****
Part 18
“EKHEM.” Dehem Rio dan Ify.
“isshh loe kok ngikutin gue sih?” nyolot Ify.
“apeee loe? Geer jadi orang.. gue ga ngikutin loe tauuu.” Balas Rio ngotot.
“yeee elo tuuhh PLAGIAT!” sengit Ify.
“enak aja.. elo tuh PLAGIAT, BEHEL ;p” balas Rio
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“ELO.”
“Heyy.. lagi asik nih?” sapa seseorang dari belakang mereka.. RiFy berhenti berdebat., lebih tepatnya MENUNDA :p
Cakka melengos mengetahui siapa orang itu. Aren –orang tadi- duduk di samping Cakka.
Agni yang di depan Cakka mencelos melihat pemandangan di depannya ini.
Part 23
“eh Aren. Ayoo gabung.!” Kata Ify ramah. Entah kenapa ingin rasanya Agni melarang Aren untuk gabung bersama mereka.
Aren tersenyumm lebar. Lalu duduk di samping Cakka.
“bu, mie ayam sama air putih satu ya?” ucap Aren pada pelayan kantin.
HENING sejenak, tak lama pesanan Aren datang._. Agni memperhatikan Aren dengan tatapan tak biasa, sedangkan Cakka hanya diam menikmati jus jeruknya. Pikirannya melayang kemana-mana.
Rio mengasikkan diri dengan menikmati jus alpukatnya. Ify melihat Rio sedang asik-asiknya , ide jail di otaknya. Lalu tersenyum penuh misteri (?). tangan kanannya merogoh sesuatu dari saku roknya.
“HUAAAAAAAA CICAAAAAKKK.!!” Ify berteriak kencang melemparkan cicak ke muka Rio yang terbuat dari karet yang entah dari kapan dan dari mana bisa ada di saku roknya.
“HUAAAAAAAAAAAA MAMAAAAAAAAAA PAPAAAAAAA RAAAAYYY KODOOOOOOKK-,-“ teriak Rio kencang, sekencang-kencangnya sampai naik ke atas bangku. Ia memang sangat phobia dengan binatang bernama CICAK dan KECOA!! Ieuhh-,-
PLAK! Alvin yang dengan geram menggeplak kepala Rio dengan komik tebal yang ia bawa.
“sialan banget lo. Jangan pake kodok deh. “ sungut Alvin. Yang lain hanya cekikikan melihatnya,
“maaf Vin, kan reflex.” Ucap Rio pada Alvin. Alvin melengos, lalu kembali menikmati basonya.
“Rio, lo itu ketua OSIS masa takut sama cicak? Dan lebih parahnya itu cicak mainan lagi? Hahahaa.. parah bener lo! Gak nyangka gue!” Ify tertawa puas di depan Rio, tanpa memperdulikan tatapan neraka dari empunya.
“IFYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY!!!” teriak Rio kencang sampai semua yang dikantin menutup telinganya. Mungkin semut pun menutup telinga mereka (?)-_-
IFY sudah bersiap-siap, mengambil posisi ancang-ancang untuk kabur.
“KABUUUUUUUUURRR!!” Ify lari sekencang-kencangnya entah kearah mana.
Rio yang geregetan tanpa berfikir panjang langsung mengejar Ify.
“AWAS LO FYYY!!” teriak Rio yang mulai menjauh dari kantin.
“hahaaa.. bakal perang dunia ke 5 deh tuh dua anak!” tawa Gabriel. Cakka dan Alvin ikut tertawa.
“hahhaaa, bener banget yah yel. Liat aja Rio tadii. Kupingnya udah merah kembang-kempis (?) gituuu.” Lanjut Alvin makin tertawa. Sivia mengerutkan dahinya.
“moment langka. Alvin si Prince Ice bisa tertawa lepas dan tanpa beban seperti ini. Mustahil!” pikir Sivia dalam hati.
“Cakka, emmm pulang sekolah mau nemenin gue ke toko perhiasan ngga?” Tanya Aren yang terdengar aneh bagi Sivia, Shilla, Gabriel, Alvin, terlebih Agni. Mereka mengalihkan pandangannya pada Cakka sekarang.
“hah? Mau ngapain Ren ke toko perhiasan?” Tanya Shilla heran.
“haduh! Mampus gue! Gue gakmau mereka tau tentang semua ini. Gue gamau..” batin Cakka tegas.
“emmm gue sama Cakka kan mau……………..”
****
ke RiFy dulu yaaa;)
ke RiFy dulu yaaa;)
“IPYYYYYYYY!!” teriak Rio dengan ubun-ubun tingkat dewa *eh. Sekarang mereka sedang kejar-kejaran ala Tom and Jerry si kucing dan tikus (?) yang senang berantam, beradu kekuatan, dan lain-lain *oke,ini keterusan-_-* mereka kejar-kejaran di belakang sekolah.sepi memang, jarang ada siswa yang mau kesini-_-
“gue IFYYYYYYYYYYYYYY!!” baalas Ify juga berteriak sambil terus menghindar dari amukan Rio *eh *dikira singa lepas apa? :p
“ bodo gue mau manggil elo IPY kek, IPONG kek, MAK LAMPIR -,- kek, serah gue dong. Kan yang manggil gue!” jutek Rio masih terus mengejar IPY eh Ify :p
“aihh gue kagak mauuuu!” balas Ify yang kini memperlambat kecepatan larinya.
“emang peduli apa?” balas Rio makin mendekat ke Ify. Ia menarik tangan Ify.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!” IFY jatuh ke bawah,tertindih oleh RIO
DEG DEG DEG!! Jantung mereka berdua berpacu lebih cepat dari biasanya.
“omigosh! Nih cewe bener-bener cantiiikkkkkk*,* Matanyaaa bening banget. Ya tuhaann biarkan akuu untuk menjaganyaa.” Pinta Rio dalam hati.
“ya allah. Gue jantungan! Gue jantungaaaaann! Kenapa nihh. Rasanya gue nyaman banget deket nih orang*,*” batin Ify tak karuan.
“EHEM.”deheman seseorang menyadarkan Rio dan Ify. Rio segera bangkit, begitu juga Ify.
“heh Dayat? Ngapain lo disini? Gak sekolah?” Tanya Ify beruntun pada Dayat-orang tadi.
“Dia lagi!” batin Rio jengkel
Dayat nyengir ”hehee.. ya sekolah laa, ini lagi istirahat. Yaa iseng ke sekolah lo ajaa.”
“ohh hehee.. eh lo ngapain kesini?” Tanya Ify ngacangin (?) Rio. Rio merengut kesal.
“jadi kacung dah gue.!” Sungut Rio dalam hati
“hmmm pulang sekolah mau ngga bareng gue? “ Tanya Dayat to the point.
“hmmm gimana yah? Soalnyaa gue pulang bareng kunyuk satu ini.” Balas Ify melirik Rio yang melotot padanya.
“yaaahh ayolaah Fy. Yayayyaaa.?”pinta Dayat melas-,-
“yaudah deh. Gakpapa kan Yo?” Tanya Ify beralih pada Rio yang sepertinya sudah panas *kapan bakarnya? –plak*
“hmm oke.”jawab Rio ngga ikhlas. Dayat tersenyum senang.
“yaudah Fy, gue balik dulu yah?” Ify mengangguk dan tersenyum. Dayat pun beranjak dari sana.
“diihh males bener guee ntar. Gaada temen ribut lagi dong pulang-,-“ batin Rio.
“Yo, gue duluan yak? Udah mau bel nih.” Rio mengangguk. Ify meninggalkan Rio sendirian.
“Lo udah kaya matahari bagi gue Fy. Matahari menyinari bumi, dan lo menerangi hari-hari gue. Lo pelengkap hidup gue! Suatu saat gue bisa miliki hati lo seutuhnya Fy.” Tekad Rio tersenyum misteri. Lalu ia kembali ke kelasnya.
****
-@Kelas Deva Ray-
-@Kelas Deva Ray-
“Selamat pagi anak anaakk!” Sapa Bu Irene guru paling killer yang entah kebetulan atau nasib menjadi wali kelas, guru FISIKA, sekaligus Wakil Kepala Sekolah SMP Nusantara Jaya *kayanya nasib yah? PLAK!:p*
Bu Irene tidak sendiri, ia membawa 2 anak, yang satu laki-laki dan satunya perempuan.
“PAGI BUU!” jawab anak-anak semangat. Terlebih yang cowo yang kayanya udah mesem-mesem sama anak baru yang cewe itu-,-. Yang cewe? Ehh jangan Tanya lagi deh. Mereka udah sibuk sendiri, ada yang ngeluarin bedaknya, sisiran, yang pake lipgloss (?), dll deh -____-“
“Pagi ini kita mendapatkan teman baru, dua sekaligus. Acha, Ozy, silahkan perkenalkan diri kalian.” Perintah Bu Irene senyum manis pada Acha Ozy –murid baru-
Acha dan Ozy mengangguk sambil tersenyum.
“baik Bu, perkenalkan teman-teman, saya larissa Safannah Arif, biasa dipanggil Acha. Saya pindahan dari Surabaya. Mohon bantuannya ya teman-teman?” kata Acha introduce tak lupa memamerkan senyum manisnya.
“WOYY sepupu gue tuh.” Celetuk DEVA tanpa dosa.
“yakin tuh sepupu lo Dev? Beda jugaaa.” Balas Nyopon
“ya bedalah, namanya juga laen emak dan bapak!” balas Deva nyengir.
“WOOOOO.” Semuanya pada nyorakin Deva.
“ oh, ternyata dia Acha yang kemaren itu gue liat. Untung dia Cuma sepupu Deva! Ehh apasih yang gue pikirin?!” batin Keke.
“Hush! Sudah diam. Sekarang perkenalkan diri kamu Ozy.” Ozy mengangguk menuruti.
“haii. Perkenalkan saya Ahmad Fauzy Adriansyah. Saya pindahan dari Manado. Mohon bantuan yah semuaa.” Kata Ozy memperkenalkan diri tak lupa dengan senyum manis menghiasi bibirnya #eaeaeaa.
“nah, sudah pada kenal kan? Sekarang kalian berdua duduk di belakang Deva-Ray.!” Suruh Bu Irene.
Acha dan Ozy mengangguk, lalu berjalan menuju bangku mereka. Mereka pun duduk di bangkunya. FYI, mereka duduk berdua :D
“nah, sekarang kita mulai pelajaran ya?! Buka halaman 145 kerjakan bagian A, B, dan C. waktu hanya 1 jam.!”lugas Bu Irene enteng. Semua melotot mendengar pernyataan Bu Irene.
“HAH? Apa gak kebanyakan tuh Bu??” Tanya Ray yang membuat semua mata melotot padanya.
“RAY DODOL-,- MAU CARI MAMPUS APA?!” batin semuanya
“emm ada sihh..” ujar Bu Irene tenang. Sontak semuanya kaget.
“heh? Bu Irene gak kesambet kan?” batin semuanya –lagi-
“beneran Bu?” ujar Deva senang. Bu Irene tersenyum manis sambil menganggukkan kepalanya.
“Iya. Saya mau kalian mengerjakan yang saya suruh tadi, dan TAMBAHAN halaman 156. Semuanya HARUS selesai hari ini!” jawab Bu Irene santai.
“APAAA??!” kaget Deva dan Ray.
“kenapa? Ada masalah?” Tanya Bu Irene tanpa dosa-,-
“TAPI BU……………..” Ray dan Deva sudah ingin menjawab ucapan Bu Irene.
“RAY DEVA DIEM!” teriak semuanya. Mereka semua tidak mau mendapatkan durian busuk (?) lagi gara-gara ulah duo kacrut ini *PLAKK-_-v
“sudah kerjakan atau akan saya tambah lagi?” ancam Bu Irene. Semuanya menciut, lalu mengangguk lemas.
“Baik Bu.” Jawab semuanya kurang semangat.
“buset dah, baru masuk udah dapet rejeki nomplok gue.” Gumam Ozy. Acha yang disebelahnya terkekeh pelan.
“hahaa.. terima aja Zy. Gue gak nyangka deh Bu Irene gitu. Kan awalnya dia manis gitu sama kita.” Acha berargumen. Ray dan Ozy yang didepan mereka membalikkan badannya menghadap ozy-acha
“bener banget lo Cha. Gue aja yang dulu pertama masuk dimanis-manisin tuh sama Bu Irene. Eee udah lama taunya begini. Beringas!” Deva menimpali. Ray memukul lengan Deva.
“suara lo keras banget tau!”
“hehee, biasaaa suara gue kan emas emas perak (?) gitu B)” balas Deva gak nyambung._.v
“gak nyambung deh lo. Eh tapi Deva belo-,- ini emang bener. Bu Irene emang selalu manis di depan murid baru. Tapii, kalo udah kenal. Beeuuhh kayak HARIMAU JAWA PERANG SAMA HARIMAU SUMATERA (?) deh.” Lanjut Ray. (ini ngapain ngegosipin guru gini? WOY-,- GAK BAEK TAUUU. LEBIH baik membicarakan aib orang #digeplak) :p
“Woy, Ray Deva, diliatin Bu Irene nohh..” ujar Keke.
Deva dan ray berbalik, lalu melihat ke arah Bu Irene yang sudah seperti KALAH NYABUNG AYAM *plaaakk
“DEVA, RAY! CEPAT KERJAKAN ATAUUU………………..”
“eh IYA iyaa buu..” Deva dan Ray memotong ucapan Bu Irene karena sudah ketakutan. Ketakutan mendapat “rejeki duren berkelopak (?)” pagi-pagi-_______-“
MEREKA semua pun kembai focus mengerjakan soal yang diperintah Bu Irene.
Hhhh-,- soal bukan sedikit, totalnya ada sekitar 60 soal yang harus mereka selesaikan. *PARAH bener nih kaya ginii-______-“*
****
“mau? Mau apa?” Tanya Agni penasaran.
. Jujur, hatinya bergetar hebat saat ini. Tak tau mengapa semua itu bisa ia alami. Gelisah, resah, bercampur jadi satu.
“gue dan Cakka mau tunangan hari ini!” lanjut Aren semangat dengan senyum merekah di bibir tipisnya.
JDEERRR!! Bak ada petir disiang hari menyambar, menyala-nyala. Agni tertunduk lemas.
Cakka yang tadinya ingin memotong ucapan Aren sudah terlambat.
“ahh! DAMN-,-!” umpat Cakka dalam hati. Ia tertunduk, tak tega melihat Agni di depannya saat ini.
“kka, lo serius?” Tanya Gabriel kaget. Ia tau, Cakka sayang kepada Agni, tapi mengapa Cakka mau bertunangan dengan Aren?!
“iyaa..” jawab Cakka pelan.
“kenapa semuanya mendadak?” Tanya Sivia.
“Orang tua gue dan aren yang rencanain semua ini.” Jawab Cakka singkat, padat dan jelas.
“Kapan tunangannya?” Tanya Agni dengan suara pelan namun cukup terdengar. Ia menahan tubuhnya agar tidak bergetar. Cakka hanya terdiam, menunduk dalam. Tak ingin menatap wajah sahabatnya, terlebih AGNI.
“nanti sore. Kalian jangan lupa datang yaa?!” jawab Aren semangat.
“iyaa, kita pasti dateng kok.” Jawab Shilla mewakilkan. Agni menatap Shilla bingung.
“kenapa Ag? Lo gak dateng?” Tanya Shilla. Sebenarnya Shilla tau bagaimana perasaan Agni terhadap Cakka. Makanya ia ingin memancing Agni agar ia mengakui perasaannya.
“emmm liat aja. Gue duluan ke kelas. Ada pr.” Jawab Agni yang sepertinya mengerti dengan tatapan Shilla lalu berlalu dari sana.
“Shill, maksud lo apaan?” bisik Sivia.
“ntar gue jelasin.” Balas Shilla
“OK. Kita dateng deh ntar.” Serah Gabriel. Alvin mengangguk menyetujui
“emm Shill, mau bareng ngga?” Tanya Gabriel. Shilla berfikir sebentar.
“apa ga ngerepotin? Kan rumah lo sama rumah gue lumayan jauh. Terus arahnya berlawanan lagi. Ga keberatan tuh lo?” Tanya Shilla ragu.
“ya ngga lah.. apasih yang nggak buat lo?” balas Gabriel sedikit gombal. Semburat merah muncul di pipi Shilla.merah merona*,* Shilla mengangguk pelan, dan tersenyum.
“ehem ehem, cieee Shilla mukanya merah tuh.” Goda Sivia. Shilla mengengkalnya
“apaan sih Vi? Ga ada juga.” Shilla mengelak.
“hahahaa.. iya deh iyaa.” Sivia mengalah. Alvin menatap Sivia dan Shilla bergantian “Ya Tuhan, gimana perasaan gue ini? Apa bener gue cinta dua hati? Di satu sisi gue suka sama Shilla, dan di sisi lain gue nyaman kalau ada disamping Sivia. Aku harus milih siapa Tuhaann.” Batin Alvin bingung.
Bersambung................
No comments:
Post a Comment