The
Moon That Embraces the Sun 3
Jang Nok Young menatap Yeon Ify
dan teringat kata-kata A Ri, ada bahaya
jika terlalu dekat dengan matahari, tapi dia sudah ditakdirkan untuk tetap
disisi matahari dan melindunginya. A Ri ingin Nok young melindungi anak itu
demi dirinya.
Lalu tandu Bo Kyung Shilla tiba dan anak itu keluar. Nok Young terkejut melihat Bo Kyung Shilla karena memancarkan aura bulan juga. Ada dua bulan.
Lalu tandu Bo Kyung Shilla tiba dan anak itu keluar. Nok Young terkejut melihat Bo Kyung Shilla karena memancarkan aura bulan juga. Ada dua bulan.
Bo
Kyung Shilla juga terkejut melihat Yeon Ify. Ia tanya apa Yeon Ify ke istana
sebagai teman belajar Tuan Putri. Yeon Ify membenarkan. Keduanya menghela nafas
dan sedikit kikuk karena insiden Seol Zahra waktu itu.
***
Seorang peramal mengingatkan Nok
Young, sudah waktunya masuk karena Ibu Suri sudah menunggunya. Nok Young jalan
masuk dan menoleh sekali lagi pada dua anak perempuan itu. Nok Young menghadap
Ibu Suri dan memberi hormat. Ibu Suri senang dan menanyakan tentang doa Nok
Young. Nok Young minta maaf karena ada sedikit masalah sehingga ia terlambat
pulang ke istana. Ibu Suri mengerti dan tidak mempermasalahkan hal kecil.
Ibu Suri menjelaskan tentang rencana Raja mengundang dua
gadis remaja sebagai teman belajar Tuan Putri. Ibu Suri ingin Nok Young melihat
fengshui kedua gadis itu.
“Yang Mulia, aspek
fengshui apa yang ingin anda lihat?” Tanya Nok Young.
“Fengshui Ratu.”
Jawab Ibu Suri. Nok Young terkejut. Ibu Suri ingin Nok Young membantunya, ia
yakin setelah Nok Young selesai berdoa di gunung, penglihatan-nya pasti lebih
tajam dari sebelumnya. “Bantu aku melihat, apa diantara dua anak itu akan ada
Ratu masa depan.”
***
Dayang istana membawa Yeon Ify dan Bo Kyung Shilla
ke sebuah kamar, ia minta keduanya menunggu di kamar itu sebelum dipanggil ke
istana dalam. Yeon Ify dan Bo Kyung Shilla duduk saling berseberangan, keduanya
masih kikuk.
Tapi Yeon Ify mengambil keputusan untuk
berbaikan. Yeon Ify membuka pembicaraan terlebih dulu, ia minta Bo Kyung Shilla
melupakan apa yang sudah terjadi dan berteman. Apa Bo Kyung Shilla bersedia? Bo
Kyung Shilla mendengus, tapi ia ingat nasihat ayahnya. Kalau Bo Kyung Shilla tidak
boleh bermusuhan di istana.
Bahkan di depan musuhpun, Bo kyung Shilla tidak boleh
menunjukkan sikap permusuhan.
“Kau tidak boleh mempercayai orang lain dengan
mudah, dan jangan membiarkan orang tahu apa yang kau pikirkan. Itulah politik.”
Bo Kyung Shilla memaksakan senyuman, “Baiklah. Kita
berteman.” Yeon Ify langsung tersenyum lebar, aku lega. “aku takut kalau kau keberatan.”
“Tidak, aku juga salah saat itu.” Balas Bo
Kyung Shilla. Yeon Ify langsung menggeser duduknya ke dekat Bo Kyung Shilla dan
menggenggam tangan Bo Kyung Shilla, “mendengar perkataanmu aku merasa lebih
tenang. Kita berteman.”
***
Putra Mahkota Rio mondar mandir di kamarnya,
lalu ia jongkok mengamati tanaman hadiah dari Yeon Ify. Baru tumbuh tunas
kecil. PM Rio bingung, “tanaman apa sebenarnya ini, ini juga tidak seperti
bunga.”
PM Rio ingin tanya langsung ke Yeon Ify. Kasim Hyung Sun
masuk, “Chon Na..teman belajar Tuan Putri sudah masuk istana.”
“ Kau tahu putri Pejabat siapa mereka itu?”
Tanya Putra Mahkota Rio. Kasim Hyung Sung lapor kalau mereka adalah putri
Menteri Yoon, Yoon Bo Kyung Shilla dan putri Penasehat Khusus Heo Yeon Ify. PM Rio
berbunga-bunga, ia senang Yeon Ify masuk istana. “Yeon Ify..jadi namamu Yeon Ify..nama
yang indah.”
Kasim Hyung Sung tahu kalau PM Rio
pasti sudah punya gadis yang ia suka. Tiba-tiba PM Rio menggenggam tangan
Kasim. “Hyung Sun-ah aku hanya memilikimu!”
Kasim Hyung Sun sudah merasa tidak enak, “Kenapa Yang
Mulia seperti ini?” Karena buntutnya pasti minta tolong hal yang mustahil ..
Terdengar teriakan putus asa Kasim Hyung Sun, “Yang Mulia, tidak boleh..anda
tidak boleh !”
“Kenapa?”
Kasim Hyung Sun mencoba menjelaskan, “Yang Mulia Putra
Mahkota. Melakukan pertemuan rahasia dengan putri pejabat dalam istana adalah
sesuatu yang tidak boleh anda lakukan.”
Hyung Sun menekankan, “Pertama, harus menghadapi pasukan
pengawal pribadi Putra Mahkota yang sangar. Dengan kata lain, tidak bisa
dilakukan.” PM Rio tahu, itu sebabnya ia mohon pertolongan Kasim “Yang Mulia,
apa anda lupa insiden saat anda memanjat tembok? Saat itu saya sedang bertugas.
Daging di pantat saya juga belum sembuh benar.” Lanjut Hyung Sun.
“Bukan hanya itu, apa yang
diinginkan Yang Mulia hari ini adalah bagaikan gunung. Anda ingin menggantikan
Raja menghadiri pertandingan bola. Lagipula..”
“Sadomok.” (Ujian untuk para Kasim). Wajah Hyung Sun
mengkerut mendengarnya.
PM Rio mengingatkan Hyung Sun lagi, “siapa yang
menolongmu waktu itu, saat kau kena marah dan putus asa saat ujian, siapa yang
membantumu belajar. Siapa yang dengan tulus menghibur dan membantumu?”
Kasim Hyung sun mewek-mewek. “Putra..Putra Mahkota.”
“Lalu saat
ujiannya adalah Doktrin Arti, siapa yang mengajarimu secara pribadi?”
Kasim Hyung Sun sudah tidak bisa menghindar lagi, ia
setengah menangis, “Yang...Yang Mulia.”
“ Bukan dipecat, melainkan mendapat promosi, itu karena
siapa?”
“Yang..Yang Mulia.”
PM Rio mengangguk puas. PM Rio menulis surat untuk Yeon Ify. Betapa ia sulit
tidur saat mendengar Yeon Ify masuk istana. “Aku akan mengirim orang dan aku
menantikan saat kita akan bertemu.”
Kasim Hyung Sun lari-lari melintasi halaman
istana menuju ruang dayang. Ia menemui dayang bagian jahit dan memberikan surat
PM Rio. Dayang itu dengan galak berkata, “Jelas..”
Lalu Hyung Sun menyogoknya dengan norigae. Dayang itu
melanjutkan dengan nada bicara ramah, “bisa.”
Para dayang menyiapkan kue-kue dan minuman segar untuk
tamu Tuan Putri. Lalu dayang bagian jahit menyiapkan peralatan menyulam untuk
kedua gadis bangsawan itu. Dayang tadi menyelipkan surat PM Rio ke dalam kotak
jahit untuk Heo Yeon Ify.
Ratu Han menerima Yeon Ify dan
Bo Kyung Shilla.
Ratu berkata kalau Ibu Suri telah memerintahnya mengajar
kedua gadis itu, “tapi aku dengar kalian berdua sudah mengenal tata krama sejak
kecil, ya kan?”
Keduanya membenarkan. Ratu tersenyum senang. Ia hanya
ingin keduanya menjadi teman bermain dan belajar P. Min Agni.
Tiba-tiba P. Min Agni masuk ke kamar Ratu, “Ibunda, saya
datang memberikan hormat.” Lalu tanpa aba-aba, P. Min Agni duduk di depan kedua
gadis itu, ia langsung tanya diantara mereka, “Yang mana adik Guru Heo?”
Ratu sepertinya malu dengan
kelakuan Putri.
“ Siapa? kenapa kalian tidak menjawab?” Tanya Min Agni.
Yeon Ify menjawab. “Itu saya.”
Min Agni langsung senang dan memuji Yeon Ify, “kau cantik
seperti Guru Heo.”
P. Min Agni langsung memberikan kantong emas ke tangan
Yeon Ify, “ini hadiah. Di dalamnya ada beberapa perhiasan.”
Yeon Ify terkejut, “saya tidak boleh menerimanya.”
Tapi Min Agni memaksanya. Yoon Bo Kyung Shilla terlihat
cemburu.
Yeon Ify dan Bo Kyung Shilla menghadap Ibu Suri. Keduanya memberi hormat
dengan sempurna dan mengenalkan diri. Ibu Suri jelas lebih menyukai Bo Kyung
Shilla. Ibu Suri berkata pada Ratu dan Hui Bin, kalau kedua gadis ini
benar-benar menyenangkan. Bagaikan dua bunga teratai Budha yang mengambang di
istana.
“Kalian
berdua tolong berteman dengan Tuan Putri kami.” Kedua gadis itu mengiyakan.
Tanpa sepengetahuan kedua gadis itu, Jang Nok Young
berdiri di balik sekat kamar Ibu Suri dan mempelajari wajah keduanya.
Nok Young berpikir “Di
langit Joseon, ada dua bulan.”
***
Kasim Hyung Sun susah payah membujuk PM Rio
untuk tidak ikut main bola. Ia takut PM Rio akan terluka. PM Rio tidak mau
mendengar, meskipun ia mati, ia tidak mau mati karena bosan.
Kasim Hyung Sun berkata, “Jika Yang Mulia tahu itu, maka
nyawa tidak berharga saya ini akan sulit dilindungi.”
PM Rio kesal, “kau ini cerewet sekali.”
P. Yang Myung Iel datang dan menyapa PM Rio, “lama tidak
bertemu, apa kabar Yang Mulia?”
PM Rio senang sekali melihat kakaknya, “Hyeongnim!” Ia
langsung lari mendekat dan memeluk Yang Myung Iel erat-erat.
“Aku baik-baik
saja, apa kau mau ke Istana Timur?”
P. Yang Myung Iel membenarkan, ia juga ingin menjenguk
Guru Heo. PM Rio baru tahu kalau mereka saling kenal. P. Yang Myung Iel menjelaskan,
ia kenal Guru Heo saat diluar istana. PM Rio ingin ngobrol sambil makan snack
dengan kakaknya, tapi Hyung Sun mengingatkan kalau PM Rio harus menghadiri
acara.
PM Rio punya ide, ia mengajak kakaknya juga guru Heo main
bola. Ia memerintah pengawalnya jadi anggota timnya, “demi nama Istana Timur,
kita harus menang. Kalian mendengarku?” Para pengawal segera mengiyakan.
Sepakbola dimulai. Kedua tim saling berhadapan. PM Rio satu
tim dengan P. Yang Myung Iel dan Heo Yeom Cakka. Sementara Alvin ada di tim
merah. P. Yang Myung Iel tersenyum pada Cakka dan Alvin, lalu mengacungkan
kepalan tangan. Mereka bertiga tos.
PM Rio heran, “kalian semua saling kenal?” P. Yang Myung Iel
menjelaskan, “mereka bertiga adalah murid Kepala Sarjana.” Lalu mengenalkan “Kim
Chae Alvin, dia adalah lulusan militer terbaik tahun ini.” Kim Chae Alvin
memberi hormat pada PM Rio.
PM Rio ingat saat ia berkata pada Yeon Ify kalau kakaknya
adalah lulusan militer terbaik tahun ini dan Yeon Ify tidak percaya, karena ia
tahu Kim Chae Alvin tidak punya adik. PM Rio geli, dan berkata pada Alvin kalau
Alvin hampir saja jadi kakaknya, “ini kebetulan yang menarik.”
***
Yeon Ify dan Bo Kyung Shilla menemani P. Min Agni
menyulam. Tapi P. Min Agni tidak suka menyulam. Yeon Ify ingin mengambil
sesuatu di kotak jahitnya dan menemukan surat dari PM Rio. Yeon Ify terkejut
dan langsung membacanya, tapi dalam pikiran Yeon Ify Putra Mahkota Rio sangat
marah dan ingin menghukum Yeon Ify karena membuatnya tidak bisa tidur.
Yeon Ify tidak tahu kalau PM Rio sedang jatuh cinta ._.
Yeon Ify merasa ketakutan. Bo Kyung Shilla curiga dan tanya ada apa. Tapi Yeon Ify
berkata tidak ada apa-apa. P. Min Agni sudah tidak sabar lagi, ia menyingkirkan
sulaman-nya dan juga sulaman Yeon Ify,” aku bosan. Kita main diluar saja, ok?”
Tanpa menunggu jawaban, P. Min Agni menarik Yeon Ify
keluar. Yeon Ify tidak sempat membereskan kotak sulamnya. Bo Kyung Shilla juga
menyusul keluar, tapi ia ingin tahu isi surat Yeon Ify. Bo Kyung Shilla membukanya dan membaca nama
pengirimnya, Lee Mario.
Tapi Bo Kyung shilla belum tahu kalau itu nama
Putra Mahkota. P. Min Agni mengajak mereka semua main. Bo kyung Shilla ditutup
matanya dan harus menangkap P. Min Agni.
Yeon Ify menonton di pinggir dan Kasim Hyung Sun
melihatnya. Hyung Sun mendekat, ia menjelaskan kalau ia adalah Kasim Istana PM
dan tanya apa Yeon Ify adalah adik Guru Heo. Yeon Ify terkejut dan ingat isi
surat PM Rio. Ia takut Rio akan memarahinya, jadi Yeon Ify berbohong.
“Bukan..bukan saya.” Yeon Ify segera lari bergabung
dengan Bo Kyung Shilla dll. Kasim Hyung Sun bingung, “tidak mungkin...wajahnya
mirip dengan Guru Heo.”
Lalu Hyung sun melihat Bo Kyung Shilla “ah kalau begitu
gadis itu.” P. Min Agni melihat Hyung sun. Hyung Sun kaget dan berusaha
melarikan diri. P. Min Agni langsung mendekat,
“Hyung Sun..kenapa kau ada di
sini?”
“Saya..saya kebetulan lewat Yang
Mulia. Saya segera pergi.” Kasim Hyung Sun ingin pergi tapi P. Min Agni menarik
ikat pinggangnya. Hyung Sun mengeluh dalam hati, lalu menarik nafas, “apa ada
sesuatu yang anda inginkan?”
P. Min Agni memancing Hyung sun tentang keberadaan guru
Heo. Hyung sun berkata kalau Guru Heo sedang main bola bersama PM Rio. Lalu
Hyung Sun sadar ia sudah terpancing dan menampar mulutnya sendiri. P. Min Agni
nyengir, “Guru Heo main bola?”
P. Min Agni
berhasil menipu dayang istananya dan pergi meninggalkan dayang itu sendirian.
***
PM Rio, P. Yang Myung Iel dan Yeom Cakka kerjasama
untuk mencetak gol. Ketiganya hampir berhasil kalau tidak ditahan Alvin.
P. Yang Myung Iel kecewa sekali dan PM Rio menepuk
kakaknya untuk menghibur. Ketiga gadis itu tiba di pinggir lapangan. P. Min Agni
memandangi Yeom Cakka dengan mata penuh cinta. Yeon Ify dan Bo Kyung Shilla
otomatis memperhatikan PM Rio.
Tim Biru mendapat bola lagi dan kali ini PM Rio berhasil
mencetak gol. Ia senang sekali dan langsung memeluk kakaknya. PM Rio juga
menggenggam tangan Yeom Cakka. Alvin bertepuk tangan, semua menikmati permainan
bola ini.Para gadis terpesona.
***
Jang Nok Young duduk di depan Ibu Suri yang
tanya apa hasil fengshuinya. “Kenapa kau tidak menjawab?”
Nok Young berujar, “Selamat. Harapan anda akan segera
terkabul.”
Ibu Suri senang, “Jadi apakah putri Menteri Yoon..” Nok
Young membenarkan, “tidak lama lagi dia akan menjadi pemilik Istana Ratu.”
Ibu Suri kelihatan sangat puas. Jang Nok Young
meninggalkan istana Ibu Suri dan berpikir kalau ini lelucon takdir. Meskipun yang seorang memiliki fengshui
Ratu, tapi tidak ditakdirkan menjadi pemilik Istana Ratu. Sementara yang lain
tidak memiliki fengshui Ratu, tapi akan ditakdirkan menjadi pemilik Istana
Ratu. Dua bulan...dua matahari..dan juga...aroma kematian.
***
PM Rio mendapatkan bola lagi, lalu seorang
anggota tim merah mengganjalnya. PM Rio jatuh terpelanting dengan keras ke
tanah.
Semua terkejut dan panik, “Yang Mulia!” Pengawal segera
membantu PM Rio berdiri, lalu menangkap orang itu. PM Rio menghentikannya dan
memerintah agar orang itu dilepaskan. Orang itu berlutut dan berharap PM
menghukum mati dirinya. Tapi Rio berkata kalau ini pertandingan untuk
menentukan pemenangnya. Ia tidak suka jika mereka sengaja memberinya bola, atau
memberinya jalan, atau dengan sengaja membuatnya menang.
“Jika ada yang seperti itu, akan dihukum
berat. Kalian mendengarku?” Semua menunduk mengiyakan.
P. Min Agni, Yeon Ify dan Bo Kyung Shilla kagum pada PM Rio.
Dayang istana Putri akhirnya menemukan majikannya, ia merasa cemas karena jika
Raja tahu, maka akan jadi masalah besar.
P. Min Agni melambaikan tangan, “jangan
khawatir..Abamama benar-benar menyayangiku.”
P. Min Agni harus segera pergi dan ia melihat Yeom Cakka tersayangnya
sekali lagi lalu jalan pergi. Diikuti Bo Kyung Shilla dll. Yeon Ify menoleh
sekali lagi.
Pangeran Yang Myung Iel melihat Yeon Ify dan
tersenyum padanya, tapi kemudian sadar kalau Yeon Ify tidak melihat ke arahnya.
P. Yang Myung Iel mengikuti arah pandang Yeon Ify dan hatinya tiba-tiba menjadi
berat karena Yeon Ify melihat PM Rio yang ada di belakang Yang Myung Iel.
Yeon Ify segera lari menyusul rombongan Putri. P. Yang
Myung Iel berkata dalam hati “Tidak apa-apa meskipun semuanya menjadi
milik Putra Mahkota, asalkan kau, Heo Yeon Ify menjadi milikku.”
Wajah Yang Myung Iel terlihat patah hati.
***
Rombongan P. Min Agni bertemu Rombongan Raja
dan para menteri. P. Min Agni dll memberi hormat. Raja Seongjo senang dan tanya
apa Min Agni senang-senang dengan teman belajarnya. Min Agni membenarkan, ia
bahkan menarik tangan Yeon Ify dan berkata kalau ia sangat menyukai Yeon Ify.
Kata-kata Putri menimbulkan sedikit gejolak di dalam hati kedua Menteri. Raja
tanya dari keluarga mana Yeon Ify. Yeon Ify mengenalkan diri dan Raja juga
menyapa Bo Kyung Shilla. Raja memuji kedua menterinya yang memiliki anak
perempuan luar biasa.
Kedua menteri mengucapkan terima kasih. Raja berkata pada
kedua gadis itu, “kuharap kelak kalian akan menjadi teman baik Tuan Putri-ku.”
Keduanya mengiyakan.
“Karena kalian sudah masuk istana, jangan
bicara tentang pohon di rumah. Kalian tahu artinya? Putri Menteri Personel,
coba jawab itu.” Bo Kyung Shilla terlihat bingung, lalu menjawab kalau ia
selalu mengikuti perintah Ayahnya untuk tidak mencampuri masalah belajar dan
politik, dan hanya mempelajari masalah tata krama dan pengajaran tentang
wanita. Raja mengerti dan bisa menerima alasan Bo Kyung Shilla. Ia tanya ke
Yeon Ify, “putri Kepala Sarjana, coba kau jawab.”
“Kalimat
"Jangan membicarakan masalah pohon di rumah." adalah kisah pejabat
penting Dinasti Han, Gong Gwang.”
“Lalu, cerita apa itu?” Raja tertarik.
“Bahkan saat keluarga terdekat menanyakan
apa jenis pohon yang ada di istana, Gong Gwang tidak akan menjawabnya.” Lanjut
Yeon Ify.
“Apa kau bisa menjelaskan
artinya?” Raja semakin tertarik.
“Artinya, apakah itu masalah
istana atau masalah dalam dewan istana, sama sekali tidak boleh disebarkan
keluar.” Jelas Yeon Ify.
Raja puas, “bagus
sekali. Seperti yang kau katakan, apapun yang kau lihat, dengar, dan rasakan di
dalam istana, tidak boleh disebarkan keluar. Kalian mengerti?” Mereka
mengiyakan.
***
P. Yang Myung Iel menghadap Raja. P. Yang
Myung Iel memberi hormat dan memanggil Raja dengan sebutan Yang Mulia, bukan
Abamama. Raja Seongjo ingin tahu apa yang diinginkan Yang Myung Iel. Pangeran
Yang Myung Iel minta maaf karena masuk istana tanpa mencari ijin dulu.
Raja memotongnya dan langsung tanya ada apa. P. Yang
Myung Iel mengajukan satu permintaan.
“Saya menyukai seorang gadis.
Bagaimanapun, saya ingin hidup lama bersama dengannya. Jika, siapa tahu Anda
sudah merencanakan pernikahan saya, saya mohon pertimbangkan juga perasaan saya.
Ini pertama kalinya saya berani mengatakan ini pada Yang Mulia, dan akan
menjadi permintaan terakhir saya.”
P. Yang Myung Iel tampak siap jika Raja
memarahinya, tapi justru terkejut saat Raja tanya berasal dari keluarga mana
gadis yang dimaksud Yang Myung Iel.
“ apa?” kaget P.Yang Myung Iel.
Seongjo berkata, “Kau tidak dengar? Gadis itu berasal
dari keluarga mana?”
“Putri Kepala Sarjana. Seorang gadis bernama
Heo Yeon Ify.” Jelas P. Yang Myung Iel. Raja mengerti dan akan
mempertimbangkannya. Yang Myung Iel serasa bermimpi, P. Yang Myung segera
mengucapkan terima kasih dan ia keluar dengan perasaan meluap-luap. Setelah
Yang Myung Iel keluar, Raja menghela nafas. “Dasar anak nakal. Aku cuma ingin
kau hati-hati kalau kau masuk istana. Aku tidak pernah berkata kalau kau sama
sekali tidak boleh masuk kesini.”
***
Malamnya, keluarga Heo berkumpul. Tuan Heo
ingin tahu perasaan Yeon Ify saat masuk istana dengan sebutan teman belajar
untuk pertama kalinya. Yeon Ify hanya berkata menyenangkan. Tapi tidak banyak
bercerita. Ny. Heo tidak percaya,
“sudah? begitu saja?” Yeon Ify
mengiyakan. Ibunya heran, ia sudah mencemaskan banyak hal saat Yeon Ify ke
istana. Tapi mendengar tanggapan Yeon Ify, sepertinya istana sangat
membosankan. Yeon Ify berkata melihat Heo Yeom Cakka di istana. Yeom Cakka
heran bagaimana bisa melihatnya.
“ Itu rahasia.” Jawab Yeon Ify.
Yeon Ify langsung mempraktekkan nasihat Raja. Ayahnya geli karena ia juga
mendengarnya tadi. Tuan Heo menyuruh Yeom Cakka belajar dari Yeon Ify, “sepertinya
sia-sia saja aku mencemaskanmu. Aku percaya dari semua gadis muda di dunia,
putri kita yang paling pintar dan bijaksana.”
Yeon Ify balas memuji ayahnya sebagai yang terbaik. Ny.
Heo merasa iri, “kalian benar-benar sangat dekat.” Lalu memuji Yeom Cakka, “aku
percaya kalau diantara para sarjana di dunia, putra kita adalah yang paling
bijak dan tampan.”
Yeom ketawa, “Ya, Ibu. Bagi saya, ibu juga yang terbaik.”
semua ketawa geli.
***
Seol Zahra latihan kung fu dengan pedang kayu
dan ia hampir mengenai Yeon Ify.
“Ini aku Seol Zahra.” Seol Zahra
kaget dan minta maaf. Yeon Ify heran darimana Seol Zahra dapat pedang kayu itu.
Seol Zahra membuatnya sendiri, sedikit demi sedikit kalau ada waktu.
Yeon Ify minta pendapat Seol
Zahra. Ia cerita tentang 'seseorang' yang mendapat surat dari 'orang lain'.
Tapi si penerima tidak mengerti arti sebenarnya dari surat itu. Seol tanya apa
isinya dan Yeon Ify menjelaskan per kalimat. Bagi Seol itu surat ancaman dan
mengajak berkelahi. Orang yang seharusnya menerima surat itu, apa mereka sudah
menemukannya?
“Mereka sebenarnya sudah menemukan orang itu,
tapi orang itu berkata kalau mereka salah mengenali orang...” Seol Zahra langsung
marah, “idiot itu akan membuat masalah semakin besar. Di situasi seperti itu,
orang itu harus menghadapi masalahnya.”
Yeon Ify merasa takut, “apa akan ada masalah nantinya?”
Seol Zahra merasa orang itu menghindari tantangan karena pengecut dan bukan hanya
sudah berbohong, ini benarbenar situasi yang buruk.
Yeon Ify semakin bingung mengartikan surat Rio.
Padahal Rio menulis dengan penuh cinta. Tapi justru diartikan sebagai surat
tantangan. Yeon Ify jalan dengan perasaan murung, lalu ia membayangkan PM Rio
berdiri menikmati langit malam di halaman.
Yeon Ify jalan mendekat dan PM Rio
menoleh, ia tersenyum, “apa kau pikir kalau...aku mengancam-mu?”
“Apa berarti anda tidak mengancam ?”
PM Rio tersenyum, “Kalau itu...menurutmu bagaimana?”
“Jika saya jawab tidak, apa anda tetap akan
mengirim utusan menemui saya?”
“Lalu apa kau akan menemuiku?” Yeon Ify tertegun, tidak langsung menjawab. Ia menunduk dan pipinya memerah, “Saya pikir akan menyenangkan bertemu anda sekali lagi. Apa anda...akan mengirim utusan lagi?” Yeon Ify mengangkat muka tapi PM Rio menghilang. Ini hanya imajinasinya.
“Lalu apa kau akan menemuiku?” Yeon Ify tertegun, tidak langsung menjawab. Ia menunduk dan pipinya memerah, “Saya pikir akan menyenangkan bertemu anda sekali lagi. Apa anda...akan mengirim utusan lagi?” Yeon Ify mengangkat muka tapi PM Rio menghilang. Ini hanya imajinasinya.
***
Menteri
Yoon duduk dan memikirkan kejadian di istana, saat P. Min Agni dengan polos
berkata kalau ia lebih menyukai Heo Yeon Ify. Bo Kyung Shilla menemui ayahnya.
Menteri Yoon marah karena mengira Bo Kyung Shilla membuat P. Min Agni kesal
tadi pagi. Bo Kyung Shilla menangis dan membela diri, ini karena dia bukan adik
Guru Heo Yeom Cakka.
***
P. Min Agni diam-diam jatuh hati pada Guru Heo
Yeom Cakka, itu sebabnya ia langsung ingin berteman dengan Yeon Ify. Bukan itu
saja, ada seorang anggota keluarga Raja yang menyukai Yeon Ify sampai ia
mengirim surat rahasia.
***
Menteri Yoon kaget, darimana Bo Kyung Shilla
tahu kalau surat itu dari keluarga Raja. Bo Kyung Shilla berkata ia membaca
nama pengirimnya dan marganya Lee. Namanya Lee Mario.
Menteri Yoon syok, “Lee Mario?!”
Menteri Yoon menghadap Ibu Suri
dan menceritakan kejadian itu. Ibu Suri geli, “surat cinta? PM-ku sudah tahu
menulis surat cinta? PM selalu ada di istana, bagaimana ia kenal anak itu dan
menulis surat untuknya?”
Menteri Yoon mengingatkan kalau kakak Yeon Ify ada di
Sigangwon. Ibu Suri juga merasa kesal, “orang itu..Heo Yeong Jae selalu
menentang kita.” Yoon berkata kalau Yeon Ify benar-benar pintar. Ibu Suri menenangkan,
“jangan cemas.”
“Meskipun PM menyukai anak itu, pernikahan kerajaan bukan
masalah kau suka atau tidak dengan orang itu.” Yoon tetap merasa cemas karena
Raja sepertinya menyukai anak itu juga. Raja ingin menyingkirkan keluarga Ibu
Suri. Ibu Suri minta Yoon segera mengusulkan pernikahan Kerajaan dan mereka
harus gerak cepat. Bo Kyung Shilla diantar ke istana. Pelayannya berkata kalau
Bo Kyung Shilla terlalu lama dandan sehingga terlambat.
Tapi Bo Kyung Shilla memintanya diam, ia sudah punya
ayahnya yang memikirkan masalah hubungan seperti apapun. Bo Kyung Shilla ingat,
ia minta ayahnya membantunya masuk istana. “Ayah, saya ingin tinggal di istana,
tolong saya agar bisa tinggal di istana.”
***
Kasim Hyung Sun mendekati Bo Kyung Shilla dan
berkata kalau ia dari Istana Timur.
“PM ingin bertemu Nona secara rahasia.”
PM Rio celingak-celinguk,
setelah merasa aman, ia masuk ke ruang Bulan Perak. Rio ingat nasihat Hyung
Sun, kalau punggung Rio sangat menarik. Hyung Sun pesan, agar PM Rio berdiri
membelakangi pintu, lalu perlahan menoleh ke belakang.
“Kalau seperti itu, semua gadis akan bertekuk lutut di
depan Yang Mulia.” PM Rio mempraktek-kan ide itu dan cekikikan sendiri. Lalu ia
mendengar suara langkah kaki. Rio langsung menjaga sikap. Langkah-langkah itu
semakin mendekat dan Rio merasa gugup. Bo Kyung Shilla masuk dan membungkuk. PM Rio tetap
membelakanginya, lalu berkata , “sekarang kau tahu kalau aku bukan pejabat
istana, tapi Putra Mahkota Joseon.”
Perlahan Rio berbalik, tapi tetap tidak bisa melihat
wajah Bo Kyung karena Bo Kyung Shilla masih menunduk.
“Meskipun aku tidak tahu apa yang terjadi, sejak hari
itu, aku tidak bisa melupakanmu. Saat mendengar kalau kau akan menjadi teman
belajar, aku benar-benar ingin bertemu denganmu lagi.”
Melihat Bo Kyung Shilla tetap menunduk, Rio menambahkan, “kau
benar-benar tidak punya hati, tidak mudah bagi kita untuk bertemu. Kenapa kau
tidak membiarkanku melihatmu?” Bo Kyung Shilla terlihat berbunga-bunga, lalu
mengangkat wajah sambil tersenyum manis. Rio kaget setengah mati, salah orang!
Ia bingung, “Siapa kau?”
Bo Kyung Shilla bingung. “Apa?” Rio terus saja tanya
siapa dan kenapa Bo Kyung Shilla ada disini. Bo Kyung Shilla mengenalkan diri.
PM Rio langsung minta maaf, ini kesalahan dan bergegas
lari keluar. Bo Kyung Shilla terlihat bingung dan terpukul. Kasim Hyung Sun
mencoba mencuri dengar, tapi justru pintu terbuka dan PM Rio keluar dengan
wajah kesal. Ia langsung jalan pergi. Hyung Sun terbirit-birit mengikuti Rio,
“Yang Mulia! Yang Mulia..” Bo Kyung Shilla keluar sendiri
dari ruangan itu, wajahnya masih terlihat bingung. Seorang dayang tanpa sengaja
melihatnya, dayang itu kaget sekali.
***
P. Min Agni dan Yeon Ify sedang membuat gelang
doa. Putri berkata kalau Jangmyeongnu-nya lebih cantik dari buatan Yeon Ify.
(Jangmyeongnu = gelang untuk mendoakan agar seseorang panjang umur dan tidak
sakit.) Yeon Ify mengangguk, buatan P. Min Agni memang lebih cantik.
“Coba
tanya, untuk siapa aku membuat gelang ini.” Ucap Min Agni. Yeon Ify geli, “Untuk
siapa anda membuat gelang ini?”
P. Min Agni berbisik, “Untuk Guru Sastra Heo.”
Mata Yeon Ify membesar, “Apa?”
P. Min Agni ingin tahu, untuk siapa gelang buatan Yeon Ify.
“Saya juga ingin memberikannya
untuk Orabeoni.”
P. Min Agni kaget, “tidak..tidak boleh. Begini saja, kau
berikan gelang itu untuk Orabeoniku. Itu baru adil.”
Yeon Ify kaget, “Putra Mahkota? mana berani saya
melakukannya?” P. Min Agni membujuk, dia yang akan memberikannya pada PM Rio.
Yeon Ify setuju, tapi ia ingin menggantinya, karena gelang yang ini terlalu
sederhana. Bo Kyung Shilla masuk menemui mereka. Putri Min Agni melambai pada
Bo Kyung Shilla dan Bo Kyung Shilla
memberi hormat. Ia duduk mengamati Yeon Ify.
Bo Kyung Shilla ingat kata-kata
Putra Mahkota Rio dan Bo Kyung Shilla terlihat cemburu. Para dayang bergosip
kalau PM Rio bertemu secara rahasia dengan putri Menteri Yoon. Bagaimanapun
putri menteri Yoon adalah keluarga Ibu Suri. Ratu Han tiba dan ingin tahu apa
yang terjadi.
PM Rio mengomel, ia marah pada Hyung Sun. Kasim Hyung Sun
berusaha menjelaskan kalau saat ia tanya pada Yeon Ify, dia berkata kalau dia
bukan adik Guru Heo. Putra Mahkota Rio tidak mengerti, “kenapa Yeon Ify harus
berbohong.”
“Karena anda bertanya, maka saya akan menjawab
anda.” Kasim Hyung Sun langsung membuka diagram otak.
PM Rio heran, “apa itu?”
Kasim menjawab, “Saya tahu pikiran Yeon Ify dan
menggambarnya.”
“ Pikiran?”
Kasim berkata kalau isi pikiran Yeon Ify, 70% adalah
tentang Guru Heo. “Ini karena Yeon Ify mengenal Guru Heo sejak kecil dan tumbuh
bersama. Jadi Yeon Ify kemungkinan besar tidak memperhatikan pria biasa.
Lagipula, P. Yang Myung Iel dan Kim Chae Alvin yang belajar bersama Guru Heo
tidak bisa anda anggap enteng.”
“Dengan kepribadian yang berani dan ceria, Pangeran Yang
Myung Iel bisa memenuhi 20% dari pikiran Yeon Ify. Pria dingin yang melakukan
segalanya dengan luar biasa, Kim Chae Alvin, mendapatkan 10%.” PM Rio menunjuk
titik kecil di gambar itu, “apa itu?”
Hyung Sun menjelaskan kalau itu adalah Yang Mulia.
Rio marah, “apa? dalam pikiran Yeon Ify..aku hanya titik
kecil itu?” Kasim berusaha menjelaskan, “itu..itu..itu karena Yang Mulia
terpisah jauh darinya. Saat anda bertemu pertama kali, dia salah sangka dan
mengira anda pencuri. Lagipula, anda sering menyebut diri anda pejabat. Dalam
otak agassi, jika Yang Mulia bukan pencuri, maka anda adalah pejabat. Atau jika
anda bukan pejabat maka anda adalah pencuri...”
PM Rio murka, “Tutup mulut.
Tutup mulut! Tutup mulut! Aku tidak mau melihatmu, pergi dan berdiri menghadap
tembok!” Kasim disetrap lagi. Tidak lama, Kasim Raja datang dan berkata kalau
Raja ingin bertemu PM Rio. Penjaga istana datang dengan perintah Raja, mereka
menyeret Kasim Hyung Sun pergi. Hyung Sun ketakutan, “Yang Mulia! Yang Mulia!
Yang Mulia...” Hyung Sun pasti dihukum berat karena membantu PM Rio dengan
semua ide mustahilnya.
Raja Seong Jo tampak marah, “apa
benar? kalau kau bertemu secara rahasia dengan putri Menteri Personel Yoon?”
PM Rio membenarkan, “kami memang bertemu, tapi itu adalah
kesalahan. Tidak..lebih tepatnya kesalah-pahaman.”
Raja kesal, “apa kau masih saja mengarang alasan?”
“Saya tahu kalau saya tidak boleh membuat alasan, tapi
anda harus mendengarkan saya. Saya akan menjelaskan masalah itu dengan jelas.”
Ucap Putra Mahkota Rio.
“Salah paham seperti apa?” Tanya
Raja
“Saya sudah memiliki seorang gadis yang saya kagumi dalam
hati beberapa waktu lalu.” Raja terkejut. Putra Mahkota Rio melanjutkan, ia
tahu kalau gadis itu menjadi teman belajar Putri jadi ia ingin menemuinya
diam-diam.
“Tapi dia bukan putri Menteri Personel. Gadis
di dalam hati saya adalah putri Kepala Sarjana.” Raja syok, ia ingat kata-kata
Yang Myung Iel yang menyukai putri Kepala Sarjana, Heo Yeon Ify. Sekarang dua
Pangeran-nya menyukai gadis yang sama.
PM Rio masih ingin menjelaskan
perasaan-nya..tapi Raja berkata kalau ia pura-pura tidak pernah mendengar itu.
Raja membentak Rio, “Jangan lupa
kalau kau adalah dasar negeri ini. Karena kelakuan semberono-mu, anak itu
mungkin akan menjadi korban dari perselisihan politik. Apa kau tidak memikirkan
itu? Aku akan melepaskanmu kali ini, tapi jangan membuatku kecewa lagi,
mengerti?” PM Rio terpaksa mengiyakan. Raja berkata akan mengadakan Jumonggang
dan minta PM Rio pergi. (Jumonggang = tim khusus yang dibentuk untuk
menyelenggarakan Pernikahan Kerajaan untuk Putra Mahkota)
***
Yeon Ify ingin tahu apa Bo Kyung bisa duduk di
tandu sekarang, “apa kau merasa pusing pagi ini?”
Bo Kyung Shilla kesal, “apa
urusannya..” lalu ia menjawab dengan manis, “terima kasih karena mengkhawatirkanku.”
Bo Kyung Shilla berkata kalau ia tidak terlambat ke
istana karena pusing.
“Lalu Mengapa?” Tanya Yeon Ify. Bo Kyung Shilla mendekat
dan berbisik, “Ini rahasia, tapi aku bertemu dengan Putra Mahkota beberapa saat
lalu. Ia berkata melihatku dari jauh dan ingin bertemu denganku sekali saja.
Kau harus merahasiakan ini.” Yeon Ify terkejut mendengarnya.
****
Raja mengadakan pertemuan khusus untuk
membahas rencana pernikahan PM Rio. “Karena ia sudah berusia 15th dan harus
segera mengadalak pernikahan Kerajaan untuk memperkuat dasar negara ini.”
Raja memerintah, “Anak gadis usia 12 - 16 tahun,
diseluruh Hanyang atau dimanapun, dilarang menikah.” Raja juga menyuruh
semuanya untuk menghadiri jamuan makan Narye (Upacara menangkap roh pada hari
terakhir penanggalan matahari)
PM Rio duduk termangu di depan tanaman dari Yeon Ify. Ia
tanya Hyung Sun, “sebenarnya bunga apa ini?”
Kasim Hyung Sun jalan mendekat, ia menahan sakit dan
sedikit pincang, tapi tetap memberi jawaban, “ini bukan bunga Yang Mulia. Ini selada.”
PM Rio bingung,
“Selada? kenapa kau memberiku selada?” Rio menghela nafas, “aku tidak akan pernah
mendengar jawaban itu sekarang. Singkirkan.”
Hyung Sun heran, “apa?” PM Rio jalan bersama rombongan
menuju lokasi upacara, ia ingat kata-kata Raja dan tampak lesu.
Rombongan mereka
bertemu dengan rombongan Yeon Ify serta Bo Kyung Shilla. Yeon Ify memberi
hormat dan PM Rio berhenti sebentar, menatapnya tajam.
Yeon Ify mengangkat wajah dan menatap PM Rio, ia
tersenyum tipis. PM Rio ingat kata-kata Raja, kalau Yeon Ify bisa saja jadi
korban politik. PM Rio terus jalan tanpa mempedulikan Yeon Ify.
***
Jang Nok Young mempersiapkan upacara dan
berpesan agar anak buahnya tetap melakukan dengan hati-hati. “Jangan sampai ada
yang melihat ritual ini. Ritual ini untuk menenangkan roh Ibu mendiang P.
Uiseong. Karena di kediaman Ibu P. Uiseong mulai berhantu.”
Raja, Ratu Han, Park Hui bin, Ibu Suri, PM Rio, P. Min Agni
duduk mengikuti upacara Narye. Semua menteri dan pejabat juga mengikutinya.
Termasuk Penasehat Heo dan putranya, Yeom Cakka. Juga Menteri Yoon yang duduk
disamping P. Yang Myung Iel. Seorang pendeta membuat kaligrafi raksasa, untuk
kesejahteraan Raja. Semua kagum melihatnya. Setelah itu beberapa penari
bertopeng menampilkan tarian mereka.
Semua menikmati sambil mulai
makan dan minum. P. Yang Myung Iel melihat Yeon Ify. Ia menyadari kalau Yeon Ify
sedang menatap seseorang. Ternyata PM Rio. Yeon Ify melihat gelang di
tangannya. Karena Rio tidak melihatnya, Yeon Ify mengalihkan pandangannya. Giliran
PM Rio melihat Yeon Ify dengan tajam. Ini semua tidak lepas dari pengamatan P.
Yang Myung Iel. Jang Nok Young bersama beberapa peramal mengadakan upacara di
depan kediaman Ibu P. Uiseong.
Nok Young mempertunjukkan tarian khusus. Tiba-tiba Nok
Young mulai masuk alam roh... Ia dibawa ke pinggir tebing dan saat
berbalik..Nok Young melihat gundukan tanah seperti kuburan. Penglihatan yang
juga dilihat mendiang A Ri waktu itu. Yeon Ify masih menikmati tarian ketika
tiba-tiba ada suara yang menyuruhnya lari.
“Cepat larilah! Ini bukan takdir yang bisa kau hadapi. Jangan mengikat hubungan
dengannya. Sekaranglah waktunya untuk menghindar. Saat kau bisa menghindarinya,
menghindarlah sejauh mungkin..”
Yeon Ify bingung dan mencari sumber suara. Ia
berdiri di tengah para penari dan berhadapan muka dengan Nok Young. Seorang
penari muncul di depan Yeon Ify. Membuatnya kaget dan menjatuhkan gelangnya.
Penari itu memberi isyarat agar Yeon Ify diam, lalu menariknya pergi. P. Yang
Myung Iel lewat dan heran. Ia ingin jalan pergi, tapi sadar kalau gadis itu
Yeon Ify, makanya Yang Myung mengikuti mereka. Penari itu membawa Yeon Ify ke
halaman paviliun Bulan Perak dan membuka topengnya. Putra Mahkota Rio! Rio
tanya apa Yeon Ify mengenalinya.
Yeon Ify mengangguk.
“katakan siapa aku.” Perintah Putra Mahkota.
“katakan siapa aku.” Perintah Putra Mahkota.
“Joseon... “
“Putra Mahkota Lee Mario.” Potong Putra Mahkota. Lee Mario tersenyum
pada Yeon Ify. Kembang api dinyalakan dan semua terpesona. P. Min agni tersenyum pada Yeom Cakka. Bo Kyung Shilla
berdiri di tengah lapangan dan menemukan gelang milik Yeon Ify. PM Rio minta
maaf, “aku berharap bisa melupakanmu, tapi aku tidak mampu.”
Ada hujan confetti dari kembang api menambah romantis
suasana. Lalu kita lihat P. Yang Myung Iel berdiri di pinggir, melihat keduanya
dengan pandangan terluka.
****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted
: June 23, 2012
Edited
: August 11, 2012
No comments:
Post a Comment