****
“a.. apa? Kamuu serius?” kaget Ify. Matanya sudah berkaca-kaca. Merasa kaget dengan apa yang kekasihnya ucapkan. Hatinya terasa seperti tersambar petir. Mendadak tulangnya tidak bisa bergerak seperti seakan diperintahkan.
“iyaa.. ma..maaf Fyy..” jawab Rio menunduk.
“tapi…tapi bagaimana dengan hubungan kita Yo??” Tanya Ify yang kini mulai terisak.
“aku… aku gak tau Fy..” jawab Rio pelan.
“Riooooo.. Ayo PULANG!!” bentak Mama Rio dari kejauhan. Rio menoleh, lalu ia mengalihkan pandangannya pada Ify.
Diraihnya kedua tangan gadis itu. “Ify, maaf aku harus pulang sekarang. Maaf aku udah bikin kamu kecewa..” ucap Rio lembut. Lalu mengecup tangan kanan Ify.
“maaf Fy……….” Rio pun berlari meninggalkan taman kota., sekaligus meninggalkan Ify yang masih terdiam.
“RIOOOOOOOOOOOO… kenapa semuanya harus giniii?? Kenapaaa??” isak Ify terduduk di tanah.
Ify, gadis cantik bermurah hati yang bernama lengkap Alyssa Saufika ini adalah gadis sederhana. Ia mempunya pacar bernama Rio, Mario Stevano Aditya Haling. Seorang cowok kaya berpenampilan modis. Sekaligus pewaris tunggal Haling International Corp (HIC).
Tadi, Rio menelfonnya untuk menemuinya di taman Kota. Ify pun datang. Dan… alangkah terkejutnya Ify. Rio memberitahu Ify, bahwa ia akan bertunangan dengan Sivia, seorang anak dari relasi bisnis mama Rio. Rio tidak bisa menolaknya. Susah. Berat. Sulit. Ia pun pasrah menerima semuanya.
Ify terus menangis, dan menundukkan wajahnya. Sakit. Ia merasakan sakit di dadanya. Sangat amat terasa sesak.
“kenapa jadi gini sih? Kenapa?” teriak Ify.
“Ifyy…..” panggil seseorang dari belakang menyentuh pundak ify lembut.
Ify menoleh..
“Alvin….”
“udah, lo jangan kaya gini..” kata Alvin lembut sambil mengusap air mata Ify dengan sapu tangannya.
“kenapa Vin? kenapa ini semua terjadi sama gue? apa belum cukup Tuhan ngasih gue cobaan??” teriak Ify frustasi.
Alvin tidak menjawab apapun, ia menarik ify ke dalam dekapannya. Ify hanya pasrah di dalam dekapan Alvin.
“sstttt.. Tuhan pasti punya rencana yang baik di balik semua ini. Tuhan punya sesuatu yang lebih indah di balik sebuah cobaan Fy..” ujar Alvin lembut.
“tapi.. tapii kenapa semuanya terjadi sama gue? Kenapa sih? Kenapaaa?? Tuhan jahat sama gue!” berontak Ify.
Alvin melepaskan dekapannya, lalu di tatapnya Ify.
“lo harus inget ya Fy? Tuhan punya rencana indah dibalik semuanya. Semua ini punya makna. Semua yang terjadi punya arti tersendiri. Lo ngga boleh berprasangka buruk terhadap Tuhan. Dia lebih tau daripada kita..” ucap Alvin panjang lebar. Mencoba membuka pikiran singkat Ify. Menenangkan gadis yang sedang rapuh itu. Gadis yang saat ini sedang dilanda kekecewaan, kesedihan, dan terluka.
Ify menunduk, dan perlahan air matanya mulai mengucur deras..
“lo jangan nangis lagi ya? Setiap air mata itu mahal harganya Fy.. jadi jangan lo sia-siain semuanyaa. Lo harus bisa jalanin semua ini.” Kata Alvin memberi semangat.
Ify menatap Alvin, lalu tersenyum tipis.”Ya, lo benar. Gue harus semangat jalanin semuanya. Setiap masalah pasti punya jalan keluar. Semangat!” Ify mengepalkan kedua tangannya, dan mengangkatnya ke udara.
“nah, gitu dong..” kata Alvin mengacak-acak poni Ify dan tertawa kecil melihat Ify cemberut.
“gak pake acak rambut bisa kali?” sungut Ify, tangan kanannya sibuk merapikan poninya.
“maaf. Kita pulang sekarang??” tawar Alvin. Ify mengangguk.
“yukk..” Ify pun mengikuti Alvin ke mobil sport putih milik Alvin.
Mobil Alvin pun mulai meninggalkan daerah taman kota.
“Tuhan punya rencana indah dibalik semuanya. Semua ini punya makna. Semua yang terjadi punya arti tersendiri. Kita tidak boleh berprasangka buruk terhadap Tuhan. Dia lebih tau dibanding kita yang tidak ada apa-apanya.”
“Setiap air mata itu mahal harganya . jadi jangan sia-siain semuanyaa. Kita harus bisa jalanin semua ini. Walaupun terdapat rintangan yang berat disana.”
-mobil Alvin-
“eh iya Vin, lo tadi kenapa bisa tau kalau gue ada di taman kota?” Tanya Ify heran.
“Rio yang bilang.” Jawab Alvin datar.
“Rio??” Tanya ify mengangkat sebelah alisnya.
“Iya, dia yang minta gue buat jagain lo.” Jelas Alvin. Ify terdiam. ”jadi kamu emang ngerelain aku sama orang lain ya Yo??” batin Ify bertanya.
