The Moon That
Embraces the Sun 17
Alyssa mengantar Yang Myung Iel yang
akan pulang dari Seohwalinseo. Yang Myung Iel berkata Alyssa tidak perlu keluar
mengantarnya. Alyssa mengucapkan selamat jalan dan membungkuk. Yang Myung Iel tanya,
“Kau tidak akan tiba-tiba menghilang kan?”
“Meskipun saya menginginkannya,
kemana saya bisa pergi?”
“Benar, karena kau tahanan
sekarang. Kau tahanan dan juga peramal Alyssa.” Yang Myung Iel ingin memastikan
atau membuat dirinya percaya, kalau Alyssa bukan Yeon Ify.
“Apa anda tidak keterlaluan?”
Yang Myung Iel berkata ia senang karena Alyssa adalah tahanan dan peramal. Yang
Myung Iel minta Alyssa masuk dan istirahat, ia pergi.
Alyssa berbalik dan memandang ke satu arah. Yang Myung
Iel jalan pulang dan berpapasan dengan beberapa orang. Yang Myung tiba-tiba merasa
tidak enak, karena orang-orang itu membawa pedang.
Alyssa merasa ada yang datang, tapi karena
tidak melihat siapapun, ia jalan masuk.
Alyssa terhenti karena mendengar seseorang memanggilnya, “Yeon
Ify..Yeon Ify.”
Alyssa menoleh dan terkejut, Raja ada di depannya. Raja
jalan mendekati Alyssa.
“Apa ini kenyataan?” Tanya
Alyssa.
“Apa maksudmu?” Tanya Raja.
“Apa ini bukan ilusi? Apa ini
..benar-benar anda, Yang Mulia?”
“Ini bukan ilusi, ini benar-benar
aku yang datang untuk mencarimu, Yeon Ify..Aku tidak mengenalimu, aku
benar-benar bodoh.” Yeon Ify menangis. Raja mendekat dan memeluk Yeon Ify.
Keduanya menangis. Rasa sedih, menyesal, dan lega jadi satu.
Yang Myung Iel-gun tiba dan menyaksikan keduanya. Sekali
lagi, Yang Myung Iel-gun harus patah hati. Yang Myung Iel jalan pergi sambil
menangis. Ia bertemu Alvin di jembatan. Alvin memberi tanda untuk diam.
Dibelakang Alvin ada tiga pria tadi yang berpapasan dengan Yang Myung Iel. Alvin
berbalik dan menghadang tiga pria itu. Mereka langsung menghunus pedang dan
menyerang Alvin. Alvin bergerak dengan cepat sekali, ia langsung membunuh tiga
pria itu. Tanpa menarik nafas, Alvin langsung lari ke arah Seohwalinseo.
Yang Myung Iel sadar, Raja dan Yeon Ify dalam bahaya. Ia
mengambil salah satu pedang milik pembunuh itu dan lari mengikuti Alvin.
Raja dan Yeon Ify dikepung oleh sekitar 6 orang pembunuh
bertopeng. Raja menggenggam tangan Yeon Ify dan keduanya jalan mundur. Mereka
menyerang. Alvin tiba tepat waktu menangkis serangan mereka dan langsung
mengamankan Raja. Alvin menyerang mereka, tidak memberi ruang pada pembunuh
mendekati Raja. Yang Myung Iel datang dan berhasil membunuh satu orang. Tapi
Yang Myung Iel sendiri terluka.
Raja terkejut, “Hyungnim!”
Raja langsung
merebut pedang Yang Myung Iel dan membunuh seorang pembunuh. Alvin berhasil
menghabisi sisa pembunuh itu dan mengamankan situasi. Tapi sayang, datang lagi
pembunuh yang mengepung mereka. Raja dan Yang Myung Iel bertukar pandang. Raja
mengangguk pada kakaknya. Yang Myung Iel mengerti dan langsung menarik Yeon Ify
lari. Raja dan Alvin menghadapi para pembunuh. Raja dan Yeon Ify sempat
bertukar pandang sebelum Yeon Ify lari bersama Yang Myung Iel. Yang Myung Iel
mengajak lari Yeon Ify. Ia tidak menjawab saat Yeon Ify tanya mau kemana
mereka.
Raja dan Alvin berhasil mengatasi pembunuh-pembunuh itu. Alvin
berkata ada pondok kecil di sebelah Barat. “Jika terjadi kondisi darurat,
mereka berencana melarikan Nona ke sana.”
Raja segera pergi ke pondok itu. Tapi tidak ada orang di
dalamnya. Raja segera kembali ke kudanya dan pergi ke kediaman Yang Myung Iel.
Salah seorang
pembunuh yang lolos, menghadap Perdana Menteri Yoon. Yoon marah, “Kau
membiarkan gadis itu lolos lagi?”
Pembunuh itu lapor, “Ini karena Raja dan Pengawal Alvin
datang, juga P. Yang Myung yang membantu gadis itu melarikan diri.”
Yoon geram, “Bagaimanapun caranya, gadis itu harus
ditangkap dan singkirkan juga Gukmu Seongsucheong itu.”
