
“yaudah.. thanks ya Fy udah mau dengerin cerita gue.. thanks
juga udah kasih motivasi buat gue..”
“sip sama-sama. Gue pulang yah? Bye!”
“Bye!” Ify pun keluar dari kamar Sivia.
“Bye!” Ify pun keluar dari kamar Sivia.
Saat Sivia ingin mengambil novelnya di meja belajar, ia
melihat sebuah diary disana.
“loh? Ini diary siapa?apa punya Ify, ya?” gumam Sivia
membolak-balik diary tersebut.
“buka nggak ya? Ah buka aja deh..” Sivia pun membuka diary
milik Ify..
Halaman pertama……….
Dear diary..
Hey diary, apa kabar?
Sudah berapa lama gue nggak menulis sesuatu? Apa lo inget ry? Ehh bercanda, gue
lupa lo kan gak bisa ngitung :p . Gue mau curhat diary. Gue bingung mau curhat
sama siapa.. jadi gue milih elo sebagai tempat curhat gue ^^
Gue mengaku.. gue
akuin kalau gue itu suka sama Rio. Sahabat gue sendiri.hmm mungkin ada yang
bilang kalau “sahabat lebih indah
dibanding apapun”.
Tetapi, bagaimana
perasaan gue? Gue udah terlanjur jatuh cinta sama dia.. tapi, gue gak bisa dan
mungkin gak akan pernah bisa milikin dia. Bukannya gue gak meau memperjuangkan
cinta gue..tapi Karena gue yakin.. kalau
dia itu suka sama Sivia.gue bisa menyimpulkan itu semua dari sikapnya.. cara
menatapnya. Gue gak bisa menghalangin.. ini juga demi kebahagian sahabat gue
sendiri, Sivia. Gue sayang Sivia.. juga sayang sama Rio. Awalnya gue bingung
mau memperjuangkan Cinta atau Sahabat? Tapi sekarang gue udah tau jawabannya.
Gue akan lebih memperjuangkan Sahabat. Yeah! Sahabat :”)
Hoaamm. Cukup segini
ya diary :””D gue udah ngantuk. Goodnight!!
-ifyalyssa-
Halaman Kedua…….
Dear Diary,
Hari ini, gue kecewa.
Yahh..
gue kecewa. Karena Rio
dan Sivia duet tadi. Kenapa gak gue aja? Kenapa gak gue aja yang ada di posisi
sivia? Kenapa? Huft.. udah gue coba buat menghapus perasaan ini.. tapi.. tapi
gak bisa aaaaarrgghhh! Gue benci! Gue benci perasaan ini!
Kenapa harus ada perasaan cinta? Kenapa perasaan cinta itu meyakitkan? Arrgghh! Gue benci diri gue! Gue benci! Gue janji.. gue janji akan hapus perasaan ini! Gue gak mau tersiksa Cuma gara-gara kayak gini. Yahh gue tau mungkin hidup gue memang gak lama lagi.. gue tau! Disisa hidup gue yang sebentar lagi ini, gue mau melihat orang-orang di sekitar gue bahagia. Gue gak mau nyusahin mereka gara-gara melihat gue yang….. ARRGGHHH!!
Kenapa harus ada perasaan cinta? Kenapa perasaan cinta itu meyakitkan? Arrgghh! Gue benci diri gue! Gue benci! Gue janji.. gue janji akan hapus perasaan ini! Gue gak mau tersiksa Cuma gara-gara kayak gini. Yahh gue tau mungkin hidup gue memang gak lama lagi.. gue tau! Disisa hidup gue yang sebentar lagi ini, gue mau melihat orang-orang di sekitar gue bahagia. Gue gak mau nyusahin mereka gara-gara melihat gue yang….. ARRGGHHH!!
Gue benci deh sama
penyakit ini. Kenapa sih dia mesti ada di
tubuh gue? Nyusahin tau gak sih!! Ishh seandainya ajaa yaa waktu bisa di
putar kembali. Gue pasti udah minta Tuhan buat gak dilahirkan di dunia ini!
Karena apa? Gue Cuma nyusahin mama papa dan adik gue. Gue mau mereka tersenyum,
bukan terus-terusan sedih.. Tuhan itu gak adil sama gue :””” Tuhan gak sayang
sama gue. Kalau dia sayang sama gue, pasti dia gak akan pernah beri gue
penyakit seberat ini.