“Ify, lo kenapa diem?” tegur Alvin. Ify tersentak.
“ah emm ngga apa – apa kok Vin..” jawab Ify gugup.
“gue tau kok, lo pasti mikir kenapa Rio biarin lo sama gue..” Ify tercengang.
“kok lo………………….” Ucapan Ify dipotong oleh Alvin.
“jelas gue tau. Wajah lo itu kebaca banget tau.” Ujar Alvin. Ify pun dengan polosnya meraba wajahnya.
“ngga ada apa-apa kayanya Vin.” kata Ify polos.
“bukan itu maksud gue ifyyy..” gemes Alvin. Ify menyeringai.
“Vin…” panggil Ify.
“ya?”
“makasih ya lo selalu ada buat gue..” ucap Ify tulus. Alvin terhenyuk, lalu mengangguk pelan.
“no prob…” jawab Alvin. Lalu mereka berdua sama-sama terdiam. Tak lama, sampailah mereka di depan sebuah rumah yang sederana. Rumah Ify.
“udah sampai Fy..”
“emm udah sampai ya? Oke, makasih banyak yah Vin.” Alvin mengangguk dan tersenyum. Ify pun keluar, dan sedikit berlari ke rumahnya.
“andai aja dia bukan pacar sahabat gue sendiri. pasti gue akan jadi pendamping dia.” Gumam Alvin.lalu ia beranjak dari sana.
Alvin, Alvin Jonathan adalah salah satu sahabat Rio. Diam-diam, ia menyimpan perasaan khusus terhadap Ify. Ya, dia menyukai Ify. Tapi, harapannya pupus setelah mengetahui Rio dan Ify saling menyukai. Dan ia hanya bisa memberikan dukungan sampai Rio dan Ify jadian;)
***
@Rumah Ify
@Rumah Ify
Ayah dan ibu Ify sedang bekerja, adiknya yang baru kelas 2 SD belum pulang sekolah. Jadilah ia sendirian di rumah.
ia beranjak kekamarnya.. lalu terduduk di kasur. Pikirannya kembali pada kejadian tadi.
“kenapa yah Allah ngasih cobaan seberat ini?” gumam Ify mendesah pelan.
“gue cinta banget sama Rio.. gak semudah membalikkan telapak tangan buat gue ngelupain dia. Terlalu banyak kenangan gue sama dia..” gumam Ify tersenyum miris.
“apa benar takdir berkata lain? gak menghendaki gue sama Rio?” lanjut Ify.
“apa karnaa.. Sivia yang lebih cantik dan lebih anggun dibanding gue?” Tanpa sadar, ia pun menyanyikan sebuah lagu.
Cinta’kan membawamuu kembali disini
Menuai rindu membasuh perih
Bawa serta dirimu.. dirimu yang duluu
Mencintaiku apa adanya….
“enggak! Gue harus percaya kalau kekuatan cinta gue itu akan bawa dia kembali sama gue! YA! Gue harus yakin semua itu! Rio pasti akan kembali sama gue.” Kata Ify yakin.
“tapi apa mungkin gue sanggup jalanin semua ini??” lanjut Ify lirih. Air matanya mulai berjatuhan..
“semoga aja gue kuat..” lanjut Ify sambil menyeka air matanya. Lalu ia tertidur.
Percayalah, Tuhan gak mungkin memberikan cobaan kepada manusia jika manusia tidak sanggup mencari jalan keluarnya.
***
-Keesokan Harinya di SMA Bina Nusantara- (Sekolah Ify, Rio, dan Alvin)
-Keesokan Harinya di SMA Bina Nusantara- (Sekolah Ify, Rio, dan Alvin)
Pagi ini, Ify hampir saja telat sampai di sekoah. Dengan sedikit berlari, ia pun sampai di depan sekolahnya.
“huh, untung aja gak telat..” gumam Ify sambil mengelus dadanya.
“eh itu ada apaan ya rame-rame?” lanjut Ify. Pandangannya tertuju padaa halaman sekolah.
Penasaran, ia pun melangkahkan kakinya kesana.
DEG DEG!! Jantung Ify terasa akan pindah dari tempatnya saat melihat Rio dengan gadis lain –Sivia- sedang bergandengan tangan.
“pagi-pagi udah dapet pemandangan buruk gue.” batin Ify pedih
“lo harus kuat Fy.. harus!!” lanjut Ify masih dibatinkan.
“haiii.. selamat pagii..” sapa Sivia ramah.
“Pagi….” Koor semuanya kecuali Ify. Ia hanya memperhatikan dua insane yang tepat berada di hadapannya ini.
“maaf, ngerepotin kalian buat kumpul disini. Gue mau memberi pengumuman nih. Satu minggu lagi, emm tepatnya hari Sabtu. Gue dan Rio akan tunangan. Pada dateng ya semuanyaa??” ujar Sivia dengan wajah ceria. Sedangkan Rio hanya diam. Pandangannya tertuju pada gadis cantik yang sedang menundukkan wajahnya –Ify-
“satu minggu lagii… satu minggu lagi mereka tunangan. Berarti, sejak saat itu harapan gue pupus..” batin Ify perih
“Please Fy, jangan dengerin semuanya. Gue gak mau lo tambah sakit. Gue jahat. Maaf…” batin Rio lirih.
Waktu. Ya, Waktulah yang memang belum menghendaki semuanya. Waktu berjalan dengan seiringnya. Semua akan terasa indah pada waktunya.
