Saturday, 23 June 2012

The Moon That Embraces The Sun 12 [IC Version]

The Moon That Embraces the Sun 12
Yang Myung Iel-gun jalan dengan gontai meninggalkan lokasi panggung boneka. Ia berhenti dan tiba-tiba tanya, “sejak kapan kau tahu?”
Kim Chae Alvin muncul. Yang Myung Iel-gun tersenyum getir, “kau tidak tanya apapun, sepertinya kau tahu tentang itu. Apa mereka benar-benar mirip? Apa Yang Mulia mengatakan itu juga? Kalau dia mirip anak itu..itulah mengapa ia minta kau diam dan memerintahmu merahasiakan ini dariku, ya kan?”
“Pangeran.” Ucap Alvin.
 “Bahkan kau pun, telah menjadi anak buah Yang Mulia?”

***
Raja jalan bersama Alyssa. Ia berterima kasih karena bisa menikmati pertunjukan. Tapi Raja merasa  kisah cinta seperti drama itu tidak mungkin terjadi. “Mana ada kisah gadis biasa yang jatuh cinta pada Raja. Raja selalu sibuk mengurus negara, kapan Raja punya waktu bertemu para gadis. Jika Raja seperti itu, apa negara bisa baik?” Raja yakin kalau gadis dalam cerita itu tahu kalau pria itu adalah Raja, pasti ia mendekati Raja dengan sengaja.
Raja terus mengatakan ketidak mungkinan dalam cerita itu dan bahkan ingin menyeret pembuat cerita ke penjara. Tapi ekspresi Alyssa membuat Raja diam, “kenapa kau seperti itu?”
“Karena mereka manusia..karena mereka adalah manusia, jadi mereka akan menemui hal seperti itu, benar kan?”
“Apa?”
“Hal yang terjadi diantara dua orang..bagaimana bisa dijelaskan dengan nalar?” Raja berkata bagaimanapun ia berterima kasih dan akan mengembalikan uang 10 Nyang milik Alyssa. Alyssa merasa tidak perlu tapi Raja tetap ingin mengembalikannya.
“Kita akan bertemu lagi nanti.” Raja jalan pulang. Alyssa seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak jadi dan hanya menatap punggung Raja. Alyssa mengatakan katakata perpisahan dalam hatinya. Alyssa jalan dan sadar kalau buntalannya ketinggalan. Ia jalan kembali ke lokasi panggung boneka.
Tiba-tiba terdengar suara Yang Myung Iel-gun. Jansil Via sudah diantar ke Seongsucheong dengan selamat.
Yang Myung Iel muncul, “kau dari mana saja sampai pulang larut sekali?”
Yang Myung Iel menarik telinganya sendiri, “hati-hati kau bisa jadi Jansil berikutnya, kau bisa diseret kembali oleh kakak-kakak menakutkan dari Seongsucheong.”
Alyssa tersenyum lebar, “jadi orang yang menjaga Jansil adalah..”
Yang Myung Iel menunjuk wajahnya sendiri, “aku. Dia menemuiku karena tidak punya tujuan.”
“Jadi pendekar yang berani dan bebas..adalah Tuan?”
Yang Myung Iel tampak gembira, “jadi seperti itu Jansil menggambarkan diriku? Wah..gadis itu benar-benar punya penglihatan hebat.”
Alyssa berkata awalnya ia takut Jansil Via ditipu orang. Yang Myung Iel menjawab, “kalau penipunya setampan aku..apa tidak beruntung kena tipu sekali saja?”
“Bagaimanapun, terima kasih. Jaga diri anda.”
Alyssa membungkuk dan jalan pulang. Yang Myung Iel berseru, “sekarang serius. Jika kau sangat cemas, lalu kenapa..hanya Jansil Via yang kau ingat sekarang?”
Alyssa bingung, ia berbalik, “apa?”
“Kau lupa orang yang kau cari. Kau lupa orang yang menunggumu. Apa yang begitu penting yang menahanmu? Aku mungkin bisa bertahan awalnya, tapi aku tidak yakin bisa melakukan itu lagi untuk kedua kalinya.”
Alyssa tidak mengerti apa maksud Yang Myung Iel. Yang Myung Iel hanya berkata ia tidak bisa tetap diam saja, dan melihat Alyssa tertarik pada orang lain di tempat lain.
“ Tuan.”
“Aku pergi sekarang.”
Alyssa berseru memanggil Yang Myung Iel, “Tunggu dulu..Tuan!” Tapi Yang Myung Iel sudah jalan pergi.


