Saturday, 23 June 2012

The Moon That Embraces The Sun 2 [IC Version]

The Moon That Embraces the Sun 2
***
Payung merah itu terbang melayang dan mendarat di halaman istana. Pangeran Mahkota Rio bengong melihatnya.
***
 Kasim Hyung Sun bersama dayang dan pengawal ketakutan “Mul....! Mul! Itu Mul Goi! Mul Goi” Mu Goi itu  Benda yang dirasuki oleh roh. Kasim Hyung Sun segera memerintah untuk menyingkirkan payung itu. PM Rio justru berpikir kalau ini pertanda ia bisa bertemu Yeon Ify lagi.
Yeon Ify mendengar suara dan mengira seseorang mengirim pembunuh untuk menghukumnya. Yeon Ify jalan ke tembok dimana Yang Myung  Iel duduk tadi dan menemukan sebuah batu. Batu Penyelesai Masalah. Juga ada surat di bawah batu dari Yang Myung Iel.
“Apa yang menyusahkanmu sampai kau tidak bisa tidur? Coba bicara pada batu ini dan lihat apa yang terjadi. Batu pemecah masalah ini bisa memecahkan ratusan kecemasan. Dan akan menyingkirkan semua masalahmu. Kau seharusnya bisa tidur sekarang. Ini hadiah dari perjalananku.” Yeon Ify kesal, “dia bepergian lagi? Orang ini, benar-benar.. Apa dia tidak mengerti maksudku?” Sepertinya Yeon Ify sering melarang Yang Myung Iel datang dan pergi semaunya sendiri.
***
 Heo Yeom Cakka dan Alvin latihan pedang. Benar-benar seru. Seol Zahra, pelayan Yeon Ify mengintip mereka. Seol  Zahra sepertinya suka sekali dengan latihan pedang seperti ini. Tapi ia kelihatan cemas. Alvin bisa merasakan kehadiran Seol Zahra. Alvin dengan mudah mengalahkan Heo Yeom Cakka. Seol  Zahra mengeluh, “Kenapa Yeom Cakka kalah.”
Yeom Cakka memuji Alvin, “Kemampuanmu sungguh diatas rata-rata. Aku benar-benar tidak punya bakat bertarung pedang.” Yeom Cakka mengeluh, “aku sudah berlatih beberapa tahun tanpa perkembangan.”
“Apa anda tidak apa-apa, Tuan Muda?”
Yeom  Cakka tidak suka kalau Alvin memanggilnya Tuan Muda, “aku sudah bilang beberapa kali kan, tapi kau tetap melakukannya.” Yeom Cakka heran kenapa P. Yang Myung  Iel belum datang.
“Aku sudah merencanakan pertemuan ini lebih malam, tapi ia masih terlambat.” Alvin melihat P. Yang Myung Iel melompati tembok. P. Yang Myung Iel memberi tanda untuk diam. Heom masih berkata kalau sedikit sepi tanpa P. Yang Myung Iel.
“Jika P. Yang Myung disini, tidak akan pernah ada hari yang tenang, sekarang hanya kita berdua dan rasanya benar-benar sepi.”
Yang Myung Iel mendekat, “jika aku tahu kalau kau begitu merindukan aku seperti ini. Aku tidak akan melakukan perjalanan ini.”
 Yeom Cakka berteriak, “Yang Myung-gun!” Yang Myung Iel memeluk Yeom Cakka, “Heo Yeom Cakka sayang! Selamat untuk kelulusanmu.”
Alvin  juga menyapa P. Yang Myung Iel. Yang Myung Iel langsung merentangkan tangan untuk memeluk Alvin, Kim Chae Alvin. Tapi Alvin menghindar, membuat Yang Myung Iel  memeluk angin. Yang Myung Iel cemberut, tidak menyenangkan sama sekali.
 “Chae Alvin, aku hanya akan memberimu ucapan selamat setengah saja.” Ucap Yang Myung Iel.
 “Apa perjalanan anda menyenangkan?” Tanya Yeom Cakka.
 “Lebih dari menyenangkan.” Ia merangkul kedua temannya, “hanya untuk kalian, temanku. Aku punya oleh-oleh makanan enak.”
 Ketiganya jalan masuk untuk ngobrol.  P. Yang Myung Iel, Yeom Cakka dan Alvin minum bersama. Yeom Cakka langsung komen kalau P. Yang Myung Iel tidak datang tepat waktu. P. Yang Myung Iel berkata ia harus menemui orang yang ia sayangi, jadi ia terlambat. “Maafkan aku,”
Yang Myung  Iel bercanda dan meraih tangan Yeom Cakka, “Aku punya seseorang yang lebih kusayang daripada kau.” Yeom Cakka heran, ia mengira Yang Myung  Iel punya kekasih. Kenapa ia tidak pernah mendengarnya.
 “Anda tidak memanjat tembok lagi, kan?” P. Yang Myung Iel menyangkal, “mana mungkin, aku ini keturunan Raja. Bagaimana aku bisa memanjat tembok menemui seorang wanita? Lagipula dia adikmu. Bagaimana aku bisa?”
 “Meskipun adik saya masih muda, pria dan wanita tetap berbeda. Waktu itu, saat anda menemuinya, bukankah anda dimarahi habis-habisan? Sudah dimarahi seperti itu, bagaimana anda berani menemuinya lagi?” ujar Yeom Cakka.
P. Yang Myung Iel  memotongnya, “aku tahu. Aku tahu. Aku mengerti dengan baik, jadi jangan membicarakan ini lagi.” P. Yang Myung Iel mengeluh, kenapa ia tidak boleh bertemu Yeon Ify. Agar ia tidak kena marah atau jadi malu. Setiap kali ia menyebut tentang Yeon Ify, ekspresi wajah Yeom Cakka pasti jadi galak. Alvin geli dan tersenyum tipis.
P. Yang Myung Iel melihatnya dan langsung komen, “apa kau tadi tersenyum?” Yang Myung Iel bangga karena bisa membuat Alvin tersenyum. Balok es ini tahu bagaimana caranya tersenyum. Ini fenomena yang hanya kau lihat sekali seumur hidup. Yeom Cakka tetap memperingatkan P. Yang Myung Iel agar tidak memanjat tembok lagi dan berkeliaran, kalau tidak, ia tidak akan diam saja. P. Yang Myung Iel mengerti itu.
P. Yang Myung Iel memberikan oleh-oleh pada kedua temannya. “Ini jimat yang memberikan keberuntungan pada kalian di masa depan. Namanya batu ajaib. Apa kalian pernah mendengarnya?” P. Yang Myung berkata kalau batu ini bagaikan dirinya, “kalian harus membawanya terus”.
 “Ini sedikit berat untuk dibawa-bawa.” Ujar Alvin.
“Benarkah? Kalau batu no. 2 terlalu berat, aku akan ganti dengan batu no. 4.” Ia menukar batu Alvin dengan batu yang lebih kecil. “Kelak, kalian akan menjadi anak buah Putra Mahkota.” Kata-kata ini membuat Cakka dan Alvin meletakkan batu mereka dan tampak murung.
P. Yang Myung Iel heran, “Ada apa ini? Ayo, ayo, jika kalian sudah mendapatkan posisi, kita tidak akan bisa minum bersama seperti ini lagi. Malam ini, kita tidak akan pulang sebelum kita mabuk.” P. Yang Myung Iel mencairkan suasana dan mengajak rekan-rekannya minum.