“yaudah, kalian boleh bubar…” semua pun kembali ke kelasnya masing-masing.
Saat Ify hendak masuk kekelasnya, ada seseorang yang memanggilnya.
“Ifyy…” panggil orang itu. SIVIA. Mau tidak mau, ify pun berbalik dan menghampiri Sivia, sekaligus Rio yang berdiri di samping Sivia.
“ada apa Vi??” Tanya Ify pada Sivia.
“ngga papa sih. Gue Cuma mau bilang, nanti lo pasti dateng kan?” Tanya Sivia.
Ify tidak langsung menjawab, ia melirik Rio yang disebelah Sivia yang juga menatapnya.
“pasti Vi… lo tenang aja.” Kata Ify tersenyumdi paksakan.
“huh syukurlah…” kata Sivia tersenyum.
“yaudah, gue duluan ya Vi??”
“iyaa..” Ify pun berlari meninggalkan Sivia dan Rio. “gue sebenernya gak mau ngerelain Rio buat Sivia. Rio udah terlalu berarti buat gue… tapi, keadaan yang memaksa gue buat ngelakuin itu semua..” batin Ify.perih.
***
SKIP!
-Sore Harinya-
-Sore Harinya-
TOK TOK TOK!! Pintu rumah Ify diketuk oleh seseorang.
“iyaaa.. sebentar.” Kata Ify dari dalam.
KLEK!
pintu rumah pun terbuka. Ify terkejut.
pintu rumah pun terbuka. Ify terkejut.
“Loh Alvin? Ada apa kesini?” Tanya Ify bingung.
“jalan-jalan yuk?” ajak Alvin sambil tersenyum.
“tapi…. Masa gue ninggalin adik gue sendirian?” Tanya ify ragu,.
“yaudah, bawa aja..” ujar Alvin.
“beneran?”
“iyaa Ifyy..” kata alvin geregetan. Ify menyeringai.
“tunggu sebentar ya?” Alvin mengangguk. Ify pun masuk lagi ke dalam rumah.
Tak lama, Ify keluar bersama Ozy –adiknya-
“udah siap Fy??” Tanya Alvin.
“udahh.. yukk. Eh emang mau kemana?” jawab dan Tanya Ify.
“jalan-jalan aja..” kata Alvin santai.
“kakak ini temen kak Rio kan??” Tanya Ozy polos.
“iyaa.. kamu kok tau?” Tanya Alvin ramah.
“soalnya aku pernah liat foto kakak di handphone nya Kak Rio..” jawab Ozy dengan gaya lugunya. Alvin tersenyum, lalu menepuk kepala ozy gemas.
“Kak Ify, kenapa kakak ngga sama Kak Rio? Kakak udah putus ya?” Tanya Ozy polos menunjuk wajah Ify.
Ify terdiam. Ahh iyaa. Dia juga tidak tau bagaimana status hubungannya dengan Rio saat ini.
Sesak. Rasa sesak itu kembali menyerang dada Ify. Sakit. Hatinya seperti tertusuk pedang tajam. Perih. Seperti tergores pisau tajam. hati itu sudah berulang kali terluka.
Alvin menatap Ify dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
Lagi lagi dan Lagi. Hati yang sensitive itu kembali tersakiti. Belum sembuh sudah kembali tersakiti. Bersabarlah, kuat. Semuanya akan indah pada akhirnya nanti.
“Kak Rio sedang sibuk Zy. Jadi dia gak bisa nemenin kakak kamu.” Jelas Alvin yang lebih tepatnya berbohong. Yah mungkin kebohongan ini bisa membuat Ify sedikit lebih baik atau.. sebaliknya.
“oh gitu ya?! Kak Ify kenapa diam aja?” Tanya Ozy menyentuh tangan Ify. Ify terlonjak kaget.
“ngga papa kok Zy..” jawab Ify lembut sambil mengelus kepala Ozy.
“Kak Ify kangen sama Kak Rio kayanya..” celetuk Alvin.
Ify menatap Alvin. ”lo bener Vin. Bener banget. Gue kangen sama Rio. Kangen tawanya, candanya,. Kangen segalanya yang ada sama dia.” Ucap Ify di dalam hati
Rasa rindu, rasa kangen ituu ingin cepat terobati dengan tawanya, candanya, segalanya yang ada pada dirinya. Rasa rindu itu seperti samudra yang tak tau berapa kedalamannya. Seperti jarak Matahari ke Pluto yang sudah tak sanggup untuk dihitung saking jauhnya ia.
“bener ya kak? Ecieeeeeeeee…” goda Ozy. Ify hanya tersenyum tipis.
“udah yuk pergi.. ntar kesorean lagi..” kata Alvin berjalan menuju mobil sportnya.
“Yukk!” mereka semua pun menaiki mobil Alvin, lalu mulai beranjak dari rumah ify.
***
di tempat lain……………..
di tempat lain……………..
“Rio, temenin aku jalan-jalan yuk?” ajak Sivia bergelayut manja di tangan Rio.
“males.” Jawab Rio ogah-ogahan.
“yahh ayolahh.. pliss…” kata Sivia melas.
“huh. Okelah..” jawab Rio ngga ikhlas.
“yeeeeeeee.. yukk..” Rio pun pasrah saja ditarik Sivia.
***
-Simple Café-
-Simple Café-
Selesai jalan-jalan, Alvin mengajak Ify dan Ozy ke sebuah café.
