The Moon That
Embraces The Sun 20 - Final
Kondisi di Aula Kerajaan menjadi kacau. Yang Myung Iel-gun
mengarahkan pedangnya ke leher Raja. Semua tegang melihatnya. Raja menatap
tajam kakaknya. Yang Myung Iel ingat kata-kata Yoon Dae Hyung, kalau ia menyerahkan leher Raja di tangan
Yang Myung Iel.
Yang Myung Iel
terkejut, “Kau ingin aku menebas leher Raja?” Yoon membenarkan, “Hanya itu
caranya untuk menunjukkan keberanian-mu, demi meningkatkan semangat pasukan.”
“Hanya jika
pedangku ternoda darah adikku, apa mereka akan mengakuiku sebagai Raja?” Yoon
menyeringai, “Bukankah..tanah Joseon ini didirikan di atas darah yang tercurah
diantara para kakak-beradik?”
“Jadi, menggunakan
kesempatan ini untuk memperkuat niatku mungkin adalah ide yang bagus. Baik, aku
janji.”
Kembali
ke arena pertempuran, Yoon teriak, “Kalian semua dengarkan baik-baik! Langit
menginginkan kematian Raja ini, agar ia bisa digantikan oleh orang lain yang
lebih pantas. Saat ini, kami akan mematuhi perintah Langit, dan menumbangkan
Raja yang tidak kompeten ini?”
Yoon ke Yang Myung
Iel, “Cepat! Penggal kepala Raja tidak berguna ini!”
Flashback saat
Raja teriak ke Yang Myung Iel-gun, “Kenapa kau masih ragu-ragu, cepat dan
potong leherku! Kau kehilangan kesempatanmu hari ini hyungnim, jadi jangan
mencoba cari kesempatan lagi.”
Yang Myung Iel-gun berbalik dan tampak marah, ia berkata
masih punya kesempatan.
Raja tidak akan tahu apa yang akan dilakukan Yang Myung Iel
kalau waktunya tiba. “Katakan, apa yang anda rencanakan.”
***
Yoon masih teriak ke Yang Myung Iel, “Kenapa
ragu-ragu? Cepat potong lehernya!”
Raja dan Yang Myung Iel-gun masih saling menatap dengan
tajam. Tiba-tiba Yang Myung Iel teriak keras dan membebaskan diri dari
perangkap pedang di sekitarnya.
Yang
Myung Iel langsung membunuh seorang anak buah Yoon. Semua terjadi dengan cepat.
Alvin langsung bergerak, membunuh beberapa orang lagi untuk memberi jalan pada
Yang Myung Iel-gun dan Raja lari ke tempat aman. Raja langsung lari dengan
cepat ke arah balkon istana.
Yang Myung Iel mengikutinya sambil mengamankan jalan. Alvin
lari dibelakang mereka. Lalu pasukan mengamankan Raja.
Perdana Menteri Yoon dan yang lain terkejut, kenapa
rencana mereka tiba-tiba berubah. Belum sadar dengan apa yang terjadi, pintu
gerbang istana terbuka dan masuklah pasukan Naegeumbu dari seluruh penjuru
istana. Semua mengepung Yoon dan pasukannya. Lalu menutup pintu gerbang. Tidak
ada ruang untuk melarikan diri. Posisi terbalik, sekarang Yoon, Menteri
Keuangan, Menteri Shim, Menteri Han, bahkan Prof Na dll dalam keadaan kritis.
Mereka sekarang adalah pemberontak dan harus
dibunuh semua. Ini semua adalah rencana Raja. Raja berkata ke Yang Myung Iel, “Aku
berencana mengadakan sebuah perburuan. Mereka semua yang bekerja sama untuk
membunuh anak itu (Yeon Ify). Mereka yang menggunakan kematiannya untuk
mendapatkan kekuasaan, mereka yang mengorbankan nyawa yang tidak bersalah. Para
menteri yang mendahulukan diri mereka sendiri di atas negara dan rakyatnya.
Mereka semua, harus ditangkap dalam satu kali tangkapan.”
“Orang-orang ini, tidak akan
diam saja dan membiarkan ini semua terjadi pada mereka.” Jawab Yang Myung Iel.
Raja tahu itu, jika ia tidak memberikan takhtanya, mereka akan merencanakan
pemberontakan. “Dan, mereka akan segera mencarimu, hyungnim.”
“Lalu apa yang anda inginkan
dari saya?”
“Aku perlu daftar nama semua
yang ikut konspirasi, jika kita tidak menghancurkan mereka semua, Yeon Ify akan
selalu ada dalam bahaya. Negeri ini juga akan menuju kehancuran.”
“Bagaimana anda bisa percaya pada
saya dan mengatakan kata-kata berbahaya ini?”
“Aku bersedia memberikan nyawaku
di tanganmu.”
“Merencanakan pemberontakan itu
tidak mudah.”
“Tentu saja, keputusan ada di
tanganmu, hyungnim.”
Raja berdiri di tempat aman dan
pasukan pemanah khusus siap melaksanakan perintah Raja.
Yang Myung Iel-gun juga berdiri dan memandang Yoon dengan
penuh kemenangan. Perdana Menteri Yoon memberi perintah untuk mengubah
strategi.
Menteri Keuangan panik, “Ini pasukan khusus Raja!”
