***
Love Faithful..
Love Faithful..
Kesetiaan cinta..
Cinta yang sempurna adalah apa bila di antara kita saling mempercayai dan
saling setia. Dimanapun itu, kapanpun, dan bagaimanapun keadaannya.
***
Pagi ini, International Talent School sedang ramai.
Kabarnya, akan ada seorang siswa baru yang akan menjadi ‘penghuni’ ITS. Hmmm..
siapa kah dia? Seistimewa apakah ia sampai-sampai seluruh siswa
berkumpul hanya ingin melihatnya.
“Alvin, ada apa sih? Rame banget..” Tanya Rio pada
sahabatnya –Alvin-
“ada anak baru katanya.” Jawab Alvin singkat. Yah.. Alvin
memanglah sosok yang dingin, cuek, jutek. Sama seperti Rio. Tetapi Alvin lebih
dingin dibandingkan Rio.
Rio hanya manggut-manggut saja.
Sebuah mobil Sport Putih yang sudah dimodifikasi sedemikian
rupa sampai di parkiran sekolah.. bersamaan dengan angin berhembus dengan
lembutnya, seorang gadis cantik berdagu tirus yang tak lain adalah pemilik
mobil ‘mewah’ keluar dari mobilnya. Ia melemparkan senyum kepada orang-orang
yang menatapnya kagum.
“Selamat Pagi…” sapa gadis cantik itu dengan nada yang
sangat amat lembut.
“Pagi…” jawab semuanya serempak.
“Perkenalkan, nama saya Alyssa Saufika. Kalian boleh memanggil
saya Ify. Saya pindahan dari Aussie.” Ujar Ify –gadis itu- memperkenalkan
dirinya masih dengan senyum yang terus mengembang di bibir mungilnya.
“Ify.. kamu cantik banget..” puji seorang cowok yang
terpesona melihat Ify. Diikuti anggukan dari yang lainnya.
Ify tertawa kecil.. “kalian bisa aja..masih banyak yang
lebih cantik dibandingkan aku..”
“Ify.. udah punya pacar belom?” celetuk seorang cowok yang
lain.
Ify terhenyak.. lalu menggeleng sambil menjawab “belum..”
“udah ya semuanya.. aku mau ke ruang kepala sekolah dulu..”
kembali, Ify melemparkan senyum manisnya yang semakin membuat semua warga
sekolah terpesona.
Ify pun berjalan dengan anggunnya melenggangkan tubuhnya
melewati orang-orang disana.. Termasuk Rio dan Alvin juga.
“dia…. Dia Ify?” lirih Rio tak percaya. Alvin menoleh pada
Rio.
“lo kenal dia?” Tanya Alvin. Rio terdiam sejenak.. lalu
menggeleng tegas. tatapannya yang tadi lirih seketika berubah menjadi pandangan
dingin dan tajam. terkesan angkuh –mungkin-
“gak.. gue gak kenal dengan dia. Gak pernah kenal.” Jawab
Rio dingin. Bertepatan saat ify lewat di hadapannya.
Ify berhenti, lalu menoleh ke arah Rio. “kamu……. Rio, ‘kan?”
Tanya Ify memastikan.
“sorry.. apa kita pernah kenal? Oh, gue rasa nggak.” Sengit
Rio langsung beranjak dari sana. Alvin mengernyitkan dahinya. Lalu ikut beranjak dari sana..
“benarkah? Dia Rio?”
batin ify tak percaya. Lalu ia beranjak menuju ruang kepala sekolah.
***
@XI IPA B -kelas Rio & Alvin-
@XI IPA B -kelas Rio & Alvin-
“kenapa dia kembali
lagi? Kenapa sih? ARRGHHH!!” Rio berteriak dalam hati. Ia menopang
kepalanya dengan kedua tangannya.
“Rio, lo kenapa sih?”
bingung Alvin. Merasa ada yang mengganjal dengan sahabatnya ini.
“hmmm.. ngga apa-apa kok.” Rio lebih memilih untuk tidak
mengatakannya pada Alvin.
Alvin menyipitkan matanya. Curiga. “bener?”
Rio mengangguk ragu. “iya.”
“oke. Kalau emang lo gak mau cerita.” Serah Alvin. Ia
memilih untuk mendengarkan music-musik klasik dari I-Podnya.
Rio bergumam lirih dalam hatinya “gue belum siap cerita sama lo Vin. Sorry..”
***
-Istirahat-
-Istirahat-
Kantin……
“wah, gila lo makin cantik deh Fy..” puji Shilla. Ify
tersenyum kecil sambil mengaduk-aduk Avocado Juice nya
“halah lo juga Shill..” balas Ify.
“haha.. iya dong.” Narsis Shilla.
“eh tadi lo kok ga ada, Shill?” Tanya Ify.
“tadi? Oh.. gue belum dateng..” cengir Shilla. Ify
menggeleng-gelengkan kepalanya.
“kebiasaan lo.” Cibir ify.
“hahaa. Eh Fy.. hebat yee lo. Anak baru, tapi udah
ngetop.noh liat.. daritadi lo diliatin mulu..” cerocos Shilla sambil menunjuk
meja di sebelah mereka. Benar saja.. banyak yang memperhatikan ify. Yang cewek
menatap ify dengan tatapan ‘iri’. Sedangkan yang cowok menatap ify dengan
tatapan ‘kagum’.
“hahah. Bisa aja lo..” tawa Ify. Tapi, tawanya dengan cepat
berhenti karena melihat seseorang yang baru memasuki kantin.
“napa bengong, Fy?” tegur Shilla. Ify terkesiap.
“ehm, Shill. Boleh nanya gak?” Shilla mengangguk sambil
menyesap Orange Juicenya.
“yang itu namanya siapa?” Tanya ify sambil menunjuk
seseorang. Shilla mengikuti arah yang ditunjuk ify.
“oh, itu namanya RIO.. kalau yang disebelahnya ALVIN.” Jelas
Shilla. Ify terhenyuk. “Rio? Apa benar
dia Rio...….”
“Rio? Mario Stevano Aditya Haling?” Tanya Ify memastikan.
Shilla mengangguk.
“iyaaa..”
“berarti benar dugaan
gue. Rio, apa lo udah gak inget sama gue? Lo udah lupa sama gue?” batin Ify
miris.
“emang kenapa sih lo nanyain tentang Rio?” Tanya Shilla
heran.
“dia udah lupa sama gue…” gumam ify tak sadar.
“hah? Lo kenal sama Rio?” kaget Shilla. Ify mengangguk
pelan.
“gimana bisa?” Tanya Shilla penasaran.
“nanti gue ceritain. Gue lagi gak mood bahas hal itu
sekarang..” serah ify. Shilla mengangguk pasrah.
“eh Iya Fy. Gue ke lapangan basket dulu yak?” izin Shilla..
baru saja ingin bertanya, tetapi Shilla
sudah ngacir ke lapangan basket.
“kurang asem tuh anak ninggalin gue sendirian.” Sungut Ify.
***
“kenapa lo baru dateng sekarang, Fy? Kemana aja lo 4 tahun yang lalu?” Tanya Rio dalam hati sambil menatap Ify yang duduk tidak jauh dari mejanya sekarang.
“kenapa lo baru dateng sekarang, Fy? Kemana aja lo 4 tahun yang lalu?” Tanya Rio dalam hati sambil menatap Ify yang duduk tidak jauh dari mejanya sekarang.
“Yo, kenapa melamun sih? Masih gak mau cerita juga?” Tanya
Alvin. Rio menggeleng pelan. Alvin menghela nafas berat.Alvin melihat Shilla
berlari menuju lapangan basket. Timbul sedikit rasa penasaran pada Alvin dengan
apa yang akan dilakukan gadis itu.
“gue pergi sebentar ya, Yo?” ucap Alvin lalu langsung
beranjak dari sana. Rio berdecak kesal.
“ck.. main pergi aja tuh anak.” Gumam Rio kesal.
***
“sumpah ini bola pengen banget gue telen bulat-bulat. Melenceng mulu dari tadii..” gumam Shilla yang sedang berusaha men-shoot si kulit oranye ke ring basket yang tingginya hampir 3 meter itu.
“sumpah ini bola pengen banget gue telen bulat-bulat. Melenceng mulu dari tadii..” gumam Shilla yang sedang berusaha men-shoot si kulit oranye ke ring basket yang tingginya hampir 3 meter itu.
DUK DUK DUK..
Shilla kembali mendrible si kulit oranye dan melompat untuk
berusaha men-shoot bola itu ke ring.
Dan… BRAK (?)._. Bola
itu malah melenceng –lagi- dan terlempar ke pinggir lapangan. Tepat di kaki
Alvin yang memang sedari tadi memperhatikannya.
“gimana mau masuk kalau cara drible lo salah..” kata Alvin.
Nada bicaranya kali ini ‘sedikit’ lembut. Lalu ia mengambil bola itu.. dan
mendrible nya menuju ring. Ia men-shoot dan…. HAP! Bola itu tepat masuk ke ring
dengan mulusnya.
