Saturday, 23 June 2012

The Moon That Embraces The Sun 4 [IC Version]

The Moon That Embraces the Sun 4
Pertemuan rahasia PM Rio dan Yeon Ify ternyata dilihat dua orang, P. Yang Myung Iel dan Bo Kyung Shilla. Keduanya patah hati. Kasihan.
Keduanya duduk di tangga paviliun sambil menikmati kelopak bunga yang berguguran.
Rio tanya apa nama Yeon Ify artinya hujan gerimis? Yeon Ify membenarkan. Rio berkata kalau nama itu juga bisa berarti hujan saat kabut.
“ Maafkan keberanian saya, tapi apa saya boleh mengetahui Hwi Yang Mulia?” ucap Yeon Ify (Hwi = Nama Raja, tidak sopan jika menyebutnya nama begitu saja.)
“Matahari. Raja sendiri yang memilihnya untukku.” PM Rio ingin tahu kenapa Yeon Ify menghindarinya dan tidak mau menemuinya.
Yeon Ify balik tanya, bukankah PM Rio sudah punya seseorang dalam hatinya. Maksud Yeon Ify, Bo Kyung  Shilla. PM Rio berkata itu karena Yeon Ify berbohong, “jika kau tidak bohong maka tidak akan ada kesalahan.” Yeon Ify berpikir dalam hati, kesalahan?
“Kau tidak berpikir kalau apa yang kau lakukan itu salah, bagaimana kau bisa menyalahkanku...” ujar PM Rio. lalu ia sadar dan mendekatkan wajahnya, “apa jangan-jangan..kau cemburu padaku dan anak itu?” Yeon Ify terkejut, “Apa? Tidak..saya tidak cemburu.”
 PM Rio terus saja ngoceh, “kalau wanita yang pencemburu itu menakutkan. Orang yang akan menjadi 'hujan-ku di masa depan, kecemburuan seperti itu..”
Yeon Ify berkata ia mengerti. PM Rio akhirnya berhenti mengoceh. PM Rio menjelaskan kalau hukum pelarangan menikah akan diumumkan dalam beberapa hari dan Putri Mahkota akan segera dipilih. Yeon Ify juga mungkin terpilih sebagai calonnya. “Aku akan menunggunya.”
“Kau pasti akan menjadi Putri Mahkota.” Ungkap PM Rio. Yeon Ify tersenyum tipis. Lalu PM Rio berdehem-dehem. Ternyata Kasim Hyung Sun ada di atap paviliun. Hyung Sun ketiduran karena capek mungkin. Hyung Sun bertugas menebarkan kelopak bunga ceri untuk menambah nuansa romantis. PM Rio dan Yeon Ify tersenyum.

***
 PM Rio mengamati tanaman seladanya dan cekikikan sendiri. Kasim Hyung Sun merasa bangga karena ia tidak benar-benar membuang tanaman itu.
“Tapi kau tidak tahu kenapa Yeon Ify memberikan tanaman selada ini kan?” Tanya PM Rio.
Kasim Hyung Sun menjawab, “Bukankah artinya menunggu, anda menunggu dan tetap menunggu. Tapi tidak peduli berapa lama Yang Mulia menunggu, itu tidak bisa dibandungkan dengan petani yang menunggu panen. Lagipula, Selada bisa digunakan sebagai obat. Awalnya menunggu akan membuat orang merasa lelah, tapi tidak lama setelah itu, selada akan membuat orang penuh energi. Bisa meningkatkan kepandaian orang dan juga mengurangi demam. Dulu, Yang Mulia tidak puas dengan pengajaran dari Guru Yeo. Yeon Ify Agassi berpesan agar Yang Mulia tidak menyusahkan Guru Heo lagi dan konsentrasi belajar.”
PM Rio kaget, “bagaimana kau bisa tahu semua itu?”
Hyung sun ganti ngambek, “ini karena Yang Mulia sudah mengatakan-nya sampai ke-14 kalinya! Kepala saya tidak terbuat dari batu. Bagaimana saya bisa melupakan-nya?”
PM Rio benar-benar lupa, “aku yang mengatakannya padamu?”
“Ya.”
“Kapan?”
“Sejak anda berdua bertemu dan membicarakan arti selada di Gedung Bulan Perak. Saat Yang Mulia melihat saya atau saat anda punya waktu, anda terus...”
PM Rio tanya berarti Hyung Sun juga mengakui kecerdasan Yeon Ify, ya kan? Hyung Sun membenarkan, ia memang takjub pada awalnya, “tapi kalau terus menerus mendengarnya maka...” Hyung Sun cepat-cepat tutup mulut sebelum kena marah majikan-nya yang sedang jatuh cinta.
PM Rio yakin, anak itu pasti akan menjadi Ratu negeri ini.

***
 Perintah Pelarangan Menikah ditempelkan di papan pengumuman dan rakyat membacanya. P. Yang Myung Iel juga melihatnya. Matanya melebar saat membaca pelarangan menikah bagi gadis usia 12-16 th.