***
Raja kembali ke istana, ia sedang ganti baju dibantu para dayang. Sementara Hyung Sun mengoceh panjang pendek di samping Raja. Hyung Sun mengeluh dan minta Raja tidak melakukan itu lagi, “jika Yang Mulia ingin meninggalkan istana, anda harus mengatakannya pada kami. Kenapa anda harus memerintah membuat boneka salju itu?”
“Aku sudah minta maaf kan?”
Hyung sun masih mengeluh, “anda memerintah menggunakan salju bersih yang tidak diinjak orang. Hamba harus memanjat atap dan bisa saja jatuh mati jika saya tidak hati-hati.”
 “Tapi bukankah kau masih hidup dan baik-baik saja sekarang?”
Raja jalan dan duduk.
Hyung sun berlutut di depannya, “Yang Mulia, kenapa anda begitu tidak berperasaan?”
Hyung sun mengulurkan tangannya, “apa Yang Mulia tidak bisa melihat tangan saya masih merah karena salju? Memegang salju yang dingin, tangan saya hampir beku.”
Raja menarik tangan Hyung Sun. Hyung sun panik, “Yang Mulia..apa yang anda lakukan?”
Raja mendekatkan tubuhnya, “kemarilah. Ijinkan aku menghangatkan tanganmu dengan dada panasku.” Hyung Sun ketakutan, “Pelayan anda harus meminta dapur menyiapkan makan malam anda.”
Raja tidak juga melepaskan tangan Hyung sun.
Hyung Sun memohon, “Tolong lepaskan saya.” Raja melepasnya dan Hyung Sun jatuh terjengkang. Ia berusaha berdiri tapi karena lantai kamar licin, Hyung Sun terpeleset lagi dan ia berusaha berdiri sambil menutupi dadanya. Hyung Sun segera keluar. Raja tersenyum tipis dan ia melihat uang yang sudah disiapkan untuk Alyssa.


***
 Nok Young sudah menyiapkan semua untuk perjalanan Alyssa. Akan ada orang yang menjemput Alyssa  dan Seol Zahra . “Pergilah sejauh mungkin dari ibukota.”
Alyssa ingin minta ijin masuk ke Daejeon hanya untuk malam ini saja.
Nok Young tanya apa Alyssa berubah pikiran dan goyah lagi. Alyssa hanya ingin mengucapkan selamat tinggal pada Yang Mulia.
Nok Young berkata, “Apa perlu ada perpisahan antara Yang Mulia dan kau?”
Alyssa ingin mengatakan sesuatu pada Raja, setelah itu ia akan pergi. “Tolong ijinkan aku, ibu angkat.”

***
Ratu Yoon duduk sendiri dan ingat kata-kata dayang kalau Raja marah kepada peramal itu. Ratu tiba-tiba memutuskan untuk keluar. Pengawal mengantar jimat hidup ke istana Raja. Tiba-tiba Ratu Yoon muncul dan menghentikan mereka. Ratu ingin mengatakan sesuatu pada jimat itu, ia minta jimat itu membuka jangotnya.
Pengawal mencegah Ratu, “gadis ini tidak boleh dilihat.”
“Kau tidak mendengar perintahku? Cepat tunjukkan wajahmu.”
Peramal itu akhirnya membuka jubahnya, ternyata bukan Alyssa. Tapi peramal wanita yang waktu itu memberikan surat untuk Alyssa. Ratu mengamati wajah peramal itu dan tersenyum geli. Ratu tampak lega karena wajah peramal wanita itu tidak secantik yang ia bayangkan dan tidak mirip Heo Yeon Ify  sama sekali.


***
Raja menunggu Alyssa sambil membaca. Ia mendengar ada yang masuk. Raja berkata Alyssa terlambat. Lalu ia mengangkat wajah dan tertegun karena melihat..Ratu.
“Apa anda menunggu orang lain? Apa anda kecewa?” Raja bertanya dengan nada dingin kenapa Ratu datang.
“Apa yang anda sembunyikan? Setelah melihat ekspresi Yang Mulia, saya mengerti sekarang. 8 th lalu, di Paviliun Bulan Tersembunyi, dimana saya bertemu anda pertama kali sebagai Putra Mahkota, Yang Mulia memiliki ekspresi yang sama persis.”
Raja berkata meskipun mereka tidak punya rasa cinta, paling tidak Ratu bisa mengerti posisinya.
Tapi sepertinya Raja salah menilai, “Aku yakin waktu itu..aku sudah melarangmu masuk kesini!”
Ratu heran apa sebenarnya yang membuat Raja bingung. “Peramal rendahan itu sama sekali tidak mirip dengan gadis yang meninggal 8 th lalu.”
Raja membentak, “Ratu!”
“Saya tidak peduli siapa wanita yang ada dalam pelukan Raja, tidak peduli itu roh Yeon Ify atau jimat, tidak masalah. Silahkan peluk dia sampai puas! Saya tidak akan mempedulikannya. Bukankah Yang Mulia pernah berkata kalau saya tidak akan bisa mendapatkan hati anda? Tidak masalah. Tapi...ada hal yang tidak boleh anda lupakan. Tidak peduli siapa orang yang ada dalam hati anda, ibu negeri ini tetaplah saya! Apa anda mengerti sekarang? Posisi di samping anda, adalah milik saya. Yang Mulia, akan segera menerima kenyataan ini.”
Ratu keluar dari kamar Raja dan membiarkan jimat itu masuk. Peramal itu menghadap Raja dan Raja bingung melihatnya, “siapa kau?”
Peramal itu berkata ia dikirim Seongsucheong sebagai jimat untuk malam pertama. Raja menanyakan Alyssa. Peramal itu menjawab Alyssa sudah menyelesaikan tugasnya dan akan meninggalkan Seongsucheong.