Shilla masih diam sambil menatap Alvin. Tak percaya.. si
Prince Ice datang menghampiri dirinya.. Shilla pun menepuk-nepuk pipinya sendiri.
Memastikan bahwa ini semua nyata. Bukan sekedar mimpi ataupun khayalnya semata.
“aww..” rintih Shilla kesakitan. Karena tangannya terlalu
kuat memukul pipinya sendiri-_-
Alvin tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Merasa geli dengan gadis di depannya ini.
“lo ngapain?” Tanya Alvin masih stay cool. Shilla mendongak
menatap Alvin. Lalu menunduk..
Alvin mengerutkan dahinya, bingung.
“lo kenapa sih?” Tanya Alvin.
“emmm ngga.. gue.. gue….” Shilla gugup. Ya, dia gugup saat
ini. Mengapa? Ia sendiri juga tidak tau. Mengapa ia bisa segugup ini di depan
orang lain.
“apa?”
“gue.. gue masih gak nyangka aja lo nyamperin gue kesini..”
jawab Shilla polos. Sontak Alvin tertawa. Shilla menatap Alvin heran. Baru kali
ini ia melihat Alvin tertawa selepas ini.
Alvin pun menghentikan tawanya.. “lo ada-ada aja deh.. emm
mau gue ajarin basket?” tawar Alvin. Sontak shilla kaget. Jantungnya sudah
jumpalitan saat ini..
“bener ?” Alvin mengangguk mantap. Lalu ia mendrible bola
basket itu pelan.
“nihh.. pertama lo harus tau cara drible yang benar..” jelas
Alvin. Shilla memperhatikan gerak demi gerak Alvin.
“usahain lo se-konsentrasi mungkin. Fokuskan pikiran lo pada
bola itu..” lanjut Alvin. Shilla mengangguk-ngangguk sambil memperhatikan
Alvin. Ia memperlihatkan teknik bermain basket. Mulai dari drible, passing, lay
up, sampai Jump Shoot.
“nah,, lo terus lari kearah ring. Inget. Jaga konsentrasi
lo.. Liat ya.” Alvin pun berlari sambil mendrible bola ke ring. Lalu ia
melakukan passing dengan jarak yang cukup jauh. Dari tengah lapangan. Dan..
masuk.
PROK PROK PROK
“Three point for Alvin Jonathan!!!” seru Shilla. Alvin tersenyum, lalu mengambil bola
basket itu dan berjalan menghampiri Shilla.
“Lo hebat deh, Vin” shilla.
“lo berlebihan banget deh.”
“nggak. Suer deh.. lo kan bukan abas, kok lo bisa main
basket sih?” Tanya Shilla bingung.
“siapa bilang gue bukan abas?” Shilla cengo.
“gue abas. Tapi gak disini.. “ lanjut Alvin.
“lah terus dimana?” Tanya Shilla. Alvin tersenyum misterius.
“ada deh :p” shilla mengerucutkan bibirnya.
“parah banget lo!” dengus Shilla.
“biarin deh. Suka-suka gue.” Balas Alvin. Shilla semakin
mengerucutkan bibirnya.
“eh lo tau Jakarta
Basketball Association gak?”Tanya Alvin.
“emm tau. Kenapa?”
“gue kana abas disana..” ucap Alvin.
“HAH? Are you serious?” kaget Shilla.
“yeah! I don’t lie. I’m serious girl!”balas Alvin.
“buset dah berarti lo setingkat sama master gitu dong?”
Tanya Shilla.
“master apaan? Gue juga gak jago banget main basketnya..”
ujar Alvin.
“menurut gue sih jago banget, vin..”
“Thanks..” Shilla mengangguk.
“kayanya udah mau bel, nih..” ucap Shilla sambil melirik
monol di tangan kirinya.
“yaelah.. gue belum main masa udah masuk sih.” Gumam Shilla
pelan. Alvin tersenyum, tetapi pandangannya lurus ke depan.
“lo beda, Shill..” ucap Alvin lalu beranjak dari sana.
Meninggalkan Shilla yang diam terpaku.
“beda? Maksudnya gimana? Muka gue beda? apanya? ah masa
sih?” gumam Shilla tak jelas. Lalu ia senyum-senyum sendiri.
“ternyata di sisi cuek lo, lo itu baik banget, Vin..” gumam
Shilla.
***
“Rio, lo bener-bener gak inget gue?” gumam Ify dengan volume suara sepelan mungkin. Pandangannya focus pada Rio yang sedang asik dengan minumannya.
“Rio, lo bener-bener gak inget gue?” gumam Ify dengan volume suara sepelan mungkin. Pandangannya focus pada Rio yang sedang asik dengan minumannya.
“gue.. gue masih sayang sama lo, Yo. Apa lo masih sayang
sama gue?” lanjut Ify lirih.
“apa lo bilang, Fy?” Tanya Shilla yang baru datang
tiba-tiba. Ify terlonjak kaget.
“shilla?”
“lo bilang lo sayang sama siapa?” Shilla mengulangi
pertanyaannya.
“Rio…” lirih Ify menunduk. Shilla membulatkan matanya.
“Rio? Kok……….” Ucapan Shilla terpotong karena melihat Ify menitikkan
air mata.
“Fy, lo kok nangis?” Tanya Shilla hati-hati.
“gue masih sayang dia, Shill…”
“lo kenal sama dia?” Ify mengangguk pelan sambil menyeka air
matanya.
“Iya. Dia itu cowok gue yang pernah gue ceritain dulu..”
Shilla sedikit mengingat-ngingatnya.
“Yang sebelum lo pergi ke Aussie itu?” Ify mengangguk.
“Yang lo baru jadian sama dia baru seminggu?” Ify kembali
mengangguk.
“yaampun Fy. Kenapa lo baru bilang sekarang?” ucap Shilla
iba.
Ify menghela nafas “gue.. gue bingung, Shill. Feeling gue
bilang Rio itu benci banget sama gue. Padahal.. padahal gue masih sayang sama
dia…” Ify berujar lirih di kalimat terakhirnya. Shilla mengelus-ngelus punggung
ify. Merasa iba dengan sahabatnya itu..
“sabar, Fy. Jangan berfikiran gitu.. Positive Thinking
aja..” saran Shilla. Ify menggeleng.
“gak.. gue yakin. Buktinya dia.. dia dingin banget sama gue.
Dia cuek banget, Shill..” kekeuh ify.
“huft.. terus lo maunya gimana sekarang?” serah Shilla.
“gue pengen dia balik lagi sama gue. Ngulang semua dari
awal.. tapi.. gue rasa itu gak mungkin..”
“Optimis aja, Fy. Yakin kalau dia masih menyimpan perasaan
yang sama kayak lo!” saran Shilla.
“yahh semoga..” lirih Ify menatap miris ke arah Rio..
***
SKIP!!
SKIP!!
Malam Harinya di Rumah Ify….
Ify sedang menonton televisi di ruang keluarga. Mama dan
Papanya belum pulang. Jadilah ia sendiri di rumah dengan 2 orang pembantu dan 1
orang supir pribadinya.
Bukannya focus menonton televisi, fikirannya melayang entah
kemana. Sedang asyik melamun sendiri,
Ify dikagetkan dengan ketukan pintu oleh seseorang.
“haduh siapa sih malem-malem gini bertamu?” dumel Ify sambil
berjalan hendak membukakan pintu.
KLEK! Ify pun membuka pintunya. Betapa terkejutnya ia
melihat siapa yang datang.
“Kak Viaa?” Ify langsung memeluk Sivia. Sivia, adalah sepupu
Ify yang paling dekat dengannya.. sudah seperti kakak-adik. Tetapi, 5 tahun
yang lalu Sivia pindah ke Berlin.
“iya Ify. Haha.. udah gede yah, kamu..” canda Sivia. Ify
melepaskan pelukannya.
“yeee.. yaiyalah masa mau kecil terus..” sungut Ify
cemberut.
“eh kak. Ini pasti Kak Iel kan? “ Sivia mengangguk sambil
tersenyum.
“halloo abang ipar, apa kabar?” Tanya Ify sedikit bergurau.
Iel tersenyum.
“baik.. haha.” Gabriel, biasa disapa Iel. Adalah suami dari
Sivia. Mereka sudah menikah sejak 2 ½ tahun yang lalu.
“kak,yang cantik mungil ini pasti emmm Disha, kan?” tebak
Ify sambil menunjuk seorang gadis kecil yang digendong Iel. Sivia dan Iel
mengangguk.
“waaahh anak kakak lucu banget sih. Sini-sini tante gendong.
Haha..” Ify pun menggendong Disha,anak dari Sivia dan Iel yang baru berusia
belum genap 2 tahun itu.
“ehem..kakak gak disuruh masuk, nih?” sindir Sivia.ify
tersentak, lalu menyeringai.
“yahh terserah sih kalau masih tahan disini. HAHA.. ya boleh
lah kak. Ayo masuk. Sini deh kopernya
aku bawain..” cerocos Ify sambil berjalan duluan sambil menggendong Disha +
menyeret koper Siviel. Mereka semua pun masuk ke dalam.
***
“kak, kok gak bilang-bilang sih mau pulang?” Tanya Ify. Sivia dan Ify sedang berada di kamar Ify. Sedangkan Iel dan Disha di ruang tamu.
“kak, kok gak bilang-bilang sih mau pulang?” Tanya Ify. Sivia dan Ify sedang berada di kamar Ify. Sedangkan Iel dan Disha di ruang tamu.
“yahh terserah kakak lahh..” gurau Sivia.
“yahh kakak gak asyik..” cemberut Ify seperti anak kecil.
“kamu ini..masih aja manja kayak dulu.. yaa kakak kan mau
ngasih surprise buat kalian..” jelas Sivia. Ify manggut-manggut.
“ohh gitu… Kak Iel gak KDRT, kan?” canda Ify.
“nggaklah.. sembarangan banget kamu. dia itu baik banget
Fy.. dia orangnya dewasa, pengertian.. yahh type kakak banget lah..” ujar
Sivia.
“eaeaaa sampe dulu rela kabur dari rumah demi Kak Iel..”
cibir Ify.
“ah kamu.. itu kan udah lama. Gak usah di bahas ah..” kata
Sivia.
“HAHA.. iyaiyaa..”
“terus kamu gimana, Fy?” Tanya Sivia. Ify mengerutkan
dahinya.
“gimanaa?apanya?” bingung Ify.
“apa kamu masih sama Rio?” Tanya Sivia santai.
DEG! Ify terdiam. Tiba-tiba rasa sesak itu menyerang ke
dadanya.. menyelinap masuk kehatinya.
“Ify? Kok diem?” tegur Sivia.
“emm gak tau kak. Dia udah gak inget aku lagi. Dia pasti
udah benci banget sama aku..” ujar Ify lemas. Sivia menghela nafas.. dia paling
tidak suka melihat sikap ke-pesimisan adik sepupunya ini. Dia memegang bahu
Ify, memaksa Ify agar menatapnya.
“denger kakak ya, Fy. Apa kamu masih cinta sama dia?” ify
mengangguk pelan.
“apa kamu masih ingin dia kembali sama kamu lagi?” Ify
mengangguk -lagi-
“kenapa kamu gak coba Tanya aja ke dia?” ify menggeleng.
“gak kak.. aku.. akuu takut..” lirih Ify. Sivia mendengus
pelan.
“kenapa harus takut? Coba aja kamu Tanya.. apa dia masih ingat sama kamu? Apa dia masih sayang
sama kamu?”
“udahlah kak. Aku gak mau mikir hal itu sekarang..” kilah
Ify. Sivia menggeleng tegas.
“nggak! Kakak tau, kamu pasti terus murung kalau masalah ini
gak selesai secepatnya..” Ify hanya diam, memejamkan matanya sejenak. Lalu
membukanya kembali.
“terus apa yang harus Ify lakuin?” serah Ify. Ia benar-benar
tidak tau apa yang akan diperbuatnya sekarang.
“jujur ke dia tentang perasaan kamu yang sebenarnya.” Jawab
Sivia mantap. Ify mendongak.
“hah? Harus ya kak?”
“Iya. Kamu harus mengatakan perasaan kamu yang sebenarnya ke
Rio. Terus minta maaf ke dia, dan
jelasin yang sebenarnya kenapa kamu ninggalin dia tiba-tiba.” Saran Sivia.
“tap….tapi..kalau dia gak maafin aku? Dan gak mau kenal sama
aku lagi,gimana?” Tanya Ify balik.
“Optimis, Fy. Masalah itu difikirin belakangan. Yang penting
kamu lakuin apa yang kakak bilang tadi!” tegas Sivia.
“tap….. tapi kak…..”
“atau perlu kakak bantuin bilangin ke Rio?” potong Sivia.
Ify menggeleng.
“yaudah deh. Aku
coba…” serah Ify. Sivia mengangguk puas.
“yaudah.. kamu tidur gih. Kakak mau liat Dhisa dulu ya?”
“liat Dhisa apa Kak Iel?” goda Ify.
“dua-duanya kali. Haha..” tawa Sivia
“nyeeehh-___-“dengus Ify.
“eh iya..Mama sama Papa kamu mana,Fy?” Tanya Sivia.
“barusan Mama sms, Mama gak bisa pulang. Papa juga..” jawab
Ify. Terlihat sedikit gurat kesedihan di wajahnya. Dan sivia mengetahui itu.
“heyy adikku sayang jangan sedih gitu,dong. Kan ada kakak
disini..” hibur Sivia samba merangkul
Ify.
“iya sih, kak. Tapi aku berasa gak punya keluarga tau... Gak
di Aussie, gak di sini..Mama sama Papa jarang banget dirumah.. yah walaupun
bener aku memang gak punya keluarga lagi..” kata Ify murung.
“kan mereka pergi buat kerja. Buat cari uang.. Kamu harus
ngerti sayang.. lagian masih ada kakak,Kak Iel, kita juga keluarga kamu..” kata
Sivia lembut.
“huh.. iya kak.. Thanks ya kak.”jawab Ify sedikit dipaksakan.
“yaudah, kakak keluar dulu yah?!” Ify mengangguk. Sivia pun
beranjak dari kamar Ify.
Ify membuka laci meja belajarnya. Ia mengambil sesuatu dari sana..
“Rio, apa lo
bener-bener ngebenci gue? Gue ngaku.. gue salah. Tapi.. tapi.. gue pergi juga
terpaksa, Yo..” lirih ify. Air matanya mulai mengalir.
***
Rio sedang berdiri di balkon kamarnya. Angin malam yang dingin berhembus menerpa wajahnya.
Rio sedang berdiri di balkon kamarnya. Angin malam yang dingin berhembus menerpa wajahnya.
“Ify.. lo kenapa baru inget gue sekarang? 4 tahun lalu
kemana aja? Menghilang seperti ditelan bumi..”ujar Rio sendiri. Otaknya memutar
kejadian yang terjadi sekitar kurang lebih 4 tahun silam.
Hari ini, Rio ingin
menyatakan perasaannya pada Ify –teman sekolahnya-
Seorang gadis yang disukainya..
“huft.. gue gugup
banget sumpah..” ujar Rio yang sudah
berada di depan rumah Ify. Ia menarik nafasnya pelan, lalu mengetuk pintu rumah
Ify..
TOK TOK TOK..
“iya.. sebentar.”
Terdengar sayup-sayup suara Ify dari dalam.
KLEK!
“lho Rio? Ada apa
kesini?” Tanya Ify heran.
“emm.. engg.. gue mau
ngajak lo ke danau deket sini. Mau gak?”tawar Rio gugup.
“danau?? ngapain?”
“ada deh.. mau
ya?please..”mohon Rio.
“oke deh. Yukk..” Rio
dan Ify pun pergi ke danau yang letaknya tak jauh dari rumah Ify.
-danau-
Rio sangat gugup
saat ini. Bagaimanapun juga,ini adalah
pertama kalinya ia menyatakan cinta pada seorang cewek. Ia pun memberanikan
diri memegang tangan Ify.
“Ify, gue suka sama
lo.. gue cinta sama lo. Lo mau gak jad pacar gue?” ucap Rio to-the-point. Ify
terkejut.
“lo serius?” Rio
mengangguk mantap.
“sebenarnya gue……..
engg gue……….”
“apa?” Tanya Rio tak
sabaran.
“gue juga suka sama
lo, Yo.” Ucap Ify malu-malu;3
“jadi? Lo mau kan jadi
pacar gue?” Tanya Rio semangat. Ify mengangguk.
“waaa thanks Ify. Gue
janji bakal setia deh..” janji Rio.
“iyaa. Gue percaya kok
sama lo..” balas ify tersenyum.
Semenjak saat itu, Rio dan ify semakin akrab. Mereka sering
pergi-pulang sekolah bersama..
“Ify, Ibu dan Ayah
kamu di Aussie sedang sakit. Besok kamu dan Mama serta Papa akan berangkat ke
sana..” ujar Dessie –Mama angkat ify (adik Ibu Ify)-
“ha? Sakit apa ma?”
kaget Ify.
“Mama juga kurang tau
sayang.. makanya besok kita akan berangkat kesana..” jelas Mama Dessie.
“besok? Cepet banget
ma..”protes Ify.
“yah terpaksa,nak.
Ayah dan Ibu kamu juga ingin sekali bertemu denganmu..” kata Mama Dessie
“huft.. yaudah Ma..”
kata Ify berat.
Keesokan Harinya…. Ify,
Mama dan Papa Ify akan berangkat ke Aussie.
“Rio, maaf ya udah
ingkar janji gak bakalan ninggalin lo. Gue harap lo bisa ngertiin keadaan gue,
Yo..” ujar ify dalam hati.
Sore harinya, Rio
datang ke rumah Ify.
TOK TOK.
KLEK! Pembantu rumah
Ify membukakann pintu.
“mas Rio? Ada apa
mas?” Tanya Bi Lastri ramah..
“emm Ify nya ada, Bi?”
“non Ify? Loh mas
belum dikasih tau, ya? Non Ify dan keluarga tadi pagi udah pergi ke Aussie..”
Rio membulatkan matanya.
“Aussie?” Bi Lastri
mengangguk.
“iya.. emm sebentar
yah mas, saya ambil titipan dari non Ify buat mas..” Rio mengangguk. Bi lastri
pun masuk kedalam. Tak lama, ia kembali dengan sebuah kertas di tangannya.
“ini mas. Surat dari
Non Ify buat mas..” Ucap Bi Lastri sambil menyerahkan surat itu. Rio pun
menerimanya..
“oh em yaudah Bi. Saya
permisi dulu ya?” Bi Lastri mengangguk ramah. Rio pun kembali ke rumahnya.
-rumah Rio-
Rio membuka surat itu
tak sabaran..hatinya gelisah saat ini..
Dear Rio,
Rio, maaf gue gak nepatin janji gue buat gak ninggalin lo.. maaf
banget..
Ayah dan Ibu gue lagi sakit di Aussie. Awalnya gue gak mau pergi.. tapi
karena Ayah dan Ibu gue ingin bertemu dengan gue.. gue gak bisa nolak,Yo. Gue harap lo bisa ngertiin gue.
Thanks :) dan gue harap.. hubungan kita masih berjalan :”) Gue sayang
sama lo, Yo:””””))
-Ify Alyssa-
Rio membuang
pandangannya..tangannya meremas surat itu.
“lo pengkhianat, Fy.lo
bohong.. lo bilang lo gak akan ninggalin gue! Lo jahat, Fy!!” cerca Rio.
“lo… lo aaaaaarrrgghhh
gue benci sama lo, Fy!!!”
Sejak itulah.. Rio
berubah menjadi Rio yang dingin, cuek,jutek,kasar dan sebagainya. Dan semenjak
itu juga ia sudah lost contact dengan Ify. Ia tidak mendapatkan kabar apapun
tentang Ify.
Rio tersadar dari lamunannya…
“gue harus gimana? jujur, gue masih sayang sama dia..” ujar
Rio pada dirinya sendiri.
Oh betapa ku saat iniKu benci untuk mencinta
Mencintaimu
Oh betapa ku saat ini
Ku cinta untuk membenci
Membencimu
aku tak tahu apa yg terjadi
antara aku dan kau
yg ku tahu pasti
ku benci untuk mencintaimu
aku tak tahu apa yg terjadi
antara aku dan kau
yg ku tahu pasti
ku benci untuk mencintaimu
“jujur,gue benci cinta sama lo Fy. Tapi… gue lebih benci
pada diri gue sendiri kalau gue harus membenci lo.”
“gue sayang lo, Fy. Gue yakin.. sangat yakin.. perasaan lo
ke gue masih sama kayak dulu.”
“tapi.. kejadian 4
tahun lalu gak mudah dilupain..” Rio menghela nafas panjang.
“mending gue tidur dulu deh..” gumamnya lalu beranjak menuju
tempat tidur. Mengistirahatkan tubuh serta pikirannya yang lelah itu.
***
-Keesokan Harinya-
-Keesokan Harinya-
Pagi ini, Ify bangun lebih awal. Ia bertekad untuk bertemu
dengan Rio.. ia sudah mempersiapkan mental dan batinnya.
“semoga aja Rio mau percaya sama gue..” gumam Ify pelan
sambil memasang jepit rambutnya. Lalu ia
turun ke bawah. Tak lupa mengambil
tas biru mudanya.
Di bawah…
“Kak Via, Kak Iel, Ify pergi dulu ya?” pamit Ify sambil
menyalami Sivia dan Iel.
“loh gak sarapan dulu, Fy? Tumben cepet bener perginya?”
heran Sivia.
“yahh gapapa sih kak. Sekali-kali cepet dateng gak salah
kan?” alibi Ify.
“iya sih. Yaudah sana berangkat! Hati-hati!” Ify mengangguk.
Lalu ia segera beranjak ke sekolah dengan mobil sportnya.
“Ify itu emang manja banget ya, Vi?” Tanya Iel. Sivia mengangguk.
“iya. Aku heran sama dia. Udah kelas 2 SMA juga masih aja
manja.ckck..” decak Sivia.
“tapi wajarlah, Vi..”
“emang.. eh iya aku liat Disha dulu ya di kamar..” ucap
Sivia. Iel mengangguk pelan.
***
“aduh mampus deh gue.. mana mobil di pake. Terpaksa dah naik angkot nih..” dumel Shilla seraya berlari keluar dari rumahnya.
“aduh mampus deh gue.. mana mobil di pake. Terpaksa dah naik angkot nih..” dumel Shilla seraya berlari keluar dari rumahnya.
“lo sih, Shill. Pake salah atur alarmnya tadi malem.. gimana
nih kalau telat..?” rutuk Shilla pada dirinya sendiri.
Shilla pun berjalan sambil melihat kanan-kiri.. siapa tahu
saja ada angkot.
TIN TIN.. klakson motor seseorang dari belakang Shilla.
Shilla membalikkan badannya.
“heh! Biasa aja deh.. gak usah segitu banget klaksonnya.
Baru beli klakson baru lo? Pamer gitu? Ihh gak banget deh..” omel Shilla.
Pengemudi motor itu melepaskan helm full
facenya. Dan tersenyum ke arah Shilla.
“siapa bilang gue baru beli klakson baru?” Tanya pengemudi
motor itu..
“ALVIN?” kaget Shilla. “aduh bego lo, Shill. Pake omelin Alvin lagi..
aduhh mampus dah malu banget gue..” batin Shilla kembali merutuki dirinya
sediri.
“iyaalah gue Alvin. Emang siapa lagi?” Tanya Alvin tertawa
kecil. Shilla hanya tersenyum malu:3
“eh lo kok jalan sendirian? Biasanya kan naik mobil..” ucap
Alvin.
“mobil gue dipake nyokap.. eh terpaksa gue cari angkot
nih..” rengut Shilla kesal.
“sama gue aja yuk?” tawar Alvin.
“hah?”
“ayo..mau gak?” Tanya Alvin sambil memakain helmnya kembali.
“tap…tapi…….”
“kalau gak mau gue tinggal nih. “ ancam Alvin.
“iyaiya gue mau deh. Lumayan gratis, bisa hemat deh gue..”
cengir Shilla seraya naik dimotor Alvin. Alvin hanya menggeleng-gelengkan
kepalanya. Alvin pun segera melajukan motor cagivanya ke ITS.
***
Ify pun memarkirkan mobilnya. Lalu ia keluar dari mobilnya.. pandangannya menyapu keadaan sekitar. Sepi. Hanya ada segelintir siswa saja.. mungkin karena ini masih 1 jam sebelum bel masuk. Ify melangkahkan kakinya santai kearah kelasnya..
Ify pun memarkirkan mobilnya. Lalu ia keluar dari mobilnya.. pandangannya menyapu keadaan sekitar. Sepi. Hanya ada segelintir siswa saja.. mungkin karena ini masih 1 jam sebelum bel masuk. Ify melangkahkan kakinya santai kearah kelasnya..
Namun, langkahnya terhenti karena mendengar seseorang sedang
memainkan piano di ruang music sambil bernyanyi..
namaku cinta ketika kita bersamaberbagi rasa untuk selamanya
namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa sepanjang usia
suara ini.. suara yang tidak asing bagi Ify.. Ify pun mendekat ke ruang music dan mempertajam indra pendengarannya.
hingga tiba saatnya aku pun melihat
cintaku yang khianat, cintaku berkhianat
Rio! Ya, Ify yakin sekali. Sangat yakin bahwa yang sedang bernyanyi itu adalah Rio.
aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
aku tenggelam dalam lautan luka dalam
aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
aku tanpamu butiran debu
Rio terus menyanyikan lagu itu dengan lembut…membuat Ify ikut terhanyut pada lagu itu.
namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa untuk selamanya
namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa sepanjang usia
Ify memejamkan matanya sejenak. Tak kuat mendengarkan suara Rio yang terdengar lirih itu.. perasaan bersalahnya semakin menjadi-jadi.
hingga tiba saatnya aku pun melihat
cintaku yang khianat, cintaku berkhianat ooh
menepi menepilah menjauh
semua yang terjadi di antara kita ooh
Ify kembali membuka matanya.. sungguh ia sangat merindukan suara lembut khas Rio ini. Ia sangat-sangat merindukannya.
aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
aku tenggelam dalam lautan luka dalam
aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
aku tanpamu butiran debu
“sekarang gue yakin, Yo. Gue yakin lo masih sayang sama gue.. “ Ify bergumam yakin. Sedangkan Rio terlihat memejamkan matanya sambil terus menekan tuts-tuts piano itu dengan penuh emosi, namun tetap terkontrol.
(aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
aku tenggelam dalam lautan) dalam luka dalam
aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
aku tanpamu butiran debu, aku tanpamu butiran debu
aku tanpamu butiran debu, aku tanpamu butiran debu
Lagu Butiran Debu itu di akhiri dengan complete oleh Rio.. permainan
piano Rio yang luar biasa di tambah dengan
suara Rio yang lembut itu. Ify
masih diam di sana.. berusaha menguatkan batinnya untuk menjelaskan semua yang
terjadi..
“Fy, apa lo tau perasaan gue yang sebenarnya?” baru saja Ify
ingin melangkah masuk ke dalam, namun langkahnya ia hentikan karena ingin
mendengarkan apa yang Rio katakan.
“gue masih sayang sama lo. Fy! Gue masih cinta sama lo!
Bahkan perasaan gue ke elo makin bertambah. Tapi.. apa lo bisa ngerasain gimana
perasaan gue waktu itu?” Nafas ify tercekat.. perlahan cairan bening mengalir
dan mata indah Ify.
“apa lo bisa ngerasain jadi gue? Lo ninggalin gue
bertahun-tahun tanpa alasan yang
jelas!” Ify menghela nafas pelan.. “lo
gak tahu apa yang terjadi sama gue sebenarnya..” lirih Ify.
“hah. Gue yakin pasti lo udah punya yang baru kan disana?
HAHA.. gue udah menduga itu semua..” Ify menggeleng-gelengkan kepalanya. Air
matanya semakin mengalir dengan derasnya.
“lo gak pernah ngerasain jadi gue. Terasa seperti perahu
yang terombang-ambing oleh ombak.. dan.. tanpa lo sadari, gue masih sayang sama lo.. Tapi lo? Lo pasti
udah punya pengganti gue!” pernyataan Rio membuat emosi Ify langsung naik.
BRAK! Ify membuka pintu ruang music itu kasar.. ia
membiarkan wajahnya penuh dengan air mata.
“IFY?” kaget Rio.
“apa? Udah puas lo menghina gue? Udah puas lo mencaci gue
seenak lo? HAH?!” bentak Ify. Rio tersenyum miring.
“belum! Gue gak akan berhenti mencaci lo sampai lo bisa
ngerasain hancurnya gue dulu!” bentak rio balik. Ify menunduk., baru kali ini
ia melihat Rio marah besar. namun Ify berusaha menguatkan batinnya. Ia kembali
mengangkat kepalanya..
“OKE terserah lo. Lo boleh menghina, mencaci, terserah..
Asal itu buat lo puas!” bentak Ify. Ia menyeka air matanya kasar.
“hmm.. btw lo ngapain sih balik ke sini? Gak kasian sama
COWOK lo di Aussie?” sindir Rio.
“gak!” jawab ify dingin.
“terus lo disini mau nyari yang baru? HAH? dasar
PENGKHIANAT!!” Ify mengepalkan tangannya. Tatapan matanya menatap Rio tajam.
perlahan ia mendekati Rio .. dan
mengangkat tangannya..
PLAK!! Ify menampar pipi kiri Rio.. emosinya sudah
berapi-api saat ini.
“lo gak berhak men-judge gue seperti itu!!” ucap Ify tajam.
Rio memegang pipi kirinya yang terasa panas.. lalu ia tersenyum miring –lagi-
“Oh ya? Toh itu emang pantes buat pengkhianat kayak lo!”
ucap Rio santai dengan menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya.
PLAK! Lagi, Ify menampar pipi kiri Rio keras.. Sudah cukup
sakit ia menerima cacian dari Rio.
“CUKUP! Apa alasan lo
sampai lo menuduh gue sebagai PENGKHIANAT?! HAH!” bentak Ify. Tak peduli
dengan air matanya yang mengalir deras.
“hmm lo udah mengingkari janji kita dulu. Dan.. itu
alasan utama kenapa gue men-judge lo
sebagai pengkhianat!” ucap Rio tajam. Ify menatap Rio.. tatapannya yang tadinya
tajam berubah menjadi sedih.
Perlahan ia terduduk di lantai. Lalu menunduk..
“lo gak tau kan apa yang terjadi sama gue yang sebenarnya?”
lirih Ify. Rio hanya menatap ify dengan alis sebelah terangkat.
“WAKTU ITU AYAH DAN IBU GUE SAKIT, YO! PARAH! MEREKA
KRITIS.. BESOKNYA, MEREKA PERGI
NINGGALIN GUE! MEREKA MENINGGAL! DAN SEKARANG, GUE UDAH GAK PUNYA KELUARGA
LAGI, YO!” teriak Ify. Nafasnya tersengal-sengal.
Rio terhenyak.. “meninggal?”
“IYA! APA LO GAK BISA NGERTIIN GUE? HAH? PICIK LO! LO
EGOIS!” bentak ify kasar.
Rio menunduk. Ternyata selama ini ia salah menilai ify. Ia
sudah mencap ify sebagai pengkhianat dan sebagainya..
“maaf, Fy..” ucap Rio pelan.
“Oke gue maafin lo.”ucap ify dingin sambil berdiri.
Ify mengambil sesuatu dari blazernya. Sebuah kalung . “apa
lo masih inget dengan ini?”
Rio memperhatikan kalung itu.. “kalung itu….kalung yang
pernah gue kasih ke lo, kan?”
“IYA. Gue masih nyimpen kalung ini.. tapi, kayanya kalung
ini udah gak berarti apa-apa lagi buat gue..” ujar Ify dengan tatapan mata
kosong.
“maksud lo?”
Ify memegang tangan Rio, dan meletakkan kalung itu di tangan
Rio. “gue rasa kita sendiri-sendiri dulu.
Kita harus menyadari sikap kita masing-masing..” ucap Ify. Lalu ia
melangkahkan kakinya keluar.
“Tapi, fy. Gue masih cinta dan masih sayang sama lo. Lo juga kan, Fy?” ucap Rio hati-hati. Ify
menghentikan langkahnya tetapi tidak berbalik ke belakang.
“iya, gue memang masih cinta dan sayang sama lo …” Rio
tersenyum.
“tapi, kita break dulu. Sampai lo bisa merubah sikap egois
lo itu..” lanjut Ify dingin. Senyum Rio langsung memudar.
“break?”
“iya!”
“tap…tapi kita masih
bisa balikan, kan?” ucap Rio pelan.
“siapa bilang kita putus? Kita Cuma BREAK! Okay?” jelas ify.
Rio menghembuskan nafas lega.
“okay. Gue janji akan merubah sikap gue itu.” Tekad Rio.
“bagus..”ucap ify lalu melanjutkan langkahnya.
“tunggu, Fy!” ucap Rio sambil memegang tangan Ify. Ify pun
terpaksa berbalik.
“boleh gue cium kening lo?” Ify menatap Rio. Tampak matanya
memancarkan kesungguhan. Ify mengangguk pelan. Rio pun perlahan mendekati Ify..
dan mengecup dahi gadis itu lembut. Mereka berdua memejamkan matanya
masing-masing. Setelah cukup Rio mengecup dahi Ify, ia pun melepaskannya.
“good luck, Rio!” ucap Ify sambil tersenyum. Dan secepat
kilat ia mengecup pipi kanan Rio lalu beranjak dari sana. Rio termangu..lalu
tangannya mengusap-ngusap pipinya yang di kecup Ify tadi.senyum nya mengembang.
“gue akan dapetin lo lagi Fy.” Ucap Rio mantap. Lalu ia
menyimpan kalung Ify di saku blazernya.
***
SKIP! –Istirahat-
SKIP! –Istirahat-
“hayoo Shillaaa tadi gimana bisa sama Alvin?” goda ify pada
Shilla. Mereka berdua sedang berada di kantin.
“eh apaan sih lo, Fy.” Kata Shilla malu-malu-_-
“jiahh pake malu-malu lagi lo. Udah ceritain aja. Atau mau
gue panggil si alvinnya?” ancam Ify sambil menunjuk Alvin dan Rio yang duduk
tidak jauh dari mereka.
“eh eh jangan Py. Ah elo gak asik..” sungut Shilla.
“haha makanya ceritain gih.” Suruh Ify. Dengan amat terpaksa
Shilla pun menceritakan moment tadi
pagi pada Ify.
“wahaha lucu juga cerita lo itu-_-“ tawa ify.
“apa yang lucu coba?” dumel Shilla.
“eh Shill, lo suka ya sama Alvin?” Tanya Ify telak.
“emm engga.. enggak kokk,fy..” elak shilla.
“yang bener?” goda Ify.
“iya beneran..” gugup Shilla.
“oh yaudah gue panggilin Alvin ah..” jahil Ify..
“AL………….” niat Ify hendak memanggil Alvin diurungkan(-.-)
karena mulutnya di bekap oleh Shilla.
“Ify! Kurang asem lo.. jangan lo panggil si Alvin!” ucap
Shilla sambil melepaskan tangannya dari Ify.
“hehe.. makanya jujur dong sama gue.” Desak ify.
“iyaiya gue suka sama Alvin. Puas lo?!” kesal Shilla.
“haha puas dong..” tawa Ify. Shilla hanya merengut kesal.
“eh Fy, tadi pagi kenapa mata lo sembab?” Tanya Ify.
“pengen tau lo?” cibir Ify.
“Iya.. ayodong kasih tau..” pinta Shilla melas.