GAK!! IFYY!! APASIH
YANG LO PIKIRIN!! Tuhan itu sayang sama lo dengan cara ini :”” DIA mau lo terus
bersabar kuat di dunia ini dengan PENYAKIT INI!
Termasuk Rio. Mungkin dia emang bukan buat lo, Fy. Gue harus kuat gue
harus kuat!!! Semoga semoga semoga. Tuhan,, peluk aku sebentar saja. Agar aku
bisa terlepas dari penderitaan ini :”””
Goodnight Diary!!
Thanks udah mau jadi tempat curhat gue :””””))
-ifyalyssa-
Halaman Ketiga……….
Dear Diary,
Diary, kata dokter gue
hidup Cuma 3 bulan lagi lho ::”””””D
Perasaan gue campur
aduk saat dokter menyatakan itu semua. Mama,Papa dan Acha menangis. Tetapi gue?
Gue harus tetap tersenyum. Gue udah pernah janji untuk nggak mengecewakan di
dunia ini. Walau Cuma sebentar :”” Gue akan pergunakan kesempatan yang singkat
ini untuk perbaikin semuanya. Mulai dan Mama, papa, Acha, Sivia dan….. Rio.
Jujur, gue sayaaaaang banget sama Sivia. Dia itu udah kayak jiwa gue. Haha..
Sahabat. Yah dia sahabat yang paling berarti buat gue. Dan buat Rio… mungkin
dia adalah orang yang paling special di hati gue.
Udah ah diary.. gue ga
mau sedih terus. Udah ngantuk nihh.. hoaaamm.. Bye! Goodnight^^
-ifyalyssa-
-ifyalyssa-
Seketika tubuh Sivia terasa membeku setelah membaca diary
ify.
“jadi… jadi Ify juga suka sama Rio?” lirih Sivia tak
percaya.
“dan…. Dan gue dan dia menyukai orang yang sama. Sahabat
sendiri..” gumam Sivia lagi.
“BODOH! GUE BODOH! KENAPA GUE GAK TAU DARI AWAL KALAU IFY
SUKA SAMA RIO! GUE SAHABAT YANG PALING JAHAT! GUE GAK NGERTIIN PERASAAN SAHABAT
GUE SENDIRI!! GUE BENCI DIRI GUEE!! ARRGGHHH!!” cerca Sivia pada dirinya
sendiri. Air matanya sudah jatuh sejak tadi.
“Ify…. Kenapa lo gak pernah jujur ke gue? Lo sakit apa? Lo
sakit apa, Fy?” gumam Sivia bertanya-tanya.
“elo baik banget, Fy. Gue bangga punya sahabat yang
pengertian kayak lo. Lo udah mengorbankan perasaan lo sendiri demi sahabat lo
sendiri. Demi gue..” lirih Sivia.. lalu ia menangis sejadi-jadinya. Menyesali
perbuatannya yang mungkin bisa dibilang ‘keterlaluan’. Karena tak mengerti perasaan
sahabatnya. Sahabat yang paling mengerti dia. Penyesalan.. selalu datang
belakangan.. selalu datang terakhir.
Lelah menangis, Sivia pun tertidur di kasurnya.
***
“loh loh? Diary gue mana yak?” gumam Ify sambil mencari-cari diary nya di tas.
“loh loh? Diary gue mana yak?” gumam Ify sambil mencari-cari diary nya di tas.
“kok gak ada sih? Ah mungkin keselip nih..” gumam ify –lagi-
Tiba-tiba, Ify merasa nafasnya tersengal-sengal..
penyakitnya datang kembali!!
“hhh…hhh…hhhh…aarrgghhh penyakit sialan!!” cerca Ify sambil memegangi dadanya yang terasa sangat sesak.
“hhh…hhh…hhhh…aarrgghhh penyakit sialan!!” cerca Ify sambil memegangi dadanya yang terasa sangat sesak.
“Papaa.. mama….” Desah Ify pelan.
PRANG!! Vas bunga di samping tempat tidur Ify jatuh dan
pecah karena tersenggol oleh tangannya. Karena tak sanggup menahan sakitnya, ia
pun pingsan.