“mau makan apa Fy? Zy?” Tanya Alvin.
“minum aja Vin. Tadi gue sama ozy juga baru makan dirumah…” kata Ify.
“oh gitu… oke.” Alvin pun memanggil pelayan untuk memesan minuman buat mereka bertiga.
Dan tak lama, pesanan pun datang. Mereka bertiga pun menikmatinya, sesekali bercanda-canda._.
“kak Ify, itu kak Rio kan? Dia sama siapa? Sama pacarnya ya? Bukannya kakak yang pacarnya Kak Rio??” cerocos Ozy. Tangannya menunjuk ke pintu Café. Tampaklah dua orang remaja disana. Merekalah Sivia dan Rio yang baru memasuki café. Mereka duduk di meja yang bersebrangan dengan meja Alvin, Ify dan Ozy.
Alvin dan Ify menoleh..
DEG DEG DEG!! Untuk keberapa kalinya hati Ify kembali seperti tertusuk pedang tajam. sakit.perih.pedih. semua bercampur menjadi satu, seolah ada kebahagiaan disana. Tapi sebaliknya, terdapat kesedihan yang sangat teramat dalam disana.
“jangan dilihat Fy…” bisik Alvin yang duduk di sebelah Ify. Ify tersenyum tipis dan mengangguk pelan.
“ Kak Rio, sini dong sama kita…” kata ozy memanggil Rio. Rio menoleh dan tersenyum pada Ozy., lalu menghampiri Ozy lebih tepatnya Ify Ozy dan Alvin..
Sedangkan Ify sudah melotot gak jelas sama Ozy.
“loh Ify? Alvin? Kalian disini juga ternyata.” Kata Sivia sambil duduk disamping Rio.
“em iyaa..” kata Ify tersenyum tipis. Sedangkan Alvin hanya diam dan menatap Sivia tajam.
“kak, lagi sibuk ya? Kata Kak Ify………………………..” ucapan Ozy terpotong karena mulutnya dibekap Ify.
“hmmmmmmmmmmmmmmhmmm..” Ozy meronta-ronta.
“eh tangan lo Fy..” kata Alvin menunjuk tangan Ify. Ify segera melepaskan tangannya.
“isshh kak Ify kenapa bekep Ozy sih? Uhh..” sungut Ozy kesal sambil melipat tangannya di dada.
“hehee, maaf yah Ozy..” kata Ify melas.
“gak mau..” ketus Ozy.
“emmm ntar kakak beliin robot-robotan deh. Mau nggak?” samber Alvin.
“robot? Wahh mau mau ..” kata Ozy semangat.
“oke, ntar kakak beliin. Kamu jangan ngambek dong..”
“siap!!” Ozy pun meminum minumannya dengan senyum polos di wajahnya.
Jadilah mereka berlima menikmati pesanan masing masing dalam satu meja.diam. mungkin itu akan lebih baik untuk Ify dan Rio mungkin.. Tak sanggup melihat ‘pemandangan’ dihadapannya ini. Terkadang ia memejamkan matanya saat Sivia menyuapi Rio.
Rio yang tepat duduk berhadapan dengan Ify merasa tidak tega. Tidak tega ia bermesraan dengan gadis lain di depan orang yang dicintainya.
“Oh tuhan, kapan ini semua berakhirr.. kapan semua penderitaan ini berakhir” batin Ify.
Ify membuang nafas pelas saat Sivia kembali menyuapi makanan ke Rio. Rio sebenarnya tidak mau. Tetapi, karena ‘dipaksa’ ia harus menuruti.
“ehmm… kayanya udah mulai gelap nih. Kita duluan ya?” kata Alvin memecah keheningan.
“oh kalian mau pulang lebih dulu ya? Silahkan…” kata Sivia tersenyum manis. Sungguh. Alvin tidak suka senyuman itu!
“okay. Kita duluan..” kata Alvin menarik Ify dan Ozy keluar dari café.
“ihh aduhh kak Alvin kenapa tarik-tarik Ozy sihh? Uhh..” Ozy menggerutu kesal dan sedikit mengerucutkan bibir mungilnya itu.
“heheh, maaf.. kita pulang sekarang ya Fy?” Tanya Alvin pada Ify.
“yah, terserah lo aja.” Kata Ify lemah. Mereka segera menaiki mobil Sport Alvin. Ozy duduk di depan, dengan Ify yang memangkunya.
-Mobil Alvin-
Tidak terasa Ozy tertidur selama perjalanan. Mungkin tubuhnya sudah kelelahan. Rambutnya yang sedikit gondrong diterpa oleh angin sore. Sungguh menggemaskan!
“Ify…” panggil Alvin masih focus menyetir.
“hmm..” respon Ify sambil mengelus-elus kepala adik semata wayangnya itu.
“maaf..” Ify menoleh pada Alvin dengan kedua alis yang memayungi kedua matanya yang indah, terangkat. Tak mengerti apa maksud dari ucapan Alvin.
Seakan mengerti tatapan Ify, Alvin melanjutkan kalimatnya. “gue salah bawa elo ke café itu. Maaf ya?”
Ify mendesah pelan, lalu sedikit menyampirkan rambutnya ke belakang telinganya.
“nggak papa. Toh semuanya diluar dugaan kan?” kata Ify tenang. Namun, apa yang diucapkannya baru saja itu sangat bertolak belakang dengan hatinya. Gundah. Hatinya sedang gundah sekarang. Ehm lebih tepatnya saat ini. Ia menggigit bibir bawahnya.. menahan tubuhnya agar tidak menangis lagi.
