****
“sialan nih si Obiet. Gara-gara dia kebo banget-,- Jadi gue telat kan?” omel Shilla sendiri di mobilnya. Pasalnya ia hampir terlambat ke sekolah karena mengantarkan Obiet ke sekolahnya dulu. Obiet bangun kesiangan ;o
“argggghh..” teriak Shilla kesal. Ia sedikit melajukan mobilnya lebih kencang.
@Sekolah.
CYIIIITTT
Ban mobil Shilla beradu dengan aspal saking tergesa-gesanya ia. Ia berlari dengan secepat mungkin.
“hhh…hh… hh.. Untung ngga telat.” Gumam Shilla. Ehh tunggu? Sepertinya ia tidak sendiri. Ia menoleh ke belakang.
“loh Gabriel?” gumam Shilla.
“eh elo Shill. Tumben baru dateng?” Tanya Gabriel.
“iyaa, tadi nganter si Obiet dulu. Loe?” jawab dan Tanya Shilla.
“tadi ban motor gue bocor.. yaudah ditambal dulu.” Shilla mengangguk-ngangguk.
“ohh, gue duluan yah Yel..” Sebelum SHilla beranjak, Gabriel menahan lengan Shilla.
Terpaksa, Shilla menghentikan langkahnya dan menoleh ke Gabriel.
“ntar istirahat bareng yak?” Shilla sedikit menimang-nimang.
“hmm oke..” kata Shilla akhirnya, lalu beranjak dari sana.
Gabriel tersenyum sumringah, lalu dengan langkah santai, diiringi dengan siulan kecil ia melangkah ke kelasnya.
***
“aduuhh emakkk help me.. gimana nih? Pasti gue bakalan telat..” dumel Sivia di mobilnya. Ia –mungkin- akan terlambat karena tadi ia hampir menabrak pejalan kaki yang akan menyebrang. Eeeeee terpaksa harus cekcok mulut dulu dengan orang itu. Jadi telat deh._.
“aduuhh emakkk help me.. gimana nih? Pasti gue bakalan telat..” dumel Sivia di mobilnya. Ia –mungkin- akan terlambat karena tadi ia hampir menabrak pejalan kaki yang akan menyebrang. Eeeeee terpaksa harus cekcok mulut dulu dengan orang itu. Jadi telat deh._.
“isshhh tuh orang emang kurang ajar bangett dehh.. errrrrrrrr kalo ngga gara-gara dia kan gue ga telat. Aihhh..” lanjut Sivia memukul-mukul setir mobilnya kesal.
@Sekolah.
“mati guee.. mana gerbang udah tutup lagi.” Gumam Sivia bingung. Ia pun melangkah ke gerbang yang sudah ditutup rapat.
“Pak Ali (??), buka gerbangnya doong..” pinta Sivia melas.
“loh Mbak Via? Ngga bisa mbak, ini udah peraturan sekolahh.” Jawab Pak Alin ngga enak.
“yah pak/../ Ayolahh.. saya kasih deh nihh bekal saya.” Kata Sivia sambil menyodorkan bekalnya. –berusaha- menyogok ._.v
“emmm maaf Mbak, ngga bisa..” tolak Pak Ali.
“Pak, buka pintunya doong.” Pinta seseorang yang –sepertiinya- senasib dengan Sivia. TELAT.
“loh Alvin?”
“Bawel? Ehh maksud gue Sivia?” balas Alvin. Sivia mengerucutkan bibirnya.
“enak aja gue dikatain bawel.” Sungut Sivia . Alvin nyengir lebar, menunjukkan rentetan gigi putih miliknya.
“hehehee.. eh loe ngapain di sini?” Tanya Alvin masih cengar-cengir.
“gue? Gue mau mangkal (?) disini. Udah tau pake seragam, ya mau sekolah llahh dodoool.” Gemas Sivia. Alvin kembali nyengir.
“nyengir loe..” cibir Sivia kesal.
“biarin :p Ehh loe kenapa telat?” Tanya Alvin.
“tadi gue hampir nabrak orang.. terus adu cekcok dulu deh.” Jelas Sivia.
“loe ngga nanya gue?” Tanya Alvin polos. Sivia tergelak, lalu tertawa.
“loe kenapa ketawa?” Tanya Alvin bingung.
“polos banget sih loe Vin? Ngarep lagi pen gue Tanya.. hahahaa..” Sivia menertawai Alvin dengan puas-_-
“yeeee elo mah ngga asik.” Sungut Alvin. Sivia memberhentikan tawanya,.
“hehhee,,piss Apin. Loe emang kenapa telat?” Tanya Sivia masih cengar-cengir.
“gue kesiangan.” Jawab Alvin singkat.