KLEK!!
“IFYY!!” kaget mama Ify yang baru masuk. Ia segera mengangkat Ify ke tempat tidur.
“IFYY!!” kaget mama Ify yang baru masuk. Ia segera mengangkat Ify ke tempat tidur.
“Ify.. sadar nak.. sadar..” panic Mama Ify. Tangannya
memukul pelan pipi Ify bertujuan agar Ify tersadar.
“Ma, ify kenapa? Dia pingsan lagi?” Tanya Papa ify yang baru
masuk.
“Iya pa. ayo kita bawa saja ke rumah sakit. Mama gak mau Ify
kenapa-napa..” kata Mama Ify cepat. Papa Ify mengangguk dan segera membopong
Ify ke luar. Mama Ify pun ikut keluar.
-diluar-
“loh Kak Ify kenapa, ma, Pa?” kaget Acha.
“penyakit kakakmu kambuh lagi, Nak..” ucap Mama Ify Acha
tergesa-gesa.
“Acha ikut ya, Ma?” pinta Acha. Mama IfyAcha menggeleng
tegas.
“ngga. Kamu disini aja ya sayang. Ini sudah malam, besok kan kamu sekolah..” jelas Mama IfyAcha.
Acha mengangguk pelan. “iya deh Ma.”
Mama IfyAcha pun
segera menyusul Papa IfyAcha di mobil. Dan segera membawa Ify ke rumah sakit
terdekat.
“Kenapa sih Mama sama Papa lebih peduli Kak Ify dibanding
gue? Apa karna Kak Ify itu pinter, terus
dia jadi anak kesayangan Mama papa?” gumam Acha lirih.
“argh! Bego! Kak Ify lagi sakit, Cha! Lo malah mikir yang
ginian lagi. Udah.. udah Positive Thinking aja
Okay!!” lanjut Acha lagi. Ia pun kembali ke kamarnya.
***
@RS. Mitra jaya
@RS. Mitra jaya
Dokter Ryan baru saja menangani Ify. Mama dan Papa Ify
dengan cemas menunggu di luar.
“Pa, kira-kira Ify kenapa lagi ya? Mama takut terjadi hal
buruk sama dia..” ucap Mama Ify pelan.
“berdoa supaya Ify gak apa-apa Ma. Ify anak yang kuat. Pasti
dia bisa melawan penyakitnya itu..” balas Papa Ify menenangkan. Mama Ify
mengangguk pelan.
15 menit kemudian, Dokter Ryan pun keluar.
“Dok, bagaimana keadaan Ify? Dia baik-baik saja kan?” mama
Ify langsung bertanya kepada dokter Ryan.
“Alhamdulillah kondisi sudah stabil. Yahh walaupun kondisi
fisiknya mulai lemah..” jawab Dokter Ryan.. diakhiri dengan nada pelan di
kalimat terakhir.
“tapi Ify gak apa-apa kan, Dok?” Tanya papa Ify.
“sementara ini tidak apa-apa. Tetapi, jangan biarkan Ify
mempunyai beban pikiran. Karena itu akan berakibat fatal nantinya..” saran
Dokter Ryan. Mama dan papa Ify mengangguk.
“baik, saya permisi dulu. Kalau ingin melihat Ify boleh saja,
asalkan tidak mengganggu dia beristirahat..” Mama dan Papa ify kembali
mengangguk lalu segera masuk ke ruangan Ify. Dokter Ryan pun berlalu dari sana.
“Yallah Ify..” Mama Ify hanya menutup mulutnya melihat
kondisi anak sulungnya itu. Kondisi Ify sangat lemah. Sebagian wajahnya
tertutupi oleh alat bantu pernapasan. Selang infuse pun melintang dari tangan
kanan Ify. Papa Ify hanya menatap Putrinya itu lirih.
“mama… papa…” lirih Ify pelan. Mama dan Papa ify pun
mendekati anaknya itu.
“kamu baik-baik aja kan, Nak? Ada yang sakit?” cemas Mama
Ify. Air matanya sudah membasahi wajahnya..
“sakit.. sakit banget, Ma. Dada Ify terasa sesak.. Ify sulit
buat bernapas..” ujar Ify. Tetapi, wajahnya tidak menunjukkan kesedihan atau apapun. Bibir mungilnya membentuk
bulan sabit.. tersenyum.
