Saturday, 21 April 2012

Sacrificial Of Love -cerpen-


***

Sacrificial Of Love
Pengorbanan cinta … pengorbanan cinta sejati. Sesuatu yang sangat menyakitkan. Tetapi akan kah kita tetap mengorbankan perasaan kita demi orang lain? Walaupun menyakitkan diri sendiri?  Dan mengubur perasaan kita dalam-dalam hanya demi kebahagiaan orang lain? Hanya orang-orang yang berhati ‘mutiara’ yang akan melakukan itu. Tersenyum di balik kepahitan.

-IFY P.O.V-
Haii semuaa. gue Ify. Nama lengkap gue Alyssa Saufika Umari :).  gue ini anak sulung dari 2 bersaudara. Yap, gue mempunyai seorang adik bernama Acha. Sekarang, gue duduk di kelas XI.C SMA BIMASAKTI.
gue mempunyai  dua orang sahabat.. Mereka adalah Sivia dan Rio. Sivia adalah sahabat dekat gue..  Kami sering pulang pergi sekolah bersama. Diam-diam, Sivia menyimpan perasaan khusus terhadap Rio.. tetapi, Rio sama sekali tidak mengetahuinya.


“gue suka sama Rio, Fy”


Jujur, ketika Sivia mengatakan semuanya pada gue, ada perasaan sesak, nyeri.. di sini.. di hati. gue gak tau apa maksud itu semua. Mungkin belum waktunya untuk gue mengetahuinya. Dan…. Tanpa sadar, gue sering memikirkan Rio akhir-akhir ini.. Apakah ini…………. Cinta?
Ahh iyaa.. gue lupa. gue, Sivia dan Rio sekelas lohh :D

-Pagi Hari-

Author P.O.V
Ify baru bangun tidur. Ia  lihat sinar matahari yang masuk dari celah jendela kamarnya. Ify segera bangkit.. dan berjalan menuju jendela kamar. Ia pun merentangkan kedua tangannya, dan ia pejamkan matanya.. sungguh.. udara pagi hari memang segar. Ia menarik nafas sedalam-dalamnyaa, lalu menghembuskan kuat. Lalu buka mata..
“semoga hari ini adalah hari yang indah..” doanya dalam hati. Yahh semoga hari ini adalah hari yang menyenangkan.
Ia segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

***

IFY  P.O.V

gue sudah siap untuk pergi sekolah. Ahh gue baru ingat kalau mama dan papa gue sedang tidak berada di rumah. Acha juga udah pergi sekolah.
Gue  pun berjalan menuju teras setelah selesai sarapan. Lalu gue duduk di bangku teras .

“Sivia mana sih? Katanya mau jemput?” dumel  gue sendiri. Ahh paling sebal nih kalau udah menunggu-_-
Tak lama, Sivia pun tiba dengan Jazz Hitamnyaa..

“Ifyy..” panggil Sivia. gue pun melangkah menuju ke arahnya dengan ogah-ogahan

“lama banget sih lo, Vi?” Tanya gue kesal. Sivia menyeringai..

“udah ntar deh gue jelasin. Sekarang buru masuk gih.” Ujar Sivia. gue memutar bola mata gue.., lalu masuk kemobil Sivia. Dan Sivia pun langsung tancap gas menuju sekolah.

***

@SMA BIMASAKTI

gue pun turun dari mobil Sivia.. Sivia pun melakukan hal yang sama.
Baru saja hendak melangkah menuju kelas, tiba-riba Rio datang menghampiri kami berdua.

“Hai Ify, Siviaaa..” sapa Rio semangat. Lengkap dengan senyumnya.

“semangat banget elo, Yo?” heran gue.. Ya, karena tidak biasanya Rio semangat sampai segitunya. Sivia hanya mengangkat alisnya menunggu jawaban dari Rio.

Rio menyeringai.. “ahh gapapa kok. Emang gue tiap hari semangat, ‘kan?” Rio langsung merangkul gue dan Sivia menuju kelas. Terpaksa, gue pasrah saja dengan perlakuan Rio ini. Dasar Rio….

-Kelas XI.C-

Gue  dan Sivia langsung duduk di bangku kami masing-masing. Oh iyaa gue dan Sivia satu mejaa. Dan Rio duduk di sebelah kami.

“Rio, gue masih penasaran banget deh kenapa lo semangat banget?” Tanya gue penasaran.

“Iya, Yo. Pasti ada something nih..” selidik Sivia. Rio tersenyum simpul.

“hahaa kalian berdua penasaran banget apa? Iya iyaaa gue ngaku deh. gue mau ikut lomba nyanyi antar-provinsi minggu depan..” jelas Rio dengan wajah yang berseri-seri.

“Wahhh hebat juga   elo, Yo.  gue doain sukses dehh..” sambut gue riang.

“woiyaa dong Fy, Rio gituu..” sombong Rio. Kompak gue dan Sivia saling berpandangan, lalu menoyor kepala Rio.

“sombong wooooo..” sorak gue dan Sivia. Rio hanya mengeringai –lagi-

“biarin, wleekk :p” balas Rio.

“ehh Bu Rizka udah dateng tuh..” seru gue. Sontak seluruh siswa langsung duduk di bangku masing-masing..
Pelajaran pun segera di mulai…
***
SKIP –Istirahat-

Author P.O.V

Istirahat! Salah satu saat-saat yang paling ditunggu oleh setiap siswa. Siswa SMA BIMASAKTI berhamburan ke kantin. Ingin secepatnya terbebas dari pelajaran ‘untuk sementara’. Termasuk Ify, Rio dan Sivia.

“ladies, ke kantin yuk?” ajak Rio.

“halah gaya ngomong lo tuh..” cibir Sivia. Rio menyeringai. Ify hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat mereka berdua.

“bodolah. Sesuka gue…” jutek Rio. Lalu, tanpa sadar ia merangkul Sivia dan menarik Sivia menuju kantin. Tidak menyadari keberadaan Ify. Sivia yang memang notabennya menyukai Rio, sangat amat senang dengan perlakuan Rio kepadanya.
Ify hanya diam, menatap kedua orang di depannya. Sesak-sesak-sesak. Itu.. itu yang kini dirasakannya.

“Ifyy? Kok diem? Ayooooo!” panggil Sivia dari jauh. Ify tersentak, lalu segera melangkahkan kakinya menyusul Rio dan Sivia.

***

-Kantin-

“wahh parah lo berdua ninggalin gue..” rengut Ify saat baru tiba di meja Rio dan Sivia. Nada bicaranya dibuat biasa saja.
Kompak Sivia dan Rio menunjukkan deretan gigi putih mereka.

“silau tuh gigi lo.” Ketus Ify.

“hehee., maap ify.” Cengir Rio sambil menjawil  hidung mancung Ify. Ify hanya mendengus sebal. Lalu, ketiganya memesan makanan..
Setelah pesanan datang, mereka pun menikmatinya sambil sesekali bercanda. Tetapi, Ify merasa  di perlakukan ‘tidak adil’ oleh Rio. Sedari tadi, Rio selalu mengajak bercanda Sivia. Tetapi pada saat ia ingin berbicara, selalu saja di dahului Rio.

