The Moon That
Embraces the Sun 11
Yang Myung Iel-gun menarik Alyssa
dan menatapnya tajam, “apa kau mengenaliku?”
Alyssa terperanjat melihat Yang Myung Iel-gun. Pengawal
membentak Yang Myung Iel-gun, “siapa kau? tangkap dia!”
Yang Myung Iel-gun balas membentak, “beraninya menyentuh
aku! Aku putra tertua mendiang Raja, Yang Myung-gun.” Pengawal terkejut dan
minta maaf. Yang Myung Iel masih ingin
bicara dengan Alyssa tapi tiba-tiba Nok Young muncul, “tolong lepaskan dia
Tuan.”
Alyssa dibawa pergi. Yang Myung Iel berusaha menghentikan Alyssa tapi Nok
Young menghalanginya. Yang Myung Iel marah, “kau pikir siapa yang kau halangi?”
***
Raja berkata sendiri, “tidak
mungkin dia. Tidak mungkin!”
Alyssa menghadap Raja.
***
Yang Myung Iel menatap tajam Nok Young. Nok
Young minta Yang Myung Iel pergi, “anda tidak boleh melakukan ini.”
“Apa yang tidak bisa kulakukan?” Nok Young berkata kalau Alyssa
hanya jimat hidup yang menyerap energi jahat. “Bagaimana anda bisa memiliki
perasaan pada sebuah jimat?”
Yang Myung juga Iel berkata kalau keberadaan-nya juga tidak
lebih baik daripada selembar kertas, jadi bukan masalah. Nok Young berkata
kalau ini takdir terlarang untuk Yang Myung Iel. Yang Myung Iel-gun jadi marah,
“siapa yang memilih takdir ini?”
“Sebagai Guk-mu, saya hanya mematuhi perintah langit.”
“Bukan langit yang menentukan, tapi aku.”
Nok Young memohon, “bukan hanya anda Yang Mulia, tapi
gadis itu juga ada dalam bahaya. Gadis itu bisa menjadi target para politisi,
apa anda tidak bisa mengerti itu? Saya mohon jangan menemunya lagi, jangan
berhubungan dengannya. Jika anda punya perasaan khusus padanya, tolong
menghindar darinya.” Yang Myung Iel hanya bisa menyimpan kemarahan-nya dalam
hati. Kim Chae Alvin melihat keduanya
dari jauh.
***
Raja teriak pada Alyssa, “cepat
jawab aku! Apa kau tidak dengar? Katakan, dimana kau dilahirkan?” Alyssa yang
juga tidak tahu masa lalunya tampak bingung, ia juga tidak tahu pasti. Ia hanya
pernah mendengar kalau tempatnya jauh dari kota. Raja ingin tahu apa Alyssa
pernah tinggal di Hanyang (ibukota) waktu kecil. Alyssa mengikuti Nok Young ke
berbagai tempat. Alyssa tidak ingat orang tua ataupun kakaknya, Alyssa mengira
dirinya yatim piatu. Ia sudah melupakan segalanya sejak menjadi peramal.
“Jadi kau bukan yatim piatu sejak awal. Apa kau ingat seperti apa keluargamu? Apa kau ingat?”
“Jadi kau bukan yatim piatu sejak awal. Apa kau ingat seperti apa keluargamu? Apa kau ingat?”
Alyssa sudah
melupakan semua masa lalunya. Raja berkeras minta Alyssa mengingatnya. Dimana
ia tumbuh, siapa namanya sebelum jadi peramal. “Kapan kau mendapatkan karunia
ini, dari siapa dan dimana! siapa yang memberikannya padamu? Apa aku tidak ada
dalam ingatanmu di kehidupan sebelumnya?”
Alyssa menangis, “jangan tanya lagi Yang Mulia.” Ia tidak
bisa memberikan jawaban atas semua pertanyaan Raja. “Karena saya bukan orang
yang dicari Yang Mulia. Saya tidak tahu seberapa jauh saya mirip dengannya,
tapi jika anda terus saja bertanya, saya mohon tanya saja orang yang
bersangkutan.”
***
Jansil Via sedang disidang di
Seongsucheong. Nok young marah-marah, ia mengusir Jansil Via pergi. Jansil Via
memegang rok Nok Young, ia menangis, mohon ibu angkatnya tidak mengusirnya.
“Guk mu-nim, saya mengaku telah membuat kesalahan, Saya
mengaku salah.”
“Karena kau sudah keluar, seharusnya kau tidak kembali.
Beraninya kau pulang setelah melanggar perintahku!”
Jansil memohon, “saya tidak punya tempat tinggal, jangan
usir saya pergi.”
Nok Young berkata
ia sudah minta Jansil Via untuk menjaga kekuatannya, tidak menggunakannya
secara sembarangan. “Kenapa? Kenapa kau tidak pernah mendengar! Kau..bukan lagi
peramal istana, tinggalkan Seongsucheong segera!”
Nok Young marah sekali. Jansil Via menangis tersedu-sedu
dan Seol Zahra berusaha membujuk Nok Young, “tolong ampuni dia, Gukmu-nim. Ini
bukan pertama kalinya Jansil seperti ini, kenapa anda tidak mengampuninya saja?”
Jansil Via mengaku ia melakukan ini karena merasa iba
pada Yang Myung Iel-gun. “Sekali saja..sekali saja saya ingin memberikan hal
paling kecil untuknya, Baginda memiliki segalanya, tapi Orabeoni..”
Nok Young berbalik dan mendelik pada Jansil.
