Saturday, 23 June 2012

The Moon That Embraces The Sun 20 - Final [IC Version]

The Moon That Embraces The Sun 20 - Final
Kondisi di Aula Kerajaan menjadi kacau. Yang Myung Iel-gun mengarahkan pedangnya ke leher Raja. Semua tegang melihatnya. Raja menatap tajam kakaknya. Yang Myung Iel ingat kata-kata Yoon Dae Hyung, kalau ia menyerahkan leher Raja di tangan Yang Myung Iel.
Yang Myung Iel terkejut, “Kau ingin aku menebas leher Raja?” Yoon membenarkan, “Hanya itu caranya untuk menunjukkan keberanian-mu, demi meningkatkan semangat pasukan.”
“Hanya jika pedangku ternoda darah adikku, apa mereka akan mengakuiku sebagai Raja?” Yoon menyeringai, “Bukankah..tanah Joseon ini didirikan di atas darah yang tercurah diantara para kakak-beradik?”
“Jadi, menggunakan kesempatan ini untuk memperkuat niatku mungkin adalah ide yang bagus. Baik, aku janji.”

  Kembali ke arena pertempuran, Yoon teriak, “Kalian semua dengarkan baik-baik! Langit menginginkan kematian Raja ini, agar ia bisa digantikan oleh orang lain yang lebih pantas. Saat ini, kami akan mematuhi perintah Langit, dan menumbangkan Raja yang tidak kompeten ini?”
 Yoon ke Yang Myung Iel, “Cepat! Penggal kepala Raja tidak berguna ini!”
Flashback saat Raja teriak ke Yang Myung Iel-gun, “Kenapa kau masih ragu-ragu, cepat dan potong leherku! Kau kehilangan kesempatanmu hari ini hyungnim, jadi jangan mencoba cari kesempatan lagi.”
Yang Myung Iel-gun berbalik dan tampak marah, ia berkata masih punya kesempatan.
Raja tidak akan tahu apa yang akan dilakukan Yang Myung Iel kalau waktunya tiba. “Katakan, apa yang anda rencanakan.”


***

 Yoon masih teriak ke Yang Myung Iel, “Kenapa ragu-ragu? Cepat potong lehernya!”
Raja dan Yang Myung Iel-gun masih saling menatap dengan tajam. Tiba-tiba Yang Myung Iel teriak keras dan membebaskan diri dari perangkap pedang di sekitarnya.
  Yang Myung Iel langsung membunuh seorang anak buah Yoon. Semua terjadi dengan cepat. Alvin langsung bergerak, membunuh beberapa orang lagi untuk memberi jalan pada Yang Myung Iel-gun dan Raja lari ke tempat aman. Raja langsung lari dengan cepat ke arah balkon istana.
Yang Myung Iel mengikutinya sambil mengamankan jalan. Alvin lari dibelakang mereka. Lalu pasukan mengamankan Raja.
Perdana Menteri Yoon dan yang lain terkejut, kenapa rencana mereka tiba-tiba berubah. Belum sadar dengan apa yang terjadi, pintu gerbang istana terbuka dan masuklah pasukan Naegeumbu dari seluruh penjuru istana. Semua mengepung Yoon dan pasukannya. Lalu menutup pintu gerbang. Tidak ada ruang untuk melarikan diri. Posisi terbalik, sekarang Yoon, Menteri Keuangan, Menteri Shim, Menteri Han, bahkan Prof Na dll dalam keadaan kritis.
 Mereka sekarang adalah pemberontak dan harus dibunuh semua. Ini semua adalah rencana Raja. Raja berkata ke Yang Myung Iel, “Aku berencana mengadakan sebuah perburuan. Mereka semua yang bekerja sama untuk membunuh anak itu (Yeon Ify). Mereka yang menggunakan kematiannya untuk mendapatkan kekuasaan, mereka yang mengorbankan nyawa yang tidak bersalah. Para menteri yang mendahulukan diri mereka sendiri di atas negara dan rakyatnya. Mereka semua, harus ditangkap dalam satu kali tangkapan.”
“Orang-orang ini, tidak akan diam saja dan membiarkan ini semua terjadi pada mereka.” Jawab Yang Myung Iel. Raja tahu itu, jika ia tidak memberikan takhtanya, mereka akan merencanakan pemberontakan. “Dan, mereka akan segera mencarimu, hyungnim.”
“Lalu apa yang anda inginkan dari saya?”
“Aku perlu daftar nama semua yang ikut konspirasi, jika kita tidak menghancurkan mereka semua, Yeon Ify akan selalu ada dalam bahaya. Negeri ini juga akan menuju kehancuran.”
“Bagaimana anda bisa percaya pada saya dan mengatakan kata-kata berbahaya ini?”
“Aku bersedia memberikan nyawaku di tanganmu.”
“Merencanakan pemberontakan itu tidak mudah.”
“Tentu saja, keputusan ada di tanganmu, hyungnim.”


Raja berdiri di tempat aman dan pasukan pemanah khusus siap melaksanakan perintah Raja.
Yang Myung Iel-gun juga berdiri dan memandang Yoon dengan penuh kemenangan. Perdana Menteri Yoon memberi perintah untuk mengubah strategi.
Menteri Keuangan panik, “Ini pasukan khusus Raja!”
Raja berteriak, “Perburuan dimulai! Serang!!” Perang pun pecah. Pihak Perdana Menteri Yoon kalah jumlah, segera saja banyak pasukannya yang terbunuh. Apalagi pasukan pemanah Raja juga melancarkan serangan. Yang Myung Iel-gun bertukar pandang dengan Kim Chae Alvin. Alvin mengerti dan keduanya langsung lari ke tengah medan pertempuran.
 Kim Chae Alvin dan Yang Myung Iel-gun benar-benar haus darah, mereka membantai banyak orang termasuk para menteri. Menteri Shim terbunuh lebih dulu, Menteri Han jatuh ke tangan Alvin. Menteri Han ini Menteri Pertahanan, jadi dia mungkin pernah jadi guru Alvin. Menteri Keuangan di tangan Yang Myung Iel-gun. Menteri yang sering diaudit oleh Yang Myung Iel.
Yoon murka, dan ia teriak, “Siapapun yang membunuh Raja dan Yang Myung Iel-gun, akan mendapatkan hadiah besar!”


***
 Jo Sanggung lari-lari dengan panik ke arah kamar Ratu, “Mama! Mama! Ini Jo Sanggung! Yang Mulia ada pemberontakan, kita harus segera pergi..” Jo Sanggung tertegun, Ratu tidak di kamarnya.

Ratu Yoon Bo Kyung Shilla jalan perlahan di bagian istana yang sepi, sepertinya lokasi dimana PM Rio bertemu Yeon Ify pertama kalinya.
Ratu menyeret selimut, dan bicara dalam hati. “Chon Na, Aboji, apa kalian memutuskan untuk bertempur sampai akhir? Meskipun aku tidak tahu siapa yang akan menjadi pemenang, tapi aku yakin posisi Ratu pasti diambil dariku.”
Ratu teringat saat melihat PM Rio main bola, ia mulai mengikat kain ke dahan pohon “Sejak pertama kali bertemu Yang Mulia, saya hanya menginginkan satu hal saja. Yaitu mendapatkan hati anda. Dan tetap sebagai Ratu sampai akhir, aku akan mati sebagai wanita Yang Mulia.”
 Ratu memaksakan senyuman terakhirnya dan bertekad mengakhiri hidupnya.

***
 Yoon semakin terdesak. Ia teriak, “Bunuh Yang Myung Iel-gun dan ambil buku dengan daftar nama!”
Prof Na lari mendekat ke Yang Myung Iel-gun, ingin membunuhnya. Yang Myung Iel menatapnya tajam. Prof Na ciut nyalinya dan berbalik, ia ingin lari. Yang Myung Iel tidak akan melepaskan Na begitu saja. Ia langsung menebas Prof Na sampai mati. Tanpa ampun. Tapi menyedihkan juga mengingat hubungan masa lalu Yang Myung Iel dan Na, sepertinya mereka lumayan dekat. Yang Myung Iel membunuh beberapa orang lagi, wajahnya terkena percikan darah lawan.
Ia menantang, “Bukunya ada padaku! Jika kalian bisa membunuhku, maka maju dan ambillah!”
Pasukan Raja berhasil menyelesaikan sisa pasukan Yoon. Sekarang, tinggal Yoon Dae Hyung saja yang masih hidup. Yoon melihat semua rekan-rekan Menterinya sudah tewas. Ia memandang ke arah Raja. Raja mengambil busur dan membidikkan panah ke arah Yoon. Panah Raja kena ke kaki Yoon. Yoon terjatuh, tapi ia tetap berdiri.
Yoon mengangkat pedang dan teriak, “Chon Na!”
Yoon lari ke arah Raja. Yang Myung Iel-gun dengan gaya musashi-nya, menyambut Yoon dan menebas pinggangnya. Yoon Dae Hyung terjatuh dan tewas seketika. Yang Myung Iel-gun melihat ke arah Raja dan tersenyum.
Raja membalas senyum kakaknya, lalu ia melihat seorang prajurit yang sekarat di belakang Yang Myung Iel, tiba-tiba bangkit dan jalan tertatih-tatih ke arah Yang Myung Iel.
Raja teriak, “Hyungnim!”
Yang Myung Iel menoleh, ia tahu orang itu berniat membunuhnya. Tapi Yang Myung Iel tidak berusaha menghindar. Yang Myung Iel  berkata dalam hati, Yang Mulia. Tolong maafkan saya karena keputusan egois saya. Hanya boleh ada satu matahari di langit. Mulai sekarang, tidak akan ada lagi kekacauan karena saya.
Yang Myung menjatuhkan pedangnya dan membiarkan dirinya terbunuh. Tubuhnya roboh ke tanah.
Raja syok, ia memanggil kakaknya, awalnya pelan. Lalu teriak, “Hyungnim!!”
Raja lari ke arah Yang Myung Iel. Alvin juga terkejut, ia segera lari menahan Yang Myung Iel.


 Nok Young dan Jansil Via mengamati langit, keduanya merasakan sesuatu yang aneh. Mereka melihat dua matahari. Kemudian bulan menutup salah satu matahari. Nok Young mengerti artinya. Jansil Via menangis, “Orabeoni..”



Raja berlutut dekat kakaknya. Alvin menahan kepala Yang Myung Iel. Keduanya menangis. Yang Myung Iel muntah darah, tapi memaksakan senyum dan berkata ke Alvin, “Ah..aku benar-benar berbaring di lenganmu. Rasanya sungguh menyenangkan.”
Alvin menangis, “Kenapa? Kenapa anda melakukan ini?”
“Hari-hari ini aku lelah dengan gaya hidup bebasku. Rasanya benar-benar membosankan. Kalaupun ada yang kusesali, yaitu aku tidak bisa melihat Yeom Cakka.”
Yang Myung Iel melihat kearah Raja, “Yang Mulia...bagaimana anda bisa meneteskan air mata untuk hal sekecil ini? Tolong jangan menangis. Saya..tidak akan apa-apa. Yang Myung mengeluarkan buku catatan yang berisi daftar nama, ini daftar nama yang anda minta.”
 Raja menangis, “Aku tahu. Aku tahu, jangan bergerak. Tabib istana sedang menuju kesini, kau harus bertahan.”
Yang Myung Iel mengaku, “Saya pernah kesal pada anda, Yang Mulia. Karena anda memiliki segalanya. Dan kemudian, saya memiliki pemikiran untuk mengambil posisi anda. Tapi, dibanding dengan posisi sebagai Raja, .. 
Yang Myung Iel melihat ke arah Alvin, “Teman-teman saya..dan adik saya..jauh lebih berharga bagi saya.”
Raja tersedu-sedu, “Hyungnim..”
Yang Myung Iel mengulurkan tangan dan Raja menggenggam tangan kakaknya.
 “Saya mohon, anda harus menjadi Raja yang kuat. Lalu bersama dengan anak itu, anda harus melindungi rakyat biasa negeri ini. Pelayan anda, akan melihat dan melindungi anda, dari tempat lain.”
Yang Myung Iel semakin mendekati ajal dan ia tidak bicara lagi. Hanya berkata dalam hati, Abamama..saya putra anda, akan datang menemuimu. Saya harap di kehidupan mendatang, anda tidak akan menjadi Raja saya tapi hanya sebagai ayah biasa. Jadi saya bisa menunjukkan padamu senyuman seorang anak. Penyesalanku satu-satunya...adalah meninggalkan ibuku yang kesepian.
Yang Myung Iel ingat Yeon Ify remaja bertanya, “Kau mau kemana?”
Yang Myung Iel berbalik, “Aku datang karena aku ingin melihatmu sebelum pergi.”
Yang Myung Iel mengamati wajah Yeon Ify, “Jelek sekali. Aku sudah melihatnya baik-baik. Aku pergi sekarang.”
Pertemuan terakhir Yang Myung Iel dengan Yeon Ify adalah saat di kuil.

 Yang Myung Iel-gun menghembuskan nafas terakhirnya.
Raja panik, “Hyungnim..Hyungnim! Hyungnim tolong buka matamu! Aku hanya memintamu memberikan daftar nama. Aku tidak memintamu untuk mati! Hyungnim. Hyungnim..tolong buka matamu.”
Raja sudah menangis, “Ini perintah Kerajaan! Bagaimana kau bisa tidak mematuhi perintah Kerajaan?”
Raja teriak, “Hyungnim..Hyungnim!!!” Raja berteriak frustrasi dan sedih ke arah langit.


***
               
 Yeon Ify dibawa ke satu tempat dengan tandu. Seperti kebiasaan-nya dulu, ia juga membaca buku dalam tandu. Tandu mereka sampai ke satu tempat. Salah seorang tukang tandu mengetuk jendela Yeon Ify. Tukang tandu itu ternyata Hong Kyu Tae!
 Ia minta maaf karena perjalanan-nya cukup lama. Hong takut kalau mereka dibuntuti jadi ia ekstra hati-hati. “Kita sudah sampai sekarang, tolong keluar dari tandu, Agassi.”
Yeon Ify heran, “Ini tempat apa?”
Hong hanya berkata kalau Raja memerintahnya membawa Yeon Ify ke sini, “Anda pasti lelah, jadi tolong segera masuk ke dalam.”
Yeon Ify masuk ke dalam rumah. Ia menutup pintu dan melihat-lihat. Tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang jalan membawa baki isi bubur.
Yeon Ify tertegun. Itu ibunya. Ny. Heo awalnya tidak menyadari ada orang, saat melihat Yeon Ify, ia terkejut. Yeon Ify menahan tangisnya, “Eo..Eomeoni..”
Ny. Heo terkejut dan syok, ia menjatuhkan baki yang dibawanya, “Yeon Ify..apa kau ..apa kau benar-benar Yeon Ify? Anakku..”
Yeon Ify menangis dan mengangguk. “Ya.”
Keduanya langsung berpelukan dan menangis. “Kau masih hidup..kau benar-benar masih hidup.”
Ny. Heo melepas pelukannya dan memandang wajah Yeon Ify, “Bagaimana bisa ada hal seperti ini, apa ini mimpi atau kenyataan? Aku tidak tahu kalau aku masih bisa bertemu denganmu.”
Ny. Heo terjatuh karena syok. Yeon Ify memeluknya.
Yeom Cakka keluar dan terkejut melihat mereka. Yeon Ify memanggil Yeom Cakka , “Orabeoni..”
Yeom Cakka merasa bersalah dan tidak berani melihat ke arah Yeon Ify. Ny. Heo memeluk Yeon Ify lagi, “Anakku..”
Yeom Cakka minta tolong Yeon Ify membawa ibu ke dalam. Ny. Heo berbaring dan terus menggenggam tangan Yeon Ify. Yeom Cakka keluar dan membiarkan mereka sendiri. Ny. Heo menangis, ia cerita pernah melihat seorang gadis yang mirip Yeon Ify dihukum, orang-orang melempari gadis itu dengan batu. Ny. Heo berkata hatinya sakit melihatnya. Yeon Ify tidak ingin menceritakan penderitaannya dan minta ibunya istirahat saja, “Kita bisa membicarakan masalah ini nanti.”
Ny. Heo menolak, “Kau ada di sisiku. Bagaimana aku bisa tidur?”
Ny. Heo takut, kalau ia tertidur dan saat membuka mata, Yeon Ify sudah menghilang lagi.
Yeon Ify heran, “Bagaimana mungkin? Kelak, saya tidak akan pergi tanpa ijin ibu.”
“Bagaimana ini bisa terjadi? Selama 8 tahun ini, Putri mengambil alih posisimu di sampingku. Tapi, dia sebenarnya bertanggung jawab untuk kematianmu. Aku tidak bisa mempercayai itu.”
Yeon Ify terkejut, “Apa kakak yang mengatakan pada ibu?”
 “Meskipun ia melakukan kejahatan besar, tapi ia mengandung darah daging keluarga kita. Bagaimana bisa seperti ini?”
Yeon Ify keluar dan memanggil kakaknya. “Orabeoni. Apa kau benar-benar tidak mau melihatku, Orabeoni? Jika kau menyalahkan dirimu sendiri maka aku akan menyesal karena tetap hidup. Apa kau ingin aku seperti itu?”
Yeom Cakka akhirnya berbalik dan berkata sudah melakukan kejahatan besar.  Yeon Ify tidak mengerti, bagaimana mungkin kakaknya bisa berpikir sudah terlibat kejahatan. “Kakak sama sekali tidak bersalah.”
“Semua terjadi karena diriku.”
Yeon Ify melarang kakaknya merasa seperti itu, Yeon Ify ingin kakaknya berbahagia karena ia masih hidup dan sehat.
Yeom Cakka memeluk Yeon Ify. “Yeon Ify..terima kasih, karena tetap hidup.”
Yeon Ify membalasnya, “terima kasih juga..karena kakak tetap hidup.”
(Setelah Yeon Ify sakit dan dianggap meninggal, keluarga Heo terancam keselamatannya karena dianggap menipu keluarga Raja dengan memberikan putrinya yang sakit-sakitan sebagai Putri Mahkota. Untung memang Min Agni menikahi Yeom Cakka dan menyelamatkan mereka.)


***

 Min Agni memandangi baju bayi buatannya. Ia mendengar ada yang masuk dan mengira itu Min Sanggung. Min Agni menyuruh Min Sanggung keluar, ia tidak mau makan. Min Agni mendongak dan tertegun, ternyata Yeon Ify yang masuk dengan membawa bubur. “Kenapa anda tidak mau makan?” Ini pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah 8 tahun.
Min Agni merasa tidak berhak makan.
“Apa anda ingin meninggal bersama anak anda?”
“Aku..bukankah kau ingin aku meninggal?”
“Tidak. Saya ingin anda tetap hidup.”
Min Agni tidak percaya, “Kau bohong, Aku mencoba membunuhmu bagaimana kau bisa ingin aku tetap hidup.”
 “Meskipun anda mencoba membunuh saya, tapi saya tetap hidup sekarang. Saya memang cukup membenci anda dan ingin anda meninggal, tapi saya bersyukur karena kebaikan Putri, ibu saya bisa mendapatkan kebahagiaan dan kakak saya bisa mendapatkan seorang anak.”
“Jangan bersikap munafik di depanku! Akan lebih baik jika kau berteriak atau menginginkanku mati. Merobek-robek bajuku. Paling tidak, kalau seperti itu aku bisa berlutut di depanmu dan mohon ampun padamu.”
“Apa anda membutuhkan pengampunan saya? Baiklah, saya mengampuni anda. Demi mereka yang sudah menderita karena anda. Yang Mulia dan Kakak saya, mereka meminta ampun demi anda. Karena anda, mereka menanggung rasa bersalah yang tidak seharusnya mereka tanggung. Demi mereka, saya akan dengan senang hati mengampuni anda. Jadi, saya mohon teruslah hidup dengan baik. Tolong terus hidup dan mencari pengampunan dari saya secara langsung. Serta menjalani hukuman anda untuk menebus semua kejahatan anda. Yang Mulia dan kakak saya seharusnya tidak perlu merasa bersalah karena anda. Anda yang harus menanggungnya sendiri.”
Min Agni menangis dan mengambil sendoknya. Ia berterima kasih karena Yeon Ify tetap hidup.
“Kalau begitu, saya mohon berikan alasan pada saya untuk mengatakan hal yang sama.” Min Agni menangis dan mulai makan.


***
 Alvin mengantar jenazah Yang Myung Iel-gun ke kuil. Lady Park terpukul, “Yang Myung Iel-gun. Tolong buka matamu.” Lady Park masih dalam tahap denial. Kasihan ibu satu ini.
“Yang Myung Iel-gun, tolong jangan tidur lagi. Buka matamu dan lihatlah aku. Jangan bercanda seperti ini.”
Lady Park ketakutan, ia sadar Yang Myung Iel-gun tidak akan bangun dan tersenyum pada ibunya lagi. Lady Park terus saja memanggil nama Yang Myung Iel dan memintanya bangun.
Alvin tidak tahan dan jalan keluar. Alvin tampak lesu dan berdiri melihat langit malam, kebiasaan yang selalu dilakukan Yang Myung Iel. Roh Yang Myung Iel tiba-tiba muncul,. Hari ini bahkan ahli pedang tanpa tanding Alvin  juga terlihat lesu.
“Yang Myung Iel-gun.”
Roh Yang Myung berkata,  “Apa mungkin kau..Apa kau sudah merindukanku?”
“Apa anda bahagia di sana?”
“Tentu saja aku bahagia. Aku tidak perlu pura-pura tersenyum. Dan juga, aku tidak pernah benar-benar suka minum. Jadi sekarang aku tidak perlu memaksa diriku untuk minum lagi. Aku tidak lagi menjadi ancaman bagi Yang Mulia. Dan yang paling penting, aku bisa menyukai anak itu di dalam hatiku. Apa kau tahu kalau perasaan seperti itu sangat menyenangkan?”
“Apa saya boleh bertanya satu hal?”
“Tanya saja sesukamu.”
“Sampai sekarang, apa anda masih menganggap saya sebagai teman?”
“Teman. Kata ‘teman’ selalu terdengar bagus.”
“Jadi tolong jawab saya, apa anda datang...sebagai teman?”
“Tentu saja. Selama ini aku selalu begitu dan sampai kapanpun, kau tetap akan menjadi temanku.”


***

 Di Daejojeon terdengar tangisan memilukan. Raja jalan masuk dan berdiri di dekat jenazah Ratu Yoon.
Jo Sanggung beserta staf lain menangisi Ratu Yoon. “Mama..Mama..”
Raja sedikit terhuyung dan duduk di samping Ratu. Mata Ratu Yoon masih terbuka. Raja mengulurkan tangan dan menutup mata Ratu. Raja jalan keluar dan melihat Yeon Ify.


***

 Yeon Ify jalan mendekati Raja. Raja tidak tahan dan akhirnya menangis. Dalam sehari, ia kehilangan Kakak kandung dan istri, bagaimanapun ini pukulan berat bagi Raja. Yeon Ify memeluk Raja dan menepuk-nepuk punggungnya.
Raja menghadiri pertemuan dengan kabinet yang baru. Beberapa tempat duduk menteri tampak kosong.
Raja berkata, “Kekacauan ini telah mempengaruhi seluruh negri. Yang paling penting sekarang adalah menenangkan masyarakat.” Raja ingin para menteri konsentrasi mengatasi dampak akibat kekacauan dan membuat negara stabil. Dengan meningkatkan kekuatan negara dan menghapuskan kelemahannya. (korupsi dll) Para menteri mengiyakan. Raja juga berkata tidak akan melupakan semua pertumpahan darah yang terjadi saat acara kemiliteran itu.
 Raja akan memisahkan mana yang benar dan mana yang salah, “Agar orang-orang yang tidak bersalah tidak kena tuduhan palsu. Mereka yang terlibat kejahatan juga akan mendapatkan hukuman yang pantas. Jadi, karena Putri Min Agni telah terlibat kejahatan 8 tahun lalu dan membuat Putri Mahkota dalam bahaya. Dia akan dihukum. Dia akan kehilangan statusnya dan diturunkan menjadi budak. Hukumannya akan dimulai setelah kelahiran anaknya. Aku memerintahkan, setelah kelahiran anaknya, dia akan dibuang dari ibukota dan diturunkan statusnya menjadi budak.”
Raja memutuskan tentang Yeom , “Uibin dari Yang cheon, Heo Yeom Cakka. Karena telah menikah dengan penjahat Min Agni, maka ia juga akan dihukum. Aku memerintahkan mereka untuk bercerai. Lalu mencopot gelarnya sebagai Uibin. Semua harta kekayaan yang dianugerahkan padanya melalui pernikahan akan disita. Dia akan kembali ke jabatannya dulu sebelum pernikahannya dengan Putri. Dia akan menjadi pejabat negara tanpa penugasan. (Justru ini yang diinginkan Raja Rio selama ini._.) Gukmu Jang. Seongsucheong Gukmu, Jang Nok Young yang telah melakukan ilmu sihir 8 tahun lalu, seharusnya dihukum dengan dipenggal. Tapi dengan mempertimbangkan bahwa dia menyelamatkan Putri Mahkota, setelah upacara peringatan kematian selesai, maka hukumannya akan dipertimbangkan.”


***

 Nok Young ada di Seongsucheong, ia minta anak buahnya mempersiapkan upacara ritual yang diperintah Raja.
Nok Young akan menjalankan upacara ritual ini sendirian. “Kalian tidak perlu menyusahkan diri dengan semua ini.”
Jansil Via merasa ada yang tidak beres, ia ingin ikut dengan Nok Young.
“Kau..tetap disini di Seongsucheong. Aku ingin kau disini dan melindungi tempat ini.”
Jansil Via tidak mau.
 Ia tidak mau sendirian. “Aku sudah tidak memiliki Seol Zahra eonni, Alyssa eonni ..telah menjadi seseorang yang sulit bahkan untuk dilihat. Yang Myung Iel orabeoni, juga telah meninggalkan dunia ini. Jika kau juga tidak ada Shinmu...Jangan pergi. Shinmu. Jangan meninggalkanku sendiri di sini.”
 Nok Young melakukan upacara ritual sendiri. Ia mengenakan hanbok warna merah putih, bagus sekali. Nok Young menarikan tarian ritual.
Suara Nok Young : Seol Zahra, dan Ibu Suri Tua. Yang Mulia Ratu, Yang Myung Iel-gun, Kepala Sarjana. Saya akan menuntun anda ke jalan menuju dunia lain. Langit, sebagai orang yang berdosa, saya berikan sisa hidup saya sebagai persembahan bagimu. Saya mohon langit membersihkan tanah ini dari penderitaan dan udara jahat. Saya akan membawa semua kejahatan dari tanah ini ke dalam tubuh saya, dan membawanya ke jalan menuju kematian. Roh-roh yang menderita, tolong lepaskan semua kemarahan kalian, dan istirahatlah dengan tenang. Hari ini, di langit ada harapan dibawah satu matahari, dengan satu bulan. Saya harap mereka bisa membuat semua rakyat negri ini bisa bermandikan sinar terang mereka. Saya harap semua bisa menyingkirkan penderitaan mereka dan semua orang bisa mendapatkan kebahagiaan. Saya berdoa untuk ini sekarang.
Dengan kata-kata terakhir itu, Jang Nok Young meninggal dunia. Jansil Via lari ke arah Nok Young, “Shinmu...” tapi Nok Young sudah tidak bernafas lagi.
Jansil Via menangisi ibu angkatnya.




***

 Hari pernikahan Raja tiba. Raja dan Yeon Ify akhirnya melakukan upacara pernikahan mereka yang tertunda selama 8 tahun. Saat malam pertama, para dayang melakukan ritual, menuangkan arak pernikahan dll tapi mereka melakukannya dengan sangat lama.
Raja mengusir mereka, “Sudah, kalian semua boleh pergi.”
Dayang istana minta maaf, “Tapi sampai dengan waktu yang baik untuk pembuahan, anda jelas tidak boleh...”
Raja sudah kesal , “Bukankah aku minta kalian semua untuk pergi?”
Dayang itu menyerah dan akan membantu Raja melepas jubah dan ikat pinggangnya. Tapi Raja melarangnya. “Kau pikir dimana kau meletakkan tanganmu?”
Bahkan Ratu belum juga menyentuhnya. “Ratu yang akan membantuku, jadi kalian boleh pergi. Setelah semuanya pergi.”
Raja minta Yeon Ify mengangkat wajahnya. Yeon Ify melihat ke arah Raja. Raja mengulurkan tangan, Yeon Ify meraihnya. Tiba-tiba Raja menarik Yeon Ify ke arahnya. Raja memeluk erat Yeon Ify dan membaliknya seperti waktu pertama kali mereka bertemu.
 “Siapa kau? Cepat katakan padaku. Siapa sebenarnya dirimu?” Tanya Raja.
Yeon Ify memandang Raja, “Sinchop (Saya)..adalah wanita milik Yang Mulia dan ibu negri ini. Saya Heo Yeon Ify.”
Raja tersenyum.


***

 Beberapa tahun kemudian.... Persekutuan Raja+Ratu kali ini langsung menghasilkan Putra Mahkota yang lucu dan pintar. Putra Mahkota asyik bermain dengan sepupunya. Heo Ui. Heo Yeom Cakka dan Ratu Heo mengawasi keduanya.
 “Orabeoni.”ucap Ratu Heo.
 “Ya, Yang Mulia. Apa ada yang ingin anda katakan?”
Ratu minta kakaknya mengampuni Putri Min Agni. “Dia sudah membayar harga untuk perbuatannya. Yang Mulia juga sudah mengampuninya. Min Sanggung yang dulu melayaninya telah meninggal dunia. Jika kau masih merasa bersalah karena aku, aku minta kau tidak perlu seperti itu.”
 “Bukan karena itu.” Ratu berkata lebih dari apapun juga, keponakannya membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Terdengar tangisan, Putra Mahkota jatuh. Ratu Heo langsung menemui anaknya,             “Kau tidak apa-apa?”
Putra Mahkota menjawab, “Ya, ibu.”
“Putra Mahkota kita benar-benar bersemangat.”
Raja tiba. Putra Mahkota langsung lari ke ayahnya, “Abamama.”
Raja datang bersama Alvin  dan Hyung Sun.
 “Putra Mahkota, kau pasti gembira karena Ui bisa datang ke istana untuk bermain, ya kan? Apa kalian bersenang-senang?”
Kedua anak itu mengiyakan. Putra Mahkota langsung memanggil Alvin,
“Alvin, apa kau mau mengajariku ilmu pedang?”
“Anak ini! Apa kau lebih menyukai Alvin daripada ayahmu?” ucap Raja.
Raja mengangguk pada Alvin untuk membawa anaknya belajar pedang. Raja tanya apa Putra Mahkota senang main bersama sepupunya setelah lama tidak bertemu.
Ratu membenarkan, “Bahkan saat Putra Mahkota sedang tidak semangat, ia lebih memilih berada dekat Ui.”  
“Ui, kenapa kau tidak pergi bersama Putra Mahkota?”
“Saya lebih suka membaca buku daripada berkelahi dengan pedang.”
Raja tidak percaya, “Bagaimana kau bisa persis seperti ayahmu?”
Raja berkata ke Yeom cakka, “Dia sangat sensitif dan pintar di usianya. Dia benar-benar seperti anda, guru.”
“Karena membaca adalah satu-satunya hal yang saya tahu.”
“Sebaliknya, Pangeran kami sangat ceria dan bebas. Dia mirip sekali dengan Yang Myung Iel-gun. Bahkan caranya menyukai Alvin.”
“Kakak-beradik memang mirip satu sama lain, jadi dia juga mirip anda, Yang Mulia.”

Yeom Cakka dan Ui jalan pulang.
Yeom Cakka tanya apa Ui merindukan ibunya. Ui heran, “Kenapa ayah menanyakan itu?”
“Kau melihat Ratu dan Putra Mahkota dengan iri, jangan bilang kalau ayah salah.”
Yeom Cakka membungkuk, “Tidak apa-apa, kau bisa berkata jujur pada ayah.”

Jansil Via lewat dan melihat mereka. Ia langsung mengenali Yeom Cakka.
Jansil Via mendekat dan tanya, “Apa Tuan ...kakak Ratu?”
Yeom Cakka  mengiyakan, “Apa ada sesuatu?”
“Apa anda mengenal Seol Zahra eonni?”
Yeom Cakka heran, “Bagaimana kau mengenal Seol Zahra?”
Jansil Via tidak menjawab, ia hanya berkata, “Seol Zahra eonni..setiap hari ia selalu menanyakan pertanyaan yang sama. Apa anda bahagia? Apa Tuan Muda bahagia? Dia harus bahagia. Setiap hari ia selalu mengulang kata-kata ini. Apa anda bahagia.”
Yeom Cakka tampak sedih.


***
 Raja dan Ratu melakukan kebiasaan mereka sehari-hari. Raja membaca laporan-laporan dan Ratu membaca buku. Ratu Heo memandang Raja dan berterima kasih karena telah mengampuni P. Min Agni. Raja merasa Ratu tidak perlu berterima kasih karena itu. Ratu Heo tanya apa Raja kesal karena ia terus saja memintanya mengampuni Min Agni, padahal Raja sudah beberapa kali menolak permintaannya.
“Pembebasan Putri Min Agni itu karena kau memikirkan aku dan juga kakakmu. Bagaimana aku bisa marah? Sebaliknya aku seharusnya berterima kasih padamu karena ini.”
“Yang Mulia.”
 “ Katakanlah.”
Ratu berkata punya hadiah untuk Raja karena ia merasa sangat berterima kasih. Kata-kata Ratu membuat Raja ingat sesuatu, “hadiah?”
Ratu membenarkan. Raja justru berdiri dan berkata ia harus pergi karena banyak laporan yang harus diperiksa. Ratu heran, laporan-laporannya ada disini.
 “Ah, benar. Laporan-laporan ini harus dibaca di Daejeon. Kau harus istirahat lebih awal, Ratuku.”
Raja segera pergi. Para dayang merasa heran, ini aneh. Biasanya kalau Yang Mulia datang, dia tidak akan pergi kecuali Hyung Sun memanggilnya. Mereka berkata kalau hubungan Raja dan Ratu selama ini sangat baik, apa jangan-jangan Raja mulai bosan padanya? Apa mungkin...Raja menyembunyikan wanita lain di kediamannya?


***
 Raja masuk kamarnya dan tanya pada seseorang apa dia sudah siap.
Terdengar suara wanita mengiyakan. Raja meminta wanita itu keluar. Tapi tidak seperti yang dibayangkan para dayang. Hyung Sun mengenalkan wanita itu, ini adalah guru Gayageum yang terkenal, Ny. Jong Yeon. Ny. itu memberi hormat. Raja sedang belajar memainkan gayageum. Raja ingin memainkan Gayageum sebagai hadiah ulang tahun Ratu. Raja ingin Ny. Jong Yeon mengajarinya dengan baik. Ny. itu berkata akan melakukan yang terbaik.
 “Aku ini cepat belajar, jadi tidak akan jadi masalah.”
Kenyataan di lapangan berbeda. Raja tidak bisa memainkan Gayageum dengan baik. Ia kesal dan merasa Gayageumnya sudah rusak. Raja minta diambilkan Gayageum lain. Hyung sun minta ijin mengeceknya. Ia memainkan Gayageum itu dengan baik..jadi itu kelebihan Hyung sun. Hyung Sun berkata tidak ada yang salah dengan Gayageum ini. Raja kagum juga dan tampak iri, “Gayageum ini..kapan kau belajar memainkannya?”
 “Ini, saya tidak pernah belajar memainkannya. Saat Yang Mulia belajar, saya duduk di samping anda dan melihat. Saya melatihnya untuk mengisi waktu kalau saya bosan.”
 Raja terkejut, “Untuk...mengisi waktu kalau kau merasa bosan.”
Raja kesal, “Berbalik!” Ha! Hyung Sun disetrap!


***

 Yeom Cakka jalan bersama Ui. Ia merasa ada yang mengamati mereka, Yeom Cakka berbalik tapi tidak melihat siapapun. Sebenarnya itu Min Agni yang melihat keduanya sambil menangis. Min Agni melihat Yeom Cakka dan Ui jalan semakin jauh. Ia akhirnya berbalik dan pergi. Min Agni jalan perlahan. Ternyata Yeom Cakka dan Ui sudah berdiri di depannya.
Min Agni terkejut, lalu ia menjelaskan kalau Yang Mulia Raja sudah melepaskannya dari status budak, tapi ia tidak punya tujuan.
 “Saya hanya ingin melihat..anda sekali lagi..untuk terakhir kalinya. Saya sangat merindukan anda. Saya hanya ingin melihat anda dari jauh dan kemudian pergi.”
Ui yang pintar langsung mengerti kalau wanita di depannya adalah ibunya, ia memanggil Min Agni, “Eomeoni?”
 Min Agni terkejut, reflek ia ingin maju ke arah Ui, tapi kemudian membatalkannya dan membungkuk, “Saya tidak akan datang lagi, saya tidak akan bersembunyi dan melihat anda lagi. Jadi..tolong ampuni saya sekali ini saja.”
Yeom Cakka memandang Min Agni dengan pandangan sedih, matanya menahan air mata. Min Agni berbalik dan mulai jalan pergi. Yeom Cakka segera berlari dan memeluk Min Agni dari belakang. Min Agni tertegun, ia tidak mengira Yeom Cakka akan menahannya.
“Saya pikir anda tidak akan memaafkan saya.”
 “Aku tidak ingin memaafkan dirimu. Aku mencoba menghukum diriku sendiri dengan tidak memaafkanmu. Tapi sekarang, aku ingin berbahagia.”
Yeom Cakka menoleh ke Ui, “Demi anak kita dan demi seseorang yang sudah meninggal tapi tetap berharap akan kebahagiaanku (Seol Zahra). Demi mereka, orang-orang malang itu.”
Min Agni  menangis tersedu-sedu. Yeom Cakka memberi tanda Ui untuk mendekat. Min Agni senang sekali bisa bertemu anaknya, ia memeluk Ui dengan penuh kerinduan. Yeom Cakka menghela nafas dan memeluk keduanya. Semoga kejadian kali ini membuat Min Agni menjadi dewasa dan bisa menjadi pilar untuk keluarga Heo.


***
 Raja serius latihan Gayageum di kantornya. Kepala Menteri Hong Kyu Tae bergerak ke sana-sini mengikuti gerakan tangan Raja. Raja tanya apa perintahnya sudah dijalankan. Menteri Hong mengiyakan, “Sesuai keinginan Ratu, jamuan makan untuk ulang tahunnya dibatalkan dan uang untuk perayaan dikirim sebagai dana untuk Hwalinseo.”
 “Bagus. Bagaimana situasi di Hwalinseo?”
 “Karena keterlibatan Ratu, ia sudah menjadi teladan. Banyak wanita dari keluarga bangsawan juga mulai mengumpulkan dana untuk Hwalin..”
Hong melihat Raja sama sekali tidak mendengar laporannya, ia tanya, “Yang Mulia, Yang Mulia?”
Raja menghentikan latihannya. Hong tanya apa ada yang mengganggu Raja. Raja berkata bukan apa-apa.


***
 Ratu Heo duduk melamun di kamarnya, ia tampak kesepian dan bosan. Tiba-tiba dayangnya minta ijin masuk. Dayang berkata kalau Raja meminta Ratu datang ke Paviliun Bulan Tersembunyi.
Ratu Heo jalan ke Paviliun mereka dan melihat Raja sudah siap dengan Gayageum di depannya. Para Dayang menyiapkan kursi untuk Ratu.
Ratu duduk dan Raja tersenyum padanya. “Selamat Ulang Tahun.”
Raja sudah menyiapkan konser musik khusus untuk Ratunya. “Meskipun keahlianku bukanlah yang terbaik, kuharap kau akan menikmatinya.”
Ratu tampak bahagia dan Raja mulai memainkan Gayageum-nya. Penampilan Raja lumayan bagus. Ratu kagum dan menikmati konser istimewa ini. Tapi Raja tanpa sengaja memutuskan senar Gayageum dan ia tampak kesakitan. Ratu Heo tampak cemas dan jalan cepat ke arah Raja.
Ia meraih jari Raja, “Apa anda tidak apa-apa?” Ratu mendengar suara Gayageum dan ia sadar ada orang lain yang memainkannya.
Ratu ingin mencari sumber suara itu.
Raja menarik tangannya, “Tolong fokus padaku. Hanya padaku.”
Ratu tampak geli. Raja tanya, “Apa Ratu merasa kecewa karena hadiahnya tidak bagus.”
“Tidak, ini menyenangkan.”
“ Aku tidak berniat membuatnya menyenangkan.” (Mungkin Raja ingin suasananya romantis haha..tapi justru jadi lucu. Jadi ini diluar rencana Raja.)
“Tapi, aku ingin memberikan hadiah lain padamu.” Lanjut Raja.
Ratu menyipitkan mata, “Jangan bilang...akan ada kelopak bunga yang jatuh berguguran dari atap?”
Raja tersenyum, “Hyung Sun terlalu tua untuk memanjat atap.”
“Kalau begitu..apa akan ada kembang api yang meledak di langit?”
 “Hanya demi mengambil hati seorang wanita, bagaimana mungkin aku bisa membuang-buang uang rakyat? Tapi..aku akan memberikan sesuatu yang lebih baik daripada semuanya itu.”
Raja mendekat dan mencium Ratu Heo. Semua Dayang dan Kasim memalingkan wajah mereka. Kamera menjauh dan kita lihat Hyung Sun tersayang memainkan Gayageum dengan sepenuh hati untuk junjungannya. May The King and Queen live happily ever after.


TAMAT!!
****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted : June 23, 2012
Edited : August 11, 2012

Follow @dinaarifaa J thankyouuu!

No comments:

Post a Comment