“apa benar Rio juga suka dengan Sivia? Dari sikapnya sangat menunjukkan kalau dia itu suka sama Sivia.” Batin ify sambil memperhatikan Rio dan Sivia.

“nggak. Nggak Fy! Lo gak boleh egois. Lo gak boleh mentingin perasaan lo demi kebahagiaan lo sendiri! Sahabat! Ya.. sahabat lebih penting. Gue akan coba ‘mengorbankan’ perasaan gue untuk sahabat gue sendiri..” tekad Ify dalam hati.

“tapi… apa akan selamanya tetap begini? lo bisa! Lo pasti bisa, Fy! Ayo!! Fight!” lanjut Ify. Masih dibatinkan tentunya.
Ify diam..  mengaduk-ngaduk minumannya. Matanya menatap Sivia dan Rio dengan tatapan yang bisa dibilang ‘lirih’.
“hahhaa.. bener tuh Yo. Ahh lo sarap deh orangnyaa..” tawa Sivia. Rio tidak merespon, hanya tersenyum manis. Gigi nya yang gingsul tetapi manis itu sedikit terlihat.

“gue suka senyum manis itu.. walau senyum itu bukan buat gue..” batin Ify lirih.

Ify? Kok minumnya diaduk terus sih?” Tanya Rio lembut. Ify tersentak, lalu mengalihkan pandangannya pada lemon juice yang sudah berantakan(?)._.

“emm.. nggak. Gue lupa, gue lagi sariawan. Iya.. sariawan.” Jawab Ify gugup.

“bener?” Tanya Sivia memastikan. Ify mengangguk mantap.

“yaudah kita ke kelas yukk.. bentar lagi bel nih,.” Ajak Rio. Sivia dan Ify mengangguk, lalu segera menyusul Rio yang sudah duluan.

***

-malam hari-

@Ify’s Home

IFY   P.O.V
Hari ini, gue mau menulis sesuatu di diary dulu. Ahh udah lama gue gak menulis sesuatu di diary. Hmmm mungkin ini terkesan lebay atau semacamnya. Tetapi, gue suka ini. Diary.. salah satu tempat gue untuk mencurahkan isi hati gue :”)

Dear diary..
Hey diary, apa kabar? Sudah berapa lama gue nggak menullis sesuatu? Apa lo inget ry? Ehh bercanda, gue lupa lo kan gak bisa ngitung :p . Gue mau curhat diary. Gue bingung mau curhat sama siapa.. jadi gue milih elo sebagai tempat curhat gue ^^
Gue mengaku.. gue akuin kalau gue itu suka sama Rio. Sahabat gue sendiri.hmm mungkin ada yang bilang kalau “sahabat lebih indah dibanding apapun”.
Tetapi, bagaimana perasaan gue? Gue udah terlanjur jatuh cinta sama dia.. tapi, gue gak bisa dan mungkin gak akan pernah bisa milikin dia. Bukannya gue gak meau memperjuangkan cinta gue..tapi  Karena gue yakin.. kalau dia itu suka sama Sivia.gue bisa menyimpulkan itu semua dari sikapnya.. cara menatapnya. Gue gak bisa menghalangin.. ini juga demi kebahagian sahabat gue sendiri, Sivia. Gue sayang Sivia.. juga sayang sama Rio. Awalnya gue bingung mau memperjuangkan Cinta atau Sahabat? Tapi sekarang gue udah tau jawabannya. Gue akan lebih memperjuangkan Sahabat. Yeah! Sahabat :”)
Hoaamm. Cukup segini ya diary :””D gue udah ngantuk. Goodnight!!

-ifyalyssa-

***

-Keesokan Harinya-

@SMA BIMASAKTI

Author P.O.V

Ify yang memang sudah datang dari tadi hanya tercengang melihat dua orang yang baru saja memasuki kelas sambil berangkulan. Sirat wajah mereka menujukkan keceriaan.

“Pagi ifyyy..” seru Rio dan Sivia bersamaan. Yah, Rio dan Sivia lah orangnya.

Ify tersenyum tipis.. “pagiii…”

“kok nggak semangat banget, sih?” bingung Sivia mendekati Ify. Rio juga mengikuti.
Ify hanya menggeleng dan tersenyum..

“lo sakit ya?” Tanya Sivia sambil memegang dahi Ify. Ify menepis tangan Sivia halus.

“nggak tau, Vi. Gue rada pusing.. gue mau izin ke UKS jamnya Pak Dave..” kata ify cepat. Rio dan Sivia mengerutkan dahinya. Namun tetap mengangguk.

“okelah.. nggak apa-apa..” jawab Sivia sambil menepuk-nepuk bahu Ify pelan. Ify tersenyum lega,lalu keluar dari kelas menuju UKS.

***

-UKS-

“huft.. bosen juga disini..” gumam ify. Lalu ia merogoh BB nya yang beradi sakunya.

“aha! Twitteran asik nih..” gumam Ify semangat. Lalu dengan lincah ia menekan tombol-tombo di BB nya dan membuka account twitter.
Ia pun mengupdate status..
ifyalyssa
“segala yang terbaik akan ku berikan. Walau kebahagiaan ku yang menjadi ‘korban’”

Ify menghela nafas.. “iyaa. Semuanya yang terbaik demi sahabat gue. Sahabat yang paling mengerti gue..”

ifyalyssa
“mungkin perasaan ini hanya bisa di pendam. Dipendam di dalam relung hatiku..”

Ifyalyssa
“sakit? Jelas.. sangat jelas. Sakit banget rasanya. Tapi gimana lagi? Perasaan ini cukup untuk di simpan..”

Ifyalyssa
“tapi serapat apapun rahasia itu disimpan..pasti akan terbongkar. Dan gue gak tau apa yang akan terjadi kalau mereka tahu..”

Ifyalyssa
“ gue dan dia mencintai orang yang sama.. tetapi gue harus mengalah demi kebahagiannya :”)”

Ifyalyssa
“sebisa mungkin gue akan tahan perasaan ini.ya.. semampu  gue. Yakin. Ini semua berat. Tapi dimana ada kesulitan, pasti akan ada jalan. Gue yakin itu.”

Ifyalyssa
“gue akan mendukung kalian.. walau itu menyakitkan bagi gue:”) –R-S-“

“huft udah deh. Gimana mau semangat kalau gue terus berlarut-larut gini? Ayo ify! Semangat!!” gumam Ify sambil mengangkat tangannya yang dikepalkan ke udara.

“cukup banyak deh kayanya gue spamming. Ck—“ lanjut ify tertawa kecil.

***

SKIP!! SKIP!!
tak terasa, satu minggu sudah berlalu. Dan hari ini.. tepat dimana Rio akan mengikuti perlombaan menyanyi  antar-provinsi.
Rio sudah bersiap-siap.. ia segera keluar untuk menemui orang tuanya.
“Ma, Pa, Rio pergi dulu ya? Doain Rio supaya menang ya?” ujar Rio sambil mencium tangan Mama dan Papanya.

