The Moon That
Embraces the Sun 12
Yang Myung Iel-gun jalan dengan
gontai meninggalkan lokasi panggung boneka. Ia berhenti dan tiba-tiba tanya, “sejak
kapan kau tahu?”
Kim Chae Alvin muncul. Yang Myung Iel-gun tersenyum
getir, “kau tidak tanya apapun, sepertinya kau tahu tentang itu. Apa mereka
benar-benar mirip? Apa Yang Mulia mengatakan itu juga? Kalau dia mirip anak
itu..itulah mengapa ia minta kau diam dan memerintahmu merahasiakan ini dariku,
ya kan?”
“Pangeran.” Ucap Alvin.
“Bahkan kau pun,
telah menjadi anak buah Yang Mulia?”
***
Raja jalan bersama Alyssa. Ia
berterima kasih karena bisa menikmati pertunjukan. Tapi Raja merasa kisah cinta seperti drama itu tidak mungkin
terjadi. “Mana ada kisah gadis biasa yang jatuh cinta pada Raja. Raja selalu
sibuk mengurus negara, kapan Raja punya waktu bertemu para gadis. Jika Raja
seperti itu, apa negara bisa baik?” Raja yakin kalau gadis dalam cerita itu
tahu kalau pria itu adalah Raja, pasti ia mendekati Raja dengan sengaja.
Raja terus mengatakan ketidak mungkinan dalam cerita itu
dan bahkan ingin menyeret pembuat cerita ke penjara. Tapi ekspresi Alyssa
membuat Raja diam, “kenapa kau seperti itu?”
“Karena mereka manusia..karena mereka adalah manusia,
jadi mereka akan menemui hal seperti itu, benar kan?”
“Apa?”
“Hal yang terjadi diantara dua orang..bagaimana bisa
dijelaskan dengan nalar?” Raja berkata bagaimanapun ia berterima kasih dan akan
mengembalikan uang 10 Nyang milik Alyssa. Alyssa merasa tidak perlu tapi Raja
tetap ingin mengembalikannya.
“Kita akan bertemu lagi nanti.” Raja jalan pulang. Alyssa
seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak jadi dan hanya menatap punggung
Raja. Alyssa mengatakan katakata perpisahan dalam hatinya. Alyssa jalan dan
sadar kalau buntalannya ketinggalan. Ia jalan kembali ke lokasi panggung
boneka.
Tiba-tiba terdengar suara Yang Myung Iel-gun. Jansil Via
sudah diantar ke Seongsucheong dengan selamat.
Yang Myung Iel muncul, “kau dari mana saja sampai pulang
larut sekali?”
Yang Myung Iel menarik telinganya sendiri, “hati-hati kau
bisa jadi Jansil berikutnya, kau bisa diseret kembali oleh kakak-kakak
menakutkan dari Seongsucheong.”
Alyssa tersenyum lebar, “jadi orang yang menjaga Jansil
adalah..”
Yang Myung Iel menunjuk wajahnya sendiri, “aku. Dia
menemuiku karena tidak punya tujuan.”
“Jadi pendekar yang berani dan bebas..adalah Tuan?”
Yang Myung Iel tampak gembira, “jadi seperti itu Jansil
menggambarkan diriku? Wah..gadis itu benar-benar punya penglihatan hebat.”
Alyssa berkata awalnya ia takut Jansil Via ditipu orang.
Yang Myung Iel menjawab, “kalau penipunya setampan aku..apa tidak beruntung
kena tipu sekali saja?”
“Bagaimanapun, terima kasih. Jaga diri anda.”
Alyssa membungkuk dan jalan pulang. Yang Myung Iel berseru,
“sekarang serius. Jika kau sangat cemas, lalu kenapa..hanya Jansil Via yang kau
ingat sekarang?”
Alyssa bingung, ia berbalik, “apa?”
“Kau lupa orang yang kau cari. Kau lupa orang yang
menunggumu. Apa yang begitu penting yang menahanmu? Aku mungkin bisa bertahan
awalnya, tapi aku tidak yakin bisa melakukan itu lagi untuk kedua kalinya.”
Alyssa tidak mengerti apa maksud Yang Myung Iel. Yang
Myung Iel hanya berkata ia tidak bisa tetap diam saja, dan melihat Alyssa
tertarik pada orang lain di tempat lain.
“ Tuan.”
“Aku pergi sekarang.”
Alyssa berseru memanggil Yang Myung Iel, “Tunggu
dulu..Tuan!” Tapi Yang Myung Iel sudah jalan pergi.
***
Raja kembali ke istana, ia
sedang ganti baju dibantu para dayang. Sementara Hyung Sun mengoceh panjang
pendek di samping Raja. Hyung Sun mengeluh dan minta Raja tidak melakukan itu
lagi, “jika Yang Mulia ingin meninggalkan istana, anda harus mengatakannya pada
kami. Kenapa anda harus memerintah membuat boneka salju itu?”
“Aku sudah minta maaf kan?”