***
Yang Myung Iel-gun jalan dan ia
terlihat sedih. Yang Myung Iel berpikir, “kali ini pun, Alyssa bertemu Raja
lebih dulu. Kau bahkan memilih tetap di sisi Raja.”
***
Nok Young murka, “tinggalkan
tempat ini segera! Cepat!”
Yang Myung-gun ternyata mengunjungi Park
Huibin di kuil. Huibin sedang berdoa. Yang Myung Iel langsung tanya, “ibu, kenapa? Kenapa kau
selalu membiarkanku hidup untuk orang lain?”
Park Huibin heran, “Yang Myung Iel-gun, kenapa kau kesini
malam-malam seperti ini?”
“Lalu ibu sendiri? Ini sudah malam, kenapa ibu masih
disini?”
“Seperti biasa, aku berdoa demi kesehatan dan keselamatan
Raja.”
Yang Myung menahan tangis, “sekali saja, apa ibu tidak
bisa menyingkirkan Raja, dan menyebut namaku lebih dulu?”
Huibin terkejut, “Yang Myung-gun bagaimana kau bisa
mengatakan kata-kata tidak setia seperti itu?” Yang Myung Iel sekarang marah,
ia bahkan teriak sambil menangis. “Tidak setia, menahan diri, melepaskan,
menyembunyikan, jangan goyah. Apa ibu tidak merasa lelah?”
“Kenapa kau seperti ini?”
“Sekali saja. Kau bisa melakukan apa yang kau inginkan. Kau bisa egois paling tidak sekali saja. Apa kau tidak bisa mengatakannya padaku sekali saja? Mulai sekarang, anakmu tidak akan hidup bagi orang lain lagi.”
“Sekali saja. Kau bisa melakukan apa yang kau inginkan. Kau bisa egois paling tidak sekali saja. Apa kau tidak bisa mengatakannya padaku sekali saja? Mulai sekarang, anakmu tidak akan hidup bagi orang lain lagi.”
***
Jansil Via tiba-tiba berdiri dan
seperti kesurupan Yang Myung Iel, Jansil Via seperti menjadi Yang Myung Iel, ia
bicara pada Nok Young, “aku akan tertawa saat aku ingin tertawa. Marah saat aku
menginginkannya. Mencuri (nya) jika aku menginginkannya. Begitulah aku akan
hidup mulai sekarang.” Alyssa kembali ke Seongsucheong, ia masuk dan heran
melihat kondisi dalam aula, ia menyapa Nok Young, “Shinmu...” Jansil Via yang
kerasukan Yang Myung Iel, langsung mendekat ke arah Alyssa, “kita lari saja. Kita
lari bersama.”
Alyssa terkejut, “Jansil Via.”
Jansil Via masih menyerukan perasaan Yang Myung Iel, “Jika
itu aku, aku akan melindungimu. Jika itu aku, aku tidak akan membiarkanmu
menjadi seperti ini. Jika itu aku..”
Nok young langsung memegang kepala Jansil Via, ia
berusaha menenangkan roh Jansil. “Jika kau tidak menutup mulutmu, aku akan
menutupkannya untukmu.”
Jansil Via akhirnya sadar, ia kembali menjadi dirinya
sendiri. Jansil Via tampak ketakutan. Alyssa bingung. Nok Young memerintah
peramal lain untuk menyingkirkan Jansil Via pergi. Jansil Via diseret dan
dibawa keluar Seongsucheong. Jansil Via hanya menangis di halaman. (Jansil bisa
membaca pikiran dan perasaan Yang Myung, dia punya kekuatan khusus tapi belum
bisa mengendalikannya, mungkin itu yang terjadi.)
Alyssa mencoba membela Jansil Via, “ibu angkat, kenapa
kau melakukan ini?”
Nok Young mengancam, “siapapun yang berani memasukkan
Jansil lagi dalam Seongsucheong akan kena hukuman berat.”
Alyssa berkata kalau Jansil Via tidak bisa mengendalikan
kekuatannya seperti dirinya, jadi Jansil Via hanya membuat kesalahan.
“Meskipun itu kesalahan, jangan mengira kau bisa berdebat
denganku. Jika sudah selesai, kembalilah dan cepat istirahat.” Nok Young masuk
ke ruangan dalam. Alyssa ingin mengejar tapi dicegah Seol Zahra. “Jangan
pikirkan. Dia cuma ingin mendisiplin Jansil Via.”
Alyssa mencemaskan Jansil Via, “anak itu tidak punya
tujuan. Kita tidak bisa membiarkan-nya kedinginan di jalan.”
Seol Zahra yakin
Jansil Via akan segera kembali, dan ibu angkat akan menerimanya lagi. Seol
Zahra minta Alyssa tidak perlu cemas. Alyssa
tetap menghadap Nok Young.
Nok Young sedang meditasi, ia menghela nafas, “jika ini
tentang Jansil Via, jangan membahasnya lagi.”
“Kalau begitu aku juga harus meninggalkan Seongsucheong.”
“Apa kau mengancamku?” Alyssa berkata ia tidak mengancam.
Bukankah dulu Nok Young berkata akan melindungi mereka jika mereka meninggalkan
Seongsucheong? “Aku selalu merasa kalau aku, Seol Zahra , dan Jansil Via tidak
seharusnya tinggal di Seongsucheong.”