“pasti lah sayang.. hati-hati ya?” balas Mama Rio. Rio mengangguk dan tersenyum. Lalu segera beranjak dari sana. Tangan kanannya menenteng sebuah gitar yang akan di gunakannya nanti.

***

-Tempat Perlombaan

Rio pun sampai di sebuah gedung yang menjadi tempat perlombaan. Ia langsung disambut oleh dua orang yang sudah tidak asing lagi baginya.

“RIO!!” panggil Sivia dan Ify langsung menghampiri Rio.

“eh kalian udah dateng? HAHA gue kira kalian lupa-_-“ ucap Rio tanpa dosa.

“yaa kita gak bakalan lupa lah Rioo..” gemas ify.

“hehe yaudah duduk disana aja yuk?” ajak Rio.

“yuk!”

***


perlombaan pun di mulai. Satu persatu peserta menunjukkan kemampuan yang mereka miliki. Ada yang menggunakan alat music seperti gitar dan keyboard.

“yah.. kita sambut peserta ke-12. Mario Stevano!!” Rio pun tersenyum, dan segera beranjak menuju panggung. Tak lupa membawa gitarnya. Ia pun duduk di sebuah bangku tanpa sandaran yang memang sudah disediakan. Pandangannya tertuju pada dua gadis cantik di depannya.Ify dan Sivia.

aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
aku ingin menjadi sesuatu yg mungkin bisa kau rindu
karena langkah merapuh tanpa dirimu
oh karena hati tlah letih

aku ingin menjadi sesuatu yg selalu bisa kau sentuh
aku ingin kau tahu bahwa ku selalu memujamu
tanpamu sepinya waktu merantai hati
oh bayangmu seakan-akan
reff:
 kau seperti nyanyian dalam hatiku
yg memanggil rinduku padamu
seperti udara yg kuhela kau selalu ada
   hanya dirimu yg bisa membuatku tenang
   tanpa dirimu aku merasa hilang
   dan sepi, dan sepi
kau seperti nyanyian dalam hatiku
yg memanggil rinduku padamu
seperti udara yg kuhela kau selalu ada
kau seperti nyanyian dalam hatiku
yg memanggil rinduku padamu
seperti udara yg kuhela kau selalu ada
selalu ada, kau selalu ada
selalu ada, kau selalu ada

Rio pun menyelesaikan lagunya dengan sempurna. Tampak Rio sangat menghayati lagu itu saat ia nyanyikan. suara Tepuk tangan menggema di gedung tersebut.Rio pun berdiri dan sedikit membungkuk lalu berujar “terima kasih..”
Ia pun kembali ke tempat duduknya semula.

“lo keren banget tadi Yo.” Puji Sivia. Diikuti anggukan oleh Ify.

“HAHA thankyouu!!”

SKIP!
pengumuman pemenang pun tiba. Seluruh peserta sudah tidak sabar untuk mengetahui siapa pemenangnya.
“dan pemenang pertama di jatuhkan kepada………………………..”

“Mario Stevano!!!” rio terkejut.. tidak menyangka bahwa ia mendapatkan juara pertama.

“Rio. Maju gih..” ujar Ify. Rio mengangguk, lalu segera maju ke panggung.

“Selamat Mario Stevano! Sebagai pemenang pertama, kamu boleh mengajak satu teman kamu untuk bernyanyi duet dengan kamu.” Ucap sang MC. Rio tersenyum dan mengangguk..


“saya ingin Sivia Azizah maju untuk bernyanyi bersama Sivia..” ucap Rio sambil menatap Sivia. Sivia terlonjak kaget,. Lalu segera maju ke depan.
Mereka pun berduet menyanyikan lagu Lucky dan Jason Mraz feat Colbie.

(Rio)
Do  you hear me? I’m talking to you
Across the water, across the deep blue ocean
Under the open sky, oh my
Baby I'm trying

(Via)
Boy I hear you in my dreams
I feel your whisper across the sea
I keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard

I’m Lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Ooooh ooh-oooooh ooh-ooooooh....

They don't know how long it takes
Waiting for a love like this
Every time we say goodbye, I wish we had one more kiss
I'll wait for you, I promise you, I will

I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home agai
n
Lucky we're in love in every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home some day

(Rio)
And so I'm sailing, through the sea
To an island, where we'll meet
You'll hear the music, fill the air
I put a flower in you hair

(Via)
And though the breezes through the trees
Move so pretty, you're all I see
Let the world keep spinning round
You hold me right here, right now

PROK PROK PROK.
Tepuk tangan pun kembali bergemuruh memenuhi gedung tersebut.
Tetapi tidak dengan gadis ini.. ia hanya bisa menunduk. IFY.

“kenapa? Kenapa gak gue aja yang ada di posisi itu? Kenapa sih bukan gue yang berdiri disana?” ujar ify membatin.

“gak! Seharusnya gue seneng melihat Rio dan Sivia deket. Bukannya sedih gini.. aaarrrgggghhhh!!” racau ify di dalam hati.

“tapi.. gue…gue gak bisa bohong kalau gue cemburu.. gue sakit melihat mereka berdua.” Tak terasa, air mata Ify jatuh. Cepat-cepat ify menghapusnya.

“loh Ify? Lo nangis ya?” kata Rio langsung duduk di samping Ify. Diikuti oleh sivia.

“ah emm ngga.. ngga kok.. Cuma kelilipan doang..” kilah Ify. Rio mengernyitkan dahinya.

“bener?” selidik Rio. Ify mengangguk yakin.

“lo beneran gak apa-apa kan, Fy? Atau lo sakit?” Tanya Sivia khawatir.

“Siviaaa.. gue nggak apa-apa kok.” Gemas Ify.

“oh okelah. Kita pulang sekarang aja ya?” ajak Rio. Sivia dan Ify mengangguk.

“kalian berdua sama gue aja ya? Gue bawa mobil ini.” Lanjut Rio.

“iyaaaaiyaaa..” mereka bertiga pun beranjak dari sana. Tak lupa Rio membawa thropynya.

***

SKIP!

-Dua hari kemudian-

Pulang sekolah ini, Ify diajak Sivia ke rumahnya. Awalnya Ify keberatan.. karena Ify tau, Sivia akan menceritakan tentang Rio.. Rio dan Rio… dan tentu hal itu membuat Ify…… hmm entahlah.

@Sivia’s Home

-kamar Sivia

“hadeh sebenarnya gue males banget nih, Vi.” Gumam Ify duduk di kasur Sivia.

“haha lo  gitu banget ihh.. gue kan mau curhat..” rengut Sivia sambil duduk di meja belajarnya..

“iyaaiyaaa Via ku sayaang. Mau curhat apaa?” Tanya ify bersabar.

“kok Rio nggak nembak-nembak gue ya, Fy? Apa dia gak suka sama gue?” Sivia memulai curhatnya. Ify terdiam, otaknya mencari-cari jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan sahabatnya ini.

“yahh mungkin belum waktunya, Vi..” jawab  Ify sekenanya.