Hyung sun masih mengeluh, “anda memerintah menggunakan
salju bersih yang tidak diinjak orang. Hamba harus memanjat atap dan bisa saja
jatuh mati jika saya tidak hati-hati.”
“Tapi bukankah kau
masih hidup dan baik-baik saja sekarang?”
Raja jalan dan duduk.
Hyung sun berlutut di depannya, “Yang Mulia, kenapa anda
begitu tidak berperasaan?”
Hyung sun mengulurkan tangannya, “apa Yang Mulia tidak
bisa melihat tangan saya masih merah karena salju? Memegang salju yang dingin,
tangan saya hampir beku.”
Raja menarik tangan Hyung Sun. Hyung sun panik, “Yang
Mulia..apa yang anda lakukan?”
Raja mendekatkan tubuhnya, “kemarilah. Ijinkan aku
menghangatkan tanganmu dengan dada panasku.” Hyung Sun ketakutan, “Pelayan anda
harus meminta dapur menyiapkan makan malam anda.”
Raja tidak juga melepaskan tangan Hyung sun.
Hyung Sun memohon, “Tolong lepaskan saya.” Raja
melepasnya dan Hyung Sun jatuh terjengkang. Ia berusaha berdiri tapi karena
lantai kamar licin, Hyung Sun terpeleset lagi dan ia berusaha berdiri sambil
menutupi dadanya. Hyung Sun segera keluar. Raja tersenyum tipis dan ia melihat
uang yang sudah disiapkan untuk Alyssa.
***
Nok Young sudah menyiapkan semua untuk
perjalanan Alyssa. Akan ada orang yang menjemput Alyssa dan Seol Zahra . “Pergilah sejauh mungkin dari
ibukota.”
Alyssa ingin minta ijin masuk ke
Daejeon hanya untuk malam ini saja.
Nok Young tanya apa Alyssa berubah pikiran dan goyah
lagi. Alyssa hanya ingin mengucapkan selamat tinggal pada Yang Mulia.
Nok Young berkata, “Apa perlu ada perpisahan antara Yang
Mulia dan kau?”
Alyssa ingin mengatakan sesuatu pada Raja, setelah itu ia
akan pergi. “Tolong ijinkan aku, ibu angkat.”
***
Ratu Yoon duduk sendiri dan
ingat kata-kata dayang kalau Raja marah kepada peramal itu. Ratu tiba-tiba
memutuskan untuk keluar. Pengawal mengantar jimat hidup ke istana Raja.
Tiba-tiba Ratu Yoon muncul dan menghentikan mereka. Ratu ingin mengatakan
sesuatu pada jimat itu, ia minta jimat itu membuka jangotnya.
Pengawal mencegah Ratu, “gadis
ini tidak boleh dilihat.”
“Kau tidak mendengar perintahku? Cepat tunjukkan wajahmu.”
Peramal itu akhirnya membuka jubahnya, ternyata bukan Alyssa.
Tapi peramal wanita yang waktu itu memberikan surat untuk Alyssa. Ratu
mengamati wajah peramal itu dan tersenyum geli. Ratu tampak lega karena wajah
peramal wanita itu tidak secantik yang ia bayangkan dan tidak mirip Heo Yeon Ify
sama sekali.
***
Raja menunggu Alyssa sambil
membaca. Ia mendengar ada yang masuk. Raja berkata Alyssa terlambat. Lalu ia
mengangkat wajah dan tertegun karena melihat..Ratu.
“Apa anda menunggu orang lain? Apa anda kecewa?” Raja
bertanya dengan nada dingin kenapa Ratu datang.
“Apa yang anda sembunyikan? Setelah melihat ekspresi Yang
Mulia, saya mengerti sekarang. 8 th lalu, di Paviliun Bulan Tersembunyi, dimana
saya bertemu anda pertama kali sebagai Putra Mahkota, Yang Mulia memiliki
ekspresi yang sama persis.”
Raja berkata meskipun mereka tidak punya rasa cinta,
paling tidak Ratu bisa mengerti posisinya.
Tapi sepertinya Raja salah menilai, “Aku yakin waktu
itu..aku sudah melarangmu masuk kesini!”
Ratu heran apa sebenarnya yang membuat Raja bingung. “Peramal
rendahan itu sama sekali tidak mirip dengan gadis yang meninggal 8 th lalu.”
Raja membentak, “Ratu!”
“Saya tidak peduli siapa wanita yang ada dalam pelukan
Raja, tidak peduli itu roh Yeon Ify atau jimat, tidak masalah. Silahkan peluk
dia sampai puas! Saya tidak akan mempedulikannya. Bukankah Yang Mulia pernah
berkata kalau saya tidak akan bisa mendapatkan hati anda? Tidak masalah. Tapi...ada
hal yang tidak boleh anda lupakan. Tidak peduli siapa orang yang ada dalam hati
anda, ibu negeri ini tetaplah saya! Apa anda mengerti sekarang? Posisi di
samping anda, adalah milik saya. Yang Mulia, akan segera menerima kenyataan
ini.”