Raja berteriak, “Perburuan dimulai! Serang!!” Perang pun
pecah. Pihak Perdana Menteri Yoon kalah jumlah, segera saja banyak pasukannya
yang terbunuh. Apalagi pasukan pemanah Raja juga melancarkan serangan. Yang
Myung Iel-gun bertukar pandang dengan Kim Chae Alvin. Alvin mengerti dan keduanya
langsung lari ke tengah medan pertempuran.
Kim Chae Alvin dan Yang Myung Iel-gun
benar-benar haus darah, mereka membantai banyak orang termasuk para menteri.
Menteri Shim terbunuh lebih dulu, Menteri Han jatuh ke tangan Alvin. Menteri
Han ini Menteri Pertahanan, jadi dia mungkin pernah jadi guru Alvin. Menteri
Keuangan di tangan Yang Myung Iel-gun. Menteri yang sering diaudit oleh Yang
Myung Iel.
Yoon murka, dan ia teriak, “Siapapun yang membunuh Raja
dan Yang Myung Iel-gun, akan mendapatkan hadiah besar!”
***
Jo Sanggung lari-lari dengan panik ke arah
kamar Ratu, “Mama! Mama! Ini Jo Sanggung! Yang Mulia ada pemberontakan, kita
harus segera pergi..” Jo Sanggung tertegun, Ratu tidak di kamarnya.
Ratu Yoon Bo Kyung Shilla jalan
perlahan di bagian istana yang sepi, sepertinya lokasi dimana PM Rio bertemu
Yeon Ify pertama kalinya.
Ratu menyeret selimut, dan bicara dalam hati. “Chon Na, Aboji, apa kalian memutuskan untuk
bertempur sampai akhir? Meskipun aku tidak tahu siapa yang akan menjadi pemenang,
tapi aku yakin posisi Ratu pasti diambil dariku.”
Ratu teringat saat melihat PM Rio
main bola, ia mulai mengikat kain ke dahan pohon “Sejak pertama kali bertemu
Yang Mulia, saya hanya menginginkan satu hal saja. Yaitu mendapatkan hati anda.
Dan tetap sebagai Ratu sampai akhir, aku akan mati sebagai wanita Yang Mulia.”
Ratu memaksakan senyuman terakhirnya dan
bertekad mengakhiri hidupnya.
***
Yoon semakin terdesak. Ia teriak, “Bunuh Yang
Myung Iel-gun dan ambil buku dengan daftar nama!”
Prof Na lari mendekat ke Yang Myung Iel-gun, ingin
membunuhnya. Yang Myung Iel menatapnya tajam. Prof Na ciut nyalinya dan
berbalik, ia ingin lari. Yang Myung Iel tidak akan melepaskan Na begitu saja.
Ia langsung menebas Prof Na sampai mati. Tanpa ampun. Tapi menyedihkan juga
mengingat hubungan masa lalu Yang Myung Iel dan Na, sepertinya mereka lumayan
dekat. Yang Myung Iel membunuh beberapa orang lagi, wajahnya terkena percikan
darah lawan.
Ia menantang, “Bukunya ada padaku! Jika kalian bisa
membunuhku, maka maju dan ambillah!”
Pasukan Raja berhasil menyelesaikan sisa pasukan Yoon.
Sekarang, tinggal Yoon Dae Hyung saja yang masih hidup. Yoon melihat semua
rekan-rekan Menterinya sudah tewas. Ia memandang ke arah Raja. Raja mengambil
busur dan membidikkan panah ke arah Yoon. Panah Raja kena ke kaki Yoon. Yoon
terjatuh, tapi ia tetap berdiri.
Yoon mengangkat pedang dan teriak, “Chon Na!”
Yoon lari ke arah Raja. Yang Myung Iel-gun dengan gaya
musashi-nya, menyambut Yoon dan menebas pinggangnya. Yoon Dae Hyung terjatuh
dan tewas seketika. Yang Myung Iel-gun melihat ke arah Raja dan tersenyum.
Raja membalas senyum kakaknya, lalu ia melihat seorang
prajurit yang sekarat di belakang Yang Myung Iel, tiba-tiba bangkit dan jalan
tertatih-tatih ke arah Yang Myung Iel.
Raja teriak, “Hyungnim!”
Yang Myung Iel menoleh, ia tahu orang itu berniat
membunuhnya. Tapi Yang Myung Iel tidak berusaha menghindar. Yang Myung Iel berkata dalam hati, Yang Mulia. Tolong maafkan saya karena keputusan egois saya. Hanya
boleh ada satu matahari di langit. Mulai sekarang, tidak akan ada lagi
kekacauan karena saya.
Yang Myung menjatuhkan pedangnya dan membiarkan dirinya
terbunuh. Tubuhnya roboh ke tanah.
Raja syok, ia memanggil kakaknya, awalnya pelan. Lalu
teriak, “Hyungnim!!”
Raja lari ke arah Yang Myung Iel. Alvin juga terkejut, ia
segera lari menahan Yang Myung Iel.
Nok Young dan Jansil Via mengamati langit,
keduanya merasakan sesuatu yang aneh. Mereka melihat dua matahari. Kemudian
bulan menutup salah satu matahari. Nok Young mengerti artinya. Jansil Via menangis,
“Orabeoni..”
Raja berlutut dekat kakaknya. Alvin
menahan kepala Yang Myung Iel. Keduanya menangis. Yang Myung Iel muntah darah,
tapi memaksakan senyum dan berkata ke Alvin, “Ah..aku benar-benar berbaring di
lenganmu. Rasanya sungguh menyenangkan.”
Alvin menangis, “Kenapa? Kenapa anda melakukan ini?”