***
 Raja Seong Jo menerima laporan dari para menteri, “Apa ini Sam Mang itu?” Sam Mang = 3 Nama yang direkomendasikan dan Raja harus memilih satu nama. Para menteri membenarkan. “Mereka semua telah dipilih dari Sigangwon setelah berdiskusi dan mereka adalah calon paling bagus.”

***
 Putra Mahkota sedang berpakaian dibantu para dayang. Kasim Hyung Sun masuk dengan sebuah daftar. “Saya telah mendapatkan pejabat junior yang ditunjuk sebagai calon penasehat.” PM Rio ingin tahu siapa yang dipilih. Kasim Hyung Sun tidak tahu, “tapi meskipun demikian, saya telah melalui banyak kesulitan untuk mendapatkan daftar nama ini.” PM Rio sudah tahu siapa mereka tanpa harus membacanya,
“Yun Si Won, Choe Byung Hun, Choe Chi Su.”
Kasim Hyung Sun heran, “anda sudah mengetahuinya?”
“ Kau menganggap ini sebagai informasi? Sepertinya Nenek-ku berusaha keras. Tidak, mungkin yang berusaha keras adalah Yoon Dae Hyung.” PM Rio ingin tahu apa lagi yang ditemukan Kasim Hyung Sun. Kasim berkata kalau mulai hari ini, ada orang baru yang ditunjuk sebagai guru. PM Rio tidak peduli siapa orangnya, “semua sama saja. 8 atau 9 dari 10 orang adalah bodoh dan hanya kesini demi kekuasaan.”
Kasim Hyung Sun ketakutan, “anda tidak bermaksud kalau anda akan membuatnya kehilangan posisi lagi.”
“Aku belum bisa ikut terjun dalam dunia politik, jadi aku bisa apa?” PM Rio nyengir, “aku hanya punya satu pilihan. Biarkan mereka melihat betapa sulitnya ini.”
Kasim tampak cemas, “Yang Mulia.”
 “Kita tunggu saja berapa lama guru baru ini akan bertahan.”
PM Rio jalan keluar diiringi Kasim. Ia menuju ruang belajarnya. Para dayang berdiri menghormat dan mengagumi PM Rio. Mereka bergosip berapa lama guru baru ini akan bertahan. Salah seorang dayang berkata, “dalam sebulan, ia akan mengundurkan diri dari posisinya dan tidak terpilih.” Ia bahkan mempertaruhkan perhiasannya.
 Tidak lama, Heo Yeom Cakka jalan melewati mereka. Para dayang terkesima dengan penampilan Heo Yeom Cakka. Mereka hampir pingsan melihat ketampanan dan sinar yang memancar dari Heo Yeom Cakka. Yeom Cakka memasuki ruang belajar PM Rio. PM Rio sibuk sendiri dan tidak mempedulikan Cakka.
Kasim Hyung Sun berujar, “Yang Mulia. Guru sudah tiba.”
Yeom Cakka mengenalkan diri dengan sopan, “saya diperintah mengambil alih posisi guru literatur. Saya Heo Yeom Cakka.”
PM Rio masih cuek. Lalu ia mengangkat wajah melihat Yeom Cakka. Wajah Heo Yeom  Cakka memancarkan sinar berkilauan. Putra Mahkota Rio terpana melihatnya. Mulutnya sampai terbuka lebar.

***
 Ny. Heo dan Yeon Ify menyulam bersama. Ny. Heo berkata kalau Yeom Cakka bertemu Putra Mahkota  untuk pertama kalinya.
Yeon Ify terkejut, “kakak pergi ke Sigangwon? Lalu, apa kakak akan menjadi guru Putra Mahkota?” Ibunya membenarkan, “karena kakakmu sudah menjadi Sarjana Sigangwon, itu wajar saja.”
Yeon Ify bingung, jarinya tertusuk jarum dan Ny. Heo merasa cemas, “Yeon Ify..apa kau terluka?”
 “Tidak apa-apa, pikiran saya ada di tempat lain sekarang.”
Ny. Heo mengeluh, “anak ini..apa yang kau pikirkan? Kau bisa membaca buku-buku sulit itu dengan cepat, tapi kau tidak bisa menyelesaikan sulamanmu.”
Yeon Ify bicara sendiri, “Apa mungkin ia tahu kalau aku adalah adik kakak?”
Ny. Heo heran, “kau bicara apa?”
Yeon Ify cepat-cepat menjawab, “bukan apa-apa.” Yeon Ify ingat saat bersama Rio, kalau Yeon Ify datang melihat kakaknya mendapat gelar sarjana literatur terbaik.

***
 Kasim Hyung Sun minta Putra Mahkota  Rio memberi salam pada gurunya. Tapi PM Rio tidak menggubrisnya, ia tampak terkejut sekali. PM Rio ingin tahu berapa usia Yeom Cakka.
“Saya lulus Jihak dalam 2 th.” (Jihak = Ditempuh saat usia 15th)
PM Rio syok, “jadi...kau baru 17 th?” Yeom Cakka membenarkan.
“Dengan usia semuda ini, sepertinya orang yang mendukungmu memiliki kekuasaan besar.”

***
 Ibu Suri marah saat tahu Heo Yeom Cakka yang dipilih menjadi guru PM Rio. Ia tidak percaya karena Yoon Dae Hyung membiarkan anak itu duduk disana mengajar PM Rio.
Dae Bi Yoon clan/ Ibu Suri berkata, “Apa kau tidak sadar betapa pentingnya posisi itu? Atau kata-kataku hanya berlalu saja di telingamu?” Dae Hyung menenangkan Ibu Suri,  “Heo Yeom Cakka tidak akan sanggup mengendalikan PM Rio. Ia akan mundur dengan sendirinya.”
Ibu Suri tetap ingin tahu siapa Heo Yeom Cakka. Dae Hyung menjelaskan kalau Heo Yeom Cakka adalah putra Penasehat khusus yang dipercaya Raja, Kepala Sarjana.
                “Apa kau tidak mengerti rencana Yang Mulia? Yang Mulia telah mulai membentuk kekuatannya. Raja Seong Jo punya rencana, selain membuat Yeom sebagai pelayan PM, ia juga ingin Yeom menjadi guru dan teman PM Rio.