Ratu keluar dari kamar Raja dan membiarkan jimat itu
masuk. Peramal itu menghadap Raja dan Raja bingung melihatnya, “siapa kau?”
Peramal itu berkata ia dikirim Seongsucheong sebagai
jimat untuk malam pertama. Raja menanyakan Alyssa. Peramal itu menjawab Alyssa sudah
menyelesaikan tugasnya dan akan meninggalkan Seongsucheong.
***
Alyssa bersiap untuk pergi. Seol Zahra merasa Alyssa ragu untuk pergi, ia melihat Alyssa
hampir menangis. Seol Zahra mengeluh, “seharusnya
ibu angkat mengijinkanmu berpamitan pada Raja, ia benar-benar keras kepala.”
Nok Young membuka kamar mereka dan meminta Alyssa ganti
baju. “Ini perintah Raja.”
Alyssa tiba di depan kamar Raja.
Hyung Sun mengantarnya masuk, lalu ia berhenti dan berbalik, “anda seharusnya
tidak salah paham. Yang Mulia telah salah mengira anda dengan orang lain.”
Alyssa geli, “kenapa Tuan menggunakan ungkapan yang
sangat sopan?”
Hyung Sun tertegun,“b..benarkah? apa aku bicara dengan
kata-kata sopan?”
“Saya rasa anda juga mengira
saya orang lain. Tenanglah, apa yang anda cemaskan saya tahu persis. Saya tidak
akan salah paham pada Yang Mulia.” Hyung Sun tampak lega dan Alyssa tersenyum. Alyssa
masuk ke dalam.
Raja marah, “siapa yang mengijinkanmu pergi tanpa ijin?
Katakan! siapa yang mengijinkanmu pergi tanpa ijinku?”
“Saya sudah menyelesaikan misi
saya, jadi saya boleh pergi.”
Raja teriak, “siapa bilang kau sudah menyelesaikan
misimu?”
“Orang yang anda butuhkan bukan
saya.”
“Siapa yang bilang kalau ia
ingin menyembuhkan luka di hatiku? Siapa yang bilang kalau ia ingin meringankan
beban di hatiku?”
“Anda memerintah saya untuk
tidak mendekati Yang Mulia.”
“Aku tidak pernah memerintahmu
untuk pergi!” Raja menghela nafas dan membenarkan Alyssa, ia juga bingung siapa
yang berdiri di depannya. Yeon Ify atau Alyssa. “Jadi, sampai aku tidak merasa
bingung lagi, sampai aku tahu perasaanku, kau..jangan berani pergi dari sisiku.
Ini perintah kerajaan.”
***
Ibu Suri Han (Aku pusing
menyebut dua pensiunan Ratu ini, Ibu Suri Tua seharusnya mundur saja.)
mengatakan kalau mereka sudah memutuskan tanggal untuk malam pertama Ratu Yoon,
yaitu tanggal 18 bulan ini, jadi 3 hari lagi.
Ratu Yoon terkejut tapi gembira. Ibu mertuanya berkata
ini sudah diperhitungkan oleh Guk-mu Seongsucheong kalau hari itu adalah yang
paling baik. Ratu Yoon dan Raja harus bertemu sekitar pukul 7-9 malam.
Ibu Suri Han berkata, “Anda harus mengandung Putra
Mahkota, jadi tidak ada alasan untuk mendengar gosip. Konsentrasi saja menjaga
tubuh dan pikiran anda untuk mengandung seorang anak.”
Ratu Yoon menjawab, “Saya akan mengingat itu.”
Rombongan Ratu keluar dari istana Ibu Suri Han. Ratu
tampak puas, “sekarang Yang Mulia tidak bisa melakukan apapun. Jangan
menghindar dengan alasan sakit lagi.” Ratu minta Jo sanggung mengirim pesan
untuk ayahnya agar datang menemuinya setelah urusan kantor.
***
Menteri Keuangan mengeluh kepalanya sakit
karena habis minum anggur di Gibang. Menteri Han berkata kalau Menteri Keuangan
sudah semakin tua. Yoon Dae Hyung tidak menggubris rekan-rekannya, ia justru
heran melihat petugas membawa dokumen-dokumen ke satu tempat. Yoon minta kedua
rekannya pergi dulu, ia ada urusan. Yoon menemui Menteri Shim pengurus kantor,
ia heran melihat semua petugas mengeluarkan dan memeriksa dokumen-dokumen. Yoon
tanya ada apa. Shim San berkata Raja datang kemarin dan membuat kekacauan.
Seorang petugas lapor ada beberapa catatan tentang
perintah kerajaan yang hilang. Yaitu catatan 8 th lalu. Yoon dan Shim San
terkejut. Petugas itu masuk lagi untuk memastikan, tapi ia terkejut, ternyata
catatan itu sudah kembali. Kim Chae Alvin yang mengembalikannya. Setelah itu Alvin
menyelinap keluar. Alvin lapor pada Raja. Ia juga berkata kalau terlambat
sedikit saja, mereka pasti akan ketahuan.