***
Nok Young jalan bersama Seol Zahra dan Jansil Via
ke satu tempat. Nok Young ingat setelah bertemu Raja, Hyung sun menyampaikan
perintah Raja. Nok Young adalah satu-satunya saksi dalam kasus Putri Mahkota.
Sampai dengan masalahnya selesai, Nok Young harus sembunyi. Ini perintah
Kerajaan. Cari tempat dimana Nok Young tidak akan ditemukan, tapi jika Nok
Young dipanggil, Nok Young harus segera kembali. Tapi jika, Nok Young melarikan
diri atau bunuh diri, maka akan ada konsekuensi yang harus ditanggung. Nok
Young mengerti. Seol Zahra melarikan diri dari mereka di sebuah persimpangan.
Jansil Via terkejut, “Eonni! kau mau kemana?”
Jansil Via takut Seol Zahra tidak akan kembali pada
mereka.
Nok Young menenangkan Jansil Via, “Tidak apa-apa, dia
akan kembali. Kau ikut aku.”
***
Raja tiba di kediaman kakaknya, tapi Yang
Myung Iel juga tidak ada disana. Sekarang ia mulai cemas. Raja kembali ke
istana. Hyung Sun terkejut melihat darah di hanbok Raja. Ia langsung ingin
memanggil Tabib, tapi Raja membentak. “Tidak perlu!”
Raja duduk dan wajahnya tampak geram, “Hari ini semua
yang terjadi harus dirahasiakan.”
Raja menahan marah, “Yoon Dae Hyung..”
Lalu ia memikirkan
kakaknya dan Yeon Ify.
***
Yang Myung Iel jalan ke arah kuil Lady Park.
Kebetulan Lady Park sedang keluar, ia terkejut melihat Yang Myung Iel yang
terluka. “Yang Myung Iel-gun!”
Yang Myung Iel hanya sempat berkata, “Eomeoni.” Lalu
pingsan.
Lady Park minta tolong Yeon Ify membawa Yang Myung Iel masuk.
Lalu Lady Park ingat pernah melihat Yeon Ify, saat Yeon Ify dan Bo Kyung Shilla
memberi hormat pada Ibu Suri, didepan Ratu dan juga dirinya. Ia tahu siapa Yeon
Ify.
Lady Park merawat luka Yang Myung Iel dibantu Yeon Ify.
Ia baru buka suara, “Apa anda adalah putri Kepala
Sarjana?”
Yeon Ify tertegun, tapi tidak berani berbohong, ia
membenarkan. Ratu muka Lady Park menjadi sedih dan ia hanya menghela nafas.
Yeon Ify bingung, “Ada apa?”
Lady Park memandang putranya yang pingsan, ia menahan
tangisnya, “Kenapa..kenapa kau harus tenggelam dalam cinta yang akan membuatmu
sakit hati?”
Lady Park duduk di luar bersama Yeon Ify. Ia tidak tahu
bagaimana Yeon Ify bisa bertahan hidup. Ia berkata kalau Yang Myung Iel pernah
menemuinya dan tanya apa ada yang dinamakan reinkarnasi, ia bersedia melepaskan
semuanya, gelar, reputasi, kekayaan-nya. Tapi ada satu orang yang tidak akan
pernah bisa ia lepaskan.
Yeon Ify menunduk, ia mengerti maksud Lady Park. Lady
Park menghela nafas, “Mungkin ia ingin menunjukkan padaku wanita yang
menggerakkan hatinya, dan orang seperti apa dia.”
Lady Park menangis, “Hanya demi ibu yang seperti diriku,
dia menyeret tubuhnya yang terluka untuk datang kesini.”
Kim Chae Alvin melihat keduanya, lalu pergi.
***
Alvin kembali ke istana dan menghadap Raja.
Raja berkata, “Jadi
mereka tidak ada di kuil?” Alvin berbohong dan mengiyakan. Raja sepertinya tahu
kalau Alvin bohong. Tapi ia diam saja dan mengajak Alvin mengikutinya. Raja
masuk ke kamar mandinya. Raja minta semua pergi kecuali Hyung sun dan Alvin.
Raja minta Alvin memberikan pedangnya.
Alvin langsung menyerahkan pedang pada Raja. Hyung Sun
mengamati Raja dengan waspada. Tiba-tiba Raja mengarahkan pedang ke leher Alvin.
Hyung Sun ketakutan, “Chon Na..! Mengapa anda melakukan
ini?”
Raja berkata ke Alvin, “Tolong buka bajumu.”
Hyung sun langsung menyilangkan tangan di dadanya.. Alvin
tidak mengerti.
Raja berkata Alvin benar-benar tidak menyenangkan, Alvin
bahkan tidak berkedip dengan pedang di lehernya, “Paling tidak kau harus
menunjukkan sedikit rasa takut. Aku cuma bercanda.”
Hyung Sun langsung komplain, “Yang Mulia. Mengapa anda
selalu seperti ini? Saya takut setengah mati.”
“Mencari mereka sepanjang malam
yang dingin, pasti sangat melelahkan. Masuklah. Aku sudah menyiapkan ini khusus
untukmu.”
“Sebagai pelayan anda, saya
tidak bisa masuk ke dalam situ.”