“Hari-hari ini aku lelah dengan
gaya hidup bebasku. Rasanya benar-benar membosankan. Kalaupun ada yang
kusesali, yaitu aku tidak bisa melihat Yeom Cakka.”
Yang Myung Iel melihat kearah Raja, “Yang
Mulia...bagaimana anda bisa meneteskan air mata untuk hal sekecil ini? Tolong
jangan menangis. Saya..tidak akan apa-apa. Yang Myung mengeluarkan buku catatan
yang berisi daftar nama, ini daftar nama yang anda minta.”
Raja menangis, “Aku tahu. Aku tahu, jangan
bergerak. Tabib istana sedang menuju kesini, kau harus bertahan.”
Yang Myung Iel mengaku, “Saya pernah kesal pada anda,
Yang Mulia. Karena anda memiliki segalanya. Dan kemudian, saya memiliki
pemikiran untuk mengambil posisi anda. Tapi, dibanding dengan posisi sebagai
Raja, .. “
Yang Myung Iel melihat ke arah Alvin, “Teman-teman
saya..dan adik saya..jauh lebih berharga bagi saya.”
Raja tersedu-sedu, “Hyungnim..”
Yang Myung Iel mengulurkan tangan dan Raja menggenggam
tangan kakaknya.
“Saya mohon, anda harus menjadi Raja yang
kuat. Lalu bersama dengan anak itu, anda harus melindungi rakyat biasa negeri
ini. Pelayan anda, akan melihat dan melindungi anda, dari tempat lain.”
Yang Myung Iel semakin mendekati ajal dan ia tidak bicara
lagi. Hanya berkata dalam hati, Abamama..saya
putra anda, akan datang menemuimu. Saya harap di kehidupan mendatang, anda
tidak akan menjadi Raja saya tapi hanya sebagai ayah biasa. Jadi saya bisa
menunjukkan padamu senyuman seorang anak. Penyesalanku satu-satunya...adalah
meninggalkan ibuku yang kesepian.
Yang Myung Iel ingat Yeon Ify remaja bertanya, “Kau mau
kemana?”
Yang Myung Iel berbalik, “Aku datang karena aku ingin
melihatmu sebelum pergi.”
Yang Myung Iel mengamati wajah Yeon Ify, “Jelek sekali.
Aku sudah melihatnya baik-baik. Aku pergi sekarang.”
Pertemuan terakhir Yang Myung Iel dengan Yeon Ify adalah
saat di kuil.
Yang Myung Iel-gun menghembuskan nafas
terakhirnya.
Raja panik, “Hyungnim..Hyungnim! Hyungnim tolong buka
matamu! Aku hanya memintamu memberikan daftar nama. Aku tidak memintamu untuk
mati! Hyungnim. Hyungnim..tolong buka matamu.”
Raja sudah menangis, “Ini perintah Kerajaan! Bagaimana
kau bisa tidak mematuhi perintah Kerajaan?”
Raja teriak, “Hyungnim..Hyungnim!!!” Raja berteriak
frustrasi dan sedih ke arah langit.
***
Yeon Ify dibawa ke satu tempat dengan tandu.
Seperti kebiasaan-nya dulu, ia juga membaca buku dalam tandu. Tandu mereka
sampai ke satu tempat. Salah seorang tukang tandu mengetuk jendela Yeon Ify.
Tukang tandu itu ternyata Hong Kyu Tae!
Ia minta maaf karena perjalanan-nya cukup
lama. Hong takut kalau mereka dibuntuti jadi ia ekstra hati-hati. “Kita sudah
sampai sekarang, tolong keluar dari tandu, Agassi.”
Yeon Ify heran, “Ini tempat apa?”
Hong hanya berkata kalau Raja memerintahnya membawa Yeon Ify
ke sini, “Anda pasti lelah, jadi tolong segera masuk ke dalam.”
Yeon Ify masuk ke dalam rumah. Ia menutup pintu dan
melihat-lihat. Tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang jalan membawa baki isi
bubur.
Yeon Ify tertegun. Itu ibunya. Ny. Heo awalnya tidak
menyadari ada orang, saat melihat Yeon Ify, ia terkejut. Yeon Ify menahan
tangisnya, “Eo..Eomeoni..”
Ny. Heo terkejut dan syok, ia menjatuhkan baki yang
dibawanya, “Yeon Ify..apa kau ..apa kau benar-benar Yeon Ify? Anakku..”
Yeon Ify menangis dan mengangguk. “Ya.”
Keduanya langsung berpelukan dan menangis. “Kau masih
hidup..kau benar-benar masih hidup.”
Ny. Heo melepas pelukannya dan memandang wajah Yeon Ify, “Bagaimana
bisa ada hal seperti ini, apa ini mimpi atau kenyataan? Aku tidak tahu kalau
aku masih bisa bertemu denganmu.”
Ny. Heo terjatuh karena syok. Yeon Ify memeluknya.
Yeom Cakka keluar dan terkejut melihat mereka. Yeon Ify
memanggil Yeom Cakka , “Orabeoni..”
Yeom Cakka merasa bersalah dan tidak berani melihat ke
arah Yeon Ify. Ny. Heo memeluk Yeon Ify lagi, “Anakku..”
Yeom Cakka minta tolong Yeon Ify membawa ibu ke dalam.
Ny. Heo berbaring dan terus menggenggam tangan Yeon Ify. Yeom Cakka keluar dan
membiarkan mereka sendiri. Ny. Heo menangis, ia cerita pernah melihat seorang
gadis yang mirip Yeon Ify dihukum, orang-orang melempari gadis itu dengan batu.