Raja minta Alvin melakukan semua dengan hati-hati, ia tidak
ingin para rubah tua itu mengetahui apa yang mereka lakukan.
Hyung Sun masuk dengan wajah pucat, “Yang Mulia sesuatu
yang buruk sudah terjadi.”
“Ada apa?”
“Sang Seon yang melayani mendiang Raja telah bunuh diri.”
Alvin terkejut, ia menoleh ke arah Raja. Raja syok, ia hanya memejamkan mata
dan menghela nafas.
Kediaman mantan Sang Seon itu sudah dibatasi
garis polisi. Petugas Uigeombu menyisir rumah pria itu. Petugas menurunkan
mayat Sang Seon. Kepala Uigeombu, Hong Kyu Tae berlutut dan memeriksa mayat.
Hong mengamati mayat sambil mengambil kue beras yang jatuh di tikar. Hong
dengan santai memakan kue itu, membuat anak buahnya eneg.
Hong berkata, “Kasus ini hanya akan membuang waktu saja,
ini jelas bunuh diri. Menurutku, kita tidak perlu mencari penjahatnya. Fokus
saja pada penyebab kematiannya, jelas ada yang ia rahasiakan.” Hong tersedak
dan segera mengambil teh milik mendiang Sang Seon. Lalu meminumnya. Anak
buahnya hampir muntah.
Hong berujar, “Aku punya ide. Raja terpukul atas kematian
mantan Sang Seon. Ia berpikir keras, apa yang ingin disembunyikannya, apa itu
sampai bersedia mengorbankan nyawa mereka. Tapi yang jelas, mereka tidak ingin
aku tahu rahasia ini.”
***
Raja memanggil Hyung Sun dan minta diambilkan daftar nama petugas Uigeombu. Hyung Sun bisa menebak siapa yang ingin dipanggil Raja. Hyung Sun memasukkan Hong Kyu Tae ke dalam istana secara rahasia, dengan mengenakan seragam kasim. Hong protes, ia ingin tahu alasannya. Dan merasa pernah mengalami hal ini sebelumnya. Hong Kyu Tae dibawa menemui Raja, ia terkejut dan segera berlutut.
Raja tanya apa Hong masih ingat kepadanya. Hong
mengiyakan, “tentu saja Yang Mulia. Bagaimana hamba bisa melupakan Yang Mulia.”
Raja pernah memanggil Hong saat masih menjadi kepala
mahasiswa SKK dan sekarang Hong sudah bertugas di Uigeombu, Raja senang sekali.
“Kau tahu kepala kasim yang melayani ayahku bunuh diri?”
Hong membenarkan, ia bahkan dikirim untuk menyelidiki
kematian mantan Sang Seon.
Raja berkata Hong memang sepintar waktu itu. Raja berkata
jika kasus ini jatuh ke tangan orang lain, ia tidak akan pernah tahu
kebenarannya.
“Kebenaran apa?”
“Justru aku ingin menanyakannya padamu.”
Hong bingung, “apa?”
Raja minta Hong pura-pura membantu penyelidikan kematian
Sang Seon. Tapi sebenarnya yang harus diselidiki adalah kematian misterius
Putri Mahkota 8 tahun lalu. Penyakit Putri Mahkota dan bagaimana dia meninggal.
***
Menteri Yoon menghadap Ibu Suri,
ia mengeluh karena Raja mulai bersikap tidak biasa. Yoon takut Raja mulai
meragukan apa yang terjadi 8 tahun lalu. Kalau seperti ini, Yoon takut semua
yang terlibat akan dihabiskan. Ibu Suri berkata ini terjadi karena tanggal
malam pertama yang dimajukan. Yoon tidak mengerti, apa hubungannya. Ibu Suri
merasa kalau Raja dan Ratu segera memiliki anak, mereka tidak akan melakukan
apapun dan hanya berpikir melindungi anaknya.
Mendiang Raja adalah ayah Yang Myung Iel-gun dan Putra
Mahkota, tapi ia menahan dirinya sendiri dan tetap membedakan kedua pangeran.
Ibu Suri yakin bisa mempertahankan kekuasaan di tangan
mereka, meskipun Raja menemukan kebenaran, dia hanya bisa menutupinya.
***
P. Min Agni berkhayal,
memandangi Yeom Cakka yang sedang membaca. Yeom Cakka imajinasi geli dan heran
kenapa selalu memandanginya.
“Karena kau tampak tampan jika sedang membaca, dan jauh
lebih tampan jika tersenyum sedikit. Suamiku, berapa lama kau harus membaca?
Kenapa kau tidak melihatku? Aku benar-benar berharap bisa menjadi buku. Jika
tubuhku dipenuhi tulisan, apa kau akan melihatku?”
Yun Sanggung masuk dan menjawab, “anda harus mencari cara
untuk membersihkan tinta dari badan anda, dengan susah payah.”