“Cepat masuk. Ini perintah
Kerajaan. Melanggar perintah Kerajaan berarti tidak setia. Menyebarkan bau
badanmu padaku juga tidak setia. Dan juga..tidak tegas diantara aku dan Kakak,
adalah kejahatan.”
Alvin tertegun. Raja tahu ia bohong dan Raja kesal karena
Alvin sempat ragu dan berani berbohong demi Yang Myung Iel-gun.
Raja memberikan pedang Alvin pada Hyung Sun, “Jaga pedang
Alvin. Jika ia keluar dalam setengah jam, pakai pedang ini untuk menebasnya.”
“Yang Mulia.”ucap Alvin.
“Alvin, meskipun aku tidak bisa memberimu posisi yang
lebih tinggi, aku menyayangimu diatas yang lainnya. Jadi, jangan sampai susah.
Karena apa yang menyusahkanmu, akan menimpaku.” Raja jalan keluar. Sementara
Hyung Sun memegang erat pedang Alvin.
***
Paginya, Yang Myung Iel-gun sadar dan meskipun
menahan sakit, ia segera keluar mencari Yeon Ify. Yeon Ify dan Lady Park sedang
membuat hiasan manik-manik. Yang Myung Iel melihat keduanya dan ia tampak lega
karena Yeon Ify masih ada di dekatnya.
Lady Park melihat Yang Myung Iel, “Kau sudah bangun.”
Ia masuk ke dalam untuk mengecek sarapan dan memberikan
waktu untuk mereka. Yang Myung Iel mengira Yeon Ify sudah pergi.
Yeon Ify berkata ingin bertemu Yang Myung Iel sebelum
pergi. Yang Myung Iel mengajaknya jalan-jalan. Keduanya jalan dan terdiam
beberapa lama, lalu Yeon Ify tanya berapa lama Yang Myung tahu. Yeon Ify sadar,
“Apa mungkin ..karena Haewooseok?”
“Kalau tidak tahu justru lebih aneh kan. Haewooseok
adalah istilah ciptaanku, saat memberikan batu itu padamu. Jadi, satu-satunya
yang tahu namanya adalah kau.”
Yeon Ify heran, “Lalu kenapa pura-pura tidak tahu?” Yang
Myung Iel menahan tangisnya, ia tidak ingin tahu.
Selama mungkin, ia ingin berpura-pura tidak tahu. “Melihatmu
hidup, aku sangat bahagia. Tapi, jika aku mengakui yang sebenarnya.. semuanya
akan lenyap seperti mimpi. Apa kau tahu rasanya? Kalau kau buka mata di pagi
hari, ada tempat dimana kau bisa pergi..dimana ada hal yang bisa kau lakukan,
orang-orang yang membutuhkan aku dan bisa melihat orang yang sangat kurindukan.
Aku sungguh sangat bahagia.”
“Saya juga ..sangat bahagia. Setiap kali jalanan tampak
gelap dan dimana sepertinya tidak ada harapan, Yang Myung Iel-gun selalu
menjadi cahaya bagi saya. Karena anda, saya bisa menyingkirkan masalah saya
untuk sementara dan tersenyum bahagia. Saat saya sebagai peramal Alyssa, atau
saat saya sebagai Heo Yeon Ify, saya selalu merasa berterima kasih pada anda.
Tapi juga, selalu merasa sangat sedih. Saya tetap tidak bisa memberikan pada
Pangeran, jawaban yang anda inginkan. Yeon Ify ingin Yang Myung Iel membebaskan diri darinya dan menemukan orang
lain, dan hidup bahagia. Hanya ini yang bisa saya berikan pada Pangeran,
ketulusan.”
Yeon Ify pamit dan membungkuk pada Yang Myung Iel.
Yang Myung Iel menahan tangan Yeon Ify, “Di kehidupan
lalu, kau adalah milik Yang Mulia. Di kehidupan ni, apa kau tidak bisa tetap di
sampingku?”
Yeon Ify tampak serba salah.
Tiba-tiba terdengar seruan, “Jelas tidak!”
Raja dan Alvin tiba. Yang Myung Iel dan Yeon Ify tampak
terkejut. Raja jalan mendekat dan langsung melepaskan tangan kakaknya dari Yeon
Ify. Ia memerintah Alvin mengawal Yeon Ify kembali ke istana. Yeon Ify jalan
mengikuti Alvin, ia menoleh lagi dengan cemas ke arah kakak-beradik itu. Tapi
tidak punya pilihan selain pergi bersama Alvin.
Raja marah, “Hyungnim,
apa kau tahu apa yang baru saja kau lakukan? Melarikan diri dengan wanita milik
Raja adalah kejahatan.”
Raja melemparkan pedang ke arah Yang Myung Iel.
Yang Myung Iel menangkap pedang itu, ia tertawa sinis, “Apa
anda ingin menghukum saya sebagai penghianat?”
“Jika aku ingin mengambil
nyawamu, aku bisa menggunakan kekuatan dari hukum negara.”
“Lalu ini apa?”
“Aku memberimu kesempatan untuk
mengambil kepala Raja, hyungnim. Pedang di tanganmu..itu nyata. Jika kau
mengambil kepalaku sekarang, kau akan menjadi Raja negeri ini, hyungnim.”