Ny. Heo berkata hatinya sakit melihatnya. Yeon Ify tidak ingin menceritakan penderitaannya
dan minta ibunya istirahat saja, “Kita bisa membicarakan masalah ini nanti.”
Ny. Heo menolak, “Kau ada di sisiku. Bagaimana aku bisa
tidur?”
Ny. Heo takut, kalau ia tertidur dan saat membuka mata,
Yeon Ify sudah menghilang lagi.
Yeon Ify heran, “Bagaimana mungkin? Kelak, saya tidak
akan pergi tanpa ijin ibu.”
“Bagaimana ini bisa terjadi?
Selama 8 tahun ini, Putri mengambil alih posisimu di sampingku. Tapi, dia
sebenarnya bertanggung jawab untuk kematianmu. Aku tidak bisa mempercayai itu.”
Yeon Ify terkejut, “Apa kakak yang mengatakan pada ibu?”
“Meskipun ia melakukan kejahatan besar, tapi
ia mengandung darah daging keluarga kita. Bagaimana bisa seperti ini?”
Yeon Ify keluar dan memanggil kakaknya. “Orabeoni. Apa
kau benar-benar tidak mau melihatku, Orabeoni? Jika kau menyalahkan dirimu
sendiri maka aku akan menyesal karena tetap hidup. Apa kau ingin aku seperti
itu?”
Yeom Cakka akhirnya berbalik dan berkata sudah melakukan
kejahatan besar. Yeon Ify tidak
mengerti, bagaimana mungkin kakaknya bisa berpikir sudah terlibat kejahatan. “Kakak
sama sekali tidak bersalah.”
“Semua terjadi karena diriku.”
Yeon Ify melarang kakaknya merasa seperti itu, Yeon Ify
ingin kakaknya berbahagia karena ia masih hidup dan sehat.
Yeom Cakka memeluk Yeon Ify. “Yeon Ify..terima kasih,
karena tetap hidup.”
Yeon Ify membalasnya, “terima kasih juga..karena kakak
tetap hidup.”
(Setelah Yeon Ify sakit dan dianggap meninggal, keluarga
Heo terancam keselamatannya karena dianggap menipu keluarga Raja dengan
memberikan putrinya yang sakit-sakitan sebagai Putri Mahkota. Untung memang Min
Agni menikahi Yeom Cakka dan menyelamatkan mereka.)
***
Min Agni memandangi baju bayi buatannya. Ia
mendengar ada yang masuk dan mengira itu Min Sanggung. Min Agni menyuruh Min
Sanggung keluar, ia tidak mau makan. Min Agni mendongak dan tertegun, ternyata
Yeon Ify yang masuk dengan membawa bubur. “Kenapa anda tidak mau makan?” Ini
pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah 8 tahun.
Min Agni merasa tidak berhak makan.
“Apa anda ingin meninggal
bersama anak anda?”
“Aku..bukankah kau ingin aku
meninggal?”
“Tidak. Saya ingin anda tetap
hidup.”
Min Agni tidak percaya, “Kau bohong, Aku mencoba
membunuhmu bagaimana kau bisa ingin aku tetap hidup.”
“Meskipun anda mencoba membunuh saya, tapi
saya tetap hidup sekarang. Saya memang cukup membenci anda dan ingin anda
meninggal, tapi saya bersyukur karena kebaikan Putri, ibu saya bisa mendapatkan
kebahagiaan dan kakak saya bisa mendapatkan seorang anak.”
“Jangan bersikap munafik di
depanku! Akan lebih baik jika kau berteriak atau menginginkanku mati.
Merobek-robek bajuku. Paling tidak, kalau seperti itu aku bisa berlutut di
depanmu dan mohon ampun padamu.”
“Apa anda membutuhkan
pengampunan saya? Baiklah, saya mengampuni anda. Demi mereka yang sudah
menderita karena anda. Yang Mulia dan Kakak saya, mereka meminta ampun demi
anda. Karena anda, mereka menanggung rasa bersalah yang tidak seharusnya mereka
tanggung. Demi mereka, saya akan dengan senang hati mengampuni anda. Jadi, saya
mohon teruslah hidup dengan baik. Tolong terus hidup dan mencari pengampunan
dari saya secara langsung. Serta menjalani hukuman anda untuk menebus semua
kejahatan anda. Yang Mulia dan kakak saya seharusnya tidak perlu merasa
bersalah karena anda. Anda yang harus menanggungnya sendiri.”
Min Agni menangis dan mengambil sendoknya. Ia berterima
kasih karena Yeon Ify tetap hidup.
“Kalau begitu, saya mohon
berikan alasan pada saya untuk mengatakan hal yang sama.” Min Agni menangis dan
mulai makan.
***
Alvin mengantar jenazah Yang Myung Iel-gun ke
kuil. Lady Park terpukul, “Yang Myung Iel-gun. Tolong buka matamu.” Lady Park
masih dalam tahap denial. Kasihan ibu satu ini.
“Yang Myung Iel-gun, tolong
jangan tidur lagi. Buka matamu dan lihatlah aku. Jangan bercanda seperti ini.”
Lady Park ketakutan, ia sadar
Yang Myung Iel-gun tidak akan bangun dan tersenyum pada ibunya lagi. Lady Park
terus saja memanggil nama Yang Myung Iel dan memintanya bangun.
Alvin tidak tahan dan jalan keluar. Alvin tampak lesu dan
berdiri melihat langit malam, kebiasaan yang selalu dilakukan Yang Myung Iel.
Roh Yang Myung Iel tiba-tiba muncul,. Hari ini bahkan ahli pedang tanpa tanding
Alvin juga terlihat lesu.
“Yang Myung Iel-gun.”
Roh Yang Myung berkata, “Apa mungkin kau..Apa kau sudah merindukanku?”
“Apa anda bahagia di sana?”
“Tentu saja aku bahagia. Aku
tidak perlu pura-pura tersenyum. Dan juga, aku tidak pernah benar-benar suka
minum. Jadi sekarang aku tidak perlu memaksa diriku untuk minum lagi. Aku tidak
lagi menjadi ancaman bagi Yang Mulia. Dan yang paling penting, aku bisa
menyukai anak itu di dalam hatiku. Apa kau tahu kalau perasaan seperti itu
sangat menyenangkan?”
“Apa saya boleh bertanya satu
hal?”
“Tanya saja sesukamu.”
“Sampai sekarang, apa anda masih
menganggap saya sebagai teman?”
“Teman. Kata ‘teman’ selalu
terdengar bagus.”
“Jadi tolong jawab saya, apa
anda datang...sebagai teman?”
“Tentu saja. Selama ini aku
selalu begitu dan sampai kapanpun, kau tetap akan menjadi temanku.”
***
Di Daejojeon terdengar tangisan memilukan.
Raja jalan masuk dan berdiri di dekat jenazah Ratu Yoon.
Jo Sanggung beserta staf lain
menangisi Ratu Yoon. “Mama..Mama..”
Raja sedikit terhuyung dan duduk
di samping Ratu. Mata Ratu Yoon masih terbuka. Raja mengulurkan tangan dan
menutup mata Ratu. Raja jalan keluar dan melihat Yeon Ify.
***
Yeon Ify jalan mendekati Raja. Raja tidak
tahan dan akhirnya menangis. Dalam sehari, ia kehilangan Kakak kandung dan
istri, bagaimanapun ini pukulan berat bagi Raja. Yeon Ify memeluk Raja dan
menepuk-nepuk punggungnya.
Raja menghadiri pertemuan dengan
kabinet yang baru. Beberapa tempat duduk menteri tampak kosong.
Raja berkata, “Kekacauan ini telah mempengaruhi seluruh
negri. Yang paling penting sekarang adalah menenangkan masyarakat.” Raja ingin
para menteri konsentrasi mengatasi dampak akibat kekacauan dan membuat negara
stabil. Dengan meningkatkan kekuatan negara dan menghapuskan kelemahannya.
(korupsi dll) Para menteri mengiyakan. Raja juga berkata tidak akan melupakan
semua pertumpahan darah yang terjadi saat acara kemiliteran itu.
Raja akan memisahkan mana yang benar dan mana
yang salah, “Agar orang-orang yang tidak bersalah tidak kena tuduhan palsu.
Mereka yang terlibat kejahatan juga akan mendapatkan hukuman yang pantas. Jadi,
karena Putri Min Agni telah terlibat kejahatan 8 tahun lalu dan membuat Putri
Mahkota dalam bahaya. Dia akan dihukum. Dia akan kehilangan statusnya dan
diturunkan menjadi budak. Hukumannya akan dimulai setelah kelahiran anaknya.
Aku memerintahkan, setelah kelahiran anaknya, dia akan dibuang dari ibukota dan
diturunkan statusnya menjadi budak.”
Raja memutuskan tentang Yeom , “Uibin dari Yang cheon,
Heo Yeom Cakka. Karena telah menikah dengan penjahat Min Agni, maka ia juga
akan dihukum. Aku memerintahkan mereka untuk bercerai. Lalu mencopot gelarnya
sebagai Uibin. Semua harta kekayaan yang dianugerahkan padanya melalui
pernikahan akan disita. Dia akan kembali ke jabatannya dulu sebelum
pernikahannya dengan Putri. Dia akan menjadi pejabat negara tanpa penugasan.
(Justru ini yang diinginkan Raja Rio selama ini._.) Gukmu Jang. Seongsucheong
Gukmu, Jang Nok Young yang telah melakukan ilmu sihir 8 tahun lalu, seharusnya
dihukum dengan dipenggal. Tapi dengan mempertimbangkan bahwa dia menyelamatkan
Putri Mahkota, setelah upacara peringatan kematian selesai, maka hukumannya
akan dipertimbangkan.”
***
Nok Young ada di Seongsucheong, ia minta anak
buahnya mempersiapkan upacara ritual yang diperintah Raja.
Nok Young akan menjalankan
upacara ritual ini sendirian. “Kalian tidak perlu menyusahkan diri dengan semua
ini.”
Jansil Via merasa ada yang tidak beres, ia ingin ikut
dengan Nok Young.
“Kau..tetap disini di
Seongsucheong. Aku ingin kau disini dan melindungi tempat ini.”
Jansil Via tidak mau.
Ia tidak mau
sendirian. “Aku sudah tidak memiliki Seol Zahra eonni, Alyssa eonni ..telah
menjadi seseorang yang sulit bahkan untuk dilihat. Yang Myung Iel orabeoni,
juga telah meninggalkan dunia ini. Jika kau juga tidak ada Shinmu...Jangan
pergi. Shinmu. Jangan meninggalkanku sendiri di sini.”
Nok Young melakukan upacara ritual sendiri. Ia
mengenakan hanbok warna merah putih, bagus sekali. Nok Young menarikan tarian
ritual.