Min Agni kesal, barusan ia hampir bertatapan mata dengan
suaminya, sekarang Yeom Cakka menghilang
lagi. Min Agni sudah ditinggal pergi suaminya selama...er..dua hari. Min Agni
ingat, Yeom Cakka pesan kalau ia harus
memperhatikan ibunya. Min Agni langsung keluar mencari ibu mertuanya. Ny. Heo
sedang membaca surat dari Ibu Suri Han. Min Agni ingin tahu apa isinya. Ny. Heo
berkata kalau tanggal malam pertama Raja akan dimajukan, tgl 18 bulan ini.
Putri Min Agni heran, “secepat itu?” Lalu ia berkata akan
masuk ke istana untuk mengajari Ratu beberapa trik.
Ny. Heo tampak heran, karena Min Agni sendiri belum
berpengalaman. Min Agni langsung pamit pergi. Sebelum ke istana, Min Agni
menyalin tips & trik mendapatkan anak lelaki dari berbagai buku. Misalnya,
jika ingin mengandung anak laki, makan banyak sayuran. Kalau tidur harus
menghadap sisi kiri (Kiri=Timur, Istana Putra Mahkota ada di Timur. Biasanya
anak laki dalam keluarga Confusius kamarnya di sebelah timur, ngga tahu kenapa,
mungkin hongsuinya bagus haha)
Yun Sanggung juga membantu
Putri menunjukkan tips-tips lainnya. Putri Min Agni curiga, untuk apa Yun
sanggung mempelajari hal ini. Dayang Putri berkata untuk bahan pelajaran. Min Agni
menggodanya, “kau sudah tahu semua, tapi pura-pura tidak tahu.”
Putri Min Agni jalan masuk istana dalam dan berpikir mau
minta hadiah apa, “hiasan kepala peoni atau binyeo mutiara?”
Tiba-tiba Putri melihat Ibu Suri Yoon. Ibu Suri gembira
melihat cucunya, “Putri, lama tidak bertemu.” Putri menyapa neneknya dan
menanyakan kabarnya.
Ibu Suri berkata kabarnya kurang baik karena P. Min Agni
tersayangnya jarang mengunjunginya lagi. “Bagaimana aku bisa merasa senang?”
P. Min Agni minta maaf. Ibu Suri geli, ia hanya bercanda.
Lalu tanya apa Min Agni akan ke kediaman Ratu, ia mengajak Min Agni pergi
bersama kesana. Putri Min Agni tiba-tiba
membatalkan kunjungannya, “t..tidak perlu, ada yang terjadi di rumah, saya
harus segera pulang.”
Min Agni memberi hormat dan bergegas pulang. Min Agni
masih ketakutan jika bertemu Neneknya. Ibu Suri Yoon tersenyum dingin.
***
Raja mondar-mandir dan berpikir
apa sebenarnya yang disembunyikan oleh mendiang Abamama dan juga Sang Seon.
Lalu tabib istana dan ketiga prof dari kantor Feng Shui menghadap Raja. Tabib
istana akan memeriksa denyut nadi Raja. Raja heran kenapa mereka semua
menghadapnya. Prof Na memberikan catatan tentang tgl malam pertama Raja. Raja
membukanya dan terkejut, “tanggal 18 bulan ini. 3 hari lagi?”
Para Prof silih berganti
memberikan alasan kenapa hari itu dipilih, cuacanya bagus, mereka sudah
memilihkan lokasi yang cocok, lalu Tabib berkata kalau kondisi kesehatan Raja
semakin membaik. Raja kesal, “kalau aku bilang sakit, ya sakit!”
Tabib dan para prof minta maaf, “tapi
malam pertama di tempat yang sangat menguntungkan itu jarang terjadi Yang
Mulia.”
Mereka mendesak Raja segera melakukannya, karena ini
semua demi garis keturunan Raja.
Raja membentak, “Aku sudah bilang kalau tubuhku belum
pulih benar! Aku tidak mau bicara lagi. Kalian semua, segera keluar!”
Tabib istana dan para prof ketakutan, “Yang Mulia.”
Raja marah, “Kalian tidak mendengarku? Cepat keluar!”
***
Ratu Yoon minum teh bersama
ayahnya. Ratu sudah tahu Raja menolak lagi melakukan malam pertama, ini bukan
pertama kali atau kedua kalinya. Menteri Yoon berkata mereka sudah berusaha
keras agar malam pertama berhasil dengan baik, kalau seperti ini, usaha mereka
bisa sia-sia. Bagaimana Ratu bisa tenang. Ratu memikirkan tentang peramal
wanita itu. Ayahnya heran kenapa tiba-tiba membicarakan peramal itu. Ratu
merasa ini aneh, Raja mengijinkan seorang wanita masuk kamarnya saat ia tidur.
Padahal selain Alvin dan Hyung Sun, Raja tidak mengijinkan siapapun masuk ke
dalam. Apa mungkin Raja menyukai gadis itu.