“coba aja gue punya kemampuan visualisasi masa yang akan datang. Pasti gue akan lebih dulu tau apa yang akan terjadi.” Serah Alvin. Ify tersenyum simpul.
“tapi sayangnya Tuhan gak menganugerahi elo itu semua.” Ujar Ify datar. Ia memainkan jari-jari Ozy yang mungil itu.
“huh. Iya juga ya?” gumam Alvin dengan nada lucu. Mau tidak mau membuat Ify terkekeh pelan.
“lo beneran gak apa-apa kan Fy?” Tanya Alvin khawatir. Ify terlonjak kaget.namun berusaha tetap tenang.mungkin bisa disebut ‘sok tegar’.
“gue? emangnya gue kenapa coba? hahhaa nggak apa-apa kok Vin…” jawab Ify sambil tertawa hambar.
“tapi gue yakin hati lo gak sependapat dengan apa yang lo katakan” ujar Alvin dingin. Sontak ify menghentikan tawanya.mulutnya terasa di kunci. Lidahnya susah untuk di gerakkan. Kelu.
“lo diam berarti itu semua benar Fy.” Lanjut Alvin. Kali ini dengan nada serius.
Ify menunduk. Merutuki diri sendiri.
“lo…lo kenapa masih peduli sama gue sih?” Tanya Ify, sengaja mengalihkan pembicaraan.
Alvin menghela nafas pelan.. lalu berujar, lebih tepatnya seperti desisan. ”gue suka sama lo.”
Ify terbelalak. Kaget. Shock. Semua berampur menjadi satu.
“kok……………….” Alvin langsung menyalib kalimat Ify.
“gak usah dipermasalahin. Gue sadar hati lo hanya buat Rio. Iya kan?” kata Alvin datar.
Ify terdiam,lalu menunduk. “iya..maaf Vin..”
“nggak apa-apa Fy. Dulu, waktu pertama gue ngenal lo, gue udah jatuh cinta sama lo. Sejak saat itu, gue punya misi yang akan selalu gue ingat. Dan selalu gue jalanin!” ujar Alvin.
“misi? Misi apaan?” Tanya Ify heran.bingung. sebelah alisnya terangkat.
“Iya. Misi. Misi gue adalah membuat lo selalu tersenyum.. dan berusaha tidak ada awan mendung setitik pun di wajah lo.” Ujar Alvin tersenyum pada Ify.
Ify tercenung. Dalam hati ia berujar “coba aja gue sukanya sama elo Vin. Pasti gue bakal seneng dan selalu bahagia sama lo. Tapi sayang, cinta gue udah mentok sama Rio.dan…. lo Cuma gue anggap hanya sebatas kakak..”
“Sekali lagi maaf ya Vin? Lo udah jadi sahabat gue. Bahkan udah gue anggap sebagai kakak gue..” kata Ify lirih. Alvin tersenyum kecil, lalu tangan kirinya yang bebas mengacak rambut ify pelan.
“no problem sist!” kata Alvin tertawa kecil. Ify ikut tersenyum melihatnya.
Kasih sayang tidak harus menjadi kekasih. Sahabat, Keluarga juga membutuhkan kasih sayang. Kasih sayang yang tulus.
“oiya Fy, ucapan gue yang tadi jangan dipikirin ya? Anggap aja tadi gue ngawur. Biar kita berdua aja yang tau..” kata Alvin panjang lebar. Ify sedikit menimang, lalu mengangguk dua kali.
Sekitar 5 menit kemudian, sampailah mereka di rumah Ify.
“Ozy masih tidur ya?” Tanya Alvin. Ify mengangguk sambil melirik Ozy yang tertidur pulas dipangkuannya.
“sini deh biar gue gendong..” kata Alvin lalu menggendong Ozy menuju rumah Ify.
“eh gak usah Vin..” teriak Ify. Ify pun menyusul Alvin yang sudah jalan medahuluinya.
“udah nggak apa-apa. Gue bawa ke kamarnya aja ya?” Ify mengangguk. Sedikit tidak enak dengan Alvin.
Alvin pun membawa Ozy kekamarnya –Ozy-. Ia sudah tau seluk beluk rumah Ify. Sudah hafal bahkan.
Tak lama, ia keluar menghampiri Ify yang masih di teras.
“Ify, gue duluan ya?” Ify mengangguk dan tersenyum.
“oke. Thanks buat hari ini.” Kata Ify.
“sip, sama-sama. Eh gue lupa beliin robot buat Ozy. Ntaran deh.” Ujar Alvin seraya menepuk dahinya,. Ify tergelak.
“gak apa-apa Vin. Paling juga ntar Ozy lupa..”
“udah ntar gue beliin aja buat dia…”
“okelah. Thanks..” Alvin mengangguk dan tersenyum. Lalu menstarter mobilnya dan segera berlalu dari sana.
Selepas kepergian Alvin. Ify menghela nafas berat, lalu masuk ke dalam rumahnya.
***
-Malam Hari @Rumah Rio-
-Malam Hari @Rumah Rio-
Malam ini, adalah malam pertemuan keluarga Rio dan keluarga Sivia untuk pematangan rencana pertunangan Sivia dan Rio. Rio juga mengundang Alvin, Cakka dan Gabriel. Ia tidak mengajak Ify. Karena, ia tidak mau gadis itu semakin rapuh akan ulahnya._.
Rio berjalan menuju kolam renang belakang rumahnya.. tampak Alvin sedang berdiri tegap dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya. Matanya menatap kolam renang yang bercahaya karena pantulan lampu.