***
 PM Rio marah-marah, “17 th! Baru 17 th? Bagaimana Abamama bisa mengirim anak itu?”
Kasim Hyung Sun masuk, “Yang Mulia, saya mendapatkan informasi lagi mengenai Heo Yeom Cakka. Dia adalah sarjana literatur terbaik tahun ini.”
PM Rio tetap kesal, “lupakan saja! Apa informasimu pernah akurat?”
Kasim Hyung meyakinkan, “kali ini benar-benar tepat.”
Kasim mulai mengoceh, “Saat ia masih menjadi pelajar di Sungkyunkwan, ia benar-benar populer. Jika menginginkan penampilan, dia punya penampilan. Jika menginginkan pengetahuan, dia punya pengetahuan. Jika menginginkan kebaikan, dia punya kebaikan. Dia tidak memiliki satupun kelemahan. Dia benar-benar idola para pelajar! Yeom Cakka benarbenar bersinar, sampai para pelajar terpesona. Saat Yeom Cakka tanya tempat duduk kosong, semua pelajar serta merta menyerahkan bangku mereka. Saat para pelajar makan, Yeom Cakka selalu mendapat porsi nasi dobel. Itu karena pelayan dapur jatuh cinta pada Cakka. Dia selalu dikagumi oleh pelajar Konfusius. Tidak peduli pria atau wanita, usia dan status, semua menganggapnya idola. Para ajumma, Ny. Bangsawan, Gisaeng, dan pelayan wanita pingsan kalau melihat Yeom Cakka. Bahkan saat ada preman yang menghadang Yeom karena cemburu, tiba-tiba jadi baik dan memeluknya, ayo berteman..  Bukan hanya itu, literatur, politik, sejarah, astronomi dan hal lainnya. Dia mengerti segalanya dan ahli dalam segala hal. Singkatnya, tolong belajar dari orang yang sangat berbakat.”
PM Rio murka, ia teriak,  “Tutup mulutmu! Tutup mulutmu! Tutup mulut di depanku! Aku tidak mau melihatmu lagi. Berbalik!”
Kasim Hyung Sun seperti akan menangis, lalu jalan beringsut-ingsut ke arah sudut dan berdiri dengan wajah menghadap tembok.

***
                Malamnya, Yeon Ify masuk ke kamar kakaknya. Yeom Cakka tersenyum, “apa sudah waktunya membaca? Apa yang harus kita baca hari ini?” Yeon Ify melihat wajah kakaknya penuh kecemasan. Cakka heran, “Kau bisa melihatnya?”
Yeon Ify ingin tahu apa terjadi sesuatu di istana, “atau Yang Mulia menyusahkan kakak?”
“Bukan seperti itu. Yang Mulia memberiku sebuah tantangan.”
“Apa itu? tolong katakan padaku. Mungkin aku bisa membantu.”
“Kau bersedia membantuku? sepertinya Putra Mahkota salah paham kepadaku. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana membuka pintu yang tertutup rapat ke dalam hati Putra Mahkota.” “Kesalahpahaman?” heran Yeon Ify.
Yeom Cakka berkata bukan salah paham biasa. PM tidak bisa menerima orang yang semuda Yeom sebagai gurunya. Yeom  Cakka bisa mengerti itu. Yeon Ify berkata itu bukan salah kakaknya. Ia berpikir dalam hati, mungkin karena dirinya.
Cakka menyesal membuat adiknya cemas. Yeon Ify minta kakaknya tidak cemas, “kapal yang mendekati jembatan akan waspada dengan sendirinya.”
Cakka heran, “apa?”
                “Orabeoni...apa kau ingin memenangkan hati Putra Mahkota?” ujar Yeon Ify.
                “Apa kau punya ide bagus?”


***
 Keesokannya, PM Rio dan Yeom Cakka belajar sambil diam. Lalu tiba-tiba Yeom Cakka mengakhiri sesi pelajaran hari itu.
PM Rio menyindir, “Benar-benar orang tidak tahu malu. Kau tidak mengajar apapun, tapi tetap menerima gaji. Apa ini bukan tidak tahu malu?”
Yeom berkata ini karena ia merasa PM Rio belum siap belajar. Jadi sebagai ganti pelajaran hari ini, Yeom ingin mengajukan teka-teki.
  “Teka-teki?” Tanya PM Rio. Yeom Cakka membenarkan, jika PM Rio berhasil menebak dengan benar, ia akan mengundurkan diri. Tapi jika PM Rio tidak tahu jawabannya...
“Jika aku tidak bisa menjawabnya?” Tanya PM Rio. Yeom Cakka mohon agar PM Rio bersedia belajar dibawah bimbingannya.
                “Jadi kau ingin membuat kesepakatan denganku? Baiklah, katakan.”
                “Karena anda telah memerintah, maka saya akan mengatakannya. "Apa yang bisa membuat dunia terang dalam sekejap dan apa yang bisa membuat dunia gelap seketika?"”
“Ini mudah sekali.”
                “Tidak semudah itu.”
                “Itu hanya pikiranmu saja.”
“Saya harap bisa mendengar jawaban anda di sesi berikutnya.”
                “Setelah itu, aku tidak harus melihat wajahmu lagi.”

***
 Putri Min Agni sedang jalan di taman dan melihat para kasim membawa tumpukan buku ke arah kamar PM Rio. Putri Min Agni heran, “kenapa mereka membawa buku dari perpustakaan? Apa mereka memindahkan semuanya ke istana Putra Mahkota?”
P. Min Agni langsung tertarik dan lari ke istana kakaknya. Dayang susah payah membujuk Putri, kalau Ratu sudah menunggunya. Tapi Putri tidak peduli.
P. Min Agni menemui PM Rio, ia heran kenapa ada banyak sekali buku, “kapan kakak akan selesai membacanya?”
                “Min Agni, aku tidak punya waktu untuk main denganmu. Jangan pedulikan aku dan kembalilah.”  Ucap PM Rio.
P. Min Agni tetap ingin tahu dan heran melihat Kasim berdiri menghadap tembok. Ia mendekati Kasim Hyung Sun, “kenapa kau berdiri disini seperti ini?”
“Alasan mengapa saya berdiri seperti ini adalah karena Putra Mahkota memerintahkannya.” Lalu Kasim menjelaskan kalau Putra Mahkota sedang mencoba menyelesaikan teka-teki dari Sigangwon. P. Min Agni tertarik, “Teka-teki apa?”
PM Rio kesal, “Aku sudah minta kau untuk pergi.”
Putri mendesak Kasim.
Akhirnya Kasim berbisik, "Apa yang bisa membuat dunia terang dalam sekejap dan apa yang bisa membuat dunia gelap seketika?"
P. Min Agni berpikir sebentar, lalu menjawab dengan percaya diri, “Bukankah itu kelopak mata? Kalau kau menutup matamu seperti ini, maka dunia akan gelap seketika. Jika kau membuka matamu seperti ini, maka seluruh dunia akan menjadi terang.” Kasim Hyung Sun juga merasa itu jawaban yang benar. Tapi PM Rio tidak setuju, ia memarahi adiknya, “Cara berpikirmu terlalu sederhana. Itulah mengapa aku tidak bicara denganmu. Kau menggangguku belajar, cepat pergi.” PM Rio belajar lagi bersama Yeom Cakka.