Suara Nok Young : Seol
Zahra, dan Ibu Suri Tua. Yang Mulia Ratu, Yang Myung Iel-gun, Kepala Sarjana.
Saya akan menuntun anda ke jalan menuju dunia lain. Langit, sebagai orang yang
berdosa, saya berikan sisa hidup saya sebagai persembahan bagimu. Saya mohon
langit membersihkan tanah ini dari penderitaan dan udara jahat. Saya akan
membawa semua kejahatan dari tanah ini ke dalam tubuh saya, dan membawanya ke jalan
menuju kematian. Roh-roh yang menderita, tolong lepaskan semua kemarahan
kalian, dan istirahatlah dengan tenang. Hari ini, di langit ada harapan dibawah
satu matahari, dengan satu bulan. Saya harap mereka bisa membuat semua rakyat
negri ini bisa bermandikan sinar terang mereka. Saya harap semua bisa
menyingkirkan penderitaan mereka dan semua orang bisa mendapatkan kebahagiaan.
Saya berdoa untuk ini sekarang.
Dengan kata-kata terakhir itu, Jang Nok Young meninggal
dunia. Jansil Via lari ke arah Nok Young, “Shinmu...” tapi Nok Young sudah
tidak bernafas lagi.
Jansil Via menangisi ibu angkatnya.
***
Hari pernikahan Raja tiba. Raja dan Yeon Ify
akhirnya melakukan upacara pernikahan mereka yang tertunda selama 8 tahun. Saat
malam pertama, para dayang melakukan ritual, menuangkan arak pernikahan dll
tapi mereka melakukannya dengan sangat lama.
Raja mengusir mereka, “Sudah,
kalian semua boleh pergi.”
Dayang istana minta maaf, “Tapi sampai dengan waktu yang
baik untuk pembuahan, anda jelas tidak boleh...”
Raja sudah kesal , “Bukankah aku minta kalian semua untuk
pergi?”
Dayang itu menyerah dan akan membantu Raja melepas jubah
dan ikat pinggangnya. Tapi Raja melarangnya. “Kau pikir dimana kau meletakkan
tanganmu?”
Bahkan Ratu belum juga menyentuhnya. “Ratu yang akan
membantuku, jadi kalian boleh pergi. Setelah semuanya pergi.”
Raja minta Yeon Ify mengangkat wajahnya. Yeon Ify melihat
ke arah Raja. Raja mengulurkan tangan, Yeon Ify meraihnya. Tiba-tiba Raja
menarik Yeon Ify ke arahnya. Raja memeluk erat Yeon Ify dan membaliknya seperti
waktu pertama kali mereka bertemu.
“Siapa kau? Cepat katakan padaku. Siapa
sebenarnya dirimu?” Tanya Raja.
Yeon Ify memandang Raja, “Sinchop (Saya)..adalah wanita
milik Yang Mulia dan ibu negri ini. Saya Heo Yeon Ify.”
Raja tersenyum.
***
Beberapa tahun kemudian....
Persekutuan Raja+Ratu kali ini langsung menghasilkan Putra Mahkota yang lucu
dan pintar. Putra Mahkota asyik bermain dengan sepupunya. Heo Ui. Heo Yeom Cakka
dan Ratu Heo mengawasi keduanya.
“Orabeoni.”ucap Ratu Heo.
“Ya, Yang Mulia. Apa ada yang ingin anda
katakan?”
Ratu minta kakaknya mengampuni Putri Min Agni. “Dia sudah
membayar harga untuk perbuatannya. Yang Mulia juga sudah mengampuninya. Min
Sanggung yang dulu melayaninya telah meninggal dunia. Jika kau masih merasa
bersalah karena aku, aku minta kau tidak perlu seperti itu.”
“Bukan karena itu.” Ratu berkata lebih dari
apapun juga, keponakannya membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Terdengar
tangisan, Putra Mahkota jatuh. Ratu Heo langsung menemui anaknya, “Kau tidak apa-apa?”
Putra Mahkota menjawab, “Ya, ibu.”
“Putra Mahkota kita benar-benar
bersemangat.”
Raja tiba. Putra Mahkota langsung lari ke ayahnya, “Abamama.”
Raja datang bersama Alvin
dan Hyung Sun.
“Putra Mahkota, kau pasti gembira karena Ui
bisa datang ke istana untuk bermain, ya kan? Apa kalian bersenang-senang?”
Kedua anak itu mengiyakan. Putra
Mahkota langsung memanggil Alvin,
“Alvin, apa kau mau mengajariku
ilmu pedang?”
“Anak ini! Apa kau lebih menyukai Alvin daripada ayahmu?”
ucap Raja.
Raja mengangguk pada Alvin untuk membawa anaknya belajar
pedang. Raja tanya apa Putra Mahkota senang main bersama sepupunya setelah lama
tidak bertemu.
Ratu membenarkan, “Bahkan saat
Putra Mahkota sedang tidak semangat, ia lebih memilih berada dekat Ui.”
“Ui, kenapa kau tidak pergi
bersama Putra Mahkota?”
“Saya lebih suka membaca buku
daripada berkelahi dengan pedang.”
Raja tidak percaya, “Bagaimana kau bisa persis seperti
ayahmu?”
Raja berkata ke Yeom cakka, “Dia sangat sensitif dan
pintar di usianya. Dia benar-benar seperti anda, guru.”
“Karena membaca adalah
satu-satunya hal yang saya tahu.”
“Sebaliknya, Pangeran kami
sangat ceria dan bebas. Dia mirip sekali dengan Yang Myung Iel-gun. Bahkan
caranya menyukai Alvin.”