“Vin…” panggil Rio yang sekarang sudah berdiri di samping Alvin. Alvin tidak menjawab apa-apa. Ia melirik Rio disebelahnya yang sedang menatap kolam renang dengan tatapan kosong.
“gue…. Gue jahat ya Vin?” lirih Rio.
“lo udah sadar?” Alvin balik bertanya dengan ekspresi yang sangat datar tanpa menoleh ke Rio.
Rio membuang nafas keras. Lalu melanjutkan kalimatnyya. “gue sadar Vin. Gue udah buat Ify sakit. Buat dia terluka. Maaf. Gue terpaksa ngelakuin ini semuaaa.. gue terpaksa..” lirih Rio. Yang kini sudah terduduk lemah menunduk di tanah.
“apa lo gak bisa perjuangin semuanya?” Tanya Alvin dingin. Muak mungkin dengan kelakuan sahabatnya ini.
“bagaimana caranya Vin?? Gue gak tau.. gue gak tau gimana caranya..” desah Rio. Merasa lelah dengan semuanya. Semua yang terjadi.
“lo itu bego apa gimana sih? Tiap masalah itu punya jalan keluar.. lo itu gak mau tau.. gak mau berusaha buat nyari jalan itu. Lo yang gak punya kemauan untuk semua itu.!!” Sengit Alvin tajam. matanya masih menatap kolam renang yang bergemuruh seiring diterpa oleh angin malam.
Rio terdiam. Meresapi apa yang dikatakan Alvin. Benar. Ya, pernyataan Alvin memang benar.Ia tertunduk.. rasa bersalahnya makin membuncah. Ahh bodohnya ia ini!!
Angin malam yang menusuk kini menerpa tubuh keduanya –Alvin Rio-. Sama-sama terdiam.
Lalu, Rio berdiri menatap Alvin tajam. Alvin pun balik menatap Rio tajam..
“Pukul gue Vin! Pukul gue..” teriak Rio mengguncang-guncangkan tubuh Alvin. Alvin masih diam. Tetapi tatapan tajamnya masih berlangsung kepada Rio. Tangan kanannya mengepal kuat.
“Vin!! Ayoo pukul gue!! Pukul VIN! Ayo puk……………”
BUGGG!!!
Ucapan Rio terpotong karena bogem mentah dari Alvin mendarat di pipi kirinya. Membuat Rio tersungkur di tanah.
“ALVIN! RIO!!” teriak Cakka dan Gabriel yang baru datang.
“lo kenapa mukul Rio, Vin??” Tanya Gabriel tak menyangka.
“biarin Yel. Ini kemauan gue.. Ayo Vin, pukul gue lagii!!” teriak Rio.
BUGG!!! Sekali lagi, pipi kiri Rio mendapat pukulan dari tangan kanan Alvin. Membuat Rio sedikit meringis dan setitik darah keluar dari sudut bibirnya.
“Well.. lo mau ngelampiasin masalah lo Yo? Gak gini juga kan??” Tanya Cakka. Rio berdiri lalu menatap ketiga sahabatnya ini.
“gue harus gimana? Gue cinta sama Ify. Gue gak punya perasaan apapun terhadap Sivia..” Kata Rio lirih.
“jalanin semuanya bro. gue yakin ini hanya masalah waktu..” kata Cakka memberikan nasihat. Gabriel dan Alvin mengangguk menyetujui.
“apa gue kuat?” Tanya Rio getir.
“Ck! Lo itu cowok bro! jangan lemah dong.. lo pasti kuat! Mana Mario yang gue kenal tegar??” kata Gabriel menyemangati.
“makasih semua..” ucap Rio lirih. Semuanya hanya tersenyum tipis.
“sorry, gue kebawa emosi..” kata Alvin. Rio menggeleng dan tersenyum.
“nggak apa-apa. Gue malah berterima kasih sama lo.” Kata Rio tersenyum. Alvin tersenyum, lalu merangkul Rio.
“nah gini dong.. akur! Kan enak ngeliatnya..” kata Gabriel menyeringai. lalu ikut berangkulan. Cakka pun ikut berangkulan.
“Friends is always look nice!!” kata mereka berempat, lalu tersenyum bersama.
Sahabat. Yah hanya sahabat sejati yang bisa membuat kita tenang. Membuat kita melupakan masalah walau hanya sejenak. Setidaknya Sahabat membantu kita untuk keluar dari sebuah masalah. Indahnya memiliki sahabat. Selalu ada dalam suka maupun duka. Dibutuhkan atau tidak dibutuhkan.
Dari belakang, Sivia tersenyum penuh arti. Penuh misteri. Menyimpan sesuatu yang.. entahlah.
***
Sabtu, 27 April 2011.
Tiba saatnya. Saat yang sangat tidak diinginkan dan tidak akan pernah diinginkan oleh Ify. Juga Rio.Apakah setelah ini harapan Ify dapat bersama Rio akan pupus dan musnah bagai ditelan bumi begitu saja? Bagai kertas yang sudah dibakar dan menyisakan puing-puing abu.. menyisakan kenangan-kenangan indah dan pahit antara mereka berdua? Begitu juga Rio. Apakah ia bisa mencintai orang lain selain Ify yang sangat ia cintai?? Itu? Mungkinkah? Apakah ia akan berpaling ke hati Sivia? Atau.. tetap mempertahankan cintanya pada Ify?
