The Moon That
Embraces the Sun 10
Raja minta Alyssa membantu
mengurangi keresahan hatinya, “apa kau bisa melakukannya? Jawab aku.” Alyssa
berkata akan melakukan segalanya yang ia mampu.
“Angkat wajahmu!” Ratu Yoon memberanikan diri membuka
pintu kamar dan melihat Raja bersama seorang wanita, ia tertegun melihat
pandangan Raja pada Alyssa. Ratu ingin membuka pintu, tapi Alvin menutupnya.
Ratu menahan marah dan berkata pada Hyung Sun, kalau ia datang karena
mencemaskan Raja, itu saja.
“Kau tidak perlu melaporkan ini pada Yang Mulia.” Ratu
pergi. Raja memanggil Hyung Sun, ia ingin dipanggilkan tabib istana. Hyung Sun
cemas, “apa Raja tidak enak badan? Bukan aku, kata Raja, tapi dia.” Maksudnya Alyssa.
Hyung Sun melarang Raja melakukannya, Tabib istana hanya dipanggil untuk
memeriksa Raja dan keluarganya, “bagaimana boleh memeriksa seorang peramal?”
“Jika badannya tidak sehat, itu akan mempengaruhiku juga.”
Ujar Raja.
Hyung Sun masih protes, tapi Raja sudah bilang ini
perintah! Hyung Sun akhirnya kabur keluar. Kim Chae Alvin jalan keluar untuk
berjaga. Seorang penjaga mendekat dan Alvin tanya apa yang dibawanya. Penjaga
itu menunjukkan surat Alyssa. Sepertinya peramal itu ingin memberikannya
langsung pada Raja, jadi penjaga itu mengambilnya. Penjaga itu memberikan surat
Alyssa pada Alvin.
***
Ratu Yoon kembali ke kamarnya,
ia marah, sakit hati, terhina dan kesal. Ratu ingat pandangan Raja pada Alyssa,
ekspresi Yang Mulia seperti seorang pria memandangi seorang wanita. Ratu Yoon
melempar barang-barang dan menangis marah. Jo Sanggung dan pelayan masuk,
mereka kebingungan.
***
Tabib Istana datang untuk
memeriksa Alyssa, Raja duduk sambil membaca, tapi sesekali melihat Alyssa.
Hyung Sun mengamati gerak gerik Raja. Setelah itu, Raja tidur dan Alyssa duduk
menungguinya. Alyssa pergi karena Raja sudah tidur. Tapi saat Alyssa keluar,
Raja membuka matanya lagi. Selama ini Raja sama sekali tidak tidur.
***
Paginya, Alvin memberikan surat Alyssa
pada Raja. Alvin akan mengembalikannya jika Raja tidak mau melihatnya. Raja
memintanya dan membaca surat Alyssa. “Rumput
tidak ada artinya. Meskipun mereka tidak cantik, mereka masih memiliki
kegunaaan. Peramal yang tidak dianggap sebagai manusia, mereka tetap ada untuk
manusia. Meskipun peramal tidak dianggap sebagai manusia, kami tetaplah bagian
dari rakyat Yang Mulia.” Raja ingat kata-katanya pada Alyssa, ‘jika kau bukan
manusia, kenapa berani menyentuh tubuhku?’
“Peramal juga manusia, mohon jangan rendahkan saya.
Singkat tapi mengena.” Ucap Raja. Hyung Sun melihat surat itu dan ia heran,
jarang sekali seorang peramal bisa membaca karakter Hanja/Chinese, lebih
mengagumkan lagi kalau seorang peramal bisa menulis kata-kata seindah ini.
Hyung Sun nyengir dan Raja mendelik pada Hyung Sun. Raja jadi ingat surat Yeon Ify,
waktu ia kagum, kenapa anak usia 13 th bisa menulis seperti ini.
“Chon Na!”
“Kenapa kau memanggilku?”
Hyung Sun mengingatkan, kalau gadis itu hanyalah peramal
wanita.
Raja berkata, “siapa yang bilang bukan?”
Hyung Sun berkata ia sudah melayani Raja bertahun-tahun
dan bisa mengerti pikiran Raja.
“Peramal itu ..bukan Yeon Ify agassi, Yang Mulia.”
“Tidak peduli betapa miripnya mereka, Yeon Ify agassi
sudah..” lanjut Hyung Sun.
Raja marah, “tutup mulutmu! Jangan bicara lagi! Aku tidak
mau melihatmu, palingkan wajahmu!”
Tapi kali ini Hyung Sun tidak pergi, ia justru
menyampaikan tentang kedatangan Ratu. “Ratu sudah menyingkirkan harga dirinya
sebagai wanita dan ingin masuk, tapi akhirnya kembali dan pergi.” Hyung Sun
ingin Raja memikirkan perasaan Ratu. “Mohon Yang Mulia berempati pada Ratu.”
Jo Sanggung lari menemui Ratu, “Yang Mulia, Jung Jeong.
Yang Mulia Raja akan datang mengunjungi anda.”
Ratu masih
tiduran dan ia langsung duduk, wajahnya langsung berseri, “cepat bawakan baju
dan perhiasanku, cepat.” Raja jalan bersama rombongan ke Daejojeon. Ratu Han
melihat rombongan anaknya dan ia tampak gembira. Ratu Han menemui Ibu Suri, ia
menyampaikan kabar gembira itu.
Ibu Suri senang, ia berkata ini karena kehebatan Peramal
Jang. Ratu Han merasa ini bukan karena peramal. Ibu Suri tetap yakin pasti
karena itu. Ibu Suri bahkan ingin mengajukan tanggal malam pertama Raja dan
Ratu.
Ratu Han keberatan, “bukankah tanggalnya sudah
ditetapkan.”
Ibu Suri tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan baik ini. “Langit
memihak kita. Hubungan Raja-Ratu juga membaik, saat kesehatan Raja juga semakin
baik, bagaimana kita bisa membiarkan kesempatan ini begitu saja?”
***
Raja menemui Ratu, ia minum teh
dan berkata kalau Ratu kelihatan tidak sehat. Ratu tampak senang karena Raja
mencemaskannya, tapi ia berkata baginya kesehatan Raja adalah yang paling
utama.
Raja berkata, “Kudengar kau ..datang ke kamarku semalam.”
Ratu terkejut, tapi ia mengaku dan minta maaf. Ia hanya
mencemaskan kesehatan Raja.
“Apa yang ingin kau awasi?”
“Awasi? Bagaimana Yang Mulia bisa mengatakan awasi?”
Raja berkata apapun yang dilihat atau didengar Ratu,
tidak ada siapapun di kamarnya semalam. “Jika kau memang melihat sesuatu, itu
hanya jimat yang dikirim kantor Feng shui.”
Raja minta Ratu tidak mendekati kamarnya sampai dengan
tanggal malam pertama mereka. Raja pergi. Ratu gemetaran menahan marah,
akhirnya ia menangis sakit hati, “apa yang sebenarnya ingin kau sembunyikan?
Apa alasannya melarangku datang?” Ratu menghela nafas, ia minum teh dan
memanggil Jo Sanggung.
Ratu ingin Jo Sanggung mencari apa ada Jimil (Pelayan
Raja) yang bisa mereka pakai. “Kalau sudah ketemu, suruh dia mengamati
diam-diam peramal yang menghabiskan setiap malam bersama Yang Mulia.”
Ratu berujar, “Lalu laporkan semua yang ia lakukan
padaku.”
***
Yang Myung Iel-gun menanyakan Alyssa
pada pemilik toko kertas, “apa kau tidak mengingat wanita yang bersamaku disini
waktu itu?”
Pemilik toko ingat, “dia gadis yang anggun dan pendiam,
kukira ia adalah putri seorang Profesor (Tuan Heo memang Kepala Profesor), dia
seorang peramal?”
“Dia kesini tidak setelah hari itu?”
“Tidak.” Yang Myung Iel-gun menghela nafas dan jalan
keluar. Ia berpapasan dengan 3 peramal tapi tidak memperhatikan mereka. Salah
satunya adalah Jansil Via yang langsung mengenali Yang Myung Iel. Yang Myung Iel
masih memikirkan Alyssa dan memikirkan kata-kata Menteri Na. “Salah satu dari
mereka pasti bohong padaku.”
Tiba-tiba Jansil Via muncul di dekat Yang Myung Iel, “Orabeoni!
Kau hidup!”
Yang Myung Iel kaget, Jansil Via langsung memeluknya
dengan erat. Yang Myung Iel panik, “tunggu..tunggu dulu!”
Yang Myung Iel melepaskan Jansil Via, “kau tidak seperti
gisaeng.”
Jansil Via kesal, “aku memang bukan gisaeng, apa kau
tidak lihat? Aku ini peramal Seongsucheong.”
“Peramal Seongsucheong?”
Jansil Via mengingatkan, “batu ajaib, kau tidak ingat?”
Yang Myung Iel akhirnya ingat, “ah kau anak yang bisa
melihat seseorang dengan mata tertutup itu? Kau sudah tumbuh jadi seorang
wanita. Aku hampir tidak mengenalimu. Kau baik-baik saja selama ini?”
Jansil Via mengiyakan, ini semua karena kebaikan ibu
angkatnya yang melindunginya. “Aku bukan peramal palsu lagi, tapi benar-benar
peramal asli.”
Yang Myung Iel senang mendengarnya, ia kemudian teringat Alyssa,
ia tanya apa ada peramal bernama Alyssa di Seongsucheong. Jansil Via hampir
saja mengiyakan, tapi ia ingat peringatan Nok Young. Jansil Via langsung tutup
mulut dan menggeleng, “tidak ada. Aku belum pernah mendengar nama Alyssa.”
Yang Myung Iel memegang lengan Jansil Via, “jangan
seperti ini, ayo ingat lagi.”
“Sudah kubilang aku tidak tahu.” Dua peramal lain
memanggil Jansil Via. Jansil Via berkata kalau jodoh, mereka akan bertemu lagi.
Ia pergi.
“T..tunggu!” Yang Myung Iel putus asa, “kalau tidak di
Seongsucheong lalu dimana?”
***
Alyssa tidur pulas, Seol duduk
menjaganya. Jansil Via pulang dan duduk disamping Alyssa. Jansil Via tidak
semangat. Seol Zahra heran, “tadi kau ceria saat berangkat, kenapa waktu pulang
jadi seperti ini?”
Jan Sil Via berbaring
di samping Alyssa, “maafkan aku, Orabeoni..benar..benar minta maaf.”
Alyssa bermimpi lagi, ia melihat saat PM Rio menari dan
mengajak Yeon Ify pergi. PM Rio akan membuka topengnya..dan Alyssa terbangun
karena kaget.
“Agassi! Kau mimpi lagi? Apa mimpi yang sama?” Tanya Seol
Zahra. Alyssa mengangguk. Seol Zahra heran sudah lama tidak bermimpi, kenapa
sekarang mimpi lagi.
“Apa kali ini, kau tidak bisa melihat wajahnya lagi?” Alyssa
mengiyakan, padahal ia ingin sekali melihat wajahnya. Seol Zahra menghela
nafas, ia bicara dalam hati, apa kau
tidak tahu kalau kau menemani orang itu setiap malam?
***
Alyssa dibawa menemui Raja. Raja
tidak tidur, ia duduk membaca. Alvin masuk dan duduk di sudut. Alyssa duduk di
depan Raja. Raja menyindir, Alyssa memukulnya dengan surat, “aku merasakan
kemarahanmu padaku.”
Alyssa terkejut, ia tidak marah. Raja berkata meskipun Alyssa
berkata tidak marah, tapi surat Alyssa jelas menegur Raja. “Apa aku salah?”
“Kata-kata nasihat karena kesetiaan, dan kemarahan karena
emosi pribadi adalah dua hal yang berbeda.”
“ Kau tidak mengeluh tapi tetap menyalahkanku, ya kan?”
“Saya hanya ingin berkata, kalau kerikil di tepi jalan
punya alasan untuk keberadaan-nya. Peramal seperti saya, adalah satu dari
rakyat Yang Mulia, juga ingin melakukan yang bisa ia lakukan untuk Yang Mulia.”
“Kau jelas memarahiku. Kau berkata kalau Raja negeri ini
tidak mampu mengerti pikiran dari orang biasa. Apa kau ingin mencoba
menyadarkanku kalau aku tidak kompeten?”
Alyssa berkata itu bukan yang ingin ia katakan. “Jika
pembaca curiga dan salah pengertian, maka akan menimbulkan salah paham.”
Alyssa berkata Raja salah mengerti maksudnya.
“Jadi maksudmu, aku penuh dengan kecurigaan dan salah
paham dengan maksud sebenarnya dari surat ini, jadi aku juga tidak bisa
mengurus masalah politik?”
Alyssa bingung, “bukan itu maksudnya.”
Raja marah, “hanya karena aku menunjukkan perhatian
padamu, sekarang kau mulai melewati batas. Apa kau lupa dengan siapa kau
bicara? Aku ini...”
Raja terdiam, ia ingat saat mengatakan hal yang sama pada
Yeon Ify waktu remaja. Raja tiba-tiba berdiri dan memanggil Hyung Sun.
“Bersiaplah, aku ingin jalan-jalan. Aku merasa sesak
disini.” Hyung Sun melarang karena diluar udaranya dingin sekali. Tapi Raja
tetap ingin keluar.
Raja juga mengharuskan Alyssa ikut, “kau jimatku kan? Kau
harus selalu mengikutiku.”
Raja jalan ke bekas paviliun Bulan Tersembunyi. Raja
menyuruh semua mundur, termasuk Alvin. Hyung Sun dan yang lain mau tidak mau
mundur. Alyssa juga jalan mundur, tapi tangannya ditahan Raja, “kau tetap
disini, karena kau jimatku.”
Raja minta yang lain mundur lagi. Alyssa menoleh dan termangu melihat pintu paviliun
yang sudah disegel. Tiba-tiba ia ingat saat membuka jendela dan melihat Putra Mahkota
Rio di depannya. Lalu saat ia keluar menemui PM Rio. Saat Yeon Ify harus keluar
istana karena sakit dan PM Rio menangis histeris memanggilnya.
“Apa anda mengubur kesedihan anda di tempat ini? Apa orang
yang menangis disini adalah anda, Yang Mulia?” Tanya Alyssa.
Raja terkejut, “apa
yang sebenarnya kau lihat?”
Raja menarik Alyssa ke pelukannya. Menyentuh wajah Alyssa,
“apa kau menggunakan kemampuanmu sebagai peramal untuk melihat?”
Alyssa mengiyakan. Kasim dan para dayang sudah sejak tadi
memalingkan wajah mereka. Raja ingin Alyssa menggunakan kemampuan meramalnya
untuk menebak, apa yang akan dilakukan Raja berikutnya.
“Kasim mengatakan sesuatu yang aneh padaku. Apa
menurutmu, aku akan memperhatikan peramal rendahan seperti dirimu?” Tanya Raja.
Alyssa bingung, kenapa Yang Mulia seperti ini..?
Raja tiba-tiba menarik tangan Alyssa dan mengajaknya
lari. Hyung Sun dan para dayang kaget, mereka segera lari menyusul Raja. Alvin
menunggu sampai semua lewat, ia lalu lari ke arah berlawanan. Alvin tahu kemana
Raja pergi. Raja membawa Alyssa ke satu ruangan pribadi, ia tanya siapa
sebenarnya Alyssa. Alyssa berkata, “saya peramal Alyssa.”
“Bukan, kau bukan Alyssa.” Potong Raja.
“Lalu saya bisa menjadi siapa lagi? Saya hidup sebagai
peramal tanpa nama. Saya Alyssa, Yang Mulia yang memberikan nama ini pada saya.”
Raja menahan tangis, “apa kau benar..tidak bisa
mengenaliku? Apa kau belum pernah bertemu denganku sebelumnya?” Hyung Sun tiba
di depan kamar itu dengan terengah-engah. Alvin sudah berdiri disana, ia
menunjuk kamar dengan dagunya.
“Yang Mulia, apa anda mencari jejak orang itu dalam diri
saya? Siapa yang anda lihat melalui saya, Yang Mulia? Apa gadis yang dipanggil
Yeon Ify itu? Apa karena saya mirip dengan wanita itu? Tapi saya bukan wanita
itu.”
Raja terpukul, “tutup mulutmu! Kau benar-benar melewati
batas sekarang. Hanya karena aku mengijinkanmu tetap disisiku, bukan berarti
aku menyukaimu.” Raja jalan pergi dan hampir terjatuh. Alyssa mencemaskannya.
Raja marah, “beraninya kau..beraninya kau membuatku
bingung?! Jangan mendekatiku. Jika kau melanggar batas lagi, aku tidak akan
melepaskanmu dengan mudah.”
Raja jalan keluar. Hyung Sun hanya mendekat dan
memakaikan jubah untuk Raja. Raja berkata ke Alyssa,kalau malam ini ia akan
tidur sendiri, “kau tidak perlu mengikutiku lagi.”
Raja jalan meninggalkan Alyssa. Tapi ia masih minta Alvin
mengawal Alyssa kembali ke Seongsucheong
dengan diam-diam. “Setelah itu, kau harus pergi ke satu tempat.”
***
Nok Young berdoa. Tiba-tiba ia
merasakan sesuatu yang aneh. Ia jalan keluar. Alyssa berdiri diam dan mengingat
kata-kata Raja. Nok Young terkejut melihatnya, “kenapa kau berdiri disini,
padahal kau seharusnya ada di samping Yang Mulia?”
Nok Young khawatir, “apa terjadi sesuatu?”
“Ibu angkat. Siapa..sebenarnya aku ini?”
Nok Young terkejut, “kenapa tiba-tiba tanya hal ini.”
Alyssa berkata ia melihat banyak hal, jelas itu bukan
ingatan-nya, tapi sepertinya ia benar-benar mengalami semuanya itu. Nok Young
hanya berkata ini karena kemampuan supranatural Alyssa masih belum matang,
sehingga menimbulkan delusi.
“Aku tidak mungkin jadi pemilik kenangan itu, ya kan?
Tidak peduli betapa mirip aku dengan orang itu, aku tidak mungkin jadi orang
itu, ya kan?” Seol Zahra mendengar kata-kata Alyssa dan menangis sedih.
***
Yeom Cakka berdiri di halaman
rumah, ia merenung dan tampak sedih. Seol Zahra memandanginya. Tiba-tiba ia
mendengar suara. Yeom Cakka waspada, ia jalan mendekat, “siapa itu?” Yang Myung
Iel-gun tiba-tiba muncul sambil merentangkan tangan. Ia ketawa lebar.
Yeom Cakka kesal, “Yang Myung Iel-gun! anda
mengejutkanku!”
Yang Myung Iel ketawa, “aku sengaja melakukannya.” Yeom
Cakka tidak mengerti, “kenapa anda selalu melompati tembok setiap kali datang
kesini?”
Yang Myung Iel berkata lebih terbiasa dengan tembok daripada
pintu depan, lagipula ini sudah melewati jam malam, sulit sekali menghindar
dari petugas patroli.
Yeom Cakka mengajak Yang Myung Iel masuk untuk minum, ini
dingin sekali. Tiba-tiba Alvin muncul. Yang Myung Iel kali ini benar-benar
kaget, Yeom Cakka juga.
Yang Myung Iel protes,
“kau mengejutkanku.”
Yeom Cakka tanya, “kau kesini sebagai teman lama, atau
sebagai utusan Raja?”
Ketiganya masuk dan minum bersama. Alvin menyampaikan
undangan Raja, “Yang Mulia memerintah Uibin untuk mengunjungi istana.”
Yeom Cakka ingin tahu kenapa tiba-tiba memanggilnya ke
istana, tapi ia tahu Alvin tidak akan
menjawabnya tanpa perintah Raja. Kim Chae Alvin berkata akan pergi, “saya sudah lama meninggalkan
posisi saya.”
Tiba-tiba Alvin terpaku melihat selembar kertas dengan tulisan
tangan berhias lukisan bunga. Yeom Cakka
berkata itu dari Yeon Ify, sebagai hadiah ulang tahun.
“Jadi ini tulisan tangan adik
anda? Indah sekali.”
Yeom Cakka membenarkan, “ia benar-benar luar biasa. Tidak
hanya dalam bidang seni, tapi juga sastra. Sayang ia dilahirkan sebagai wanita.
Ia juga anak yang baik dan sopan. Tapi kenapa kau tiba-tiba menanyakan ini?”
“Karena terlihat mencolok,
itulah mengapa saya bertanya.”
Seol Zahra masih mengamati kediaman Yeom, ia menghela
nafas dan jalan pergi. Alvin diam-diam mengawasi Seol Zahra. Saat Seol Zahra lengah,
Alvin menyerangnya tiba-tiba, “siapa
yang mengirimmu kesini? Kenapa kau mengamati kediaman Uibin?”
Seol Zahra menahan pedang alvin, ia tidak menjawab dan
melarikan diri.alvin heran melihatnya,
ia seperti mengenal Seol Zahra , “orang ini..”
Di dalam, Yang Myung Iel-gun
mengira Alvin mulai tertarik pada
wanita. Yeom Cakka merasa bukan seperti itu. Lalu ia berkata kalau ia dengar
Yang Myung sudah memiliki kekasih, “apa itu benar?” Yang Myung Iel mengeluh ,
adiknya pasti sudah mengatakannya. Yeom cakka ingin tahu seperti apa wanita
itu. Yang Myung Iel juga ingin tahu, orang seperti apa dia, “karena aku juga
tidak tahu”.
Yeom Cakka
bingung. Yang Myung Iel merasa sedih dan mengaku, kalau sebelum Yeon Ify
dipilih jadi Putri Mahkota. Yang Myung Iel pernah melompat tembok dan mengajak
Yeon Ify lari. “Tapi apa kau tahu tanggapan adikmu?”
Yeon Ify berkata , “Lelucon ini sama sekali tidak lucu.”
Yang Myung Iel menahan tangis, matanya yang berkilauan
terlihat sangat tegas, “sampai aku tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.”
“Pangeran!”
“Tapi jika saat itu aku..tidak pura-pura tersenyum dan
mengatakan perasaanku yang sebenarnya, jika aku lebih berani dan mengulurkan
tangan padanya. Jika aku menunjukkan perasaan yang sebenarnya, dan memintanya
melarikan diri bersamaku, maka apa dia sekarang akan..berada disisiku?” Yeom
Cakka menghela nafas, ia juga tidak tahu dan Yang Myung Iel hanya menangis.
***
Alyssa belum tidur, ia duduk
sambil merenung. Seol Zahra pulang dan
justru terkejut melihat Alyssa, “kau belum tidur?”
“Darimana saja kau malam-malam seperti ini?”
Alyssa melihat baju Seol Zahra sobek, “bagaimana ini bisa terjadi?” Seol
Zahra berkata ia membuat kesalahan saat latihan
pedang. Bajunya sobek, “aku tidak luka.”
“Kau sebenarnya pergi kemana?” Seol Zahra berkata ia mengunjungi bekas majikannya. Alyssa
tersenyum, mereka pasti sangat baik, sehingga Seol masih mengunjungi mereka
sampai sekarang. Seol Zahra membenarkan,
“mereka benar-benar orang yang sangat baik. Di saat orang lain memperlakukanku
seperti hewan, mereka memperlakukanku selayaknya manusia. Dan memberiku nama
Seol Zahra . Nama yang sangat indah.” Alyssa tersenyum mendengar kisah Seol
Zahra . Seol Zahra berkata dalam hati, Agassi, kaulah orang yang baik itu.
***
Yeom Cakka teringat kata-kata
Yang Myung Iel-gun, kalau baginya Yeon Ify masih selalu berusia 13 th. Yeom Cakka
masuk ke kamar Yeon Ify dan melihat papan baduk (catur Cina) yang biasa mereka
mainkan berdua. Yeom Cakka mengambil biji baduk dan ingat kata-kata Yeon Ify, “kalau kakak sudah maju, pantang mundur
lagi. Kakak yang mengajariku itu. Hati manusia seperti itu juga, jadi apapun
yang terjadi, aku tidak akan pernah bisa melupakan Yang Mulia Putra Mahkota.”
Yeom Cakka menyentuh papan baduk dan membukanya. Ia
terkejut saat menemukan surat terakhir Yeon Ify itu. Akhirnya..surat itu
ditemukan juga.
***
Yang Myung Iel-gun melihat
seseorang dan ia sedikit takut, “kau hantu apa manusia?”
Ternyata Jansil Via, “ini aku Orabeoni.”
“Apa yang kau lakukan malam-malam seperti ini?”
Jansil Via minta maaf, “aku salah.”
Yang Myung Iel tidak
mengerti, “apa yang harus dimaafkan?”
Jansil via memeluk Yang Myung Iel, “orang yang kakak
cari..aku akan membantumu bertemu dengannya. Karena kakak adalah penyelamat
hidupku. Aku tidak peduli apa yang akan terjadi padaku, aku akan membalas
kebaikanmu. Aku akan pastikan kau bertemu dengannya lagi. Jadi jangan terlalu
bersedih.” Yang Myung Iel menahan kesedihannya.
Yeom Cakka duduk dan memegang surat Yeon Ify
erat-erat.
***
Raja tidak bisa tidur malam ini,
ia melihat tempat dimana Alyssa biasa duduk.
***
Paginya, P. Min Agni berkeras
menemani ibu mertuanya dan tidak mau istirahat. Ny. Heo tersenyum, ia sudah
merasa lebih baik karena Putri Min Agni. Yeom Cakka masuk kamar ibunya. Ia
terkejut melihat Min Agni. Ibunya berkata kalau Min Agni terus menemaninya.
Yeom Cakka mengucapkan terima kasih karena Min Agni bersedia susah payah.
Min Agni malu, “bagaimana kau bisa mengatakan itu padahal
kita suami-istri?” Min Agni menoleh dan heran saat melihat Yeom Cakka
mengenakan jubah resmi. “Suamiku, kau mau masuk istana Raja?”
Yeom membenarkan, ia terima perintah Raja semalam. Min Agni
sebenarnya ingin ikut juga. Yeom Cakka minta maaf, kalau begitu nanti ia akan
mengatakan dulu pada istrinya. Yeom Cakka berangkat. Ibunya pesan agar Yeom
tidak membuat Raja cemas dan harus berhati-hati. Min Agni tampak sedikit muram dan ibu mertuanya tanya
apa Min Agni kesal karena tidak bisa ikut pergi?
“Tidak, hanya saja saya cemas.”
Ny. Heo heran, “apa yang harus dicemaskan?” Min Agni
geleng kepala, setiap kali suaminya masuk istana ini yang terjadi...
***
Menteri Perpajakan jalan dan
melihat para gungnyeo terpesona. Ia salah sangka dan mengira dayang-dayang itu
terpesona padanya. Padahal Yeom yang membuat dayang-dayang itu mabuk
kepayang.itu yang dicemaskan Min Agni. Untung tidak ada sinar lagi dari kepala Yeom
Cakka. Yeom Cakka menemui Raja. Raja berdiri menyambut gurunya itu, “Guru!”
Yeom Cakka mohon Raja duduk agar ia bisa memberikan
penghormatan dengan semestinya.
“Tidak perlu.”ucap Raja.
Raja minta Hyung Sun menyiapkan makanan, ia juga melarang
semua menemuinya agar bisa ngobrol bebas dengan Yeom Cakka.
***
Yoon Dae Hyung beserta kru
bertemu, mereka tidak terima kenapa Uibin masuk istana. “Uibin seharusnya
tinggal tenang seumur hidupnya sampai hari kematian-nya. Uibin dilarang
melakukan segala kegiatan yang berbau politik, ini sudah hukumnya.”
Para menteri cemas karena mereka pasti akan kalah populer
dengan Uibin. “Apa Raja ingin minta Heo Yeom Cakka memimpin Faksi Pelajar. Heo
Yeom Cakka adalah figur yang sangat kuat diantara Faksi Pelajar, keberadaan-nya
saja bisa menggerakkan mereka. Bahkan lebih kuat dari mendiang ayahnya. Apa
maksud Raja?”
***
Heo Yeom Cakka meletakkan surat
Yeon Ify di depan Raja. Raja tanya apa ini.
“Ini surat terakhir adik saya yang tertinggal. Saya ingin
melupakannya, karena sudah berlalu. Tapi kemudian saya pikir saya harus
memberikannya pada pemilik sesungguhnya, meskipun sudah terlambat. Ini yang
seharusnya dilakukan.”
Raja gemetar, “apa ini benar-benar surat Yeon Ify
untukku?” Yeom Cakka mengiyakan.
Raja menangis, ini adalah yang ditinggalkan Yeon Ify
untuk terakhir kalinya..
Yeom Cakka berkata “saat ia masih hidup, hanya ada satu
suami dalam hatinya, yaitu anda Yang Mulia. Karena surat ini dari seorang
pendosa, seharusnya surat ini dibakar. Jika Yang Mulia bisa melakukannya sendiri,
jika anda benar-benar akan melakukannya sendiri, adik saya di surga pasti akan
bahagia. Jadi mulai sekarang, saya mohon lupakan adik saya. Yang Mulia, anda
sudah memiliki Ratu di samping anda, saya mohon jangan membuat Ratu kesepian lagi.
Jika Yang Mulia tidak bisa melepaskan diri dari bayang-bayang anak itu, hal itu
bukan yang diinginkan adik saya. Ini adalah permintaan tulus dari adik saya dan
saya. Mohon penuhilah ini, Yang Mulia.”
Raja menangis, “semua orang terus saja memintaku melupakan
segalanya tentang dia.”
Hyung Sun mengantar Yeom Cakka keluar, ia minta Yeom
Cakka lebih sering menemui Raja. “Meskipun Yang Mulia tidak mengatakannya, dia
sebenarnya sangat merindukan anda.”
“Sebagai seorang Uibin, bagaimana saya bisa sering masuk istana? Jadi saya mohon, jagalah Yang Mulia baik-baik. “ ucap Yeom Cakka. Yeom jalan pergi.
“Sebagai seorang Uibin, bagaimana saya bisa sering masuk istana? Jadi saya mohon, jagalah Yang Mulia baik-baik. “ ucap Yeom Cakka. Yeom jalan pergi.
Hyung Sun bicara sendiri, Uibin, andalah yang seharusnya berada di sisi Yang Mulia.
Raja membaca surat Yeon Ify, “Yang Mulia Putra Mahkota.
Dengan kekuatan terakhir saya. Saya menulis surat ini. Ini akan menambah beban
anda. Mungkin, surat ini tidak akan dikirimkan pada anda. Tapi saya tetap
mengambil kuas untuk menulis. Sebelum saya pergi, saya bisa bertemu Yang Mulia,
saya sungguh sangat berterima kasih. Jadi, saya minta anda jangan menyalahkan
diri sendiri lagi. Saya mohon, lupakan saya. Simpanlah saya sebagai kenangan
anda. Ayah akan segera membawakan obat untuk saya. Jadi, setelah ini saya tidak
akan bisa bertemu anda lagi selamanya, Yang Mulia. Saya mohon anda melupakan
saya. Tolong jaga kesehatan anda baik-baik. Saya berharap anda bisa menjadi
penguasa besar.”
Raja menangis dan berkata ke Hyung Sun, “anak itu minta
aku menjaga kesehatanku, sampai saat terakhir hidupnya. Ia meninggalkan surat
ini dengan semua kekuatan-nya. Tapi aku..tapi aku..”
Hyung Sun ikut sedih, “Yang Mulia.”
“Dia pasti sangat kesakitan. Dia pasti menderita. Tulisan
di akhir suratnya sangat tidak rapi dan lemah.” Raja minta Hyung Sun menyuruh
orang untuk mencarikan surat dari Yeon Ify waktu itu. Ia tidak bisa ingat
tulisan tangan Yeon Ify.
***
Ratu mendapat laporan dari
mata-matanya kalau Raja setelah jalan-jalan malam itu, memerintah jimat
hidupnya untuk tidak mendekati kamarnya. Ratu heran, “Raja jalan-jalan?
Ditengah malam, mereka jalan-jalan?”
Ratu ingin tahu apa yang
terjadi. Tapi dijawab tidak ada lagi. “Hanya Uibin mengunjungi Raja dan setelah
itu Raja terlihat sedih, lalu minta salah seorang dayang membawakan kotak.”
“Kotak?”
Pelayan itu membenarkan, “seperti kotak biasa, tapi
diatasnya ada tulisan 'hujan'.”
“Tadi..kau bilang hujan (Ify/Woo)?” Woo or U or Yu in Chinese means : Rain
***
Raja membuka surat dari Yeon Ify
yang dihias bunga-bunga itu, ia menangis. Tiba-tiba Raja mengambil surat yang
ia terima dari Alyssa dan membandingkannya dengan tulisan tangan Yeon Ify. Raja
teriak ke Alvin, “Cepat bawa Alyssa kesini. Bawa Alyssa kesini. Sekarang!”
Alyssa jalan untuk menemui Raja. Tiba-tiba
Yang Myung Iel-gun menghentikannya dan menarik Alyssa,
“Apa kau mengenaliku?”
Raja membandingkan dua tulisan tangan itu. Raja tampak
yakin. Tulisan tangan memang memiliki identitasnya sendiri, apa lagi tulisan
hanja dan hangul.
****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted
: June 23, 2012
Edited
: August 11, 2012
No comments:
Post a Comment