Raja menghunus pedangnya. Yang Myung Iel menahan air
matanya dan menghunus pedangnya juga. Keduanya mulai bertarung. Mirip seperti
dulu, saat mereka remaja. Saat itu Yang Myung Iel diatas angin dan mengarahkan
tongkat ke leher Putra Mahkota Rio. Saat inipun, Yang Myung Iel-gun juga lebih
unggul dan mengarahkan pedang ke leher Raja.
Raja membentaknya, “Apa kau pikir dengan menjadi Raja
maka kau akan mendapatkan semua keinginanmu?”
“Jika saya menjadi Raja, paling
tidak saya tidak akan dipanggil penghianat.”
“Lalu, dengan tanganmu
sendiri...kenapa kau ragu-ragu? Aku berkata penggal kepalaku!”
Yang Myung Iel justru gemetaran. Matanya penuh dengan air
mata. Ia menarik pedangnya dan berbalik. Yang Myung Iel tidak bisa
melakukannya.
“Hyungnim, Kau sudah
menyia-nyiakan kesempatanmu hari ini. Kelak, jangan pernah berharap mendapatkan
kesempatan lagi.” Yang Myung merasa marah, ia berbalik dan menatap Raja dengan
tajam.
***
Raja akhirnya kembali ke istana, Alvin
mengikutinya. Hyung sun tampak cemas. Raja jalan masuk kamar dan berdiri di
depan tirai, ia tanya apa Yeon Ify bisa istirahat. Terdengar jawaban dari balik
sekat, “Ya.”
Raja bertanya, “Apa aku boleh tanya sesuatu?”
“Silahkan bertanya.”
“Apa kau merasa kau sudah dibawa
ke sini dengan paksa?”
“Jika saya tidak bersedia, apa
anda akan mengijinkan saya pergi? Hati saya sudah menjadi milik Yang Mulia
sejak dulu. Jadi apa yang anda khawatirkan?”
“Apa aku boleh membuka pintunya?”
“Silahkan.” Jawab Yeon Ify. Raja
memerintah pelayan membuka sekat. Mereka membukanya dan Yeon Ify membuka pintu
ruangan di belakang sekat. Yeon Ify sudah ganti baju, sesuai dengan status
bangsawan-nya. Sama seperti 8 tahun lalu.
Raja tertegun melihat Yeon Ify. Raja minta Yeon Ify
mendekat.
Yeon Ify maju beberapa langkah.
“Lebih dekat lagi.”pinta Raja.
Yeon Ify maju sedikit. Raja tidak sabar, ia jalan
mendekat dan langsung memeluk Yeon Ify. Semua orang memalingkan wajahnya.
Yeon Ify merasa malu, “Tolong jangan seperti ini.”
Raja melihat ke
arah Hyung sun dan dengan matanya, ia menyuruh Hyun Sun menyingkirkan semua orang
.
Hyung sun berujar, “Semuanya keluar.”
Alvin dan yang lainnya mundur teratur, keluar dari kamar
Raja. Tinggal Hyung sun yang memandang Raja dengan pandangan terharu campur
senang, lalu ia menutup pintu. Raja memandang Yeon Ify, ia senang sekali.
Akhirnya setelah 8 tahun.
Raja memeluk Yeon Ify
dan memanggil namanya berkali-kali.
Yeon Ify tersenyum, “Ya, Yang Mulia.” ia juga terus saja
menjawab panggilan Raja.
Raja jalan bersama rombongan dan ia tidak bisa
menyembunyikan rasa bahagianya. Raja ingat kata-kata Yeon Ify, kalau hatinya
sudah menjadi milik Raja sejak lama, jadi kenapa harus khawatir. Raja melihat
ke arah Hyung Sun yang ikut nyengir lebar.
Raja mendelik, Hyung Sun tetap nyengir. Rombongan mereka
bertemu Perdana Menteri Yoon. Yoon tanya, Raja mau kemana.
Raja berkata akan kembali ke kamarnya untuk istirahat, “Apa
ada yang akan kau katakan padaku?”
“Saya dengar anda meninggalkan istana dengan menyamar dan
ada masalah yang terjadi. Apa Yang Mulia baik-baik saja?”
“Ini benar-benar aneh..yang tahu kalau aku meninggalkan
istana dengan menyamar hanya aku dan pembunuh itu, Perdana Menteri Yoon,
bagaimana kau bisa tahu?”
Yoon berkata sudah menjadi tugasnya sebagai Perdana
Menteri untuk tahu semua yang terjadi pada Raja. Raja berterima kasih atas
perhatian Yoon. Ia akan jalan pergi, tapi berhenti dan tanya, “Kudengar Menteri
Yoon suka berburu.”
Yoon tanya kenapa Raja menanyakan itu. Raja berkata ada
kompetisi militer sebentar lagi. Ia ingin belajar beberapa teknik berburu dari
Yoon, “apa kau akan mengajariku beberapa trik?”
Yoon tersenyum, ia tidak punya trik khusus. Hanya kalau
sudah mendapatkan target, ia tidak akan melepaskannya. Raja mengulang, “Pertama
kau harus menentukan target, mengejarnya terus dan tidak menyerah, sampai
akhirnya kau menangkap dan membunuh buruanmu. Baik, aku akan mengingat itu.”