Semua Pertanyaan itu pasti akan terjawab.bila waktunya telah tiba.
Ify, Alvin, Cakka dan Gabriel sudah datang. Mereka berpakaian serba rapi.. Pertunangan akan dilangsungkan di sebuah gedung mewah. Para tamu juga sudah berdatangann.
Tampaklah Sivia dengan gaun putih panjang, dan Rio dengan kemeja putih dan jas hitam.
“baiklah, daripada kita membuang waktu, kita langsungkan saja pertunangan ini.” Ujar mama Rio melalui microfon. Lalu mama Sivia menyerahkan kotak cincin tunangan Rio dan Sivia kepada Sivia.
Sivia pun mengambil cincin itu. Perlahan,ia meraih tangan kanan Rio..
Ify memejamkan matanya. Tak tahan melihat semua ini. Pahit. Lidahnya terasa pahit..
Alvin, Cakka dan Gabriel juga ikut tegang melihatnya. Terlebih Alvin.
Saat cincin itu akan melingkar manis di jari manis kanan Rio, Sivia berujar. “aku tidak mau melanjutkan pertunangan ini…” kata Sivia mantap. Semua terbelalak kaget. Terlebih Rio.
“maksud kamu apa Vi??” Tanya ayah Sivia yang sepertinya emosi.
“maaf Ayah, Sivia tidak ingin pertunangan ini terjadi..” kata Sivia sambil menundukkan kepalanya. Para tamu tidak menyangka sama sekali.
“yang benar? Kamu serius?” Tanya mama Rio memasstikan. Sivia mengangguk mantap.
“Iya. Karena ada seseorang yang lebih pantas dengan Rio. Dibandingkan Sivia.” Kata Sivia tersenyum manis,dan melirik ify yang sudah ketar-ketir tidak jelas
“ehm.. buat Ify, bisa kamu maju?” pinta Sivia. Pandangannya tertuju pada Ify.
Ify bingung,lalu menatap Alvin disebelahnya. Alvin mengangguk.
Lalu Ify berjalan menuju keberadaan Sivia dan Rio. Sampailah Ify di hadapan Sivia. Sivia meletakkan cincin tadi ke tempatnya. Lalu ia meraih tangan Ify, dan meraih tangan Rio lalu menyatukannya.
“aku udah tau yang sebenarnya,. Maaf, aku udah jadi penghalang kalian berdua. Mulai sekarang, kalian bisa bersatu lagi. Tanpa ada penghalang seorangpun.” Kata Sivia tersenyum manis.
“Via…” kata Rio dan Ify tak menyangka.
“kamu yakin Vi??” Tanya Ify.
“Iya Ify, aku yakiiiinn banget!” kata Sivia dengan senyuman yang masih belum lepas dari bibirnya. Ify ikut tersenyum, lalu memeluk Sivia erat.
“makasih Via,makasih. Dan.. maaf yah?”kata Ify dalam pelukan Sivia. Sivia tersenyum, lalu membalas pelukan Ify.
“iyaa, sama-sama. Seharusnya aku yang minta maaf. Ehm.. Fy, kayanya ada yang minta dipeluk deh..” kata Sivia menggoda Rio. Rio hanya menyeringai sambil menggaruk tengkuknya.
Lalu mama Rio menghampiri Ify. Ify yang takut hanya menunduk dalam. Ia menggigit bibir bawahnya.
Mama Rio menyentuh pundak Ify. Lalu berkata ”Ify, kamu kenapa nunduk? Maafin tante ya?”
Ify terdiam sesaat ”apa?ini beneran atau Cuma mimpi? Masa Tante Manda………….”
“Fy, mama ngomong sama kamu tuh..” kata Rio lembut. Ify tersadar, lalu menatap mama Rio.
“i.iya tante.. Tante gak salah kok..” kata Ify sedikit gugup.
“jangan gugup begitu. Maaf ya dulu tante ngelarang kamu dekat dengan Rio. Tapi, setelah tante fikir dengan matang, kamu itu memang cocok sama Rio..” Wajah Ify dan Rio memerah.
“ih mamah apaan sih?” sungut Rio. Mama Rio tergelak.
“hahhaa,, jadi mulai sekarang kalian boleh pacaran. Asalkan jangan kelewatan ya?”
“bener tante? Makasi ya?” mama Rio tersenyum dan membelai rambut panjang Ify. Rio hanya tersenyum.
“Maaf buat semuanya, pertunangan ini dibatalkan.. Karena, anak saya mempunyai gadis yang lebih tepat buat dia.” Kata Mama Rio dengan suara lantang.
Tanpa disangka, Rio berlutut di hadapan Ify, menggenggam kedua tangan mungil gadis itu. Ify sungguh terkejut. Tetapi tetap membiarkan tangannya bebas di genggam oleh Rio.
“Ify, maaf ya aku udah buat salah sama kamu. Maafff banget.. aku sadar kalau aku udah banyak nyakitin kamu. Maaf Fy, maaf…” kata Rio bersungguh-sungguh. Kepalanya menunduk.
Ify tersenyum, “aku udah maafin kamu. Sampai kapanpun akan selalu maafin kamu..” balas Ify.
Rio langsung bangkit dan memeluk Ify. Tak peduli dengan banyak orang disana.
“terimakasih Ify. Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi..” Ify mengangguk dalam pelukan Rio.
“cieeeeeeeeeeeeeeeee…” semuanya bersorak-sorai meneriaki Rio dan Ify. Ada yang bertepuk tangan, sampai bersiul-siul menggoda Rio dan Ify. Rio dan Ify hanya tersenyum malu.
