Saturday, 23 June 2012

The Moon That Embraces The Sun 17 [IC Version]

The Moon That Embraces the Sun 17

Alyssa mengantar Yang Myung Iel yang akan pulang dari Seohwalinseo. Yang Myung Iel berkata Alyssa tidak perlu keluar mengantarnya. Alyssa mengucapkan selamat jalan dan membungkuk. Yang Myung Iel tanya, “Kau tidak akan tiba-tiba menghilang kan?”
“Meskipun saya menginginkannya, kemana saya bisa pergi?”
“Benar, karena kau tahanan sekarang. Kau tahanan dan juga peramal Alyssa.” Yang Myung Iel ingin memastikan atau membuat dirinya percaya, kalau Alyssa bukan Yeon Ify.
“Apa anda tidak keterlaluan?” Yang Myung Iel berkata ia senang karena Alyssa adalah tahanan dan peramal. Yang Myung Iel minta Alyssa masuk dan istirahat, ia pergi.
Alyssa berbalik dan memandang ke satu arah. Yang Myung Iel jalan pulang dan berpapasan dengan beberapa orang. Yang Myung tiba-tiba merasa tidak enak, karena orang-orang itu membawa pedang.

 Alyssa merasa ada yang datang, tapi karena tidak melihat siapapun, ia jalan masuk.
Alyssa terhenti karena mendengar seseorang memanggilnya, “Yeon Ify..Yeon Ify.”
Alyssa menoleh dan terkejut, Raja ada di depannya. Raja jalan mendekati Alyssa.
“Apa ini kenyataan?” Tanya Alyssa.
“Apa maksudmu?” Tanya Raja.
“Apa ini bukan ilusi? Apa ini ..benar-benar anda, Yang Mulia?”
“Ini bukan ilusi, ini benar-benar aku yang datang untuk mencarimu, Yeon Ify..Aku tidak mengenalimu, aku benar-benar bodoh.” Yeon Ify menangis. Raja mendekat dan memeluk Yeon Ify. Keduanya menangis. Rasa sedih, menyesal, dan lega jadi satu.
Yang Myung Iel-gun tiba dan menyaksikan keduanya. Sekali lagi, Yang Myung Iel-gun harus patah hati. Yang Myung Iel jalan pergi sambil menangis. Ia bertemu Alvin di jembatan. Alvin memberi tanda untuk diam. Dibelakang Alvin ada tiga pria tadi yang berpapasan dengan Yang Myung Iel. Alvin berbalik dan menghadang tiga pria itu. Mereka langsung menghunus pedang dan menyerang Alvin. Alvin bergerak dengan cepat sekali, ia langsung membunuh tiga pria itu. Tanpa menarik nafas, Alvin langsung lari ke arah Seohwalinseo.
Yang Myung Iel sadar, Raja dan Yeon Ify dalam bahaya. Ia mengambil salah satu pedang milik pembunuh itu dan lari mengikuti Alvin.
Raja dan Yeon Ify dikepung oleh sekitar 6 orang pembunuh bertopeng. Raja menggenggam tangan Yeon Ify dan keduanya jalan mundur. Mereka menyerang. Alvin tiba tepat waktu menangkis serangan mereka dan langsung mengamankan Raja. Alvin menyerang mereka, tidak memberi ruang pada pembunuh mendekati Raja. Yang Myung Iel datang dan berhasil membunuh satu orang. Tapi Yang Myung Iel sendiri terluka.
Raja terkejut, “Hyungnim!”
 Raja langsung merebut pedang Yang Myung Iel dan membunuh seorang pembunuh. Alvin berhasil menghabisi sisa pembunuh itu dan mengamankan situasi. Tapi sayang, datang lagi pembunuh yang mengepung mereka. Raja dan Yang Myung Iel bertukar pandang. Raja mengangguk pada kakaknya. Yang Myung Iel mengerti dan langsung menarik Yeon Ify lari. Raja dan Alvin menghadapi para pembunuh. Raja dan Yeon Ify sempat bertukar pandang sebelum Yeon Ify lari bersama Yang Myung Iel. Yang Myung Iel mengajak lari Yeon Ify. Ia tidak menjawab saat Yeon Ify tanya mau kemana mereka.
Raja dan Alvin berhasil mengatasi pembunuh-pembunuh itu. Alvin berkata ada pondok kecil di sebelah Barat. “Jika terjadi kondisi darurat, mereka berencana melarikan Nona ke sana.”
Raja segera pergi ke pondok itu. Tapi tidak ada orang di dalamnya. Raja segera kembali ke kudanya dan pergi ke kediaman Yang Myung Iel.
 Salah seorang pembunuh yang lolos, menghadap Perdana Menteri Yoon. Yoon marah, “Kau membiarkan gadis itu lolos lagi?”
Pembunuh itu lapor, “Ini karena Raja dan Pengawal Alvin datang, juga P. Yang Myung yang membantu gadis itu melarikan diri.”
Yoon geram, “Bagaimanapun caranya, gadis itu harus ditangkap dan singkirkan juga Gukmu Seongsucheong itu.”