***
 Raja datang bersama rombongan. Kasim Hyung Sun menyambut Raja, tapi Raja tidak ingin masuk dan hanya mendengar dari luar.
  “Jawaban yang benar adalah politik monarki.” PM Rio lalu mengutip ajaran Konghucu untuk menjelaskannya. “Monarki yang bisa membuat hidup manusia terang dan gelap dalam sekejap.”
 “Saya menyesal karena jawabannya tidak sama dengan jawaban saya.” PM Rio terkejut. Lalu Yeom memberikan jawabannya. “Yang benar adalah ..kelopak mata.”
 PM Rio marah, “Kau mempermainkanku?”
 “Jika Yang Mulia tidak puas dengan jawaban yang benar, lalu apa ini menjadi sebuah lelucon?” PM Rio kaget.
Yeom Cakka menegurnya, “Tidak bisa menemukan jawaban dari buku apa anda pikir itu hal rendahan?” PM Rio marah, “Jadi jawabannya adalah lelucon ini?”
                 “Dari sudut pandang seorang anak, semua hal yang hidup di dunia ini bisa menjadi pertanyaan, dan semua yang hidup di dunia bisa menjadi jawabannya. Dalam proses belajar, ada dua hal penting yang harus diingat. Satu, adalah kesombongan karena tahu jawaban yang benar. Yang lainnya adalah, prasangka anda dalam menggunakan aturan anda untuk menentukan sesuatu. Kesombongan dan prasangka ini, akan menutupi mata dan pikiran Yang Mulia dengan kegelapan. Anda harus menyadari itu. Anda bicara tentang politik monarki, ya kan? apa yang anda katakan benar. Tapi jika kelopak mata anda tertutup bagaimana anda akan melihat kehidupan masyarakat? Bagaimana anda bisa bicara tentang jalan sebagai Raja? Pertama, tolong perbaiki sikap anda dalam belajar.”
PM Rio berdiri, ia tampak terkejut. Lalu teriak memanggil Kasim Hyung Sun. Kasim bergegas masuk, “Ya, Yang Mulia. Katakan perintah anda.”
  “Minta bagian dapur menyiapkan manisan.”
Kasim Hyung Sun bingung. Tapi PM Rio minta disiapkan tikar bambu di paviliun untuk duduk. Ia ingin ngobrol dengan guru. Untuk mempererat hubungan guru dan murid. Kasim Hyung Sun terkejut. “Apa? Tapi..Yang Mulia.”
PM Rio merapikan sikapnya, “Hari ini saya memberi hormat pada anda sebagai Pengajar untuk menerima pengajaran anda. Tolong maafkan ketidak-sopanan saya selama ini, dan terimalah hormat saya.”
PM Rio membungkuk ke arah Cakka. Cakka terkejut, ia langsung berdiri dan balas membungkuk pada PM Rio. Kasim Hyung Sun terharu.

 Raja Seong Jo tampak puas, sepertinya Putra Mahkota telah mendapatkan guru yang pantas untuknya.
Penasehat Heo diam saja, tapi wajahnya tampak cemas. Sementara Yoon tampak kurang senang.
P. Min Agni tertawa geli, ia bicara dengan Dayangnya, “Jadi dengan kata lain, Orabeoni, Putra Mahkota yang agung, Yang Mulia, benar-benar mengibarkan bendera putih pada Guru Literatur Sigangwon?” Dayangnya menghela nafas, “Tuan Putri, anda terlalu keras tertawa. Tolong turunkan suara anda..”
Tapi Putri tidak peduli, ia kagum sekali. “Benar-benar orang yang menarik. Aku harus melihat wajahnya dan memberinya hadiah.”
Dayangnya panik, “Tuan Putri apa anda ingin mencari Guru Heo?” Putri Min Agni ingin mengatakan kalau ia berhasil menebak pertanyaan-nya yang sulit.
Ia langsung keluar. P. Min Agni lari ke istana kakaknya dan melihat keduanya jalan menuju paviliun. P. Min Agni terkejut melihat wajah Heo Yeom Cakka. Yeom Cakka menoleh dan melihat P. Min Agni yang panik lalu langsung menutup wajahnya.
Setelah Cakka pergi, P. Min Agni menoleh lagi dengan wajah kagum penuh cinta.

***
 PM Rio dan Yeom duduk di paviliun. Kasim Hyung Sun menyajikan teh dan beberapa makanan ringan. PM Rio ingin tahu, apa Yeom memang berencana mundur dari posisi guru literatur.
Yeom Cakka membenarkan, ia tidak berani menjilat ludah sendiri setelah membuat kesepakatan dengan Putra Mahkota.
 “Kukira kau seorang kutu buku. Tapi ternyata kau punya sisi kuat juga.”
Yeom Cakka mengaku kalau sebenarnya ini ide adiknya. Adiknya yang sudah memberinya dorongan.
Flashback, malam itu Yeon Ify menasihati kakaknya, “Jika kau merendahkan diri terus, Yang Mulia mungkin tidak akan bersedia belajar.” Yeon Ify memberikan cara sederhana, jika kakaknya terlalu banyak memuji untuk mendapatkan hati Putra Mahkota, itu tidak akan berlangsung lama. “Yang akan didapat bukanlah ketulusan, jadi tidak akan ada gunanya.”
Yeon Ify juga berkata kalau mudah jadi pejabat yang jahat, tapi yang terutama adalah memikirkan jalan terbaik untuk Putra Mahkota.
 “Jika menjadi pejabat yang jahat kau akan mendapatkan hati yang munafik, maka lebih baik kau jadi pejabat yang setia dan memberikan jawaban dengan tulus. Putra Mahkota adalah orang yang bijaksana, meskipun dia saat ini salah paham dengan kakak, tapi ia akan mengerti kesetiaan kakak satu hari nanti. Jadi, kau harus kerja keras kakak.”

***
PM Rio kagum, “Dia benar-benar gadis pintar. Berapa usia adik anda tahun ini?”
“13 th.” Jawab Yeom Cakka.
Putra Mahkota Rio kaget, “13 th? Lalu, apa anda membagi masalah dengan adik anda?” Kasim mengingatkan untuk minum teh sebelum dingin. PM Rio mengiyakan dan meminta Yeom Cakka mencicipi teh.
Tapi yang punya hak mencicipi manisan gandum ini bukan Guru Yeom melainkan adik perempuannya. Karena sebenarnya yang menegur PM Rio hari ini adalah adik guru Cakka.. PM Rio menyuruh Kasim membungkus manisan gandum ini, karena ia ingin memberikannya untuk guru tersembunyinya. Yeom  Cakka terkejut.
PM Rio kembali ke istananya, ia tanya Kasim Hyung Sun, “Apa gadis usia 13 th bisa benar-benar pintar seperti itu? Apa kau percaya ?”
  “Jika itu adik Guru Heom maka saya percaya itu mungkin saja. Guru Heom Cakka juga baru 17 th, dan sudah menjadi Sarjana terbaik.” PM Rio tiba-tiba sadar, “jika Guru Heom Cakka adalah lulusan terbaik, maka gadis itu..adalah gadis yang ia temui waktu itu.”
PM Rio setengah membentak Hyung Sun, “kenapa kau baru mengatakannya sekarang? Mengapa?”
Kasim Hyung Sun bingung, “saat saya ingin mengatakan pada anda waktu itu, Yang Mulia memerintah saya untuk tutup mulut..”