“Kira-kira Rio suka gak yaah sama gue? Gue takut.. ntar malah ngerusak persahabatan kita lagi..” lanjut Sivia.
Ify menghela nafas, lalu berujar “Sivia… perasaan seseorang itu gak bisa ditebak. Jadi, lo gak usah takut..”

“iya Fy. Tapi.. emm gue.. gue takut ajaa dia gak suka sama gue. Terus ntar dia marah lagi..”

“gak mungkin deh kayanya. Lo tau kan Rio orangnya gimana?” Sivia mengangguk pelan.. ragu.

“nah itu dia! Rio gak mungkin musuhin orang gara-gara hal yang begituan..”

“jadi gue harus gimana dong?” Tanya Sivia bingung. Ify memutar bola matanya, lalu menghampiri Sivia. Menepuk pelan bahu sahabatnya. Sekedar untuk memberikan motivasi.

“lo harus yakinin perasaan lo itu. Jangan pernah ragu ataupun takut..” saran Ify.

“oke. Gue coba. Eh tapi.. misalnya lo yang suka sama Rio gimana, Fy?” Sivia melemparkan pertanyaan yang berhasil membuat Ify skak mat!! Ify terdiam..

“mm.. maksud lo?” Tanya Ify balik..

Sivia menghela nafas lalu menatap ify.. “gini, seandainyaa elo  diposisi gue. Nah elo suka sama Rio.. yang notabennya sahabat lo sendiri. Apa yang lo lakuin?”

Ify terdiam –lagi- mencerna dengan cermat setiap kata yang dikeluarkan dari mulut Sivia..
“gue… emm gue akan pertahanin perasaan gue ke dia. Tanpa adaa merusak hubungan.. dan.. emm dan gue juga akan menerima kalau dia itu gak suka gue. Gue… gue akan berusaha jadi yang terbaik untuk dia.” Jelas ify panjang lebar. Tampak ia menjelaskannya dengan sangat dalam..
Sivia pun memperhatikan ify dengan tatapan kagum.. “trus misalnya gue dan elo menyukai orang yang sama, apa lo akan pertahanin perasaan lo itu?”

Ify menunduk.. otaknya meyusun puzzle-puzzle jawaban atas pertanyaan Sivia. Pertanyaan Sivia bukan sekedar pertanyaan.. tetapi ini menyangkut dirinya, Rio, dan Sivia.
“Fy…”

“emm ya. Gue akan merelakan orang yang gue suka demi sahabat gue sendiri.. ya, walaupun itu nyakitin diri gue sendiri, tapi kebahagiaan sahabat gue lebih penting..” jawab Ify yakin.

“apa lo gak pertahanin perasaan lo itu? Lo gak berusaha buat perjuangin semuanya?” Tanya Sivia lagi.

“aduh udah deh, Vi. Kenapa lo jadi introgasi gue sih?” ify balik bertanya.

“hehe.. gak apa-apa. Tapi sumpah ya Fy jawaban lo itu dramatis banget..” seru Sivia.

“dramatis gimana? Apaan sih..” balas Ify. Kedua tangannya dilipat di depan dada.

“hahhaaa.. peace Fy. Damai-damai..” cengir Sivia. Ify mendengus pelan.

“ah udah deh gue mau pulang..” kata Ify sambil mengambil tasnya di meja belajar Sivia..

“yaudah.. thanks ya Fy udah mau dengerin cerita gue.. thanks juga udah kasih motivasi buat gue..”

“sip sama-sama. Gue pulang yah? Bye!”

“Bye!” Ify pun keluar dari kamar Sivia.
Saat Sivia ingin mengambil novelnya di meja belajar, ia melihat sebuah diary disana.
“loh? Ini diary siapa?apa punya Ify, ya?” gumam Sivia membolak-balik diary tersebut.

“buka nggak ya? Ah buka aja deh..” Sivia pun membuka diary milik Ify..
Halaman pertama……….

Dear diary..
Hey diary, apa kabar? Sudah berapa lama gue nggak menulis sesuatu? Apa lo inget ry? Ehh bercanda, gue lupa lo kan gak bisa ngitung :p . Gue mau curhat diary. Gue bingung mau curhat sama siapa.. jadi gue milih elo sebagai tempat curhat gue ^^
Gue mengaku.. gue akuin kalau gue itu suka sama Rio. Sahabat gue sendiri.hmm mungkin ada yang bilang kalau “sahabat lebih indah dibanding apapun”.
Tetapi, bagaimana perasaan gue? Gue udah terlanjur jatuh cinta sama dia.. tapi, gue gak bisa dan mungkin gak akan pernah bisa milikin dia. Bukannya gue gak meau memperjuangkan cinta gue..tapi  Karena gue yakin.. kalau dia itu suka sama Sivia.gue bisa menyimpulkan itu semua dari sikapnya.. cara menatapnya. Gue gak bisa menghalangin.. ini juga demi kebahagian sahabat gue sendiri, Sivia. Gue sayang Sivia.. juga sayang sama Rio. Awalnya gue bingung mau memperjuangkan Cinta atau Sahabat? Tapi sekarang gue udah tau jawabannya. Gue akan lebih memperjuangkan Sahabat. Yeah! Sahabat :”)
Hoaamm. Cukup segini ya diary :””D gue udah ngantuk. Goodnight!!

-ifyalyssa-

Halaman Kedua…….

Dear Diary,
Hari ini, gue kecewa. Yahh..
gue kecewa. Karena Rio dan Sivia duet tadi. Kenapa gak gue aja? Kenapa gak gue aja yang ada di posisi sivia? Kenapa? Huft.. udah gue coba buat menghapus perasaan ini.. tapi.. tapi gak bisa aaaaarrgghhh! Gue benci! Gue benci perasaan ini!
Kenapa harus ada perasaan cinta? Kenapa perasaan cinta itu meyakitkan? Arrgghh! Gue benci diri gue! Gue benci! Gue janji.. gue janji akan  hapus perasaan ini! Gue gak mau tersiksa Cuma gara-gara kayak gini. Yahh gue tau mungkin hidup  gue memang gak lama lagi.. gue tau! Disisa hidup gue yang sebentar lagi ini, gue mau melihat orang-orang di sekitar gue bahagia. Gue gak mau nyusahin mereka gara-gara melihat gue yang….. ARRGGHHH!!
Gue benci deh sama penyakit ini. Kenapa sih dia mesti ada di  tubuh gue? Nyusahin tau gak sih!! Ishh seandainya ajaa yaa waktu bisa di putar kembali. Gue pasti udah minta Tuhan buat gak dilahirkan di dunia ini! Karena apa? Gue Cuma nyusahin mama papa dan adik gue. Gue mau mereka tersenyum, bukan terus-terusan sedih.. Tuhan itu gak adil sama gue :””” Tuhan gak sayang sama gue. Kalau dia sayang sama gue, pasti dia gak akan pernah beri gue penyakit seberat ini.
GAK!! IFYY!! APASIH YANG LO PIKIRIN!! Tuhan itu sayang sama lo dengan cara ini :”” DIA mau lo terus bersabar kuat di dunia ini dengan PENYAKIT INI!  Termasuk Rio. Mungkin dia emang bukan buat lo, Fy. Gue harus kuat gue harus kuat!!! Semoga semoga semoga. Tuhan,, peluk aku sebentar saja. Agar aku bisa terlepas dari penderitaan ini :”””
Goodnight Diary!! Thanks udah mau jadi tempat curhat gue :””””))

-ifyalyssa-

Halaman Ketiga……….