***
PM Rio belajar dengan Guru Heo. Yeom Cakka mengakhiri pelajaran dan PM Rio tanya apa Yeon Ify sudah menulis namanya dalam daftar pemilihan untuk Putri Mahkota.  Yeom Cakka  berkata belum.
Yeom cakka akhirnya memohon, “ Yang Mulia, Putra Mahkota, tolong dengarkan permohonan saya. Selama gadis itu adalah rakyat Joseon dia harus mendaftarkan diri untuk pemilihan. Tapi, apa bisa adik saya ..tidak dimasukkan dalam daftar? Saya berlutut untuk memohon, Yang Mulia. Anda tidak bisa bersama dengannya, Yang Mulia.”
PM Rio marah, “apa maksudmu? Kenapa aku tidak bisa bersama dengan Yeon Ify?” Yeom Cakka bersedia menerima hukuman apapun dari PM Rio asalkan Yeon Ify tidak dimasukkan dalam daftar.
 “Ini melanggar hukum negara, kau bisa dijadikan penghianat. Aku tidak bisa memenuhi permintaanmu. Alasan pertama adalah karena aku tidak ingin kehilangan dirimu. Alasan kedua adalah kalau aku...aku menyukaimu!” Semua orang diluar mendengarnya dan bingung. Yeom Cakka juga. PM Rio merasa malu dan bergegas keluar.
Saat Yeom Cakka masih bingung, Kasim Hyung Sun menjelaskan arti kata-kata PM Rio. “Bukan seperti itu, orang yang disukai Yang Mulia jelas bukan Guru Heo.”
 “Tolong jangan salah paham,bukan anda Guru Heo. Meskipun saya tidak bisa mengatakan siapa itu tapi dia adalah wanita yang sangat mirip denganmu.” Jelas Kasim.
(PM tidak boleh mengatakan siapa orang yang disukainya sesuai hukum. Ia tidak boleh mengatakan nama secara spesifik.)
PM Rio kembali ke kamarnya dan Kasim Hyung Sun menyesal kenapa tadi PM Rio mengatakan hal seperti itu. “Anda seharusnya lebih spesifik kalau memberikan pengakuan!”
“Berisik! Aku bahkan belum mengatakan perasaanku pada Yeon Ify. Bagaimana aku bisa mengatakan ini pada orang lain?” PM Rio kecewa, “kenapa justru keberatan itu datang dari Guru Heo.”
Hyung Sun berkata, “bukan karena tidak pantas, tapi bukan itu maksud Guru Heo.”
“Lalu apa maksudnya?”

***
 Ny. Heo menemui suaminya dan berkata “gadis yang dipilih menjadi Putri Mahkota sebenarnya sudah diputuskan, ya kan? Putri Menteri Personel sudah diputuskan menjadi Putri Mahkota, jadi mengapa harus ada pemilihan?”
Ny. Heo cemas kalau Yeon Ify-nya akan masuk ke dalam tiga besar. “Jika Yeon Ify tidak terpilih, gadis yang ada dalam daftar tetaplah milik Putra Mahkota dan akan menghabiskan hidup mereka sendirian selamanya.”
Tuan Heo mengingatkan istrinya. Ny. Heo sedih kalau Yeon Ify-nya harus menyisir rambutnya sendirian dan hanya mengenakan baju sederhana selama hidupnya. Jangan bilang anda tega melihatnya seperti itu. Tuan Heo tidak bisa bertindak melawan hukum demi kepentingan pribadi. Istrinya membujuk Tuan Heo untuk memohon pada Raja agar mengecualikan Yeon Ify dari pemilihan. Tapi Tuan Heo tidak bisa melakukannya. Yeon Ify mendengar pembicaraan orang tuanya dari luar kamar.

***
Hyung Sun menjelaskan kalau Guru Heo hanya memikirkan adiknya. Itulah mengapa ia berani memohon hal itu pada Yang Mulia.”
PM Rio baru sadar  kalau gadis yang tidak dipilih tidak boleh masuk istana lagi. “Nanti mereka juga bisa masuk istana sebagai selir istana.” Ucap Hyung Sun.
“Jadi Ibu kakak Yang Myung Iel juga...” Hyung Sun membenarkan, “Selir Hee Bin tidak dipilih sebagai Putri Mahkota, tapi karena Raja berbelas kasihan maka Hee Bin bisa masuk istana. Tapi sebagian dari wanita ini akhirnya terlupakan.”
PM Rio mengerti kalau otoritas memilih calon Putri Mahkota ada di tangan Ibu Suri, neneknya. Ibu Suri tidak akan melepaskan kesempatan ini untuk berkuasa melalui keluarganya. Jadi, yang terpilih pastilah...Bo Kyung Shilla. PM Rio bergegas pergi ke Daejeon menemui Raja.
Putra Mahkota Rio punya satu permintaan dan minta semua orang keluar. PM Rio minta ayahnya untuk menyingkirkan nama gadis yang sudah ditentukan menjadi Putri Mahkota. P. Yang Myung Iel juga ingin menghadap Raja, ia heran melihat Hyung Sun, “apa Putra Mahkota bersama Yang Mulia sekarang?” Raja Seong Jo berkata kalau orang yang punya otoritas mengenai itu bukan dirinya, melainkan Ibu Suri.
“Abamama, kalau begitu tolong berikan perintah untuk memilih Putri Mahkota berdasar pada kriteria yang ketat dan adil.” Raja menolaknya, tidak sopan melawan Ibu Suri dalam hal ini. Raja tidak ingin bertindak semberono hanya agar Putra Mahkota mendapatkan gadis yang disukainya.
“Ini bukan keegoisan saya.” Kata PM Rio.
“Jika bukan keegoisan, lalu apa?” Tanya Raja.
“Ini Putri Mahkota. Ini tentang memilih wanita yang akan menjadi ibu dari negeri ini. Memilih seorang wanita untuk duduk di posisi itu, bukankah seharusnya dipikirkan masak-masak?” Tanya PM Rio.
Raja marah, ia menyalahkan Rio atas semua masalah yang terjadi. “Apa kau pikir bisa menghindari tanggung jawabmu?”
“Jika saya bisa menyelesaikan semua masalah ini dengan baik, apa Yang Mulia bisa mengadakan pemilihan Putri Mahkota dengan adil?” ucap PM Rio.

***
 Putra Mahkota Rio kembali ke istananya dan memerintah Kasim Hyung Sun untuk menyelidiki tentang Sungkyunkwan. Selidiki tentang Jae Hoe (Serikat pelajar) dan siapa Jangui (Ketua Pelajar) saat ini. Ini misi rahasia.


P. Yang Myung  Iel menghadap Raja dan menanyakan janji Raja. Raja merasa tidak membuat janji apapun pada Yang Myung Iel.
“Yang Mulia berjanji jika pemilihan istri untuk Putra Mahkota selesai, saya bisa menikahi putri penasehat Heo.” Ujar Yang Myung Iel.
Raja berkata tidak pernah menjanjikan itu pada Yang Myung. “Aku hanya berkata aku akan mempertimbangkan permintaanmu. Aku tidak pernah menjanjikan apapun.”
“Apa ini karena Yang Mulia lebih menyayangi Putra Mahkota? Jangan bilang kalau Putra Mahkota juga membuat permintaan yang sama seperti saya.”
Raja menjelaskan, “ini sama saja. Diantara pria, ada yang jadi Raja, ada yang jadi bawahan. Wanita juga sama, ada yang akan menjadi Ratu. Yang Myung tanya apa takdir putri Penasehat Heo adalah Ratu. Raja hanya berkata kalau Yeon Ify lolos maka itu akan jadi takdirnya.”
P. Yang Myung Iel masih mencoba memohon, jika Yeon Ify tidak terpilih, apa Raja bersedia memberikan Yeon Ify untuknya.
 “Tiga gadis yang masuk final adalah milik Putra Mahkota, apa kau sudah lupa hukum negara ini?” Yang Myung Iel tidak tahan melihat wanita yang dicintainya menjadi tertekan, karena semua tahu kalau Putri Menteri Personel yang pasti akan menjadi Putri Mahkota. Bagaimana Yang Myung Iel bisa diam saja?
Raja murka, “apa aku harus benar-benar menghukum-mu agar kau berhenti bicara? Jangan menyinggung masalah ini lagi. Jika kau mengulang permintaanmu lagi, aku akan menganggapnya sebagai...pemberontakan.”
Yang Myung Iel meninggalkan Daejeon dan tiba-tiba berimajinasi, melihat PM Rio berlatih bersamanya dan melihat Rio kecil tersenyum padanya. Yang Myung Iel kesal dan minta Rio tidak tersenyum sepolos itu. Dia satu-satunya orang yang diinginkan pelayanmu, dan kau mengambil semuanya Yang Mulia Putra Mahkota.
“Tolong berhenti tersenyum seperti itu, agar saya bisa membenci anda dengan mudah Yang Mulia.”
Tiba-tiba Rio kecil jatuh dan P. Yang Myung Iel langsung menolongnya. Yang Myung Iel tidak bisa menyangkal kalau ia sayang pada Rio. Yang Myung Iel berharap bisa menghilangkan kebencian-nya pada Rio dan cintanya pada Yeon Ify.

***
 Raja Seong Jo pusing dengan permintaan dua pangeran-nya. Ia ingin melihat Min Agni dan mendengar suara tawanya.

P. Min Agni bersembunyi dan menunggu Heo Yeom Cakka. Tapi karena banyak pikiran, Yeom tidak melihat Min Agni. P. Min Agni lari menyusul Yeom Cakka dan menghadangnya.
Yeom Cakka minta maaf karena tidak melihat Putri. P. Min Agni memberikan gelang doanya untuk Yeom Cakka. Yeom Cakka berterima kasih, ia heran kenapa Putri memberikan ini padanya.
P. Min Agni mengarang alasan, ia menanyakan kesehatan Yeon Ify. Yeom berkata Yeon Ify baik-baik saja. Lalu P. Min Agni tanya apa Yeom sudah menikah atau sudah bertunangan. Yeom Cakka menjawab belum dan P. Min Agni lompat-lompat kegirangan.
P. Min Agni  menggenggam tangan Yeom Cakka, dan berkata kalau akhir-akhir ini ia banyak belajar dan yang dikatakan PM Rio waktu itu tidak benar. Min agni juga yang telah menjawab teka-teki Yeom  Cakka dengan benar.
 P. Min agni menutup mata dan dunia seketika jadi gelap, lalu kau membuka mata..Yeom Cakka tidak berani melihat Min agni, maka Min agni menyuruhnya melihat. Yeom Cakka akhirnya melihat Min Agni dan membuat P. Min Agni terpesona.
Lalu lari ..Yeom Cakka bingung. P. Min Agni jalan dengan hati senang ke kamarnya, lalu bertemu rombongan Raja. P. Min Agni langsung lari menemui Raja, “Abamama!”
Raja Seong Jo kelihatan senang sekali melihat Putri kesayangan-nya, ia merentangkan kedua tangannya dan siap memeluk Min Agni, “ah itu putriku..” P. Min Agni awalnya ingin melompat ke pelukan ayahnya, tapi ia menghentikan larinya di tengah jalan.
 Lalu berdiri dengan anggun dan berkata, “saya bukan anak-anak lagi.”
Raja bengong, “apa?” P. Min Agni bicara dengan perlahan, “ada yang ingin saya katakan pada Yang Mulia. Mohon Yang Mulia masuk ke dalam.”
Min Agni membungkuk dan mempersilahkan ayahnya dengan sangat sopan. Raja geli, ia tertawa terbahak-bahak. Raja langsung kena migren, “kau ingin menikah dengan Guru Sastra Heo?”
Min Agni memainkan pita hanboknya dengan malu-malu, “Ya..Yang Mulia telah menerima pilihan Putra Mahkota tanpa ragu, saya juga..”
Raja menolaknya. Min Agni bingung, “apa? kenapa tidak?” Raja berkata kalau Yeom akan jadi pilar negara ini karena ia sangat berbakat. Dan bakat seperti ini hanya ada satu dalam seratus tahun. P. Min Agni menahan tangisnya, apa berarti dia tidak bisa jadi suami Putri? Raja menjelaskan jika Yeom menjadi Uibin (Suami Putri), maka Yeom cakka tidak boleh menjadi pejabat negara atau berpartisipasi dalam politik.
“Aku tidak bisa membiarkan orang berbakat sepertinya menjadi Uibin.” Min Agni susah payah menahan tangis, “apa? jadi saya hanya bisa menikah dengan pria jelek dan bodoh? .polos..tapi benar juga.” Raja berkata bukan begitu, “hanya saja Guru Yeom tidak bisa menikah dengan Min Agni. Dia mungkin masih bisa membantu Raja mendatang dengan bakatnya..memerintah negara ini.”
Min Agni nangis, ia tidak mau, semua bisa menikah dengan pria tampan, bagaimana mungkin Sang Putri justru hanya bisa menikahi pria jelek idiot?
“Bukan idiot, aku akan mencarikan jodoh yang baik.”
Min Agni teriak, “Tidak! Saya ingin menikahi orang itu!”
Raja bicara keras, “tidak, tidak bisa! Min Agni..dia bukan orang yang bisa jadi Uibin.”
Raja menghela nafas, “Menggunakan posisi Uibin sebagai alasan untuk mengubur bakat dan mencegahnya mengembangkan kemampuannya, kita tidak bisa melakukan itu padanya. Jadi, kau seharusnya melupakan Guru Yeom Cakka.” Min Agni jelas tidak mau. No way! Never!

***
 Yeom Cakka pulang dan melihat Seol Zahra latihan kung fu dengan pedang kayunya. Saat ketahuan, Seol Zahra mencoba menyembunyikan pedangnya di punggung. Yeom tidak marah justru memuji keahlian bela diri Seol Zahra. Seol Zahra minta maaf.
“Tapi mengapa anda kesini?”
“ah ada yang ingin kutanyakan. Tapi kau harus melihat wajahku dulu.”
Seol Zahra tidak berani melihat wajah Yeom Cakka, tapi Yeom Cakka membujuknya dan akhirnya Seol Zahra mengangkat wajahnya. Yeom tanya, jika ada wanita yang mirip denganku, kira-kira siapa dia?
“Yeon Ify agassi.”
“Sudah kuduga, tapi kapan keduanya bertemu?”
Yeom Cakka menemui Yeon Ify, ia mendapat jawaban-nya, “saat upacara kelulusan kakak, kami bertemu secara tidak sengaja di istana.”
Yeom cakka  ingin tahu perasaan Yeon Ify. Yeon Ify mengakui kalau perasaan-nya sama dengan Putra Mahkota. Yeom  Cakka mengingatkan adiknya kalau posisi Putri Mahkota telah menjadi milik orang lain, Yeom Cakka ingin Yeon Ify pura-pura sakit saja sebagai alasan.
“Apa kau ingat saat belajar baduk (weiqi/catur cina), hindari musuh yang kuat dan pertahankan dirimu lebih dulu.” Yeom cemas, jika mereka tahu hubungan Yeon Ify dengan Putra Mahkota, Yeon Ify akan ada dalam bahaya. “Kau bisa jadi kambing hitam.”
“Saya tidak bisa melakukan itu. Saya tidak mau mundur. Saya tidak bisa mundur dalam permainan catur. Ini juga yang kakak ajarkan. Begitu pula dengan perasaan manusia. Tidak peduli hasil akhir pemilihan, saya tidak bisa berbohong pada Yang Mulia.” Tegas Yeon Ify. Yeom Cakka  putus asa dengan keteguhan adiknya.

***
 Ketua mahasiswa SKK ditangkap dan dibawa menghadap PM Rio dengan pura-pura menjadi Kasim. Pria itu, Ketua Mahasiswa SKK, Hong Gyu Tae. PM Rio berkata ia juga mahasiswa SKK satu angkatan dengan Hong, tapi tidak bisa belajar bersama Hong, “jika bisa pasti akan membanggakan.” Hong Gyu Tae membungkuk, “saya tidak pantas menerima pujian..”
PM Rio mencela pendidikan di SKK saat ini. Karena para mahasiswa tidak menjalankan apa yang mereka pelajari dan tidak membantu Raja mengikuti jalan yang benar, “itu tugasmu sebagai pejabat.” Kenapa Sungkyunkwan hanya menjadi penilai dari situasi saat ini? Hong Gyu Tae menebak, apa maksud PM adalah tentang proses pemilihan Putri Mahkota. PM Hwon membenarkan dan ingin Hong memimpin demo yang menuntut pemilihan Putri Mahkota dilakukan dengan adil dan bukan hanya untuk mempertahankan kekuasaan satu klan besar.

***
 Menteri Yoon menghadap Ibu Suri dan menyatakan keresahannya, karena gadis yang diinginkan Putra  Mahkota bahkan Raja adalah Heo Yeon Ify, putri Heo Young Jae.
Ibu Suri minta Yoon tenang, masalah ini ada di tangannya. Dae Hyung tetap cemas, “tapi bagaimana jika anak itu menjadi selir istana kesayangan dan bagaimana jika dia melahirkan keturunan untuk pertama kalinya. “
Ibu Suri mengerti dan akan memikirkan cara. Yoon mengingatkan, “anda bisa melenyapkan matahari (P. Uiseong). Maka bulan juga tidak akan sulit. Lagipula, Guk Mu (Nok Young) adalah orang anda.”

***
 Para mahasiswa Sungkyunkwan berbaris rapi dan melakukan demo di depan istana. Mereka mengkritik pejabat yang selalu berasal dari keluarga Ibu Suri. Kami, para pelajar Sungkyunkwan yang menerima gaji pejabat tidak bisa duduk diam saja. Hong Gyu Tae yang memimpin demo itu, ia berpikir kalau demo ini sebenarnya diatur oleh Putra Mahkota.
Masa depan Joseon akan menarik. Raja membaca petisi mereka dan ingat kata-kata PM Rio “Semuanya harus dilakukan dengan benar dan ditempatkan dengan benar. Saya percaya ini yang disebut politik itu, semua hal khususnya masyarakat harus bisa menemukan posisi yang cocok untuk mereka. Ini yang akan saya lakukan jika saya jadi Raja. Bukankah ini dimulai dari pemilihan pendamping saya?”
“Kalau begitu tunjukkan dan yakinkan aku.” Raja tidak percaya, PM berhasil menggerakkan Sungkyunkwan untuk demo, tidak buruk Putra Mahkota. Mahasiswa Sungkyunkwan meminta Raja menghapus hukum yang membuat keluarga Raja bisa memilih Putri Mahkota. Raja mengumpulkan para menteri.
Mahasiswa SKK sudah demo selama 5 hari dan mereka menuntut jawaban Raja. Para menteri berkata ini tradisi, entah para mahasiswa itu benar atau salah, mereka ingin Raja memberikan jawaban. Pihak Yoon jelas tetap ingin Ibu Suri dilibatkan dalam pemilihan Putri Mahkota, ini sudah tradisi turun temurun.

***
 Raja harus menghukum pemimpin demo kali ini karena mereka keterlaluan. Penasehat Heo berkata bahwa mereka tidak bisa menghukum mahasiswa itu. “Jika kita melakukannya dan menghalanginya, siapa yang punya keberanian untuk mengungkapkan pendapat tentang masalah negara dan mengkritik kebijakan nasional?”
Raja akhirnya memberikan jawaban-nya, kalau pemilihan Putri Mahkota kali ini akan melanggar tradisi dimana biasanya Ibu Suri yang menentukannya. Raja sendiri yang akan membuat pilihan. “Selain aku, akan ada anggota keluarga Raja, Pejabat dari Tiga Kementrian dan Perdana Menteri. Setiap keluarga akan mengikuti pemilihan dengan adil.”

***
 Ibu Suri menemui Raja untuk protes. Bagaimana Raja bisa mendengarkan para pelajar. Raja tetap teguh. Ibu Suri berkata kalau pilihannya sudah dibuat atas dasar pemikiran yang mendalam dan bukan hanya hubungan keluarga. Raja merasa tidak masalah mengubah proses seleksi karena wanita yang cemerlang meskipun ia tidak ditentukan lebih dulu akan tetap terpilih, “bukankah begitu?”
Ibu Suri tersinggung, “jadi kau menentangku?” Ibu Suri marah karena merasa Raja tidak berbakti padanya.
                “Sebagai penguasa negeri ini, bagaimana saya hanya berbakti pada orang tua? Orang tua rakyat adalah Raja. Jadi orang tua Raja adalah Rakyat.” Ibu Suri mengingatkan Raja, “siapa yang membuat Raja tetap bertahan di takhta dan siapa yang melindunginya dari tangan pemberontak? Kuharap kau tidak melupakan apa yang dilakukan klanku dan aku.”
Raja tidak akan melupakannya, “Bagaimana mungkin saya bisa lupa? Demi kekuasaan klan, Ibu dan Yoon Dae Hyung melakukan kejahatan kejam, itulah sebabnya P. uiseong dibunuh padahal ia tidak bersalah.” Ibu Suri tertegun, dan berkata kalau Seong jo tahu itu maka dia harus tahu kalau Ibu Suri melindungi takhtanya dan membuat Raja tidak perlu menumpahkan darah dengan tangannya. Raja mengatakan alasan mengapa ia tetap diam selama ini. Meskipun ia baru tahu kebenaran-nya setelah beberapa waktu, ia tetap berdiam diri selama 13 th untuk memenuhi bakti pada orang tua. “Jadi, jangan mengajukan hal serakah lagi. Pemilihan Putri Mahkota akan dilakukan dengan adil.”
Raja memanggil Kasim untuk mengantar Ibu Suri kembali ke istananya. Ibu Suri kembali ke kamarnya dan terlihat murka, ia mengancam Raja. Raja tidak bisa melakukan ini kepadanya, “kau lihat saja nanti.” Wajah Ibu Suri kelihatan mengerikan.

***
 Ny. Heo mengajar putrinya memberi hormat dengan cara yang salah. Yeon Ify melakukannya dengan sempurna, ibunya berkata itu terlalu bagus dan ingin agar saat Yeon Ify duduk, terdengar suara dari kakinya.
Intinya, Ny. Heo ingin agar Yeon Ify tidak terlalu sempurna agar tidak terpilih dalam daftar Putri Mahkota. Ibu Yeon Ify juga minta putrinya berkata kalau hobinya adalah membaca dan menulis, bukannya menyulam atau sejenisnya. “Katakan saja kau tidak pernah melakukannya.”
Tapi Yeon Ify mengerti maksud ibunya. Kalau tidak tahu itu namanya aneh.
“Jangan lakukan itu Ibu, apapun yang terjadi saya ingin menjadi anak yang bisa dibanggakan ayah. Jadi Ibu lihat saja.” Ny. Heo menyerah, ia memeluk putrinya erat-erat. Antara bangga dan cemas.

***
 Keesokan harinya, para gadis mulai masuk istana untuk proses penyeleksian. Yeon Ify bertemu Bo Kyung Shilla dan keduanya tersenyum. Malamnya, Yeon Ify berdiri di halaman memandangi bulan. Ia ingat kata-kata Putra Mahkota Rio, kalau ia akan menunggu Yeon Ify, “kau pasti akan menjadi Putri Mahkota.” Yeon Ify berbalik dan melihat P. Yang Myung Iel.
Yeon Ify kaget, “apa yang anda lakukan disini?”
Lalu Yeon Ify melihat baju Yang Myung Iel, “apa anda akan pergi ke suatu tempat?”
“Sebelum aku pergi aku ingin melihat wajahmu jadi aku mampir”.
P. Yang Myung Iel mendekatkan wajahnya ke wajah Yeon Ify, sampai Yeon Ify menarik punggungnya, “ah tidak menarik. Karena aku sudah melihatnya, baiklah aku pergi sekarang.”
P. Yang Myung Iel berbalik.
Yeon Ify tanya apa Yang Myung Iel akan kembali. “Kenapa? Apa kau takut aku tidak akan kembali?” Tanya Yang Myung Iel balik. Yeon Ify berkata kalau setiap kali P. Yang Myung Iel tidak pernah mengirim kabar sehingga membuat banyak orang cemas, Yeon Ify ingin P. Yang Myung Iel memberi kabar pada keluarganya di tengah perjalanan-nya.
 Yang Myung Iel  tiba-tiba bertanya apa Yeon Ifyingin pergi bersamanya. Yang Myung Iel tahu kalau Bo Kyung Shilla sudah diputuskan menjadi Putri Mahkota dan Yeon Ify akan hidup menderita jika tidak terpilih, jadi jika Yeon Ify mau pergi bersamanya, Yang Myung Iel bisa melepaskan segalanya untuk melindungi Yeon Ify.
Yeon Ify berkata kalau canda Yang Myung Iel terlalu jauh.
“Benarkah? Terlalu jauh ya? Kau benar-benar tidak akan menyesal dengan jalan yang kau tempuh?”
Yeon Ify membenarkan. P. Yang Myung Iel akhirnya memberinya semangat dan mengepalkan tinjunya, “Kau harus menyingkirkan Putri menteri Yoon dengan satu pukulan, mengerti?” Yang Myung Iel menjentik dahi Yeon Ify lalu pergi.
P. Yang Myung Iel melompati tembok dan ternyata Kim Chae Alvin telah menunggunya.
“Saya pikir saya bisa menemui anda disini.” Alvin mengatakan kalau Yeon Ify berhasil masuk final. Ia heran kenapa Yang Myung Iel tidak memohon pada Raja demi Yeon Ify.
 P. Yang Myung menjawab dengan cerita filosofi. Ada seorang pria yang menemui Kong Hu Chu agar dipuji. Ayahnya telah memukulinya tapi pria itu tidak mengeluh, bukankah itu bakti? Kong Hu Chu memarahinya, bagaimana jika ayahmu memukulimu sampai mati? Itu akan membuatmu menjadi anak tidak berbakti. Kelak, jika ayahmu memukulimu tanpa alasan, kau harus lari.
“Apa anda melarikan diri?” P. Yang Myung Iel berkata kalau dia adalah pohon dan ingin tetap disini, tapi angin tidak berhenti bertiup. Apa lagi yang bisa ia lakukan kecuali lari?
Yang Myung melihat bulan, “Bulan itu..kemanapun aku pergi mungkin akan mengikutiku kan?
Alvin dan Yang Myung Iel memandangi bulan bersama.

***
10 hari kemudian, hanya ada 3 orang gadis yang masuk final. Seperti diduga, Bo Kyung Shilla dan Yeon Ify masuk final bersama. Raja menemui ketiga gadis itu dan berkata kalau mereka semua pasti sudah menderita dengan segala macam proses dan meskipun kalian takut, istana juga adalah tempat tinggal manusia, jadi jangan terlalu takut.
 “Hari ini, aku punya pertanyaan untuk kalian. Aku adalah Raja Joseon. Jika kau menilai aku dengan uang, berapa hargaku? Putri pejabat Choi Sang Jin silahkan menjawab lebih dulu.” Ujar Raja.
 Choi bingung lalu menjawab “100 ribu nyang bukan, 10 juta Nyang.”
Nona Choi minta maaf karena tidak tahu nilai uang. Raja tanya “Bo Kyung Shilla, apa jawabanmu?”
 “Kebajikan Yang Mulia lebih tinggi dari Gunung Taibaek dan lebih luas dari laut, bagaimana bisa menggunakan uang untuk mengukur? Sebaiknya menggunakan emas dan mutiara. Mohon ijinkan saya bicara dengan berani, jika ada alat untuk mengukur luas langit dan kedalaman laut, jika saat itu tiba, tolong tanyakan lagi pada saya.”
Ibu Suri tampak puas dengan jawaban Bo Kyung Shilla.
Raja lalu tanya Yeon Ify, “Berapa hargaku?”
 “Karena Yang Mulia bertanya, saya akan menjawabnya. Harganya 1 Nyang.”