****
-Keesokan Harinya-
-Keesokan Harinya-
Secara mendadak, Sivia ingin berangkat ke New York. Alasannya ia ingin melanjutkan study melukisnya disana. Padahal, lebih tepatnya ia ingin melupakan Rio.. dan membiarkan Rio bahagia bersama orang lain, bukan bersamanya.
“Biarlah dia bahagia. Walau bukan bersamaku. Biarkan senyuman dan tawanya tetap terlukis indah di wajahnya itu.. dia bahagia.. aku juga akan bahagia..walau aku tak bisa memilikinya..” -Sivia
@Bandara Soetta
“Viaaa, kenapa mendadak banget siihhh??” omel Ify yang baru sampai pada Sivia. Sivia tersenyum kecil. Disampingnya terdapat dua buah koper berukuran besar.
Ada Alvin, Rio, Cakka dan Gabriel juga disana.
“hehhee, maaf Ify,gue juga mikirnya mendadak._.” kata Sivia menyeringai. Ify hanya mengerucutkan bibirnya.
“Ify, maaf ya gue udah jadi penghalang kalian. Maaff banget. Sekarang gue mau ngerelain Rio. Biar dia bahagia bersama lo. Lo harus bahagia bersama dia Fy..” Ify hanya mengangguk dan tersenyum manis. Lalu bergerak memeluk Sivia.
“Iya.. maaf ya Vi. Kesannya gue udah merebut tunangan lo..” kata Ify. Matanya sudah berkaca-kaca. Sivia terkekeh pelan.
“ngga kok Fy. Rio emang bahagianya sama lo. Bukan gue..” air mata sudah menggantung di ujung mata Sivia. Lalu Sivia melepaskan pelukannya. Dan ia menatap Rio.
“Rio, makasih ya udah nemenin gue.” Ujar Sivia.
“iyasama-sama. Maaaf yaa. Semoga lo dapet yang lebih baik daripada gue..” ujar Rio balik. Sivia tersenyum. Dalam hati mengamini ucapan Rio. Lalu pandangan mata Sivia beralih pada Alvin, Gabriel dan cakka.
“nah,buat lo bertiga, yang akur yah? Sahabat kan? Sama lo juga Yo..” ceramah Sivia.
“sippoo boss..” kompak CakkaRioAlvinGabriel seraya mengangkat jempol mereka..
Sivia terkekeh pelan. Lalu ia menatap Rio dan Ify bergantian..
“kalian berdua jangan bertengkar ya? Semoga kalian langgeng…” doa Sivia.
“makasih Via..” jawab Rio dan Ify. Lalu terdengar suara panggilan untuk penumpang tujuan New York.
“selamat tinggal, semoga kita berjumpa lagiiii…” Ucap Sivia lalu menggeret kopernya menuju pesawat.
“Byeee Viaaa…” balas CRAG+Ify. Sivia hanya tersenyum, dan tak terasa air matanya jatuh ke pipinya.
“Buat mereka bahagia Tuhan. Ku mohon.. jangan ada lagi rintangan menghadang mereka.. Biarlah dia bahagiaa, bersama gadis lain. Dan itu bukan aku.. aku ikhlas..” –Sivia
“huh. Terlalu cepat dia pergi….” Kata Ify sambil terisak.
“cup cup.. semoga dia disana baik-baik aja..” kata Rio sambil merangkul Ify.
“iyaa.. semoga deh.” Baalas ify lalu menyeka air matanya.
“hmmm lo bertiga duluan aja ya? Kita mau ke sebuah tempat dulu..” kata Rio pada Alvin, Cakka dan Gabriel.
“oke deh.” Alvin, cakka dan Gabriel pun berlalu meninggalkan bandara.
“emang kita mau kemana Yo?” Tanya Ify bingung.
“ikut aja deh.” Rio menarik Ify ke motornya lalu membawa Ify pergi dari sana.
***
Pantai!!
Pantai!!
Rio membawa Ify ke sebuah pantai.. indahh!! Pekik Ify dalam hati. Angin pantai menerpa wajah mereka berdua –Rio Ify-. Ombak pantai yang berlomba-lomba.. berdebur dengan alunannya.. membuat siapapun yang melihatnya akan terhanyutt seiring ombak itu bergulung dan menyambar tepi pantai.. Tempat yang sungguh Indah!!
“kita mau ngapain ke sini?” Tanya Ify heran. Rio menarik tangan Ify ke bibir pantai.
Ify yang ditarik hanya pasrah mengikuti. Lalu Rio duduk di pinggiran pantai. Ify juga mengikuti.
“Ify…”
“ya?”
“status kita masih pacaran kan??” Tanya Rio polos sambil menatap ify. Ify tergelak.
“yaiyalah Rio…” gemas Ify. Rio menyeringai. Lalu ia meraih kedua tangan gadis mahkota hatinya itu.
“Ify, sekali lagi aku minta maaf yaa udah nyakitin kamu. Maaf banget… aku janji nggak akan ulangin itu semua..” kata Rio sungguh-sungguh.
Ify mengangguk, lalu segera memeluk Rio..”aku udah maafin kamu kok. Tapi tolong……….” Ucapan Ify menggantung.
Rio membalas pelukan Ify..” apa Fy?”
“tolong jangan sakiti aku lagi…” lirih Ify. Rio tersenyum, lalu mengelus rambut panjang Ify.
“aku janji….”
>>> THE END
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete