The Moon That
Embraces the Sun 6
Tidak bisa dikatakan kesedihan Rio
saat mendapat berita dari Kasim Hyung Sun, kalau Yeon Ify meninggal dengan
tenang, seperti tertidur di lengan Kepala Sarjana. Rio juga tidak berdaya, ia
tidak boleh pergi untuk melihat penguburan Yeon Ify.
PM Rio histeris, “lepaskan aku! Yeon Ify! Yeon Ify!”
***
Penguburan Yeon Ify berlangsung
sederhana, di atas tebing persis seperti dalam penglihatan A Ri dan Nok Young.
Hanya dihadiri beberapa orang, keluarga dan teman dekat Penasehat Heo.
Alvin juga hadir. Ny. Heo menangisi putrinya, “anakku!
anakku!”
Ia tidak tahan dan hampir pingsan saat peti Yeon Ify
diturunkan. Pangeran Yang Myung Iel tiba di lokasi penguburan, tapi ia
terlambat datang. Yang Myung Iel hanya bisa menangis melihat peti Yeon Ify perlahan
diturunkan ke dalam liang lahat dan beberapa orang mulai menutupinya dengan
tanah.
***
Bo Kyung Shilla menyambut
ayahnya. Menteri Yoon berkata kalau tidak lama Bo Kyung Shilla akan masuk
istana, “apa kau siap?”
“Apa Bo Kyung kita akan menjadi Putri Mahkota?” Tanya Ny.
Yoon.
Bo Kyung bertanya, “Apa dia sudah meninggal?” Menteri
Yoon memastikan kalau Yeon Ify sudah meninggalkan dunia ini. Bo Kyung Shilla
duduk di kamarnya dan melihat gelang yang dibuat Yeon Ify untuk Rio. Bo Kyung
Shilla ingat kata-kata ayahnya, jika Bo
Kyung Shilla ingin memenangkan hati Putra Mahkota, mulai sekarang lupakan
perasaan kasihan dan bersalah pada Yeon Ify. Ingat kemarahan dan penghinaan
yang kau rasakan saat sesuatu dicuri darimu. Jika kau tidak mengerti ini,
berhenti menginginkan posisi itu sekarang. Bo Kyung Shilla mengingat lagi
perasaan saat ia menangis melihat PM Rio dan Yeon Ify malam itu.
***
PM Rio berdiri di depan istananya dan
memikirkan lagi saat ia menyalahkan diri sendiri. Dan Yeon Ify berkata ini
bukan salah PM Rio.
“Apapun yang terjadi, saya tidak akan menyalahkan anda.”
Ucap Yeon Ify.
P. Yang Myung Iel datang menemui
Rio. Ia marah dan menangis. PM Rio melihatnya, “kakak...bagaimana guruku? Anak
itu, aku ingin melihat Putri Mahkotaku untuk terakhir kalinya. Kakak, apa kau
melihatnya?”
P. Yang Myung Iel marah, “mengapa anda ingin tahu
mengenai itu? Yang Mulia, apa sebenarnya yang anda lakukan? Anda berani
menginginkan melihatnya untuk terakhir kalinya?”
PM Rio tampak bingung, “kakak.”
“Saat anak itu diusir dari
istana seperti kriminal, Yang Mulia, apa yang anda lakukan? Saat dia menderita
antara hidup dan mati, Yang Mulia..apa yang anda lakukan?”
PM Rio tertekan, “Jangan katakan itu lagi.”
“Saat dia dikubur ke dalam tanah
yang dingin, Yang Mulia..apa yang anda lakukan? Saat orang tua dan kakaknya
menangis dengan kesedihan mendalam, apa yang anda lakukan?”
PM Rio membentaknya, “Hyeongnim!”
Pangeran Yang Myung Iel masih
belum puas, “bukankah anda memiliki segalanya, Yang Mulia? Cinta Yang Mulia,
hati penuh pengabdian pada anda sebagai saudara, dan bukankah kita sangat dekat
seperti saudara sedarah, Yang Mulia? Satu hal...pasti ada satu saja yang bisa
saya inginkan untuk diri saya sendiri. Tapi bahkan itu juga tidak bisa menjadi
milik saya? Hanya dia satu-satunya bagi saya. Dialah satu-satunya yang saya
inginkan. Paling tidak satu saja, saya hanya ingin satu saja. Tapi itu juga
tidak bisa anda berikan pada saya? Jika itu saya ..saya akan melindunginya..dengan
semua yang saya miliki dan mempertaruhkan nyawa saya sendiri. Saya pasti akan
melindunginya. Yang Mulia...anda tidak melindunginya dengan benar. Di kehidupan
mendatang, dia akan menjadi milik saya. Di kehidupan mendatang, sayalah yang
akan melindunginya.” PM Rio tertegun, ia baru menyadari kalau kakaknya juga
mencintai Yeon Ify.
***
Ibu Suri memuji Nok Young, “kau
sudah kerja keras. Saat aku melihat kalau ia tampaknya akan bertahan, aku mulai
gelisah. Tapi sepertinya, kemampuanmu bukan hanya gosip belaka. Kelak, aku akan
melakukan yang terbaik untuk membantu Seongsucheong.”
“Saya tidak pantas menerima pujian. Tapi hari ini saya punya permintaan
pada anda.” Ibu Suri ingin tahu apa keinginan Nok Young. Nok Young ingin
meninggalkan Seongsucheong untuk sementara waktu. Nok Young berkata ia sudah
menggunakan ilmunya untuk membunuh dan itu adalah pantangan.
