Tuesday, 3 April 2012

Mana Janji Itu? -SEQUEL Jangan Sakiti Aku Lagi-

***

Semenjak kejadian sekitar 2 bulan lalu, Rio dan Ify menjadi semakin dekat. Dan.. tentunya semakin mesra :p
Rio sudah semakin dekat dengan keluarga Ify, begitu juga sebaliknya. Sekarang, Rio sedang berada di rumah Ify. Yah, sekedar ingin bertemu Ify,.. Tapi, keinginannya untuk bertemu Ify malah di halangi oleh si tuyul kecil, OZY._.v

“kak Rioooo, jangan deket-deket kak Ifyy.. Nanti ada setannya baru tau rasaa.” Kata Ozy polos.
Rio dan Ify tertawa.
“loh kok ketawa sih?” kata Ozy heran.
Gemas, Rio mencubit hidung Ozy. Membuat Ozy sedikit meringis.

“aduuhh kak Rio apaan sih? Kok cubit hidung Ozy?” sungut Ozy.

“abis kakak gemas sama kamu Zy.” Jujur Rio.

“kalo sama aku?” goda Ify. Rio sedikit menimang-nimang..

“kayanya Ozy deh..” kata Rio menyeringai. Ify mendengus sebal. Sedangkan Ozy sudah tertawa ngakak :o


“ihh kamu mah gitu..” sungut Ify manja (?).

“hehee, ya ngga lah sayang. Kamu itu ngegemesiiinn banget.. pengen aku cium deh.” Jujur Rio tersenyum. Ify hanya tersenyum malu.

“ehh jangan! Ozy belum cukup umur!” kata Ozy sambil menutup wajahnya.

“hahaa, nggalah Zy.. kakak juga belum cukup umur..” ujar Rio sambil melirik Ify genit.__.

“ohh, kirain beneran mau ciuman. Hehee..” cengir Ozy bebas. Rio dan Ify tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

“ehm Fy, Zy, kita jalan-jala yuk? bosen disini….” Ajak Rio.

“jalan-jalan?? Wahhh mau mauu.. Ntar kita beli robot ya kak?” cerocos Ozy semangat.

“Iyaa, sip beres. Kamu Fy?” Tanya Rio pada Ify.

“aku ikut juga deh. Hehe.. dirumah kan bosen juga..” balas Ify menyeringai. Rio mengacak rambut Ify gemas.

“oke deh, yukk..” Ify dan Rio pun berpamitan dengan Ayah dan Ibu Ify.. setelah itu, mereka bertiga pergi dari sana menggunakan mobil sport Italic milik Rio.

***

SKIP!
selesai berjalan-jalan, Rio, Ify serta Ozy hendak pulang ke rumah karena hari sudah mulai sore.

-Mobil Rio-

“hhahaha, kak Rio lucu banget..” tawa Ozy menggelegar. Kedua tangannya memegang robot-robotan yang dibelikan oleh Rio. Ify dan Rio saling lempar pandang, lalu tersenyum.

“hehe, kak Rio emang lucu kalii..” narsis Rio sambil mengacak rambut Ozy.

“ihh kak Rio pede…” sungut Ozy.
Rio  tertawa dan mencubit hidung Ozy. Ify hanya tersenyum melihat keakraban kekasih dan adiknya itu.
Tanpa mereka ketahui, sebuah mobil avanza berwarna hitam melaju kencang dari arah yang berlawanan. Ugal-ugalan.

“RIOOOO!! AWAS!..” Teriak Ify. Rio kaget, dan langsung membanting setir ke kiri.

BRAK!!
mobil Rio menabrak sebuah pohon besar. Semua pingsan, tak sadarkan diri. Sedangkan pengemudi mobil Avanza itu sudah melarikan diri entah kemana.

***

@Rumah Sakit Harapan .

Ayah dan Ibu Ify sudah datang ke rumah sakit. Mereka memperhatikan kondisi kedua anaknya –Ify Ozy- dengan tatapan tidak tega. Kepala Ify dibalut perban, terdapat sedikit luka di tangannya. Sedangkan Ozy, hanya memar di kepalanya, mungkin karena terbentur dashboard mobil Rio. Mereka ditempatkan di ruang rawat yang sama.

“aww…” Ozy tersadar.. dan langsung membuka matanya.

“Ozy,kamu sudah sadar sayang?” Tanya Ibu FyZy membelai rambut Ozy.