“coba aja Penyakit kamu itu ada di Mama, pasti kamu gak
bakal kaya gini..” ucap mama ify.
“iyaa.. terus Ify bakal ambil penyakit ini dari Mama..”
balas Ify.
“loh? Kok?”
“Iya.. Ify gak mau mama sedih. Ify gak mau Mama maupun Papa
sakit.. Ify rela kalau Ify sakit.. asalkan Ify gak nyusahin kalian..” Ify
kembali tersenyum. Mama dan Papa Ify menatap anaknya kagum bercampur sedih.
“papa dan Mama bangga punya anak sepertimu, Nak..” ujar papa
Ify.
“Ify lebih bangga lagi punya kalian semua.. bahkan ify
bersyukur karena Ify dikelilingi oleh orang-orang yang sayaaaang banget sama
Ify.” Lagi, lagi dan lagi ify tersenyum.
Seolah tidak ada setitik beban di sana.
Papa dan Mama Ify tersenyum haru melihat anaknya..
“aduh.. hh….hhh…hh… “ nafas ify tersengal-sengal lagi.
“Ify? Kamu kenapa nak?”panic Mama ify.
“Ify? Kamu kenapa nak?”panic Mama ify.
“nafas Ify.. ify susah nafas ma.. dada ify sesak.
Hh..hh..hh..” jawab ify masih dengan nafas tersengal-sengal.
“sekarang kamu atur nafas kamu.. pelan-pelan..”Ify pun mengikuti perintah Papanya. Perlahan ia
menarik nafasnya… dan perlahan rasa sakit itu pun menghilang.
“gimana sayang?”
“uda..hh. gak apa-apa Ma.” Ucap ify. Nafasnya kembali
stabil.
“yaudah, sekarang kamu tidur ya?” Ify pun mengangguk lalu
tertidur lelap. Biarlah bebannya itu hilang.. walau sementara.
***
-keesokan harinya-
-keesokan harinya-
“Sivia, lo nanti jenguk Ify gak?” Tanya Rio. Sivia menatap
Rio. “gue sayang sama lo, Rio. Tapi, Ify
itu sahabat yang paling berharga bagi gue. Gue sayang sama dia.. gue gak mau
kecewain dia.”
“hallo Via.. kok bengong sih?” kesal Rio sambil melambaikan
tangannya di depan Sivia.
“emm iya.” Jawab Sivia singkat.
“ntar pulang sekolah kita jenguk Ify bareng ya? Lo sama gue
aja..” Sivia mengangguk.
SKIP!
Pulang sekolah…
“yuk Vi..” ajak Rio.
“yuk..” balas Sivia mengikuti Rio yang sudah jalan
mendahuluinya. Mereka bertiga segera beranjak menuju Rumah Sakit dimana ify
dirawat._.
@RS. Mitra Jaya
Sivia dan Rio pun segera menanyakan ruang dimana ify dirawat kepada resepsionist Rumah Sakit tersebut. Setelah diberi tahu,
mereka berdua beranjak menuju ruang rawat Ify.
-Ruang Rawat Ify-
“Hey.. kalian datang ternyata..” sambut
Ify yang duduk di kasur pada rio dan
Sivia yang baru masuk. Rio tersenyum, lalu mendekati Ify. Berbeda dengan
Sivia,ia memasang wajah datar.
“gimana keadaan lo, Fy?” Tanya Rio.
“seperti yang lo lihat. Tetep cantik.” Jawab Ify narsis-_-
“lo lagi sakit masih aja bisa narsis.ckck” decak Rio
menggeleng-gelengkan kepalanya.
“haha.. suka-suka gue dong :p. eh Vi, sini dong.” Ucap ify.
Sivia menatap Ify tajam, membuat Ify
mengernyitkan dahinya.
“kenapa lo sembunyiin ini semua dari gue?” Tanya Sivia
tajam.
“maksud lo apa, Vi?” Ify balik bertanya. Tak mengerti apa yang dimaksud Sivia. Sivia tidak
menjawab,ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
“ini!”
“diary itu.. diary gue..” gumam Ify tak menyangka.