Karena ini, tubuh dan roh Nok Young telah terluka lumayan
parah, ia ingin pergi ke gunung untuk sementara waktu. Demi memulihkan
kondisinya. Ibu Suri awalnya tidak ingin Nok Young pergi. Nok Young berkata
kalau keberadaannya bisa membahayakan konspirasi Ibu Suri dan ia juga janji
akan kembali. Ibu Suri akhirnya setuju.
***
Yeon Ify membuka matanya! Yeon Ify
masih ada di dalam peti, ia merasa panik dan ketakutan. Lalu jatuh pingsan lagi
karena sesak kekurangan oksigen. Nok Young sepertinya memberikan obat yang
membuat Yeon Ify pingsan dan terlihat seperti mati suri. Nok Young memerintah
orang untuk menggali kembali kubur Yeon Ify.
“Cepat! Hari sudah mulai terang!
Cepat!” Nok Young tampak panik. Tiba-tiba Seol Zahra muncul, ia luka-luka dan
tidak mengenakan sepatu. Berarti majikan baru Seol kejam, kasihan. Nok Young
juga terkejut melihat Seol Zahra. Yeon Ify setengah sadar dan samar-samar
melihat Nok Young, tukang gali tanah, dan Seol Zahra. Lalu ia pingsan lagi.
Yeon Ify masih pingsan dan ia mimpi banyak hal,
Ayah..Ibu..Kakak. Lalu Putra Mahkota Rio. Yeon Ify sadar, ia duduk dan tampak
bingung. Yeon Ify melihat Jan sil Via, peramal kecil yang diselamatkan Yang
Myung Iel waktu itu.
Jan Sil Via menatap Yeon Ify dengan tajam tapi tanpa
ekspresi.
“Kau siapa?”
“Aku? Aku Jan Sil Via..”
Jan Sil Via langsung lari memanggil Nok Young dan Seol
Zahra. Seol Zahra lari masuk, “Nona! Nona, kau sudah sadar?”
Tapi Yeon Ify tidak kenal Seol Zahra, “kau siapa?” Seol Zahra terperanjat. Seol Zahra bingung dan
memandang Nok Young dengan wajah penuh tanya.
“Kau siapa? Dimana ini? dan siapa aku?”
Seol Zahra dan Jan Sil Via duduk diluar. Jan sil Via
tiba-tiba berkata pada Seol Zahra, “Onnie, kasihan kau. Kau harus menjadi
bayangan Nona ini selama hidupmu.”
Jan Sil Via bicara sesuatu yang sepertinya tidak ada
hubungannya, “Jika bunga salju (Seol Zahra) terlalu dekat dengan api (Yeom
Cakka), maka salju akan mencair. Jadi kau tidak boleh mendekatinya.” (Ini
kemungkinan ramalan Jansil Via atas hubungan Seol Zahra dan Yeom Caka) Tapi Seol Zahra tidak
mengerti.
Nok Young menjelaskan kalau Yeon Ify adalah
peramal dan pingsan saat ritual entrance (kerasukan). “Anda baru sadar hari
ini. Karena kekuatan magis yang sangat tinggi, kau kehilangan ingatanmu. Jadi
mulai sekarang, aku akan menjadi walimu.”
Yeon Ify menanyakan keluarganya, “dimana keluargaku?”
Nok Young berkata ia tidak tahu, karena ia melihatnya
jalan di jalan raya. “Kau memiliki sinar yang luar biasa disekelilingmu.” Yeon Ify
tanya apa keluarganya membuangnya.
“Apa mereka membuangku karena
memiliki kekuatan supranatural?”
“Kau sudah menjadi peramal. Jadi yang terbaik
adalah melupakan masa lalu. Alasan mengapa langit mengambil ingatanmu, mungkin
dengan tujuan agar kau melupakan masa lalumu dan hidup sebagai peramal.” Yeon Ify
menangis, tapi ia mengangguk pasrah.
***
PM Rio berpapasan dengan Yoon Dae Hyung serta
rombongannya. Yoon menyapa PM Rio, “Yang Mulia, anda pasti memiliki banyak
kecemasan selama waktu ini.”
PM Rio dengan santai menjawab, “Kecemasan apa? Ini
salahku karena tidak hati-hati menangani pemilihan. Langit berkuasa penuh
tentang siapa yang akan lahir, tua dan sakit, apa yang bisa dilakukan manusia
tentang itu?”
“Dalam
hal itu, pelayan setia anda tidak punya tujuan.”
PM Rio menyindir, “Di dunia ini bagaimana mungkin tidak
ada tempat untuk Menteri Personel? Jika seseorang benar-benar ingin mencari
tempat untuk dirinya sendiri, bahkan jika ia harus menarik pengendara dari
punggung kuda, dia akan menemukan jalan untuk memaksakan dirinya ke atas sana.”
Lalu Rio pergi. Yoon memandang Rio dengan wajah kesal..Yoon semakin tua
sementara Rio akan semakin kuat.
***
Keluarga Heo masih berat
melepaskan Yeon Ify. Tuan Heo masih membayangkan Yeon Ify di sekitar rumah.
Yeom Cakka mendekati ayahnya. Mereka minum teh di dalam.
Tuan Heo berkata kalau lokasi pembuangan-nya sudah diputuskan. “Meskipun kita
jadi bersalah, ini adalah harga yang harus kita bayar untuk kejahatan itu. Kau
tidak bisa mengeluh pada Yang Mulia.”
Yeom Cakka mencemaskan Putra
Mahkota, betapa kesepiannya dia. Tuan Heo mengingatkan Yeom Cakka, “kau tidak
boleh lupa kalau kau adalah anak buah Yang Mulia Putra Mahkota, sampai hari
dimana kau bisa membantu Putra Mahkota, kau harus berlatih dengan rajin dan
tidak boleh malas.”
Seorang pelayan memanggil Tuan Heo, “Tuan Besar, tolong
keluar sebentar.”
Ternyata Ny. Heo membawa masuk seorang gadis pengemis dan
menganggapnya sebagai Yeon Ify. Ny. Heo memberi pengemis itu makan. Tuan Heo
terkejut melihatnya, “Istriku!”
Ny. Heo minta anak itu tetap di dalam, “Jangan keluyuran
diluar lagi”. Anak perempuan itu sampai hampir tersedak karena Ny. Heo terus
saja menyuapinya makanan kesukaan Yeon Ify.
Yeom Cakka menepuk-nepuk punggung anak itu, “kau tidak
apa-apa?”
Yeom Cakka akhirnya membawa pengemis kecil itu keluar.
Tuan Heo berusaha menyadarkan istrinya, “Sampai kapan kau akan seperti ini?
Hentikan ini kumohon..Yeon Ify kita sudah meninggal. Dia sudah meninggal,
istriku..” Tuan Heo dan istrinya menangis sedih.
Tuan Heo menghibur istrinya, “sudah..tidak apa-apa.”
***
Seorang pria menunggu Nok Young, ia sudah
menyiapkan perahu. Pria itu adalah Hye Gak sepertinya peramal istana juga. Nok
Young minta Yeon Ify bergegas naik ke kapal, tapi Yeon Ify tetap merasa berat
meninggalkan kotaraja.
Nok young bertanya pada Yeon Ify, “Ada apa? Apa kau merasa tidak enak badan?”
“Tidak..tapi pergi..disaat
keluargaku mungkin masih ada disini. Ada kemungkinan kalau aku tidak akan
pernah melihat mereka lagi.” Nok Young meminta Yeon Ify segera naik. Nok young
minta maaf pada Hye Gak karena sudah merepotkannya. Hye Gak berkata kapanpun
Nok Young membutuhkan bantuan, “datang saja dan cari aku.”
Nok Young minta Hye Gak mengurus
semua saat ia pergi.
Hye Gak melambai pada Yeon Ify, “ Jaga dirimu, Nona! Jika
kita bertemu lagi kelak, kau harus sering tersenyum!”
“Saat bulan bersembunyi, kegelapan negeri ini akan semakin
dalam. Tapi ini proses alamiah, satu hari bulan akan muncul lagi dan kembali.” Ujar
Hye Gak.
Seol Zahra heran
kenapa Yeon Ify melihatnya seperti itu. Yeon Ify tanya kenapa Seol memanggilnya
Nona. Jan Sil Via langsung menjawab, “Onnie..ini karena kau adalah bulan.”
Yeon Ify bingung, “Bulan?”
Nok Young mencoba menjelaskan, “karena kau melayani roh
yang kuat, itulah mengapa orang memanggilmu seperti itu.”
“Aku seorang peramal, ya kan?”
Nok Young berpikir,
“Ini dia, A Ri..dua, manusia, kerja.” (Karena huruf cina Wu seperti dua
peramal wanita sedang menari berhadapan)
Seol Zahra menangis,
ia sedih karena tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Yeon Ify heran, “kenapa
kau menangis?” Seol Zahra hanya berkata
bukan apa-apa. Nok Young berpikir, itu terserah Yeon Ify. “Kembali sebagai Ibu
negeri ini sesuai posisimu yang sesungguhnya atau hidup sebagai peramal? semua
adalah pilihannya.” Kapal mereka semakin menjauh.
***
Sekarang adalah hari pernikahan PM Rio dengan
Bo Kyung Shilla. Bo Kyung Shilla sedang dirias untuk hari besar ini.
Ny. Yoon tampak puas, “Meskipun ada banyak lika-liku
dalam pernikahan, tapi kau sekarang menjadi pengantin Putra Mahkota.”
Ia pesan, kalau Bo Kyung Shilla masuk istana, “Kau harus
ingat kalimat ini. Sejak awal, posisi Putri Mahkota adalah milikmu. Kau tidak
menggantikan siapapun. Kau baru saja mendapatkan lagi posisi aslimu. Jadi
bagaimanapun, kau harus percaya.”
Bo Kyung Shilla janji mengingatnya. “Aku tidak akan
membiarkan orang lain melihat kelemahanku. Kelak, siapapun itu, mereka tidak
bisa mengambil alih posisiku.”
Upacara dimulai, PM Rio menjalani prosesi dengan wajah
dingin, tanpa ekspresi. PM Rio melihat Menteri Yoon yang tersenyum. Ia
mengingat benar ekspresi Yoon Dae Hyung. PM Rio menghela nafas dalam-dalam sebelum
meneruskan prosesi.
***
Sementara itu P. Min Agni justru tidur
ketakutan dalam kamarnya. Ia ingat kata-kata Ibu Suri kalau sekarang, “Tuan
Putri, anda akan mendapat apa yang anda inginkan.”
***
PM Rio menunggu Bo Kyung Shilla masuk
ke dalam tandu. Ia melihat ke atas dan memandang hujan gerimis. PM Rio
merentangkan tangan menyentuh tetesan air hujan, ia ingat Yeon Ify. Karena
hujan adalah arti nama Yeon Ify.
PM Rio tersenyum merindukan Yeon Ify. Bo Kyung Shilla
jalan ke arah tandu dan melihat PM Rio memandang langit.
Kasim Hyung Sun mengingatkan, “Yang Mulia..tolong angkat tirai untuk Putri Mahkota agar dia bisa masuk ke dalam tandu.” Tapi PM Rio tidak mendengarnya, ia tenggelam dalam kenangan-nya sendiri. Bo Kyung Shilla akhirnya melihat ke langit juga.
Kasim Hyung Sun mengingatkan, “Yang Mulia..tolong angkat tirai untuk Putri Mahkota agar dia bisa masuk ke dalam tandu.” Tapi PM Rio tidak mendengarnya, ia tenggelam dalam kenangan-nya sendiri. Bo Kyung Shilla akhirnya melihat ke langit juga.
Pangeran Yang Myung Iel juga teringat Yeon Ify. Namamu
Yeon Ify.. Yang Myung ingat saat memayungi Yeon Ify dengan tangannya
menghindari hujan.
***
Tahun berlalu.... PM Rio sudah tumbuh dewasa, sekarang ia Raja.
Raja Rio berdiri di atas jembatan dan merentangkan tangan untuk menahan tetesan
air hujan. Kasim Hyung Sun datang, sudah waktunya kembali ke istana. Ia ingin
menyiapkan teh panas atau arak hangat.
Raja geli, “Hyung Sun..”
“Ya Yang Mulia.”
“Bagaimana kau bisa selalu
..secerewet ini.” Rio memerintah para menteri untuk keluar. Karena udara sangat
segar dan cocok untuk bermain bola. Permainan bola yang dimaksud Rio mirip
golf. Mungkin kakek moyangnya golf. Para
Menteri memuji saat Raja memukul bola, bahkan ada yang berkata kalau Raja
membuat lubang di langit.
Tiba-tiba Rio memegang dadanya, seperti menahan sakit dan
berkata sekarang giliran Menteri Perpajakan. Rio membalas memuji menteri itu
saat menteri itu berhasil memukul bola dengan baik.
“Kau benar-benar bagus dalam
permainan ini. Kau seharusnya sibuk dengan urusan publik, jadi kapan kau punya
waktu jadi ahli dalam permainan ini?”
Menteri Perpajakan menjawab, “Saya hanya beruntung.
Lubang ini lebih besar sedikit dibanding dengan yang lain.” Raja ketawa dan
berkata kalau Menteri itu pasti tahu dimana lubang terbesar yang ada di istana
ini.
Menteri Perpajakan kaget, “bagaimana saya bisa tahu itu?”
Tiba-tiba Raja jadi serius, “Kalau begitu..aku akan
membawamu kesana.” Raja Rio langsung
meninggalkan lapangan golf dan jalan ke istana, Kasim Hyung Sun bingung, ia dan
para Menteri mengikutinya. Raja masuk ke penyimpanan dokumen kerajaan dan
membuka kotak yang ia temukan. Rio membukanya.
Para menteri bingung, “Yang Mulia anda tidak bisa seperti
ini.”
Raja membuka laporan demi laporan, ia membaca sambil
ketawa sinis. “Ratusan orang dipaksa kerja sebagai budak dan tidak punya
makanan serta pakaian. Saat musim dingin mereka hanya bertahan dengan selembar
kulit anjing. Mereka harus menerima mati kedinginan. Jika mereka tidak sanggup
membayar pajak tanah, maka tanahnya akan disita sedangkan pejabat setempat
bahkan menikahi putri mereka sebagai selir?”
“Ini ada surat menuduh Petugas
Yoon Sun Il karena menerima suap dan meperjualbelikan posisi di pemerintahan.” Lanjut Raja.
Lalu ia seperti sadar, “kalau ini Yoon Sun Il, bukankah
dia adalah sepupu Menteri Perpajakan?”
Para Menteri mulai gelisah, “itu adalah tuduhan palsu,
Yang Mulia.”
Raja jadi serius, “Dia memenuhi kantungnya sendiri dengan
gandum yang diberikan pada rakyat. Untuk membangun rumahnya sendiri, ia
memindahkan orang tanpa permisi. Dia mengusir rakyat untuk merebut tanahnya,
lalu memaksa orang itu untuk bekerja, membuat mereka menderita dan
menyalahgunakan kekuasaan. Isi laporan ini benar-benar membuat pendengarnya
sedih dan menangis. Tapi...kenapa laporan ini tidak jatuh ke tanganku?”
Menteri berkata sebenarnya akan memeriksanya sendiri
nanti. Raja marah, “apa kau tidak bisa melihat tanggalnya? Sudah sebulan lewat!”
Menteri membela diri, “karena masalah itu tidak begitu
penting maka...”
Raja murka, “siapa bilang ini tidak penting? Apa ada yang
menunjukmu sebagai hakim yang menilai kesakitan dan penderitaan orang? Apa
kalian mengerti? Ini adalah lubang terbesar di dalam istana. Birokrat dan
politik, itu adalah hal-hal yang menghalangi komunikasi antara aku dan
rakyatku. Lubang terbesar.”
***
Menteri Yoon berkumpul dengan
Menteri lainnya, mereka mengeluh, “dia sudah tumbuh dewasa. Sudah dewasa. Belum
lama sejak Ibu suri memerintah dari balik layar, tapi sekarang ia ingin
mencampuri semuanya, ini benar-benar..”
Para menteri itu heran, “hari ini Raja kelihatan sangat
sehat, kenapa Yang Mulia tidak menyimpan energinya dan menggunakan-nya dalam
kamar daripada mengurus masalah seperti ini?”
Para menteri juga tidak mengerti kenapa Raja menggunakan
semua alasan dan menolak pergi ke kamar Ratu, meskipun Raja bisa
menyembunyikan-nya tapi jelas terlihat ia lelah. Seorang menteri usul untuk
mengirim Raja berlibur. Yoon menghela nafas, “apa kau tidak mengerti Yang
Mulia?” Dia baru berkata akan mengurus masalah ini sendiri, “jika Yang Mulia
mengurusnya, bagaimana kau bisa terus menggelapkan uang? Kalian tahu, semua
menghinaku karena aku mendapatkan posisi atas dasar keluarga, tapi aku bisa
melihat ini seperti kalian juga, yang paling penting adalah ini kesempatan
bagus untuk secara diam-diam mengurus masalah itu. Anjingmu sendiri, jika
diganggu akan menggigit juga. Jika kau baik padanya, maka ia akan mematuhi
tuannya.”
***
Menteri Yoon menghadap Ibu Suri
dan lapor kalau desakan agar Raja mengambil selir terus mengalir. Dewan istana
telah mencoba mencegah masalah ini meluas. Tapi Yang Mulia pasti akan segera
tahu. “Siapa tahu hati Yang Mulia tergerak dan mendengarkan saran mereka lalu
membiarkan selir mengandung keturunan-nya...” ucap Yoon.
Ibu Suri marah, “ini tidak boleh terjadi. Ratu yang harus
mengandung keturunan Yang Mulia.”
Yoon putus asa, karena Raja selalu menolak pergi ke
kediaman Ratu. Dengan alasan sakit. Ini sudah cukup lama. Jika Yang Mulia terus
seperti ini, maka kelahiran keturunan Raja tidak akan segera terjadi. Yoon juga
berkata kalau dibandingkan dengan kediaman Pangeran Yang Myung Iel yang selalu
dipenuhi oleh orang yang menawarkan perjodohan.
“Bagaimana jika Yang Mulia tidak memliliki keturunan
untuk naik takhta..”
Ibu Suri kesal, “Menteri! Raja masih hidup. Jadi kau
harus membuat dunia tahu kalau ia masih hidup.”
***
Menteri Yoon menemui Raja dan
menyarankan agar Raja berlibur sementara ini. “Anda bekerja sangat keras dan ini
menimbulkan masalah setiap kali Yang Mulia mengunjungi Ratu. Pertama,
tinggalkan masalah ini dan rawatlah kondisi kesehatan Yang Mulia.”
Raja menyindir, “Aku hanya menunjukkan sedikit kelelahan,
dan kau langsung menyinggung masalah anak. Apa kau mencemaskan kesehatanku,
atau kau takut apa aku akan hidup atau mati?”
“Saya mohon, anda tidak perlu
berkata seperti itu.”
“Jadi, apa kau akan ikut
denganku? oh..aku hampir lupa, jika aku tidak di istana, kaulah yang berkuasa
penuh untuk semua yang terjadi di istana. Ini adalah kesempatan bagus untuk
mengurus masalah nasional atas namaku. Kalau begitu aku tetap saja di istana
dan tidak akan ke mata air panas. Apa aku salah, menteri?”
Tiba-tiba Kasim Hyung Sun masuk dan berkata kalau Ibu
Suri ingin bertemu Raja. Raja menyindir Yoon lagi, “Sepertinya nenek-ku akan
mengatakan hal yang sama sepertimu, ya kan?”
Raja masuk ke istana Ibu Suri dan disambut Ratu dengan hangat. Tapi Raja hanya memandang Ratu
dengan dingin dan tidak membalas sapaan-nya. Ia jalan terus ke arah kamar Ibu
Suri. Ibu Suri minta Raja liburan untuk memulihkan staminanya. Raja menolak
karena banyak masalah negara yang harus diselesaikan.
Ibu Suri berujar, “Masalah negara bisa ditunda. Tapi
mendapatkan keturunan tidak bisa ditunda.” Ratu Han berkata kalau kesehatan
Raja adalah yang terutama. Raja berkata kesehatan-nya tidak masalah, jadi tidak
perlu khawatir. Ibu Suri menoleh ke arah Ratu, “lalu kenapa Ratu belum
mengandung juga?”
Ratu setengah menangis, “saya minta maaf, ini karena ketidakberuntungan
saya. Saya telah membuat Yang Mulia merasa cemas.”
Ratu Han menghibur Bo Kyung Shilla, “ini bukan salah Bo
Kyung Shilla. Karena kesehatan Yang Mulia tidak baik, Ratu jadi harus tetap di
istana sendirian setiap hari.”
“Bukan itu, saya yang tidak
becus melayani Yang Mulia.”
Ibu Suri mencemaskan Bo Kyung Shilla, “kasihan Ratu. Yang
Mulia jika anda tidak menjaga kesehatan, anda tidak akan memiliki keturunan.
Ini tidak boleh terjadi pada Raja.”
Ibu Suri berkata untuk menyerahkan masalah negara pada
para menteri dan juga kepadanya yang telah memerintah dari balik layar selama
ini.
“Menyerahkan negara pada Menteri
juga sesuatu yang pantang dilakukan penguasa.” Ujar Raja.
Ibu suri jadi marah, “Yang Mulia siapa yang anda
maksudkan?”
Raja berkata tidak menunjuk pada siapapun, “ini hanya
bicara saja, tidak serius.”
Ibu Suri mengancam, “jika Yang Mulia tidak mendengarkan
permintaanku..maka aku tidak punya pilihan. Park-sanggung, mulai sekarang aku
tidak akan makan apapun.”
Ibu Suri murka, “jika Raja tidak menghormati keinginan
nenek tua-nya maka tidak ada gunanya lagi keberadaanku. Hari ini, aku akan
mogok makan dan akan kelaparan sampai mati disini.” Ratu Bo Kyung Shilla dan
Ratu Han panik, mereka mencoba membujuk Ibu Suri, tapi Raja sepertinya tidak
terlalu peduli.
Ratu Han menemui Raja dan tampak sedikit kesal,
“Yang Mulia cobalah memenuhi
keinginan Ibu Suri, hormatilah Ibu Suri.”
“Masalah berlibur bukan masalah
kecil.” Ratu Han membujuk untuk pergi ke lokasi yang tidak terlalu jauh.
“Anda sudah membuat Nenek marah,
apa masih ingin membuatnya semakin marah?”
Kasim Hyung Sun masuk dan minta Raja keluar, ini
tentang..Ratu. Ratu Yoon (Bo Kyung Shilla) berlutut dan menangis di luar
kediaman Ibu Suri, memohon agar Ibu Suri tidak seperti ini. Ini semua salahnya
karena tidak mampu menarik perhatian Yang Mulia dan minta Ibu Suri tidak marah.
Ratu Yoon minta Ibu Suri menghukum-nya saja. Raja tiba dengan rombongan. Ia
minta Ratu berdiri.
“Chon Na.”
“Udara sangat dingin, jadi cepat
berdiri.” Ratu tetap ingin berlutut sampai Ibu Suri menghentikan mogok makan.
Raja berkata akan meminta Ibu Suri mengakhiri ini dan tidak akan membiarkannya
mogok makan, “jadi kau sebaiknya berdiri.” Ratu Yoon akhirnya berdiri, tapi
entah karena kakinya kram atau pura-pura, ia hampir jatuh.
Raja otomatis menangkapnya.
Hyung Sun dan para dayang langsung memalingkan muka. Raja tersenyum dan
mendekatkan mulutnya ke telinga Bo Kyung Shilla, ia berbisik, “Kau memiliki Ibu
suri di dalam istana, dan ayahmu di luar istana. Kau beruntung memiliki banyak
pendukung, Ratu.”
Raja berkata, “Apa kau lupa dengan yang kukatakan saat
pernikahan kita?”
Ratu ingin membebaskan diri dari pelukan Raja,
tapi justru Raja menahan punggungnya dan terus berbisik, “Siapa tahu kau lupa,
aku akan mengingatkan lagi, kau dan keluargamu mungkin akan mendapatkan semua
keinginan kalian, tapi jangan berharap untuk mendapatkan hatiku. Karena kau
tidak akan pernah mendapatkan-nya.”
Raja melepaskan Ratu Yoon dan jalan pergi. Ratu berdiri
gemetaran, menahan tangis. Ratu kembali ke kediaman-nya, ia menahan marah.
“Apa Yang Mulia masih belum melupakan-nya? Anda tahu
orang itu sudah lama mati. Ratu istana ini bukan anak itu, melainkan aku.”
***
Dayang lapor kalau P. Min Agni tiba. Ratu
mengijinkannya masuk. P. Min Agni masuk
dan Ratu Yoon langsung mengubah ekspresi wajahnya, ia tersenyum pada Min Agni.
Min Agni masih seceria dulu dan tampak polos. Ia memberi hormat pada Ratu. Ratu
heran, kenapa P. Min Agni ingin menemuinya. P. Min Agni berkata ia datang menemui
Ratu Han dan ibunya menyuruhnya datang menghibur Ratu Yoon. Ratu Yoon berkata
ia bersalah karena tidak bisa mendapatkan keturunan.
P. Min Agni dengan polos berkata, “Ini bukan karena Yang
Mulia tidak beruntung, tapi karena tidak ada cinta diantara Yang Mulia dengan
kakak.”
Ratu Yoon bagai tertampar, “Apa?”
“Diantara pria dan wanita tidak
perlu ada keberuntungan. Ini tentang saling menyayangi. Kakak tidak pernah
mengunjungi Ratu karena dia tidak menyukai Yang Mulia..”
Ok, cukup..Bo Kyung Shilla hampir meledak , ia langsung
tanya kenapa Min Agni ke istana hari ini. P. Min Agni terkejut, ia malu
menjawab. Ia habis mengunjungi bagian astrologi Istana dan mencari tanggal yang
tepat untuk menghabiskan malam pengantin bersama suaminya.
Ratu Yoon tampak cemburu. P. Min Agni segera
pamit, karena jika suaminya tidak menemukan-nya, ia takut suaminya akan cemas.