“nyeehh-,- dasar KEBO loe..” ledek Sivia.
“ngga mulai deh.” Dumel Alvin tanpa menoleh ke Sivia.
“terus gimana nih kita masuk Vin?” gumam Sivia bingung.
“ahaa.. gue tau.” Alvin langsung menarik Sivia ke belakang sekolah. Sivia yang ditarik hanya pasrah.
-Belakang Sekolah-
“kita mau ngapain Vin?” bingun Sivia. Ia dan Alvin berdiri di depan tembok sekolah yang tingginya sekitar hampir 3 meter-_-
“masa loe ngga tau sih?” Alvin dengan santainya naik ke tembok itu, dan berdiri di atas (?) sana.
“hah? Gue manjat nih?” ragu Sivia
“nggak, loe tabrak aja nih tembok sampe ancur. Kuat ngga loe?” kesal Alvin.
“yahh.. gue kan pake rok Vin?” kata Sivia pelan.
“udah ayoo. Dari pada ngga masuk , loe mau bolos?” Sivia menggeleng keras. Ia memang tidak suka dengan yang namanya BOLOS.
Dengan sedikit ketakutan, Sivia pun menaiki tembok itu dengan bantuan Alvin. Sesampai Sivia diatas, Alvin melompat ke tanah.
“loh Vin? Gue gimana?” Tanya Sivia polos.
“yah lompat lah nyoong-,- “ gemas Alvin.
“harus nih?”
“IYA. Wajib malah. Apa loe mau gue tinggal?” ancam Alvin mengambil posisi ancang-ancang untuk pergi.
“eee..eee jangan Vin. Tega banget loe.” Kata Sivia melas.
“yaudahh cepetan lompat. Gue tangkep deh.” Serah Alvin merentangkan tangannya dari bawah.
“el..eloo jangan ngintip yah?” pinta Sivia polos sambil menarik-narik rok nya ke bawah.
“aelahh takut amat. Kalo keliatan juga ngga bakal ilang perawan (?) loe.” Goda Alvin bercanda.
“ALVIN!” bentak Sivia.
“hehehee, canda Vi. Ayoo cepet.” Sivia mengangguk, lalu memejamkan matanya.
“aihh kelamaan loe.” Alvin langsung menarik tangan kiri Sivia. Sivia yang sudah dengan posisi tak seimbang (?) akhirnya jatuh.
“HUAAAAAAAAAAAAAAA.”
BRUK
BRUK
Sivia jatuh menimpa Alvin di bawahnya.
“aduuhh Alvin. Loe tuh ngeselin bangett.” Sungut Sivia merapikan seragamnya, dan segera bangkit.
“abis elo kelamaan. Doa dulu yah loe?” cibir Alvin.
“yaa gue kan jaga-jaga Vin.” Kata Sivia
“loe berat tau ngga? Nihh pinggang gue mau patah :o” ringis Alvin memegangi pinggangnya.
“bodo. Gue duluan..” Sivia langsung meninggalkan Alvin yang ternganga (?).
“enak banget tuh anak ninggalin orang sembarangan.” Omel Alvin. Ia punsegera masuk ke kelasnya.
***
TOK TOK
TOK TOK
Sivia mengetuk pintu kelasnya.
Pak Darco (?) –guru sejarah- yang sedang menjelaskan materi pun mengalihkan perhatiannya yang semula focus pada pelajaran (?) ke Sivia yang sedang nyengir tak berdosa.
“kenapa kamu telat?” Tanya Pak Darco –agak- galak.
“emm tadi saya hampir nabrak orang pak, jadi saya telat. Maaf Pak.” Jujur Sivia.
“baikk.. Kamu boleh duduk.” Suruh Pak Darco. Sivia menganggu, lalu segera duduk di bangkunya.
“ehh Vi, loe tadi lewat mana?” Tanya Shilla yang sebangku dengan Sivia.
“lewat belakang.” Jawab Sivia santai sambil mengeluarkan bukunya.
“hah? Loe manjat gitu?” kaget Ify yang di depan mereka.
“ngga, gue terobos (?) aja tuh tembok. Ya iyalahh Ipyyy” gemes Sivia.
“heheee.. gue kan ngga tau piaaa.” Ify menyeringai.
“Agni, loe kenapa?” Tanya Sivia pada Agni yang sedang melamun. Agni tersentak
“emm ngga kok Vi..” jaawab Agni agak kikuk.
“sorry guys, ngga tau kenapa perasaan gue ada yang mengganjal” batin Agni parau
Pelajaran pun dilanjutkan dengan segenap kesabaran (?) para siswa-siswi. Karena pelajaran SEJARAH yang TERKENAL “membosankan” dan membuat “ngantuk” ini memang jarang disukai mereka.