“lo pengen tau aja apa pengen tau banget?” Tanya Ify.
“yang mana aja jadi deh. Pengen tau banget juga jadi. Eh
kepo dong gue?” balas Shilla tak jelas.
“hahaa aneh lo, Shil..” tawa Ify.
“yah Ify, cepetan kasih tau kek..”
“iyadeh. Jadi gini………………………………….” Ify pun menceritakan
semuanya. Tanpa ada sedikitpun yang terlewatkan-_-
“cieciee udah baikan sama Rio..” goda Shilla.
“apasih lo. Biasa aja deh..” cuek Ify.
“terus kenapa lo gak balikan aja?” Tanya Shilla.
“yah gue mau dia rubah sikap egois dia, Shill. Masa udah SMA
masih egois? Gak lucu, kan?” jelas Ify. Shilla mengangguk-ngangguk mengerti.
“iya sih..”
***
-Pulang Sekolah-
-Pulang Sekolah-
“hey Fy!”panggil Debo. Ify yang sedang berjalan menghentikan
langkahnya lalu berbalik ke belakang.
“hey De!” sapa Ify balik.
“emm Fy,mau pulang bareng gue gak?” tawar Debo.
“emm gimana ya…” Ify memikirkannya sejenak.
“Ify pulang sama gue..” ucap seseorang di belakang Ify.. tangan kanannya ia letakkan di
bahu ify.
“Rio?” kaget Ify.
“kita pulang bareng kan, sayang?” ucap Rio sambil tersenyum manis. Ify mengerutkan dahinya
bingung.
“Debo, lo pulang sendiri aja gih. Ify pulang sama gue. Oke?”
ucap Rio kalem pada Debo. Debo yang merasa kalah saing sangat panas. Lalu ia
pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.
“Rio, apa-apaan sih?” ucap ify sambil melepaskan rangkulan
Rio..
“yah kok dilepas sih..” kata Rio kecewa.
“ih apaan deh lo..udah ah gue mau pulang.” Ketus Ify sambil
membalikkan badannya.
“eh eh fy.. tunggu! Pulang bareng gue aja ya?” pinta Rio
melas.
“mobil gue gimana?” Tanya Ify.
“udah ntar suruh supir lo jemput aja. Yayaya?!” Ify mengangguk malas. Lalu ia
mengambil handphonenya dan sesegera mungkin meng-sms supirnya untuk menjemput
mobilnya disekolah.
“udah?” ujar Rio. Ify mengangguk.
“yaudah yukk!” Ify pun mengikuti Rio ke motor nya.
***
SKIP!
-sore harinya-
SKIP!
-sore harinya-
“Fy, gimana?” Tanya
Sivia pada Ify. Mereka sedang bersantai di ruang keluarga. Ify yang sedang
memainkan rambut Disha yang berada dipangkuannya menoleh pada Sivia.
“gimana? apanya kak?” Tanya Ify balik
“yah si Rio lah..”
“oh Rio. Beres dong
kak.” Ucap Ify sambil mengacungkan ibu jarinya.
“serius? Gimana ceritanya?” Ify pun menceritakan semuanya
pada Sivia.
“walahh hebat bener kamu,
Fy. Tapi kakak agak bingung deh. Kan seharusnya Rio yang marah..lah
kenapa bisa kamu yang marah?” bingung Sivia.
“gak ada yang marah lagi, kak. Kita Cuma break kok.. Cuma mau menyadari
sikap masing-masing..” ujar Ify bijak.
Sivia mengangguk-nganggukkan kepalanya mengerti. “Langkah
yang bagus, Fy. Kamu sudah pinter memilih mana yang benar..”
“iya dong.. ify gitu..” sombong Ify. Sivia mencibir..
“hahhahaaa..” lalu mereka kompak tertawa.
***
“aduh daripada gue galauin Alvin mending gue main basket dilapangan komplek ah..” gumam Shilla sendiri.
“aduh daripada gue galauin Alvin mending gue main basket dilapangan komplek ah..” gumam Shilla sendiri.
“eh bentar-bentar. Gue? Galauin Alvin? Ya ampun kayanya gue
emang lagi dimabuk kepayang (?) cintanya Alvin
ya.. ckckckk..” gumam Shilla sambil senyum-senyum sendiri.
Ia pun langsung mengambil bola basket miliknya lalu keluar
rumah beranjak ke lapangan basket yang tak jauh dari rumahnya.
-Lap.Basket-
“nah sekarang mulai pemanasan dulu..” ucap Shilla sambil
berlari mengitari lapangan.. setelah merasa pemanasannya cukup , ia pun mendrible si kulit bundar itu.
“sekarang lo drible bola ini ya Shill. Semangat..” ujar
Shilla pada dirinya sendiri. Ia pun
mendrible bola basket itu dengan semangat.
“focus Shill. Focus..” gumam Shilla..
“SHOOT!!!” teriak Shilla sambil melompat di depan ring.
“YEAH MASUUUKK!!” teriak Shilla senang..
“permainan lo bagus.. mau battle?” kata seseorang dari
belakang. Shilla menoleh.
“loh Alvin?” kaget Shilla.
“ck. Lo selalu kaget mulu yaa liat gue..” decak Alvin.
“abis lo nongol tiba-tiba kayak setan.” Ucap Shilla dengan
tampang innocent.
“eh enak aja lo. Tampang kayak Kim Bum lo bilang kayak
setan?” balas Alvin.
“hehe canda.. “ cengir Shilla.
“mau battle sama gue, gak?” Tanya Alvin.
“hah? Gak salah? Walah bisa kalah telak dong gue..” ujar Shilla pelan.
“nggak.. lo pasti bisa mengimbangi gue.. gue liat permainan
lo oke juga.” Puji Alvin.
“yahh tapi gak se-oke permainan lo tau?!” sungut Shilla.
“bodo! Gue gak mau tau. Pokonya lo harus battle sama gue!
Atau bola basket ini gue buang?!” ancam Alvin sambil menunjuk bola basket
Shilla yang berada di tangannya.
“yahh jangan dong. Pemberian Op ague tuh, Vin.” Ucap Shilla
melas.
“makanya ayoo battle sama gue!” paksa Alvin.
“iyaiya.. pemaksa banget sih.” Sungut Shilla.
“bodo amat.” Cuek Alvin. Akhirnya, mereka pun bertanding one
on one.. pertandingan yang seimbang. Shilla bisa mengimbangi Alvin. Namun,
untuk men-shoot bola ke ring sangat susah. Karena ia harus melewati Alvin yang
bertubuh tegap dan tinggi itu :o
Di tengah-tengah pertandingan, Shilla mengibaskan rambut
panjangnya pelan.. dan itu berhasil membuat Alvin terdiam sejenak. “astaga! Lo cantik banget Shill..” batin
Alvin.
“TWO POINT FOR ASHILLA ZAHRANTIARA!” sorak Shilla girang.
karena ia berhasil melakukan jump shoot ke ring. Alvin tersadar,lalu mendelik kesal ke
Shilla.
“eh gak gak. Curang tuh.. ulang-ulang” ucap Alvin tak
terima.
“yeee apaan? Ulang? Gak gak. Gue menang wleeekk :p.” Shilla
menjulurkan lidahnya pada Alvin. Alvin mendengus sebal. Bisa-bisanya ia
terkecoh seperti ini. Ck.
“yaudah gue pulang dulu. Babaii.. bola basket lo gue
bawaa..” ucap Alvin seraya mengambil bola basket Shilla dan secepat kilat ia
berlari menuju motornya yang diparkirkan di pinggir lapangan.
“WOY ALVIN! BOLA BASKET GUE JANGAN DI BAWAA!” teriak Shilla
kesal.
“biarin :p” Alvin pun segera beranjak daari sana. Shilla
menghentak-hentakkan kakinya kesal.
“Alvin sialan!! AWAS LO BESOK!” geram Shilla. Ia pun pulang
ke rumahnya dengan sejuta kekesalan._.
***
SKIP! –Besoknya-
“aduh siapa sih pagi-pagi udah sms..” gumam ify kesal. Ia
mengambil handphonenya lalu membuka sms itu.
From : 0852********
Gue udah di depan
rumah lo. Cepetan keluaaaaaar!
-Rio-
“hah? Rio darimana dapet nomer gue? Trus ngapain lagi dia di
sini?!” gumam Ify bingung. Tak ingin berpikir panjang lagi, ia pun langsung
menyambar tasnya lalu segera keluar.
“IFY! Kenapa buru-buru sih?” tegur sivia.
“aduh kak,.. itu Rio udah di depan.. jadi gak bisa sarapan
deh. Hehe. Bye kak!” cerocos Ify lalu ia
langsung keluar.
“ckckck.. soal Rio aja cepet banget” decak Sivia.
“Rio? Siapa dia sayang?” celetuk Iel dari belakang Sivia.
“eh aduh kamu ngagetin aku aja.. Rio itu yang pernah aku
ceritain ke kamu dulu lho..” ujar Sivia.
“ohh yang pacarnya Ify itu?” Sivia mengangguk.
“kirain aku selingkuhan kamu..” sindir Iel bercanda..
“selingkuhan? Yee enak aja aku kan type setiaa…” balas sivia
tak terima.
“canda sayang…” cengir Iel sambil mengacak-ngacak rambut
Sivia.
***
“Rio? Lo ngapain disini?” Tanya ify begitu sampai di depan
Rio.
“nungguin abang somay, Fy..”ucap Rio santai. Ify menoyor
kepala Rio.
“serius ih..”
“yaa mau jemput elo lah Ify ku sayaaaang..” ucap Rio
geregetan-_-
“siapa yang nyuruh? Lagian darimana lo dapet nomer gue?”
samber Ify.
“ah gapenting. Yang penting sekarang lo pergi sama gue.
TITIK!” tegas Rio. Ify mendengus sebal.
“lo gak berubah ya?!
Egois!” bentak Ify kesal.
“eh eh maaf dong Fy.. gue bukannya egois.gue Cuma mau lo pergi sama gue kok..” jelas Rio
lembut. Ify melipat tangannya di dada lalu membuang mukanya kesal.
“berarti itu kan lo Cuma mau memenuhi keinginan lo sendiri?!
Dan itu sama dengan egois, bukan?” gertak ify.
“yah fy.. maaf dong. Yayyaaa..” melas Rio.
“gak!” Ify membalikkan badannya lalu berlari ke arah mobil
sportnya.. ia pun segera naik ke mobilnya dan memacunya ke ITS.
“aelah jadi marah tuh dia. Lo sih bego banget Yo!” rutuk Rio
pada dirinya sendiri. Ia pun mengendarai Cagivanya menuju ITS –juga-
“wahahahaa.. biar kapok lo Yo gue kerjain..” tawa Ify
sendiri._.
***
SKIP! “ALVIN SIALAN! MANA BOLA BASKET GUEEEE?!” teriak Shilla begitu melihat Alvin yang baru sampai di parkiran motor.
SKIP! “ALVIN SIALAN! MANA BOLA BASKET GUEEEE?!” teriak Shilla begitu melihat Alvin yang baru sampai di parkiran motor.
Alvin menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Shilla. “lo
bener-bener beda yah,Shill..” gumam Alvin kagum.
“heh! Cepet kembaliin bola basket gueeeeee!!” kata Shilla
kesal.
“halah bola gituan berapa sih?” remeh Alvin.
“bukan masalah harganya bego! Itu kenang-kenangan dari Opa
gue tauuuu!!” geram Shilla.
“peduli gitu?” cuek Alvin sambil berjalan melewati Shilla.
Blazernya ia kenakan di pundaknya.
“Vin, balikin dong..” melas Shilla.
“ntar lebaran monyet.” Jawab Alvin asal.
“yahhh Vin. Elo ngeselin bener sumpah deh..” ucap Shilla
kesal. Mereka berdua berjalan di koridor sekolah beriringan.
“yang penting ganteng!”
“ganteng mata lo soak? Mata sipit aja belagu?!” ketus Shilla.
“ganteng mata lo soak? Mata sipit aja belagu?!” ketus Shilla.
“itu kan ciri gue. Ya
pelengkap kegantengan gue gitu…” balas Alvin.
“nyeh-_- lo nyebelin, Vin.” Ujar Shilla pelan. Sudah banyak
warga sekolah yang memperhatikan mereka. Karena tak biasanya Alvin peduli
ataupun berbicara dengan cewe seperti itu..
“lo lebih nyebelin! Ngapain lo ngikutin gue? Kelas lo udah
kelewatan jauh tuh..” jutek Alvin. Shilla terdiam..
“ADUH ALVIN KENAPA BARU
BILANG SEKARANG?!” geram Ashilla. Ia pun berlari menuju kelasnya dengan
perasaan yang sangat-amat jengkel.
“hahaa.. lo lucu banget Shill…” tawa Alvin pelan sambil
memperhatikan Shilla yang mulai menjauh..
***
“IFY! Tungguin gue eeee..” panggil Rio. ify berdecak malas.
“IFY! Tungguin gue eeee..” panggil Rio. ify berdecak malas.
“apaan sih.. udah ah
gue mau ke kelas..” jutek Ify.
“yah Fy. Jangan marah dong.. yaayyayaaa maafin gue. janji
gak akan ngulangin lagi deh.” Ucap Rio panjang lebar.
“ya ya ya.. gue gak marah kok. Lagian itu Cuma
bercanda..” ucap ify santai. Rio mendelik kesal.
“jadi lo gak marah?”
“ya nggak lah. Hahhaaa.. mau aja di boongin..” Ify tertawa
puas.
“lo tuh Fy. Seneng banget ngerjain gue..” sungut Rio sambil
menyamakan langkahnya dengan ify.
“nggak tuh.” Balas
Ify.
“ya ya ya… ngalah aja deh mendingan.. daripada egois.
Sabar-sabar..” gumam Rio sambil mengelus dadanya..
Ify tertawa kecil. “haha.. oke. Gue duluan ya?”
“Sip..” Rio mengacungkan jempolnya sambil mengedipkan
sebelah matanya pada Ify.ify hanya tersenyum.
“eh Yo, lo kok akrab banget sih sama Ify? Kemaren aja kayanya dendam banget sama Ify?!”
Tanya Sion.
“gue? sama ify? Cuma temen lagi..” ucap Rio santai.
“tapi masa temen sedeket itu?” sambung Goldi.
“mau tau aja lo pada..” celetuk Rio. Lalu ia melangkahkan
kakinya ke kelasnya.
“Fy, lo sama Rio pacaran?” Tanya Aren -teman ify-
“emm ngga kok. Kenapa ren?” balas ify.
“lo berdua kayak pacaran tau gak?! Deket banget..” decak
Zahra.
“bisa aja lo berdua. nggak kok..” balas ify tenang.
***
sore harinya..
sore harinya..
“Shilla………” panggil Alvin pada Shilla yang sedang menyiram
tanaman. Shilla yang merasa ada yang memanggil namanya pun menoleh.
“lho Alvin? Ada apa lo kesini?” heran Shilla.
“gue mau ngajak lo jalan. Mau gak?” Tanya Alvin.
“jalan?kemana? aduh mana gue pake baju beginian lagi..” ucap
Shilla sambil memperhatikan penampilannya saat ini. Celana pendek di atas
lutut.. dengan kaos panjang longgar.
“udah gak apa-apa. Lo tetep cantik kok. Yuk..” ucap Alvin.
“yaudah deh.” Shilla pun mematikan slang air itu lalu pergi
bersama Alvin.
“kita mau kemana sih, Vin?” Tanya Shilla.
“ada deh.” Ujar Alvin sambil tersenyum misterius. Shilla
merengut sebal.
***
tak lama, sampailah Alvin dan Shilla di sebuah lapangan basket. Tetapi, lapangan basketnya berbeda.. di pinggirannya di hiasi dengan bunga-bunga yang cantik.
tak lama, sampailah Alvin dan Shilla di sebuah lapangan basket. Tetapi, lapangan basketnya berbeda.. di pinggirannya di hiasi dengan bunga-bunga yang cantik.
“loh kita ngapain kesini, Vin?” bingung Shilla. Alvin tidak menjawab pertanyaan Shilla. Ia menarik
tangan Shilla ke tengah lapangan.
“emm coba lo liat deh dilapangan ini. Ada yang kurang gak?”
shilla memperhatikan keadaan lapangan itu..
“hmm kayanya ga ada, Vin.”ucap Shilla.
“masa? Kayanya ada deh..”
“serius ga ada. Kalau ada emangnya apaan?” Tanya Shilla.
Alvin menunjukkan sesuatu yang ia sembunyikan di belakangnya. Shilla
terbelalak.
“bola basket? Loh ini punya gue kan?” kaget Shilla sambil
mengambil bola basket itu.
“yap. Bola basket! Dan itu emang punya lo.” Ucap Alvin.
“bagus deh lo balikin nih bola gue. loh ini kenapa ada
bacaan “ALSHILL”? alshill itu apa?” Tanya Shilla kembali bingung sambil
menunjukkan sisi bola basketnya yang
terdapat tulisan “ALSHILL”.
“ALSHILL itu singkatan dari Alvin-Shilla.” Jawab Alvin.
“maksudnya?”
Alvin berlutut di hadapan Shilla. Satu tangannya meraih
tangan Shilla..”Shill, gue mau jujur sama lo. Gue suka sama lo.. selama ini gue
sering perhatiin lo. Lo itu beda, Shill. Lo beda dengan cewe lain. Lo kelihatan
apa adanya.. bukan apa adanya.” Jujur Alvin.
Alvin menghela nafas panjang lalu melanjutkan kalimatnya
“dan sekarang, gue mau lo jadi pacar gue.apa lo bersedia?”
“lo.. lo serius?”
kaget Shilla. Alvin mengangguk mantap.
“gue juga suka sama lo, Vin. Gue mau jadi pacar lo..” ucap
Shilla malu-malu.
“huh thanks Shill..” Shilla hanya tersenyum malu.
