Sunday, 18 March 2012

Loe, Gue, nggak Bakalan End *Part 20


***

Part20

“di kelas? Siapa yang jual?” Tanya Gabriel bingung.

“gue tinggal nyomot aja kok.” Jawab Rio santai.

“tunggu, bentar-bentar. Tadi pagi kan gue adaa beli Chitato ukuran jumbo kaya gini. Apa jangan-jangan……………………..” pikir Alvin.

“RIO! ITU CHITATO GUEEEEEEEE!!” teriak Alvin merebut bungkusan chitato yang dipegang Rio/

“lah emang punya elo.” Balas Rio santai, seakan tak terjadi apa-apa-_-

“SOMPRET Lo-,- ini ukuran jumbo gilaaaaaa.. masa cepet amat lo abisinnyaaa?” Alvin mencak-mencak gak karuan.

“halaaahh, ntar beli lagi sono. Sama temen sendiri jugaaa.” Ujar Rio.

“TEMEN sih temen. Tapi elo MARUK gilaaaaaaa RIOOOOOO!” geram Alvin.

“elo sih naronya disituu. Lo tau kan gue maniak banget sama yang namanya Chitato? Yaudaah gue makan dah tuh. Lagian elo kan suka YUPI.” Balas Rio.

“aiisshh. Iyaa sih. Tapi ini gue beli mahal-mahal jugaaa.. ihhhhh” Alvin masih kesal-_-

“ikhlasin lah Vin..” balas Gabriel cekikikan.

“kagakkk.” Kesal Alvin.

“ikhlasin Vin, ntar dosa lo makin nambah baru tau rasa.” Jawab Rio santai, lalu mengambil posisi yang tepat untuk lari dari amukan Alvin.

“RIOOOOO!!” Alvin berteriak kesal, lalu mengejar Rio mengelilingi kelas :o

“tuh anak dua ada-ada aja. Mending gue tidur.” Gumam Gabriel lalu tidur. Ckckck-

***

Cakka memasuki perpustakaan. Ia memang mempunyai kunci duplikatnya.
Sepii.. tak adaa seorangpun disini. Hanya adaa ruangan yang berisikan banyak tumpukan buku.

CREK!
Ia menarik sebuah bangku, lalu duduk disana. Matanya masih menysuri deretan buku-buku._.

“WHAT IS LEUKEMIA?”

Mata Cakka terhenti pada sebuah buku yang berjudul “WHAT IS LEUKEMIA?”

sepertinya menarik.” Pikir Cakka.  Ia berdiri, dan mengambil buku itu. Lalu kembali duduk ke tempat semula.

Buku itu tebalnya seperti kamus 100 milyard (?) :o. ia membuka lembar demi lembar dari buku itu.

“Leukemia adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh berlebihnya sel darah putih di dalam tubuh manusia.” Cakka semakin tertarik  untuk melanjutkan kata demi kata, lembar demi lembar dari buku itu.

“Tetapi, alasan logis belum ditemui mengapa penyakit ini bisa diderita oleh manusia.”

“masa sih?” gumam Cakka heran. Ia meneruskan membaca buku itu.

“Gejala penyakit ini diantaranya adalah : sering merasakan pusing di kepala, muntah-muntah, badan sering lemas, bahkan sampai mimisan.”

“ini kan……….. ini pernah  gue alamin. Apa mungkin gue kena leukemia? Ahh nggak nggak mungkin.” Cakka mulai ketakutan hal itu terjadi padanya.

“penyembuhan Leukemia bisa dengan cangkok tulang sumsum belakang, atau dengan kemoterapi.”


“kemo? Sakit banget pastiii. Ya Alah, mudah-mudahann aku gak mengidap penyakit iniii.” Doa Cakka. Ia meneruskan lagi.


“menurut perkiraan  dokter, dan dari fakta yang di dapat, penyakit ini susah untuk disembuhkan. Kecuali jika pengidap mempunyai semangat hidup  yang tinggi.”




“hah? Serem bangeett.” Komentar Cakka.

“manusia dapat bertahan hidup  hanya sekitar 30%.”


“ckckckk, ngeri sendiri bacanyaa. Balik ahh.” Cakka menaruh buku pada tempat semula, dan kembali ke kelasnya.


“perasaan gue gak enak setelah baca buku itu. Kenapa?! Ada apa ini?!” bingung Cakka dalam hati


***


SKIP!

TET TEEEET TEEEEEEEEEEEEEEEEEET!!!
Bunyi bel pulang yang sudah di tunggu tunggu akhirnya datang juga *lah?:o.
Ify sudah bersiap-siap  ingin keluar dari kelas.

“lah Fy?buru-buru banget mau kemana? Katanya mau diceritain yang tadii.” Kata Shilla heran

“gue pulang sama Dayat Shill, Vi, Ag. Ntar dia nungguin, gue kan gak enak.” Kata Ify.

“ntar aja deh lo ceritainnya. Gue duluan byee!.” Ify pun berlalu dari sana.

“Ag, lo gak pulang?” Tanya Sivia pada Agni.