***
 Alyssa bersiap untuk pergi. Seol Zahra  merasa Alyssa ragu untuk pergi, ia melihat Alyssa hampir menangis. Seol Zahra  mengeluh, “seharusnya ibu angkat mengijinkanmu berpamitan pada Raja, ia benar-benar keras kepala.”
Nok Young membuka kamar mereka dan meminta Alyssa ganti baju. “Ini perintah Raja.”



Alyssa tiba di depan kamar Raja. Hyung Sun mengantarnya masuk, lalu ia berhenti dan berbalik, “anda seharusnya tidak salah paham. Yang Mulia telah salah mengira anda dengan orang lain.”
Alyssa geli, “kenapa Tuan menggunakan ungkapan yang sangat sopan?”
Hyung Sun tertegun,“b..benarkah? apa aku bicara dengan kata-kata sopan?”
“Saya rasa anda juga mengira saya orang lain. Tenanglah, apa yang anda cemaskan saya tahu persis. Saya tidak akan salah paham pada Yang Mulia.” Hyung Sun tampak lega dan Alyssa tersenyum. Alyssa masuk ke dalam.
Raja marah, “siapa yang mengijinkanmu pergi tanpa ijin? Katakan! siapa yang mengijinkanmu pergi tanpa ijinku?”
“Saya sudah menyelesaikan misi saya, jadi saya boleh pergi.”
Raja teriak, “siapa bilang kau sudah menyelesaikan misimu?”
“Orang yang anda butuhkan bukan saya.”
“Siapa yang bilang kalau ia ingin menyembuhkan luka di hatiku? Siapa yang bilang kalau ia ingin meringankan beban di hatiku?”
“Anda memerintah saya untuk tidak mendekati Yang Mulia.”
“Aku tidak pernah memerintahmu untuk pergi!” Raja menghela nafas dan membenarkan Alyssa, ia juga bingung siapa yang berdiri di depannya. Yeon Ify atau Alyssa. “Jadi, sampai aku tidak merasa bingung lagi, sampai aku tahu perasaanku, kau..jangan berani pergi dari sisiku. Ini perintah kerajaan.”


***
Ibu Suri Han (Aku pusing menyebut dua pensiunan Ratu ini, Ibu Suri Tua seharusnya mundur saja.) mengatakan kalau mereka sudah memutuskan tanggal untuk malam pertama Ratu Yoon, yaitu tanggal 18 bulan ini, jadi 3 hari lagi.
Ratu Yoon terkejut tapi gembira. Ibu mertuanya berkata ini sudah diperhitungkan oleh Guk-mu Seongsucheong kalau hari itu adalah yang paling baik. Ratu Yoon dan Raja harus bertemu sekitar pukul 7-9 malam.
Ibu Suri Han berkata, “Anda harus mengandung Putra Mahkota, jadi tidak ada alasan untuk mendengar gosip. Konsentrasi saja menjaga tubuh dan pikiran anda untuk mengandung seorang anak.”
Ratu Yoon menjawab, “Saya akan mengingat itu.”
Rombongan Ratu keluar dari istana Ibu Suri Han. Ratu tampak puas, “sekarang Yang Mulia tidak bisa melakukan apapun. Jangan menghindar dengan alasan sakit lagi.” Ratu minta Jo sanggung mengirim pesan untuk ayahnya agar datang menemuinya setelah urusan kantor.


***
 Menteri Keuangan mengeluh kepalanya sakit karena habis minum anggur di Gibang. Menteri Han berkata kalau Menteri Keuangan sudah semakin tua. Yoon Dae Hyung tidak menggubris rekan-rekannya, ia justru heran melihat petugas membawa dokumen-dokumen ke satu tempat. Yoon minta kedua rekannya pergi dulu, ia ada urusan. Yoon menemui Menteri Shim pengurus kantor, ia heran melihat semua petugas mengeluarkan dan memeriksa dokumen-dokumen. Yoon tanya ada apa. Shim San berkata Raja datang kemarin dan membuat kekacauan.
Seorang petugas lapor ada beberapa catatan tentang perintah kerajaan yang hilang. Yaitu catatan 8 th lalu. Yoon dan Shim San terkejut. Petugas itu masuk lagi untuk memastikan, tapi ia terkejut, ternyata catatan itu sudah kembali. Kim Chae Alvin yang mengembalikannya. Setelah itu Alvin menyelinap keluar. Alvin lapor pada Raja. Ia juga berkata kalau terlambat sedikit saja, mereka pasti akan ketahuan.
Raja minta Alvin melakukan semua dengan hati-hati, ia tidak ingin para rubah tua itu mengetahui apa yang mereka lakukan.
Hyung Sun masuk dengan wajah pucat, “Yang Mulia sesuatu yang buruk sudah terjadi.”
“Ada apa?”
“Sang Seon yang melayani mendiang Raja telah bunuh diri.” Alvin terkejut, ia menoleh ke arah Raja. Raja syok, ia hanya memejamkan mata dan menghela nafas.

 Kediaman mantan Sang Seon itu sudah dibatasi garis polisi. Petugas Uigeombu menyisir rumah pria itu. Petugas menurunkan mayat Sang Seon. Kepala Uigeombu, Hong Kyu Tae berlutut dan memeriksa mayat. Hong mengamati mayat sambil mengambil kue beras yang jatuh di tikar. Hong dengan santai memakan kue itu, membuat anak buahnya eneg.
Hong berkata, “Kasus ini hanya akan membuang waktu saja, ini jelas bunuh diri. Menurutku, kita tidak perlu mencari penjahatnya. Fokus saja pada penyebab kematiannya, jelas ada yang ia rahasiakan.” Hong tersedak dan segera mengambil teh milik mendiang Sang Seon. Lalu meminumnya. Anak buahnya hampir muntah.
Hong berujar, “Aku punya ide. Raja terpukul atas kematian mantan Sang Seon. Ia berpikir keras, apa yang ingin disembunyikannya, apa itu sampai bersedia mengorbankan nyawa mereka. Tapi yang jelas, mereka tidak ingin aku tahu rahasia ini.”


 ***

       Raja memanggil Hyung Sun dan minta diambilkan daftar nama petugas Uigeombu. Hyung Sun bisa menebak siapa yang ingin dipanggil Raja. Hyung Sun memasukkan Hong Kyu Tae ke dalam istana secara rahasia, dengan mengenakan seragam kasim. Hong protes, ia ingin tahu alasannya. Dan merasa pernah mengalami hal ini sebelumnya. Hong Kyu Tae dibawa menemui Raja, ia terkejut dan segera berlutut.
Raja tanya apa Hong masih ingat kepadanya. Hong mengiyakan, “tentu saja Yang Mulia. Bagaimana hamba bisa melupakan Yang Mulia.”
Raja pernah memanggil Hong saat masih menjadi kepala mahasiswa SKK dan sekarang Hong sudah bertugas di Uigeombu, Raja senang sekali.
“Kau tahu kepala kasim yang melayani ayahku bunuh diri?”
Hong membenarkan, ia bahkan dikirim untuk menyelidiki kematian mantan Sang Seon.
Raja berkata Hong memang sepintar waktu itu. Raja berkata jika kasus ini jatuh ke tangan orang lain, ia tidak akan pernah tahu kebenarannya.
“Kebenaran apa?”
“Justru aku ingin menanyakannya padamu.”
Hong bingung, “apa?”
Raja minta Hong pura-pura membantu penyelidikan kematian Sang Seon. Tapi sebenarnya yang harus diselidiki adalah kematian misterius Putri Mahkota 8 tahun lalu. Penyakit Putri Mahkota dan bagaimana dia meninggal.

***
Menteri Yoon menghadap Ibu Suri, ia mengeluh karena Raja mulai bersikap tidak biasa. Yoon takut Raja mulai meragukan apa yang terjadi 8 tahun lalu. Kalau seperti ini, Yoon takut semua yang terlibat akan dihabiskan. Ibu Suri berkata ini terjadi karena tanggal malam pertama yang dimajukan. Yoon tidak mengerti, apa hubungannya. Ibu Suri merasa kalau Raja dan Ratu segera memiliki anak, mereka tidak akan melakukan apapun dan hanya berpikir melindungi anaknya.
Mendiang Raja adalah ayah Yang Myung Iel-gun dan Putra Mahkota, tapi ia menahan dirinya sendiri dan tetap membedakan kedua pangeran.
Ibu Suri yakin bisa mempertahankan kekuasaan di tangan mereka, meskipun Raja menemukan kebenaran, dia hanya bisa menutupinya.