***
 Yeom Cakka memberikan manisan gandum itu pada Yeon Ify. “Ini dari Putra Mahkota, sebagai ganti Soksu untuk diberikan padamu.” Soksu = Pemberian untuk guru. Yeon Ify heran, kalau ini Soksu maka seharusnya untuk kakaknya. Yeom Cakka berkata ia menceritakan pada Pangeran Mahkota kalau Yeon Ify yang membangkitkan keberaniannya dan memberikan jawaban jujur kepada Pangeran Mahkota.
 “Apa? Lalu apa reaksinya?”  kaget Yeon Ify.
Yeom Cakka  menjawab, “Dia berkata kalau guru sebenarnya bukanlah aku tapi kau.” Yeon Ify ingin tahu apa Putra Mahkota mengatakan hal lain, tapi Yeom menggeleng, tidak ada yang khusus..dia tanya apa teka-teki itu juga adalah idemu.
“Teka teki?”
“Ya, tapi kenapa kau tadi gelisah?” ujar Yeom Cakka.
“Bukan apa-apa.”
Yeon Ify jalan keluar sambil membawa manisannya. Ia duduk di batang pohon dan melihat ke arah bulan. Kelopak bunga ceri mulai berguguran. Yeon Ify membayangkan Putra Mahkota berdiri di sampingnya.
                “Apa kau berhasil menebak teka-teki yang kuberikan padamu?”
“Apa anda benar-benar Putra Mahkota?” Yeon Ify berharap Rio bukan Putra Mahkota. Rio tersenyum dan menyuruh Yeon Ify mencicipi manisannya. Yeon Ify mengambil satu dan menggigitnya. Rio tanya bagaimana rasanya. Yeon Ify menjawab manis sekali.
“Dengan memberikan ini, apa artinya..anda sudah memaafkan saya? Atau anda mengancam saya? Katakan, apa artinya?” desak Yeon Ify.
Rio tersenyum dan Yeon Ify sadar dari imajinasinya.

***
  Yoon Dae Hyung berkumpul bersama beberapa menteri dan mereka mengeluh, “Yang Mulia tidak bisa mengabaikan menteri berjasa seperti ini. Siapa yang sudah menyelamatkan Yang Mulia dari tangan anak buahnya yang memberontak di masa lalu? Yang Mulia bisa duduk di takhta sekarang ini karena siapa? bukankah karena Ibu Suri dan Menteri Personel? Mereka ingin menyingkirkan Heo Yeong Jae, karena setelah ia jadi Kepala Sarjana, 3 dept telah bersatu. Petisi yang mencela pejabat berjasa terus menerus dikirim ke istana. Ini membuat Yang Mulia juga terpengaruh. Sekarang putra Heo Yeong Jae diangkat jadi guru PM, maka ini berarti Yang Mulia akan menjadikannya berpengaruh di masa mendatang.”
Yoon terlihat lebih santai, “jika kita kehilangan jabatan, maka kita akan mendapat jabatan lain. Jangan terlalu terburu-buru.”
Yoon Dae Hyung pulang dalam kondisi mabuk. Ia disambut istri dan putrinya, Bo Kyung Shilla.
“Selamat datang, Ayah.” Yoon menatap putrinya,
“Kau..apa kau mau melihat istana Raja?”
Bo Kyung Shilla  bertanya. “Apa?”
“Kalau kau mau, aku bisa membuatmu tinggal disana.”
Dae Hyung bicara sendiri, “Ayah dari Ratu, Ayah dari Ratu..”

***
  Yeon Ify mengajak Seol Zahra ke toko kertas. Seol Zahra heran,  
“kenapa tiba-tiba pergi mencari kertas surat, Nona? Apa anda ingin menulis surat?” Yeon Ify berkata ini bukan surat, tapi refleksi dari kesalahan. Seol Zahra tidak mengerti, refleksi seperti apa sampai harus menggunakan kertas semahal ini.
“Apa tidak pergi saja menemuinya dan minta maaf?”
“Dia bukan orang yang bisa dengan mudah ditemui.” Seol Zahra tidak percaya, “memangnya dia Ratu atau Putra Mahkota? Minta maaf saja dengan perkataan atau biarkan ia memukul Nona beberapa kali sampai mereda kemarahannya.”
Yeon Ify membalas. “Tidak masalah kalau aku kena pukul. Aku hanya takut ini akan menimbulkan masalah untuk kakak.” Seol Zahra tidak sabar menunggu Yeon Ify memilih kertas, ia minta ijin pergi ke pandai besi sebentar saja. Yeon Ify mengangguk dan Seol Zahra langsung lari keluar. P. Yang Myung Iel muncul dibelakang Yeon Ify, ia tanya apa Yeon Ify benar-benar berbuat kesalahan pada mereka berdua? Maksudnya Ratu dan Putra Mahkota. Sementara itu Nona Yoon Bo Kyung Shilla juga jalan bersama pelayannya.


 Seol Zahra lari ke bengkel pandai besi dan mereka bertabrakan di sudut jalan. Pelayan Bo Kyung Shilla panik, “nona..nona!” Ia memarahi Seol Zahra, “apa kau tidak punya mata?” Seol Zahra ketakutan dan mencoba membersihkan hanbok Bo Kyung. Ia berulang kali minta maaf.
Pelayan Bo Kyung Shilla marah, “singkirkan tangan kotormu.”
Bo Kyung Shilla dengan cepat mempelajari situasi sekitar dan sadar kalau banyak orang memperhatikannya. Bo Kyung Shilla langsung berkata pada pengasuhnya untuk melepaskan Seol Zahra. “Anak ini tidak melakukannya dengan sengaja.”
Bo Kyung Shilla  berujar, “Sepertinya kau tergesa-gesa. Aku tidak apa-apa. Kau bisa pergi dan menyelesaikan urusanmu.”
 Seol Zahra terkejut tapi ia langsung membungkuk dan berterima kasih pada Bo Kyung Shilla. Bo Kyung Shilla dan pelayannya menemui penjual perhiasan. Mereka akan mengambil pesanan. Tapi saat akan membayar, Pelayan Bo kyung Shilla tidak menemukan kantung uangnya.
 Bo Kyung Shilla heran, “Ada apa?” Pelayannya tampak kesal, ia mengira Seol Zahra mencopet uangnya. “Tunggu disini sebentar Nona.” Lalu ia pergi.
Setelah bibi itu pergi, Bo Kyung Shilla menemukan kantung uang pelayannya. Kantung itu ternyata jatuh di tanah. Bo Kyung Shilla mengambil kantung itu dan seperti ingin memanggil pelayannya, tapi ia membatalkannya dan tersenyum culas.
 Seol Zahra asyik melihat pandai besi bekerja. Paman itu minta Seol Zahra menjauh, “disini bahaya, pindahlah ke sana sedikit.”
Seol Zahra tersenyum lebar, ia ingin tahu apa paman itu menjual pedang. Yang seperti dipakai para pendekar. Tiba-tiba pelayan Bo Kyung Shilla menariknya. Seol Zahra heran, “Kenapa seperti ini?” Pelayan itu marah dan minta kantung uangnya.
Seol Zahra tidak mengerti, “Kantung uang apa?” Pelayan itu menuduh Seol Zahra sengaja mencopet.
“Kau pura-pura membersihkan baju dan mengambil uang kami kan?” Ia mulai memukuli Seol Zahra. Bo Kyung Shilla muncul dan menghentikan pelayannya. Ia sengaja melakukan itu karena banyak orang melihat mereka.
Bo Kyung  Shilla mendekat ke pelayannya dan berbisik marah, “ada banyak orang yang melihat. Apa yang kau lakukan?” Seol Zahra memohon pada Bo Kyung Shilla,
“Percayalah pada saya Nona, saya benar-benar tidak mencurinya.”
Bo Kyung Shilla berlutut dan berbisik ke Seol Zahra, “benarkah? Kau bilang kau tidak bersalah, ya kan?” Seol Zahra mengangguk, “Ya.”
Bo Kyung Shilla membalas, “Kalau begitu..buktikan. Kalau kau bukan pencopet.”

***

 Yang Myung Iel berkata agar Yeon Ify tidak membeli kertas berpola bunga jika ingin menulis surat permintaan maaf untuk Raja.
“Atau ini untuk Putra Mahkota?” Yeon Ify diam saja, tapi ekspresinya membenarkan tebakan Yang Myung Iel.
Yang Myung berujar, “Sepertinya ini untuk Putra Mahkota. Kalau begitu itu lebih baik. Aku kakak Putra Mahkota, kita lihat yang mana yang disukai Putra Mahkota..”
Yeon Ify tidak mempedulikan Yang Myung Iel dan jalan keluar. Yeon Ify jalan ke arah bengkel pandai besi. Hujan mulai turun dan Yeon Ify ingin lari. Yang Myung Iel tiba-tiba muncul dibelakangnya sambil berusaha memayungi kepala Yeon Ify dengan tangannya. Yeon Ify terkejut dan Yang Myung Iel ketawa, keduanya lari bersama mencari tempat berteduh.
Yang Myung Iel mengajak Yeon Ify ke sebuah rumah kebun. Yeon Ify terpesona, ia belum pernah melihat yang seperti ini. Ini rumah kebun.
Yang Myung Iel berkata. “Kau sudah tahu.” Yeon Ify pernah melihatnya dalam buku, tapi ini pertama kali melihat langsung. Yang Myung Iel menjelaskan kalau jendelanya menggunakan kertas minyak, jadi cahaya bisa masuk dan bisa menghalangi angin. Yeon Ify ingin tahu apa Yang Myung Iel membangunnya sendiri. Yang Myung Iel berkata kalau ini adalah hasil karya salah seorang keluarganya yang tidak punya kerjaan. Yeon Ify ingat kata-kata Putra Mahkota Rio kalau kakaknya tidak boleh membuat apapun sendiri.
“Berkat kebaikannya, aku kadang meminjam rumah ini. Tempat ini lumayan untuk mengeringkan baju, ya kan?”
Yeon Ify tanya “kenapa Pangeran Yang Myung Iel tidak belajar di Jong Hak-dang.”
Yang Myung Iel pura-pura tidak mendengar pertanyaan Yeon Ify dan mengambil pot bunga krisan kecil, “lihat ini, Yang Mulia benar-benar menyukai bunga krisan jenis ini. Jadi, setiap kali ada perjamuan, mereka akan menggunakan ini.” Yeon Ify ingin tahu orang seperti apa Raja itu.
  “Bagaimana mengatakannya ya? Yang Mulia adalah Penguasa. Dia selalu memikirkan rakyat dan negara ini.”
 Flashback, Raja Seong Jo memarahi Yang Myung Iel. “Kau benar-benar tidak tahu malu. Sebagai anak tidak resmi Raja sepertimu, apa dasar yang kau miliki untuk belajar menjadi Raja?”
Yang Myung Iel tertunduk lesu dan sedih.
Yang Myung Iel berujar “Meskipun ia sangat tegas, tapi dia juga punya sisi yang sangat penyayang.”

 Kasim mengumumkan kedatangan Putra Mahkota Rio kecil. Raja tampak sangat gembira melihatnya, “kudengar kau sudah belajar banyak pengetahuan dalam waktu singkat. Aku harus memberi penghargaan pada guru yang mengajar Putra Mahkota dengan baik.” PM Rio tersenyum lebar, ia juga melihat ke arah Yang Myung Iel. Yang Myung kecil memaksakan diri tersenyum pada adiknya. Kasihan sekali.
 “Terus terang, dia benar-benar pintar.” Yeon Ify tanya “Apa Yang Myung Iel tidak harus pergi ke istana?” Yeon Ify merasa kalau mungkin ada yang merindukan P. Yang Myung Iel.
Yang Myung Iel ketawa, “siapa yang akan menungguku?”
Yeon Ify  menjawab, “Putra Mahkota, Yang Mulia..”
P. Yang Myung Iel tidak percaya, “Yang Mulia dan semuanya sangat sibuk. Mereka tidak punya waktu menemuiku.”
Yeon Ify berujar, “Untuk orang seperti anda yang bisa menulis puisi, apa mungkin kalau anda tidak tahu apa itu kerinduan? Jika anda terlalu rindu, maka akhirnya akan jadi penyakit. Sebagai Pangeran, bagaimana anda bisa memanjati tembok?”
P. Yang Myung Iel mendekatkan wajahnya ke Yeon Ify, “Jadi, kau seharusnya bisa mengerti mengapa aku memanjat tembok, ya kan?”
Yeon Ify terkejut, ia memalingkan wajahnya, “itu dua hal yang berbeda..”
P. Yang Myung Iel, “Bagaimana bisa berbeda?”
Yeon Ify tetap meminta P. Yang Myung Iel pergi ke istana untuk memberi hormat. Yang Myung Iel ketawa geli. Yeon Ify heran, karena ia merasa benar. Yang Myung Iel sudah lama tidak seperti ini, Yang Myung Iel senang karena Yeon Ify bisa memandangnya dan ngobrol lama dengannya. Yang Myung Iel menjentik dahi Yeon Ify, “terima kasih untuk nasihatnya. Tapi kau harus fokus pada dirimu sendiri.”

***
 Seol Zahra disiksa oleh pelayan-pelayan Bo Kyung Shilla. Bibi itu ingin tahu siapa majikan Seol Zahra, agar ia bisa meminta kembali uangnya. ”Kau dan majikanmu sama kan?” Bo Kyung Shilla duduk sambil membaca, ia bicara sendiri. Salah sendiri kenapa Seol Zahra tidak membuka mata lebar-lebar saat jalan. “Kau sudah mengotori baju kesayanganku, apa kau pikir kau akan baik-baik saja? Itu kesalahan besar.”
Yeon Ify dan P. Yang Myung Iel mencari Seol Zahra di pandai besi. Tapi justru mendengar kalau Seol Zahra dituduh mencuri barang milik Menteri Personel dan akan diseret ke kantor pemerintah untuk dicap wajahnya dengan besi panas.
Tapi karena Nona keluarga itu datang, ia dibawa ke kediaman mereka. Seol Zahra udah tidak berdaya lagi. Ia terbaring berlumuran darah. Yeon Ify tiba di kediaman mereka dan teriak, “Seol!”
Seol mengangkat kepala, “Agassi.”
Yeon Ify berlutut dan membelai kepala Seol Zahra, “Kau tidak apa-apa? Kau baik-baik saja?”
Yeon Ify berdiri dengan marah, ia menegur Bibi itu, “Apa yang kalian lakukan? Meskipun ia berbuat kesalahan, bagaimana kau bisa memukuli orang seperti ini?”
                Bo Kyung Shilla mendekat, “ada ribut-ribut apa?”
 Yeon Ify segera mengenalkan diri, “maafkan ketidak-sopanan saya. Saya putri Penasehat khusus Kepala Sarjana, Heo Yeon Ify. Saya dengar pelayan saya mencuri uang anda. Pasti ada kesalahpahaman..”
 Bo Kyung Shilla  main sandiwara lagi, ia pura-pura marah ke pelayannya, “Apa yang kalian lakukan? Bukankah aku sudah memerintah untuk mencari tahu kebenarannya? Siapa yang mengijinkan kalian semua memukuli orang tanpa alasan?” Seol Zahra bingung melihatnya.
Pelayan Bo Kyung Shilla juga heran, “bukankah Nona tadi berkata, kalau kami bisa memukulinya dengan kejam semau kami, selama dia tidak mati?” Bibi pelayan itu terkejut dan cepat-cepat menutupi, ia minta maaf ke Bo kyung Shilla.
“Anda sudah meminta saya membebaskan orang ini, tapi saya..”
Bo Kyung Shilla berkata “Kau tidak perlu minta maaf kepadaku, ya kan?”
Bibi pelayan itu membungkuk pada Yeon Ify, “Maafkan saya. Ini karena bagaimanapun saya menanyainya, ia tidak mau mengatakan berasal dari kediaman mana dirinya.”
Bo Kyung Shilla jalan ke depan Yeon Ify dan berkata kalau pelayannya tidak tahu apa-apa. “Kau seharusnya mengerti, kalau benar-benar tidak mudah mengajar pelayan rendahan.”
Bo Kyung Shilla berkata kalau masalah seperti ini tidak akan mudah untuk diubah. “Dari yang kulihat, sebelum dia (Seol) melakukan kesalahan yang lebih besar, kau seharusnya menjualnya.”
 Yeon Ify janji akan mengembalikan uang Bo Kyung yang hilang. Bo kyung berkata tidak perlu. “Karena kami telah melukai milik kediaman kalian, kita impas.”
Yeon Ify tidak setuju dengan pandangan seperti itu, ia berkata kalau Seol bukanlah barang yang bisa dibeli atau dijual. “Dia adalah teman dan keluargaku.”
 Bo Kyung Shilla terkejut, “apa?”
Yeon Ify berkata “Seharusnya tidak boleh ada pemisahan antara kaum bangsawan dan rakyat jelata. Tapi, dalam kepribadian orang, ada yang terhormat dan ada yang rendahan.”
Yeon Ify melanjutkan, “Meskipun saya tidak tahu berapa besar uang anda yang hilang hari ini, apa itu bisa dibandingkan dengan jumlah luka di hatinya?”
Bo Kyung Shilla syok, “Apa katamu?”
Yeon Ify berujar lagi. “Kalau begitu, saya akan mengambilnya karena anda sudah mengampuninya. Saya akan membawanya pergi.”
Yeon Ify membantu Seol Zahra berdiri dan memapahnya pulang. Bo kyung Shilla hanya berdiri mematung dan merasa marah pada Yeon Ify. (Karena bagi Bo Kyung Shilla, budak atau pelayan itu bukan manusia. Belum lagi karakternya yang munafik.)

***
 Yeom Cakka memberikan hadiah dari adiknya pada PM Rio. “Ini hadiah balasan untuk manisan gandum yang anda berikan pada adik saya. Hadiahnya berupa tabung bambu yang berisi tanah dan juga surat.”
PM Rio heran, “Sepertinya tanaman untuk ruangan, apa yang ditanam di dalamnya?”
Yeom  Cakka juga tidak tahu. “Sepertinya benihnya diambil dari rumah kebun seorang kenalan. Dan apapun itu pasti tumbuh dengan baik.”
PM Rio suka dengan hadiahnya. Yeom Cakka ingin mulai pelajaran. Putra Mahkota Rio tanya seperti apa adik Guru Heo itu. Yeom Cakka menjelaskan kalau ia belajar bersama adiknya setiap malam. Ia bisa membaca teori untuk berbagai masalah dengannya.
  Putra Mahkota Rio terkejut, “Anda membaca buku dengan adik anda?”
Yeom Cakka membenarkan, “Karena sejak kecil adiknya suka membaca. Dia punya banyak hal yang berharga untuk saya pelajari.”
PM Rio mengeluh, “Ini benar-benar berbeda dari adikku, Putri Min Agni. Anak itu hanya tahu baris pertama dari 1000 Karakter Klasik. Dan dia suka sekali menangis.”
Tiba-tiba pintu terbuka dan P. Min Agni masuk sambil menangis keras. PM Rio syok, “Min..Min Agni, kau..”
 P. Min Agni menangis  “Orabeoni, aku membencimu. Aku membencimu!” Min Agni marah karena PM Rio mengatakan hal buruk tentang dirinya di depan guru Heo. Min Agni berlutut dan memegang wajah Heo dengan kedua tangannya. Ia membela diri, “Saya tidak suka menangis, saya Putri yang sangat sopan. Saya hampir menyelesaikan menghafal 1000 Karakter Klasik.”
Heo Yeom Cakka terkejut dan menghibur P. Min Agni, “Saya mengerti, saya mengerti perkataan anda. Jadi, jangan terlalu marah. Jika anda terus seperti ini, maka pipi cantik anda akan terlihat berantakan.”
Min Agni menghentikan tangisnya, ia menyedot ingusnya, “aku..cantik? Apa? Apa aku benar-benar cantik?”
 Para dayang istana Putri segera masuk dengan perasaan malu, mereka susah payah menarik majikan-nya keluar dari situ. Min Agni ditarik keluar tapi masih sempat menoleh ke arah Yeom Cakka dengan pandangan penuh kekaguman .
 PM Rio membuka surat dari Yeon Ify dan terkesima dengan penampilan surat itu. Ditulis dengan rapi dan indah serta dihias dengan bunga-bunga yang dikeringkan dengan cermat. PM Rio memanggil Kasim, “Lihat surat ini, Hyung Sun. Bagaimana orang bisa percaya kalau ini adalah kemampuan menulis gadis usia 13 th?”
Kasim mendekat, “Tidak banyak gadis yang mengerti karakter Cina, dan lagi bisa memiliki kemampuan menulis dengan bagus. Tapi apa isi suratnya?” Kasim Hyung Sun ingin mengintip isinya, tapi PM Rio  mendelik tajam ke arahnya.
Kasim mematung, lalu jalan beringsut ke pinggir. Ia disetrap lagi.

 Flashback, Yeon Ify bersama Seol Zahra mencampur macam-macam bunga dan pewarna alami untuk mendapatkan warna kertas yang sesuai. Keduanya gembira dengan hasilnya. Malamnya, Yeon Ify menulis surat dan Seol Zahra membantunya menempelkan bunga-bunga kering ke surat itu.
Putra Mahkota Rio membacanya, “Ini puisi Lee Gyu Bo Seorang pertapa gunung menginginkan cahaya bulan. Dia mengambil air dari gunung memasukkannya ke dalam botol. Dan saat ia kembali ke kuil, ia sadar, jika botol itu ditumpahkan, bulan akan lenyap. Kenapa anda terus memikirkan kesalahan seorang gadis muda? Mohon maafkan apa yang terjadi di Gedung Bulan Perak. Saya sekarang mengaku salah.”
PM Rio kagum, “dia telah memecahkan teka-teki yang kuberikan. Memintaku untuk melupakan-nya dan aku berpikir betapa pintarnya dia, tapi dia benarbenar bodoh. Bagaimana aku bisa melupakanmu?” Putra Mahkota Rio memandang pot bambu hadiah Yeon Ify.

***
Raja Seong Jo jalan bersama rombongan. Tiba-tiba P. Min Agni lari-lari ke arahnya. Dayang-dayang ketakutan dan berusaha menghentikan Putri. P. Min Agni sampai di depan ayahnya, “Abamama! Ini P. Min Agni. Abamama, apa anda sehat-sehat hari ini?”
Raja geli, “karena melihat Putri Min Agni-ku, maka tidak ada penyakit. Tapi Putri, kenapa kau pergi ke Daejeon?”
 “Putri Min Agni ingin belajar sastra juga.”
Raja terkejut, “apa Putri jatuh hati dengan belajar?”
“P. Min Agni juga ingin belajar bersama Guru Heo.”
Raja berusaha menjelaskan kalau itu tidak boleh. “Guru Putra Mahkota dan Putri berbeda.”
Putri langsung menangis keras. “Saya tidak mau itu, saya harus belajar dari Guru Sastra Heo!” Putri jalan pergi sambil menangis keras. Raja hanya menghela nafas.
Raja Seong Jo ingin mencarikan teman belajar untuk putrinya. “Tolong cari seorang guru pembantu yang bisa membantu Putri belajar, seorang anak yang sebaya dengannya. Dengan memilih anak perempuan dari para pejabat.”
“Raja tahu ini tidak biasa dilakukan, tapi agar Putri bisa belajar, ini bukan seperti mencari guru begitu saja. Jadi, apa ada seorang gadis bangsawan yang bisa direkomendasikan?”
Seorang menteri berkata kalau dilihat dari usia dan karakter moral, “Putri Menteri Personel sangat pantas direkomendasikan.” Raja setuju. Tapi dia juga ingin putri Kepala Sarjana Heo dipanggil ke istana untuk teman belajar. Ini menimbulkan ketegangan diantara para menteri.


***
 Heo Young Jae memanggil putrinya, ia mengatakan kalau Yeon Ify harus menjadi teman belajar Tuan Putri.
Setiap 3 hari sekali harus masuk ke istana dan main dengan Tuan Putri. Juga mendengarkan ajaran dari Yang Mulia Jung Jeong/Ratu.
Heo Young Jae bertanya, “Apa kau ingin mencobanya?”
  “Memasuki istana?”
Ayahnya tanya apa Yeon Ify tidak mau. Yeon Ify menggeleng, “bukan itu..”
Tuan Heo berkata jika Yeon Ify tidak mau, “tidak perlu pergi. Ayah akan memberi tahu Yang Mulia.” Tuan Heo berdiri merenung di halaman. Ny. Heo menemuinya, ia heran kenapa suaminya belum istirahat.
 “Kenapa? apa Yeon Ify tidak ingin menjadi teman belajar?” Tuan Heo berkata kalau Yeon Ify setuju. Ny. Heo heran, “lalu kenapa kau seperti ini?”
Tuan Heo cemas, “istana adalah tempat yang perlu kehati-hatian untuk setiap langkah yang kau ambil. Kedua anak kita akan ada di tempat seperti itu, aku benar-benar cemas.”
Istrinya menghibur, “bukankah ini hanya untuk menemani Tuan Putri? Tidak perlu cemas berlebihan.”
“Dia tidak tahu apa politik itu. Aku hanya merasa tidak ingin. Sangat tidak ingin.”
Ny. Heo berkata kalau Yeon Ify memiliki takdir tinggi, “seseorang pernah mengatakan kalau ia akan mempertaruhkan hidupnya untuk melindunginya.”
Tuan Heo terkejut, “siapa?”
“Ada, jadi jangan terlalu cemas. Kau seharusnya pergi istirahat.”

***
 Jang Nok Young mengunjungi makam A Ri, “Apa kabarmu? Aku minta maaf, kalau aku tidak bisa sering datang dan menemuimu.”
Nok Young ingat perkataan A Ri, “hidupku tidak lama lagi. Kau harus hidup dan melindungi anak itu.”
 “Katakan padaku, A Ri. Siapa anak yang harus kulindungi?”

***
 Ratu Han menghadap Ibu Suri, ia merasa cemas tentang P. Min Agni. Ibu Suri minta Ratu tidak perlu cemas, Min Agni berasal dari keluarga yang penuh dengan sarjana, dia juga memiliki pemikiran mendalam. Dayang lapor kalau Guk Mu telah tiba di ibukota.
Ibu Suri senang mendengarnya. Ratu Han tanya apa Ibu Suri ingin minta doa. Ibu Suri berkata kalau alasannya memanggil Guk Mu adalah karena ia ingin Guk Mu melihat wajah kedua gadis yang akan dijadikan teman belajar P. Min Agni.
                 “Kenapa Yang Mulia ingin melihat fengshui wajah kedua teman belajar Putri?” Tanya Ratu Han.
Ibu Suri tersenyum, “Bagaimanapun, mereka adalah anak-anak yang akan masuk ke istana. Kau harus hati-hati, sangat hati-hati. Diantara mereka, mungkin salah satunya akan menjadi istri Putra Mahkota.” Ratu Han terkejut. “Apa?”
Ibu Suri ketawa, “kelak tanggung jawab Jung Jeong akan besar.” Tapi Ratu Han tidak tampak gembira.

***
 Rombongan Peramal berbaris rapi menuju istana. Peramal kecil yang diselamatkan Yang Myung Iel itu jalan dengan riang disamping tandu Jang Nok Young. Rombongan mereka tiba di depan gerbang istana dan Nok Young jalan keluar. Bersamaan dengan itu, rombongan Yeon Ify juga tiba dan Yeon Ify keluar dari tandu. Nok Young melihat Yeon Ify dan membeku.
Nok Young ingat kata-kata A Ri, “meskipun berada di dekat matahari akan menarik bencana, tapi takdir memaksanya berdiri disamping matahari dan melindunginya. Pastikan kalau anak itu selamat. Lindungi dia demi aku.”
Beberapa saat kemudian, tandu Bo Kyung Shilla juga tiba. Bo Kyung Shilla jalan keluar. Nok Young terkejut melihat Bo Kyung Shilla. Nok Young melihat ada aura bulan memancar dari Bo Kyung Shilla, tapi sinarnya tampak gelap. Dua bulan...?


****
Source : Kadorama-recaps.blogspot.com
Posted : June 23, 2012
Edited : August 11, 2012


No comments:

Post a Comment