***
 PM Rio sedang latihan memanah tapi tampaknya tidak bisa konsentrasi. Kasim Hyung Sun berlari-lari menemuinya, “Chon Na! Chon Na!”
“Bagaimana? Aku tanya bagaimana hasilnya?” Tanya PM Rio.
 “Heo Yeon Ify yang terpilih!”

***
 Yeon Ify sudah mengenakan baju resmi Putri Mahkota dan ia menghadap Raja, Ratu dan Ibu Suri untuk memberikan hormat.
Raja ingat jawaban Yeon Ify, Bagi rakyat jelata, tidak ada yang lebih berharga daripada 1 Nyang. Orang yang memiliki 10 ribu Nyang adalah orang kaya dan tidak akan berpikir kalau 1 Nyang itu berharga. Tapi jelas bagi orang yang tidak memiliki apa-apa, betapa berharganya 1 Nyang itu. Jadi Raja berharga 1 Nyang karena Raja berharga bagi semua orang, kaya ataupun miskin.
Raja tersenyum dan berkata pada Ratu, “Ini adalah menantu yang benar-benar sulit dicari.”
Ratu Han juga terlihat senang, “Yang anda katakan itu benar. Ini sungguh-sungguh keberuntungan bagi negara kita.”
Raja berkata ia baru saja merasa gembira karena mendapatkan ayah dan kakak Yeon Ify, dan berpikir “kalau ia memiliki putri secantik dan sebijaksana dirimu, benar-benar anugerah bagi negeri ini.” Raja minta Ibu Suri mengatakan sesuatu yang baik pada Putri Mahkota.
Ibu Suri yang jelas kelihatan tidak senang hanya berkata, “orang tua seperti aku ini bisa bicara apa? Tolong layani Putra Mahkota dengan setulus-tulusnya.”
“Saya akan mengingatnya dalam hati.” Jawab Yeon Ify.

***
 P. Min Agni tidur dan menolak makan. Dayangnya berkata kalau P. Min Agni bahkan tidak menghadiri pertemuan dengan Putri Mahkota. Min Agni tidak peduli, “apa hubungannya denganku.” Dayang bingung karena Min Agni sepertinya menyukai Yeon Ify.
Min agni kesal, “Itu karena kupikir ia akan menjadi adik iparku! Jika ia bisa, kenapa aku tidak?”
 P. Min Agni minta pelayan menyingkirkan meja makannya. Ratu Han masuk dan tanya apa yang terjadi. Min Agni memohon ibunya untuk membujuk ayahnya agar mengijinkannya menikah dengan Yeom Cakka, karena kalau bukan dia, Min Agni akan mati.
Ratu Han marah dan jelas menolak keinginan Min Agni. Min Agni menangis, “Abamama, Kakak, Yeon Ify, saya membenci mereka semua. Saya juga membenci Ibu.”
Min Agni langsung lari keluar. Ratu dan para dayang terkejut dan mengejarnya.
Ibu Suri sedang merenung di kamarnya dan P. Min Agni tiba-tiba masuk sambil menangis keras. “Nenek, nenek..tolong yakinkan Abamama agar mengijinkan Guru Heo menjadi suamiku.”
Ibu Suri terkejut, ia melihat Ratu dengan bingung, “ada apa ini?” Ratu Han duduk di depan Ibu Suri dan minta maaf, ia kelihatan malu dan serba salah. Ratu memerintah dayang segera membawa Min Agni kembali. Ratu juga pamit keluar.
 Ibu Suri tiba-tiba mendapat ide.

**          
Jang Nok Young berdiri melihat langit, ia melihat bulan yang ditutupi awan badai gelap. Wajah Nok young terlihat cemas.
 Asisten Jang mendekat, Guk Mu-nim..
                 “Ada apa?” Wanita itu berkata kalau Ibu Suri memanggilnya secara rahasia.