“lo..lo dapet darimana diary itu?” Tanya Ify gugup. Sivia
membuang mukanya. Sedangkan Rio yang sama sekali tidak mengerti hanya diam
memperhatikan Sivia dan Ify.
“jangan sok polos deh lo. Kenapa selama ini lo gak jujur
sama gue? Kenapa Fy?” desak Sivia. Ify terdiam.. dadanya kembali terasa sesak.
“apa… apa lo udah baca diary gue?” Tanya ify memastikan.
“ya! Gue udah baca semuanya.. Lo udah bohongin gue, Fy.
Kenapa sih lo gak jujur aja sama gue? Apa lo udah gak nganggep gue sahabat lo?
Iya?” desak Sivia lagi. Air matanya mulai turun deras.
“nggak. Nggak Vi! Justru gue ngelakuin semuanya demi lo.
Demi kebahagiaan lo sebagai sahabat gue.” Bantah Ify. Sesak di dadanya semakin
terasa.
“tapi gak harus
nyakitin diri lo sendiri kan? Lo gak harus memendam perasaan lo sendiri Fy! “
cerca Sivia. Ia menyeka air matanya. Lalu berjalan mendekati ify.
“maaf.. maaf. Gue tau gue salah. Gue bodoh. Gue bodoh biarin
rasa ini berkembang.. maaf Via.. maaf!”
tangis Ify semakin kuat. Sivia tidak membalas, ia memeluk Ify. Memeluk
sahabatnya itu. Rio hanya diam memperhatikan Sivia dan ify. Ia bingung. Sama
sekali tidak mengerti.
“lo gak salah. Lo gak bodoh, Fy. Gue yang salah. Gue yang
bodoh! Gue gak mau mengerti perasaan
sahabat gue sendiri. Gue egois. Gue udah nyakitin lo, Fy!” balas Sivia masih
dengan posisi memeluk ify seerat-eratnya. Air matanya semakin deras.
“gak Via. Lo gak salah apapun sama gue! Gue yang salah gue
yang bodoh.! Gue bego! Seharusnya gue gak ada di dunia ini! Biar gue gak
nyusahin kalian.. “
“Ssstt.. stop Fy! Lo gak berhak ngomong gitu. Lo harusnya
bersyukur karna Tuhan udah beri lo
kesempatan hidup di dunia yang indah ini, Fy!” balas Sivia..
“gue… gue.. aaarrgghh!! Gue benci sama diri gue sendiri,
Vi!” teriak ify sambil memukul kepalanya sendiri. Sivia melepaskan pelukannya,
lalu menatap ify.
“stop nyiksa diri lo sendiri! Berhenti buat nyalahin diri lo
sendiri! Gak ada yang salah disini kecuali gue. Perasaan itu juga tumbuh dengan
sendirinya, ‘kan? Jangan menyesali semuanya, Fy. Lo itu bawa keberuntungan ada
di dunia ini, Fy. Terutama gue.. gue beruntung punya sahabat kaya lo.” Sivia
diam sejenak, lalu melanjutkan.
“lo udah memendam perasaan lo itu buat gue.hanya buat gue..
makasih Fy. Dan sekarang gue rela kalau RIO sama lo..” Rio yang merasa namanya
disebut mendongak lalu menatap Sivia.
“percuma, Vi. Percuma! Hidup gue gak akan lama lagi. Gue
akan pergi selama-lamanya dari sini. Dari dunia ini! Cuma gara-gara penyakit sialan
yang ada di tubuh guee!!” balas ify. Dadanya terasa sangat sakit.
“penyakit?” kompak Rio dan Sivia.
“Iya.. penyakit. Dan gue yakin.. hidup gue disini Cuma
tinggal sebentar lagi. HAHA” ify tertawa hambar.
“lo sakit apa, Fy? Jujur sama gue..” Tanya Sivia.
Ify diam sebentar, lalu menjawab “Kanker Paru-paru stadium
akhir..”
“HAH?” hanya kata itu yang keluar dari mulut Sivia. Rio
hanya menatap ify sendu.
“Ify! Kenapa lo gak pernah bilang ke gue? Gue ngerasa gak
berguna sebagai sahabat.” Cerca Sivia pada dirinya sendiri.