Menteri Yoon tidak akan
membiarkan itu jika memang benar. Ia ingin menyingkirkan jimat itu. Tapi Ratu
tidak setuju, “kita harus mempertahankan jimat itu sampai malam pertama
selesai. Ayah mengatakan padaku 8 th lalu, kalau pernikahan kerajaan tidak ada
hubungannya dengan cinta.”
Ratu Yoon akan memanfaatkan ini untuk mendapatkan
keinginannya. “Karena aku tidak bisa mendapatkan hatinya, maka aku hanya bisa
memanfaatkannya.”
***
Alyssa duduk di kamarnya, ia
memikirkan kata-kata Raja. “Kau benar, orang yang berdiri di depanku, dia..atau
kau. Aku benar-benar bingung.”
Raja yang melarang Alyssa pergi sampai ia tahu
perasaan-nya. Alyssa dipanggil keluar. Ia heran melihat para peramal
mengerumuni banyak barang. Ada hiasan rambut, pisau, peralatan doa yg bunyinya
krincing-krincing dll. Jansil Via menarik Alyssa, “Onnie, lihat ini, seseorang
mengirimkan banyak hadiah untukmu.”
Alyssa heran, “Jansil Via
darimana semua ini?”
Jansil mengulurkan surat, “ini
ada suratnya.”
Alyssa langsung membacanya. “Apa kau menyukainya? Kuharap
kau bisa menggunakannya untuk membantu kekuatanmu. Orang pemberani berjiwa
bebas. Sang Ksatria.”
Alyssa tahu siapa orangnya. Ia memberikan surat ke Seol
Zahra dan jalan keluar. Para peramal iri
pada Alyssa, ia sungguh beruntung, dia pasti pahlawan di kehidupan sebelumnya. Alyssa
keluar dan ia bertemu Yang Myung Iel-gun.
Yang Myung Iel ketawa, “apa kau menyukai hadiahnya? Aku
tidak tahu apa yang kau suka, jadi aku memilih barang-barang yang biasa
digunakan peramal. Lain kali, aku akan mengirimkan pisau dapur untukmu.”
“Kenapa anda melakukan ini, Pangeran?” Alyssa merasa ia
hanya peramal biasa. Yang Myung Iel berkata itulah sebabnya ia mengirimkan
peralatan sebagai hadiah. Alyssa tetap tanya kenapa Yang Myung Iel mengiriminya
banyak hadiah.
“Kau tidak tahu?”
“Itulah mengapa saya bertanya.”
“Karena aku menyukaimu. Aku..menyukaimu.”
Tanggapan Alyssa persis dengan Yeon Ify waktu itu, “Jangan
bercanda.” Yang Myung Iel berkata ia tidak bergurau.
“jika bukan gurauan lalu apa?”
“Ini tentang pria yang mencintai wanita. Ini pasti cinta.”
Alyssa tidak mengerti, Yang Myung Iel belum mengenalnya bagaimana bisa memiliki
perasaan seperti itu padanya?
“Karena kau adalah yang pertama mengatakan padaku jangan
bersembunyi dibalik senyuman, dan jangan menipu hatiku sendiri. Kalau aku harus
membuang rasa sakit di hatiku. Kau yang pertama kali mengatakan itu padaku. Dan
kata-kata itu menghiburku. Kau benar, aku hanya tahu sedikit tentang dirimu.
Awalnya, aku memperhatikanmu karena kau mirip dengan orang yang pernah
kucintai. Tapi sekarang, itu bukan alasannya. Karena orang yang kulihat
sekarang, adalah kau.” (Maksudnya Yang Myung Iel-gun mulai melepaskan Yeon Ify
dan hanya melihat Alyssa.)
***
Nok Young diskusi dengan pendeta
Hye Gak. Ia bingung, “sekali lagi takdir mempertemukan mereka yang seharusnya
tidak bertemu. Ini membuatku resah. Ini akan segera menjadi kekacauan dan akan
menjadi lautan darah.”
“Perintah langit,
bagaimana bisa dihentikan oleh manusia?” Nok Young yakin semua akan berakhir
jika malam pertama berhasil dilakukan. Takdir mereka akan berakhir lagi. Nok
Young akan mengirim Alyssa pergi ke tempat jauh. Hye Gak ragu, “apa kepergian Alyssa
akan cukup? Kebenaran yang coba kita tutupi, sekarang mulai muncul.”
“Meskipun kebenarannya terungkap, tidak akan pernah
mengubah segalanya. Kau sudah tahu itu. Mereka menguasai kelemahan setiap orang
dan tidak seorang pun bisa lari dari mereka.” (Ibu Suri Yoon dan Menteri Yoon)
***
Alyssa duduk di depan Raja.
Sementara Raja asyik membaca. Alyssa mengamati wajah Raja.
“Aku tahu aku ini sangat tampan, jangan memandangiku
terus. Dan juga, pria yang sedang belajar serius sangat menarik. Lagipula aku
adalah Raja negeri ini. Bukankah itu mengagumkan?”
Alyssa tidak tahan dan tersenyum. Raja tanya, “kau
menertawakanku?”