“Iya Bu, kepala Ozy sakit..” ringis Ozy meraba kepalanya dengan tangan kirinya yang bebas.

“Iya sayang, sebentar lagi juga sembuh..” Kata Ibu FyZy –Ify Ozy- menenangkan. Ozy mengangguk pelan.

“Kak Ify mana?” Tanya Ozy. Ayah dan Ibu FyZy mendesah pelan, lalu menunjuk Ify di kasur sebelah Ozy. Ozy menatap kakaknya yang belum sadar dengan tatapan sendu.

“Kak Ify belum bangun ya?” Tanya Ozy pelan.

“kakak kamu belum sadar Zy. Tapi sebentar lagi sadar kok.” Jawab Ayah FyZy. Ozy tersenyum tipis.

“arghh….” Erang Ify pelan. Ia baru saja sadar.

“Ify? Kamu sudah sadar nak?” Tanya Ibu FyZy senang.

“i..ya Bu. Ify ngga apa-apa..” jawab Ify lemah.

“syukurlah nak…” ucap Ayah dan Ibu FyZy lega. Ify tersenyum tipis.

“kapan Ify boleh pulang?” Tanya Ify.

“Kata dokter, kamu boleh pulang besok..” Ify mengangguk, lalu teringat sesuatu.

“oh iya Bu, Yah. Rio dimana? Dia baik-baik saja kan?” Tanya Ify khawatir.

“emm Rio…………………………..”

***

“Dok, Rio gimana? Bagaimana keadaannya?” Tanya mama Rio khawatir pada dokter yang baru saja  selesai menangani Rio. Sebut saja Dokter Darwin._.
Dokter Darwin menghela nafas panjang,
“keadaan Rio parah. Pendarahan di kepalanya sangat banyak. Sulit untuk dihentikan. Saat ini, ia sudah banyak kehilangan darah Bu.. ”

“Tolong Rio dok. Tolong anak saya.. saya mohon, carikan pendonor untuk Rio..” kata mama Rio terisak.

“kalaupun akan dilakukan transfuse darah, kemungkinan untuk melewati masa kritisnya hanya 10 %..” jawab Dokter Darwin pelan,. Mama Rio semakin terisak. Lalu berlari ke ruang rawat Rio.

-Ruang Rawat Rio-

Di dalam ruangan serba putih itu, terdapat seorang pemuda dengan alat bantu bernapas, dan selang infuse yang menancap di tangan kanannya. Rio. Keadaannya sangat lemah saat ini. Kepalanya dibalut perban… Wajahnya sudah pucat..
Mama Rio menggenggam tangan kiri Rio.. “Rio, sadar nak.. mama mohon. Kamu harta mama yang paling berharga.. mama sayang sama kamu, Nak..” ujar Mama Rio lirih.

KLEK! Pintu ruangan rawat Rio dibuka oleh seseorang.. dibelakangnya diikuti oleh Dokter Darwin.

“Ify?” gumam Mama Rio pelan. Ify mendekati Mama Rio dan Rio. Dokter  Darwin pun ikut mendekati Rio.

“Rio… Rio kenapa tante?” Tanya Ify pelan. Nadanya sangat lirih.

“Rio…. Rio kritis Fy… Dia mengalami pendarahan hebat…” jawab Mama Rio mencoba tegar. Ify menutup mulutnya.. Kaget. Ia pun mendekati Rio, dan menggenggam tangan kanan Rio.

“Rio, plisss bangun.. Aku mohon.Kamu sayang kan sama aku?” isak Ify. Kedua tangannya menggenggam erat tangan Rio.

“Rio.. bangun dong.. Jangan bercanda deh. Aku gak suka.” Lanjut Ify. Air matanya semakin mengalir deras.

“Ify, udah. Tenang ya sayang?” kata mama Rio mengelus pundak Ify.

“Rio tante. Dia udah gak sayang sama Ify…”


“ssstt.. jangan bicara begitu Fy. Dia itu sayang banget sama kamu..” jawab Mama Rio terisak.
Ify terdiam, isakannya semakin menjadi-jadi.

TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT!
Alat sensor detak jantung Rio berubah menjadi garis lurus. Dan itu artinya……………..

“Rio, Riooooooooo banguuuunn jangan tinggalin akuuu..” teriak Ify memeluk tubuh Rio. Dokter Darwin memeriksa keadaan Rio.. dan mendesah pelan.