Raja jalan pergi. Yoon tampak curiga.
Raja membaca laporan-laporan di kamarnya. Tapi ia tidak
bisa konsentrasi.
Raja tanya apa yang dilakukan Yeon Ify.
“Membaca buku.”jawab Yeon Ify.
“Saat aku tanya beberapa waktu
lalu, bukankah kau juga mengatakan hal yang sama? Apa kau tidak bosan dengan
itu?”
“Saya tidak bosan. Jadi Yang
Mulia, tolong konsentrasi pada masalah negara saja.”
“Buku apa yang kau baca?”
“Saya membaca Han Bi Ja.”
(Filosofi Cina)
Raja menghela nafas, “Apa buku itu begitu menarik?”
Yeon Ify membenarkan, “Ya sangat menarik.”
Raja menyerah, ia melempar gulungan laporan. Lalu menundukkan kepala. Tiba-tiba Raja
seperti punya ide. Yeon Ify masih asyik membaca, tidak mendengar ada yang
mendekatinya.
Yeon Ify mengangkat wajah dan tertegun melihat Raja
pindahan. Raja membawa laporan sekalian mejanya dan pindah ke kamar Yeon Ify :)
Raja meletakkan meja di depan meja Yeon Ify, lalu melanjutkan baca laporan.
Raja kesal, “Apa buku itu begitu menarik sampai kau tidak
mendengar kalau aku datang.”
“Kapan anda datang?”
Raja ngomel dan mengeluh, “Tidak bertemu denganku selama
8 tahun dan aku bahkan tidak sebanding dengan Han Bi Ja?”
Yeon Ify heran, “Apa anda cemburu dengan Han Bi Ja?”
Raja mendengus, “Ha, cemburu? Aku merasa kalau aku sudah
ditipu.”
Yeon Ify tidak mengerti, “Bagaimana bisa merasa ditipu.”
“Selama lebih dari 8 th ini,
aku...tidak pernah mencintai orang lain, tidak sekalipun. Aku tinggal di istana
yang penuh dengan ‘bunga’. Demi menjaga kesucianku, apa kau tahu sebesar apa
niat dan kekuatan fisik yang dibutuhkan?”
Yeon Ify heran, “Apa anda membutuhkan kekuatan fisik
untuk melindungi kesucian anda?”
Raja tidak percaya, “Tentu saja! Bagaimana kau bisa
mengerti malam dimana darah mudaku bergolak. Olahraga itu penting. Sangat
penting.”
Yeon Ify tidak percaya, “Yang Mulia, anda berkata tidak
pernah mencintai wanita lain. Itu bohong, ya kan?”
“Bohong? Kepada siapa aku
memberikan perhatianku memangnya?”
“Pada peramal Alyssa yang
menjaga anda setiap malam, bukankah hati anda tergoda?”
Raja awalnya bingung menyangkalnya, tapi kemudian ia
sadar. “Tidak tunggu dulu, bukankah Alyssa itu adalah kau?”
Yeon Ify masih kesal, “Bagaimanapun, hati anda tergerak
pada Alyssa dan bukan saya. Jelas kalau hati anda tergoda.”
Raja tiba-tiba ketawa geli, Yeon Ify heran, “Kenapa anda
tertawa?”
Raja geli, “Apa kau cemburu? pada dirimu sendiri? Ini
sangat menggelikan.”
Yeon Ify marah dan menutup muka dengan buku, “Kenapa anda
seperti ini? Saya akan melanjutkan membaca. Yang Mulia silahkan melanjutkan
membaca dokumen anda.”
Raja menyingkirkan mejanya. Ia duduk di depan Yeon Ify
dan menurunkan Han Bi Ja menyebalkan itu. Raja berkata, “Benar-benar lucu kalau
kau cemburu dengan dirimu sendiri. Tapi, aku jatuh cinta untuk kedua kalinya
pada wanita yang sama, ini bisa dikatakan tidak normal juga.”
Raja tiba-tiba mencium Yeon Ify. Membuat Yeon Ify
terperanjat. Raja nyengir dan kembali duduk membaca dokumen seperti tidak
terjadi apa-apa. Yeon Ify justru tertegun melihat Raja dan melupakan Han Bi
Ja-nya.
***
Yoon
menghadap Ibu suri tua dan lapor kalau Heo Yeon Ify ternyata masih hidup. Ibu
suri Tua merasa ini tidak masuk akal.
Lalu ia sadar, “Ini pasti perbuatan Jang Nok Young.”
Ibu suri Tua murka sekali. “Beraninya kau..beraninya
kau..”
Yoon berkata Raja sepertinya tahu apa yang terjadi, “Karena
ia sudah memanggil Nok Young dan setelah itu, Nok Young menghilang. Mungkin
Raja yang menyembunyikannya. Gadis di Seohwalinseo itu juga disembunyikan oleh
Raja. Keduanya berarti disembunyikan Raja.”
Ibu suri tua heran, “Jika Raja tahu, kenapa ia masih diam
saja.”