Dear Diary,
Diary, kata dokter gue hidup Cuma 3 bulan lagi lho ::”””””D
Perasaan gue campur aduk saat dokter menyatakan itu semua. Mama,Papa dan Acha menangis. Tetapi gue? Gue harus tetap tersenyum. Gue udah pernah janji untuk nggak mengecewakan di dunia ini. Walau Cuma sebentar :”” Gue akan pergunakan kesempatan yang singkat ini untuk perbaikin semuanya. Mulai dan Mama, papa, Acha, Sivia dan….. Rio. Jujur, gue sayaaaaang banget sama Sivia. Dia itu udah kayak jiwa gue. Haha.. Sahabat. Yah dia sahabat yang paling berarti buat gue. Dan buat Rio… mungkin dia adalah orang yang paling special di hati gue.
Udah ah diary.. gue ga mau sedih terus. Udah ngantuk nihh.. hoaaamm.. Bye! Goodnight^^

-ifyalyssa-

Seketika tubuh Sivia terasa membeku setelah membaca diary ify.
“jadi… jadi Ify juga suka sama Rio?” lirih Sivia tak percaya.

“dan…. Dan gue dan dia menyukai orang yang sama. Sahabat sendiri..” gumam Sivia lagi.

“BODOH! GUE BODOH! KENAPA GUE GAK TAU DARI AWAL KALAU IFY SUKA SAMA RIO! GUE SAHABAT YANG PALING JAHAT! GUE GAK NGERTIIN PERASAAN SAHABAT GUE SENDIRI!! GUE BENCI DIRI GUEE!! ARRGGHHH!!” cerca Sivia pada dirinya sendiri. Air matanya sudah jatuh sejak tadi.

“Ify…. Kenapa lo gak pernah jujur ke gue? Lo sakit apa? Lo sakit apa, Fy?” gumam Sivia bertanya-tanya.

“elo baik banget, Fy. Gue bangga punya sahabat yang pengertian kayak lo. Lo udah mengorbankan perasaan lo sendiri demi sahabat lo sendiri. Demi gue..” lirih Sivia.. lalu ia menangis sejadi-jadinya. Menyesali perbuatannya yang mungkin bisa dibilang ‘keterlaluan’. Karena tak mengerti perasaan sahabatnya. Sahabat yang paling mengerti dia. Penyesalan.. selalu datang belakangan.. selalu datang terakhir.
Lelah menangis, Sivia pun tertidur di kasurnya.

***

“loh loh? Diary gue mana yak?” gumam Ify sambil mencari-cari diary nya di tas.

“kok gak ada sih? Ah mungkin keselip nih..” gumam ify –lagi-

Tiba-tiba, Ify merasa nafasnya tersengal-sengal.. penyakitnya datang kembali!!

“hhh…hhh…hhhh…aarrgghhh penyakit sialan!!” cerca Ify sambil memegangi dadanya yang terasa sangat sesak.

“Papaa.. mama….” Desah Ify pelan.

PRANG!! Vas bunga di samping tempat tidur Ify jatuh dan pecah karena tersenggol oleh tangannya. Karena tak sanggup menahan sakitnya, ia pun pingsan.

KLEK!!

“IFYY!!” kaget mama Ify yang baru masuk. Ia segera mengangkat Ify ke tempat tidur.
“Ify.. sadar nak.. sadar..” panic Mama Ify. Tangannya memukul pelan pipi Ify bertujuan agar Ify tersadar.

“Ma, ify kenapa? Dia pingsan lagi?” Tanya Papa ify yang baru masuk.

“Iya pa. ayo kita bawa saja ke rumah sakit. Mama gak mau Ify kenapa-napa..” kata Mama Ify cepat. Papa Ify mengangguk dan segera membopong Ify ke luar. Mama Ify pun ikut keluar.

-diluar-

“loh Kak Ify kenapa, ma, Pa?” kaget Acha.

“penyakit kakakmu kambuh lagi, Nak..” ucap Mama Ify Acha tergesa-gesa.

“Acha ikut ya, Ma?” pinta Acha. Mama IfyAcha menggeleng tegas.


“ngga. Kamu disini aja ya sayang. Ini sudah malam, besok kan kamu sekolah..”  jelas Mama IfyAcha.

Acha mengangguk pelan. “iya deh Ma.”
Mama IfyAcha  pun segera menyusul Papa IfyAcha di mobil. Dan segera membawa Ify ke rumah sakit terdekat.

“Kenapa sih Mama sama Papa lebih peduli Kak Ify dibanding gue? Apa karna Kak Ify  itu pinter, terus dia jadi anak kesayangan Mama papa?” gumam Acha lirih.

“argh! Bego! Kak Ify lagi sakit, Cha! Lo malah mikir yang ginian lagi. Udah.. udah Positive Thinking aja  Okay!!” lanjut Acha lagi. Ia pun kembali ke kamarnya.

***

@RS. Mitra jaya

Dokter Ryan baru saja menangani Ify. Mama dan Papa Ify dengan cemas menunggu di luar.
“Pa, kira-kira Ify kenapa lagi ya? Mama takut terjadi hal buruk sama dia..” ucap Mama Ify pelan.

“berdoa supaya Ify gak apa-apa Ma. Ify anak yang kuat. Pasti dia bisa melawan penyakitnya itu..” balas Papa Ify menenangkan. Mama Ify mengangguk pelan.

15 menit kemudian, Dokter Ryan pun keluar.
“Dok, bagaimana keadaan Ify? Dia baik-baik saja kan?” mama Ify langsung bertanya kepada dokter Ryan.

“Alhamdulillah kondisi sudah stabil. Yahh walaupun kondisi fisiknya mulai lemah..” jawab Dokter Ryan.. diakhiri dengan nada pelan di kalimat terakhir.

“tapi Ify gak apa-apa kan, Dok?” Tanya papa Ify.

“sementara ini tidak apa-apa. Tetapi, jangan biarkan Ify mempunyai beban pikiran. Karena itu akan berakibat fatal nantinya..” saran Dokter Ryan. Mama dan papa Ify mengangguk.

“baik, saya permisi dulu. Kalau ingin melihat Ify boleh saja, asalkan tidak mengganggu dia beristirahat..” Mama dan Papa ify kembali mengangguk lalu segera masuk ke ruangan Ify. Dokter Ryan pun berlalu dari sana.

“Yallah Ify..” Mama Ify hanya menutup mulutnya melihat kondisi anak sulungnya itu. Kondisi Ify sangat lemah. Sebagian wajahnya tertutupi oleh alat bantu pernapasan. Selang infuse pun melintang dari tangan kanan Ify. Papa Ify hanya menatap Putrinya itu lirih.