“Kakak-beradik memang mirip satu
sama lain, jadi dia juga mirip anda, Yang Mulia.”
Yeom Cakka dan Ui jalan pulang.
Yeom Cakka tanya apa Ui merindukan ibunya. Ui heran, “Kenapa
ayah menanyakan itu?”
“Kau melihat Ratu dan Putra
Mahkota dengan iri, jangan bilang kalau ayah salah.”
Yeom Cakka membungkuk, “Tidak apa-apa, kau bisa berkata
jujur pada ayah.”
Jansil Via lewat dan melihat mereka. Ia langsung
mengenali Yeom Cakka.
Jansil Via mendekat dan tanya, “Apa Tuan ...kakak Ratu?”
Yeom Cakka mengiyakan,
“Apa ada sesuatu?”
“Apa anda mengenal Seol Zahra eonni?”
Yeom Cakka heran, “Bagaimana kau mengenal Seol Zahra?”
Jansil Via tidak menjawab, ia hanya berkata, “Seol Zahra eonni..setiap
hari ia selalu menanyakan pertanyaan yang sama. Apa anda bahagia? Apa Tuan Muda
bahagia? Dia harus bahagia. Setiap hari ia selalu mengulang kata-kata ini. Apa
anda bahagia.”
Yeom Cakka tampak sedih.
***
Raja dan Ratu melakukan kebiasaan mereka sehari-hari.
Raja membaca laporan-laporan dan Ratu membaca buku. Ratu Heo memandang Raja dan
berterima kasih karena telah mengampuni P. Min Agni. Raja merasa Ratu tidak
perlu berterima kasih karena itu. Ratu Heo tanya apa Raja kesal karena ia terus
saja memintanya mengampuni Min Agni, padahal Raja sudah beberapa kali menolak
permintaannya.
“Pembebasan Putri Min Agni itu
karena kau memikirkan aku dan juga kakakmu. Bagaimana aku bisa marah?
Sebaliknya aku seharusnya berterima kasih padamu karena ini.”
“Yang Mulia.”
“ Katakanlah.”
Ratu berkata punya hadiah untuk
Raja karena ia merasa sangat berterima kasih. Kata-kata Ratu membuat Raja ingat
sesuatu, “hadiah?”
Ratu membenarkan. Raja justru berdiri dan berkata ia
harus pergi karena banyak laporan yang harus diperiksa. Ratu heran,
laporan-laporannya ada disini.
“Ah, benar. Laporan-laporan ini harus dibaca
di Daejeon. Kau harus istirahat lebih awal, Ratuku.”
Raja segera pergi. Para dayang merasa heran, ini aneh.
Biasanya kalau Yang Mulia datang, dia tidak akan pergi kecuali Hyung Sun
memanggilnya. Mereka berkata kalau hubungan Raja dan Ratu selama ini sangat
baik, apa jangan-jangan Raja mulai bosan padanya? Apa mungkin...Raja
menyembunyikan wanita lain di kediamannya?
***
Raja masuk kamarnya dan tanya pada seseorang
apa dia sudah siap.
Terdengar suara wanita mengiyakan. Raja meminta wanita
itu keluar. Tapi tidak seperti yang dibayangkan para dayang. Hyung Sun
mengenalkan wanita itu, ini adalah guru Gayageum yang terkenal, Ny. Jong Yeon.
Ny. itu memberi hormat. Raja sedang belajar memainkan gayageum. Raja ingin
memainkan Gayageum sebagai hadiah ulang tahun Ratu. Raja ingin Ny. Jong Yeon
mengajarinya dengan baik. Ny. itu berkata akan melakukan yang terbaik.
“Aku ini cepat belajar, jadi tidak akan jadi
masalah.”
Kenyataan di lapangan berbeda.
Raja tidak bisa memainkan Gayageum dengan baik. Ia kesal dan merasa Gayageumnya
sudah rusak. Raja minta diambilkan Gayageum lain. Hyung sun minta ijin
mengeceknya. Ia memainkan Gayageum itu dengan baik..jadi itu kelebihan Hyung
sun. Hyung Sun berkata tidak ada yang salah dengan Gayageum ini. Raja kagum
juga dan tampak iri, “Gayageum ini..kapan kau belajar memainkannya?”
“Ini, saya tidak pernah belajar memainkannya.
Saat Yang Mulia belajar, saya duduk di samping anda dan melihat. Saya
melatihnya untuk mengisi waktu kalau saya bosan.”
Raja terkejut, “Untuk...mengisi waktu kalau kau merasa bosan.”
Raja terkejut, “Untuk...mengisi waktu kalau kau merasa bosan.”
Raja kesal, “Berbalik!” Ha! Hyung Sun disetrap!
***
Yeom Cakka jalan bersama Ui. Ia merasa ada
yang mengamati mereka, Yeom Cakka berbalik tapi tidak melihat siapapun.
Sebenarnya itu Min Agni yang melihat keduanya sambil menangis. Min Agni melihat
Yeom Cakka dan Ui jalan semakin jauh. Ia akhirnya berbalik dan pergi. Min Agni
jalan perlahan. Ternyata Yeom Cakka dan Ui sudah berdiri di depannya.
Min Agni terkejut, lalu ia menjelaskan kalau Yang Mulia
Raja sudah melepaskannya dari status budak, tapi ia tidak punya tujuan.