“Maaf Bu… Rio sudah tiada..” ujar dokter Darwin pelan. Isakan mama Rio semakin kencang..

“Heh! Dokter! Lo yang bener yah kalo ngomong?! Rio belum mati!” bentak Ify.. air matanya semakin deras.

“maam Ify, tapi ini semua memang benar.. Rio sudah tiada.” Jawab Dokter Darwin.

“Lo kan dokter, masa gak bisa sih nolongin Rio?! GAK BECUS LO!” bentak Ify lagi. Dokter Darwin hanya terdiam.

“Ify, dokter itu bukan Tuhan yang bisa menentukan umur manusia. Dokter hanya membantu untuk mempertahankan hidup.. sebisa mungkin.” Ujar mama Rio lembut. Walau air matanya semakin menjadi.

“nggak! Rio, pliiiss aku mohon bangun. Plisss kamu tega ya liat aku sedih? Mama kamu sedih?” kata Ify terisak.

“RIOOOOO! AKU MOHON JANGAN PERGI! AKU SAYANG SAMA KAMU! AKU SAYANG BANGET! AKU JANJI, KALAU KAMU SADAR, AKU AKAN JAUHIN KAMUU. AKU JANJI. AKU JANJI, YO!!” teriak Ify histeris sambil memeluk tubuh Rio yang sudah kaku itu.

TIIIIITT TIIIIITT TIIIIITT

alat sensor detak jantung Rio kembali terdengar. Dokter segera memeriksa keadaan Rio,. Senyumnya merekah.

“ajaib! Sungguh, ini menakjubkan! Rio hidup, dia hidup kembali.” Ujar dokter Darwin takjub.
Ify dan Mama Rio menatap Dokter Darwin tak percaya.

“serius Dok?” Tanya mama Rio.

“Iya Bu. Malahan kondisi Rio sekarang stabil. Tapi… ia membutuhkan donor darah secepatnya.” Kata Dokter Darwin.

“ambil darah saya, Dok.” Tegas Ify. Mama Rio menatap ify kaget.

“ify, jangan sayang. Kondisi kamu masih belum baik..” cegah Mama Rio.

“biarin Tante. Saya ingin mendonorkan darah saya untuk Rio.” Tegas ify. Mama Rio hanya mengangguk pasrah.

“Tapi Fy. Apa golongan darah kamu  cocok dengan Rio? Lagian kondisi kamu belum pulih..” jelas dokter Darwin.

“golongan darah saya O. saya tidak peduli. Yang penting Rio harus selamat, dan bertahan hidup..” lirih Ify menatap ke arah Rio.

“baik Ify, saya akan mengurus tranfusi nya sekarang. Mari ikut saya..” Ify mengangguk dan tersenyum.

“Tante, doain Ify ya?”

“pasti sayang.. makasi banyak ya?” Ify mengangguk,lalu keluar dari sana.
Mama Rio menatap kepergian ify. “kamu memang gadis yang baik..” gumamnya.

***

SKIP!
Tranfusi darah baru saja selesai. Ify langsung keluar dari ruang ICU..
“Ibu? Ayah?” kaget ify.

“Ify,kenapa kamu tidak bilang kalau kamu mau mendonorkan darah untuk Rio?” Tanya Ibu Ify.

Ify menunduk.. “Maaf Yah, Bu. Ify Cuma mau Rio selamat. Ify… ify sangat mencintai Rio.. ify rela melakukan apa aja asal itu yang terbaik buat dia…” lirih ify.

“ya sudah, yang penting kamu baik-baik saja kan?” Ify mengangguk pelan.

“Kita balik ke ruangan kamu aja yuk? Kasian adik kamu sendirian..”

“Yuk…”

***

-Esok Paginya-

Hari ini., Ify dan Ozy sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.
“Bu, Ibu sama Ozy pulang duluan dulu deh,. Aku mau liat Rio dulu..” ujar Ify.. Ibu Ify mengangguk.
Ify pun beranjak menuju ruang rawat Rio.

KLEK! Ify membuka pintu ruang rawat Rio. Dan langsung masuk ke sana.
Terlihat Rio masih tertidur lelap..
“Rio…” gumam Ify mengelus pipi Rio lembut.

“Kamu tetep ganteng yah kalau kaya gini?” gumam Ify tertawa kecil.
Lalu, pandangannya berubah menjadi kosong.. ia melamun.