“mama… papa…” lirih Ify pelan. Mama dan Papa ify pun mendekati anaknya itu.

“kamu baik-baik aja kan, Nak? Ada yang sakit?” cemas Mama Ify. Air matanya sudah membasahi wajahnya..

“sakit.. sakit banget, Ma. Dada Ify terasa sesak.. Ify sulit buat bernapas..” ujar Ify. Tetapi, wajahnya tidak menunjukkan  kesedihan atau apapun. Bibir mungilnya membentuk bulan sabit.. tersenyum.

“coba aja Penyakit kamu itu ada di Mama, pasti kamu gak bakal kaya gini..” ucap mama ify.

“iyaa.. terus Ify bakal ambil penyakit ini dari Mama..” balas Ify.

“loh? Kok?”

“Iya.. Ify gak mau mama sedih. Ify gak mau Mama maupun Papa sakit.. Ify rela kalau Ify sakit.. asalkan Ify gak nyusahin kalian..” Ify kembali tersenyum. Mama dan Papa Ify menatap anaknya kagum bercampur sedih.

“papa dan Mama bangga punya anak sepertimu, Nak..” ujar papa Ify.

“Ify lebih bangga lagi punya kalian semua.. bahkan ify bersyukur karena Ify dikelilingi oleh orang-orang yang sayaaaang banget sama Ify.”  Lagi, lagi dan lagi ify tersenyum. Seolah tidak ada setitik beban di sana.  Papa dan Mama Ify tersenyum haru melihat anaknya..

“aduh.. hh….hhh…hh… “ nafas ify tersengal-sengal lagi.


“Ify? Kamu kenapa nak?”panic Mama ify.

“nafas Ify.. ify susah nafas ma.. dada ify sesak. Hh..hh..hh..” jawab ify masih dengan nafas tersengal-sengal.

“sekarang kamu atur nafas kamu.. pelan-pelan..”Ify pun  mengikuti perintah Papanya. Perlahan ia menarik nafasnya… dan perlahan rasa sakit itu pun menghilang.

“gimana sayang?”

“uda..hh. gak apa-apa Ma.” Ucap ify. Nafasnya kembali stabil.

“yaudah, sekarang kamu tidur ya?” Ify pun mengangguk lalu tertidur lelap. Biarlah bebannya itu hilang.. walau sementara.

***

-keesokan harinya-

“Sivia, lo nanti jenguk Ify gak?” Tanya Rio. Sivia menatap Rio. “gue sayang sama lo, Rio. Tapi, Ify itu sahabat yang paling berharga bagi gue. Gue sayang sama dia.. gue gak mau kecewain dia.”

“hallo Via.. kok bengong sih?” kesal Rio sambil melambaikan tangannya di depan Sivia.

“emm iya.” Jawab Sivia singkat.

“ntar pulang sekolah kita jenguk Ify bareng ya? Lo sama gue aja..” Sivia mengangguk.

SKIP!
Pulang sekolah…

“yuk Vi..” ajak Rio.

“yuk..” balas Sivia mengikuti Rio yang sudah jalan mendahuluinya. Mereka bertiga segera beranjak menuju Rumah Sakit dimana ify dirawat._.

@RS. Mitra Jaya

Sivia dan Rio pun segera menanyakan ruang  dimana ify dirawat kepada resepsionist  Rumah Sakit tersebut. Setelah diberi tahu, mereka berdua beranjak menuju ruang rawat Ify.

-Ruang Rawat Ify-

“Hey.. kalian datang ternyata..”   sambut Ify yang duduk di kasur   pada rio dan Sivia yang baru masuk. Rio tersenyum, lalu mendekati Ify. Berbeda dengan Sivia,ia memasang wajah datar.

“gimana keadaan lo, Fy?” Tanya Rio.

“seperti yang lo lihat. Tetep cantik.” Jawab Ify narsis-_-

“lo lagi sakit masih aja bisa narsis.ckck” decak Rio menggeleng-gelengkan kepalanya.

“haha.. suka-suka gue dong :p. eh Vi, sini dong.” Ucap ify. Sivia menatap Ify tajam, membuat  Ify mengernyitkan dahinya.

“kenapa lo sembunyiin ini semua dari gue?” Tanya Sivia tajam.

“maksud lo apa, Vi?” Ify balik bertanya. Tak mengerti  apa yang dimaksud Sivia. Sivia tidak menjawab,ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

“ini!”

“diary itu.. diary gue..” gumam Ify tak menyangka.

“lo..lo dapet darimana diary itu?” Tanya Ify gugup. Sivia membuang mukanya. Sedangkan Rio yang sama sekali tidak mengerti hanya diam memperhatikan Sivia dan Ify.

“jangan sok polos deh lo. Kenapa selama ini lo gak jujur sama gue? Kenapa Fy?” desak Sivia. Ify terdiam.. dadanya kembali terasa sesak.

“apa… apa lo udah baca diary gue?” Tanya ify memastikan.

“ya! Gue udah baca semuanya.. Lo udah bohongin gue, Fy. Kenapa sih lo gak jujur aja sama gue? Apa lo udah gak nganggep gue sahabat lo? Iya?” desak Sivia lagi. Air matanya mulai turun deras.

“nggak. Nggak Vi! Justru gue ngelakuin semuanya demi lo. Demi kebahagiaan lo sebagai sahabat gue.” Bantah Ify. Sesak di dadanya semakin terasa.

“tapi  gak harus nyakitin diri lo sendiri kan? Lo gak harus memendam perasaan lo sendiri Fy! “ cerca Sivia. Ia menyeka air matanya. Lalu berjalan mendekati ify.

“maaf.. maaf. Gue tau gue salah. Gue bodoh. Gue bodoh biarin rasa ini berkembang.. maaf Via.. maaf!”  tangis Ify semakin kuat. Sivia tidak membalas, ia memeluk Ify. Memeluk sahabatnya itu. Rio hanya diam memperhatikan Sivia dan ify. Ia bingung. Sama sekali tidak mengerti.

“lo gak salah. Lo gak bodoh, Fy. Gue yang salah. Gue yang bodoh! Gue  gak mau mengerti perasaan sahabat gue sendiri. Gue egois. Gue udah nyakitin lo, Fy!” balas Sivia masih dengan posisi memeluk ify seerat-eratnya. Air matanya semakin deras.

“gak Via. Lo gak salah apapun sama gue! Gue yang salah gue yang bodoh.! Gue bego! Seharusnya gue gak ada di dunia ini! Biar gue gak nyusahin kalian.. “

“Ssstt.. stop Fy! Lo gak berhak ngomong gitu. Lo harusnya bersyukur karna Tuhan  udah beri lo kesempatan hidup di dunia yang indah ini, Fy!” balas Sivia..

“gue… gue.. aaarrgghh!! Gue benci sama diri gue sendiri, Vi!” teriak ify sambil memukul kepalanya sendiri. Sivia melepaskan pelukannya, lalu menatap ify.