Ditambah lagi, guru mereka –Pak Darco- yang terkenal LEMOT -_-v
Missalnya materinya udah pernah dijelasin.. eeeeee malah diungkit-ungkit lagi. Itu juga ngga Cuma sekali.. berpuluh-puluh kali mungkin :o Tapi mungkin tujuannya supaya kita bisa –lebih- mudah untuk mengingatnya.
Tapi, prinsip mereka berbeda.” YANG LALU BIARLAH BERLALU. UNTUK APA DIUNGKIT LAGI?” *nahh ini contohh yang kurang baik -_-v*
****
“Cakka, loe kenapa sih?” bisik Gabriel pada Cakka yang sedang melamun.
“ngga kenapa-napa kok Yel. Gue sehat wal’afiat.” Jawab cakka datar. Matanya masih focus pada tipe-x yang ia goreskan (?) di bukunya. Tapi, pikirannya melayang pada obrolan manis keluarganya dan keluarga Aren tadi malam.
>>FlashBack On
Malam ini, mamah papah Aren serta Aren sedang berkumpul di rumah Cakka. Cakka yang tak tau menau ada apa, ia hanya mengikuti perintah sang mama untuk memakai pakaian rapi hari ini.
“mah, ada apa sih?” Tanya Cakka heran. Mereka semua berkumpul di meja makan yang sudah disiapkan dengan hidangan istimewa di atasnya. Mulai dari khas Indonesia, sampai khas luar negeri (?).
“sudahh.. kamu pasti akan mengerti.” Bisik mama cakka. Cakka hanya mengangguk pasrah.
“Ehem.. Baiklah anak-anak ku sekalian. Langsung saja. Sebenarnya tujuan kami sebagai orang tua mengumpulkan kalian adalah.. kami sepakat MENJODOHKAN cakka dengan aren.” Jelas papa Cakka menjelaskan maksudnya.
Cakka yang mendengarnya terbelalak.
“APAA?”
“Kenapa Cakka? Kamu setuju kan? Bukannya kamu da Aren itu saling menyayangi?” tukas Papa Cakka.
Sedangkan Aren hatinya sudah mencelos. Namun, masih tetap tegar.
“Ta…tapi pahh..” Cakka ingin memberontak, tapi papahnya sudah memotong ucapan Cakka.
“TIDAK pakai TAPI Cakka. Keputusan papah sudah bulat. KAMU harus menuruti kemauan papah.” Tegas papa Cakka. Nadanya terkesan otoriter, sakartis, tak ingin dibantah-_-
Cakka tertundukk lemass.”Ya tuhan.. kenapa bissa gini? Aku ga mau.” Lirih cakka dalam hati
“Dan satu lagi. KALIAN berdua akan TUNANGAN BESOK sore. Semua sudah kami persiapkan.” Lanjut papa Cakka. Cakka menganga kaget.
“Pah.. Cakka ngga mau.” Bantah cakka. Kembali hati Aren mencelos mendengar penuturan cakka. Sampai tak terasa ia menggenggam dress yang ia pakai dengan kuat.
“Kamu tidak bisa menolak Cakka. Semua ini sudah kami pikirkan matang-matang.” Cakka melengos.
Ia pasrah dengan semua ini. Tapi, bagaimana dengan perasaannya? Perasaannya pada Aren sudah luntur. Dan sekarang, hatinya sudah MENETAP pada Agni. Tidak ada satupun yang bisa mengganti posisi Agni di hatinya. TIDAK AKAN BISA!
>>FlashBack Off
“harusnyaa.. nanti sore gue latihan basket sama Agni. Bukan TUNANGAN” batin Cakka lirih. Cakka sengaja tidak memberitahu pertunangannya pada sahabatnya. Pertunangan yang jelas-jelas tidak ia inginkan :o
BRAK ! Cakka menggebrak meja kesal. Membuat Miss Disha (?) –guru bahasa Inggris- menoleh pada Cakka.
“what's up Cakka?” Tanya Miss Disha
“I guess I should get out. excuse me miss.” kata Cakka langsung keluar kelas. Entah kemana :o
“ sorry Miss.. Cakka little unwell.” Ujar Gabriel sopan.
“ohh okayy.” Pelajaran kembali dilanjutkan.
“eh Yel, si Cakka kenapa?” Tanya Alvin.
“gue juga ngga tau.” Balas Gabriel
**
TET TETTTTTTTT
AKhirnyaaa.. Bel yang sudah ditunggu-tunggu berbunyiii jugaaa..
TET TETTTTTTTT
AKhirnyaaa.. Bel yang sudah ditunggu-tunggu berbunyiii jugaaa..
Hahaaa.. seluruh siswa pasti bersorak-sorai.