***
P. Min Agni berkhayal, memandangi Yeom Cakka yang sedang membaca. Yeom Cakka imajinasi geli dan heran kenapa selalu memandanginya.
“Karena kau tampak tampan jika sedang membaca, dan jauh lebih tampan jika tersenyum sedikit. Suamiku, berapa lama kau harus membaca? Kenapa kau tidak melihatku? Aku benar-benar berharap bisa menjadi buku. Jika tubuhku dipenuhi tulisan, apa kau akan melihatku?”
Yun Sanggung masuk dan menjawab, “anda harus mencari cara untuk membersihkan tinta dari badan anda, dengan susah payah.”
Min Agni kesal, barusan ia hampir bertatapan mata dengan suaminya, sekarang Yeom Cakka  menghilang lagi. Min Agni sudah ditinggal pergi suaminya selama...er..dua hari. Min Agni ingat, Yeom Cakka  pesan kalau ia harus memperhatikan ibunya. Min Agni langsung keluar mencari ibu mertuanya. Ny. Heo sedang membaca surat dari Ibu Suri Han. Min Agni ingin tahu apa isinya. Ny. Heo berkata kalau tanggal malam pertama Raja akan dimajukan, tgl 18 bulan ini.
Putri Min Agni heran, “secepat itu?” Lalu ia berkata akan masuk ke istana untuk mengajari Ratu beberapa trik.
Ny. Heo tampak heran, karena Min Agni sendiri belum berpengalaman. Min Agni langsung pamit pergi. Sebelum ke istana, Min Agni menyalin tips & trik mendapatkan anak lelaki dari berbagai buku. Misalnya, jika ingin mengandung anak laki, makan banyak sayuran. Kalau tidur harus menghadap sisi kiri (Kiri=Timur, Istana Putra Mahkota ada di Timur. Biasanya anak laki dalam keluarga Confusius kamarnya di sebelah timur, ngga tahu kenapa, mungkin hongsuinya bagus haha)
 Yun Sanggung juga membantu Putri menunjukkan tips-tips lainnya. Putri Min Agni curiga, untuk apa Yun sanggung mempelajari hal ini. Dayang Putri berkata untuk bahan pelajaran. Min Agni menggodanya, “kau sudah tahu semua, tapi pura-pura tidak tahu.”
Putri Min Agni jalan masuk istana dalam dan berpikir mau minta hadiah apa, “hiasan kepala peoni atau binyeo mutiara?”
Tiba-tiba Putri melihat Ibu Suri Yoon. Ibu Suri gembira melihat cucunya, “Putri, lama tidak bertemu.” Putri menyapa neneknya dan menanyakan kabarnya.
Ibu Suri berkata kabarnya kurang baik karena P. Min Agni tersayangnya jarang mengunjunginya lagi. “Bagaimana aku bisa merasa senang?”
P. Min Agni minta maaf. Ibu Suri geli, ia hanya bercanda. Lalu tanya apa Min Agni akan ke kediaman Ratu, ia mengajak Min Agni pergi bersama kesana. Putri  Min Agni tiba-tiba membatalkan kunjungannya, “t..tidak perlu, ada yang terjadi di rumah, saya harus segera pulang.”
Min Agni memberi hormat dan bergegas pulang. Min Agni masih ketakutan jika bertemu Neneknya. Ibu Suri Yoon tersenyum dingin.

***
Raja mondar-mandir dan berpikir apa sebenarnya yang disembunyikan oleh mendiang Abamama dan juga Sang Seon. Lalu tabib istana dan ketiga prof dari kantor Feng Shui menghadap Raja. Tabib istana akan memeriksa denyut nadi Raja. Raja heran kenapa mereka semua menghadapnya. Prof Na memberikan catatan tentang tgl malam pertama Raja. Raja membukanya dan terkejut, “tanggal 18 bulan ini. 3 hari lagi?”
Para Prof silih berganti memberikan alasan kenapa hari itu dipilih, cuacanya bagus, mereka sudah memilihkan lokasi yang cocok, lalu Tabib berkata kalau kondisi kesehatan Raja semakin membaik. Raja kesal, “kalau aku bilang sakit, ya sakit!”
Tabib dan para prof minta maaf, “tapi malam pertama di tempat yang sangat menguntungkan itu jarang terjadi Yang Mulia.”
Mereka mendesak Raja segera melakukannya, karena ini semua demi garis keturunan Raja.
Raja membentak, “Aku sudah bilang kalau tubuhku belum pulih benar! Aku tidak mau bicara lagi. Kalian semua, segera keluar!”
Tabib istana dan para prof ketakutan, “Yang Mulia.”
Raja marah, “Kalian tidak mendengarku? Cepat keluar!”


***
Ratu Yoon minum teh bersama ayahnya. Ratu sudah tahu Raja menolak lagi melakukan malam pertama, ini bukan pertama kali atau kedua kalinya. Menteri Yoon berkata mereka sudah berusaha keras agar malam pertama berhasil dengan baik, kalau seperti ini, usaha mereka bisa sia-sia. Bagaimana Ratu bisa tenang. Ratu memikirkan tentang peramal wanita itu. Ayahnya heran kenapa tiba-tiba membicarakan peramal itu. Ratu merasa ini aneh, Raja mengijinkan seorang wanita masuk kamarnya saat ia tidur. Padahal selain Alvin dan Hyung Sun, Raja tidak mengijinkan siapapun masuk ke dalam. Apa mungkin Raja menyukai gadis itu.
Menteri Yoon tidak akan membiarkan itu jika memang benar. Ia ingin menyingkirkan jimat itu. Tapi Ratu tidak setuju, “kita harus mempertahankan jimat itu sampai malam pertama selesai. Ayah mengatakan padaku 8 th lalu, kalau pernikahan kerajaan tidak ada hubungannya dengan cinta.”
Ratu Yoon akan memanfaatkan ini untuk mendapatkan keinginannya. “Karena aku tidak bisa mendapatkan hatinya, maka aku hanya bisa memanfaatkannya.”

***
Alyssa duduk di kamarnya, ia memikirkan kata-kata Raja. “Kau benar, orang yang berdiri di depanku, dia..atau kau. Aku benar-benar bingung.”
Raja yang melarang Alyssa pergi sampai ia tahu perasaan-nya. Alyssa dipanggil keluar. Ia heran melihat para peramal mengerumuni banyak barang. Ada hiasan rambut, pisau, peralatan doa yg bunyinya krincing-krincing dll. Jansil Via menarik Alyssa, “Onnie, lihat ini, seseorang mengirimkan banyak hadiah untukmu.”
Alyssa heran, “Jansil Via darimana semua ini?”
Jansil mengulurkan surat, “ini ada suratnya.”
Alyssa langsung membacanya. “Apa kau menyukainya? Kuharap kau bisa menggunakannya untuk membantu kekuatanmu. Orang pemberani berjiwa bebas. Sang Ksatria.”
Alyssa tahu siapa orangnya. Ia memberikan surat ke Seol Zahra  dan jalan keluar. Para peramal iri pada Alyssa, ia sungguh beruntung, dia pasti pahlawan di kehidupan sebelumnya. Alyssa keluar dan ia bertemu Yang Myung Iel-gun.
Yang Myung Iel ketawa, “apa kau menyukai hadiahnya? Aku tidak tahu apa yang kau suka, jadi aku memilih barang-barang yang biasa digunakan peramal. Lain kali, aku akan mengirimkan pisau dapur untukmu.”
“Kenapa anda melakukan ini, Pangeran?” Alyssa merasa ia hanya peramal biasa. Yang Myung Iel berkata itulah sebabnya ia mengirimkan peralatan sebagai hadiah. Alyssa tetap tanya kenapa Yang Myung Iel mengiriminya banyak hadiah.
“Kau tidak tahu?”
“Itulah mengapa saya bertanya.”
“Karena aku menyukaimu. Aku..menyukaimu.”
Tanggapan Alyssa persis dengan Yeon Ify waktu itu, “Jangan bercanda.” Yang Myung Iel berkata ia tidak bergurau.
“jika bukan gurauan lalu apa?”
“Ini tentang pria yang mencintai wanita. Ini pasti cinta.” Alyssa tidak mengerti, Yang Myung Iel belum mengenalnya bagaimana bisa memiliki perasaan seperti itu padanya?
“Karena kau adalah yang pertama mengatakan padaku jangan bersembunyi dibalik senyuman, dan jangan menipu hatiku sendiri. Kalau aku harus membuang rasa sakit di hatiku. Kau yang pertama kali mengatakan itu padaku. Dan kata-kata itu menghiburku. Kau benar, aku hanya tahu sedikit tentang dirimu. Awalnya, aku memperhatikanmu karena kau mirip dengan orang yang pernah kucintai. Tapi sekarang, itu bukan alasannya. Karena orang yang kulihat sekarang, adalah kau.” (Maksudnya Yang Myung Iel-gun mulai melepaskan Yeon Ify dan hanya melihat Alyssa.)



***
Nok Young diskusi dengan pendeta Hye Gak. Ia bingung, “sekali lagi takdir mempertemukan mereka yang seharusnya tidak bertemu. Ini membuatku resah. Ini akan segera menjadi kekacauan dan akan menjadi lautan darah.”
 “Perintah langit, bagaimana bisa dihentikan oleh manusia?” Nok Young yakin semua akan berakhir jika malam pertama berhasil dilakukan. Takdir mereka akan berakhir lagi. Nok Young akan mengirim Alyssa pergi ke tempat jauh. Hye Gak ragu, “apa kepergian Alyssa akan cukup? Kebenaran yang coba kita tutupi, sekarang mulai muncul.”
“Meskipun kebenarannya terungkap, tidak akan pernah mengubah segalanya. Kau sudah tahu itu. Mereka menguasai kelemahan setiap orang dan tidak seorang pun bisa lari dari mereka.” (Ibu Suri Yoon dan Menteri Yoon)

***
Alyssa duduk di depan Raja. Sementara Raja asyik membaca. Alyssa mengamati wajah Raja.
“Aku tahu aku ini sangat tampan, jangan memandangiku terus. Dan juga, pria yang sedang belajar serius sangat menarik. Lagipula aku adalah Raja negeri ini. Bukankah itu mengagumkan?”
Alyssa tidak tahan dan tersenyum. Raja tanya, “kau menertawakanku?”
“Saya pantas mati.”
Raja jalan keluar, “ikut aku. Aku ingin jalan-jalan.”
Alyssa mengamati wajah Raja, hari ini ekspresi Yang Mulia tidak tampak bagus. Raja cerita tentang kematian Sang Seon. “Ia meninggal karena aku, karena aku membuat keputusan yang salah, maka orang itu memutuskan bunuh diri. Jadi, pembunuh orang itu adalah aku.”
Raja merasa bayangan kematian mengikuti orang-orang disekitarnya. Orang-orang yang ia sayangi semuanya ada dalam bahaya. “Aku..sama sekali tidak bisa melindunginya. Dan bukan hanya tidak bisa melindungi mereka, aku bahkan membiarkan mereka mendapatkan perlakuan tidak adil. Aku tidak bisa menghentikannya.”
Alyssa minta Raja tidak menyalahkan diri, “itu bukan kesalahan Yang Mulia. Orang-orang itu semua tahu bagaimana Yang Mulia melindungi mereka. Bagaimana anda memperhatikan mereka. Semuanya bisa merasakan perasaan Yang Mulia sebenarnya. Tolong jangan salahkan diri sendiri.”
Raja minta Alyssa menggunakan kemampuan spiritualnya dan mengatakan, apa kebenaran yang ia cari akan terungkap? Alyssa mengiyakan.
Raja heran bagaimana Alyssa bisa yakin.
“Karena saya percaya niat Yang Mulia sebenarnya. Simpul yang terikat tidak bisa diuraikan sekaligus. Tapi jika anda menarik setiap bagian simpul satu per satu, kebenaran yang tersembunyi itu, bukankah akan terungkap satu hari nanti? Jadi, saya mohon anda percaya pada diri sendiri.”
“Terima kasih. Sudah cukup lama sejak aku mendengar kata-kata yang menenangkan seperti ini.”


***
Paginya, Raja bertemu Yoon dan Raja tetap saja berkata kalau ia masih sakit. “Berapa kali aku harus mengulang ini?” Yoon pura-pura berkata ia mencemaskan Raja, lalu menyinggung peramal wanita yang dijadikan jimat.
Kalau Raja masih sakit berarti pekerjaan peramal wanita itu tidak benar, mereka harus menghukumnya.
Raja terkejut, “apa hubungannya dengan peramal itu?”
“Alasan peramal itu dipanggil adalah untuk menyerap penyakit Raja. Tapi kalau tidak sembuh juga ia harus dihukum. Setiap orang yang masuk istana berarti ia siap mempertaruhkan nyawa mereka. Jika sudah masuk istana beberapa hari tapi tidak bisa memberikan hasil yang diinginkan, maka ini jelas akan menimbulkan kecurigaan. Untuk memastikan keamanan dan keselamatan negara ini, kita harus menyingkirkannya.” Yoon ingat kata-kata Ratu kalau Raja tertarik dengan peramal itu dan mereka bisa memanfaatkan ini untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Ratu berkata jika Raja benar-benar tertarik dengan peramal itu, ia pasti akan setuju menjalankan malam pertama.
Kalau tidak, maka peramal itu tidak becus dan harus diusir dari istana. Pilihannya cuma, keluar hidup-hidup..atau keluar sebagai mayat. Menteri Yoon tanya bagaimana jika setelah malam itu, Raja masih menginginkan peramal itu.
Ratu ingin ayahnya menggerakkan para pelajar. Joseon ini negara dengan dasar Confucius. “Raja adalah contoh bagi rakyatnya, tapi apa jadinya jika Raja menyembunyikan peramal dalam kamarnya, apa reaksi para pelajar?” Menteri Yoon menggunakan Alyssa sebagai ancaman dan Raja tidak berdaya.
Jika ia menolak lagi, maka nyawa Alyssa ada dalam bahaya. Raja kesal sekali.

***
Seongsucheong sibuk bersih-bersih. Alyssa teringat kata-kata Raja, “aku tahu aku ini memang sangat tampan, hentikan melihatku.”
Tiba-tiba Alyssa mendengar Jansil Via mengeluh pada salah satu peramal.
“Kakak, kita sudah bersih-bersih sejak pagi, mengapa kita melakukannya lagi?”
Peramal itu berkata “hari ini adalah malam pertama Raja dan Ratu, jadi semua harus berkumpul di Seongsucheong malam ini untuk mendoakan mereka, agar semuanya lancar malam ini. Kau sudah lupa?”
Alyssa tertegun mendengarnya. Ia tampak sedih.


