Saturday, 23 June 2012

The Moon That Embraces The Sun 15 [IC Version]

The Moon That Embraces The Sun 15
  Seol Zahra bertemu dengan Alyssa. Alyssa memberi tanda pada Seol Zahra untuk diam, lalu menariknya masuk ke dalam kamar.
Seol Zahra   terkejut, “Agassi..apa yang terjadi.” Ia mendengar Alyssa dibawa ke Seohwalinseo lalu tiba-tiba menghilang. Seol Zahra  sangat mencemaskan Alyssa. Alyssa berkata ia kehilangan kesadaran.
Seol Zahra tidak mengerti, “Apa sekarang sudah tidak apa-apa?”
Alyssa mengiyakan, “Saat aku kehilangan kesadaran aku ingat apa yang terjadi di masa lalu.”
Seol Zahra  terkejut, “Kau ingat kejadian masa lalu?”
Alyssa mengiyakan, “Saat aku menjadi peramal ..waktu itu aku juga kehilangan kesadaran. Kau juga ingat kan?”
Seol Zahra  berkata ia tidak tahu, ia tidak ada disana saat itu terjadi. Alyssa tanya sejak kapan Seol mulai tinggal bersama Nok young, sebelum ia menjadi peramal atau sesudahnya. Seol Zahra berbohong pada Alyssa, “Aku sudah bilang setelah dijual pada majikan lain, aku melarikan diri dan bertemu dengan bibi juga dirimu. Mulai dari saat itu.”
“Seol Zahra .”
“Ya?”
“Kenapa kau berbohong padaku. Aku melihatmu dengan jelas..saat aku dikeluarkan dari dalam kuburan, kau melihatku.” Mata Seol Zahra  membesar, ia syok.


***

 Menteri Na menghadap Ibu Suri Tua dan berkata kalau peramal itu bertahan hidup.
 Ibu Suri terkejut, “Anak itu bertahan hidup?”
Menteri Na mengiyakan, “Dia membawa roh itu dalam tubuhnya dan dia tidak gila. Ini pertama kalinya saya melihat seorang peramal melakukan itu.”
Ibu suri kagum, “Berarti anak itu punya kemampuan yang hebat.”
Ibu Suri menyesalkan semua kejadian ini, “Kalau ini semua tidak terjadi, pasti akan sangat berguna mendapatkannya disisiku, sayang kemampuannya terbuang percuma.”
Ibu Suri ingin tahu apa Alyssa sekarang ada di Seohwalinseo.
Menteri Na menjawab, “Itu..sebenarnya..” Lalu ia cerita kalau Alyssa minta bantuan padanya. Alyssa berbohong dan berkata ia sudah mengambil roh itu, jika ia tidak bergegas dan melepaskan roh itu, maka bukan hanya Alyssa tapi semua orang akan menghadapi kemarahan roh itu.
“Lalu apa yang kau inginkan?” Alyssa hanya minta waktu untuk menenangkan roh yang ada di dalam dirinya, ia minta ijin untuk berdoa bagi roh itu di seongsucheong.”
Ibu Suri tanya apa Menteri Na memberikan ijin untuk melakukan itu. Menteri Na tidak punya pilihan selain mengijinkannya, karena tiba-tiba saja Alyssa berubah menjadi seperti orang lain dari sebelumnya.
Menteri Na takut, jika ia tidak hati-hati dengan peramal yang punya roh hantu di dalamnya, maka jika roh itu marah bisa membuat semua orang jadi kacau.
“Bagaimana jika ia melarikan diri?” Menteri Na menenangkan Ibu Suri, ia sudah meminta orang menjaga Alyssa jadi itu bukan masalah. Ibu Suri minta Menteri Na menyelesaikan semuanya dengan baik.


***

  Seol Zahra menangis, ia merasa sangat bersalah, “Agassi..saya salah.”
“Aku tidak punya waktu mendengarkan penyesalan mu. Seol zahra, nanti saja.”
Sekarang ia ingin tahu semua yang diketahui Seol zahra. “Apa yang dikatakan Shinmu, apa yang dikatakannya sampai kau menutup mulutmu selama 8 th ini dan tidak mengatakan-nya padaku.”
“Demi menyelamatkan Nona, yang ada di bawah pengaruh magis, Tuan dan Ny. besar memutuskan memberikan obat pada Nona. Dan menyelamatkan anda nanti dari kuburan.”
“Mereka memberikan obat untuk menyelamatkanku?”
Seol Zahra  menjelaskan, “Akan dianggap sebagai konspirasi jika keluarga Heo membiarkan putri mereka yang sakit terus menjadi Putri Mahkota, mereka tidak punya pilihan selain menyembunyikan penyakit anda, Nona. Mereka tidak punya pilihan selain membiarkan anda hilang dari muka bumi ini.”
“Jadi, ayah tahu kalau aku masih hidup?”
“Ya. Demi menyelamatkan hidup seluruh keluarga dan klan, pengorbanan ini harus dibuat. Jadi, saya tidak boleh mengatakan kalau anda masih hidup, Agassi.”
“Jadi, penyakitku itu benar..”
“Itu yang saya ketahui. Tapi..seperti yang anda katakan sebelumnya, saya merasa anda tidak memiliki kekuatan spiritual jadi saya tanya Shinmu. Dan jawabannya, itu karena kekuatan spiritual anda belum sepenuhnya terbentuk atau melemah karena efek sihir hitam itu, atau mungkin itu karena kau kehilangan ingatanmu. Itu yang dikatakannya pada saya.”
Alyssa merasa marah, “Paling tidak pada keluarga..paling tidak pada keluarga..kau tidak seharusnya menyembunyikan kenyataan kalau aku masih hidup.”
“Dia berkata ini akan membahayakan nyawa anda, Nona.”
Alyssa tidak mengerti, “Mengatakan pada keluargaku kalau aku masih hidup, akan membahayakan nyawaku?”
“Ya. Sebenarnya saya juga ragu, tapi setiap saat saya membicarakan ini, Shinmu berkata 'kau tidak mengerti', atau 'lebih baik tahu sedikit saja.' Jadi demi keselamatan Nona, saya harus tetap diam. Saya benar-benar bersalah, Nona. Saya tidak bisa melakukan apapun kecuali tutup mulut.”
Alyssa merasa ini aneh. Alyssa tidak ingat Nok Young memberikan obat magis.
Seol Zahra tidak mengerti, “Lalu kenapa?”
Alyssa berkata “Jika kau ingin jadi peramal, kau harus minum obat magis itu. Tapi tetap saja Shinmu membawanya ke Seongsucheong sebagai peramal, membiarkannya jadi jimat hidup dan masuk ke Daejeon.”
Alyssa mengingat, saat ia memberi hormat pada keluarga Raja pertama kali, ia ingat 8 tahun lalu Shinmu adalah Seongsucheong Gukmu, Seongsucheong mendapatkan perhatian dari Ibu Suri Tua, semua tahu itu.
“Bukankah ini aneh, bukankah ini kebetulan kalau aku menderita sakit aneh saat aku menjadi Putri Mahkota? Kenapa dari semuanya, Kepala Seongsucheong yang menyelamatkanku? Yang kukira adalah kekuatan spiritualku, justru sebenarnya adalah ingatan masa laluku. Jika aku tidak mendapatkan kekuatan gaib itu, lalu sebenarnya aku sakit apa? Kenapa Shinmu menyelamatkanku, dan apa aku benar-benar sakit karena punya kekuatan gaib?”
Seol zahra usul untuk tanya langsung pada Shinmu.
Tapi Alyssa melarangnya, “Kita tidak bisa mempercayai siapapun saat ini. Kita tidak boleh bertindak terburu-buru. Tunggu sampai waktu yang tepat, sampai kita menemukan siapa penjahat sebenarnya dibelakang ini.”
Percakapan mereka terhenti oleh seruan Hyung Sun. Hyung sun menanyakan Jang Nok Young. Tapi peramal yang menemuinya berkata kalau Nok Young pergi ke gunung untuk berdoa. Hyung Sun tampak kecewa.
Hyung sun lapor pada Raja. Kalau Gukmu Jang pergi berdoa selama beberapa hari di gunung. Raja memegang kepalanya dan berkata dalam hati, kalau ini bukan kebetulan, ini tampak mencurigakan. Hyung Sun heran, “Ada apa Yang Mulia?”
Raja berdiri dan berkata ingin keluar cari udara segar. Raja dan rombongan bertemu dengan Ratu di taman.
Ratu memberi hormat dan dengan manis tanya Raja mau kemana.
“Aku hanya..pergi jalan-jalan..”
“Saya akan menyiapkan teh panas di Daejojeon.”ucap Ratu.
“Aku sudah minun teh.” Raja akan jalan pergi. Ratu menunduk, ia tampak kecewa. Raja berhenti dan tanya apa mau jalan-jalan bersama. Ratu tampak senang dan jalan bersama Raja. Hyung Sun juga tersenyum simpul.
Ratu berkata, “Beberapa hari lalu udara terasa sangat dingin, tapi angin hari ini membawa wangi musim semi, apa Yang Mulia juga merasakannya?”
Raja tidak mendengar perkataan Ratu, ia memandang Paviliun Bulan Tersembunyi dengan wajah sedih. Ratu beberapa kali memanggilnya.
Raja akhirnya menoleh, “Apa katamu Ratuku?”
“Saya akan menunggu.”
“Menunggu apa?”
“Sampai Yang Mulia akhirnya bersedia menerima saya. Saya akan menunggu tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan. Saya tidak akan memaksa Yang Mulia untuk melupakannya. Katanya, Raja (Wang) adalah Matahari dan Ratu (Wangbi) adalah Bulan. Seperti Matahari dan Bulan tetap ditempatnya, selama Yang Mulia mengakui saya, tidak peduli dimana, saya akan disana menunggu.” Kata-kata Ratu justru membuat Raja ingat saat menyelinap ke kamar Yeon Ify dan menyerahkan binyeo Bulan Memeluk Matahari itu.


***

Alyssa menemukan binyeo-nya dan ingat saat PM Rio berkata “Jika Raja adalah matahari, maka Ratu adalah bulan. Binyo phoenix ini menggambarkan bulan putih memeluk matahari merah, jadi kunamakan “Haereul Pumeun Dal””
Yeon Ify : Bulan memeluk matahari.
PM Rio : Putri Mahkota dalam hatiku hanya kau, Yeon Ify. Alyssa menangis

***

 Raja kembali ke masa ini dan menoleh, ia melihat Yeon Ify berdiri di depannya sebagai Ratu. Raja tertegun. Lalu ia melihat binyeo Bulan memeluk matahari itu. Raja tersenyum memandangnya. Tapi kemudian Raja sadar, ia sebenarnya melihat ke arah Ratu Yoon. Senyum-nya mendadak lenyap. Wajah Ratu juga berubah.


***

 Alyssa memeluk binyeo itu lalu menangis. Seol Zahra  memanggilnya, “Agassi..saya akan masuk.”
Seol Zahra  masuk dan berganti baju hanbok wanita biasa. Alyssa tertegun, lalu memuji Seol.
“Saat kau mengenakan baju seperti ini..kau benar-benar gadis yang cantik. Kau cantik.”
Seol Zahra cemberut, “apa saya..pernah jadi laki-laki?”
Alyssa tersenyum, dan berkata setelah Seol Zahra menyelesaikan tugas yang diberikannya, Seol Zahra  harus menemuinya di Seohwalinseo.


***

 Kim Chae Alvin membebas tugaskan semua pengawal yang mengurung kediaman Yang Myung Iel-gun. Yang Myung Iel melihat Alvin dan dengan sinis tanya, “Jadi sepertinya aku bisa mendapatkan kebebasanku kembali?”
Alvin berkata kalau Raja berhasil membujuk para menteri dan akhirnya membebaskan P. Yang Myung Iel dari tahanan rumah. Yang Myung Iel senyum dan berkata dengan sarkastis, “Oh langit, oh langit, Yang Mulia sungguh berkuasa.” Yang Myung Iel segera masuk ke dalam. Alvin  mengikutinya.
Yang Myung Iel sudah siap-siap pergi. Alvin tanya Yang Myung Iel mau kemana. Alvin melarang Yang Myung-gun pergi ke sana.
“Apa kau menahanku karena kau tahu aku mau kemana?”
“Seohwalinseo..bukankah anda akan ke sana?”
“Kau lumayan juga sebagai teman lama. Tapi kenapa aku tidak bisa pergi? Apa karena dia adalah milik Yang Mulia?”
“Tuanku.”
“Heo Yeon Ify, jika itu dia, Raja bisa melakukannya. Tapi ini peramal Alyssa. Bukankah itu lain? Yang Mulia tertarik pada Alyssa karena ia mirip adik Heo Yeom Cakka, tapi bukan aku. Aku ..aku hanya..menyukai peramal Alyssa. Jadi, kau seharusnya menganggapnya sebagai milikku dan bukan milik Yang Mulia, benar kan?”
Alvin mengingatkan lagi, kalau Yang Myung Iel adalah Pangeran. Yang Myung kesal dan mengibaskan tangan Alvin, “Itu panggilan yang melelahkan! Aku bisa membuang sebutan itu kapanpun aku mau. Hanya satu hal itu saja yang kumiliki, yang tidak dimiliki oleh Yang Mulia.”
Yang Myung Iel pergi. Ia segera ke Seo-hwalinseo dan berteriak ke petugas farmasi disitu. “Kau belum menemukannya? Ini sudah hari ke-4. Meskipun ia tahanan, kau tetap harus menemukannya.”
Petugas itu kesal, apa Yang Myung Iel ingin memeriksa seluruh negeri karena seorang peramal rendahan menghilang dan seharusnya Naegeumbu yang bertanggung jawab, “Kenapa ia yang harus tanggung jawab?”
Seorang pria lari masuk sambil teriak panik, “Tolong bantu saya Tuan! Putri saya sekarat.” Petugas minta pria itu menunggu sampai ada tabib yang ditugaskan ke sini. Pria itu bingung karena tidak ada tabib dan putrinya akan segera mati. Petugas minta dia memanggil tabib sendiri kalau punya uang.
P. Yang Myung Iel marah dan membentaknya, “Ada orang sekarat, bagaimana kau bisa memperlakukannya seperti itu? Kau digaji dengan uang negara, apa kau tidak merasa malu?”
Petugas itu kesal, “Aku setuju bertemu dengan bangsawan ini, tapi ia sungguh mengesalkan.” Pria itu mengusir Yang Myung Iel.


***

  Alyssa dikawal masuk ke Seohwalinseo dan ia tertegun menyaksikan kondisi menyedihkan rakyat miskin  di negri ini. Banyak yang kelaparan dan sakit. Orang-orang tetap saja melempari Alyssa. Alyssa dilempar ke ruangan penuh orang sakit. Mereka dicampur begitu saja, tanpa dilihat penyakitnya, menyedihkan. Alyssa melihat Yang Myung Iel yang menolong anak perempuan itu.
Yang Myung Iel minta anak itu duduk tegak, lalu tanya apa dia bisa bernafas. Yang Myung Iel berkata ini bukan muntah biasa atau diare, ini kolera. Ia menyuruh ayah anak itu mengambil jahe dan memasukkannya ke air, “kita harus membuatnya muntah agar ia bisa bernafas.”
Yang Myung Iel tanya “perawat, apa bisa melakukan akupuntur,”
ia minta perawat itu menusuk bagian tertentu.
Yang Myung Iel minta perawat menahan anak itu, karena anak itu terus meronta karena kesakitan. Yang Myung Iel melihat Alyssa dan ia tertegun sesaat. Yang Myung Iel minta anak itu minum air jahe bagaimanapun caranya agar ia muntah.
Yang Myung Iel teriak ke Alyssa, “Kenapa kau diam saja? ayo cepat tekan hidungnya agar dia minum.”
Alyssa bergegas maju dan menekan hidung anak itu. Akhirnya anak itu muntah dan mengeluarkan semua makanan-nya..ke baju Yang Myung Iel. Yang Myung Iel tampak lega, meskipun bajunya yang rancangan desainer kena muntahan.
Ayah anak itu menangis, “Anakku..anakku kau selamat.”
Yang Myung Iel tersenyum pada Alyssa. Yang Myung Iel asyik makan, ia tidak peduli hanya makan bubur nasi sederhana. Mungkin selama mengembara, Yang Myung Ie sering makan bubur di hwalinseo. Alyssa masuk membawa baju Yang Myung Iel. Yang Myung Iel tanya apa sudah dicuci bersih. Alyssa bisa membersihkan kotorannya, tapi tidak bisa menghilangkan nodanya. Bayangkan..baju Yang Myung Iel hasil perancang terkenal .
Yang Myung Iel hanya tersenyum dan melanjutkan makan. Alyssa tanya darimana Yang Myung  Iel mempelajari ilmu pengobatan.
 “Ini tidak bisa disebut ilmu pengobatan, karena orang seperti aku yang bukan tabib bisa melakukannya.” Yang Myung Iel cerita, di masa lalu, gurunya Kepala Sarjana (Tuan Heo) pernah berkata, ‘setelah kau mempelajarinya, kau bisa menyelamatkan orang di dunia, jadi ingatlah buku-buku pengobatan.’ “Dan semua rekan sekelas yang belajar bersamaku semuanya punya kemampuan pengobatan.”
Alyssa menahan perasaan-nya, mereka sedang bicara tentang ayahnya. Ia berkata kalau guru Yang Myung Iel sepertinya adalah orang yang sangat baik.
Yang Myung Iel membenarkan, “Ia seorang yang sangat baik, sulit menemukan orang seperti dirinya. Dia memberikan kehangatan seorang ayah dan cinta pada orang yang tidak pernah merasakannya. Termasuk pengetahuan dan emosi, dia menjadi guruku sepanjang masa. Tidak saja dia menganggapku sebagai anggota keluarganya sendiri, dia memperlakukan semua orang dengan adil dan dengan ketulusan.”
Alyssa berusaha menahan tangisnya. Alyssa mengantar Yang Myung Iel pergi dan berkata hari ini adalah hari yang sangat sibuk. Alyssa berkata Yang Myung Iel sudah menolong banyak orang. Yang Myung Iel senang bisa melihat Alyssa lagi.
“Pasti berat untukmu, meskipun sangat sakit, terima kasih karena tetap hidup. Jangan khawatir, aku tidak akan kembali lagi. Aku cuma cemas karena kau menghilang, jadi aku datang. Untuk melihat apa kau selamat dan baik-baik saja, juga untuk melihat wajah jelekmu itu. semuanya sepertinya baik-baik saja, aku akhirnya tenang. Jaga dirimu.”
Alyssa tampak terharu, Yang Myung Iel tetap tidak berubah. Beberapa perawat menahan Yang Myung Iel, mereka memohon agar Yang Myung datang ke Seohwalinseo lagi, karena mereka sangat terbantu oleh Yang Myung Iel.
Yang Myung Iel menghela nafas dan melirik Alyssa, “Yah mau bagaimana..aku ini memang cukup populer dimana-mana. Apa yang harus kulakukan?”
Alyssa tersenyum geli, seperti biasa..seperti waktu itu..Yang Myung Iel-gun selalu tampak cemerlang kalau sedang ceria.

 Kim Chae Alvin mengamati mereka dari jauh.


***

  Paginya, Raja tanya apa Alyssa baik-baik saja. Alvin mengiyakan, “Dari yang saya lihat dia baik-baik saja.”
Raja menanyakan luka-luka Alyssa dan alvin berkata tampaknya Alyssa bisa menahannya dengan baik. Raja tanya bagaimana kakaknya. Alvin diam saja. Raja tanya apa Alvin tidak pergi ke tempat kakaknya. Alvin berkata setelah pengawal ditarik, Yang Myung Iel-gun tampak senang.
Raja menatap tajam Alvin, “Kau menyembunyikan sesuatu dariku. Kalau kau berbohong, kalau kau berbohong demi aku, matamu yang menghianatimu. Apa hyungnim bersama dengan anak itu?”
Alvin tertegun dan tidak bisa menjawab. Alvin jalan keluar dan tampak serba salah. Ia berpapasan dengan Hong Kyu Tae. Hong memberi hormat dan Alvin mengangguk. Hong masuk ke Daejeon, sementara Alvin jalan pergi. Tapi bukan Kim Chae Alvin jika ia tidak menangkap basah menteri Keuangan yang mengintip Hong Kyu Tae.
Alvin tahu pihak Perdana Menteri Yoon mengamati Hong.

Menteri Keuangan bertemu dengan Perdana Menteri dan rekan lainnya, ia berkata “Mengapa petugas dari Naegeumbu mengunjungi Daejeon? Pasti bukan dalam rangka ramah tamah. Ini mencurigakan.”
Menteri Han berkata, “Jika kita tanya, dia akan mengatakan kalau ia sedang menyelidiki kematian Mantan Sang Seon, ya kan? Ini juga tidak biasa, kasus ini jelas harus diselidiki Kementrian Keadilan, tapi Yang Mulia dengan keras kepala memberikan hak penyelidikan pada Naegeumbu.”
Menteri Keuangan berkata “Raja memberikan kasus pada Naegeumbu yang tidak termasuk dalam pelanggaran Tiga Prinsip dan Lima Kebajikan, jadi pasti ada rahasia dibaliknya. Raja juga tanya masalah dana mantan Raja dan memanggil mantan Sang Seon (Kasim Kepala) ke istana. Tapi sebelum ia masuk istana, ia bunuh diri. Ini bukan masalah Harta Kerajaan. Masalah tentang dana Kerajaan, tidak seorangpun boleh mencampurinya. Jadi hak penyelidikannya diberikan pada Naegeumbu. Yang Mulia benar-benar tidak punya cacat.”
Yoon berpikir, “Sebenarnya ia menyelidiki kembali kasus 8 tahun lalu.”
 “Pura-pura menyelidiki kasus bunuh diri, tapi sebenarnya ia menyelidiki kasus lain?” Tanya Menteri Shim.
Yoon minta mereka menyuruh orang mengikuti Hong Kyu Tae.


***

 Hong Kyu Tae menghadap Raja, ia sulit menemukan orang yang bisa dijadikan sumber dalam kasus ini, “Jika Yang Mulia ingat seseorang, saya akan pergi dan menyelidikinya. Raja ingat satu orang, No Sanggung. Dia adalah Dayang istana yang bertanggung jawab dalam pendidikan Putri Mahkota, dia pasti tahu sesuatu. Dari malam sebelum Putri Mahkota pingsan, kau harus menemukan sebenarnya apa yang terjadi. Tanya juga setelah dia kembali ke istana, apa ada barang milik Putri Mahkota yang tertinggal.”
Hong mengerti. Alvin minta ijin masuk, ia lapor kalau pihak Yoon sudah mulai bergerak. Raja tanya ke Hong, “Apa kau mendengar itu?”
“Saya dengar.” Balas Hong.
Raja minta Hong hati-hati. Hong berkata ia petugas Naegeumbu, meskipun tidak sehebat Alvin, tapi ia bisa jaga diri. Yang Mulia tidak perlu cemas.


***
 Seol Zahra tiba di depan kediaman No Sanggung.


***

 Alyssa memberikan perintah yang sama seperti perintah Raja, “Mencari No Sanggung yang dulu mengajarkan etiket di Paviliun Bulan Tersembunyi dan tanya apa yang terjadi pada tubuhku hari itu. Kurasa ia tahu. Aku mengandalkanmu Seol.”
No Sanggung menyajikan teh, dasik, dan kue untuk Seol Zahra . Ia ingat kalau Yeon Ify adalah orang yang sangat cantik dan pintar. Saat ia harus meninggalkan istana, dia berdiri di depan dan dengan air mata di mata mereka, mereka berdua saling memandang. “Aku masih mengingatnya dengan jelas sampai sekarang.”
“Tapi apa ada yang aneh pada hari itu? Misalnya, apa ada perubahan dayang istana, atau makanan-nya berbeda. Atau mungkin ada seseorang yang mengunjunginya. Tolong katakan apa saja yang anda ingat.”
No Sanggung ingat sekarang, “Benar..aku ingat satu hal kecil. Malam itu, Tuan Putri datang untuk menemui Putri Mahkota.”
“Tuan Putri?”
“Putri Mahkota adalah teman main Tuan Putri. Kukira ia hanya ingin mengunjunginya.”
Seol Zahra  ingin tahu, “apa Tuan Putri bertemu Putri Mahkota?”
“Tidak, seperti ada yang ia pikirkan. Aku tidak yakin kenapa, tapi dia tidak masuk ke dalam. Putri pergi sebelum ia menanyakan tentang kesehatan Putri Mahkota.”

 ***
 Hong Kyu Tae tanya kediaman mantan Gungnyeo yang tinggal di sekitar sini. Seorang pria menunjuk, “Dia tinggal di ujung jalan.”
Hong berpapasan dengan Seol Zahra , tapi keduanya sama sekali tidak saling curiga. Hong sampai di kediaman No Sanggung, ia curiga karena pintunya terbuka sedikit. Hong masuk ke halaman dan bertemu dengan seorang pria bertopeng. Hong segera bertempur dengan orang itu, lalu satu orang lagi keluar lewat jendela. Hong tidak mengejar keduanya. Hong masuk ke rumah No Sanggung dan terkejut, No Sanggung sudah meninggal, dibunuh oleh pria bertopeng tadi.


***

 Raja marah besar, ia memukul meja. “Satu lagi korban telah jatuh.”
Hong minta maaf, ia tidak bisa menyelesaikan perintah Raja. “Tolong hukum saya,Yang Mulia.”
“Ini bukan salahmu, kau hampir kehilangan nyawamu. Ini salahku. Aku sudah membuat semua orang dalam bahaya.”
“Yang Mulia, jangan menyalahkan diri anda.”
“Sekarang, kau pun ada dalam bahaya. Jika kau mau mundur, jangan ragu-ragu katakan saja. Aku akan mengijinkannya.”
 Hong menolaknya, “Saya sudah memberikan nyawa saya pada Yang Mulia, tidak peduli seberapa bahaya tugas ini, sebagai pelayan anda, saya tidak akan menyerah.”
“Terima kasih. Aku tidak akan pernah lupa kesetiaanmu.”
“Saya tersanjung dengan kemurahan anda, Yang Mulia.”
Raja yakin sekarang, “Semakin dalam penyelidikan kita, sepertinya ada orang yang menghalangi langkah kita. Tapi ini juga membuktikan sesuatu, meskipun tidak kelihatan, tapi ada musuh yang masih hidup.”

 Raja bertemu Yoon. Yoon memberi hormat. Raja tanya apa Yoon baru saja dari perpustakaan. Yoon membenarkan, ia ingin menemukan sesuatu dan ia pergi untuk membaca beberapa buku. Raja tanya apa Yoon menemukan buku yang menarik. Yoon membenarkan.
Raja ingin tahu apa isinya dan Yoon berkata, “Jangan terlalu suka mengoreksi, saat sudah menemukan penjelasan. Ini adalah kebijaksanaan. Tidak menunjuk kelemahan orang lain. Untuk bersikap sopan, dan tidak suka membantah, ini adalah kebijaksaan yang baik.”
Raja berkata dalam hati  “Maksudmu adalah untuk menghentikan penyelidikan ini.”
Yoon berkata dalam hati, “Apa anda mengerti, Yang Mulia?
“Kalimat yang sangat bagus, tapi tidak mengoreksi kesalahan orang lain dan terus saja menutupinya bagaimana ini bisa disebut kebijaksanaan?”
Yoon berubah wajahnya, ia berkata “Jika tidak menimbang konsekuensinya, maka akan menjadi penyesalan dan naif, siapa yang harus disalahkan jika terjadi pergolakan politik?”
“Dengan kata-kata peringatan, seseorang bisa menghindari kenaifan dan penyesalan. Masalah ini benar-benar cocok didiskusikan dengan pelajar-pelajar muda. Aku akan mengatakannya dalam pertemuan sore ini.”
“Saya tersanjung. Semoga Yang Mulia tidak gagal melakukan kebijaksanaan, itu adalah harapan pelayan anda.”
Yoon berkata dalam hati, “Jika anda tidak berhenti sampai disini, maka akan semakin berbahaya untuk anda.”
Raja pergi dengan wajah geram.


***

 Seol Zahra menemui Alyssa.
Alyssa heran, “Tuan Putri?”
Seol Zahra membenarkan, “Apa anda ingat sesuatu?” Alyssa tidak tahu.
Seorang perawat masuk dan menyuruh Alyssa pergi ke farmasi untuk mengambil obat, perawat itu ketus dan mengingatkan Alyssa  “Jangan main-main atau menggoda orang dan membuat kami jadi buruk. Aku tidak akan melepaskanmu, mengerti?”
 Alyssa mengiyakan. Seol Zahra tampak ingin memenggal perawat itu, tapi ia menahan diri dan menawarkan diri mengambil obat agar Alyssa bisa istirahat.
Alyssa menolak, “Kau harus pergi ke satu tempat bersamaku.”
Alyssa minta diantar ke kuburan ayahnya. Seol Zahra menuangkan arak untuk Alyssa dan Alyssa meletakkan arak dengan hati-hati di altar kuburan ayahnya. Alyssa memberi hormat beberapa kali.
Lalu menangis, “Ayah..ini Yeon Ify.”
Alyssa ingat saat-saat manis bersama ayahnya. Tuan Heo yang selalu bangga kepadanya, “Putri kita ini bisa dikatakan yang terbaik diantara semua gadis muda..”
Saat ayahnya menangis memeluknya waktu ia harus minum obatnya. Alyssa menangis, “ayah..ayah..ayah..”


***

 Beberapa saat kemudian, Ny. Heo, Yeom Cakka, dan P. Min Agni bersama pelayan mereka naik ke gunung untuk menjenguk makam Tuan Heo. Putri Min Agni kesulitan naik gunung, ia tergelincir batu. Yeom Cakka bergegas menolong istrinya, “Perjalanan ini tidak mudah, kenapa kau tidak dirumah saja?”
“Aku yang berkeras ingin ikut, karena kita akan menemui Ayah, sedikit menderita tidak berarti apa-apa.”
Yeom Cakka berkata ia selalu belajar sesuatu dari Min Agni, karena Min Agni selalu ceria dan punya bakat untuk membuat orang di sekitarnya bahagia.
Yeom Cakka berterima kasih. Min Agni menolaknya, “Diantara suami dan istri, tidak perlu ada ucapan terima kasih.” Min Agni minta Yeom menolong ibunya saja, beberapa waktu lalu, setelah pergi ke tabib ..ibu jadi depresi. Rombongan keluarga Heo tiba di makam. Yeom Cakka membantu ibunya dan Min Agni naik ke makam. Ny. Heo langsung jalan mendekati makam dan membersihkan rerumputan.
Yeom  Cakka melihat bekas bakaran dupa dan ia berkata ada yang datang ke makam. “Orang itu belum lama pergi, karena harum dupanya masih tercium.”
Min Agni mengira Yang Myung Iel-gun yang datang. Lalu ia pergi menyiapkan perlengkapan sembahyang. Ny. Heo memanggil Yeom Cakka, ia berkata kalau ayah tidak meninggal karena penyakit. Yeom Cakka terkejut.
“Ayahmu..bunuh diri.” Yeom Cakka tidak percaya. Ibunya menjelaskan, setelah Ayah mengirim Yeon Ify pergi seperti itu, ia berkata kalau ia membuat Yeon Ify meninggal dan ia menyesalinya dan sangat menderita.
Ny. Heo berkata, setelah Yeom Cakka menikah dengan Putri Min Agni, ayah berkata sudah melakukan apa yang bisa ia lakukan, lalu ia sakit semakin parah dan perlahan melepaskan nyawanya. Min Agni terkejut mendengar itu, ia menjatuhkan buah-buahan dan menangis.
Min Agni tampak sangat bersalah. Ny. Heo menangis sampai terjatuh, setelah ia mengirim anaknya pergi, kesedihannya membuat hatinya dipenuhi penderitaan. Siapa yang akan tahu?
Ny. Heo bicara pada makam suaminya, “Tuanku..bagaimana keadaaanmu? beberapa waktu lalu aku melihat seorang gadis yang mirip sekali dengan Yeon Ify kita, itu tidak mungkin, ya kan? Melihatnya dicerca dan dimaki di tengah jalan..Yeon Ify kita tidak akan hidup sengsara sepertiitu. Tolong katakan kalau dia bukan Yeon Ify. Yeon Ify kita bersama denganmu disana kan? hidup dengan aman, ya kan?”
Ny. Heo menangis tersedu-sedu, “Tuanku..”


***

 Tidak jauh dari situ, ternyata Alyssa dan Seol Zahra  mendengar semuanya. Keduanya juga menangis sedih. Alyssa jalan pergi sambil menangis.
Seol Zahra mengikutinya, “Agassi..”
Alyssa menyalahkan dirinya, “Ini semua karena aku, karena aku maka ayah meninggal dunia. Aku masih sangat muda waktu itu dan mengira kalau aku mati, itu akan menyelamatkan semua orang. Aku seharusnya memohon dan berharap untuk hidup..”
Seol Zahra berkata, “Ini belum terlambat untuk mengatakan pada semua orang kalau Nona masih hidup. Atau paling tidak, anda harus mengatakannya pada Nyonya.”
“Seol, bukankah kau mengatakannya sendiri? Bukankah ini semua demi melindungiku dan keluargaku? Aku juga..sama. Pasti ada sesuatu dibalik kematianku. Mungkin..keluargaku dan Yang Mulia akan ada dalam bahaya. Sampai kebenarannya terungkap, Heo Yeon Ify..harus tetap mati.”


***

 Ratu melihat rombongan peramal, ia tanya apa yang mereka lakukan. Para peramal itu akan menggantung jimat di paviliun bulan tersembunyi. Ratu mengerti, lalu ia melihat peramal wanita yang dulu dilihatnya di kamar Raja. Ratu menghentikan mereka lagi. Ratu heran kenapa peramal itu ada disini. Peramal yang dimaksud bingung, “Apa?”
Ratu tanya “Bukankah kau seharusnya dibuang ke Seohwalinseo? Kenapa kau disini?”
Peramal itu menjelaskan, dia bukan orang yang pergi ke Seohwalinseo. Tapi peramal lain. Dia adalah jimat untuk hariitu saja di Daejeon, sedangkan Peramal Alyssa, dia yang pergi ke Seohwalinseo.
Ratu terkejut, “Apa?”
Ratu kembali ke kamarnya dan memanggil Jo Sanggung.
“Kirim orang ke Seohwalinseo dan cari peramal yang bernama  Alyssa dan bawa dia kesini. Hal ini..tidak boleh diketahui siapapun.” Jo Sanggung mengerti.


***

 Alyssa jalan pulang dan Yang Myung Iel sedang main bersama anak-anak. Sebuah tongkat melayang ke arah Alyssa. Alyssa reflek menangkapnya. Yang Myung Iel langsung menunjuk Alyssa, “Karena kau menangkap tongkatnya, maka kau adalah musuhku.”
Alyssa mana ada mood untuk main. Ia jalan tanpa mempedulikan Yang Myung Iel. Yang Myung tidak menyerah dan berkata Alyssa tidak mengerti, dia sudah jadi tim lawan dan harus main. Anak-anak menarik Alyssa.
Yang Myung Iel mengambil barang bawaan Alyssa dan memberikan tongkat pada Alyssa, mulai. Anak-anak juga mendesak Alyssa. Akhirnya Alyssa ikut main, seperti baseball. Nama permainannya memukul jangkrik. Yang Myung Iel menuduh Alyssa salah mengukur jarak dsb, keduanya main dengan seru bersama anak-anak.
 Setiap kali Yang Myung Iel menang, ia selalu menjentik dahi Alyssa. Alyssa kesakitan. Alyssa  hampir memukul Yang Myung Iel dengan tongkatnya. Yang Myung Iel menghindar sambil ketawa. Yang Myung Iel akan mengambil tongkat di tangan Alyssa, tapi Alyssa menahannya, Yang Myung Iel tidak percaya, keduanya tarik-tarikan tongkat sambil ketawa.
Yang Myung Iel tiba-tiba menyadari ada yang mengamati mereka, ia menoleh dan melihat Raja bersama Alvin. Raja memandang dengan perasaan kacau.
Alyssa heran dan akan menoleh, tapi Yang Myung Iel tiba-tiba memeluknya. Agar Alyssa tidak melihat Raja. Raja memandang kakaknya dan Yang Myung Iel membalas dengan pandangan menantang. Raja akhirnya berpaling dan pergi.
Alyssa heran kenapa Yang Myung Iel tiba-tiba seperti itu. Tapi Yang Myung Iel tidak melepaskan Alyssa sebelum ia yakin kalau Raja dan Alvin sudah benar-benar pergi. Yang Myung Iel melepaskan Alyssa dan berkata ia mengira Alyssa akan jatuh tadi dan ia melakukannya tidak ada maksud lain, “jadi jangan terkejut lagi.”


***

 Raja dan Alvin jalan pergi. Raja tampak syok dan diam saja. Alvin  memanggilnya, “Yang Mulia..”

“Jangan bicara apapun, jangan katakan apapun.”


***

 Permainan selesai dan anak-anak pamit pulang. Yang Myung Iel dan Alyssa tampak gembira. Yang Myung Iel tanya apa Alyssa sudah merasa lebih baik sekarang. Yang Myung Iel tanya ada masalah apa kenapa tadi kelihatan murung sekali.
 Alyssa sadar, “Jadi itulah mengapa anda mengajak saya main?”
Yang Myung Iel berkata “Main bersama anak-anak yang polos dan ceria membuat semua masalah dunia, semua kekhawatiran dan persoalan, terlupakan, menghilang tanpa jejak.”
Alyssa berterima kasih, “Karena anda saya merasa lebih bahagia.”
Yang Myung Iel menggodanya, “Dan bukannya karena kau main bersama aku yang tampan dan luar biasa?”
Yang Myung dalam hati berujar, “Mungkin, lebih baik kalau kau adalah peramal. Paling tidak, aku bisa tetap berada di sisimu dan melihat wajahmu yang tersenyum."
Yang Myung Iel mengambil batu di tanah dan berkata, “Apa kita akan main dengan batu besok pagi?”
Alyssa meminta batu di tangan Yang Myung Iel, “Tolong berikan pada saya Tuan.”
“Kenapa? Apa kau mau latihan dulu?”
Alyssa menggeleng, “Tidak. Batu itu terlalu bagus untuk dipukul. Saya ingin menggunakannya sebagai batu pemecah masalah. Agar ia bisa melimpahkan semua masalah dan kekhawatiran pada batu itu.”
Alyssa menyebutnya haewooseok.Seperti cara Yang Myung Iel menamakan batu ajaib di awal part. Yang Myung merasa itu ide bagus dan ia membersihkan batu itu di bajunya yang mahal, lalu memberikannya pada Alyssa.
“Kalau begitu, ini adalah hadiah dariku.” Perawat muncul dan menanyakan obat. Alyssa minta maaf dan berkata akan segera mengambilnya. Alyssa berterima kasih pada Yang Myung Iel dan minta Yang Myung  Iel hati-hati di jalan. Alyssa pergi. Yang Myung Iel tersenyum memandang punggung Alyssa.


***

 Nok Young kembali ke Seongsucheong, ia disambut barisan peramal. Nok Young tanya apa ada yang terjadi selama ia pergi. Seorang peramal berkata kalau ada perintah kerajaan yang meminta Nok Young masuk ke Daejeon setelah Nok Young pulang. Nok Young mengerti, malam ini ia akan membuat persembahan untuk roh-roh dan besok pagi ia akan ke istana.
Jansil Via lari mendekatinya, “Shinmu..Shinmu..Seol Zahra eonni..mengenakan baju wanita.”
Seol Zahra muncul dari balik punggung Jansil Via, ia menunduk. Nok Young tampak terkejut melihatnya.


***

 Alyssa jalan ke sebuah tumpukan batu dan berkata pada ayahnya, “Ayah, sampai aku mengetahui semuanya, semua kekhawatiran dan kesedihanku, akan dikubur disini untuk sementara. Setiap langkah yang diambil putrimu di masa mendatang..Ayah..tolong kau jagai aku.”
Alyssa meletakkan batu dari Yang Myung Iel tadi dan meletakkan ke atas tumpukan. Seorang dayang mendekati Alyssa dan tanya apa kau peramal yang bernama Alyssa. Alyssa mengiyakan.
Dayang itu minta Alyssa ikut dengannya, “Yang Mulia Ratu ingin bertemu denganmu.”


***

 Yang Myung Iel jalan pulang dan ia ingat apa kata Alyssa tentang batu itu. Ia teringat saat mengatakan hal yang sama pada Yeon Ify remaja. Yang Myung Iel remaja saat itu berkata kalau Yeon Ify bisa melimpahkan semua kecemasan pada batu itu. Yang Myung Iel sadar kalau Alyssa baru saja mengatakan kata-kata yang sama, lalu ia ingat saat ia menjentik dahi Alyssa, reaksi Alyssa sama dengan reaksi Yeon Ify remaja. Yang Myung terkesiap, apa mungkin Alyssa sudah sadar siapa dirinya.
Tiba-tiba terdengar teriakan Raja, “Hyungnim!”
Yang Myung Iel menoleh dan melihat Raja sudah menunggunya. Keduanya duduk di dalam rumah Yang Myung Iel. Raja kesal kenapa Yang Myung bertindak sembarangan.
“Saya tidak tahu maksud Yang Mulia.”
“Kudengar kau sering berkunjung ke Seohwalinseo.”
“ Ah..saya tidak sering ke sana, saya kesana setiap hari. Yeah.. Wanita yang saya suka sedang jatuh dalam masalah, bagaimana seseorang bisa menyebut dirinya seorang pria jika hanya berdiam diri saja?”
“Hyungnim..”
“Saya sudah bilang, saya tidak peduli dengan kedudukan saya. Saya siap membuang semuanya. Apa anda tidak ingat?”
Raja membentaknya, “Aku sudah memberikan perintah kalau kau tidak boleh mendekatinya. Apa kau akan melawan perintah?”
“Yang Mulia!”
“Hyungnim!” Sebenarnya Raja hanya mencemaskan keselamatan Yang Myung Iel, kalau ia selalu ada di dekat Alyssa, maka para politikus bisa menggunakan alasan ini untuk membunuh Yang Myung Iel.


***

 Ratu Yoon menunggu Alyssa dengan gugup, ia menggigiti kukunya.
Alyssa dibawa masuk menemui Ratu. Alyssa memberi hormat pada Ratu, lalu mengangkat wajahnya. Ratu Yoon syok melihat wajah Alyssa, karena ia segera mengenali kemiripan Alyssa dengan Heo Yeon Ify.


****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted : June 23, 2012
Edited : August 11, 2012


No comments:

Post a Comment