“nggak Via! Lo itu sahabat gue paling baik.. paling gue
sayangi. Lo berguna.. bergunaaa banget.” Sambung ify. Tersenyum menatap Sivia.
“gak, Fy! Justru elo lah sahabat yang paling baik! Rela
mengorbankan perasaan lo demi gue! Sedangkan gue? Gue adalah orang paling jahat
yang membiarkan sahabat gue menderita!!” bantah Sivia.
“udah Via.. lo itu gak salah kok .” ucap ify sambil
menyunggingkan senyum manisnya :”””)
Sivia memeluk ify lagi. Betapa senangnya ia ‘dianugerahi’
sahabat berhati ‘mutiara’ seperti Ify :”””D
“gue sangat bersyukur punya sahabat kayak lo, Fy. Elo itu
sederhana, tapi hati lo. Hati lo istimewa, Fy..”
“biasa aja deh lo. Haha..” ify tertawa lepas. Sivia pun melepaskan pelukannya dan menatap Ify
sambil tersenyum.
“lo itu ya Fy. Lagi kaya gini juga lo masih bisa ketawa
gitu… ckckck..” decak Sivia kagum.
“Hidup gue tinggal sebentar lagi, gue mau Menuhin hidup gue dengan keceriaan :”D” balas ify
sambil tersenyum. Sivia ikut tersenyum haru.
“aeelaah gue dikacangin..”
kata Rio jengkel. Sontak Sivia dan Ify tertawa.
“hehe maaf, Yo.” Ucap ify menyeringai. Rio pun mendekati
Ify.
“eh gue gak ngerti deh maksud kalian apaan..” ucap Rio polos
sambil menggaruk kepalanya yang sama
sekali tidak gatal.
“gue kasih tau ya, Fy?” Ify mengangguk ragu.
“gue suka sama elo, Yo.” Rio terbelalak.
Sivia segera melajutkan kalimatnya “gue suka sama lo. Gue
cinta sama lo udah lama. Gue gak tau gimana rasa ini bisa tumbuh seiring gue
dan lo dekat. Tapi…. Tapi sekarang gue sadar. Gue udah menyakiti perasaan
seseorang yang juga suka sama lo.”
“siapa?” Tanya Rio penasaran.
Sivia melirik ify yang kini menunduk “dia.. ternyata di
belakang gue maupun lo, ify suka sama lo. Dan gue… gue sama sekali gak tau. Dan
gak pernah ngertiin dia. Sekarang gue merasa gagal jadi sahabat, Yo. Gue.. gue
bego.”
“stop Viaa!” bentak Ify. Kemudian mereka bertiga terdiam. 5
menit kemudian, Rio berjalan mendekati ify.. dan memegang tangan kanan ify.
“ify..mungkin selama ini gue bego banget gak nyadarin perasaan
lo ke gue. Tapi yang harus lo tau.. gue.. gue suka sama lo. Gue cinta sama lo,
Fy. Gue mau lo jadi pacar gue buat yang
pertama dan terakhir..” ujar Rio sungguh-sungguh. Ify menatap Rio dalam, lalu
menunduk.
“maaf, gue gak bisa.”
“ke..kenapa Fy?’ Tanya Rio hati-hati.
“mungkin lo lebih cocok sama Sivia yang sehat wal’afiat
dibanding dengan gue yang penyakitan ini..” jelas ify.. terasa berat untuk
mengungkapkannya.
“IFY! Udah..jangan pikirin perasaan gue lagi. Udah cukup lo
menderita karena gue, Fy. Cukup! Gue mau lo bahagia, Fy.pleaseee..” mohon
Sivia.
“tapi elo……”
“udah.. jangan pikirin gue lagi, Fy!” bantah Sivia.
“oke,gue mau jadi pacar lo, Rio.” Rio tersenyum,lalu segera
memeluk Ify,kekasih pertamanya dan
mungkin akan menjadi yang terakhir..
“makasih fy..maaf yaa kalau selama ini aku nyakitin kamu.”
“nggak apa-apa.aku udah maafin kok..” balas ify sambil
tersenyum. Tiba-tiba rasa sesak di dadanya kembali datang.. ia kembali susah
bernafas.
“hh…..hhh..hhh…”
“ify….kamu kenapa?”panic Rio yang sudah melepaskan
pelukannya.
“Ify.. lo kenapa, Fy?” sivia pun panic.
“hhhhh…hh…. Gu….eee….hhhh….”
Rio pun dengan segera menekan tombol darurat yang berada di
samping tempat tidur ify.
Taklama, Dokter Ryan dan 2 orang suster datang untuk
menangani Ify. Sivia dan Rio pun keluar dari sana. Membiarkan ify ditangani
oleh Dokter..
-diluar-
“Via, maaf ya gue gak bisa balas perasaan lo.” Kata Rio
hati-hati. Sivia tersenyum.
“nggak apa-apa. Sebagai sahabat aja juga udah cukup kok.”
Balas Sivia tersenyum. Rio ikut tersenyum lega.
“ini.. diary punya Ify lo aja yang megang..” kata Sivia
memberikan diary Ify. Rio pun menerimanya.
“Rio, Sivia? Ify kenapa?”Tanya mama Ify. Diikuti oleh Papa
ify dan Acha dibelakangnya.
“Penyakit Ify kambuh lagi, tante..” jawab Rio lemas. Papa
dan Mama ify menghela nafas berat.
Tak lama kemudian, Dokter Ryan pun keluar.
“Maaf Bu, Pak.kami tidak sanggup menangani Ify lagi.
Keadaannya sudah sangat kritis..” serah Dokter
Ryan.
Mama Ify langsung menangis di pelukan Papa Rio.
“gak mungkin Dok.!” Rio pun masuk ke dalam. Di ikuti oleh
Sivia dan Mama Papa Ify.
“Ifyyyyyyyy!! Please bertahan! Bertahan demi kita..” mohon
Rio. Tangannya memegang kedua tangan Ify. Ify tersenyum..
“ kalau aku ..hh. gak .
.hh..bertahan.. hhh.. gimana, Yo?” Tanya Ify. Mencoba bercanda.
“gak.. gak boleh. kamu harus bertahan! Please kuat Fy!”
pinta Rio semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Ify
“maaf.. tapi aku udah….hh…..gak… ku…hhh..at.” nafas Ify
semakin tersengal-sengal.
“Ify! Lo pasti kuat! AYO! FIGHT!” kata Sivia memberi
semangat. Air matanya kembali turun deras
“gak..hh.. Via. Gue udah..hh.. gak.. ku..at.” serah Ify
“Ify, kamu pasti kuat nak. Ayo nak..” ucap Papa Ify.
“iyaa sayang. Kamu pasti bisa melawan penyakit kamu.” Tambah
Mama Ify.
“kak, ayo kak. Gue yakin lo bisaa!” tambah Acha
“maaf.. Ify.. udah.. gak.. tahan.. lagi..hh.. Terima Kasih
atas perhatian kalian… hh.. selama ini.” Ify mengatur nafas sebentar lalu
melanjutkan.
“Kalian udah mau…hh.. aku..hh.. repotin. Maaf..ya? Ma, Pa
Ify sering buat kalian sedih hh.. ya? Hh.. maaf.. yaa. Acha,.. tetep rajin.. hh.. belajar..
jangan.. buat Papa mama sedih..” Mama, Papa IfyAcha beserta Acha mengangguk
cepat.
“buat Sivia.. lo .. hh.. sahabat gue paling baik.. hh..
thanks .. udah nemenin hari-hari.. hh..
gue..”
“lo juga sahabat gue yang paling baik, Fy. Lo itu the best!”
ify tersenyum,
“buat Rio.. Mungkin kita..hh.. jadiannya ..hh..hanya 30
menit ya? Maaf.. kamu akan selalu ada di
hati aku.. kamu jadi yang ..hh..paling special ..hh..di hati aku, Yo..
Aku cinta kamu.. hhh…”
“Iya Fy. Aku juga Cinta sama kamu..Cintaaaaa banget.” Ify
kembali tersenyum.
“Makasih…hh.. Ify mau.. hh.. istirahat .. dulu..hh..” Ify
pun memejamkan matanya. Bukan hanya tidur,melainkan meninggalkan dunia untuk
selama-lamanya:”
“IFYYYYYYYYYY!”
***
-Pemakaman Ify-
-Pemakaman Ify-
“sayang,kamu tenang ya disana? Mama akan selalu mendoakan
kamu dari sini, Nak.”ucap Mama ify sambil menatap nisan yang terukir indah nama ify.