“Saya hanya ingin melihat..anda sekali
lagi..untuk terakhir kalinya. Saya sangat merindukan anda. Saya hanya ingin
melihat anda dari jauh dan kemudian pergi.”
Ui yang pintar langsung mengerti kalau wanita di depannya
adalah ibunya, ia memanggil Min Agni, “Eomeoni?”
Min Agni terkejut, reflek ia ingin maju ke
arah Ui, tapi kemudian membatalkannya dan membungkuk, “Saya tidak akan datang
lagi, saya tidak akan bersembunyi dan melihat anda lagi. Jadi..tolong ampuni
saya sekali ini saja.”
Yeom Cakka memandang Min Agni dengan pandangan sedih,
matanya menahan air mata. Min Agni berbalik dan mulai jalan pergi. Yeom Cakka segera
berlari dan memeluk Min Agni dari belakang. Min Agni tertegun, ia tidak mengira
Yeom Cakka akan menahannya.
“Saya pikir anda tidak akan
memaafkan saya.”
“Aku tidak ingin memaafkan dirimu. Aku mencoba
menghukum diriku sendiri dengan tidak memaafkanmu. Tapi sekarang, aku ingin
berbahagia.”
Yeom Cakka menoleh ke Ui, “Demi anak kita dan demi
seseorang yang sudah meninggal tapi tetap berharap akan kebahagiaanku (Seol
Zahra). Demi mereka, orang-orang malang itu.”
Min Agni menangis
tersedu-sedu. Yeom Cakka memberi tanda Ui untuk mendekat. Min Agni senang
sekali bisa bertemu anaknya, ia memeluk Ui dengan penuh kerinduan. Yeom Cakka menghela
nafas dan memeluk keduanya. Semoga kejadian kali ini membuat Min Agni menjadi
dewasa dan bisa menjadi pilar untuk keluarga Heo.
***
Raja serius latihan Gayageum di kantornya.
Kepala Menteri Hong Kyu Tae bergerak ke sana-sini mengikuti gerakan tangan
Raja. Raja tanya apa perintahnya sudah dijalankan. Menteri Hong mengiyakan, “Sesuai
keinginan Ratu, jamuan makan untuk ulang tahunnya dibatalkan dan uang untuk
perayaan dikirim sebagai dana untuk Hwalinseo.”
“Bagus. Bagaimana situasi di Hwalinseo?”
“Karena keterlibatan Ratu, ia sudah menjadi
teladan. Banyak wanita dari keluarga bangsawan juga mulai mengumpulkan dana
untuk Hwalin..”
Hong melihat Raja sama sekali tidak mendengar laporannya,
ia tanya, “Yang Mulia, Yang Mulia?”
Raja menghentikan latihannya. Hong tanya apa ada yang
mengganggu Raja. Raja berkata bukan apa-apa.
***
Ratu Heo duduk melamun di kamarnya, ia tampak
kesepian dan bosan. Tiba-tiba dayangnya minta ijin masuk. Dayang berkata kalau
Raja meminta Ratu datang ke Paviliun Bulan Tersembunyi.
Ratu Heo jalan ke Paviliun
mereka dan melihat Raja sudah siap dengan Gayageum di depannya. Para Dayang
menyiapkan kursi untuk Ratu.
Ratu duduk dan Raja tersenyum
padanya. “Selamat Ulang Tahun.”
Raja sudah menyiapkan konser
musik khusus untuk Ratunya. “Meskipun keahlianku bukanlah yang terbaik, kuharap
kau akan menikmatinya.”
Ratu tampak bahagia dan Raja mulai memainkan
Gayageum-nya. Penampilan Raja lumayan bagus. Ratu kagum dan menikmati konser
istimewa ini. Tapi Raja tanpa sengaja memutuskan senar Gayageum dan ia tampak
kesakitan. Ratu Heo tampak cemas dan jalan cepat ke arah Raja.
Ia meraih jari Raja, “Apa anda
tidak apa-apa?” Ratu mendengar suara Gayageum dan ia sadar ada orang lain yang
memainkannya.
Ratu ingin mencari sumber suara itu.
Raja menarik tangannya, “Tolong fokus padaku. Hanya
padaku.”
Ratu tampak geli. Raja tanya, “Apa Ratu merasa kecewa
karena hadiahnya tidak bagus.”
“Tidak, ini menyenangkan.”
“ Aku tidak berniat membuatnya
menyenangkan.” (Mungkin Raja ingin suasananya romantis haha..tapi justru jadi
lucu. Jadi ini diluar rencana Raja.)
“Tapi, aku ingin memberikan
hadiah lain padamu.” Lanjut Raja.
Ratu menyipitkan mata, “Jangan bilang...akan ada kelopak
bunga yang jatuh berguguran dari atap?”
Raja tersenyum, “Hyung Sun terlalu tua untuk memanjat
atap.”
“Kalau begitu..apa akan ada
kembang api yang meledak di langit?”
“Hanya demi mengambil hati seorang wanita,
bagaimana mungkin aku bisa membuang-buang uang rakyat? Tapi..aku akan
memberikan sesuatu yang lebih baik daripada semuanya itu.”
Raja mendekat dan mencium Ratu Heo. Semua Dayang dan Kasim
memalingkan wajah mereka. Kamera menjauh dan kita lihat Hyung Sun tersayang
memainkan Gayageum dengan sepenuh hati untuk junjungannya. May The King and
Queen live happily ever after.
TAMAT!!
****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted
: June 23, 2012
Edited
: August 11, 2012
Follow @dinaarifaa J
thankyouuu!
No comments:
Post a Comment