“Saya pantas mati.”
Raja jalan keluar, “ikut aku. Aku ingin jalan-jalan.”
Alyssa mengamati wajah Raja, hari ini ekspresi Yang Mulia
tidak tampak bagus. Raja cerita tentang kematian Sang Seon. “Ia meninggal
karena aku, karena aku membuat keputusan yang salah, maka orang itu memutuskan
bunuh diri. Jadi, pembunuh orang itu adalah aku.”
Raja merasa bayangan kematian mengikuti orang-orang
disekitarnya. Orang-orang yang ia sayangi semuanya ada dalam bahaya. “Aku..sama
sekali tidak bisa melindunginya. Dan bukan hanya tidak bisa melindungi mereka,
aku bahkan membiarkan mereka mendapatkan perlakuan tidak adil. Aku tidak bisa
menghentikannya.”
Alyssa minta Raja tidak menyalahkan diri, “itu bukan
kesalahan Yang Mulia. Orang-orang itu semua tahu bagaimana Yang Mulia
melindungi mereka. Bagaimana anda memperhatikan mereka. Semuanya bisa merasakan
perasaan Yang Mulia sebenarnya. Tolong jangan salahkan diri sendiri.”
Raja minta Alyssa menggunakan kemampuan spiritualnya dan
mengatakan, apa kebenaran yang ia cari akan terungkap? Alyssa mengiyakan.
Raja heran bagaimana Alyssa bisa yakin.
“Karena saya percaya niat Yang
Mulia sebenarnya. Simpul yang terikat tidak bisa diuraikan sekaligus. Tapi jika
anda menarik setiap bagian simpul satu per satu, kebenaran yang tersembunyi
itu, bukankah akan terungkap satu hari nanti? Jadi, saya mohon anda percaya
pada diri sendiri.”
“Terima kasih. Sudah cukup lama
sejak aku mendengar kata-kata yang menenangkan seperti ini.”
***
Paginya, Raja bertemu Yoon dan
Raja tetap saja berkata kalau ia masih sakit. “Berapa kali aku harus mengulang
ini?” Yoon pura-pura berkata ia mencemaskan Raja, lalu menyinggung peramal
wanita yang dijadikan jimat.
Kalau Raja masih sakit berarti pekerjaan peramal wanita
itu tidak benar, mereka harus menghukumnya.
Raja terkejut, “apa hubungannya dengan peramal itu?”
“Alasan peramal itu dipanggil adalah untuk menyerap
penyakit Raja. Tapi kalau tidak sembuh juga ia harus dihukum. Setiap orang yang
masuk istana berarti ia siap mempertaruhkan nyawa mereka. Jika sudah masuk
istana beberapa hari tapi tidak bisa memberikan hasil yang diinginkan, maka ini
jelas akan menimbulkan kecurigaan. Untuk memastikan keamanan dan keselamatan
negara ini, kita harus menyingkirkannya.” Yoon ingat kata-kata Ratu kalau Raja
tertarik dengan peramal itu dan mereka bisa memanfaatkan ini untuk mendapatkan
apa yang mereka inginkan. Ratu berkata jika Raja benar-benar tertarik dengan
peramal itu, ia pasti akan setuju menjalankan malam pertama.
Kalau tidak, maka peramal itu tidak becus dan harus
diusir dari istana. Pilihannya cuma, keluar hidup-hidup..atau keluar sebagai
mayat. Menteri Yoon tanya bagaimana jika setelah malam itu, Raja masih
menginginkan peramal itu.
Ratu ingin ayahnya menggerakkan para pelajar. Joseon ini
negara dengan dasar Confucius. “Raja adalah contoh bagi rakyatnya, tapi apa
jadinya jika Raja menyembunyikan peramal dalam kamarnya, apa reaksi para
pelajar?” Menteri Yoon menggunakan Alyssa sebagai ancaman dan Raja tidak
berdaya.
Jika ia menolak lagi, maka nyawa Alyssa ada dalam bahaya.
Raja kesal sekali.
***
Seongsucheong sibuk
bersih-bersih. Alyssa teringat kata-kata Raja, “aku tahu aku ini memang sangat tampan, hentikan melihatku.”
Tiba-tiba Alyssa mendengar
Jansil Via mengeluh pada salah satu peramal.
“Kakak, kita sudah bersih-bersih sejak pagi, mengapa kita
melakukannya lagi?”
Peramal itu berkata “hari ini adalah malam pertama Raja
dan Ratu, jadi semua harus berkumpul di Seongsucheong malam ini untuk mendoakan
mereka, agar semuanya lancar malam ini. Kau sudah lupa?”
Alyssa tertegun mendengarnya. Ia tampak sedih.
Raja juga stres, ia memegang
kepalanya dan tampak tidak berdaya. Hyung sun prihatin melihatnya, ia mencoba
membujuk kalau semua ini harus dilakukan cepat atau lambat. Demi kelangsungan
Klan Raja. Untuk menurunkan generasi selanjutnya. Hyung Sun membujuk, “hanya
ini satu-satunya cara menenangkan semua orang.”