“Papa juga, Nak.. Kamu anak papa yang paling hebat..”
sambung papa ify.
“Kak,kadang gue suka mikir kenapa Mama dan Papa lebih
merhatiin lo.” Mama Papa ifyAcha menatap Acha.
“dan sekarang gue sadar, Kak. Lo hebat.. lo gadis yang
hebat. Lo tetap tersenyum walau itu jauh berbeda dengan apa yang lo rasain.”
Lanjut Acha sambil tersenyum.
“maafin Mama dan Papa ya, sayang?” Acha mengangguk dan
tersenyum,.
“Ify.. Maaf yaa udah nyakitin perasaan lo. Gue emang gak
peka Fy. Lo tenang ya disana? Gue pasti sering-sering ngunjungin lo disini..”
ujar Sivia.
“Ify sayang.. aku sayaaaang banget sama kamu. Tapi kenapa
kamu cepet banget sih ninggalinaku? Padahal aku berharap kita bisa
bareng-bareng lebih lama lagi. Kamu tenang ya sayang. Aku akan selalu ingat
sama kamu. You’re My Soul..” ujar Rio menatap makam ify.
“makasih kalian udah
perhatian sama aku. Aku akan ingat kalian disini.. aku akan selalu merhatiin
kalian dari sini. Kalian tau?aku udah gak ngerasain sakit apapun disini.. Mama,
Papa, Acha.. Aku sayaaaang banget sama kalian. Tapi aku sering buat kalian
sedih. Maaf ya.. Rio.. Aku sayang sama kamuu.. selama-lamanyaa. Tetap jadi yang
paliiiiiing special di hatikuu.. Siviaa.. You’re my best friend!! Aku sayang
banget deh sama kamu. Makanya aku rela ngorbanin perasaan aku demi kamu.. AKU
SAYANG KALIAN SEMUA.” –IFY
“kamu anak yang
hebat,Nak. Kamu mau merelakan kebahagiaan mu demi orang lain. Kami kagum sama kamu,nak..
Selamat jalan, Ify. Semoga kamu tenang..” –MAMA-PAPA IFYACHA
“kak, lo itu kakak
yang paling hebat yang pernah gue kenal selama hidup gue. Lo itu… argh lo the
best pokonya. Gue sayang lo, kak “ –ACHA
“Ify, selamat jalan
yaaa..gue pasti sering kesini. Lo tenang aja deh disana. Eh iyaaa.. kita
berduaaa ntar disana ketemuan yaakk? HAHA. Udah deh itu aja. Intinya gue sayang
sama lo IFY”-SIVIA
“Ify, sayang yaa kita Cuma
jadian sebentar. Tapi, walaupun kita Cuma jadian sebentar.. kita masih tetap
pacaran kok… kamu itu paling special dihati aku. Selamaaaaaaaaaanyaaa:”) tetap
jaga kesehatan disana yah sayang :”” I Love You Forever!” -RIO
>>> THE END
Alhamdulillah akhirnya End juga *sujudsyukur* What do you
think about this story?:”” jelek kah?maaf yaaa u,u 5 jam loooh buatnyaa :D
adakah yang menangissssssss? Aku harap kalian menangis setelah membaca cerpen
ini -_-v
Hehee.. ayo LIKE dan COMMENT kalian dong ^^ kalau bisa
comment sepanjang mungkin (?) trus LIKE sebanyak mungkin-_-vv HAHA._.
Maap yak kalau ada salah kataaa, aataupun typo, ataupun
teman-temannya (?)-_-vv aku juga masih amatiran, masih belajaaaarr :D
Cheers,
Adket Dina Arifa
#Follow my twitter @dinaarifaa
Mention for follback.
#Follow juga my twetme @Dinaaa
Mention :D #Lets join my blog
:D Semua cerbung cerpen aku akan dipost disitu juga :)
Thankyouuu!
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletenah.. nah gantung nih gantung.. but keren..
ReplyDeletenumpang nitipin link aku yaa..kalau mau berkunjung juga boleh..
obat kista tradisional.
obat pelangsing herbal.
thanks before..
Last story nya sedih banget
ReplyDelete