“emm iyaa, ini juga mau pulang kok.” Kata Agni lalu berdiri.

“engg, ntar sore lo dateng kan ke pesta tunangan Cakka?” Tanya Shilla hati-hati. Agni yang baru melangkah, terhenti.

“gue pasti dateng, lo tenang aja. Gue duluan!” tanpa menoleh, Agni beranjak dari sana.

“Shill, gue masih gak ngerti deh sama yang tadi.” Serah Sivia.

“ayoo gue jelasin.” Sivia mengangguk, lalu mengikuti Shilla keluar kelas menuju parkiran.

***

“lah itu si Ify gak pulang sama lo Yo? Kan biasanya sama  lo.” Tanya Gabriel heran sambil menunjuk Ify yang tergesa-gesa berlari ke arah gerbang. Rio, Gabriel dan Alvin berjalan beriringan ke arah parkiran.
Cakka sudah pulang duluan.
“nggak, dia pulang sama si Dayat.” Kata Rio ketus, dan sedikit menekankan ucapannya di kata ‘Dayat’

“eaaa cemburuuuu.” Balas Alvin menjaili Rio.

“iya lah gue cemburu. Gimana enggak? Dia lebih milih pulang sama Dayat daripada guee.” Sewot Rio yang langsung membuat Alvin dan Gabriel ngakak-,-

“huakakkakk!”

“diem deh, gila yah lo?” sengit Rio lalu berjalan duluan meninggalkan mereka berdua –Alvin Gabriel- ke parkiran.

“jiaaahh-_- tuh anak ada-ada ajaa.” Gumam Alvin geleng-geleng. Mereka pun ke arah motor masing masing (?)

****


“mana nih si Dayat? Lama amat.” Gerutu Ify.

TIN TIN

Klakson motor Dayat menyadarkan Ify.

“lama amat lo.” Omel ify.

“hehee, maaf, ada sedikit kendala.” Cengir Dayat.

“alibi lo. Cepetan!” sungut Ify.

“iya iyaa nonaa.” Serah Dayat. Ify langsung naik ke motor Dayat.

BRUM (?)
Motor Dayat pun melesat meninggalkan pekarangan sekolah.

***

“isshhh tuh anak kenapa mau aja sih sama Dayat? Padahal kan gue lebih ganteng?! Lebih keren!” gerutu Rio, tapi ujung-ujungnya narsis._.v

“sonoo, ikutin ajaaa.” Saran Gabriel, Alvin mengangguk-ngangguk menyetujui.

“iyaa, lo ikutin aja sono.” Tambah Alvin.

“hmmml bener juga lo pada. Thanks yaa. Gue duluan byee.” Cerocos Rio langsung melesat menggunakan cagivanya mengikuti Dayat-ify

“ckckck, tuh anak ada-ada aja deh-_-“ gumam Gabriel.

“gue duluan yah Yel?” pamit Alvin.

“yoiii.” Mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

***


cakka dan Aren pulang bareng. Sekarang mereka di mobilnya Cakka.
Daritadi, Cakka sama sekali tidak berbicara pada Aren.

“Lo tau nggak Ren?” Tanya Cakka memulai pembicaraan.

“tau apa Kka?” balas Aren mengernyitkan dahinya bingung.

“semenjak lo dulu pergi tiba-tiba, gue mulai benci sama lo. Gue udah mulai nutup hati gue buat lo!” ungkap Cakka jujur.
Sesak, itu yang dirasakan Aren sekarang.. ia menahan air matanya yang hendak jatuh.

“dan itu semua, sampai sekarang Ren.” Lanjut Cakka.

“hati gue udah tertutup dengan seseorang. Seorang gadis yang sederhana, dan cukup membuat gue kagum dengan dia.” Kata Cakka lagi.

“siapa dia?” Tanya Aren pelan.

“Agni, Agni Tri Nubuwati.” Tegas Cakka. Aren mengangkat wajahnya menatap Cakka.

“Agni?” Tanya Aren memastikan

“IYA. Agni. Seorang cewek tomboy tapi sederhana udah nutup rapat hati gue buat lo.” Jelas Cakka.

“apa dia istimewa?” Tanya Aren.

“YA. SANGAT ISTIMEWA. Dia beda dengan cewe lain. Dia apa adanya, bukan ada apanya.” Jelas Cakka lagi.

“apaa.. apa gue ga bisa buka hati lo buat gue lagi?” Tanya Aren hati-hati

“100% nggak.”

Aren terdiam. Air matanya akhirnya jatuh juga.

“hikss..hikss..” Aren menangis sesegukan.

“jangan nangiss, gue gak mau dituduh apa-apa.” Kata Cakka dingin, sambil menyodorkan sapu tangannya.
Aren menerima sapu tangan itu.

“IYA. Gue tau gue salah waktu itu. Tapii…………..”

“tapi apa?” Tanya  Cakka tanpa menatap lawan bicaranya.

“TAPI apa gue ga boleh perjuangin cinta gue? Apa itu ga boleh gue lakuin kka? Gue udah terlanjur sayang sama lo.susah buat gue jauhin lo. Susah kka, susah……………………..” ucapan Aren terpotong karena tiba-tiba Cakka memeluknya.

“TOLONG. Jangan nangis didepan gue. Gue emang udah ga suka sama lo. Tapi bukan berarti gue tega biarin cewe nangis gitu aja di depan gue.” Lugas Cakka. Aren mengangguk pelan.

***
Agni yang baru keluar dengan mobilnya hanya bisa menahan rasa sakit ketika ia melihat Cakka memeluk Aren.

“sakit banget gue kka, sakitt. Tapi apa yang bisa gue lakuin? Ga ada kan?” gumam Agni lirih, lalu pulang ke rumahnya.

***
Cakka melepas pelukannya. Lalu ia menyalakan mesin mobilnyaa, dan beranjak dari sana.

***


ternyata Dayat tidak langsung mengantar Ify pulang. Ia membawa Ify ke sebuah pantai. Ify yang bingung, Cuma bisa pasrah ketika tangannya ditarik Dayat ke bibir pantai.

“kita ngapain sih kesini?” Tanya Ify bingung.

“ngga ngapa-ngapain, suntuk yaa udah gue ajak lo kesini.” Kata Dayat nyengir.

“ngeh-,- panas juga nih.” Kata ify mengibas-ngibaskan tangannya.

emmm apa gue jujur sekarang ya?" batin Dayat bingung.

“yaa sekarang aja deh.” Lanjutnya masih dibatinkan dengan mantap.

Lalu perlahan kedua tangannya meraih kedua tangan Ify. Ify kaget, namun tetap membiarkannya.

***


Rio yang baru sampai langsung panas melihat Dayat memegang tangan Ify.
Dan tanpa terasa, tangannya mengepal keras._.

“mau ngapain sih dia? Issshh. Gada jalan lain, gue harus kesana.” Tekad Rio langsung berlari kea rah Dayat-Ify.

***


“IFY IFYYY!!!” panggil Rio makin mendekat. Ify yang kaget reflex melepaskan tangannya. Dayat menatap Rio bingung “Rio kenapa ada disini? Ahh pasti dia ngikutin. Ssssss awas aja lo!” batin Dayat.

“LOH Rio? Ada apa? Kok lari-lari gitu?” Tanya Ify heran.

“itu ituu.. hhh.. GAWAT Fy!” ucap Rio dengan nafas yang tidak beraturan. Kini ia sudah di depan Ify.

“apanya yang gawat sih?” Tanya Ify ikutan panic

“ituu Agni.. iya Agni..” kata Rio mencoba mencari alasan.

“Agni? Agni kenapa? Dia kenapa Yo?” Tanya Ify khawatir.

“ayoo ikut gue.” Kata Rio menarik ify paksa. Ify yang panic pun pasrah. Dan lupa kalau ada Dayat disana.

“aaargghhh gagal kan garagara si Rio. Ih tuh anak nyebelin banget. Awas aja, gue kasih surprise buat lo berdua.” Kata Dayat tersenyum licik.

***

@LoveDream Café (?)

ify bingung sekali mengapa ia diajak Rio ke café. Lah? Ini si Rio sarap apa? Katanya ada yang gawat? Kenapa malah ke café? Pikir Ify heran+bingung.

“ayoo ikut.” Rio menarik Ify masuk ke dalam café. Lalu Rio mencari tempat untuk duduk. Setelah dapat, ia memesan minuman untuknya dan Ify.

“Yo, katanya ada yang gawat, napa lo malah ajak gua kesini?” Tanya Ify bingung.

“sebenernya gak ada apa-apa sih. Gue kan pengen lo nemenin gue disini.” Balas Rio enteng.

“HAH? Kurang asem lo-,- si Dayat gue tinggal lagi.” Kata Ify.

“halaahh, gapapa, ga adaa yang nyulik kok.” Balas Rio asal. Tak lama, pesanan datang. Mereka menikmati minuman masing-masing. Saling bercanda tawa :D

“eh Fy, ntar lo pergi kan ke rumah Cakka?” Tanya Rio

“ngapain? Ada apaan emang?” Tanya Ify heran.


“lah? Elo belum tau? Cakka kan mau tunangan.”

“HEH? TUNANGAN? Sama siapa?”Tanya Ify bingung.

“sama Aren.”

“kok bisa?”

“ortu mereka yang rencanain .”

“kapan tunangannya?”

“nanti sore. Lo pergi gak?”

“emm ya pergilaahh.”

“sama gue mau gak?” tawar Rio.

“emm gimana yah?:o”

“ayolaahh.” Bujuk Rio

“oke oke, gue mau.” Serah ify. Rio tersenyum senang.

“oke, ntar gue jemput jam 5. Udah selesai kan? Pulang yuk?” Ify mengangguk, dan berdiri. Tanpa sadar, Rio menggandeng tangan Ify sampai depan. Ify hanya diam, merasakan badannya panas dingin (?).

“eh sorry sorry Fy, reflex.” Kata Rio gugup,. Ify hanya tersenyum dan mengangguk. Lalu mereka berdua pulang.


Bersambung................

No comments:

Post a Comment