“ke kantin yukk?” ajak Ify
“ayukk.” Sahut Sivia, Shilla. Agni hanya mengangguk dan tersenyum saja.
Lalu mereka berempat ke kantin bareng.
-Kantin-
“duduk sana aja yuk?” ajak Shilla menunjuk bangku kantin paling pojok yang sudah ditempati dengan CRAG juga.
“yaudahh deh ayukk.” Serah Ify. Lalu mereka melangkahkahkan kakinya ke sana.
“kita boleh gabung kan?” kata Shilla mewakili.
“bolehh dong.” Jawab Gabriel sambil tersenyum. Mereka pun duduk. Posisinya sekarang, Shilla berhadapan dengan Gabriel, Sivia dengan Alvin, Cakka dengan Agni, dan yang terakhir Ify dengan RIO.
Mereka pun memesan makanan masing-masing., lalu meikmati makanan mereka dalam diam.
“Shill..” panggil Gabriel pelan
“ya?” SHilla mendongak.
“loe kaya anak kecil deh. Makan aja belepotan.” Gabriel membersihkan kotoran di ujung mulut Shilla sambil terkekeh kecil.
“hehee..” Shilla Cuma nyengir-_-
“EHEM.” Dehem semuanya.
“kenapa loe?” Tanya Gabriel –sok- polos ;p
“ngga kok.” Balas Rio. Lalu tanpa sengaja Rio menyentuh pinggang Alvin.
“ADUUHH PESEKK! SAKITT!” teriak Alvin spontan.
“hehehee.. maaf Vin. Gue kan kaga tau.” Cengir Rio.
“iyaaa tapi sakitt nihh.” Ringis Alvin. Rasa bersalah menyergap Sivia kali ini. Ia sama sekali tidak menolong Alvin tadi :o
“emm Vin.” Panggil Sivia pelan.
“apaa?” balas Alvin masih merintih kesakitan.
“thanks ya buat yang tadi? Maaf gara-gara gue, loe jadi kaya gini.” Ucap Sivia menunduk.
Alvin tertegun., lalu tangan kanannya mengayun ke wajah Sivia., dan mengangkat wajah gadis itu.
“sstt.. iyaa ngga papa kok.” Balas Alvin lembut sambil tersenyum tulus :)
“EKHEM” dehem semuanya.
“kenapa sih loe? Sakit tenggorokan?” kata Alvin asal.
“woooo.” Gabriel menoyor Alvin.
“ehh Cakka, loe kenapa diem aja sih?” Tanya Rio pada Cakka yang sedari tadi hanya mengaduk-aduk minumannya..
“Agni juga nihh.. loe kenapa Ag?” sambung Ify pada Agni yang sedari tadi diam ssaja.
“ehh BEHEL. Loe ngikutin gue aja deh.” Cerca Rio.
“yeeee pede loe PESEK.” Ssengit ify.
“wleeee :P BEHEL.” Rio menjulurkan lidahnya ke Ify.
“PESEK.”
“BEHEL.”
“PESEK.”
“BEHEL.”
“PESEK.”
“BEHEL.”
“PESEK.”
“BEHEL.”
“PESEK.”
“BEHEL.”
“STOOPPP WOYY!” Koor semua orang-orang di kantin membuat RiFy diaam, lalu membuang muka masing-masing :O
“loe berdua ngga dimana-mana beranteeemm muluu.” Kata Gabriel frustasi (?).
“itu kan si Ify duluan Yel,.” Celetuk Rio tanpa dosa.
“yeee enak aja. Loe duluan tuhh..” nyolot Ify.
“udah deh, ngga mulai.” Shilla menengahi.
“ehh Ag, loe kenapa sih?” Tanya Sivia pada Agni.
“gue? Ngga papa kok.” Jawab Agni santai.
“loe kenapa Ag? Sakit?” Tanya Cakka lembut.
“ngga kok Cakk, gue baik-baik aja.” Balaas Agni tersenyum padaa Cakka
“EKHEM.” Dehem Rio dan Ify.
“isshh loe kok ngikutin gue sih?” nyolot Ify.
“apeee loe? Geer jadi orang.. gue ga ngikutin loe tauuu.” Balas Rio ngotot.
“yeee elo tuuhh PLAGIAT!” sengit Ify.
“enak aja.. elo tuh PLAGIAT, BEHEL ;p” balas Rio
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“Heyy.. lagi asik nih?” sapa seseorang dari belakang mereka.. RiFy berhenti berdebat., lebih tepatnya MENUNDA :p
Cakka melengos mengetahui siapa orang itu. Aren –orang tadi- duduk di samping Cakka.
Agni yang di depan Cakka mencelos melihat pemandangan di depannya ini.
Bersambung..............
No comments:
Post a Comment