“Ify…” panggil Mama Rio yang baru datang.


“eh tante..” kata ify tersadar dari lamunannya.

“kamu ngga pulang?” Tanya mama Rio.

“hehe, sebentar lagi deh tante.. Aku mau liat Rio sebentar..” Kata Ify tersenyum. Mama Rio juga ikut tersenyum.
“errr…..” erang Rio yang baru bangun. Sontak Ify dan Mama Rio mengalihkan pandangannya pada Rio.

“Rio? Kamu baru bangun ya?” Tanya Ify tersenyum. Rio terdiam menatap ify., lalu mengerutkan dahinya…

“Lo siapa?” Tanya Rio bingung. Ify terkejut.

“Loh? Kamu gak inget siapa aku? Aku Ify, pacar kamu Rio..” kata Ify getir. Rio makin bingung. Tak mengerti.

“Pacar? Gue gak punya pacar..”


JDERRR!!! Petir menyambar di hati ify. Matanya mulai memanas. Sepertinya produksi air matanya sebentar lagi akan jatuh..

“kamu… beneran gak tau aku?” Tanya ify lirih. Tubuhnya mulai bergetar..

“emang gue pernah kenal sama lo?” Tanya Rio sinis.
DEG! Hati ify seperti teriris. Perih. “Tuhan, cobaan apalagi yang Kau beri?”

“udah deh sana lo! Gue gak mau liat lo!” Kata Rio kasar, lalu mendorong ify kencang. Membuat Ify jatuh di lantai.

“RIO! APA-APAAN KAMU?!” bentak Mama Rio sambil membantu Ify berdiri.

“apaan sih Ma? Rio itu gak kenal sama dia. Dia aja  yang sok-sokan kenal sama Rio.” Bentak Rio balik. Mama Rio ingin melayangkan tangannya ke pipi Rio..
Ify yang tau langsung sigap berdiri di depan Mama Rio.

PLAK! Bukan Rio yang terkena tamparan dari Mama Rio, melainkan Ify.
Ify menunduk.. merasakaan pipi kirinya perih. Air matanya sudah jatuh saat ini.

“IFY!! Yampun, maafin tante sayang…” ucap mama Rio langsung memeluk Ify. Ify hanya diam dan mengangguk pelan.

“ngga apa-apa kok tante..” jawab ify lemah. Mama Rio melepaskan pelukannya lalu memegang pipi ify, dan menatap ify penuh rasa bersalah. Pipi Ify merah karena tamparan itu.

“maaf ya sayang. Tante gak sengaja…” Ify mengangguk dan tersenyum lirih.

“ngga kok tante. Lagian Ify juga gak apa-apa.” Jawab Ify lembut. Mama Rio mengangguk. Lalu pandangannya beralih pada Rio yang hanya diam saja.

“RIO! Kamu ini kurang ajar sekali! Kamu udah buat Ify nangis..” bentak mama Rio. Rio membuang wajahnya.

“Biarin! Lagian Rio juga gak kenal sama Ify! Rio gak mau ketemu dia !!” jawab Rio pelan, dingin, tenang, namun penuh ketegasan.
Ify menundukk.. dadanya terasa sesak.

“Tante, seperti yang Ify bilang. Kalau Rio sudah sadar, Ify akan jauhin Rio.dan….. Ify mau nepatin janji itu..” ucap Ify dengan nada berat.

Mama Rio menatap ify tak percaya “kamu yakin?”

Ify mengangguk pelan, lalu menatap Rio yang tak sedikitpun melihatnya..
“Iya Tante. Lagian Rio juga gak mau ketemu Ify. Rio gak mau liat ify lagi. Tapi…. Aku akan selalu sayang sama dia.. selalu cinta sama dia. Walaupun dia gak inget sama aku. Tapi, aku akan tetap mencintai dia…….. dari jauh..” lirih Ify.

“baiklah, kalau memang itu keputusan kamu. Maafin Rio ya sayang?” ify mengangguk dan tersenyum tipis.

“Ify pulang dulu ya, Tante?” Mama Rio mengangguk pelan.

“Hati-hati sayang.. “ ify pun berlalu dari sana. Mama Rio menatap anaknya..

“kamu kenapa sih, Nak?” gumam mama Rio. Lalu keluar menuju ruangan dokter.

***


“apa? Jadi Rio amnesia sebagian, Dok?” kaget Mama Rio setelah mendengar penjelasan dari Dokter Darwin.

“Iya Bu. Kami juga tidak tau penyebab ini semua. Tetapi, Rio hanya lupa pada orang-orang tertentu saja… dan mungkin orang itu orang yang paling disayanginya.” Jelas Dokter Darwin..

“apa itu akan lama Dok?”

“tergantung.. Tetapi jangan terlalu dipaksakan.. Karena akan fatal akibatnya..” ujar Dokter Darwin.

“saya permisi dulu, Bu.” Mama Rio mengangguk. Dokter Darwin pun beranjak keluar dari ruangan Rio.

“kenapa begini? Kasihan Ify.. sudah cukup dia menderita dulu…” batin Mama Rio.

***

Ify tidak langsung pulang, ia lebih memilih ke pantai.. tempat yang sering ia kunjungi bersama Rio. DULU.
Ify duduk di tepi pantai. Keadaan pantai sepi, sunyi. Hanya ada ia sendiri di sana –mungkin-

“apa lagi yang terjadi?” lirih Ify.

mana janji itu? Mana janji lo dulu Rio? Mana? Lo udah janji gak akan nyakitin gue lagi.”

“tapi lihat sekarang.! Lo udah buat gue terluka lagi. Lo udah nyakitin gue lagi..” lanjut Ify. Masih dengan nada tertahan, dan lirih.
“gue gak kuat kalau harus gini terus. Gue gak sanggupp..” dan ia pun menyanyikan sebuah lagu yang –mungkin- isi dari hatinya saat ini.

Tertutup sudah pintu, pintu hatiku
Yang pernah dibuka waktu, hanya untukmu
Kini kau pergi dari hidupku
Ku harus relakanmu walau aku tak mau

berjuta warna pelangi di dalam hati
Sejenak luluh bergeming menjauh pergi
Tak ada lagi cahaya suci
Semua nada beranjak, aku terdiam sepi
 dengarlah matahariku suara tangisanku
Ku bersedih karna panah cinta menusuk jantungku
Ucapkan matahariku puisi tentang hidupku
Tentangku yang tak mampu melakukan waktu
berjuta warna pelangi di dalam hati
Sejenak luluh bergeming menjauh pergi
Tak ada lagi cahaya suci
Semua nada beranjak, aku terdiam sepi
Dengarkanlah kau matahariku
Dengarlah matahariku suara tangisanku
Ku bersedih karna panah cinta menusuk jantungku
dengarlah matahariku suara tangisanku
Ku bersedih karna panah cinta menusuk jantungku
Ucapkan matahariku puisi tentang hidupku
Tentangku yang tak mampu melakukan waktu

Ify menunduk. Pikirannya berkecamuk saat ini.
“CUKUP!! Semuanya udah CUKUP SAMPAI DISINI! Gak akan ada lagi hubungan ini! GAK AKAN!!” teriak Ify.

“CUKUP RIO!! UDAH BERULANG KALI LO SAKITI HATI GUE!! GAK AKAN ADA KESEMPATAN YANG KEDUA BUAT LO!! GAK AKAN! SEMUANYA UDAH BERAKHIR!.” Lanjut Ify. Lalu ia menunduk dan menangis. Ya, ia menangis.
Berat untuk melakukannya. Sangat berat untuk melepaskan semua ini. Tapi bagaimana lagi?? Ia sudah terlanjur sakit dengan apa yang dilakukan Rio terhadapnya. Hati bukan lah seperti boneka yang dengan seenaknya saja dimainkan. Perasaan seseorang sangat halus, apalagi seorang wanita.

“jangan bicara sembarangan!” ujar seseorang dengan nada dingin dari belakang Ify. Ify tersentak, lalu membalikkan badannya ke belakang.

“Alvin? Cakka? Gabriel?” gumam Ify. Ia segera menyeka air matanya.
Ya, orang itu  adalah Alvin, dibelakangnya diikuti oleh Cakka dan Gabriel.

“jangan mengambil keputusan seceroboh  itu!” lanjut Alvin datar. Pandangannya tertuju pada ombak laut yang bergulung. Seirama dengan angin laut.
Ify menunduk, mencoba kuat dan tegar..
“kenapa? Itu hak gue kan?”

“Itu memang hak lo. Tapi jangan terlalu cepat mengambil keputusan. Pikirkan dengan matang untuk ke depannya!” Ucap Alvin, sekarang menatap mata Ify. Ify terhenyuk.

“gue udah pikirin semuanya!” jawab Ify lantang.

“gue gak yakin!” celetuk Cakka. Ify menatap Cakka tajam..

“ terserah! Yang penting gue tetep pada keputusan gue!” ujar Ify tajam.

“Tolong, lo pikirin lagi keputusan lo itu. Gue tau, lo itu hanya emosi, dan dengan seenaknya lo mengambil keputusan itu!” kata Alvin serius. Ify berpikir sejenak, lalu menggeleng.

“nggak, Vin. Keputusan gue udah bulat! Gak akan ada yang bisa mengganggu gugat!” tegas Ify. Tetap pada keputusannya.

“gue tau, lo masih cinta kan sama Rio?” Tanya Alvin tenang. Cakka dan Gabriel mengangguk menyetujui.

Ify terdiam, dadanya semakin sesak.. “ nggak! Gue gak cinta lagi sama dia!” kata Ify pelan, namun penuh ketegasan.

“BOHONG!” bentak Alvin. Lalu ia mendekati Ify, dan mencengkram bahu gadis itu. Membuat gadis itu meringis.

“ALVIN LEPAS!” berontak Ify.

“NGGAK! Bilang, kalau Lo masih cinta dan sayang sama Rio!!” bentak Alvin.

“NGGAK ALVIN!! Gue gak cinta lagi sama diaa..!” teriak Ify. Air matanya kembali mengalir.
Alvin melepaskan cengkramannya, lalu membuang pandangannya kearah lain.

“gue gak percaya. Lo pasti bohong.” Ujar Alvin.

“gue serius! Gue gak bohong. Gue udah gak cinta sama Rio!” gumam Ify tegas.

“pancaran mata seseorang gak akan pernah bisa bohong..” ujar Alvin tegas.

Ify terdiam kembali.. air matanya kembali turun dengan derasnya. Perlahan, ia menunduk, dan duduk bersimpuh di atas tanah.
“lo benar. Lo benar Vin. Gue… gue masih cinta sama Rio. Bahkan sangat cinta sama dia…” lirih Ify.
Alvin menatap Ify.. ”terus? Gimana keputusan lo sekarang?”

“gue..gue gak tau , Vin.” Jawab Ify mendesah pelan. Alvin menarik nafas panjang.

“jangan semudahnya mengambil keputusan.. lebih baik pikirkan lagi keputusan lo itu.” Nasihat Alvin. Kini nada bicaranya berubah menjadi lembut.. ia menarik Ify untuk berdiri. Ify pun berdiri.

“gue… gue bingung Vin..” ucap Ify.

“bingung?” Tanya Gabriel.

“Iya, di satu sisi gue masih mencintai dia. Dan disisi lain, dia udah berulang kali sakitin gue..” ujar Ify lirih.
Alvin menepuk pundak Ify.
“gue tau, lo itu gadis kuat. Lo pasti tau yang terbaik.. dan, gue gak bisa mengubah keputusan lo itu..” kata Alvin lembut.
Ify mengangguk dan tersenyum.
“thanks lo bertiga udah dateng..” ujar Ify tulus, tersenyum pada Alvin, Cakka dan Gabriel.

“siapa juga yang dateng buat lo?” Tanya Cakka polos. Ify melotot.

“kita dateng buat Alyssa Saufika tauu…” lanjut Gabriel menyeringai. Ify mendengus sebal.
Alvin, cakka dan Gabriel tertawa..

“udah ahh… gue mau pulang.” Ketus Ify.

“sama gue aja yuk Fy?” tawar Alvin.

“emm okelah..” jawab Ify.

“Let’s Go!” koor Cakka dan Gabriel semangat. Alvin dan Ify menggeleng-gelengkan kepala mereka.

***

@Rumah Sakit

-Ruang Rawat Rio-

“Rio….” Panggil Mama Rio pada Rio yang sedang menonton tv.

“ya? Ada apa Ma?” jawab Rio.

“mama boleh Tanya sesuatu?”

“Of Course, boleh.”  Ujar Rio. Mama  Rio menghela napas berat..

“kamu benar tidak ingat siapa Ify?” Tanya Mama Rio hati-hati. Rio terdiam, lalu menggeleng pelan.

“memang Rio pernah kenal dia? Kok mama kayanya sayang banget ya sama dia?” heran Rio.

“Dia Pacar kamu, Rio. Dia kekasih kamu.. mama sangat sayang sama dia..” ujar Mama Rio.

“pac..pacar? nggak Ma, aku nggak punya  PACAR!” bentak Rio.

“dia pacar mu, Nak. Ify. Alyssa Saufika. Apa kamu tidak ingat dia sedikitpun?” desak Mama Rio. Rio terdiam. Kepalanya terasa sakit.

“kamu itu, sangat sayang sama dia. Sangat mencintai dia.. Kamu pernah bilang, kalau kamu akan melakukan apa saja buat dia..” lanjut mama Rio. Kepala Rio terasa semakin sakit..

“argh..” erang Rio pelan.

“dia itu segalanya bagi kamu. Ayo ingat Rio, Ingat dia. IFY. Alyssa Saufika..” desak Mama Rio lagi.

“Cukup! Cukup Ma!” teriak Rio. Tangan kanannya memegang kepalanya yang terasa semakin sakit, sedangkan tangan yang satunya lagi mencengkram selimut.

“mama gak peduli.. Kamu harus ingat IFY!!” bentak mama Rio.

“cukup Ma. Arrggghhhhhh..” Rio berteriak, lalu pingsan.

“maafin mama,Nak..”lirih mama Rio, lalu segera memanggil dokter.
***

SKIP!
3 Hari kemudian..

@Rumah Rio
Kemarin, Rio sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit oleh dokter.. Perban kepalanya juga sudah dibuka..
Sekarang, ia sedang menggenjreng-genjreng gitarnya asal-asalan karena bosan :o
Pikirannya tertuju pada Ify..
“arghh.. apaan sih gue? Kenapa malaah mikir si Ify itu?” teriak Rio.
Tiba-tiba, siluet bayangan saatsaat ia bersama Ify dulu malah terputar di otaknya… Membuat kepalanya sakit.

“aaaaaargghh IFY siapaaa sihh??? Kenapa dia ada di pikiran gueeeee??” teriak Rio memegang kepalanya, sambil mengerang seperti orang frustasi._.v
Mama Rio yang mendengar anaknya berteriak pun langsung menghampiri Rio.

“Rio,, kamu kenapa Nak?” panic mama Rio..

“ify…. Ify.. dia siapa ma?” desak Rio.

Mama rio terdiam “Ify.. Alyssa Saufika adalah kekasihmu. Dia adalah gadis baik, cantik, dan sederhana..”

“kamu sangat mencintai dia.. dan.. dia juga mencintai kamu..” lanjut Mama Rio menatap Rio.

“Ify dimana Ma? Tolong panggil dia kesinii?” desah Rio.
Mama Rio segera mengambil ponselnya dan menelpon Ify.

“hallo Ify….”

“……………..”

“bisa kamu kesini?”

“…………………….”

“Rio, Fy. Dia manggil-manggil nama kamu. Dia  mau kamu datang kesini..”

“…………………..”

“Ayolah Fy.. Tante Mohon….”

“……………………”

“ngga, kamu gak akan disuruh pergi lagi. Tante yakin. Gimana?”

“……………………”

“huft! Terima kasih ya Ify..”

“……………………….”

Sambungan telepon pun dimatikan oleh mama Rio.
“mana Ify, Ma?” desak Rio lagi.

“tenang sayang, sebentar lagi dia datang..” Rio mengangguk pelan.

***

“apa? Rio mau ketemu gue?” gumam Ify bingung.

“apa mungkin? “ lanjut Ify.

“udah, gue kesana aja mending.” Lanjut Ify, lalu segera bergegas ke rumah Rio.

***

Ify pun sampai di rumah Rio. Ia langsung masuk ke rumah Rio..
“permisi..” ucap ify ketika sampai di ruang tamu. Rio dan mama Rio menoleh.

“Ify? Sini sayang..” ujar Mama Rio.ify mengangguk dan tersenyum, lalu mendekati Rio dan mamanya.

“If…Ify…” panggil Rio pelan. Ify menoleh menatap Rio yang juga menatapnya. Ia menatap Rio daar.

“udah inget sama gue?” Tanya Ify dingin. Rio tersentak. Terlebih Mama Rio

“kok.. kamuu gitu?” kaget Rio.

“terus? Musti gimana lagi?” respon Ify datar.

“gue….”

“sebut nama gue, Rio.” Potong Ify. