Saturday, 23 June 2012

The Moon That Embraces The Sun 10 [IC Version]

The Moon That Embraces the Sun 10
Raja minta Alyssa membantu mengurangi keresahan hatinya, “apa kau bisa melakukannya? Jawab aku.” Alyssa berkata akan melakukan segalanya yang ia mampu.
“Angkat wajahmu!” Ratu Yoon memberanikan diri membuka pintu kamar dan melihat Raja bersama seorang wanita, ia tertegun melihat pandangan Raja pada Alyssa. Ratu ingin membuka pintu, tapi Alvin menutupnya. Ratu menahan marah dan berkata pada Hyung Sun, kalau ia datang karena mencemaskan Raja, itu saja.
“Kau tidak perlu melaporkan ini pada Yang Mulia.” Ratu pergi. Raja memanggil Hyung Sun, ia ingin dipanggilkan tabib istana. Hyung Sun cemas, “apa Raja tidak enak badan? Bukan aku, kata Raja, tapi dia.” Maksudnya Alyssa. Hyung Sun melarang Raja melakukannya, Tabib istana hanya dipanggil untuk memeriksa Raja dan keluarganya, “bagaimana boleh memeriksa seorang peramal?”
“Jika badannya tidak sehat, itu akan mempengaruhiku juga.” Ujar Raja.
Hyung Sun masih protes, tapi Raja sudah bilang ini perintah! Hyung Sun akhirnya kabur keluar. Kim Chae Alvin jalan keluar untuk berjaga. Seorang penjaga mendekat dan Alvin tanya apa yang dibawanya. Penjaga itu menunjukkan surat Alyssa. Sepertinya peramal itu ingin memberikannya langsung pada Raja, jadi penjaga itu mengambilnya. Penjaga itu memberikan surat Alyssa pada Alvin.

***
Ratu Yoon kembali ke kamarnya, ia marah, sakit hati, terhina dan kesal. Ratu ingat pandangan Raja pada Alyssa, ekspresi Yang Mulia seperti seorang pria memandangi seorang wanita. Ratu Yoon melempar barang-barang dan menangis marah. Jo Sanggung dan pelayan masuk, mereka kebingungan.

***
Tabib Istana datang untuk memeriksa Alyssa, Raja duduk sambil membaca, tapi sesekali melihat Alyssa. Hyung Sun mengamati gerak gerik Raja. Setelah itu, Raja tidur dan Alyssa duduk menungguinya. Alyssa pergi karena Raja sudah tidur. Tapi saat Alyssa keluar, Raja membuka matanya lagi. Selama ini Raja sama sekali tidak tidur.

***
Paginya, Alvin memberikan surat Alyssa pada Raja. Alvin akan mengembalikannya jika Raja tidak mau melihatnya. Raja memintanya dan membaca surat Alyssa.  “Rumput tidak ada artinya. Meskipun mereka tidak cantik, mereka masih memiliki kegunaaan. Peramal yang tidak dianggap sebagai manusia, mereka tetap ada untuk manusia. Meskipun peramal tidak dianggap sebagai manusia, kami tetaplah bagian dari rakyat Yang Mulia.” Raja ingat kata-katanya pada Alyssa, ‘jika kau bukan manusia, kenapa berani menyentuh tubuhku?’
“Peramal juga manusia, mohon jangan rendahkan saya. Singkat tapi mengena.” Ucap Raja. Hyung Sun melihat surat itu dan ia heran, jarang sekali seorang peramal bisa membaca karakter Hanja/Chinese, lebih mengagumkan lagi kalau seorang peramal bisa menulis kata-kata seindah ini. Hyung Sun nyengir dan Raja mendelik pada Hyung Sun. Raja jadi ingat surat Yeon Ify, waktu ia kagum, kenapa anak usia 13 th bisa menulis seperti ini.
“Chon Na!”
“Kenapa kau memanggilku?”
Hyung Sun mengingatkan, kalau gadis itu hanyalah peramal wanita.
Raja berkata, “siapa yang bilang bukan?”
Hyung Sun berkata ia sudah melayani Raja bertahun-tahun dan bisa mengerti pikiran Raja.
“Peramal itu ..bukan Yeon Ify agassi, Yang Mulia.”
“Tidak peduli betapa miripnya mereka, Yeon Ify agassi sudah..” lanjut Hyung Sun.
Raja marah, “tutup mulutmu! Jangan bicara lagi! Aku tidak mau melihatmu, palingkan wajahmu!”
Tapi kali ini Hyung Sun tidak pergi, ia justru menyampaikan tentang kedatangan Ratu. “Ratu sudah menyingkirkan harga dirinya sebagai wanita dan ingin masuk, tapi akhirnya kembali dan pergi.” Hyung Sun ingin Raja memikirkan perasaan Ratu. “Mohon Yang Mulia berempati pada Ratu.”
Jo Sanggung lari menemui Ratu, “Yang Mulia, Jung Jeong. Yang Mulia Raja akan datang mengunjungi anda.”

       Ratu masih tiduran dan ia langsung duduk, wajahnya langsung berseri, “cepat bawakan baju dan perhiasanku, cepat.” Raja jalan bersama rombongan ke Daejojeon. Ratu Han melihat rombongan anaknya dan ia tampak gembira. Ratu Han menemui Ibu Suri, ia menyampaikan kabar gembira itu.
Ibu Suri senang, ia berkata ini karena kehebatan Peramal Jang. Ratu Han merasa ini bukan karena peramal. Ibu Suri tetap yakin pasti karena itu. Ibu Suri bahkan ingin mengajukan tanggal malam pertama Raja dan Ratu.
Ratu Han keberatan, “bukankah tanggalnya sudah ditetapkan.”
Ibu Suri tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan baik ini. “Langit memihak kita. Hubungan Raja-Ratu juga membaik, saat kesehatan Raja juga semakin baik, bagaimana kita bisa membiarkan kesempatan ini begitu saja?”

***
Raja menemui Ratu, ia minum teh dan berkata kalau Ratu kelihatan tidak sehat. Ratu tampak senang karena Raja mencemaskannya, tapi ia berkata baginya kesehatan Raja adalah yang paling utama.
Raja berkata, “Kudengar kau ..datang ke kamarku semalam.”
Ratu terkejut, tapi ia mengaku dan minta maaf. Ia hanya mencemaskan kesehatan Raja.
“Apa yang ingin kau awasi?”
“Awasi? Bagaimana Yang Mulia bisa mengatakan awasi?”
Raja berkata apapun yang dilihat atau didengar Ratu, tidak ada siapapun di kamarnya semalam. “Jika kau memang melihat sesuatu, itu hanya jimat yang dikirim kantor Feng shui.”
Raja minta Ratu tidak mendekati kamarnya sampai dengan tanggal malam pertama mereka. Raja pergi. Ratu gemetaran menahan marah, akhirnya ia menangis sakit hati, “apa yang sebenarnya ingin kau sembunyikan? Apa alasannya melarangku datang?” Ratu menghela nafas, ia minum teh dan memanggil Jo Sanggung.
Ratu ingin Jo Sanggung mencari apa ada Jimil (Pelayan Raja) yang bisa mereka pakai. “Kalau sudah ketemu, suruh dia mengamati diam-diam peramal yang menghabiskan setiap malam bersama Yang Mulia.”
Ratu berujar, “Lalu laporkan semua yang ia lakukan padaku.”

***
Yang Myung Iel-gun menanyakan Alyssa pada pemilik toko kertas, “apa kau tidak mengingat wanita yang bersamaku disini waktu itu?”
Pemilik toko ingat, “dia gadis yang anggun dan pendiam, kukira ia adalah putri seorang Profesor (Tuan Heo memang Kepala Profesor), dia seorang peramal?”
“Dia kesini tidak setelah hari itu?”
“Tidak.” Yang Myung Iel-gun menghela nafas dan jalan keluar. Ia berpapasan dengan 3 peramal tapi tidak memperhatikan mereka. Salah satunya adalah Jansil Via yang langsung mengenali Yang Myung Iel. Yang Myung Iel masih memikirkan Alyssa dan memikirkan kata-kata Menteri Na. “Salah satu dari mereka pasti bohong padaku.”
Tiba-tiba Jansil Via muncul di dekat Yang Myung Iel, “Orabeoni! Kau hidup!”
Yang Myung Iel kaget, Jansil Via langsung memeluknya dengan erat. Yang Myung Iel panik, “tunggu..tunggu dulu!”
Yang Myung Iel melepaskan Jansil Via, “kau tidak seperti gisaeng.”
Jansil Via kesal, “aku memang bukan gisaeng, apa kau tidak lihat? Aku ini peramal Seongsucheong.”
“Peramal Seongsucheong?”
Jansil Via mengingatkan, “batu ajaib, kau tidak ingat?”
Yang Myung Iel akhirnya ingat, “ah kau anak yang bisa melihat seseorang dengan mata tertutup itu? Kau sudah tumbuh jadi seorang wanita. Aku hampir tidak mengenalimu. Kau baik-baik saja selama ini?”
Jansil Via mengiyakan, ini semua karena kebaikan ibu angkatnya yang melindunginya. “Aku bukan peramal palsu lagi, tapi benar-benar peramal asli.”
Yang Myung Iel senang mendengarnya, ia kemudian teringat Alyssa, ia tanya apa ada peramal bernama Alyssa di Seongsucheong. Jansil Via hampir saja mengiyakan, tapi ia ingat peringatan Nok Young. Jansil Via langsung tutup mulut dan menggeleng, “tidak ada. Aku belum pernah mendengar nama Alyssa.”
Yang Myung Iel memegang lengan Jansil Via, “jangan seperti ini, ayo ingat lagi.”
“Sudah kubilang aku tidak tahu.” Dua peramal lain memanggil Jansil Via. Jansil Via berkata kalau jodoh, mereka akan bertemu lagi. Ia pergi.
“T..tunggu!” Yang Myung Iel putus asa, “kalau tidak di Seongsucheong lalu dimana?”

***
Alyssa tidur pulas, Seol duduk menjaganya. Jansil Via pulang dan duduk disamping Alyssa. Jansil Via tidak semangat. Seol Zahra heran, “tadi kau ceria saat berangkat, kenapa waktu pulang jadi seperti ini?”
 Jan Sil Via berbaring di samping Alyssa, “maafkan aku, Orabeoni..benar..benar minta maaf.”
Alyssa bermimpi lagi, ia melihat saat PM Rio menari dan mengajak Yeon Ify pergi. PM Rio akan membuka topengnya..dan Alyssa terbangun karena kaget.
“Agassi! Kau mimpi lagi? Apa mimpi yang sama?” Tanya Seol Zahra. Alyssa mengangguk. Seol Zahra heran sudah lama tidak bermimpi, kenapa sekarang mimpi lagi.
“Apa kali ini, kau tidak bisa melihat wajahnya lagi?” Alyssa mengiyakan, padahal ia ingin sekali melihat wajahnya. Seol Zahra menghela nafas, ia bicara dalam hati, apa kau tidak tahu kalau kau menemani orang itu setiap malam?

***
Alyssa dibawa menemui Raja. Raja tidak tidur, ia duduk membaca. Alvin masuk dan duduk di sudut. Alyssa duduk di depan Raja. Raja menyindir, Alyssa memukulnya dengan surat, “aku merasakan kemarahanmu padaku.”
Alyssa terkejut, ia tidak marah. Raja berkata meskipun Alyssa berkata tidak marah, tapi surat Alyssa jelas menegur Raja. “Apa aku salah?”
“Kata-kata nasihat karena kesetiaan, dan kemarahan karena emosi pribadi adalah dua hal yang berbeda.”
“ Kau tidak mengeluh tapi tetap menyalahkanku, ya kan?”
“Saya hanya ingin berkata, kalau kerikil di tepi jalan punya alasan untuk keberadaan-nya. Peramal seperti saya, adalah satu dari rakyat Yang Mulia, juga ingin melakukan yang bisa ia lakukan untuk Yang Mulia.”
“Kau jelas memarahiku. Kau berkata kalau Raja negeri ini tidak mampu mengerti pikiran dari orang biasa. Apa kau ingin mencoba menyadarkanku kalau aku tidak kompeten?”
Alyssa berkata itu bukan yang ingin ia katakan. “Jika pembaca curiga dan salah pengertian, maka akan menimbulkan salah paham.”
Alyssa berkata Raja salah mengerti maksudnya.
“Jadi maksudmu, aku penuh dengan kecurigaan dan salah paham dengan maksud sebenarnya dari surat ini, jadi aku juga tidak bisa mengurus masalah politik?”
Alyssa bingung, “bukan itu maksudnya.”
Raja marah, “hanya karena aku menunjukkan perhatian padamu, sekarang kau mulai melewati batas. Apa kau lupa dengan siapa kau bicara? Aku ini...”
Raja terdiam, ia ingat saat mengatakan hal yang sama pada Yeon Ify waktu remaja. Raja tiba-tiba berdiri dan memanggil Hyung Sun.
“Bersiaplah, aku ingin jalan-jalan. Aku merasa sesak disini.” Hyung Sun melarang karena diluar udaranya dingin sekali. Tapi Raja tetap ingin keluar.
Raja juga mengharuskan Alyssa ikut, “kau jimatku kan? Kau harus selalu mengikutiku.”
Raja jalan ke bekas paviliun Bulan Tersembunyi. Raja menyuruh semua mundur, termasuk Alvin. Hyung Sun dan yang lain mau tidak mau mundur. Alyssa juga jalan mundur, tapi tangannya ditahan Raja, “kau tetap disini, karena kau jimatku.”
Raja minta yang lain mundur lagi. Alyssa  menoleh dan termangu melihat pintu paviliun yang sudah disegel. Tiba-tiba ia ingat saat membuka jendela dan melihat Putra Mahkota Rio di depannya. Lalu saat ia keluar menemui PM Rio. Saat Yeon Ify harus keluar istana karena sakit dan PM Rio menangis histeris memanggilnya.
“Apa anda mengubur kesedihan anda di tempat ini? Apa orang yang menangis disini adalah anda, Yang Mulia?” Tanya Alyssa.
 Raja terkejut, “apa yang sebenarnya kau lihat?”
Raja menarik Alyssa ke pelukannya. Menyentuh wajah Alyssa, “apa kau menggunakan kemampuanmu sebagai peramal untuk melihat?”
Alyssa mengiyakan. Kasim dan para dayang sudah sejak tadi memalingkan wajah mereka. Raja ingin Alyssa menggunakan kemampuan meramalnya untuk menebak, apa yang akan dilakukan Raja berikutnya.
“Kasim mengatakan sesuatu yang aneh padaku. Apa menurutmu, aku akan memperhatikan peramal rendahan seperti dirimu?” Tanya Raja. Alyssa bingung, kenapa Yang Mulia seperti ini..?
Raja tiba-tiba menarik tangan Alyssa dan mengajaknya lari. Hyung Sun dan para dayang kaget, mereka segera lari menyusul Raja. Alvin menunggu sampai semua lewat, ia lalu lari ke arah berlawanan. Alvin tahu kemana Raja pergi. Raja membawa Alyssa ke satu ruangan pribadi, ia tanya siapa sebenarnya Alyssa. Alyssa berkata, “saya peramal Alyssa.”
“Bukan, kau bukan Alyssa.” Potong Raja.
“Lalu saya bisa menjadi siapa lagi? Saya hidup sebagai peramal tanpa nama. Saya Alyssa, Yang Mulia yang memberikan nama ini pada saya.”
Raja menahan tangis, “apa kau benar..tidak bisa mengenaliku? Apa kau belum pernah bertemu denganku sebelumnya?” Hyung Sun tiba di depan kamar itu dengan terengah-engah. Alvin sudah berdiri disana, ia menunjuk kamar dengan dagunya.
“Yang Mulia, apa anda mencari jejak orang itu dalam diri saya? Siapa yang anda lihat melalui saya, Yang Mulia? Apa gadis yang dipanggil Yeon Ify itu? Apa karena saya mirip dengan wanita itu? Tapi saya bukan wanita itu.”
Raja terpukul, “tutup mulutmu! Kau benar-benar melewati batas sekarang. Hanya karena aku mengijinkanmu tetap disisiku, bukan berarti aku menyukaimu.” Raja jalan pergi dan hampir terjatuh. Alyssa mencemaskannya.
Raja marah, “beraninya kau..beraninya kau membuatku bingung?! Jangan mendekatiku. Jika kau melanggar batas lagi, aku tidak akan melepaskanmu dengan mudah.”
Raja jalan keluar. Hyung Sun hanya mendekat dan memakaikan jubah untuk Raja. Raja berkata ke Alyssa,kalau malam ini ia akan tidur sendiri, “kau tidak perlu mengikutiku lagi.”
Raja jalan meninggalkan Alyssa. Tapi ia masih minta Alvin  mengawal Alyssa kembali ke Seongsucheong dengan diam-diam. “Setelah itu, kau harus pergi ke satu tempat.”

***
Nok Young berdoa. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang aneh. Ia jalan keluar. Alyssa berdiri diam dan mengingat kata-kata Raja. Nok Young terkejut melihatnya, “kenapa kau berdiri disini, padahal kau seharusnya ada di samping Yang Mulia?”
Nok Young khawatir, “apa terjadi sesuatu?”
“Ibu angkat. Siapa..sebenarnya aku ini?”
Nok Young terkejut, “kenapa tiba-tiba tanya hal ini.”
Alyssa berkata ia melihat banyak hal, jelas itu bukan ingatan-nya, tapi sepertinya ia benar-benar mengalami semuanya itu. Nok Young hanya berkata ini karena kemampuan supranatural Alyssa masih belum matang, sehingga menimbulkan delusi.
“Aku tidak mungkin jadi pemilik kenangan itu, ya kan? Tidak peduli betapa mirip aku dengan orang itu, aku tidak mungkin jadi orang itu, ya kan?” Seol Zahra mendengar kata-kata  Alyssa dan menangis sedih.

***
Yeom Cakka berdiri di halaman rumah, ia merenung dan tampak sedih. Seol Zahra memandanginya. Tiba-tiba ia mendengar suara. Yeom Cakka waspada, ia jalan mendekat, “siapa itu?” Yang Myung Iel-gun tiba-tiba muncul sambil merentangkan tangan. Ia ketawa lebar.
Yeom Cakka kesal, “Yang Myung Iel-gun! anda mengejutkanku!”
Yang Myung Iel ketawa, “aku sengaja melakukannya.” Yeom Cakka tidak mengerti, “kenapa anda selalu melompati tembok setiap kali datang kesini?”
Yang Myung Iel  berkata lebih terbiasa dengan tembok daripada pintu depan, lagipula ini sudah melewati jam malam, sulit sekali menghindar dari petugas patroli.
Yeom Cakka mengajak Yang Myung Iel masuk untuk minum, ini dingin sekali. Tiba-tiba Alvin muncul. Yang Myung Iel kali ini benar-benar kaget, Yeom Cakka juga.
Yang Myung  Iel protes, “kau mengejutkanku.”
Yeom Cakka tanya, “kau kesini sebagai teman lama, atau sebagai utusan Raja?”
Ketiganya masuk dan minum bersama. Alvin menyampaikan undangan Raja, “Yang Mulia memerintah Uibin untuk mengunjungi istana.”
Yeom Cakka ingin tahu kenapa tiba-tiba memanggilnya ke istana, tapi ia tahu Alvin  tidak akan menjawabnya tanpa perintah Raja. Kim Chae Alvin  berkata akan pergi, “saya sudah lama meninggalkan posisi saya.”
Tiba-tiba Alvin  terpaku melihat selembar kertas dengan tulisan tangan berhias lukisan bunga. Yeom  Cakka berkata itu dari Yeon Ify, sebagai hadiah ulang tahun.
“Jadi ini tulisan tangan adik anda? Indah sekali.”
Yeom Cakka membenarkan, “ia benar-benar luar biasa. Tidak hanya dalam bidang seni, tapi juga sastra. Sayang ia dilahirkan sebagai wanita. Ia juga anak yang baik dan sopan. Tapi kenapa kau tiba-tiba menanyakan ini?”
“Karena terlihat mencolok, itulah mengapa saya bertanya.”
Seol Zahra masih mengamati kediaman Yeom, ia menghela nafas dan jalan pergi. Alvin diam-diam mengawasi Seol Zahra. Saat Seol Zahra lengah, Alvin  menyerangnya tiba-tiba, “siapa yang mengirimmu kesini? Kenapa kau mengamati kediaman Uibin?”
Seol Zahra menahan pedang alvin, ia tidak menjawab dan melarikan diri.alvin  heran melihatnya, ia seperti mengenal Seol Zahra , “orang ini..”

Di dalam, Yang Myung Iel-gun mengira Alvin  mulai tertarik pada wanita. Yeom Cakka merasa bukan seperti itu. Lalu ia berkata kalau ia dengar Yang Myung sudah memiliki kekasih, “apa itu benar?” Yang Myung Iel mengeluh , adiknya pasti sudah mengatakannya. Yeom cakka ingin tahu seperti apa wanita itu. Yang Myung Iel juga ingin tahu, orang seperti apa dia, “karena aku juga tidak tahu”.
 Yeom Cakka bingung. Yang Myung Iel merasa sedih dan mengaku, kalau sebelum Yeon Ify dipilih jadi Putri Mahkota. Yang Myung Iel pernah melompat tembok dan mengajak Yeon Ify lari. “Tapi apa kau tahu tanggapan adikmu?”
Yeon Ify berkata , “Lelucon ini sama sekali tidak lucu.”
Yang Myung Iel menahan tangis, matanya yang berkilauan terlihat sangat tegas, “sampai aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.”
“Pangeran!”
“Tapi jika saat itu aku..tidak pura-pura tersenyum dan mengatakan perasaanku yang sebenarnya, jika aku lebih berani dan mengulurkan tangan padanya. Jika aku menunjukkan perasaan yang sebenarnya, dan memintanya melarikan diri bersamaku, maka apa dia sekarang akan..berada disisiku?” Yeom Cakka menghela nafas, ia juga tidak tahu dan Yang Myung Iel hanya menangis.

***
Alyssa belum tidur, ia duduk sambil merenung. Seol Zahra  pulang dan justru terkejut melihat Alyssa, “kau belum tidur?”
“Darimana saja kau malam-malam seperti ini?”
Alyssa melihat baju Seol Zahra  sobek, “bagaimana ini bisa terjadi?” Seol Zahra   berkata ia membuat kesalahan saat latihan pedang. Bajunya sobek, “aku tidak luka.”
“Kau sebenarnya pergi kemana?” Seol Zahra  berkata ia mengunjungi bekas majikannya. Alyssa tersenyum, mereka pasti sangat baik, sehingga Seol masih mengunjungi mereka sampai sekarang. Seol Zahra  membenarkan, “mereka benar-benar orang yang sangat baik. Di saat orang lain memperlakukanku seperti hewan, mereka memperlakukanku selayaknya manusia. Dan memberiku nama Seol Zahra . Nama yang sangat indah.” Alyssa tersenyum mendengar kisah Seol Zahra . Seol Zahra  berkata dalam hati, Agassi, kaulah orang yang baik itu.

***
Yeom Cakka teringat kata-kata Yang Myung Iel-gun, kalau baginya Yeon Ify masih selalu berusia 13 th. Yeom Cakka masuk ke kamar Yeon Ify dan melihat papan baduk (catur Cina) yang biasa mereka mainkan berdua. Yeom Cakka mengambil biji baduk dan ingat kata-kata Yeon Ify, “kalau kakak sudah maju, pantang mundur lagi. Kakak yang mengajariku itu. Hati manusia seperti itu juga, jadi apapun yang terjadi, aku tidak akan pernah bisa melupakan Yang Mulia Putra Mahkota.”
Yeom Cakka menyentuh papan baduk dan membukanya. Ia terkejut saat menemukan surat terakhir Yeon Ify itu. Akhirnya..surat itu ditemukan juga.

***
Yang Myung Iel-gun melihat seseorang dan ia sedikit takut, “kau hantu apa manusia?”
Ternyata Jansil Via, “ini aku Orabeoni.”
“Apa yang kau lakukan malam-malam seperti ini?”
Jansil Via minta maaf, “aku salah.”
Yang Myung  Iel tidak mengerti, “apa yang harus dimaafkan?”
Jansil via memeluk Yang Myung Iel, “orang yang kakak cari..aku akan membantumu bertemu dengannya. Karena kakak adalah penyelamat hidupku. Aku tidak peduli apa yang akan terjadi padaku, aku akan membalas kebaikanmu. Aku akan pastikan kau bertemu dengannya lagi. Jadi jangan terlalu bersedih.” Yang Myung Iel menahan kesedihannya.


Yeom  Cakka duduk dan memegang surat Yeon Ify erat-erat.

***
Raja tidak bisa tidur malam ini, ia melihat tempat dimana Alyssa biasa duduk.

***
Paginya, P. Min Agni berkeras menemani ibu mertuanya dan tidak mau istirahat. Ny. Heo tersenyum, ia sudah merasa lebih baik karena Putri Min Agni. Yeom Cakka masuk kamar ibunya. Ia terkejut melihat Min Agni. Ibunya berkata kalau Min Agni terus menemaninya. Yeom Cakka mengucapkan terima kasih karena Min Agni bersedia susah payah.
Min Agni malu, “bagaimana kau bisa mengatakan itu padahal kita suami-istri?” Min Agni menoleh dan heran saat melihat Yeom Cakka mengenakan jubah resmi. “Suamiku, kau mau masuk istana Raja?”
Yeom membenarkan, ia terima perintah Raja semalam. Min Agni sebenarnya ingin ikut juga. Yeom Cakka minta maaf, kalau begitu nanti ia akan mengatakan dulu pada istrinya. Yeom Cakka berangkat. Ibunya pesan agar Yeom tidak membuat Raja cemas dan harus berhati-hati. Min Agni  tampak sedikit muram dan ibu mertuanya tanya apa Min Agni kesal karena tidak bisa ikut pergi?
“Tidak, hanya saja saya cemas.”
Ny. Heo heran, “apa yang harus dicemaskan?” Min Agni geleng kepala, setiap kali suaminya masuk istana ini yang terjadi...

***
Menteri Perpajakan jalan dan melihat para gungnyeo terpesona. Ia salah sangka dan mengira dayang-dayang itu terpesona padanya. Padahal Yeom yang membuat dayang-dayang itu mabuk kepayang.itu yang dicemaskan Min Agni. Untung tidak ada sinar lagi dari kepala Yeom Cakka. Yeom Cakka menemui Raja. Raja berdiri menyambut gurunya itu, “Guru!”
Yeom Cakka mohon Raja duduk agar ia bisa memberikan penghormatan dengan semestinya.
“Tidak perlu.”ucap Raja.
Raja minta Hyung Sun menyiapkan makanan, ia juga melarang semua menemuinya agar bisa ngobrol bebas dengan Yeom Cakka.

***
Yoon Dae Hyung beserta kru bertemu, mereka tidak terima kenapa Uibin masuk istana. “Uibin seharusnya tinggal tenang seumur hidupnya sampai hari kematian-nya. Uibin dilarang melakukan segala kegiatan yang berbau politik, ini sudah hukumnya.”
Para menteri cemas karena mereka pasti akan kalah populer dengan Uibin. “Apa Raja ingin minta Heo Yeom Cakka memimpin Faksi Pelajar. Heo Yeom Cakka adalah figur yang sangat kuat diantara Faksi Pelajar, keberadaan-nya saja bisa menggerakkan mereka. Bahkan lebih kuat dari mendiang ayahnya. Apa maksud Raja?”

***
Heo Yeom Cakka meletakkan surat Yeon Ify di depan Raja. Raja tanya apa ini.
“Ini surat terakhir adik saya yang tertinggal. Saya ingin melupakannya, karena sudah berlalu. Tapi kemudian saya pikir saya harus memberikannya pada pemilik sesungguhnya, meskipun sudah terlambat. Ini yang seharusnya dilakukan.”
Raja gemetar, “apa ini benar-benar surat Yeon Ify untukku?” Yeom Cakka mengiyakan.
Raja menangis, ini adalah yang ditinggalkan Yeon Ify untuk terakhir kalinya..
Yeom Cakka berkata “saat ia masih hidup, hanya ada satu suami dalam hatinya, yaitu anda Yang Mulia. Karena surat ini dari seorang pendosa, seharusnya surat ini dibakar. Jika Yang Mulia bisa melakukannya sendiri, jika anda benar-benar akan melakukannya sendiri, adik saya di surga pasti akan bahagia. Jadi mulai sekarang, saya mohon lupakan adik saya. Yang Mulia, anda sudah memiliki Ratu di samping anda, saya mohon jangan membuat Ratu kesepian lagi. Jika Yang Mulia tidak bisa melepaskan diri dari bayang-bayang anak itu, hal itu bukan yang diinginkan adik saya. Ini adalah permintaan tulus dari adik saya dan saya. Mohon penuhilah ini, Yang Mulia.”
Raja menangis, “semua orang terus saja memintaku melupakan segalanya tentang dia.”
Hyung Sun mengantar Yeom Cakka keluar, ia minta Yeom Cakka lebih sering menemui Raja. “Meskipun Yang Mulia tidak mengatakannya, dia sebenarnya sangat merindukan anda.”
“Sebagai seorang Uibin, bagaimana saya bisa sering masuk istana? Jadi saya mohon, jagalah Yang Mulia baik-baik. “ ucap Yeom Cakka. Yeom jalan pergi.
Hyung Sun bicara sendiri, Uibin, andalah yang seharusnya berada di sisi Yang Mulia.
Raja membaca surat Yeon Ify, “Yang Mulia Putra Mahkota. Dengan kekuatan terakhir saya. Saya menulis surat ini. Ini akan menambah beban anda. Mungkin, surat ini tidak akan dikirimkan pada anda. Tapi saya tetap mengambil kuas untuk menulis. Sebelum saya pergi, saya bisa bertemu Yang Mulia, saya sungguh sangat berterima kasih. Jadi, saya minta anda jangan menyalahkan diri sendiri lagi. Saya mohon, lupakan saya. Simpanlah saya sebagai kenangan anda. Ayah akan segera membawakan obat untuk saya. Jadi, setelah ini saya tidak akan bisa bertemu anda lagi selamanya, Yang Mulia. Saya mohon anda melupakan saya. Tolong jaga kesehatan anda baik-baik. Saya berharap anda bisa menjadi penguasa besar.”
Raja menangis dan berkata ke Hyung Sun, “anak itu minta aku menjaga kesehatanku, sampai saat terakhir hidupnya. Ia meninggalkan surat ini dengan semua kekuatan-nya. Tapi aku..tapi aku..”
Hyung Sun ikut sedih, “Yang Mulia.”
“Dia pasti sangat kesakitan. Dia pasti menderita. Tulisan di akhir suratnya sangat tidak rapi dan lemah.” Raja minta Hyung Sun menyuruh orang untuk mencarikan surat dari Yeon Ify waktu itu. Ia tidak bisa ingat tulisan tangan Yeon Ify.

      ***
Ratu mendapat laporan dari mata-matanya kalau Raja setelah jalan-jalan malam itu, memerintah jimat hidupnya untuk tidak mendekati kamarnya. Ratu heran, “Raja jalan-jalan? Ditengah malam, mereka jalan-jalan?”
Ratu ingin tahu apa yang terjadi. Tapi dijawab tidak ada lagi. “Hanya Uibin mengunjungi Raja dan setelah itu Raja terlihat sedih, lalu minta salah seorang dayang membawakan kotak.”
“Kotak?”
Pelayan itu membenarkan, “seperti kotak biasa, tapi diatasnya ada tulisan 'hujan'.”
“Tadi..kau bilang hujan (Ify/Woo)?” Woo or U or Yu in Chinese means : Rain

***
Raja membuka surat dari Yeon Ify yang dihias bunga-bunga itu, ia menangis. Tiba-tiba Raja mengambil surat yang ia terima dari Alyssa dan membandingkannya dengan tulisan tangan Yeon Ify. Raja teriak ke Alvin, “Cepat bawa Alyssa kesini. Bawa Alyssa kesini. Sekarang!”

 Alyssa jalan untuk menemui Raja. Tiba-tiba Yang Myung Iel-gun menghentikannya dan menarik Alyssa,
“Apa kau mengenaliku?”

Raja membandingkan dua tulisan tangan itu. Raja tampak yakin. Tulisan tangan memang memiliki identitasnya sendiri, apa lagi tulisan hanja dan hangul.




****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted : June 23, 2012
Edited : August 11, 2012


No comments:

Post a Comment