“dan gue mau. Kita saling melengkapi.. seperti ring basket
dan bola basket..janji?” ucap Alvin, ia mengulurkan kelingkingnya pada Shilla.
“janji!” Shilla membalas uluran kelingking Alvin. Lalu
mereka saling melempar senyum.
***
Keesokan harinya, berita Alvin dan Shilla sudah menyebar ke penjuru sekolah..
Keesokan harinya, berita Alvin dan Shilla sudah menyebar ke penjuru sekolah..
“walah-walah yang baru jadian.. udah gandengan aja..” sindir
Ify pada Alvin-Shilla yang berada di kantin.
“halah bisa aja lo,Fy. Lo juga bentar lagi jadian.” Balas
Shilla.
“sama siapa, Shill?” Tanya Alvin.
“tuh.!” Ucap Shilla sambil menunjuk Rio yang baru datang.
“HELLO YANG BARU JADIAN PEJENYA DONG.” Teriak Rio dengan
suara toanya.
“astaga Rio, lo
tinggal di hutan ya?makanya suka treak-treak..” ucap Ify kesal.
“hehe maap Fy..” cengir Rio.
“Shill, Vin, PEJE!” tagih Ify pada shilla dan Alvin.
“iyaiyaa..” kompak Alshill.
“yeeeee..” Rio dan Ify bertos ria-_-
***
SKIP!
2 hari kemudian….
“Fy, ke ruang music yuk?” ajak Rio pada ify.
“ngapain?”
“yahh nyanyilah. Daripada disini?bosen. lagian guru-guru
jugapada rapat..” ucap Rio.
“oke deh.yukk..” Rio dan ify pun pergi ke ruang music.
-Ruang Musik-
“nah kita duet ya Fy? Gue yang main gitar deh..” ucap Rio
sambil mengambil sebuah gitar yang memang tersedia di sana.
“nyanyi apaan?” Tanya Ify.
“emm SELURUH NAFAS INI ajaa..” seru Rio.
“oke..” ify mengangguk menyetujui. Lalu Rio mulai menggenjreng gitarnya..
Lihatlah luka ini..Yang sakitnya abadi.
Yang terbalut hangatnya bekas pelukmu.
Aku tak akan lupa.. tak akan pernah bisa..
Tentang apa yang harus memisahkan kita..
(RIO)
Disaatku tertatih.. tanpa kau disini.
Kau tetap ku nanti.. demi keyakinan ini.
(RIO)
Jika memang dirimulah tulang rusukku.
Kau akan kembali pada tubuh ini.
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu.
Untuk mu seluruh nafas ini.
(IFY)
Kita telah lewati.. rasa yang pernah mati.
Bukan hal baru bila kau tinggalkan aku.
Tanpa kita mencari jalan untuk kembali
Takdir cinta yang menuntunmu kembali pada ku
(IFY)
Disaatku tertatih (saatku tertatih) .. tanpa kau disini. (tanpa kau disini)
(RIO IFY)
Kau tetap ku nanti.. demi keyakinan ini.
(RIO IFY)
Jika memang kau terlahir hanya untukku
Bawalah hatiku dan lekas kembali
Ku nikmati rindu yang datang membunuhku
Untukmu seluruh nafas ini
(IFY)
Dan ini yang terakhir ( aku menyakitimu)
Dan ini yang terakhir (aku meninggalkanmu)
Takkan ku sia-siakan hidupmu lagi…
(RIO )
ini yang terakhir….
Dan ini yang terakhir..
Takkan ku sia-siakan hidupmu lagi…
(RIO)
Jika memang dirimulah tulang rusukku. (terlahir untukku)
Kau akan kembali pada tubuh ini. (bawa hati ku kembali..)
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu.
Untuk mu seluruh nafas ini.
(RIO IFY)
Jika memang kau terlahir hanya untukku
Bawalah hatiku dan lekas kembali
Ku nikmati rindu yang datang membunuhku
Untukmu seluruh nafas ini
(RIO IFY)
Untukmu seluruh nafas ini…….. Untukmu seluruh nafas ini……..
“Fy,boleh gue
ngomong sesuatu sama lo?” Tanya Rio setelah mereka selesai menyanyikan
lagu Seluruh Nafas Ini dari Last Child feat Giselle dengan sangat indah.
“emm boleh..” balas ify.
Perlahan Rio berlutut di hadapan ify. Di genggamnya kedua
tangan ify dengan lembut.
“gue mau mengungkapkan sesuatu.. gue sayang sama lo. Gue
cinta sama lo, Fy. Apa lo mau kembali menjadi pengisi hati gue lagi? Gue janji
sebisa mungkin merubah sikap yang lo gak suka..”
“gue percaya lo bisa
mengubah sikap lo.. gue juga masih sayang dan masih cinta sama lo, Yo.”
Balas ify sambil tersenyum.
“jadi?”
“Ya, gue mau kembali sama lo lagi..” jawab Ify mantap. Rio
langsung berdiri..
“Thanks.. gue akan buat lo bahagia.. bukan kecewa.” Janji
Rio sambil menatap Ify dalam.
“gue percaya.dan,maaf ya gue sempet ingkari janji gue..”
sesal ify.
“sssssssttt.. udah. Gue udah
bisa nerima itu..” Ify mengangguk sambil tersenyum.
“apa gue boleh makein ini di leher lo?” Tanya Rio sambil
menunjukkan kalung yang dikembalikan ify padanya.
“tentu.” Balas ify sambil melemparkan senyum manisnya.. Rio
juga tersenyum. Ia pun memakaikan kalung itu di leher Ify.
“selesai.. Lo makin cantik kalau make kalung ini..” puji
Rio.
“apadeh gombal..” malu Ify:3
PROK PROK PROKK!!
tiba-tiba banyak siswa yang bertepuk tangan di depan ruang music. Termasuk Alvin dan Shilla. Sontak Ify dan Rio menoleh ke depan ruang music.
tiba-tiba banyak siswa yang bertepuk tangan di depan ruang music. Termasuk Alvin dan Shilla. Sontak Ify dan Rio menoleh ke depan ruang music.
“Loh kalian?” kaget Ify dan rio.
“ehem cieee yang udah balikaann..” goda Alvin –yang sudah
mengetahui semuanya-
“lo pada kenapa bisa disini sih?” Tanya ify heran.
“ya bisa dong.. Keren
banget duet lo berdua tadi. Berasa liat konser mewah gue..” balas
Shilla.
“wah lo pada ngintipin yak tadi?” selidik Rio.
“dikit sih..HAHA.”Alvin dan Shilla bertos ria.
“Yo, fy, mana nih
pajak jadiannya?” Tanya Shilla sambil memainkan alisnya..
“Iya nih. Traktir kita semua dong..”sambung Alvin.
“HAH? Semua? Gila! Bangkrut gue..” keluh Rio.
“halah gapapa lah,Yo. Amal deh.. sekali-kali juga..” kata
Alvin sambil menyeringai.
“PJ PJ PJ PJ..” semua bersorak.. Ify hanya
menggeleng-gelengkan kepalanya.
“iyaiyaaa lo semua ditraktir PJ. Tapi Rio yang bayar…”
celetuk ify lalu berlari meninggalkan ruang musik.
“IFYYYYYYYYY!!” geram Rio.
“HAHHAAA HAHA ..” sontak semua yang ada disana tertawa.
“Alvin, lo emang
pelabuhan cinta gue. lo itu baiiikk banget. Awalnya gue sempet mengengkal kalau
gue suka sama lo. Eeehh ternyata gue emang beneran suka sama lo. Dan yang lebih
kaget lagi, lo juga suka sama gue. gue seneng.. semoga hubungan kita lancar-lancar
aja.amin :)” –Shilla
“shilla, lo emang
beda.lo lebih apa adanya dibanding cewe lain. Mulai sekarang, gue akan berusaha
gak bersikap dingin lagi.. dan itu semua karna lo, Shil..”-Alvin
“Ify,kamu emang udah
gak punya orang tua lagi. Tapi, kami akan selalu ada untuk kamu, Fy. Kita juga
keluarga kamu.. jangan sedih ya :)” –Sivia Iel-
“ify,maaf ya gue
pernah nge-judge elo yang gak bener. Gue sayang dan cintaaaaaaa banget sama lo,
Fy. Gue janji akan setia sama lo. Dan akan selalu buat lo tersenyum:)” –Rio
“Ibu, Ayah..Walaupun
kalian udah gak ada disini,, Ify janji gak akan
sedih lagi. Ify punya banyak orang yang sayang sama ify. Ada mama, papa,
kak Via, Kak Iel, Shilla, dan rio. Ify
akan selalu berdoa buat kalian :”D Rio, sekali lagi maaf udah pernah buat lo
kecewa .. gue cintaa banget sama lo .. gue akan setia sama lo. Dan gue harap
hubungan kita berjalan dengan lancar.amin :)”-ify
Hidup ini bagaikan roaller coaster.. ada kalanya kita akan
terombang-ambing kesana kemari.. tetapi, percayalah bila ada awal yang pahit
akan ada akhir yang manis :)
***
END!!!!!!!
END!!!!!!!
No comments:
Post a Comment