***

 Nok Young jalan bersama Seol Zahra dan Jansil Via ke satu tempat. Nok Young ingat setelah bertemu Raja, Hyung sun menyampaikan perintah Raja. Nok Young adalah satu-satunya saksi dalam kasus Putri Mahkota. Sampai dengan masalahnya selesai, Nok Young harus sembunyi. Ini perintah Kerajaan. Cari tempat dimana Nok Young tidak akan ditemukan, tapi jika Nok Young dipanggil, Nok Young harus segera kembali. Tapi jika, Nok Young melarikan diri atau bunuh diri, maka akan ada konsekuensi yang harus ditanggung. Nok Young mengerti. Seol Zahra melarikan diri dari mereka di sebuah persimpangan.
Jansil Via terkejut, “Eonni! kau mau kemana?”
Jansil Via takut Seol Zahra tidak akan kembali pada mereka.
Nok Young menenangkan Jansil Via, “Tidak apa-apa, dia akan kembali. Kau ikut aku.”


***

 Raja tiba di kediaman kakaknya, tapi Yang Myung Iel juga tidak ada disana. Sekarang ia mulai cemas. Raja kembali ke istana. Hyung Sun terkejut melihat darah di hanbok Raja. Ia langsung ingin memanggil Tabib, tapi Raja membentak. “Tidak perlu!”
Raja duduk dan wajahnya tampak geram, “Hari ini semua yang terjadi harus dirahasiakan.”
Raja menahan marah, “Yoon Dae Hyung..”
 Lalu ia memikirkan kakaknya dan Yeon Ify.


***

 Yang Myung Iel jalan ke arah kuil Lady Park. Kebetulan Lady Park sedang keluar, ia terkejut melihat Yang Myung Iel yang terluka. “Yang Myung Iel-gun!”
Yang Myung Iel hanya sempat berkata, “Eomeoni.” Lalu pingsan.
Lady Park minta tolong Yeon Ify membawa Yang Myung Iel masuk. Lalu Lady Park ingat pernah melihat Yeon Ify, saat Yeon Ify dan Bo Kyung Shilla memberi hormat pada Ibu Suri, didepan Ratu dan juga dirinya. Ia tahu siapa Yeon Ify.
Lady Park merawat luka Yang Myung Iel dibantu Yeon Ify.
Ia baru buka suara, “Apa anda adalah putri Kepala Sarjana?”
Yeon Ify tertegun, tapi tidak berani berbohong, ia membenarkan. Ratu muka Lady Park menjadi sedih dan ia hanya menghela nafas.
Yeon Ify bingung, “Ada apa?”
Lady Park memandang putranya yang pingsan, ia menahan tangisnya, “Kenapa..kenapa kau harus tenggelam dalam cinta yang akan membuatmu sakit hati?”
Lady Park duduk di luar bersama Yeon Ify. Ia tidak tahu bagaimana Yeon Ify bisa bertahan hidup. Ia berkata kalau Yang Myung Iel pernah menemuinya dan tanya apa ada yang dinamakan reinkarnasi, ia bersedia melepaskan semuanya, gelar, reputasi, kekayaan-nya. Tapi ada satu orang yang tidak akan pernah bisa ia lepaskan.
Yeon Ify menunduk, ia mengerti maksud Lady Park. Lady Park menghela nafas, “Mungkin ia ingin menunjukkan padaku wanita yang menggerakkan hatinya, dan orang seperti apa dia.”
Lady Park menangis, “Hanya demi ibu yang seperti diriku, dia menyeret tubuhnya yang terluka untuk datang kesini.”
Kim Chae Alvin melihat keduanya, lalu pergi.


***

 Alvin kembali ke istana dan menghadap Raja.
 Raja berkata, “Jadi mereka tidak ada di kuil?” Alvin berbohong dan mengiyakan. Raja sepertinya tahu kalau Alvin bohong. Tapi ia diam saja dan mengajak Alvin mengikutinya. Raja masuk ke kamar mandinya. Raja minta semua pergi kecuali Hyung sun dan Alvin. Raja minta Alvin memberikan pedangnya.
Alvin langsung menyerahkan pedang pada Raja. Hyung Sun mengamati Raja dengan waspada. Tiba-tiba Raja mengarahkan pedang ke leher Alvin.
Hyung Sun ketakutan, “Chon Na..! Mengapa anda melakukan ini?”
Raja berkata ke Alvin, “Tolong buka bajumu.”
Hyung sun langsung menyilangkan tangan di dadanya.. Alvin tidak mengerti.
Raja berkata Alvin benar-benar tidak menyenangkan, Alvin bahkan tidak berkedip dengan pedang di lehernya, “Paling tidak kau harus menunjukkan sedikit rasa takut. Aku cuma bercanda.”
Hyung Sun langsung komplain, “Yang Mulia. Mengapa anda selalu seperti ini? Saya takut setengah mati.”
“Mencari mereka sepanjang malam yang dingin, pasti sangat melelahkan. Masuklah. Aku sudah menyiapkan ini khusus untukmu.”
“Sebagai pelayan anda, saya tidak bisa masuk ke dalam situ.”
“Cepat masuk. Ini perintah Kerajaan. Melanggar perintah Kerajaan berarti tidak setia. Menyebarkan bau badanmu padaku juga tidak setia. Dan juga..tidak tegas diantara aku dan Kakak, adalah  kejahatan.”
Alvin tertegun. Raja tahu ia bohong dan Raja kesal karena Alvin sempat ragu dan berani berbohong demi Yang Myung Iel-gun.
Raja memberikan pedang Alvin pada Hyung Sun, “Jaga pedang Alvin. Jika ia keluar dalam setengah jam, pakai pedang ini untuk menebasnya.”
“Yang Mulia.”ucap Alvin.
“Alvin, meskipun aku tidak bisa memberimu posisi yang lebih tinggi, aku menyayangimu diatas yang lainnya. Jadi, jangan sampai susah. Karena apa yang menyusahkanmu, akan menimpaku.” Raja jalan keluar. Sementara Hyung Sun memegang erat pedang Alvin.


***

 Paginya, Yang Myung Iel-gun sadar dan meskipun menahan sakit, ia segera keluar mencari Yeon Ify. Yeon Ify dan Lady Park sedang membuat hiasan manik-manik. Yang Myung Iel melihat keduanya dan ia tampak lega karena Yeon Ify masih ada di dekatnya.
Lady Park melihat Yang Myung Iel, “Kau sudah bangun.”
Ia masuk ke dalam untuk mengecek sarapan dan memberikan waktu untuk mereka. Yang Myung Iel  mengira Yeon Ify sudah pergi.
Yeon Ify berkata ingin bertemu Yang Myung Iel sebelum pergi. Yang Myung Iel mengajaknya jalan-jalan. Keduanya jalan dan terdiam beberapa lama, lalu Yeon Ify tanya berapa lama Yang Myung tahu. Yeon Ify sadar, “Apa mungkin ..karena Haewooseok?”
“Kalau tidak tahu justru lebih aneh kan. Haewooseok adalah istilah ciptaanku, saat memberikan batu itu padamu. Jadi, satu-satunya yang tahu namanya adalah kau.”
Yeon Ify heran, “Lalu kenapa pura-pura tidak tahu?” Yang Myung Iel menahan tangisnya, ia tidak ingin tahu.
Selama mungkin, ia ingin berpura-pura tidak tahu. “Melihatmu hidup, aku sangat bahagia. Tapi, jika aku mengakui yang sebenarnya.. semuanya akan lenyap seperti mimpi. Apa kau tahu rasanya? Kalau kau buka mata di pagi hari, ada tempat dimana kau bisa pergi..dimana ada hal yang bisa kau lakukan, orang-orang yang membutuhkan aku dan bisa melihat orang yang sangat kurindukan. Aku sungguh sangat bahagia.”
“Saya juga ..sangat bahagia. Setiap kali jalanan tampak gelap dan dimana sepertinya tidak ada harapan, Yang Myung Iel-gun selalu menjadi cahaya bagi saya. Karena anda, saya bisa menyingkirkan masalah saya untuk sementara dan tersenyum bahagia. Saat saya sebagai peramal Alyssa, atau saat saya sebagai Heo Yeon Ify, saya selalu merasa berterima kasih pada anda. Tapi juga, selalu merasa sangat sedih. Saya tetap tidak bisa memberikan pada Pangeran, jawaban yang anda inginkan. Yeon Ify ingin Yang Myung Iel  membebaskan diri darinya dan menemukan orang lain, dan hidup bahagia. Hanya ini yang bisa saya berikan pada Pangeran, ketulusan.”
Yeon Ify pamit dan membungkuk pada Yang Myung Iel.
Yang Myung Iel menahan tangan Yeon Ify, “Di kehidupan lalu, kau adalah milik Yang Mulia. Di kehidupan ni, apa kau tidak bisa tetap di sampingku?”
Yeon Ify tampak serba salah.
Tiba-tiba terdengar seruan, “Jelas tidak!”
Raja dan Alvin tiba. Yang Myung Iel dan Yeon Ify tampak terkejut. Raja jalan mendekat dan langsung melepaskan tangan kakaknya dari Yeon Ify. Ia memerintah Alvin mengawal Yeon Ify kembali ke istana. Yeon Ify jalan mengikuti Alvin, ia menoleh lagi dengan cemas ke arah kakak-beradik itu. Tapi tidak punya pilihan selain pergi bersama Alvin.
 Raja marah, “Hyungnim, apa kau tahu apa yang baru saja kau lakukan? Melarikan diri dengan wanita milik Raja adalah kejahatan.”
Raja melemparkan pedang ke arah Yang Myung Iel.
Yang Myung Iel menangkap pedang itu, ia tertawa sinis, “Apa anda ingin menghukum saya sebagai penghianat?”
“Jika aku ingin mengambil nyawamu, aku bisa menggunakan kekuatan dari hukum negara.”
“Lalu ini apa?”
“Aku memberimu kesempatan untuk mengambil kepala Raja, hyungnim. Pedang di tanganmu..itu nyata. Jika kau mengambil kepalaku sekarang, kau akan menjadi Raja negeri ini, hyungnim.”
Raja menghunus pedangnya. Yang Myung Iel menahan air matanya dan menghunus pedangnya juga. Keduanya mulai bertarung. Mirip seperti dulu, saat mereka remaja. Saat itu Yang Myung Iel diatas angin dan mengarahkan tongkat ke leher Putra Mahkota Rio. Saat inipun, Yang Myung Iel-gun juga lebih unggul dan mengarahkan pedang ke leher Raja.
Raja membentaknya, “Apa kau pikir dengan menjadi Raja maka kau akan mendapatkan semua keinginanmu?”
“Jika saya menjadi Raja, paling tidak saya tidak akan dipanggil penghianat.”
“Lalu, dengan tanganmu sendiri...kenapa kau ragu-ragu? Aku berkata penggal kepalaku!”
Yang Myung Iel justru gemetaran. Matanya penuh dengan air mata. Ia menarik pedangnya dan berbalik. Yang Myung Iel tidak bisa melakukannya.
“Hyungnim, Kau sudah menyia-nyiakan kesempatanmu hari ini. Kelak, jangan pernah berharap mendapatkan kesempatan lagi.” Yang Myung merasa marah, ia berbalik dan menatap Raja dengan tajam.



***

 Raja akhirnya kembali ke istana, Alvin mengikutinya. Hyung sun tampak cemas. Raja jalan masuk kamar dan berdiri di depan tirai, ia tanya apa Yeon Ify bisa istirahat. Terdengar jawaban dari balik sekat, “Ya.”
Raja bertanya, “Apa aku boleh tanya sesuatu?”
“Silahkan bertanya.”
“Apa kau merasa kau sudah dibawa ke sini dengan paksa?”
“Jika saya tidak bersedia, apa anda akan mengijinkan saya pergi? Hati saya sudah menjadi milik Yang Mulia sejak dulu. Jadi apa yang anda khawatirkan?”
“Apa aku boleh membuka pintunya?”
“Silahkan.” Jawab Yeon Ify. Raja memerintah pelayan membuka sekat. Mereka membukanya dan Yeon Ify membuka pintu ruangan di belakang sekat. Yeon Ify sudah ganti baju, sesuai dengan status bangsawan-nya. Sama seperti 8 tahun lalu.
Raja tertegun melihat Yeon Ify. Raja minta Yeon Ify mendekat.
Yeon Ify maju beberapa langkah.
“Lebih dekat lagi.”pinta Raja.
Yeon Ify maju sedikit. Raja tidak sabar, ia jalan mendekat dan langsung memeluk Yeon Ify. Semua orang memalingkan wajahnya.
Yeon Ify merasa malu, “Tolong jangan seperti ini.”
 Raja melihat ke arah Hyung sun dan dengan matanya, ia menyuruh Hyun Sun menyingkirkan semua orang .
Hyung sun berujar, “Semuanya keluar.”
Alvin dan yang lainnya mundur teratur, keluar dari kamar Raja. Tinggal Hyung sun yang memandang Raja dengan pandangan terharu campur senang, lalu ia menutup pintu. Raja memandang Yeon Ify, ia senang sekali. Akhirnya setelah 8 tahun.
 Raja memeluk Yeon Ify dan memanggil namanya berkali-kali.
Yeon Ify tersenyum, “Ya, Yang Mulia.” ia juga terus saja menjawab panggilan Raja.
Raja jalan bersama rombongan dan ia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Raja ingat kata-kata Yeon Ify, kalau hatinya sudah menjadi milik Raja sejak lama, jadi kenapa harus khawatir. Raja melihat ke arah Hyung Sun yang ikut nyengir lebar.
Raja mendelik, Hyung Sun tetap nyengir. Rombongan mereka bertemu Perdana Menteri Yoon. Yoon tanya, Raja mau kemana.
Raja berkata akan kembali ke kamarnya untuk istirahat, “Apa ada yang akan kau katakan padaku?”
“Saya dengar anda meninggalkan istana dengan menyamar dan ada masalah yang terjadi. Apa Yang Mulia baik-baik saja?”
“Ini benar-benar aneh..yang tahu kalau aku meninggalkan istana dengan menyamar hanya aku dan pembunuh itu, Perdana Menteri Yoon, bagaimana kau bisa tahu?”
Yoon berkata sudah menjadi tugasnya sebagai Perdana Menteri untuk tahu semua yang terjadi pada Raja. Raja berterima kasih atas perhatian Yoon. Ia akan jalan pergi, tapi berhenti dan tanya, “Kudengar Menteri Yoon suka berburu.”
Yoon tanya kenapa Raja menanyakan itu. Raja berkata ada kompetisi militer sebentar lagi. Ia ingin belajar beberapa teknik berburu dari Yoon, “apa kau akan mengajariku beberapa trik?”
Yoon tersenyum, ia tidak punya trik khusus. Hanya kalau sudah mendapatkan target, ia tidak akan melepaskannya. Raja mengulang, “Pertama kau harus menentukan target, mengejarnya terus dan tidak menyerah, sampai akhirnya kau menangkap dan membunuh buruanmu. Baik, aku akan mengingat itu.” Raja jalan pergi. Yoon tampak curiga.