Yoon merasa Raja menunggu waktu yang tepat atau masih
belum tahu kebenarannya. “Tapi bagaimanapun, mereka harus bergegas dan membunuh
dua orang itu. Meskipun akhirnya Raja tahu apa yang terjadi, tapi jika dua
orang itu tidak ada lagi, maka kebenarannya akan terkubur.”
Ibu Suri memutuskan akan menemui Raja.
***
Yeon Ify sekarang lebih sering memandangi
Raja, daripada Han Bi Ja-nya. Raja melihat ke arah Yeon Ify dan keduanya
tersenyum. Hyung Sun juga cengar-cengir sendiri di luar kamar.
Tiba-tiba Ibu Suri Tua tiba. Hyung sun panik, ia memberi
hormat dan Ibu suri tua minta diumumkan kedatangannya. Hyung Sun teriak keras
sekali, “Chon Na!!” dan juga lama sekali... “Yang ..Mulia..Ibu ..Suri
Tua..tiba!”
Para dayang seperti sakit telinga mendengarnya. Raja dan
Yeon Ify terperanjat. Raja bergegas membereskan meja beserta semua dokumennya.
Ibu Suri tua tidak sabar lagi dengan Hyung Sun, ia memerintah untuk langsung
membuka pintu kamar. Hyung sun mengikuti Ibu suri masuk ke dalam. Raja masih
memegang mejanya. Ibu suri dan Hyung Sun terpana. Raja pura-pura sedang olah
raga dengan meja sebagai beban.
Yeon Ify gelisah di kamar sebelah, ia berusaha mendengar pembicaraan mereka. Raja tanya kenapa neneknya tiba-tiba datang, kalau ingin bicara Nenek tinggal memanggilnya saja. Ibu suri tua mengingatkan Raja kalau ia sudah berjasa menyelamatkan nyawa peramal Alyssa, “Apa anda ingat?” Raja ingat.
Yeon Ify gelisah di kamar sebelah, ia berusaha mendengar pembicaraan mereka. Raja tanya kenapa neneknya tiba-tiba datang, kalau ingin bicara Nenek tinggal memanggilnya saja. Ibu suri tua mengingatkan Raja kalau ia sudah berjasa menyelamatkan nyawa peramal Alyssa, “Apa anda ingat?” Raja ingat.
Ibu suri tua menagih janji Raja padanya. Raja tanya apa
permintaan neneknya. Ibu suri tua ingin Raja menemukan Gukmu Seongsucheong Jang
dan putri spiritualnya. Lalu menyerahkan mereka kepadanya. Raja ingin tahu
kenapa Neneknya menginginkan mereka. Ibu suri tua terus terang berkata, itu
karena ia tahu Raja sudah menyembunyikan mereka.
“Mengapa Nenek berpikir
demikian? Mengapa Nenek ingin menemukan kedua orang itu..”
Ibu suri tua berkata ia tahu
Raja menyelidiki masalah 8 tahun lalu, Ibu Suri ingin Raja menghentikan-nya. “Apa
anda lupa? Mendiang Raja juga punya alasan mengubur masalah ini. Anda juga
memiliki alasan yang sama.”
“ Apa sebenarnya yang ingin
Nenek sembunyikan?”
“Jelas, saya menyembunyikan apa
yang anda cari. Ini semua demi kebaikan Yang Mulia. Biar saya perjelas, ini
untuk melindungi Yang Mulia dan orang-orang yang anda sayangi.”
Raja ingin tahu siapa maksudnya.
Ibu Suri hanya
berkata, “Anda pasti sudah tahu. Saya ingin anda mempertimbangkannya, siapa
yang paling ingin anda lindungi?” Ibu Suri hanya ingin Raja menjawab
permintaannya, kata-kata anda seperti emas. Itu yang anda janjikan pada saya.
“Tentu saja, saya akan memenuhi
permintaan Nenek. Tapi akan membutuhkan waktu mencari mereka. Jika Nenek percaya dan menunggu dengan sabar,
saya akan pastikan Nenek bertemu mereka lagi. Jadi jangan cemas,”
Ibu suri Tua tersenyum.
Sementara Raja berpikir, kalau mereka
bertemu itu pasti di pengadilan. Sebagai Saksi (Nok Young), Korban (Yeon Ify)
dan Nenek, akan jadi penjahatnya.
Yeon Ify mendengar semuanya dan ia mengerti, pasti
kakaknya yang dimaksud Ibu suri. Yeon Ify tampak sedih, “Orabeoni..”
***
Heo Yeom Cakka membaca buku di kamarnya, ia
melihat pembatas buku hadiah dari adiknya dan ingat kata-kata Hong Kyu Tae
kalau Raja memerintahnya menyelidiki kematian Putri Mahkota 8 tahun lalu. Yeom Cakka
ingat saat ia protes pada ayahnya, ia tidak mau pergi saat Yeon Ify sakit
keras. Tapi Tuan Heo memaksanya, karena Yeom Cakka adalah penerus keluarga dan
mereka tidak tahu apa penyakit Yeon Ify ini menular atau tidak. Yeom teringat
Yeon Ify dan ia jalan keluar. Yeom Cakka mendengar suara.