“Jangan bicara lagi.”
“Sudah kewajiban saya melayani Yang Mulia, tapi yang jauh
lebih penting adalah melindungi Klan Raja. Masalah ini tidak bisa ditunda
lagi..”
“Kenapa kau juga seperti ini?”
“Yang paling penting adalah mereka sudah tahu tentang
peramal itu. Anda harus membuat keputusan dengan hati-hati. Jika Yang Mulia
berkeras, anda bisa dalam bahaya dan juga gadis itu. Pelayan ini benar-benar
takut kalau Yang Mulia akan terluka sekali lagi.”
“Malam ini, jangan biarkan ia datang. Daejeon yang
kosong, aku tidak ingin dia menjaganya sendirian.” Hyung Sun menghela nafas.
***
Malam itu Raja mulai
dipersiapkan untuk menjalani ritual malam pertamanya. Tabib menusukkan jarum ke
kaki Raja (Di jalan darah yang berhubungan dengan organ reproduksi.) Raja
mengenakan jubah resminya dan minum ramuan herbal dari tabib istana.
Ratu juga menjalani prosesinya. Ia dirias dan mengenakan perhiasan terbaiknya.
Kuku Ratu dikikir agar tidak melukai Raja. Ratu juga mengenakan garakji dari
batu jade (biasanya Ratu mengenakan garakji emas, mungkin karena jade bagus
untuk kesehatan dan artinya juga bagus.) Ratu Yoon juga minum ramuan herbal.
Raja jalan dengan pandangan blank ke istana Ratu. Ia disambut para dayang istana Ratu. Ada
seorang dayang yang memegang seekor ayam...Tapi mungkin ini artinya memulai
hari yang baru. Karena biasanya kokok ayam adalah tanda hari yang baru. Kalau
saat menikah biasanya bebek yang dibawa, karena bebek lambang kesetiaan. Raja
masuk ke kamar Ratu. Ratu sudah duduk menunggunya.
***
Alyssa berdiri di depan
Seongsucheong, ia mendapat perintah tidak mendekati kamar Raja malam ini. Alyssa
merasa ada yang hilang. Yang Myung Iel mendekatinya, “kenapa kau tampak sedih?”
Sorot mata Yang Myung Iel juga tampak sedih.
“Kenapa anda datang?”
“Apa ini karena kau mendengar berita malam pertama Yang
Mulia?” Alyssa hanya minta Yang Myung Iel kembali.
Yang Myung Iel terus saja bicara, “Yang Mulia adalah
penguasa negeri ini. Kelahiran keturunan Raja adalah hal yang penting.”
Alyssa mengerti.
“Kalau memikirkan Yang Mulia, kau hanya akan patah hati
pada akhirnya..dan sakit hati.”
“Saya juga mengerti itu.”
“Kalau begitu kenapa kau menangis?” Alyssa tidak bisa
menahan air matanya, ia memandang Yang Myung Iel.
Yang Myung Iel menangis, “aku..apa tidak bisa kalau itu
adalah aku? Apa tidak bisa kalau itu adalah aku?”
***
Raja dan Ratu duduk berhadapan.
Ada petunjuk ritual, “Yang Mulia tolong lepaskan ikseongwan anda.” (Ikseongwan
= topi khusus Raja). Ratu membantu Raja meletakkan topinya. “Yang Mulia, tolong
lepaskan ikat pinggang jade anda.”
Raja menyindir Ratu, “kau akhirnya mendapatkan
keinginanmu. Selamat Ratuku.”
“Bagaimana ini bisa keinginan saya? Diatas ada Dua Ibu
suri dan dibawah ada rakyat, ini yang diinginkan semua orang.”
***
Yang Myung Iel masih mendesak, “kenapa
bukan aku?”
Alyssa memohon, “tolong kembalilah.”
“Apa kau mau pergi denganku? Aku adalah orang yang
memandang posisi Pangeran bagaikan sampah. Aku sudah membuat persiapan untuk
meninggalkan segalanya dan pergi untuk waktu yang sangat lama. Kau tidak ingin
hidup sebagai peramal selamanya kan? Jika kau mau keluar dari lingkungan yang
membingungkan ini, jika kau mau pergi, apa kau mau melarikan diri bersamaku?”
Alyssa memandang Yang Myung dengan air mata bercucuran.
***
“Apapun kata Yang Mulia, saya tetaplah wanita
Yang Mulia.”
Raja tiba tiba menarik tangan Ratu Yoon dan memeluk Ratu,
“Itu benar. Karena kau tidak akan bisa mendapatkan hatiku, paling tidak kau
harus menjadi ibu dari Raja berikutnya. Baiklah. Hanya untuk Ratuku, aku akan
melepaskan jubahku.”
Raja membelai wajah Ratu. Ia mendekat untuk mencium Ratu.
***
****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted
: June 23, 2012
Edited
: August 11, 2012
No comments:
Post a Comment