Raja membaca laporan-laporan di kamarnya. Tapi ia tidak bisa konsentrasi.
Raja tanya apa yang dilakukan Yeon Ify.
“Membaca buku.”jawab Yeon Ify.
“Saat aku tanya beberapa waktu lalu, bukankah kau juga mengatakan hal yang sama? Apa kau tidak bosan dengan itu?”
“Saya tidak bosan. Jadi Yang Mulia, tolong konsentrasi pada masalah negara saja.”
“Buku apa yang kau baca?”
“Saya membaca Han Bi Ja.” (Filosofi Cina)
Raja menghela nafas, “Apa buku itu begitu menarik?”
Yeon Ify membenarkan, “Ya sangat menarik.”
Raja menyerah, ia melempar gulungan laporan.  Lalu menundukkan kepala. Tiba-tiba Raja seperti punya ide. Yeon Ify masih asyik membaca, tidak mendengar ada yang mendekatinya.
Yeon Ify mengangkat wajah dan tertegun melihat Raja pindahan. Raja membawa laporan sekalian mejanya dan pindah ke kamar Yeon Ify :) Raja meletakkan meja di depan meja Yeon Ify, lalu melanjutkan baca laporan.
Raja kesal, “Apa buku itu begitu menarik sampai kau tidak mendengar kalau aku datang.”
“Kapan anda datang?”
Raja ngomel dan mengeluh, “Tidak bertemu denganku selama 8 tahun dan aku bahkan tidak sebanding dengan Han Bi Ja?”
Yeon Ify heran, “Apa anda cemburu dengan Han Bi Ja?”
Raja mendengus, “Ha, cemburu? Aku merasa kalau aku sudah ditipu.”
Yeon Ify tidak mengerti, “Bagaimana bisa merasa ditipu.”
“Selama lebih dari 8 th ini, aku...tidak pernah mencintai orang lain, tidak sekalipun. Aku tinggal di istana yang penuh dengan ‘bunga’. Demi menjaga kesucianku, apa kau tahu sebesar apa niat dan kekuatan fisik yang dibutuhkan?”
Yeon Ify heran, “Apa anda membutuhkan kekuatan fisik untuk melindungi kesucian anda?”
Raja tidak percaya, “Tentu saja! Bagaimana kau bisa mengerti malam dimana darah mudaku bergolak. Olahraga itu penting. Sangat penting.”
Yeon Ify tidak percaya, “Yang Mulia, anda berkata tidak pernah mencintai wanita lain. Itu bohong, ya kan?”
“Bohong? Kepada siapa aku memberikan perhatianku memangnya?”
“Pada peramal Alyssa yang menjaga anda setiap malam, bukankah hati anda tergoda?”
Raja awalnya bingung menyangkalnya, tapi kemudian ia sadar. “Tidak tunggu dulu, bukankah Alyssa itu adalah kau?”
Yeon Ify masih kesal, “Bagaimanapun, hati anda tergerak pada Alyssa dan bukan saya. Jelas kalau hati anda tergoda.”
Raja tiba-tiba ketawa geli, Yeon Ify heran, “Kenapa anda tertawa?”
Raja geli, “Apa kau cemburu? pada dirimu sendiri? Ini sangat menggelikan.”
Yeon Ify marah dan menutup muka dengan buku, “Kenapa anda seperti ini? Saya akan melanjutkan membaca. Yang Mulia silahkan melanjutkan membaca dokumen anda.”
Raja menyingkirkan mejanya. Ia duduk di depan Yeon Ify dan menurunkan Han Bi Ja menyebalkan itu. Raja berkata, “Benar-benar lucu kalau kau cemburu dengan dirimu sendiri. Tapi, aku jatuh cinta untuk kedua kalinya pada wanita yang sama, ini bisa dikatakan tidak normal juga.”
Raja tiba-tiba mencium Yeon Ify. Membuat Yeon Ify terperanjat. Raja nyengir dan kembali duduk membaca dokumen seperti tidak terjadi apa-apa. Yeon Ify justru tertegun melihat Raja dan melupakan Han Bi Ja-nya.