Ia berseru, “Siapa itu? tunjukkan dirimu atau aku panggil
penjaga!” Yeom Cakka jalan mendekati sudut rumah dan tertegun melihat seorang
gadis, Seol Zahra.
Yeom Cakka tidak mengenali Seol zahra, “Kau siapa?”
“Saya pelayan anda, Seol Zahra.
Tuan Muda.”
Yeom Cakka terkejut, “Seol Zahra ? Ah..kau anak yang
melayani Yeon Ify, ya kan?”
Seol Zahra membenarkan. Yeom heran, “Kenapa
mengendap-endap seperti kucing dan tidak masuk lewat pintu depan?”
Seol Zahra berkata ia cuma lewat dan mampir sebentar. “Lagipula
ini juga sudah malam.”
Yeom Cakka tersenyum, “Tidak apa-apa.” Yeom menanyakan
kabar Seol Zahra.
“Saya masih seorang budak, tapi saya memiliki majikan
yang sangat baik. Saya hidup dengan baik, Tuan Muda.” Yeom Cakka minta Seol
Zahra tidak memanggilnya Tuan Muda lagi,
karena Seol bukan pelayan mereka lagi. Seol Zahra menatap Yeom Cakka dan dalam
hati berkata, baginya, Yeom Cakka akan selalu menjadi Tuan Mudanya. Seperti
saat anda memberi saya nama, Seol Zahra.
Yeom Cakka heran kenapa Seol menatapnya seperti itu, “Apa
ada yang ingin kau katakan?” Percakapan mereka terputus oleh panggilan Ny. Heo.
“Apa yang kau lakukan diluar Yeom?”
Yeom Cakka ingin menunjukkan Seol Zahra pada ibunya, tapi
Seol Zahra sudah menghilang. Ny. Heo merasa P. Min Agni sakit sejak pulang dari
kuburan ayah Yeom Cakka. Ia ingin membawa Min Agni ke istana untuk diperiksa
oleh tabib. Yeom Cakka setuju saja. Ibunya mengajak Yeom Cakka masuk menemui
istrinya. Yeom Cakka jalan masuk, tapi menoleh sekali lagi mencari Seol Zahra.
***
Raja tidak bisa tidur, ia memikirkan kata-kata
Neneknya. Ibu suri tua punya alasan menyembunyikan masalah 8 tahun itu dan
semua demi kebaikan Raja. Raja masih belum mengerti apa maksud Neneknya. Yeon Ify
memanggil Raja, panggilan kedua baru dijawab, “Ya...maafkan aku. Aku sedang
memikirkan sesuatu.”
Yeon Ify mengingatkan Raja untuk istirahat, ini sudah
larut malam. Raja tidak bisa tidur, ia tanya kenapa Yeon Ify tidak tidur. Yeon Ify
memberi alasan karena Raja juga belum tidur. Raja tahu Yeon Ify pasti bosan
setengah mati di kamar mungil itu.
“Tapi saya ada di dekat Yang Mulia. Saya hanya
ingin berada di dekat anda. Jangankan di ruangan kecil seperti ini, meskipun
ini neraka, saya akan bergegas pergi tanpa ragu.”
Raja mengajak Yeon Ify jalan-jalan. Keduanya jalan keluar
hanya ditemani Hyung Sun dan Alvin. Raja mengajak Yeon Ify ke Paviliun Bulan
Tersembunyi.
Raja ingin tahu kenapa waktu mereka bertemu terakhir kali
disini, Yeon Ify tidak berkata kalau ia sudah ingat lagi. “Kenapa kau sembunyi
dariku? Jika kau mengatakan padaku saat itu..”
“Saya tidak sampai hati mengatakannya. Yang Mulia sudah
memiliki Ratu disisi anda.”
***
Ratu Yoon tiba-tiba terbangun dengan gelisah.
Jo Sanggung bergegas masuk, “Mama..apa anda mimpi buruk lagi?”
“Ada sesuatu yang sangat aneh.
Aku tidak tahu sejak kapan, tapi aku tidak mendengar lagi tangisan dari
Paviliun Bulan Tersembunyi lagi.”
“Ini..saya dengar peramal
Seongsucheong sudah memasang jimat disana, mungkin rohnya sudah lenyap?”
Ratu gemetaran, “Tidak..kau
salah.” Ia mencengkeram selimutnya erat-erat dan tampak ketakutan. “Pemilik
Paviliun Bulan Tersembunyi sudah kembali untuk mengambilnya lagi.”
Jo Sanggung bingung, “Mama!”
“Heo Yeon Ify, anak itu...pasti ada di satu tempat di
dalam istana.”
Jo Sanggung tampak sedih, “Mama..anda harus tetap
bertahan.”
Ratu ingin minta ayahnya untuk menyingkirkan Yeon Ify
lagi..tapi Ratu sadar, ayahnya pasti tidak suka melihatnya seperti ini. Ratu
menyuruh Jo Sanggung memanggil mata-mata yang dulu mereka pekerjakan, saat ini
juga. Ratu tidak peduli meskipun ini sudah tengah malam.
***
Yeon Ify
menjelaskan, dia sudah dianggap meninggal dan sekarang ia hidup lagi, Yeon Ify
menyadari pengaruh pada keluarga Raja dan Istana. Belum lagi, kebodohannya
karena tidak bisa mengenali Raja.
“Bagaimana saya bisa dengan
mudahnya mengatakan kalau ini adalah saya?”
“Omong kosong, ini salahku kau
sudah banyak mengalami penderitaan. Kau sudah menahan kesakitan dan ketakutan
akan kematian. Sementara aku tidak berdaya melakukan apapun, ini semua adalah
salahku.” Balas Raja.
“Bukan itu maksud saya. Karena
Anda tidak melupakan gadis biasa seperti saya selama 8 tahun, saya tidak bisa
meminta apa-apa lagi. Jadi, saya memutuskan untuk terus mengingat dan merindukan
Yang Mulia, meskipun Yang Mulia melupakan saya.”
Raja janji, ia tidak akan melupakan orang-orang yang
telah membuat Yeon Ify menderita, ia pasti akan membuat mereka membayarnya dan
akan mengampuni mereka yang tidak bersalah, dan akan mengembalikan semuanya
pada tempat yang semestinya. Yeon Ify yang tahu keterlibatan Min Agni minta
Raja melupakan semuanya, apa yang terjadi di masa lalu, lebih baik ditinggalkan
di masa lalu. Jika Raja sebelumnya ingin menutupi kebenarannya, dia pasti punya
alasannya sendiri.
Raja memandang
Yeon Ify, ia heran. Raja mengutip kata-kata Yeon Ify, “’saya percaya pada anda.
Saya percaya anda akan mengungkapkan kebenaran.’ Bukankah kau pernah mengatakan
itu padaku? Tapi mengapa..?”
“Saya percaya pada Yang Mulia,
tapi..saya takut kalau kebenarannya hanya akan menyakiti anda. Saya hanya ingin
tetap disisi anda, saya tidak bisa minta yang lain lagi..”
Raja tidak
percaya, apa Yeon Ify suka ada di ruangan kecil dengan cahaya yang minimalis
seperti itu. Yeon Ify menjawab, karena ia telah memiliki matahari disisinya,
saya tidak membutuhkan sinar yang lain. Raja tersenyum dan menggandeng Yeon Ify
pergi.
Yeon Ify heran, “Kita mau kemana Yang Mulia?”
Raja membawa Yeon Ify ke Balairung istana, tempat di mana
Eojwa (Takhta Raja) ada.
Yeon Ify tertegun,
“Tempat ini..”
“Disini, dimana politik negara
ini dimulai. Disini, aku mendengarkan masalah-masalah rakyat. Aku memutuskan
apa yang harus dilakukan untuk masyarakat.”
“Kenapa membawa orang seperti
saya ke tempat sepenting ini?” Raja berkata saat pertama bertemu Yeon Ify, Yeon
Ify mengingatkannya tentang kesalahan hukum negara dan kalau Raja negeri ini
harus bermoral. Yeon Ify malu, ia merasa masih muda dan naif waktu itu.
Raja mengutip, dimata seorang anak, semua di dunia ini
bisa menjadi masalah, dan semua di dunia ini juga bisa menjadi jawaban. Itu
adalah pelajaran pertama yang diberikan gurunya, yaitu Kakak Yeon Ify. “Jadi, jika menurut seorang anak itu
tidak masuk akal, berarti ada masalah. Jadi sebagai Raja, setiap kali aku harus
membuat keputusan akan satu masalah, aku akan memikirkanmu dan juga guruku, dan
apa yang telah kalian nasihatkan.”
Raja menatap Yeon Ify, “Aku akan berpikir seperti ini.”
Yeon Ify terharu. Raja menunjuk lukisan Irworobongdo atau Irwoldo (Lukisan
Matahari, Bulan dan Lima puncak di belakang takhta Raja).
“Kau lihat itu? Saat aku masih sebagai Putra
Mahkota, berdasar arti dibalik lukisan Matahari dan Bulan itu, aku menyuruh
seorang seniman membuat binyeo wanita. Aku ingin memberikannya padamu saat aku
memintamu menjadi Bulanku, sebagai tanda cintaku saat aku memintamu menikahiku.”
Raja mengeluarkan kantung merah dari balik
jubahnya, dan memberikan binyeo phoenix itu kepada Yeon Ify. “Ini sebenarnya
sepasang. Yang satunya lagi sudah kuberikan padamu. Aku menyimpan ini untuk
diberikan padamu saat kau menjadi istriku. Aku ingin memberikan ini padamu.”
Yeon Ify mengamati binyeo phoenix itu dengan terharu.
Raja mengeluarkan kantung lain dari balik jubah, kali ini kantung hitam, Raja
sudah memerintah untuk mengambil barang-barang Yeon Ify dari Seohwalinseo dan
ia menemukan binyeo phoenix yang satunya lagi. Raja memberikan binyeo itu pada
Yeon Ify. Sekarang di tangan Yeon Ify ada sepasang binyeo phoenix rancangan
Raja.
“Hari ini..mereka berdua akhirnya menjadi satu.” Yeon Ify
menangis. Raja mendekat dan mencium Yeon Ify.
****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted
: June 23, 2012
Edited
: August 11, 2012
No comments:
Post a Comment