“stop nyiksa diri lo sendiri! Berhenti buat nyalahin diri lo sendiri! Gak ada yang salah disini kecuali gue. Perasaan itu juga tumbuh dengan sendirinya, ‘kan? Jangan menyesali semuanya, Fy. Lo itu bawa keberuntungan ada di dunia ini, Fy. Terutama gue.. gue beruntung punya sahabat kaya lo.” Sivia diam sejenak, lalu melanjutkan.
“lo udah memendam perasaan lo itu buat gue.hanya buat gue.. makasih Fy. Dan sekarang gue rela kalau RIO sama lo..” Rio yang merasa namanya disebut mendongak lalu menatap Sivia.

“percuma, Vi. Percuma! Hidup gue gak akan lama lagi. Gue akan pergi selama-lamanya dari sini. Dari dunia ini! Cuma gara-gara penyakit sialan yang ada di tubuh guee!!” balas ify. Dadanya terasa sangat sakit.

“penyakit?” kompak Rio dan Sivia.

“Iya.. penyakit. Dan gue yakin.. hidup gue disini Cuma tinggal sebentar lagi. HAHA” ify tertawa hambar.

“lo sakit apa, Fy? Jujur sama gue..”  Tanya Sivia.

Ify diam sebentar, lalu menjawab “Kanker Paru-paru stadium akhir..”

“HAH?” hanya kata itu yang keluar dari mulut Sivia. Rio hanya menatap ify sendu.

“Ify! Kenapa lo gak pernah bilang ke gue? Gue ngerasa gak berguna sebagai sahabat.” Cerca Sivia pada dirinya sendiri.

“nggak Via! Lo itu sahabat gue paling baik.. paling gue sayangi. Lo berguna.. bergunaaa banget.” Sambung ify. Tersenyum menatap  Sivia.

“gak, Fy! Justru elo lah sahabat yang paling baik! Rela mengorbankan perasaan lo demi gue! Sedangkan gue? Gue adalah orang paling jahat yang membiarkan sahabat gue menderita!!” bantah Sivia.

“udah Via.. lo itu gak salah kok .” ucap ify sambil menyunggingkan senyum manisnya :”””)
Sivia memeluk ify lagi. Betapa senangnya ia ‘dianugerahi’ sahabat berhati ‘mutiara’ seperti Ify :”””D

“gue sangat bersyukur punya sahabat kayak lo, Fy. Elo itu sederhana, tapi hati lo. Hati lo istimewa, Fy..”

“biasa aja deh lo. Haha..” ify tertawa lepas. Sivia  pun melepaskan pelukannya dan menatap Ify sambil tersenyum.



“lo itu ya Fy. Lagi kaya gini juga lo masih bisa ketawa gitu… ckckck..” decak Sivia kagum.

“Hidup gue tinggal sebentar lagi, gue mau Menuhin  hidup gue dengan keceriaan :”D” balas ify sambil tersenyum. Sivia ikut tersenyum haru.

“aeelaah gue dikacangin..”  kata Rio jengkel. Sontak Sivia dan Ify tertawa.

“hehe maaf, Yo.” Ucap ify menyeringai. Rio pun mendekati Ify.

“eh gue gak ngerti deh maksud kalian apaan..” ucap Rio polos sambil menggaruk kepalanya yang  sama sekali tidak gatal.

“gue kasih tau ya, Fy?” Ify mengangguk ragu.

“gue suka sama elo, Yo.” Rio terbelalak.

Sivia segera melajutkan kalimatnya “gue suka sama lo. Gue cinta sama lo udah lama. Gue gak tau gimana rasa ini bisa tumbuh seiring gue dan lo dekat. Tapi…. Tapi sekarang gue sadar. Gue udah menyakiti perasaan seseorang yang juga suka sama lo.”

“siapa?” Tanya Rio penasaran.

Sivia melirik ify yang kini menunduk “dia.. ternyata di belakang gue maupun lo, ify suka sama lo. Dan gue… gue sama sekali gak tau. Dan gak pernah ngertiin dia. Sekarang gue merasa gagal jadi sahabat, Yo. Gue.. gue bego.”

“stop Viaa!” bentak Ify. Kemudian mereka bertiga terdiam. 5 menit kemudian, Rio berjalan mendekati ify.. dan memegang tangan kanan ify.

“ify..mungkin selama ini gue bego banget gak nyadarin perasaan lo ke gue. Tapi yang harus lo tau.. gue.. gue suka sama lo. Gue cinta sama lo, Fy.  Gue mau lo jadi pacar gue buat yang pertama dan terakhir..” ujar Rio sungguh-sungguh. Ify menatap Rio dalam, lalu menunduk.

“maaf, gue gak bisa.”

“ke..kenapa Fy?’ Tanya Rio hati-hati.

“mungkin lo lebih cocok sama Sivia yang sehat wal’afiat dibanding dengan gue yang penyakitan ini..” jelas ify.. terasa berat untuk mengungkapkannya.

“IFY! Udah..jangan pikirin perasaan gue lagi. Udah cukup lo menderita karena gue, Fy. Cukup! Gue mau lo bahagia, Fy.pleaseee..” mohon Sivia.

“tapi elo……”

“udah.. jangan pikirin gue lagi, Fy!” bantah Sivia.

“oke,gue mau jadi pacar lo, Rio.” Rio tersenyum,lalu segera memeluk Ify,kekasih pertamanya  dan mungkin akan menjadi yang terakhir..

“makasih fy..maaf yaa kalau selama ini aku nyakitin kamu.”

“nggak apa-apa.aku udah maafin kok..” balas ify sambil tersenyum. Tiba-tiba rasa sesak di dadanya kembali datang.. ia kembali susah bernafas.

“hh…..hhh..hhh…”

“ify….kamu kenapa?”panic Rio yang sudah melepaskan pelukannya.

“Ify.. lo kenapa, Fy?” sivia pun panic.

“hhhhh…hh…. Gu….eee….hhhh….”
Rio pun dengan segera menekan tombol darurat yang berada di samping tempat tidur ify.
Taklama, Dokter Ryan dan 2 orang suster datang untuk menangani Ify. Sivia dan Rio pun keluar dari sana. Membiarkan ify ditangani oleh Dokter..

-diluar-

“Via, maaf ya gue gak bisa balas perasaan lo.” Kata Rio hati-hati. Sivia tersenyum.

“nggak apa-apa. Sebagai sahabat aja juga udah cukup kok.” Balas Sivia tersenyum. Rio ikut tersenyum lega.
“ini.. diary punya Ify lo aja yang megang..” kata Sivia memberikan diary Ify. Rio pun menerimanya.

“Rio, Sivia? Ify kenapa?”Tanya mama Ify. Diikuti oleh Papa ify dan Acha dibelakangnya.

“Penyakit Ify kambuh lagi, tante..” jawab Rio lemas. Papa dan Mama ify menghela nafas berat.

Tak lama kemudian, Dokter Ryan pun keluar.

“Maaf Bu, Pak.kami tidak sanggup menangani Ify lagi. Keadaannya sudah sangat kritis..” serah Dokter  Ryan.
Mama Ify langsung menangis di pelukan Papa Rio.

“gak mungkin Dok.!” Rio pun masuk ke dalam. Di ikuti oleh Sivia dan Mama Papa Ify.

“Ifyyyyyyyy!! Please bertahan! Bertahan demi kita..” mohon Rio. Tangannya memegang kedua tangan Ify. Ify tersenyum..

“ kalau aku ..hh. gak .  .hh..bertahan.. hhh.. gimana, Yo?” Tanya Ify. Mencoba bercanda.

“gak.. gak boleh. kamu harus bertahan! Please kuat Fy!” pinta Rio semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Ify
“maaf.. tapi aku udah….hh…..gak… ku…hhh..at.” nafas Ify semakin tersengal-sengal.

“Ify! Lo pasti kuat! AYO! FIGHT!” kata Sivia memberi semangat. Air matanya kembali turun deras

“gak..hh.. Via. Gue udah..hh.. gak.. ku..at.” serah Ify

“Ify, kamu pasti kuat nak. Ayo nak..” ucap Papa Ify.

“iyaa sayang. Kamu pasti bisa melawan penyakit kamu.” Tambah Mama Ify.

“kak, ayo kak. Gue yakin lo bisaa!” tambah Acha
“maaf.. Ify.. udah.. gak.. tahan.. lagi..hh.. Terima Kasih atas perhatian kalian… hh.. selama ini.” Ify mengatur nafas sebentar lalu melanjutkan.
“Kalian udah mau…hh.. aku..hh.. repotin. Maaf..ya? Ma, Pa Ify sering buat kalian sedih hh.. ya? Hh.. maaf..  yaa. Acha,.. tetep rajin.. hh.. belajar.. jangan.. buat Papa mama sedih..” Mama, Papa IfyAcha beserta Acha mengangguk cepat.

“buat Sivia.. lo .. hh.. sahabat gue paling baik.. hh.. thanks ..  udah nemenin hari-hari.. hh.. gue..”

“lo juga sahabat gue yang paling baik, Fy. Lo itu the best!” ify tersenyum,

“buat Rio.. Mungkin kita..hh.. jadiannya ..hh..hanya 30 menit ya? Maaf.. kamu akan selalu ada di  hati aku.. kamu jadi yang ..hh..paling special ..hh..di hati aku, Yo.. Aku cinta kamu.. hhh…”

“Iya Fy. Aku juga Cinta sama kamu..Cintaaaaa banget.” Ify kembali tersenyum.

“Makasih…hh.. Ify mau.. hh.. istirahat .. dulu..hh..” Ify pun memejamkan matanya. Bukan hanya tidur,melainkan meninggalkan dunia untuk selama-lamanya:”

“IFYYYYYYYYYY!”

***

-Pemakaman Ify-

“sayang,kamu tenang ya disana? Mama akan selalu mendoakan kamu dari sini, Nak.”ucap Mama ify sambil menatap  nisan yang terukir indah nama ify.

“Papa juga, Nak.. Kamu anak papa yang paling hebat..” sambung papa ify.

“Kak,kadang gue suka mikir kenapa Mama dan Papa lebih merhatiin lo.” Mama Papa ifyAcha menatap Acha.
“dan sekarang gue sadar, Kak. Lo hebat.. lo gadis yang hebat. Lo tetap tersenyum walau itu jauh berbeda dengan apa yang lo rasain.” Lanjut Acha sambil tersenyum.

“maafin Mama dan Papa ya, sayang?” Acha mengangguk dan tersenyum,.

“Ify.. Maaf yaa udah nyakitin perasaan lo. Gue emang gak peka Fy. Lo tenang ya disana? Gue pasti sering-sering ngunjungin lo disini..” ujar Sivia.

“Ify sayang.. aku sayaaaang banget sama kamu. Tapi kenapa kamu cepet banget sih ninggalinaku? Padahal aku berharap kita bisa bareng-bareng lebih lama lagi. Kamu tenang ya sayang. Aku akan selalu ingat sama kamu. You’re My Soul..” ujar Rio menatap makam ify.

“makasih kalian udah perhatian sama aku. Aku akan ingat kalian disini.. aku akan selalu merhatiin kalian dari sini. Kalian tau?aku udah gak ngerasain sakit apapun disini.. Mama, Papa, Acha.. Aku sayaaaang banget sama kalian. Tapi aku sering buat kalian sedih. Maaf ya.. Rio.. Aku sayang sama kamuu.. selama-lamanyaa. Tetap jadi yang paliiiiiing special di hatikuu.. Siviaa.. You’re my best friend!! Aku sayang banget deh sama kamu. Makanya aku rela ngorbanin perasaan aku demi kamu.. AKU SAYANG KALIAN SEMUA.” –IFY

“kamu anak yang hebat,Nak. Kamu mau merelakan kebahagiaan mu demi  orang lain. Kami kagum sama kamu,nak.. Selamat jalan, Ify. Semoga kamu tenang..” –MAMA-PAPA IFYACHA

“kak, lo itu kakak yang paling hebat yang pernah gue kenal selama hidup gue. Lo itu… argh lo the best pokonya. Gue sayang lo, kak “ –ACHA

“Ify, selamat jalan yaaa..gue pasti sering kesini. Lo tenang aja deh disana. Eh iyaaa.. kita berduaaa ntar disana ketemuan yaakk? HAHA. Udah deh itu aja. Intinya gue sayang sama lo IFY”-SIVIA

“Ify, sayang yaa kita Cuma jadian sebentar. Tapi, walaupun kita Cuma jadian sebentar.. kita masih tetap pacaran kok… kamu itu paling special dihati aku. Selamaaaaaaaaaanyaaa:”) tetap jaga kesehatan disana yah sayang :”” I Love You Forever!” -RIO

>>> THE END

Alhamdulillah akhirnya End juga *sujudsyukur* What do you think about this story?:”” jelek kah?maaf yaaa u,u 5 jam loooh buatnyaa :D adakah yang menangissssssss? Aku harap kalian menangis setelah membaca cerpen ini -_-v
Hehee.. ayo LIKE dan COMMENT kalian dong ^^ kalau bisa comment sepanjang mungkin (?) trus LIKE sebanyak mungkin-_-vv HAHA._.
Maap yak kalau ada salah kataaa, aataupun typo, ataupun teman-temannya (?)-_-vv aku juga masih amatiran, masih belajaaaarr :D

Cheers,

Adket Dina Arifa

#Follow my twitter @dinaarifaa
Mention for follback.
#Follow juga my twetme @Dinaaa
Mention :D   #Lets join my blog :D Semua cerbung cerpen aku akan dipost disitu juga :)
Thankyouuu!

3 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. nah.. nah gantung nih gantung.. but keren..


    numpang nitipin link aku yaa..kalau mau berkunjung juga boleh..
    obat kista tradisional.
    obat pelangsing herbal.
    thanks before..

    ReplyDelete
  3. Last story nya sedih banget

    ReplyDelete