***

  Yoon menghadap Ibu suri tua dan lapor kalau Heo Yeon Ify ternyata masih hidup. Ibu suri Tua merasa ini tidak masuk akal.
Lalu ia sadar, “Ini pasti perbuatan Jang Nok Young.”
Ibu suri Tua murka sekali. “Beraninya kau..beraninya kau..”
Yoon berkata Raja sepertinya tahu apa yang terjadi, “Karena ia sudah memanggil Nok Young dan setelah itu, Nok Young menghilang. Mungkin Raja yang menyembunyikannya. Gadis di Seohwalinseo itu juga disembunyikan oleh Raja. Keduanya berarti disembunyikan Raja.”
Ibu suri tua heran, “Jika Raja tahu, kenapa ia masih diam saja.”
Yoon merasa Raja menunggu waktu yang tepat atau masih belum tahu kebenarannya. “Tapi bagaimanapun, mereka harus bergegas dan membunuh dua orang itu. Meskipun akhirnya Raja tahu apa yang terjadi, tapi jika dua orang itu tidak ada lagi, maka kebenarannya akan terkubur.”
Ibu Suri memutuskan akan menemui Raja.


***

 Yeon Ify sekarang lebih sering memandangi Raja, daripada Han Bi Ja-nya. Raja melihat ke arah Yeon Ify dan keduanya tersenyum. Hyung Sun juga cengar-cengir sendiri di luar kamar.
Tiba-tiba Ibu Suri Tua tiba. Hyung sun panik, ia memberi hormat dan Ibu suri tua minta diumumkan kedatangannya. Hyung Sun teriak keras sekali, “Chon Na!!” dan juga lama sekali... “Yang ..Mulia..Ibu ..Suri Tua..tiba!”
Para dayang seperti sakit telinga mendengarnya. Raja dan Yeon Ify terperanjat. Raja bergegas membereskan meja beserta semua dokumennya. Ibu Suri tua tidak sabar lagi dengan Hyung Sun, ia memerintah untuk langsung membuka pintu kamar. Hyung sun mengikuti Ibu suri masuk ke dalam. Raja masih memegang mejanya. Ibu suri dan Hyung Sun terpana. Raja pura-pura sedang olah raga dengan meja sebagai beban.
Yeon Ify gelisah di kamar sebelah, ia berusaha mendengar pembicaraan mereka. Raja tanya kenapa neneknya tiba-tiba datang, kalau ingin bicara Nenek tinggal memanggilnya saja. Ibu suri tua mengingatkan Raja kalau ia sudah berjasa menyelamatkan nyawa peramal Alyssa, “Apa anda ingat?” Raja ingat.
Ibu suri tua menagih janji Raja padanya. Raja tanya apa permintaan neneknya. Ibu suri tua ingin Raja menemukan Gukmu Seongsucheong Jang dan putri spiritualnya. Lalu menyerahkan mereka kepadanya. Raja ingin tahu kenapa Neneknya menginginkan mereka. Ibu suri tua terus terang berkata, itu karena ia tahu Raja sudah menyembunyikan mereka.
“Mengapa Nenek berpikir demikian? Mengapa Nenek ingin menemukan kedua orang itu..”
Ibu suri tua berkata ia tahu Raja menyelidiki masalah 8 tahun lalu, Ibu Suri ingin Raja menghentikan-nya. “Apa anda lupa? Mendiang Raja juga punya alasan mengubur masalah ini. Anda juga memiliki alasan yang sama.”
“ Apa sebenarnya yang ingin Nenek sembunyikan?”
“Jelas, saya menyembunyikan apa yang anda cari. Ini semua demi kebaikan Yang Mulia. Biar saya perjelas, ini untuk melindungi Yang Mulia dan orang-orang yang anda sayangi.”
Raja ingin tahu siapa maksudnya.
 Ibu Suri hanya berkata, “Anda pasti sudah tahu. Saya ingin anda mempertimbangkannya, siapa yang paling ingin anda lindungi?” Ibu Suri hanya ingin Raja menjawab permintaannya, kata-kata anda seperti emas. Itu yang anda janjikan pada saya.
“Tentu saja, saya akan memenuhi permintaan Nenek. Tapi akan membutuhkan waktu mencari mereka.  Jika Nenek percaya dan menunggu dengan sabar, saya akan pastikan Nenek bertemu mereka lagi. Jadi jangan cemas,”
Ibu suri Tua tersenyum. Sementara Raja berpikir, kalau mereka bertemu itu pasti di pengadilan. Sebagai Saksi (Nok Young), Korban (Yeon Ify) dan Nenek, akan jadi penjahatnya.
Yeon Ify mendengar semuanya dan ia mengerti, pasti kakaknya yang dimaksud Ibu suri. Yeon Ify tampak sedih, “Orabeoni..”



***

 Heo Yeom Cakka membaca buku di kamarnya, ia melihat pembatas buku hadiah dari adiknya dan ingat kata-kata Hong Kyu Tae kalau Raja memerintahnya menyelidiki kematian Putri Mahkota 8 tahun lalu. Yeom Cakka ingat saat ia protes pada ayahnya, ia tidak mau pergi saat Yeon Ify sakit keras. Tapi Tuan Heo memaksanya, karena Yeom Cakka adalah penerus keluarga dan mereka tidak tahu apa penyakit Yeon Ify ini menular atau tidak. Yeom teringat Yeon Ify dan ia jalan keluar. Yeom Cakka mendengar suara.
Ia berseru, “Siapa itu? tunjukkan dirimu atau aku panggil penjaga!” Yeom Cakka jalan mendekati sudut rumah dan tertegun melihat seorang gadis, Seol Zahra.
Yeom Cakka tidak mengenali Seol zahra, “Kau siapa?”
“Saya pelayan anda, Seol Zahra. Tuan Muda.”
Yeom Cakka terkejut, “Seol Zahra ? Ah..kau anak yang melayani Yeon Ify, ya kan?”
Seol Zahra membenarkan. Yeom heran, “Kenapa mengendap-endap seperti kucing dan tidak masuk lewat pintu depan?”
Seol Zahra berkata ia cuma lewat dan mampir sebentar. “Lagipula ini juga sudah malam.”
Yeom Cakka tersenyum, “Tidak apa-apa.” Yeom menanyakan kabar Seol Zahra.
“Saya masih seorang budak, tapi saya memiliki majikan yang sangat baik. Saya hidup dengan baik, Tuan Muda.” Yeom Cakka minta Seol Zahra  tidak memanggilnya Tuan Muda lagi, karena Seol bukan pelayan mereka lagi. Seol Zahra menatap Yeom Cakka dan dalam hati berkata, baginya, Yeom Cakka akan selalu menjadi Tuan Mudanya. Seperti saat anda memberi saya nama, Seol Zahra.
Yeom Cakka heran kenapa Seol menatapnya seperti itu, “Apa ada yang ingin kau katakan?” Percakapan mereka terputus oleh panggilan Ny. Heo. “Apa yang kau lakukan diluar Yeom?”
Yeom Cakka ingin menunjukkan Seol Zahra pada ibunya, tapi Seol Zahra sudah menghilang. Ny. Heo merasa P. Min Agni sakit sejak pulang dari kuburan ayah Yeom Cakka. Ia ingin membawa Min Agni ke istana untuk diperiksa oleh tabib. Yeom Cakka setuju saja. Ibunya mengajak Yeom Cakka masuk menemui istrinya. Yeom Cakka jalan masuk, tapi menoleh sekali lagi mencari Seol Zahra.




***

 Raja tidak bisa tidur, ia memikirkan kata-kata Neneknya. Ibu suri tua punya alasan menyembunyikan masalah 8 tahun itu dan semua demi kebaikan Raja. Raja masih belum mengerti apa maksud Neneknya. Yeon Ify memanggil Raja, panggilan kedua baru dijawab, “Ya...maafkan aku. Aku sedang memikirkan sesuatu.”
Yeon Ify mengingatkan Raja untuk istirahat, ini sudah larut malam. Raja tidak bisa tidur, ia tanya kenapa Yeon Ify tidak tidur. Yeon Ify memberi alasan karena Raja juga belum tidur. Raja tahu Yeon Ify pasti bosan setengah mati di kamar mungil itu.
 “Tapi saya ada di dekat Yang Mulia. Saya hanya ingin berada di dekat anda. Jangankan di ruangan kecil seperti ini, meskipun ini neraka, saya akan bergegas pergi tanpa ragu.”
Raja mengajak Yeon Ify jalan-jalan. Keduanya jalan keluar hanya ditemani Hyung Sun dan Alvin. Raja mengajak Yeon Ify ke Paviliun Bulan Tersembunyi.
Raja ingin tahu kenapa waktu mereka bertemu terakhir kali disini, Yeon Ify tidak berkata kalau ia sudah ingat lagi. “Kenapa kau sembunyi dariku? Jika kau mengatakan padaku saat itu..”
“Saya tidak sampai hati mengatakannya. Yang Mulia sudah memiliki Ratu disisi anda.”


***

 Ratu Yoon tiba-tiba terbangun dengan gelisah. Jo Sanggung bergegas masuk, “Mama..apa anda mimpi buruk lagi?”
“Ada sesuatu yang sangat aneh. Aku tidak tahu sejak kapan, tapi aku tidak mendengar lagi tangisan dari Paviliun Bulan Tersembunyi lagi.”
“Ini..saya dengar peramal Seongsucheong sudah memasang jimat disana, mungkin rohnya sudah lenyap?”
 Ratu gemetaran, “Tidak..kau salah.” Ia mencengkeram selimutnya erat-erat dan tampak ketakutan. “Pemilik Paviliun Bulan Tersembunyi sudah kembali untuk mengambilnya lagi.”
Jo Sanggung bingung, “Mama!”
“Heo Yeon Ify, anak itu...pasti ada di satu tempat di dalam istana.”
Jo Sanggung tampak sedih, “Mama..anda harus tetap bertahan.”
Ratu ingin minta ayahnya untuk menyingkirkan Yeon Ify lagi..tapi Ratu sadar, ayahnya pasti tidak suka melihatnya seperti ini. Ratu menyuruh Jo Sanggung memanggil mata-mata yang dulu mereka pekerjakan, saat ini juga. Ratu tidak peduli meskipun ini sudah tengah malam.


***

  Yeon Ify menjelaskan, dia sudah dianggap meninggal dan sekarang ia hidup lagi, Yeon Ify menyadari pengaruh pada keluarga Raja dan Istana. Belum lagi, kebodohannya karena tidak bisa mengenali Raja.
“Bagaimana saya bisa dengan mudahnya mengatakan kalau ini adalah saya?”
“Omong kosong, ini salahku kau sudah banyak mengalami penderitaan. Kau sudah menahan kesakitan dan ketakutan akan kematian. Sementara aku tidak berdaya melakukan apapun, ini semua adalah salahku.” Balas Raja.
“Bukan itu maksud saya. Karena Anda tidak melupakan gadis biasa seperti saya selama 8 tahun, saya tidak bisa meminta apa-apa lagi. Jadi, saya memutuskan untuk terus mengingat dan merindukan Yang Mulia, meskipun Yang Mulia melupakan saya.”
Raja janji, ia tidak akan melupakan orang-orang yang telah membuat Yeon Ify menderita, ia pasti akan membuat mereka membayarnya dan akan mengampuni mereka yang tidak bersalah, dan akan mengembalikan semuanya pada tempat yang semestinya. Yeon Ify yang tahu keterlibatan Min Agni minta Raja melupakan semuanya, apa yang terjadi di masa lalu, lebih baik ditinggalkan di masa lalu. Jika Raja sebelumnya ingin menutupi kebenarannya, dia pasti punya alasannya sendiri.
 Raja memandang Yeon Ify, ia heran. Raja mengutip kata-kata Yeon Ify, “’saya percaya pada anda. Saya percaya anda akan mengungkapkan kebenaran.’ Bukankah kau pernah mengatakan itu padaku? Tapi mengapa..?”
“Saya percaya pada Yang Mulia, tapi..saya takut kalau kebenarannya hanya akan menyakiti anda. Saya hanya ingin tetap disisi anda, saya tidak bisa minta yang lain lagi..”
 Raja tidak percaya, apa Yeon Ify suka ada di ruangan kecil dengan cahaya yang minimalis seperti itu. Yeon Ify menjawab, karena ia telah memiliki matahari disisinya, saya tidak membutuhkan sinar yang lain. Raja tersenyum dan menggandeng Yeon Ify pergi.
Yeon Ify heran, “Kita mau kemana Yang Mulia?”
Raja membawa Yeon Ify ke Balairung istana, tempat di mana Eojwa (Takhta Raja) ada.
 Yeon Ify tertegun, “Tempat ini..”
“Disini, dimana politik negara ini dimulai. Disini, aku mendengarkan masalah-masalah rakyat. Aku memutuskan apa yang harus dilakukan untuk masyarakat.”
“Kenapa membawa orang seperti saya ke tempat sepenting ini?” Raja berkata saat pertama bertemu Yeon Ify, Yeon Ify mengingatkannya tentang kesalahan hukum negara dan kalau Raja negeri ini harus bermoral. Yeon Ify malu, ia merasa masih muda dan naif waktu itu.
Raja mengutip, dimata seorang anak, semua di dunia ini bisa menjadi masalah, dan semua di dunia ini juga bisa menjadi jawaban. Itu adalah pelajaran pertama yang diberikan gurunya, yaitu Kakak Yeon Ify.            “Jadi, jika menurut seorang anak itu tidak masuk akal, berarti ada masalah. Jadi sebagai Raja, setiap kali aku harus membuat keputusan akan satu masalah, aku akan memikirkanmu dan juga guruku, dan apa yang telah kalian nasihatkan.”
Raja menatap Yeon Ify, “Aku akan berpikir seperti ini.” Yeon Ify terharu. Raja menunjuk lukisan Irworobongdo atau Irwoldo (Lukisan Matahari, Bulan dan Lima puncak di belakang takhta Raja).
 “Kau lihat itu? Saat aku masih sebagai Putra Mahkota, berdasar arti dibalik lukisan Matahari dan Bulan itu, aku menyuruh seorang seniman membuat binyeo wanita. Aku ingin memberikannya padamu saat aku memintamu menjadi Bulanku, sebagai tanda cintaku saat aku memintamu menikahiku.”
 Raja mengeluarkan kantung merah dari balik jubahnya, dan memberikan binyeo phoenix itu kepada Yeon Ify. “Ini sebenarnya sepasang. Yang satunya lagi sudah kuberikan padamu. Aku menyimpan ini untuk diberikan padamu saat kau menjadi istriku. Aku ingin memberikan ini padamu.”
Yeon Ify mengamati binyeo phoenix itu dengan terharu. Raja mengeluarkan kantung lain dari balik jubah, kali ini kantung hitam, Raja sudah memerintah untuk mengambil barang-barang Yeon Ify dari Seohwalinseo dan ia menemukan binyeo phoenix yang satunya lagi. Raja memberikan binyeo itu pada Yeon Ify. Sekarang di tangan Yeon Ify ada sepasang binyeo phoenix rancangan Raja.
“Hari ini..mereka berdua akhirnya menjadi satu.” Yeon Ify menangis. Raja mendekat dan mencium Yeon Ify.


****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted : June 23, 2012
Edited : August 11, 2012


No comments:

Post a Comment