Nok Young heran, sejak kapan Alyssa mempunyai pikiran
seperti ini. Alyssa berkata Nok Young benar, “tidak seharusnya aku dipilih
untuk tinggal di sisi Yang Mulia. sekarang aku tahu tidak ada yang bisa
kulakukan untuknya. Aku mencoba meringankan beban dan penderitaan-nya dan
bukannya membuatnya bingung. Aku tidak berharap kehadiranku akan membuatnya
semakin bingung. Orang yang dibutuhkan Yang Mulia, bukanlah aku. Aku harus
meninggalkan Yang Mulia. Ini lebih baik untuknya.”
Nok Young tampak sedih, ia hanya menghela nafas.
***
Raja membandingkan tiga surat
yang ia terima di saat berbeda, oleh orang yang “berbeda” tapi memiliki
kesamaan tulisan yang identik. Hyung Sun mengingatkan Raja untuk istirahat, “anda
tidak tidur sepanjang malam. Bagaimana anda bisa menghadiri pertemuan pagi ini?”
Raja memikirkan kata-kata Alyssa. Saat Alyssa minta Raja
tanya sendiri pada Yeon Ify. Raja mengeluh, “anak itu sudah meninggal,
bagaimana aku bisa bertanya padanya?”
Raja membaca surat terakhir Yeon Ify, “Ayah akan segera membawakan obat saya.
Setelah itu, saya tidak akan bisa bertemu anda lagi.”
“Ayahnya membawakan obat untuknya, setelah itu saya tidak
akan bisa melihat anda lagi. Alvin, apa maksudnya ini?” Tanya Raja pada Alvin. Alvin
berkata sepertinya dia tahu kalau dia
akan meninggal? Raja membenarkan, “jika kau memikirkannya lagi bukankah
berarti, saat ayahnya membawakan obat maka ia akan meninggal?”
“Tapi ayahnya terkenal karena kepribadiannya yang hangat
dan memiliki harga diri tingga. Tidak mungkin ia bisa melakukan itu..pada
putrinya sendiri?” ucap Hyung Sun. Raja tahu, justru itulah ia semakin curiga.
Yeon Ify sangat sehat dan tiba-tiba meninggal. Raja
curiga kematian Yeon Ify bukan kematian normal. “Kalau begitu..Heo Yong Jae
menjadi pembunuh dan membunuh putrinya sendiri?”
Raja tanya apa Uibin tahu sesuatu. Alvin berkata kalau saat itu Heo Yeom Cakka dikirim pergi dan justru merasa sangat
sedih karena tidak bisa menemani adiknya saat meninggal dunia. Dan menanyakan
hal ini pada Uibin adalah terlalu kejam.
Yeom berkemas, ia ingat
perkataan Raja yang memintanya 'liburan' ke distrik Yongnam, dan menikmati
pemandangan. Raja memintanya menikmati alam dan menenangkan perasaan-nya. Tidak
ada maksud lain.
Ny. Heo masuk, ia berkata tidak akan bisa melihat Yeom Cakka
selama sebulan dan tanya apa Yeom Cakka sudah berpamitan pada istrinya. “Tuan
Putri sangat gelisah menunggumu. Cepat pergi dan tenangkan dia.”
Min Agni menangis sedih dalam kamarnya. Yeom Cakka masuk
menemui Min Agni. Min Agni ngambek dan memunggungi Yeom. Yeom Cakka duduk di
samping istrinya, “apa kau sengaja menghindariku? Aku akan segera pergi, kenapa
kau tidak bersedia melihatku?” Min Agni akhirnya berbalik, ia ingin ikut Yeom Cakka
pergi.
Yeom melarangnya, “perjalanan-nya jauh, kau tidak akan
tahan.” Yeom Cakka menghibur istrinya, karena ia tahu Min Agni menunggunya, ia
akan segera kembali.
“Kau pasti sangat membenciku. Karena diriku, kau tidak
bisa menjadi pejabat dan kau tidak bisa meninggalkan rumah. Apa kau benci
menjadi Uibin?”
“Tidak sama sekali.”
“Kau bohong.”
Yeom Cakka menggenggam tangan istrinya, ia berkata Min Agni
adalah penyelamat keluarganya. “Setelah kematian Yeon Ify, orang yang membawa
keceriaan dalam rumah ini adalah kau. Hanya karena itu saja, aku sungguh merasa
sangat berterima kasih.”
“Jadi, kau tidak akan meninggalkanku?”
“Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu?” Min Agni ingin
Yeom Cakka janji. Yeom Cakka berkata sudah memberikan seluruh hidupnya pada Min
Agni.
“Aku percaya kau tidak akan meninggalkanku. Aku percaya
kau akan kembali dengan cepat. Jadi, meskipun aku menangis setiap malam, aku
akan tetap kuat sampai kau kembali.”
***
Yoon berkumpul dengan sekutunya.
Menteri Pajak/Keuangan berkata ia dengar kalau Uibin dikirim ke Yeongnam. “Yang
Mulia sungguh keterlaluan, jika ia ingin mengirim orang seharusnya mengirim ku.
Yeongnam adalah tempat terbaik, khususnya Jinju, dimana gisaengnya adalah yang
paling cantik dan pintar. Sayang sekali.”
Menteri Han Jae Gil kesal, “jika Uibin secabul dirimu,
kita tidak akan segelisah ini. Raja pasti mengirim Uibin kesana untuk
mengumpulkan para pelajar.” Yoon tanya apa mereka sudah menyiapkan bahan yang
ia minta, ia ingin menuduh Uibin melakukan kesalahan.
“Ada dokumen yang menuduh Heo Yeom Cakka melakukan
kesalahan? darimana dapatnya?” Tanya menteri Perpajakan.
Lalu ia baru sadar “..ah ..dokumen palsu ya.”
Yoon ingin mengajar Raja tentang apa itu politik. Raja
menghadiri pertemuan. Menteri ingin Raja menarik kembali perintahnya untuk
Uibin, untuk menghindari gosip.
“Memang cepat. Ada masalah apa?”Tanya Raja.
Menteri Shim berkata “sejak dulu, Uibin tidak diijinkan
ikut dalam politik dan sekarang ada dokumen yang menuduh Uibin mengikuti
kegiatan politik. Saya mohon Yang Mulia menarik kembali perintah anda.”
Raja berkata sudah lama, Uibin tidak pergi meninggalkan
rumah, itulah mengapa ia mengijinkan Uibin pergi melakukan perjalanan untuk
refreshing. Menteri minta Raja mengubah lokasi tujuannya. Raja ingin tahu
kenapa. Menteri berkata Yeongnam berbahaya untuk Uibin.
“Jangan-jangan kau takut kalau perjalanan Uibin akan
menjadi manuver politik untuk mengumpulkan pelajar Yeongnam?”Tanya Raja.
Menteri tetap berkata perjalanan ini berbahaya, “meskipun
perjalanan Uibin biasa saja, tapi orang-orang masih mencari pemimpin yang kuat
dan mungkin akan mengambil ini sebagai kesempatan. Jika orang-orang ini mencoba
bergabung dengannya untuk memperluas kekuatan mereka..maka ia akan menjadi
figur politik.”
Raja menyindir, “Aku dengar kalau aku hanya boneka yang
melakukan apapun keinginan dewan menterinya.”
Menteri Pajak langsung membantah, “ini tidak benar Yang
Mulia. Orang yang berani bicara omong kosong itu harus segera ditangkap dan
dihukum berat.”
Raja tertawa, “Orang bisa bicara macam-macam secara pribadi.
Bukankah kau juga mengatakan itu dibelakang punggungku? Benarkan? Menteri Pajak
kelimpungan.”
Setelah pertemuan, Raja jalan pergi sambil berpikir
dengan kesal, “tidak cukup mematahkan sayapnya, sekarang mereka mengancamku
dengan keselamatannya?”
Raja tiba-tiba berhenti jalan. Hyung sun heran, “ada apa
Yang Mulia?”
“Alvin-ah, bersiaplah untuk melakukan pertunjukan.” Mata
Raja tampak berkilat. Misi dimulai. Raja masuk ke tempat penyimpanan dokumen.
Menteri Shim menyambutnya, “apa yang membuat anda datang kesini, Yang Mulia?”
Raja pasang aksi, “sejak terakhir aku kesini, dokumen
yang diberikan padaku justru semakin berkurang. Bukannya meningkat. Kenapa bisa
seperti itu?”
Menteri memberi alasan, “karena cuaca yang buruk dan juga
ditambah salju yang parah, maka suratnya tidak datang pada waktunya.”
“Tidak sampai pada waktunya?”
Menteri membenarkan. Raja jalan ke arah rak buku, “tapi
kenapa dokumen yang menuduh uibin menyalahi aturan bisa tiba tepat waktu? Apa
mungkin pembawa pesan tidak menyampaikan pesan dan hanya menyampaikan gosip?”
Menteri kelabakan, “Yang Mulia, alasannya adalah..”
“Meskipun aku ikut dalam politik selama 3 tahun, dokumen
yang kuatur tidak lebih banyak daripada yang kau atur.” Raja mulai berakting
marah, ia teriak-teriak karena menteri mengabaikan perintahnya. “Jika anakku
melihat semua catatan ini, apa yang akan mereka pikirkan tentang aku?”
Raja menyapu semua buku-buku dari rak, “katakan!”
Menteri ketakutan, “Yang..Yang Mulia.”
“Seorang yang pemarah, orang sakit-sakitan dan tidak
kompeten? Atau tokoh yang tidak punya kekuatan dalam genggaman tangan
menteri-menterinya?” Alvin mengambil kesempatan untuk menyelinap ke bagian
dalam kantor dan mengambil catatan yang diinginkan Raja. Lalu menyelinap
kembali dan memberikan buku-buku itu pada Hyung Sun. Raja masih meneriaki
Menteri yang kebingungan.
Lalu melirik Hyung Sun sekilas, Hyung Sun nyengir. Raja
teriak, “Kau harus mengingat itu.” Raja pergi. Lalu ia membaca catatan yang
diambil alvin. Alvin tanya apa Raja menemukan petunjuk.
“Tidak. Ini aneh. Bagaimana bisa tidak ada satu
petunjukpun. Kukira jika aku mencari catatan yang mencatat kematian Yeon Ify, 8
tahun lalu, kita bisa menemukan sedikit petunjuk. Hanya dicatat dia meninggal
karena penyakit. Tapi kalau dipikir lagi, ia meninggal terlalu tiba-tiba dan
waktunya terlalu kebetulan. Jika dia jatuh sakit sebelum proses pemilihan, maka
keluarga Kepala Sarjana tidak akan dituduh dan menderita. Jika ia sakit setelah
upacara pernikahan, maka ia tidak akan diusir dengan kejam dari istana.”
***
Ratu Yoon mendapat laporan dari
mata-matanya, ia dengar kalau peramal itu mirip dengan seseorang. Dayang itu
membenarkan, itu yang ia dengar. Yang Mulia sangat marah dan terus bertanya
pada peramal itu, berharap jawaban darinya. Dayang itu mengatakan segala yang
dikatakan Alyssa pada Ratu. Ratu Yoon ingin menemui Ibu Suri. Ia lewat di bekas
paviliun Yeon Ify. Ratu terhenti dan memandang paviliun itu.