Jadi Min Agni segera pulang.
Putri Min Agni tiba di rumah dan keluar tandu, tapi
masuk lagi dan menulis sesuatu di kertas kuning, sepertinya tanggal-tanggal.
Min Agni menambahkan tanggal sendiri.
Min Agni ada di luar kamar Yeom Cakka dan berseru, “suamiku
ini istrimu. Kenapa kau tidak menjawab? kalau begitu aku masuk ya..”
Dayangnya berusaha mencegah, tapi Min Agni tetap masuk ke
kamar Yeom Cakka. Ada seseorang tidur sambil memunggungi Min Agni.
Putri Min Agni duduk, “suamiku. Kenapa kau tidak membaca
buku dan tidak mengganti bajumu? Kenapa kau masih di dalam selimut padahal kau
tahu aku akan datang?” Min Agni berkata ia ke istana menemui Raja dan mampir ke
kantor astrologi istana.
“Aku mendapatkan tanggal dimana
kita bisa menghabiskan malam sebagai suami-istri.”
Dayang Putri masih diluar dan Yeom Cakka muncul. Dayang
itu terkejut, “kenapa Uibin disini? Lalu siapa yang di dalam?”
Min Agni mendekati orang yang tidur itu, “lihatlah dan
kau akan tahu, hari ini adalah kesempatan baik. Lagipula selimutnya juga sudah
dipasang. Semua berkata untuk menempa besi saat mendidih.”
Pria dibalik selimut itu menjawab, “Bukan mendidih, tapi
menempa besi saat masih panas.”
Min agni kaget, itu bukan suara suaminya, “siapa kau?”
Pangeran Yang Myung Iel muncul, “Orabeoni-mu!”
Min Agni syok, “Yang Myung Iel Orabeoni!”
P. Yang Myung Iel merampas kertas kuning itu dan Min Agni
panik, “kembalikan padaku. Cepat kembalikan.” Pangeran Yang Myung Iel membacanya dan berkata ia bisa
melihat tanggal-tanggal yang ditulis Min Agni sendiri di tengah-tengah ini.
Min Agni kaget, “kau..bagaimana kau tahu?”
“Bagaimana kau bisa memalsukan
hal seperti ini? Siapa yang tidak bisa melihatnya?”
Min Agni kesal, “Orabeoni..”
Yeom Cakka masuk, “jangan bilang kalau kalian berdua
sedang bertengkar”
P. Yang Myung menjawab, “Berdebat. Wanita ini ingin
melakukannya saat masih panas.”
Min Agni malu dan merampas kertas kuning itu. Ia keluar
sambil berkata, “kau benar-benar menyebalkan kakak!”
P. Yang Myung Iel mengeluh, “aigoo...bagaimana
aku bisa memiliki hubungan seperti ini dengan adikku?” Diluar, P. Min Agni masih
kesal, dan ia melampiaskannya pada sepatu Yang Myung Iel. Putri membuang sepatu
P. Yang Myung Iel ke atap. Dayangnya syok.
Yeom Cakka
bertanya pada Yang Myung Iel, “Kenapa
kau selalu seperti ini?”
“Aku...ada apa denganku?”
“Setiap kali kau datang, kau
membuat Tuan Putri marah.”
Yang Myung Iel kesal, ia tidak tahan melihat Yeom dipaksa
jadi Uibin (Suami Putri). “Saat mendiang Raja masih hidup, ia ingin memintamu
membantu Raja yang sekarang. Tapi mengapa mereka menghalangi orang berbakat
sepertimu? Aku hanya kesal dengan mendiang Raja, Raja dan P. Min Agni.”
Yeom Cakka minta
P. Yang Myung Iel jangan berkata seperti itu. P. Min Agni adalah penyelamat
keluarga Heo. “Seluruh keluargaku tidak dihukum mati dan tetap selamat sampai
sekarang berkat Tuan Putri.”
“Ini bukanlah kemurahan, ambisi
besar dan pengetahuanmu yang luas terkubur seperti ini.”
P. Yang Myung keluar dan melihat sepatunya sudah lenyap.
Yang Myung berkata ada kucing pencuri (Min Agni) yang mengambil sepatunya. Yeom
Cakka terkejut dan menawarkan sepatunya untuk dipakai Yang Myung Iel . Tapi itu
bukan masalah besar. Yang Myung mengeluarkan sepatu cadangan dari tas, karena
dia sering berpetualang, jadi pasti punya sepatu cadangan.
Yeom Cakka heran kenapa P. Yang
Myung Iel bepergian lagi akhir-akhir ini. Yang Myung Iel mengeluh, ada banyak ‘lalat’ yang memenuhi
pintu rumahnya setiap saat. (Banyak yang ingin mengikat perjodohan dan mungkin
ada beberapa klan yang ingin mengangkat Yang Myung Iel jadi Raja) Yang Myung
Iel memandang ke satu arah dimana Yeon Ify
sering duduk.
Yeom Cakka tahu dan menghentikan Yang Myung Iel, “tolong
jangan melihat lagi.”
Yang Myung Iel tanya apa Yeom tidak ingin tahu. Yeom Cakka
tidak mengerti, “tahu tentang apa?”
“Jika dia masih hidup, seperti
apa dia?”
“Yang Mulia..”
“Aku tumbuh dewasa bersama kau.
Tapi dalam ingatanku, adikmu..tetaplah berusia 13th.”
P. Yang Myung Iel jalan pergi dan Yeon Ify 13th
imajinasinya muncul. Yeon Ify tanya apa yang dipikirkan Yang Myung Iel.
“Aku memikirkanmu.” Yeon Ify
tanya apa Yang Myung Iel tidak akan ke istana.
“Apa dia (Yeom) memintamu
mengatakan ini?”
“Tidak, saya hanya merasa kalau
dia menunggu anda.”
“Siapa yang akan menungguku? “
“Yang Mulia Raja.”
“Setelah aku menyakiti hatinya, buat apa ia masih menungguku?” Yeon Ify berkata kalau Raja menunggu Yang Myung Iel. Yang Myung Iel berkata, “Yeon Ify selalu saja bicara tentang Yang Mulia.”
“Setelah aku menyakiti hatinya, buat apa ia masih menungguku?” Yeon Ify berkata kalau Raja menunggu Yang Myung Iel. Yang Myung Iel berkata, “Yeon Ify selalu saja bicara tentang Yang Mulia.”
“Tidak ada seorangpun di istana
yang bisa Yang Mulia ajak berbagi. Dia pasti sangat kesepian.”
“Bukankah Yang Mulia memiliki Alvin
disisinya?”
“ Yang Myung-gun, tolong
lindungi Yang Mulia.”
Lalu Yeon Ify menghilang. Yang Myung Iel mendekati
rumahnya dan melihat banyak orang di depan kediaman-nya. Seorang pria berseru, “Yang
Myung-gun!”
Yang Myung terkejut dan melarikan diri dari mereka. Para
bangsawan itu mencari Yang Myung Iel kesana sini, “Yang Myung-gun. Yang
Myung-gun..” Setelah lepas dari kejaran para bangsawan itu, Yang Myung Iel bicara
sendiri, “sekarang kau puas? Beginilah aku melindungi Yang Mulia.” (P. Yang
Myung Iel berusaha menghindar dari para
bangsawan yang ingin mendudukkan-nya ke takhta. Beginilah cara Yang Myung Iel menjaga
Rio.)
***
Raja gelisah dalam tidurnya. Ia mimpi Yeon Ify,
Yeon Ify berkata kalau semua adalah salahnya dan bukan salah Rio. Lalu
kata-kata Ibu Suri saat Yeon Ify dikubur, kalau semua adalah kesalahan Rio.
Lalu Yang Myung Iel yang sedih dan menyalahkan dirinya. “Kalau itu saya, saya
akan melindunginya, bahkan kalau saya harus mempertaruhkan semua yang saya
miliki, bahkan kalau perlu saya akan melindunginya dengan nyawa saya.”
Raja terbangun. Kim Chae Alvin yang menjaga Raja Tanya, “Apa
ini mimpi yang sama lagi?”
“Kaukah itu Alvin?”
“Ya, Yang Mulia.” Raja mengajak Alvin
jalan keluar mencari udara segar. Raja tanya apa Alvin tahu kenapa paviliun ini
dinamakan Bulan Tersembunyi.
“Karena menggunakan kata Eun
dari Eunjang dan Wol dari Wolryang (Eunjang= rahasia, Wolryang = bulan) jadi
berarti Bulan Tersembunyi.” Raja berkata hampir benar, tapi tidak sepenuhnya
benar. Karena saat mendiang Raja membangun paviliun ini, bulan dalam kolam
terlihat sangat cantik, sehingga ia ingin memilikinya selamanya.
“Jadi meskipun tidak ada bulan di langit, dia masih bisa
melihat bulan. Jadi itulah mengapa tempat ini disebut Paviliun Bulan
Tersembunyi.” Alvin mengerti dan akan mengingatnya.
“Aku juga menyembunyikan bulan disini. Saat aku
merindukannya maka aku bisa melihatnya kapan saja.”ucap Raja. Raja melihat
pantulan bayangan-nya dan juga bulan di kolam, “meskipun matahari dan bulan
tidak bisa muncul di langit saat bersamaan, paling tidak di kolam ini, bukankah
kita bersama?”
Kim Chae Alvin melihat kolam dan ia melihat pantulan
bayangan bulan di dekat Raja.
***
Di tengah malam di kegelapan
hutan, Jang Nok Young melakukan ritual sambil membaca doa-doa. Tiba-tiba nyala
lilin padam. Jan Sil Via muncul, “Gukmu-nim.”
“Kenapa kau kesini?” Jan Sil Via
memberikan surat dari pendeta Tao Hye Gak. Nok Young menyuruh Jansil Via menyalakan
lilin lagi.
Jan Sil Via heran, “jangan
bilang guru tidak menyalakan lilin saat naik kesini.”
Nok Young membaca surat, isinya, “Musim sudah berubah.
Waktunya sudah tiba, aku akan menemuimu dalam tiga hari.”
Paginya, Nok Young membawa rombongan-nya
kembali ke ibukota. Jan Sil Via, Seol Zahra dan seorang gadis dengan jangot
menutupi kepalanya. Semuanya jalan turun dari kapal. Nok Young menoleh dan
berkata pada Yeon Ify dewasa, “Nak, kau bisa kembali sekarang.” Gadis itu
menurunkan jangotnya, dan menunjukkan wajah Yeon Ify dewasa.
****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted
: June 23, 2012
Edited
: August 11, 2012
No comments:
Post a Comment