***
 Dayang istana mengantar Yeon Ify ke paviliun-nya dan menjelaskan kalau Paviliun ini bernama Secret Moon yang khusus dipilih oleh Raja untuk Yeon Ify. Paviliun ini juga yang paling cantik di istana. Yeon Ify tersenyum membenarkan, sesuai dengan namanya, tempat ini memang benar-benar indah. Dayang istana memohon agar Yeon Ify tidak bicara dengan bahasa resmi kepadanya.
“Apa? oh aku mengerti..” Dayang istana tersenyum, lalu memberikan saputangan sutra, “mungkin anda akan membutuhkan ini.” Mulai besok, Yeon Ify harus mengikuti Seupui (Latihan mengikuti berbagai upacara tradisional).
 Dayang istana meninggalkan Yeon Ify sendiri. Setelah sendirian, Yeon Ify merasa kesepian dan merindukan ibunya, “Ibu...” Yeon Ify tiba-tiba menangis. Ia segera mengambil sapu tangan itu dan sadar kalau ini mungkin maksud perkataan Dayang tadi. Tangis Yeon Ify semakin keras dan ia harus membuka saputangan untuk menahan air mata.
Tiba-tiba Yeon Ify melihat tulisan, tangisnya langsung berhenti.
Ada surat dari PM Rio : “Apa kau menangis karena kau meninggalkan keluargamu? Jika benar, bukalah jendela dan lihatlah.” Yeon Ify tertegun, lalu jalan dan membuka jendela.
 PM Rio dan Kasim Hyung Sun berdiri di jendela. Rio tersenyum lebar. Yeon Ify kaget, “Chon Na..”
  “ Apa aku membuatmu takut?” Tanya PM Rio.
 Yeon Ify melihat kanan-kiri, “kenapa Anda kesini? Ini adalah tempat yang tidak boleh anda datangi, kenapa anda kesini?” PM Rio dengan santai menjawab kalau ia menyuap seseorang.
Yeon Ify tampak kesal dan segera menutup jendelanya.
PM Rio kaget, “tt..tunggu! Yeon Ify, apa kau bisa tunggu sebentar?”
Yeon Ify menjawab dari balik jendela, “tolong kembalilah. Yang Mulia akan menjadi teladan bagi rakyat, dasar negara ini..” Karena tidak ada jawaban, Yeon Ify penasaran dan membuka jendelanya lagi, ternyata PM Rio sudah pergi. Yeon Ify langsung lari menyusul PM Rio, Ia keluar dari kamar dan teriak..”Chon Na.. “
Yeon Ify tertegun, Putra Mahkota Rio sudah berdiri di depannya sambil tersenyum, plus Kasim Hyung Sun, dayang-dayang dan pengawal serta panggung boneka. Ada dua kursi di depan panggung.
“Apa kau sudah berhenti menangis?” Tanya Putra Mahkota Rio.
  “Chon Na..”
PM Rio sudah mendapat ijin khusus dari Raja untuk acara ini jadi ia minta Yeon Ify tidak khawatir. PM Rio menyiapkan Kouji (kaya wayang potehi) khusus untuk Yeon Ify. Karena mereka sama-sama tidak bisa tidur, lebih baik nonton sama-sama.
Yeon Ify langsung terpesona (: PM Rio menunjukkan tempat duduk Yeon Ify. Yeon Ify jalan mendekat, PM Rio mengulurkan tangan, Yeon Ify membalas uluran tangan Rio dan duduk di kursinya. PM Rio duduk disampingnya, keduanya tersenyum.
PM Rio berbisik, “ini pertunjukan dadakan, tolong kau bermurah hati meskipun pertunjukan-nya jelek.” Kasim Hyung Sun yang jadi dalangnya dan ia tersenyum lebar sambil menunjukkan boneka pangeran dan putri.
“Mulai!” perintah Putra Mahkota.

***
 Jang Nok Young menghadap Ibu Suri, ia terperanjat. “Apa yang anda katakan?” Ibu Suri ingin Nok Young membunuh Yeon Ify. “Aku memintamu untuk menyingkirkan-nya. Yang Mulia Raja sudah meningkatkan penjagaan di istana Putri Mahkota. Tidak mungkin membunuh atau meracuninya, hanya kau yang bisa melakukan-nya tanpa mendekatinya.”
Nok Young menolak, “Tugas saya adalah berdoa untuk kesejahteraan keluarga Raja, karena dia telah menjadi Putri Mahkota, dia telah menjadi bagian dari Keluarga Raja.”
“Situasinya terlihat buruk untuk Seongsucheong, sekarang ya kan? Para sarjana terus saja minta agar Seongsucheong dibubarkan. Sebenarnya, Seongsucheong hanya bertahan saja, jika aku tidak menyediakan semuanya..apa yang akan terjadi nanti?” ujar Ibu Suri.
                “Apa anda mengancam saya sekarang?”
“Ini perintah.” Tegas Ibu Suri.
“Orang itu adalah Putri Mahkota.”
“Dia tidak akan menjadi Putri Mahkota lagi setelah kau membunuhnya. Kau yang terus berkata kalau Putri Menteri Personel Yoon akan menjadi Putri Mahkota. Kau harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kau katakan. Pakai black magic-mu dan bunuh anak itu, Heo Yeon Ify.”

***
 Nok Young syok, ia jalan kembali ke Seongsucheong dan masuk ke aula doa. Nok Young jatuh ke lantai dan menangis, “Ari-ah..akulah orangnya A ri..Orang yang akan membuat anak itu mati..sebenarnya adalah aku. Katakan padaku Ari, apa yang harus kulakukan? Anak itu atau Seongsucheong? Dari dua itu, mana yang harus kulindungi?”
 Nok Young mengalami trance lagi dan sekarang ia dibawa ke kuburan diatas tebing lagi. Kali ini Nok Young melihat pita merah Seongsucheong di atas ranting dan ia mengambilnya.
Ada tulisan : Dua, orang, dan kerja (el, ren, gong atau lee, im, gong) lalu huruf-huruf itu menguap dan membentuk satu kata : Wu atau Mu (peramal.) Jang Nok Young gemetaran... Chon Na..Bin Gung..

***
 Putra Mahkota Rio dan Yeon Ify tertawa lebar menikmati pertunjukan boneka Kasim Hyung Sun. Suara Nok Young : Meskipun berada di dekat matahari akan menarik bencana, takdir akan memaksanya berdiri di samping matahari dan melindunginya. Apakah aku benar-benar..harus membunuhnya, Sang Putri Mahkota?


****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted : June 23, 2012
Edited : August 11, 2012

No comments:

Post a Comment