Jo Sanggung heran, “ada apa Yang Mulia?”
“Jo sanggung apa kau mendengar suara wanita menangis dari
paviliun Bulan Tersembunyi itu?” Jo Sanggung dan dayang Ratu keheranan, mereka
tidak dengar apapun. Ratu sampai di depan istana Ibu Suri, ia melihat ada tamu.
Siapa yang didalam?
Dayang Ibu Suri berkata, “Guk-mu Seongsucheong ada di
dalam.”
Ratu bersedia menunggu diluar.
Ibu suri minum tehnya. Nok Young memberikan tanggal untuk
malam pertama Raja, ia sudah memajukan tanggalnya. Ibu Suri senang
mendengarnya, anak spiritual Nok Young juga sangat berjasa. Ibu Suri akan
memberikan hadiah untuk Alyssa setelah malam pertama Raja beres. Nok Young
ingin membiarkan Alyssa meninggalkan istana.
Ibu Suri terkejut,
“ini sudah hampir tanggal malam pertama Raja. Bagaimana kita bisa menyingkirkan
jimat itu sekarang?”
Nok young berkata “Raja akan segera membaik dan tidak
membutuhkan jimat lagi. Dan lagi, jika jimat yang menyerap energi jahat terus
disamping Raja, mungkin akan memberikan pengaruh sebaliknya.”
Ibu Suri masih ragu, “tiba-tiba menyingkirkan gadis itu,
bagaimana jika kesehatan Yang Mulia mulai memburuk lagi?” Nok Young berkata
yang paling penting saat ini adalah mengusahakan kesehatan Raja dan bisa
mendapatkan keturunan. Jimat untuk melindungi kesehatan Raja dan jimat untuk
suksesnya malam pertama, bisa dikatakan sangat berbeda.
Nok young akan mencoba jimat yang bisa membuat
Raja dan Ratu sukses menjalankan malam pertama mereka. Ibu Suri heran apa ada
jimat seperti itu. Nok Young membenarkan dan Ibu Suri setuju, “selama itu akan
membuat malam pertama mereka sukses, semua bisa dilakukan.”
Nok Young berkata,”Saya akan menjalankan perintah anda,
Yang Mulia.”
Nok Young keluar dari istana Ibu Suri, ia tampak berpikir
keras. Lalu ia melihat Ratu dan Nok Young segera memberi hormat, “anda datang
Yang Mulia.”
Ratu berkata kalau Ibu Suri telah memanggil Nok Young
kembali ke istana, dan sejak Nok Young kembali, kesehatan Yang Mulia membaik.
“ Saya tidak pantas anda puji.” Ratu langsung tanya apa
peramal itu mirip mendiang Heo Yeon Ify? Ratu tahu Raja tidak pernah menatap
langsung seorang gadis, ia tidak akan membiarkan seorang gadis disisinya. “Apa
mereka benar-benar mirip?” Ratu ingin bertemu Alyssa dan ingin memberikan
hadiah untuknya. Ia ingin tahu kapan waktu yang pas melakukan itu.
Nok Young mengalihkan pembicaraan dan berkata “ekspresi
Ratu tampak kurang baik, seperti banyak menyimpan kecemasan. Sudah berapa lama
anda mendengar tangisan yang keluar dari Paviliun Bulan Tersembunyi.”
Ratu tampak resah dan Nok Young menghiburnya, “jangan
cemas, peramal saya akan segera meninggalkan istana. Tanggal malam pertama juga
dimajukan. Semuanya akan dilaksanakan sesuai keinginan anda.”
Nok Young melirik ke istana Ibu suri dan minta Ratu tidak
perlu menghadap Ibu Suri, karena Ibu Suri juga sudah setuju.
***
Nok Young berkata pada Alyssa,
kalau mulai sekarang Alyssa tidak perlu masuk ke istana Raja lagi. Alyssa
tampak sedih. Nok Young heran, “semua sesuai keinginanmu, kenapa kau terlihat
kecewa?”
“Bukan seperti itu. Aku hanya merasa kalau aku selalu
menyusahkanmu.”
Nok Young minta Alyssa segera mengumpulkan barang-barangnya,
“tunggu sampai besok pagi lalu pergilah bersama Seol Zahra.”
Alyssa keluar dan seorang peramal memberikan surat
untuknya. Alyssa ingin tahu dari siapa, tapi peramal itu menjawab dengan ketus,
“apa aku bahkan harus melaporkan itu untukmu?”
Alyssa membukanya, ternyata dari Jansil Via. Jansil Via
menulis surat dalam hangul. (Itulah mengapa kemampuan Alyssa menulis hanja
membuat semua orang takjub)
Jansil Via menulis : “Alyssa
-ya Onnie, ini aku Jansil. Apa kau mencemaskanku? Aku sangat berterima kasih
karena mendapat bantuan orang yang sangat baik dan aku hidup dengan baik
sekarang. Orang seperti apa dia? Dia adalah orang yang baik dan juga berwibawa.
Dia pria diantara pria! Dia pemberani dan berjiwa bebas. Tapi jika orang
melihat wajahnya, jelas kelihatan kalau dia kesepian. Tidak masalah. Berkat
dia, aku sekarang tinggal di penginapan kecil di kota. Jadi aku minta tolong.
Apa kakak bisa membawakan baju-bajuku? Tapi kau harus merahasiakan ini dari Ibu
angkat. Dan juga jangan mengajak Seol Zahra. Pagi ini dia sepertinya memihak
Shinmu.”
Alyssa membuka lemari Jansil Via dan mengambil baju-bajunya.
Alyssa melihat bungkusan kain biru, saat dibuka ternyata binyeo Bulan Memeluk
Matahari itu. Alyssa mengira itu milik Jansil dan segera membungkusnya.
***
Raja masih memeriksa catatan
tentang Yeon Ify. Raja berpikir keras, “Abamama pasti punya banyak pertanyaan,
dia pasti mengirim orang untuk diam-diam menyelidikinya. Pasti ada rahasia yang
ditinggalkan oleh politisi yang belum terungkap.”
Raja ingat desakan anggota dewan pada mendiang ayahnya
untuk mengusir Putri Mahkota. Lalu seluruh keluarga Heo juga kena akibatnya.
Raja pusing, “tapi sekarang Abamama juga sudah tidak ada di dunia ini.”
Tabib istana yang memeriksa Yeon Ify, juga bunuh diri
dengan racun setelah Abamama meninggal. Yeon Ify minum obat misterius yang
diberikan oleh Kepala Sarjana, yang juga meninggal karena sakit. Semua orang
yang tahu masalah ini tidak ada lagi didunia. Tidak ada yang masih hidup.
“Satu-satunya orang yang masih hidup adalah petugas yang
menyajikan makanan untuk Ayah.”
Raja mengetuk meja, “Alvin-ah. Dimana Hyung Sun selama
ini?” Sang Seon ajaib ini ternyata sibuk membuatkan manusia salju. Ia gemetar
kedinginan. Hyung Sun heran kenapa tiba-tiba menyuruhnya membuat manusia salju.
Hyung Sun memanggil Raja tapi tidak ada jawaban, Hyung Sun langsung masuk ke
dalam. Hyung Sun terperanjat, kamar Raja kosong.
Hyung Sun teriak, “Chon Na!!!!” Raja seperti biasa,
bergidik dan mengorek telinganya.
Alvin heran, “ada apa?”
“Apa kau masih tidak tahu?” Keduanya menyamar lagi
sebagai bangsawan dan menyelinap keluar istana.
***
Raja pergi ke kediaman mantan
Sang Seon yang melayani mendiang Ayahnya. “Apa Tuanmu ada di rumah sekarang?”
Pelayan mantan Kasim berkata kalau majikannya sedang sakit dan saat ini keluar
untuk berobat. Raja tahu kalau mantan Sang Seon itu ada di dalam, ia melihat
sepatu pria itu. Raja sengaja teriak agar mantan Sang Seon mendengarnya. “Bagaimana
kau bisa tidak hormat seperti ini? Yang Mulia mengirim pesan kalau ia punya
masalah untuk dibicarakan dengannya. Jadi berapa lama lagi majikanmu pergi
berobat? Apa ia akan pergi lama atau segera kembali?”
Pelayan mantan Sang Seon bingung, “saya tidak tahu.”
“Baiklah, kalau majikanmu kembali, katakan padanya
seperti apapun ia mencoba menyembunyikannya, kebenaran akan muncul dengan
sendirinya. Meskipun ia bisa menyembunyikan semuanya, kelak dia akan menderita
konsekuensi yang lebih besar.” Raja berkata mereka akan pergi sekarang, “tapi
jika Sang Seon tidak muncul di istana besok, ia akan diseret ke istana untuk
dihukum.”
Raja dan Alvin pergi. Alvin heran, Raja jelas tahu kalau pria itu di
dalam, kenapa tidak bicara langsung padanya. Raja berkata kalau Sang Seon telah
mengunci mulutnya selama 8 th. “Jika pelayan setia seperti dia telah
bersembunyi dariku selama ini, pasti Abamama yang sudah memerintahnya untuk
menyembunyikan kebenarannya.”
Raja tahu jika mereka memaksa, maka tidak akan
mendapatkan informasi yang kita inginkan.
“Hari ini aku datang hanya untuk memastikan tebakanku
saja.” Alvin ingin tahu apa tebakan Raja. Raja tahu kematian Yeon Ify jelas
bukan kematian karena penyakit biasa. “Abamama pasti punya catatan tersembunyi
di suatu tempat. Jika itu bukan kematian karena sakit tapi pembunuhan, maka
kenapa Abamama menyembunyikan kebenarannya?” Raja pusing,
“kita jalan-jalan saja Alvin ah.” Keduanya melanjutkan
jalan.
Tidak menyadari kalau Yang Myung Iel-gun dan Jansil Via ada di sebuah kedai di sebelah kanan
jalan. Jansil Via asyik makan ayam. Jansil Via makan lahap sekali. Yang Myung
Iel-gun mengamati Jansil Via lalu ketawa geli, “setelah selesai makan, pulang
saja ke Seongsucheong.” Jansil Via kaget, ia hampir tersedak.
Yang Myung Iel cemas, “kau tidak apa-apa?”
“Orabeoni, apa aku bisa tidak kembali ke Seongsucheong?”
Yang Myung berkata kalau Jansil tidak bisa bersembunyi dan keluyuran di jalan
hanya karena takut.
“Dengarkan kakak, kembali, berlutut dan mohon ampun
dengan tulus. Aku yakin cara ini akan berhasil.”
“Meskipun aku ingin, aku pikir aku tidak akan bisa
berlutut dan mohon ampun. Kalau aku kembali, aku pasti akan dipotong-potong
sampai habis.”
Yang Myung Iel tidak percaya, “kau sudah tumbuh besar
dengan wajah secantik ini, kenapa kau selalu mengatakan hal-hal yang tidak enak
didengar?”
“Ibu angkat, dia jelas akan melakukan apapun yang ia
katakan. Aku pasti tidak bisa lolos dari ini.”
“Kau penakut, tapi kenapa mau mengambil resiko dihukum
dan datang membantuku?”
“Karena kau orang pertama..kau orang pertama yang
mempertaruhkan nyawamu untuk menyelamatkanku. Orang tua yang membuangku, aku
tidak ingat wajah mereka sedikitpun. Tapi Orabeoni yang menggendongku untuk
melarikan diri, aku tidak pernah melupakan wajahmu.” Yang Myung Iel merasa mereka mirip. Jansil Via tanya apa Yang
Myung Iel juga dibuang orang tuanya dan punya seseorang yang tidak bisa kau
lupakan meskipun setelah mereka meninggal?
“Ya..mirip.” Jansil Via ingin tahu seperti apa orang itu.
Yang Myung Iel berkata kalau orang itu sangat cemerlang dan sangat cantik. “Hanya
melihatnya hatiku tidak bisa tenang. Meskipun ia membuatku sedih, ia juga
membuatku sangat bahagia.”
Jansil Via memutar bola matanya, “kalau aku tahu, aku
tidak akan memanggil Alyssa-ya Onnie kesini menemuimu.”
Yang Myung Iel terkejut,
“apa katamu?”
Jansil Via nyengir, “aku ingin kalian berdua bertemu,
jadi aku memanggil Alyssa-ya Onnie kesini.” Alyssa jalan sambil membawa
bungkusan berisi baju-baju Jansil Via. Ia lewat toko kertas dan teringat
pertanyaan pemilik toko.
“Kenapa anda tiba-tiba mencari kertas surat Nona? Apa
anda ingin menulis surat?”
Alyssa jalan lagi dan melewati pandai besi. Ia tiba-tiba
mendengar suara Seol Zahra kecil, “maaf Nona, saya ingin ke pandai besi
sebentar, saya akan segera kembali.”
Lalu suara Nok Young yang memintanya segera pergi dan
lari, “ini bukan takdir yang bisa kau
tahan, jangan membuat ikatan apapun dengannya.”
Alyssa melihat Putra Mahkota Rio main bola dan saat PM Rio
memakai topeng menariknya lari. Saat PM Rio membuka topeng dan tanya apa kau
mengenaliku? Alyssa tiba-tiba merasa pusing dan hampir jatuh. Sepasang tangan
menahannya, tangan Raja. Keduanya saling memandang.
***
Yoon Dae Hyung jalan bersama
Menteri-menterinya. Menteri Pajak membicarakan tentang lokasi hiburan dengan fasilitas
yang luar biasa, benar-benar surga manusia. Han Jae Gil kesal, “dengan situasi
politik seperti ini kenapa kau masih membicarakan pergi ke tempat seperti itu.”
Menteri Pajak/Keuangan menyindir, “kalau anda tidak ingin
pergi, Menteri Urusan Militer..anda bisa pergi.”
***
Raja dan Alyssa jalan bersama,
keduanya seperti kikuk. Raja membuka percakapan, ia ingin tahu kenapa Alyssa
disini, lalu ingat Alyssa ijin untuk melakukan sesuatu. Raja juga berkata ia
melakukan misi penyamaran. Alyssa menanyakan pengawal Raja. Raja berkata
meskipun tidak terlihat, tapi Alvin selalu disekitarnya.
“Sebagai jimat, bagaimana kau bisa jalan-jalan disiang
hari seperti ini? Tidak heran aku merasa sakit dan tidak nyaman diseluruh tubuh
saat aku bangun hari ini. Sekarang aku tahu alasannya. Peramal yang jadi
jimatku pergi kesana sini dan menularkan penyakit padaku. Bagaimana aku bisa
tidak sakit kepala?”
Alyssa tanya apa Raja kurang sehat. Raja berkata ia cuma
bercanda. “Apa kau tidak tahu kalau aku bercanda?”
Alyssa lega, dan ia pamit pergi. Raja sebenarnya ingin
menahan Alyssa, tapi melihat Menteri Pajak di kejauhan. Raja membatalkannya. Alvin
mendekati Raja. Ia lapor kalau Menteri
Yoon dan anak buahnya menuju kesini. “Sebelum kita bertemu mereka, tolong
kembali ke istana segera.” Raja mengerti.
Alyssa melihat
seorang anak kena marah Menteri Pajak. Anak itu pasti tanpa sengaja menabrak
Menteri dan Menteri marah karena jubah mahalnya kotor. Anak itu minta maaf tapi
Menteri tidak terima, ia ingin anak itu jadi budaknya untuk menebus kesalahan.
Alyssa ikut campur, ia mohon anak itu dilepaskan. Sifat
Yeon Ify memang belum berubah.
Alyssa berkata “di pasar yang sibuk seperti ini tidak
mungkin bisa jalan tanpa bersenggolan, jadi mohon ampuni dia.”
Menteri berkata jubahnya mahal sekali dan bahkan tidak
bisa dicuci dengan air. Ia ingin anak itu membayarnya dan jadi budak. Apa masalahnya? Alyssa
berkata kalau menteri pasti bangsawan terhormat.
Menteri membenarkan, aku ini Menteri Keuangan.
“Karena anda punya jabatan tinggi, seharusnya anda lebih
berempati dan baik hati.”
Menteri Keuangan kesal, “kau ..wanita ini! Kupikir kau
cantik dan sedang berpikir akan melepasmu, beraninya kau bicara sembarangan di
depanku?”
Alyssa menyindir, “kalau Menteri tidak menggunakan bahan
baju dari Joseon, tapi justru sutra impor. Apa yang akan dipikirkan oleh
rakyat?”
Menteri syok. “Apa? Wanita ini..” Ia marah dan minta anak
buahnya menangkap Alyssa. Alyssa berusaha melepaskan diri. Tiba-tiba Raja lari,
melepaskan tangan pria itu dan menarik tangan Alyssa untuk lari secepat
mungkin. Keduanya lari menerjang rombongan Menteri Yoon. Menteri Yoon kesal
tapi diam saja, lalu ia menoleh, “Yang Mulia?”
Setelah aman, Raja marah pada Alyssa,
“kau ini cuma gadis biasa, bagaimana kau bisa seberani ini? Beraninya kau
berdebat dengannya? Jika kau ditangkap dan dibawa, apa kau pikir kau masih bisa
hidup?”
“ Jadi, kalau saya melihat hal yang salah, apa saya harus
tutup mata?”
Raja membela menteri, “anak itu sudah membuat bajunya
kotor. Apa kau tahu semahal apa sutra di negeri ini?”
Alyssa membantah, “bukankah semakin tinggi jabatan
seseorang, orang itu seharusnya semakin baik? Bukan semakin mengagungkan status
sosial, seseorang seharusnya tetap bersikap sederhana untuk dicontoh.”
Alyssa menyinggung pejabat yang hidup di jaman Raja
Sejong bernama Yu Gwan. “Meskipun jabatannya tinggi, ia tinggal di pondok tanpa
pagar.”
Raja menyambung kisah itu, “demi kebaikan Yu Gwan, Raja
Sejong membangun tembok.”
Alyssa berkata menjadi pejabat, berarti tidak bisa
menolak untuk membukakan pintu. Raja dan Alyssa mengucapkan perumpamaan
bergantian.
Alyssa berkata, “Ini berarti memimpin dengan memberikan
contoh, menyatukan rakyat dan sederhana.”
Raja menyindir, “kau..peramal ini..Mengapa semua kata-katamu
benar, tapi tidak enak didengar? Pohon yang kuat bisa ditumbangkan oleh angin.
Jika kau terus seperti ini, hati-hati dengan hidupmu..”
Alyssa tidak mendengar lagi dan menoleh ke arah
keramaian. Raja marah, “beraninya kau melihat ke tempat lain...” Raja terdiam,
ia melihat panggung boneka.
Seorang calo mendekati Raja dan menawarkan posisi paling
depan. Pria itu menarik Raja sampai ke barisan terdepan dan mengulurkan tangan,
“minta uang.”
Raja diam saja, ia tidak membawa uang sepertinya. “5
Nyang!”
Pria itu terus saja minta uang. Alyssa akhirnya membayar
untuk mereka, “ini 10 Nyang.”
Calo itu pergi. Raja dan Alyssa duduk di barisan
terdepan. Brr..pasti dingin sekali.
Raja ngomel, “sekarang aku hutang padamu.” Alyssa tidak
terlalu mempermasalahkan ini dan konsentrasi pada ceritanya. Tentang pelayan
wanita yang jatuh cinta pada Raja. Raja tidak nyaman selama pertunjukan, ia
juga tampak bosan. Raja menguap, merentangkan badan dan menggerakkan kepalanya.
Semua penonton di barisan belakang protes.
Raja kesal, “apa pertunjukan ini menarik?” Alyssa
mengiyakan, baginya menarik. Raja memandangi Alyssa.
***
Yang Myung Iel-gun resah
menunggu Alyssa, “ini sudah lama sekali, kenapa dia belum juga datang. Apa kau
salah memberikan alamat?” Yang Myung Iel menoleh, ternyata Jansil Via sudah
tidur, ia kenyang dan dingin jadi ya..tidur.
Yang Myung Iel mengambil jubah pendeta yang dijemur, dan
menyelimuti Jansil Via. Yang Myung Iel memutuskan mencari Alyssa.
***
Raja masih memandangi Alyssa. Alyssa tanya apa
Raja sudah bertemu orang itu. Raja berkata tidak bisa bertemu orang itu.
Alyssa heran, “kenapa?” Raja berkata anak itu tidak ada
di dunia ini lagi.
Raja menyesal, “aku seharusnya bisa melindunginya, tapi
aku tidak bisa. Banyak yang ingin kukatakan tapi tidak bisa mengatakannya. Jadi
aku belum bisa melepaskan anak itu. Kudengar peramal bisa bicara dengan roh.”
“Saya juga pernah mendengarnya.”
“Jadi apa akan mengatakan pada anak itu pesanku?”
“Apa yang ingin anda katakan padanya?”
“ Kalau aku sangat sangat menyukainya.” Raja tersenyum
pada Alyssa. Alyssa memandang Raja dengan penuh keharuan.
***
Yang Myung
Iel-gun sampai di lokasi pertunjukan boneka dan melihat mereka, adegan
seperti chap 4 terulang lagi. Pandangan Yang Myung Iel-gun penuh kesedihan, ia
cemburu dan marah. Yang Myung Iel-gun berbalik dan menahan air matanya.
****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted
: June 23, 2012
Edited
: August 11, 2012
No comments:
Post a Comment