Raja juga stres, ia memegang kepalanya dan tampak tidak berdaya. Hyung sun prihatin melihatnya, ia mencoba membujuk kalau semua ini harus dilakukan cepat atau lambat. Demi kelangsungan Klan Raja. Untuk menurunkan generasi selanjutnya. Hyung Sun membujuk, “hanya ini satu-satunya cara menenangkan semua orang.”
“Jangan bicara lagi.”
“Sudah kewajiban saya melayani Yang Mulia, tapi yang jauh lebih penting adalah melindungi Klan Raja. Masalah ini tidak bisa ditunda lagi..”
“Kenapa kau juga seperti ini?”
“Yang paling penting adalah mereka sudah tahu tentang peramal itu. Anda harus membuat keputusan dengan hati-hati. Jika Yang Mulia berkeras, anda bisa dalam bahaya dan juga gadis itu. Pelayan ini benar-benar takut kalau Yang Mulia akan terluka sekali lagi.”
“Malam ini, jangan biarkan ia datang. Daejeon yang kosong, aku tidak ingin dia menjaganya sendirian.” Hyung Sun menghela nafas.

***
Malam itu Raja mulai dipersiapkan untuk menjalani ritual malam pertamanya. Tabib menusukkan jarum ke kaki Raja (Di jalan darah yang berhubungan dengan organ reproduksi.) Raja mengenakan jubah resminya dan minum ramuan herbal dari tabib istana.
Ratu juga menjalani prosesinya.  Ia dirias dan mengenakan perhiasan terbaiknya. Kuku Ratu dikikir agar tidak melukai Raja. Ratu juga mengenakan garakji dari batu jade (biasanya Ratu mengenakan garakji emas, mungkin karena jade bagus untuk kesehatan dan artinya juga bagus.) Ratu Yoon juga minum ramuan herbal.
Raja jalan dengan pandangan blank ke istana Ratu. Ia disambut para dayang istana Ratu. Ada seorang dayang yang memegang seekor ayam...Tapi mungkin ini artinya memulai hari yang baru. Karena biasanya kokok ayam adalah tanda hari yang baru. Kalau saat menikah biasanya bebek yang dibawa, karena bebek lambang kesetiaan. Raja masuk ke kamar Ratu. Ratu sudah duduk menunggunya.


***
Alyssa berdiri di depan Seongsucheong, ia mendapat perintah tidak mendekati kamar Raja malam ini. Alyssa merasa ada yang hilang. Yang Myung Iel mendekatinya, “kenapa kau tampak sedih?” Sorot mata Yang Myung Iel juga tampak sedih.
“Kenapa anda datang?”
“Apa ini karena kau mendengar berita malam pertama Yang Mulia?” Alyssa hanya minta Yang Myung Iel kembali.
Yang Myung Iel terus saja bicara, “Yang Mulia adalah penguasa negeri ini. Kelahiran keturunan Raja adalah hal yang penting.”
Alyssa mengerti.
“Kalau memikirkan Yang Mulia, kau hanya akan patah hati pada akhirnya..dan sakit hati.”
“Saya juga mengerti itu.”
“Kalau begitu kenapa kau menangis?” Alyssa tidak bisa menahan air matanya, ia memandang Yang Myung Iel.
Yang Myung Iel menangis, “aku..apa tidak bisa kalau itu adalah aku? Apa tidak bisa kalau itu adalah aku?”


***
Raja dan Ratu duduk berhadapan. Ada petunjuk ritual, “Yang Mulia tolong lepaskan ikseongwan anda.” (Ikseongwan = topi khusus Raja). Ratu membantu Raja meletakkan topinya. “Yang Mulia, tolong lepaskan ikat pinggang jade anda.”
Raja menyindir Ratu, “kau akhirnya mendapatkan keinginanmu. Selamat Ratuku.”
“Bagaimana ini bisa keinginan saya? Diatas ada Dua Ibu suri dan dibawah ada rakyat, ini yang diinginkan semua orang.”


***
Yang Myung Iel masih mendesak, “kenapa bukan aku?”
Alyssa memohon, “tolong kembalilah.”
“Apa kau mau pergi denganku? Aku adalah orang yang memandang posisi Pangeran bagaikan sampah. Aku sudah membuat persiapan untuk meninggalkan segalanya dan pergi untuk waktu yang sangat lama. Kau tidak ingin hidup sebagai peramal selamanya kan? Jika kau mau keluar dari lingkungan yang membingungkan ini, jika kau mau pergi, apa kau mau melarikan diri bersamaku?”
Alyssa memandang Yang Myung dengan air mata bercucuran.


***
 “Apapun kata Yang Mulia, saya tetaplah wanita Yang Mulia.”
Raja tiba tiba menarik tangan Ratu Yoon dan memeluk Ratu, “Itu benar. Karena kau tidak akan bisa mendapatkan hatiku, paling tidak kau harus menjadi ibu dari Raja berikutnya. Baiklah. Hanya untuk Ratuku, aku akan melepaskan jubahku.”
Raja membelai wajah Ratu. Ia mendekat untuk mencium Ratu.


***
 ****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted : June 23, 2012
Edited : August 11, 2012


No comments:

Post a Comment