The Moon That
Embraces The Sun 19
Raja dan Yeon Ify jalan dari Daejeon. Raja
tiba-tiba berhenti dan ingat sesuatu, “Ah..tapi..”
“Apa?”
“Aku sudah memberikan diriku
sepenuhnya kepadamu. Tapi aku belum mendapat balasannya.”
Yeon Ify bingung, ia berkata tidak memiliki apa-apa untuk
diberikan pada Raja. “Apa ada yang anda inginkan?”
“Aku ingin..aku ingin
mencobanya.”
Yeon Ify mundur perlahan, “Saya tidak yakin apa yang anda
maksudkan.”
Raja mendekat dan membuat gerakan tangan, “Itu..itu..saat
kau di Seohwalinseo, kau dan kakak memainkannya bersama. Kau menggunakan
tongkat kecil untuk memainkannya...”
Yeon Ify bengong...oh..itu ternyata.
Akhirnya, Yeon Ify mengajari Raja main kasti
kuno. Yeon Ify memukul kayu kecil di tanah, setelah kayu melambung, ia memukul
kayu itu dengan tongkat. Mencetak home-run.
Hyung Sun harus lari mengambil kayunya kembali. Raja mencobanya dan gagal
beberapa kali. Hyung sun memberi petunjuk di bagian mana Raja harus memukul,
Raja melotot kesal pada Hyung sun. Yeon Ify menahan ketawa. Raja gagal lagi dan
bahkan sampai jatuh ke tanah.
Sampai pukulan kesekian, Raja berhasil mencetak home-run, Hyung Sun
bersorak-sorai..semua dayang istana juga ribut. Raja tertawa senang, ia bangga
sekali dengan dirinya sendiri. Yeon Ify juga tertawa gembira. Alvin tersenyum
tipis. Semua bahagia malam itu.
***
Di kediaman Yang Myung Iel-gun, Perdana
Menteri Yoon membujuknya, “Jika kita berhasil menurunkan Raja, anda akan bisa
mendapatkan keduanya.” (Yeon Ify dan Pemimpin Ritual di Jongmyo-sa)
Yang Myung Iel heran, masih ada yang
mengganjal di hatinya. Yoon tanya apa itu.
Yang Myung Iel berkata, tidak sulit baginya membuang
kebiasaannya hidup bebas dan membosankan. Tapi apa tidak sulit bagi Yoon untuk
membuang posisinya sebagai Mertua Raja. Yoon tersenyum, ia tidak punya niat
membuang posisi itu. Yang Myung Iel masih belum mengerti, “Setahuku kau cuma
punya satu anak perempuan.”
“Jika perlu, saya selalu bisa
mendapatkan anak perempuan lagi.”
Yang Myung nyengir, “Untuk pertama kalinya ..aku merasa
kasihan pada Ratu. Bagaimana aku bisa tahu kalau kau tidak akan menghianatiku,
jika kau bisa membuang darah dagingmu sendiri?”
“Apa anda...menguji saya?”
“Sama saat kau mengujiku lebih
dahulu. Jelas aku juga harus mengujimu. Jika kita tidak seimbang, maka tidak
akan ada kesepakatan. Kau sudah tahu keinginanku, maka kau harus menunjukkan
juga keinginanmu. Jelas kau ingin mendapatkan kekuasaan, tapi selain itu, apa
lagi yang kau inginkan?”
Yoon akhirnya mengaku, “Kembalikan sistem Wonsangje.”
“Sistem Wonsangje, itu satu cara
mencegah Raja mendapatkan kekuatan yang terlalu besar. Aku harus
mempertimbangkannya dulu. Tapi, aku tidak akan memikirkan lagi masalah Heo Yeon
Ify.” (Wonsangje = Sistem dimana Raja dan Perdana Menteri berbagi kekuasaan.
Jadi kekuasaan mereka berimbang. Sama kuat.)
“Jika anda mengambil wanita milik mantan Raja
sebagai pendamping anda, maka para sarjana akan memberontak. Semakin berharga
sesuatu, semakin harus disembunyikan, benar kan?”
“Jika aku ingin menikmati posisi
Raja, maka tekanan dari pihak lain pasti dibutuhkan. Baguslah, kukira sekarang
kita ada dalam perahu yang sama.”
***
Ratu Yoon ingat saat ayahnya tanya pada sepupu
jauhnya, apa gadis itu mau tinggal di istana. Ratu merasa gelisah, ia tahu
ayahnya merencanakan sesuatu.
“Ayah, jangan berkata kalau kau
benar-benar akan meninggalkan Yang Mulia dan aku?”
Ratu menggelengkan kepalanya, “Tidak..itu tidak bisa
terjadi.”
Ratu segera jalan keluar.
Jo Sanggung mengikuti dengan bingung, “Yang Mulia, anda
mau kemana malam-malam seperti ini?”
Ratu mencemaskan Raja, “Yang Mulia dalam bahaya. Aku
harus pergi dan memperingatkannya.”
Ratu bergegas jalan ke kediaman Raja. Tapi langkahnya
harus terhenti di jalan saat melihat Raja jalan bersama Yeon Ify. Bahkan Raja
menunjukkan sikap mesra dan membantu Yeon Ify turun tangga, lalu menggandeng
tangannya. Ratu syok dan marah.
Ternyata..kecemasannya sama sekali tidak berarti. Ratu
berbalik dan jalan pergi.
***
Paginya, orang-orang berkumpul di depan papan
pengumuman. Mereka melihat dua lembar pengumuman dan bingung, ini tentang apa,
mereka tidak bisa membaca. Seorang pria yang bisa membaca, membacakannya untuk
yang lain. Yang satu, berkata kalau Raja menyembunyikan seorang peramal di
dekatnya. Pengumuman lain berkata kalau Menteri Yoon beserta kroni-kroninya
membunuh Putri Mahkota 8 tahun lalu.
Yang mana yang benar? Ada yang
berkata cerita tentang peramal itu lebih masuk akal. Tiba-tiba Hong Kyu Tae
yang sudah menyamar dengan baju biasa berkata ada gosip yang berkata kalau
Putri Mahkota yang sudah mati itu kembali dalam keadaan hidup setelah 8 tahun.
Mereka langsung memarahi Hong, “Mana ada orang mati hidup kembali?”
Pria yang bisa membaca itu
berkata, ia justru senang kalau memang seperti itu, karena Menteri Yoon dan
para kroninya sangat korup dan pasti hebat jika Putri Mahkota yang sudah
meninggal ternyata hidup lagi dan mengubah situasinya. Itu pasti bagus sekali.
Hong Kyu Tae mengumpulkan
orang-orang itu dan berkata kalau ada yang bilang bahwa peramal itu bukan
peramal sembarangan, tapi ia adalah Putri Mahkota yang pernah meninggal itu.
Orang-orang semakin ribut, “Apa ini? jadi maksudmu, Ratu yang sekarang
mengambil posisi Ratu tanpa kenal malu?”
Hong meninggalkan kerumunan itu, “Yang penting mereka
sudah mendengar gosip dan opini masyarakat pasti akan terbelah dua. Sekarang
posisi Raja dan menteri Yoon seimbang.”
***
Raja menghadiri pertemuan dengan para menteri.
Menteri Keuangan mencak-mencak karena mendengar berita bahwa pihak mereka sudah
membunuh Putri Mahkota. “Ini keterlaluan. Siapa yang sudah menyebarkan gosip
seperti itu? Mereka harus dihukum berat!”
Raja tersenyum dan menyindir, “Kalian benar, aku bisa
mengerti. Tapi bagaimana dengan orang yang menyebarkan gosip tentang diriku?
Sepertinya kalian semua berbeda dalam menyikapinya. Ini membuatku agak kecewa.
Gosip yang mengatakan kalau aku terpesona pada seorang peramal sehingga
mengabaikan masalah negara. Sepertinya kalian semua hanya akan diam saja. Apa
mungkin kalau kalian percaya bahwa gosip itu benar?”
Menteri-menteri langsung membantah, “Apa
maksud anda dengan itu?”
“Kecuali, tentu saja, kalian
semua yang menyebarkan gosip itu.”
Menteri Keuangan langsung tersedak. Raja geli, “Tidak
apa-apa. Aku cuma bercanda.”
***
Ratu Yoon bertemu ayahnya dan berkata kalau ia
melihat Yeon Ify di dalam istana. Yoon sudah capai dan mengira Ratu mulai lagi
dengan halusinasinya. “Jangan-jangan anda memanggil saya untuk mengeluhkan ini?”
Ratu Yoon menahan marah, ia tidak mengeluh. Ia juga tidak
melihat hantu. “Anak itu, jelas ada dalam istana ini.”
“Anak itu, hidup atau sudah meninggal.
Sekarang bukan masalah lagi.”
Ratu terkejut, “Bukan
masalah? Aboji, apa yang kau pikirkan? Apa kau merencanakan sesuatu?”
Yoon berkata ia tidak bermaksud tidak sopan, tapi ia
harus pergi. Ada masalah penting yang harus ia tangani. Yoon berdiri dan pergi.
Ratu Yoon menangis, sekarang ia sendirian. Tanpa Raja dan Ayah di pihaknya. “Jika
aku akan dibuang, aku tidak punya pilihan lain. Aku harus melindungi posisiku
sendiri.”
Ratu Yoon memanggil Jo Sanggung dan memintanya memanggil
pemimpin sementara Seongsucheong, Ny. Gwon.
***
Raja dan Yeon Ify duduk di kamar
rahasia mereka. Raja membaca laporan-laporannya.
Sementara Yeon Ify membaca buku. Tapi kali ini Yeon Ify tidak
konsentrasi dan ingat kata-kata Nok Young, kalau ia terpaksa melakukannya atas
perintah Ibu Suri. Yeon Ify menatap Raja. Raja menggodanya, “Akhir-akhir ini,
kau menjadi semakin berani saja. Sekarang kau sepertinya tidak malu-malu lagi
melihat wajahku.”
“Chon Na.”
“Apa?”
Yeon Ify minta maaf, tapi ia punya permintaan pada Raja.
Raja tampak senang, “Permintaan? cepat katakan. Aku akan
memberikan apapun yang kau minta.”
Yeon Ify ingin bertemu Nok Young. Raja tampak kesal, “Orang
itu yang sudah membuatmu hampir mati. Bagaimana kau bisa bertemu dengan orang
yang bersalah itu?”
Yeon Ify berkata kalau Nok Young juga adalah orang yang
menyelamatkan hidupnya. “Saya benar-benar tidak tahu bagaimana mengucapkan
terima kasih.”
“Jadi maksudmu, dia adalah penyelamatmu?” Yeon
Ify berkata, kapanpun ia memandang wajah Raja, ia merasa sangat bersyukur kalau
ia masih hidup.
“Sekarang saya bisa melihat
wajah Yang Mulia. Ini karena jasa Gukmu yang sudah menyelamatkan hidup saya.”
Yeon Ify tidak bisa memaafkan kesalahannya, tapi ia ingin
bertemu Nok Young sekali lagi. “Saya perlu menyelesaikan perasaan selama 8 tahun
ini.”
Raja menghela nafas. Ia mengalah.
****
Peramal Gwon dibawa menghadap Ratu Yoon. Ia
menghormat dan tanya kenapa Ratu memanggilnya. Ratu tanya apa Gwon pernah
melihat anak spiritual Jang Nok Young sebelumnya. Gwon mengiyakan.
“Apa mungkin menggunakan
kekuatanmu untuk menyerangnya dengan kekuatan gaib? Cepat jawab! Apa mungkin
menyerangnya dengan kekuatan gaib?”
“Bukannya sama sekali..tidak
mungkin. Ada caranya. Tapi ada beberapa batasan dalam melakukannya.”
“Batasan?”
“Mantranya harus diucapkan dekat
dengan korbannya. Jaraknya tidak boleh terlalu jauh.”
Ratu tanya, “Jika orang itu di istana, apa itu mungkin?”
“Meskipun itu tidak akan
menghasilkan kematian mendadak, seperti saat terakhir Raja dimantrai, tapi itu
bisa menyebabkan kesakitan.”
Ratu tertegun, “Jadi masalah itu, dilakukan olehmu?” Gwon
minta ampun, ia hanya menjalankan perintah Perdana Menteri.
Ratu terpukul, “Ayah?”
Ratu baru tahu kalau orang yang menggagalkan malam
pertamanya justru ayahnya sendiri. Padahal Ratu sangat mengharapkan malam itu.
Ratu menekan sakit hatinya dan berkata ia mengampuni
Gwon. “Itu sudah berlalu, tapi..jika kau tidak bisa membunuhnya, maka kau harus
membiarkannya kesakitan sampai dia tidak ingin hidup lagi.”
Gwon mengiyakan, “Saya akan mencoba melakukan yang
terbaik. Tapi...untuk mengirim mantra yang sekuat itu, diperlukan persembahan.
Jika mantra itu bisa digabungkan dengan keinginan kuat seorang gadis yang masih
suci, itu akan sangat kuat untuk menyebabkan kematian mendadak.”
Ratu mengulang kata-kata Gwon, “Dengan persembahan itu,
kau bisa membunuhnya.” (Ratu juga masih suci, dia jelas dengan senang hati
membantu Gwon)
***
Nok Young sedang berdoa di depan mangkuk isi
air. Tiba-tiba airnya berubah jadi darah. Nok Young terkejut. Jansil Via juga
kaget, “Darah!”
Nok Young segera membuang isi
mangkuk.
Seorang pria, jelas dia pengawal
Raja yang menyamar. Menemui Nok Young dan menyerahkan surat padanya. Lalu
pergi. Nok Young membukanya, isinya panggilan ke istana. Nok young mengerti dan
pesan pada Seol Zahra untuk jangan ke rumah Yeom Cakka saat ia pergi.
Sepertinya Nok Young punya firasat buruk tentang Seol Zahra .
Yeon Ify menunggu Nok Young. Nok
Young masuk ke kamar rahasianya dan memberi hormat pada Yeon Ify. Yeon Ify
menanyakan Seol Zahra dan Jansil Via. Nok Young berkata keduanya baik-baik
saja.
Yeon Ify menanyakan kabar Nok Young dan masih
memanggilnya dengan panggilan Shinmu.
“Mengapa anda masih memanggil
saya Shinmu?”
Yeon Ify ingin tahu tentang
teman Nok young yang berpesan untuk menyelamatkannya. “Seperti apa orang itu?”
Nok Young berkata, “Saya hanya tahu, sebelum anda
dilahirkan, karena kebaikan hati ibu anda, mereka bertemu karena takdir.”
“Jadi ini karena kebaikan ibuku?”
Nok young membenarkan, “Pada akhirnya, penyelamat anda
bukanlah saya, atau teman saya. Melainkan ibu anda sendiri.”
Yeon Ify percaya kata-kata Nok Young. “Tapi aku juga
ingin mengatakan sesuatu. Meskipun aku belum memaafkanmu. Aku bisa mengerti.
Setelah tahu apa yang terjadi, aku juga diam. Tapi, sebelum terlambat. Aku
benar-benar ingin mengatakan ini...terima kasih. Terima kasih, karena
menyelamatkanku. Terima kasih karena menampungku, membesarkanku dan
melindungiku selama 8 tahun ini, karena menjadi ibuku, terima kasih.” Yeon Ify
dan Nok Young menangis.
***
Malam itu, Ratu Yoon mengenakan hanbok merah
dan hitam, ia jalan menemui Peramal Gwon. Gwon tanya apa Ratu sudah menyiapkan
gadis itu. Ratu mengangguk, “Ya.”
Gwon tanya, “Dimana gadis itu?”
“Aku..yang akan jadi persembahannya.”
***
Nok Young berdoa, ia ingat sudah
memperingatkan Yeon Ify kalau malam ini akan ada serangan gaib. Yeon Ify
mencemaskan keselamatan Raja. Nok young berkata kalau serangan gaib ini untuk
Yeon Ify. Yeon Ify takut kalau karena dirinya, Raja akan ada dalam bahaya.
“Saya akan memblokirnya. Saya akan melakukan
yang terbaik untuk menahannya. Saya akan mempertaruhkan nyawa saya.”
Serangan gaib dimulai. Ratu Yoon konsentrasi dan menutup
matanya.
Nok Young juga berdoa. Ia mengambil pisau untuk melukai
tangannya sendiri. Darah Nok young menetes diatas kertas jimat, lalu
membakarnya. Ada asap jahat keluar dari ukupan, Nok Young memerintah roh jahat
itu untuk kembali ke orang yang mengirimnya. Jadi sihirnya balik menyerang
Gwon. Nok Young muntah darah.
Gwon mendelik, ia teriak dan tubuhnya terlempar
ke lantai dengan keras. Ratu Yoon terperanjat.
Tiba-tiba mata Gwon terbuka lagi, ia bangun perlahan.
Lalu bicara pada Ratu Yoon dengan suara Nok Young, “Anda berpikir kalau anda
tidak bersalah. Anda berpikir kalau anda adalah korban. Tapi anda salah! Kesalahan
karena mengetahui dan tidak mengatakan-nya. Kesalahan karena hanya melihat saja
saat dia dibunuh. Kesalahan karena rakus, menginginkan posisi orang lain.
Kesalahan karena menipu Raja dan menolak bertobat. Semua ini adalah kesalahan
anda!”
Tubuh Gwon terjatuh lagi ke lantai, kali ini ia
benar-benar meninggal.
Ratu ketakutan dan memanggil Jo Sanggung, “Cepat bawa dia
pergi! cepat!”
Ratu kembali ke kamarnya, ia ingat kata-kata Nok Young.
Ratu ingat saat ia tanya apa ayahnya membunuh Yeon Ify, saat pernikahannya
dengan PM Rio dan saat Rio terlihat sedih karena Yeon Ify. Ratu jadi stres dan
kelihatan sedikit aneh.
***
Ny. Heo membereskan baju-bajunya. Yeom Cakka tanya
apa ibunya harus pergi. Ny. Heo harus ke kuil dan melepaskan Yeon Ify. Ny. Heo
ingin ke kuil untuk berdoa bagi Putri agar ia melahirkan dengan selamat dan
berdoa untuk Yeon Ify. Ny. Heo merasa sebelum ada kehidupan baru yang lahir, ia
harus melepaskan orang yang sudah meninggal, “Jika aku tidak bisa melepaskan
bayangan Yeon Ify, aku takut itu akan mempengaruhi kehamilan Putri.”
Ny. Heo ingat, saat Yeon Ify lahir, Tuan Heo harus ke
Cina untuk melakukan perjalanan. “Jadi, Yeom Cakka kau harus menjaga Putri
baik-baik.”
Yeom mengerti dan mengantar ibunya pergi. Pelayan Yeom Cakka
tampak ragu, lalu ia memberanikan diri memanggil Tuannya. “Tuan, apa anda sudah
mendengar gosip itu?”
Yeom tidak tahu, “Gosip apa?”
Pelayan berkata ada gosip tentang Agassi, “Kalau 8 tahun
lalu Agassi meninggal karena keluarga istri anda.”
Yeom terkejut, “Apa maksudmu?”
Pelayan berkata, “Bukan hanya itu, ada gosip kalau Agassi
mungkin masih hidup. Selama 8 tahun, ada sesuatu yang mengganggu saya. Seperti
yang saya katakan pada penyelidik (Hong) kalau sehari setelah pemakaman Agassi,
saya pergi ke kuburannya. Ada bekas-bekas galian di kuburan.”
“Apa??”
“Jadi, orang yang dilihat Ny.
kemungkinan besar memang Nona Yeon Ify.”
Tiba-tiba ada anak panah yang ditembakkan ke arah Yeom
Cakka.
Pelayan terkejut, “Tuan! anda tidak apa-apa?” Yeom Cakka mengambil
surat itu dan membacanya.
Surat dari Yoon, “Uibin,
apa anda tahu, kalau adik anda tidak meninggal karena penyakit? Anda harus tahu
8 tahun lalu, karena keinginan Putri Min Agni akan dirimu, dia terlibat dalam
sebuah serangan gaib yang membunuh adik anda. Dan mendiang Raja menutupi
kesalahannya. uibin, apa anda tidak tahu itu?”
Yeom Cakka tampak bingung, lalu ia mulai ingat saat Min Agni
remaja menunjukkan kalau ia sangat menyukai Yeom Cakka, Min Agni tanya apa Yeom
Cakka sudah menikah. Dan senang sekali saat mendengar Yeom Cakka masih single. Yeom Cakka juga ingat beberapa
waktu lalu Min Agni menangis dan minta maaf untuk semua kesalahannya.
“Maafkan untuk semuanya, suamiku.” Yeom sekarang sadar. Ia
bangun dan jalan keluar.
Min Agni sibuk menjahit di kamarnya saat Yeom Cakka
tiba-tiba masuk ke kamar istrinya. Ini tidak biasanya.
Min Agni terkejut dan berdiri, “Suamiku!” Yeom Cakka ingat
isi surat Yoon, sebenarnya, waktu damai
yang anda nikmati ini dibangun diatas mayat adik anda dan semuanya tidak lebih
hanya ilusi. Sekarang, setelah anda tahu. Apa yang akan anda lakukan?
Min Agni meminta
Yeom Cakka duduk, “Kenapa cuma berdiri saja?”
Min Agni berkata ia sedang menjahit baju untuk bayi
mereka. Min Agni berharap anak ini akan sepintar dan setampan Yeom Cakka. Yeom Cakka
gemetaran, ia menangis dan tanya, apa Min Agni sangat menginginkan dirinya.
Min Agni tertegun, “Apa?”
“Jadi sekarang...apa kau sudah mendapatkan yang kau
inginkan dariku? Apa yang kumiliki sampai kau melakukan hal seperti itu? Tolong
katakan kalau aku salah. Katakan kalau aku salah.”
Min Agni sadar Yeom Cakka sudah tahu segalanya. Ia
menangis, dan jatuh ke lantai. Min Agni mengaku sudah membuat kesalahan, “Ampuni
aku suamiku, tolong ampuni aku!”
Yeom Cakka tidak percaya, “Bagaimana kau bisa..selama
ini, kau menyembunyikannya dariku. Menyembunyikan ini dari ibuku. Adikku!”
Min Agni menangis, ia ingin mengatakan pada Yeom Cakka,
tapi saat melihat betapa bahagianya Yeom Cakka tentang bayi mereka, “Aku tidak
sanggup...tidak sanggup membuka mulutku. Aku takut kalau jika aku mengatakan
semuanya, anak ini akan diambil dariku.”
Yeom Cakka jatuh terduduk, “Orang yang membunuh adikku
bukan hanya kau, Putri, tapi aku juga bersalah. Karena kau yang sudah membunuh
adikku maka aku juga adalah pendosa besar. Tanpa tahu itu, aku mencintaimu dan
hidup bahagia denganmu. Aku juga pendosa besar, membuang adikku untuk hidup
dalam kemegahan dan kekayaan, aku pendosa yang lebih besar.”
Min Agni memegang lengan Yeom Cakka, “Bukan, akulah yang bersalah.
Suamiku dan anakku tidak melakukan kesalahan apapun. Suamiku, kau boleh
membenciku, tapi kumohon jangan menyalahkan dirimu sendiri, kumohon jangan
mengabaikan anakmu. Aku mohon padamu!”
Yeom Cakka melepaskan tangan Min agni dan jalan keluar.
Min Sanggung tampak ketakutan melihat mereka. Min Agni menangis keras.
***
Yoon dan sekutunya kumpul, “Sekarang
seharusnya Uibin sudah tahu segalanya?”
Menteri Keuangan menghela nafas, “Wanita ini benar-benar
sulit diperkirakan. Kalau Tuan Putri yang murni dan polos ini akan melakukan
hal mengerikan seperti ini, siapa yang bisa mengira ini?”
Menteri Han memperkirakan, “Kalau Uibin tahu
kenyataan-nya, ia mungkin tidak akan sanggup dan akan bunuh diri.”
Yoon merasa kalau memang seperti itu, alangkah baiknya.
Menteri Shin tanya, “Tapi kalau dia memutuskan mengaku dan melanjutkan hidup
mereka?”
“Kalau begitu, kita harus
menyingkirkannya.”
***
Yeom Cakka duduk sendiri dikamarnya. Ia tampak
terpukul sekali. Yeom Cakka mendengar suara, ia terkejut. “Siapa diluar?”
Yeom Cakka jalan keluar untuk mengecek. Beberapa orang pembunuh melompati tembok dan jalan mendesak Yeom Cakka. Yeom Cakka jalan mundur. Tiba-tiba Seol Zahra muncul di depan Yeom Cakka dengan pedang terhunus.
Yeom Cakka jalan keluar untuk mengecek. Beberapa orang pembunuh melompati tembok dan jalan mendesak Yeom Cakka. Yeom Cakka jalan mundur. Tiba-tiba Seol Zahra muncul di depan Yeom Cakka dengan pedang terhunus.
Yeom Cakka terkejut,
“Seol!”
“Saya akan melindungi Tuan.
Tolong kembali ke dalam, Tuan Muda.”
“Tidak bisa. Bagaimana aku bisa
membiarkan seorang wanita..”
Seol Zahra langsung menyerang pembunuh-pembunuh itu. Ia
berhasil membunuh satu orang. Lalu seorang pembunuh lari mendekati Yeom Cakka.
Seol lari menyongsong orang itu, dan membunuh mereka! Tapi dua pembunuh lain
berhasil menikam Seol Zahra. Seol Zahra masih berusaha bertahan dan menyerang
mereka. Ia tetap melindungi Yeom Cakka. Mereka beberapa kali berhasil menikam
Seol Zahra. Tikaman terakhir mematikan dan Seol Zahra tahu, ia tidak akan
selamat. Yeom Cakka panik melihatnya. Kim Chae Alvin datang.
Seol Zahra langsung terjatuh ke tanah. Alvin membunuh dua
pembunuh yang tersisa dengan sekali tebas. Yeom Cakka langsung lari memeluk
Seol Zahra. “Seol Zahra! Seol! Bangunlah Seol! Seol Zahra!”
Seol Zahra membuka matanya, kata-kata pertama yang
diucapkan Seol, “Yeon Ify agassi...dia masih hidup.” Yeom terkejut sekali.
“Tuan muda, anda berkata waktu
itu kalau anda ingin saya melindungi Nona. Saya minta maaf. Sebenarnya..saya
ingin melindungi Nona sepanjang hidupnya, tapi saya harus pergi seperti ini,
saya minta maaf, Tuan Muda.”
Yeom menangis, “Jangan mengatakan itu. Seol Zahra, kau
selalu bersama Yeon Ify kami. Untuk ini aku tidak bisa cukup berterima kasih
padamu. Untuk seseorang sekecil dirimu, aku minta maaf karena sudah memberimu
beban yang sangat berat. Tolong jangan berkata kalau kau minta maaf.”
“Saat saya pertama kali datang
ke rumah ini, saya tidak punya nama. Tuan yang memberi saya nama Seol Zahra.
Mulai hari itu sampai saat ini, meskipun saya tahu seharusnya tidak boleh,
seseorang serendah saya memiliki perasaan untuk orang yang berharga seperti
Tuan. Saya selalu menyimpan ini dalam hati saya. Untuk itu, saya selalu merasa
sangat bersalah. Tolong maafkan saya.”
Yeom Cakka tidak tahan, “Minta maaf untuk apa?
Memaafkanmu untuk apa? Apa yang kau minta dariku? Berapa hargaku ini, sampai
kau bersedia memberikan hidupmu untukku?”
Seol Zahra sekarat, ia tidak bisa bicara lagi, ia hanya
menatap Yeom dan berkata dalam hati, Tuan
Muda, terima kasih karena anda, saya menjadi seorang manusia. Saya menjadi
seorang wanita. Saya menjadi Seol Zahra. Meskipun saya berumur pendek,
sekarang, dibandingkan dengan wanita manapun di dunia ini, saya merasa bahagia.
Jadi, saya mohon...Tuan Muda, anda harus bahagia.
Seol Zahra menghembuskan nafas terakhir dan meninggal di
lengan Yeom Cakka.
Yeom Cakka teriak, “Seol! Seol Zahra! Seol!” Alvin hanya
menghela nafas dan menunduk.
***
Nok
Young terbangun dengan dada sakit, ia melihat Jansil Via dan Seol Zahra tidak
ada di sampingnya. Jansil Via duduk di luar, menangis. Nok Young keluar dan
duduk di depan pintu kamar, ia tahu apa yang terjadi.
Jansil Via menangis, “Shinmu ..Seol Zahra eonni..sudah
meninggal dunia. Dia terus memintaku untuk hidup dengan baik. Dia juga, minta
aku mengatakan padamu terima kasih. Kalau dia sangat bahagia saat ini, dia
minta kita untuk hidup bahagia juga.”
Salju pun turun... Nok Young melihat hujan salju dan ia
menangis, “Gadis bodoh. Apa kau begitu bahagia bisa memeluk untuk terakhir
kalinya bunga apimu (Yeom Cakka) sebelum pergi?”
Suara roh Seol : Ya,
aku sangat bahagia. Untuk seorang pelayan wanita seperti aku, bukankah hidupku
lumayan baik?
Jansil Via pernah meramalkan, kalau Seol Zahra (salju) tidak boleh dekatdekat dengan api
(Yeom Cakka), jika terlalu dekat maka salju akan mencair.
***
Alvin lapor pada Raja, Putri dan Uibin sudah
diantar ke lokasi yang aman. Raja menyesal, ia sedikit terlambat, lalu tanya
apa ada korban tidak bersalah. Alvin melirik ke arah kamar dibalik tirai, lalu
lapor, “Seorang gadis bernama Seol Zahra...terbunuh. Sepertinya dia melindungi
Uibin dan bertempur sendirian melawan para pembunuh itu.”
Raja tahu, Yeon Ify pasti terpukul. Yeon Ify menutup
mulutnya dan menahan tangis dengan susah payah. Yeon Ify terpukul sekali. Seol
Zahra..teman masa kecil yang selalu melindunginya. Raja sadar, Neneknya dalam
bahaya. Ia memerintah Alvin mengirim orang ke istana Onyang. Ibu Suri Tua dalam
bahaya. Terlambat.
Ibu Suri Tua memuntahkan minuman beracun dari mulutnya,
ia muntah darah. Ibu suri menggeram marah, “Yoon Dae hyung! kau
brengsek..beraninya kau..” Ibu Suri Tua mendongak dan melihat bayangan seseorang
dengan jubah Raja, tapi kepalanya tidak kelihatan.
Ibu suri Tua tampak gembira, “Chon Na..apa anda datang
untuk mengunjungi Nenek anda?”
Ibu suri Tua mengulurkan tangan, “Cepat..cepat.”.
Karena bayangan Raja itu diam saja, Ibu Suri Tua berkata,
“Yang Mulia..apa anda tidak tahu kalau semua ini demi kebaikan anda? Apa anda
tidak tahu isi hati Nenek anda?”
Bayangan Raja itu berbalik dan jalan keluar, dari gaya
jalan memang seperti Raja Rio, tapi tetap tidak jelas wajahnya.
Ibu Suri tua teriak, “Yang Mulia jangan..tidak bisa!
Tidak!”
Ibu suri sekarat dan ingat kata-kata Raja Rio kalau 8 tahun
lalu, Neneknya membunuh Putri Mahkota dengan mantra, dan menggunakan cucunya
sendiri sebagai persembahan. Ia juga ingat kata-kata mendiang Raja, kalau
selama ini ia menahan semuanya dan tidak bisa menghukum Yoon atas pembunuhan P.
Uiseong. Untuk siapa ini sebenarnya, selama 13 th ini, mantan Raja sudah
melakukan semua yang bisa ia lakukan untuk ibunya, jangan serakah lagi. Ibu
suri Tua akhirnya meninggal.
***
Yoon dan kroninya merasa puas, “Setelah kita
menyingkirkan rubah tua itu, siapa yang bisa menghentikan kita.”
Para menteri berkata kalau masyarakat resah mengenai
gosip aneh, para pelajar juga mulai curiga. Mereka cemas akan kehilangan
dukungan masyarakat.
Yang Myung Iel-gun jalan masuk, “Kalau begitu
kita harus memajukan rencana besar kita.”
Semua terkejut, “Memajukan rencana besar kita? Apa
mungkin, anda punya rencana yang bagus?”
Yang Myung Iel ingin menghentikan gosip sebelum gosip itu
merugikan mereka. “Jika mereka kehilangan dukungan rakyat, aku hanya terlihat
sebagai orang yang rakus kekuasaan.”
Yang Myung Iel berkata ia punya kemampuan mengambil hati
rakyat. Menteri Shim heran, “Mengambil hati rakyat?”
Yang Myung Iel berkata ia cukup terkenal di Hwalinseo. “Aku
memperlakukan rakyat biasa dan bangsawan tanpa perbedaan. Itulah mengapa orang
harus melakukan banyak perbuatan baik. Siapa yang akan mengira kalau reputasi
itu akan sangat berguna untuk masalah ini? Kalau rencana kita sukses, maka
mungkin akan tercatat dalam sejarah seperti ini, Raja yang menginginkan seorang
peramal, yang mengabaikan kabinetnya, mengabaikan opini publik, telah dilempar
dari takhta oleh seorang pahlawan rakyat, penguasa baru mereka. Malam ini, aku
menunggu kerja sama resmi kita.”
***
Yeon Ify masih menahan tangisnya. Raja membuka
pintu kamar dan berkata Yeon Ify bisa menangis sepuasnya. Yeon Ify tidak punya
hak menangis, karena selama ini, Seol Zahra selalu melindunginya tapi ia tidak
bisa menyelamatkannya. Raja berlutut di samping Yeon Ify dan Tanya, “Apa anak
itu sangat penting bagimu?”
Yeon Ify mengangguk-angguk, “Dia teman saya..dia keluarga
saya. Tidak..dia lebih dari itu.”
“Ya, dia pasti lebih dari itu. Itulah mengapa ia akan
memberikan nyawanya untuk majikannya tanpa ragu.”
Yeon Ify menyesal kenapa Seol Zahra harus meninggal. “Kenapa
Orabeoni ada dalam bahaya, saya benar-benar tidak bisa mengerti. Apa itu
kekuasaan, apa itu status? Mengapa orang yang tidak bersalah harus menumpahkan
darah mereka?”
Raja memeluk Yeon Ify dan berkata Yeon Ify kehilangan
orang yang penting dan sebagai Raja ia kehilangan seorang rakyat yang setia. “Jadi,
aku tidak akan berhenti. Aku tidak akan membiarkan orang tidak bersalah menjadi
korban lagi, lingkaran setan dari perbuatan jahat ini..aku pasti
akan...mengakhirinya.”
***
Para bangsawan berkumpul di
kediaman Yang Myung Iel-gun. Yoon juga ada. Yang Myung Iel ketawa, ia baru saja
berpikir, “ini sungguh menyenangkan siapa yang mengira bangsawan yang baik
seperti aku menginginkan takhta Raja.” Para menteri berkata mereka percaya pada
Yang Myung iel-gun tanpa ragu
“Sudah cukup. Jadi, dimana kalian merencanakan
acara ini?”
“Menurut saya, kesempatan
terbaik adalah saat pameran kekuatan militer.” Yang Myung Iel merasa itu ide
bagus. Yoon berkata kalau lokasinya bukan di arena berburu, tapi akan diadakan
di istana.
“Jadi istana akan menjadi
lapangan perburuan? dan mangsanya...adalah Raja.” Yang Myung mengeluarkan buku
catatan, Ia menuliskan namanya dulu dan berkata setiap orang yang percaya
padanya harus menuliskan namanya di buku itu. “Meskipun saat ini, ini hanya
buku biasa, saat aku naik takhta, ini akan menjadi catatan dari pengikut
setiaku yang membantuku menegakkan takhta. Daftar nama pahlawan.”
Yoon tersenyum dan menuliskan namanya, diikuti Menteri
Shim dan yang lainnya. Yang Myung Iel tersenyum.
***
Paginya, Raja menghadiri sidang dan tanya apa
persiapan untuk besok sudah selesai. Yoon mengiyakan. Mereka sudah menempatkan
tanda sekitar lokasi perburuan di Gyeonggi. Penduduk dilarang mendekati lokasi
perburuan ataupun mencari kayu disitu.
“Sudah lama kita tidak
mengadakan pertunjukan bela diri. Aku sangat menantikannya.”
Yoon dll mulai ngoceh kalau
mereka juga sangat menantikan pertunjukan ini, mereka bisa berlatih manuver
militer dan bisa lebih dekat pada penduduk desa sekitar.
Raja tersenyum dan tampak setuju. Tapi dalam hati ia
berkata, di saat yang sama itu juga akan
menentukan siapa yang akan menjadi pemburu dan siapa yang akan menjadi
mangsanya. Pertempuran yang akan menentukan pemenangnya.
Raja tanya ke Menteri Han, “Menteri Pertahanan, berapa
jumlah pasukan yang akan ikut serta dalam latihan?”
“Karena Yang Mulia telah memberi perintah
untuk mengurangi jumlah pasukan, jadi akan ada sekitar 200 orang yang ikut
dalam acara ini.”
Flashback, Yang
Myung Iel-gun tanya pada Han, “Berapa orang yang akan dikerahkan pada hari itu.”
Han berkata, “Saya akan lapor pada Yang Mulia sekitar 200
orang. Tapi sebenarnya akan ada lagi sekitar 100 orang, jadi semua ada 300
orang di lokasi perburuan.”
“Jadi pasukan di dalam istana dan di ibukota akan menjadi
lemah.” Yang Myung Iel menunjuk peta dan berkata, “Kalau waktunya tiba, Raja
akan memimpin dan jalan menuju lokasi upacara. Aku juga akan memakai statusku
sebagai Keluarga Raja dan jalan di belakangnya. Kita harus mengambil kesempatan
ini. Saat gerbang istana terbuka dan semua menuju ke Kuil Jongmyo, Menteri
Pertahanan kau akan memimpin pasukan masuk istana dan bukannya ke lokasi
perburuan.”
Kembali ke saat ini, Han berkata pasukan akan
dikumpulkan besok pagi-pagi sekali dan ia akan memimpin mereka ke lokasi
perburuan.
“Aku cemas kalau semua akan
merasa sedikit gelisah dengan acara ini. Tapi aku berharap kita semua bisa
menikmatinya. Saat waktunya tiba, semuanya harus menunjukkan keahlian kalian
dalam berburu. Aku khususnya ingin melihat penampilan Perdana Menteri Yoon.”
Yoon membungkuk dan tersenyum lebar, “tentu saja, Yang
Mulia. Saya pasti akan melakukan sesuai harapan anda.”
Raja bergegas kembali ke kamarnya. Ia menemui Yeon Ify.
Raja minta Yeon Ify berkemas dan siap-siap untuk pergi. Yeon Ify ingin tahu,
mereka akan pergi kemana. Raja berkata besok akan ada pameran militer. Yeon Ify
tahu itu. Raja berkata meskipun tidak begitu jauh, tapi ia tidak akan bisa
kembali ke istana hari itu.
“Jadi, kukira kau seharusnya
pindah ke tempat yang aman untuk sementara. Itu akan lebih baik.”
“Apa saya harus melakukan ini?”
Tanya Yeon Ify.
“Bagaimana aku bisa meninggalkan
kau disini sendirian dalam kamar kosong? Membiarkanmu disini sendirian,
membuatku tidak tenang. Kuharap kau bisa memenuhi permintaanku.”
“Tentu saja, kemanapun anda
pergi, selama Yang Mulia selamat dan baik-baik saja, saya tidak menginginkan
yang lainnya lagi. Apapun yang akan terjadi, apapun yang akan dilakukan Yang
Mulia, saya tidak akan merasa khawatir. Saya tahu anda bisa meraih tujuan anda.
Saya mohon, anda harus kembali dengan selamat.”
Raja tersenyum, “Aku pasti akan kembali dengan selamat.
Keduanya sudah tahu apa yang akan dihadapi esok hari, jadi meskipun berat,
keduanya harus berpisah sementara.”
***
Yang Myung Iel-gun jalan-jalan di halaman
rumahnya dan melihat ke langit. Ia tersenyum melihat bulan.
“Coba lihat! Apa kataku? Bulan..akan mengikutiku kemanapun aku pergi.”
“Coba lihat! Apa kataku? Bulan..akan mengikutiku kemanapun aku pergi.”
Kim Chae Alvin muncul dan
bergabung melihat bulan. Yang Myung Iel tanya, “Kau kesini atas perintah Raja
atau...kau kesini sebagai teman?”
“Saya datang sebagai teman.”
“Teman? kata teman itu
benar-teman bagus. Aku ingin tanya satu hal.”
“Anda sudah tanya tadi.”
“Kau ini benar-benar teman yang
membosankan. Baiklah, aku akan tanya hal yang lain.”
“Silahkan.”
Yang Myung Iel menahan air matanya, “Kau..bahkan sekarang
pun kau masih menganggapku sebagai teman?
“Sejauh ini saya memang
menganggapnya seperti itu, dan akan tetap sama di masa depan.”
“Jadi, apapun yang sudah
kuputuskan, atau apapun yang sudah kulakukan, apa kau masih akan menganggapku
sebagai temanmu?” Alvin heran kenapa Yang Myung Iel tanya hal seperti ini?
“Lupakan! aku tidak membutuhkan
jawabanmu. Apapun jawabanmu, keputusanku tidak akan berubah. Hanya..kenapa kita
harus menjadi seperti ini? Aku terus saja memiliki pikiran ini.”
***
Paginya, hari penentuan tiba. Pasukan Pengawal
istana berbaris menuju aula istana. Raja dibantu para dayang bersiap untuk
mengikuti upacara. Mereka memakaikan jubah besar untuk Raja. Hyung Sun dan Alvin
menunggu Raja bersiap. Hyung Sun lapor kalau semua anggota keluarga Raja dan
para menteri sudah siap, tinggal menunggu Raja. Sekarang saatnya Yang Mulia
pergi ke kuil Jongmyo.
“Baik, aku tahu.”
“Chon Na, saya merasa mendapat kehormatan saat
melayani di sisi Yang Mulia selama ini.”
Raja heran, “Kenapa kau bicara seolah-olah kau akan mati?”
Hyung Sun tersenyum dan memohon, “Saya mohon anda harus
kembali dengan selamat.”
“Jangan khawatir, aku tidak diam saja selama ini.”
(Maksudnya, selama ini Raja juga latihan bela diri diam-diam dan bukan orang
lemah) Raja tanya apa Alvin siap.
Alvin menjawab selama ada perintah Raja, ia selalu siap,
meskipun kematian adalah perintahnya. Raja dan rombongan keluar dari
kediamannya.
Raja tiba di aula istana. “Yang Mulia Raja
tiba!!” Raja berdiri memandang semua peserta, ia melihat langit dan berkata
dalam hati, sekarang waktunya. Waktu agar
semuanya kembali ke tempatnya semula. Raja jalan mendekat ke arah peserta.
Ia menoleh ke arah Yoon. Yoon membungkuk dan tersenyum. Raja menoleh ke kanan,
ke arah Yang Myung Iel-gun, Yang Myung Iel membungkuk dan memandang Raja, lalu
mengalihkan pandangannya.
Rencana Yang Myung Iel : Saat Yang Mulia berdiri di depan Aula Istana, itu tanda gerbang istana
akan dibuka. Saat Raja memimpin barisan Keluarga Raja dan Para Menteri ke arah
kuil Jongmyo, itu adalah tanda untuk mulai.
Hyung Sun berseru , “Berangkat sekarang!” Rombongan Raja
mulai bergerak. Raja jalan perlahan ke arah gerbang. Hyung Sun dan Alvin
beserta pengawal mengikutinya. Yang Myung Iel-gun jalan dibelakang Raja.
Rencana Yang Myung Iel : Aku juga akan menggunakan statusku sebagai Keluarga Raja dan jalan
dibelakang. Kita harus mengambil kesempatan ini. Saat gerbang istana dibuka
dan semua menuju ke kuil Jongmyo.. Pintu gerbang terbuka dan ratusan pasukan
pribadi menyerbu masuk aula istana. Pengawal istana langsung membentuk
lingkaran dan melindungi Raja. Raja dan Yang Myung Iel-gun saling beradu
punggung.
Tapi tidak lama, Yang Myung Iel menghunus pedangnya dan
Raja juga menghunus pedang dari balik jubahnya. Keduanya saling mengancam. Alvin
yang awalnya menghunus pedang ke arah luar, langsung berbalik dan mengarahkan
pedang ke leher Yang Myung Iel.
Para Menteri mulai membunuh pengawal Raja dan mengarahkan
pedang mereka ke Raja! Yang Myung Iel tidak bergerak, ia menatap Raja dengan
tajam. “Matahari ada di langit, tapi langit sudah membuang matahari. Saya
datang untuk mengatakan kalau takdir anda sudah berubah. Revolusi dimulai.”
Raja diam saja dan menatap kakaknya.
*********
Notes : Di Novel, Woon sebenarnya juga naksir
Heo Yeon Woo, jadi menimbulkan konflik antara Woon dengan Raja. Tapi di drama
justru Woon terbelah antara Raja dan Yang Myung –gun. Menurut penulis
skenarionya, Woon sebenarnya akan dibuat punya hubungan istimewa dengan Seol,
tapi mereka tidak punya waktu, jadi bagian itu tidak digarap.
****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted
: June 23, 2012
Edited
: August 11, 2012
No comments:
Post a Comment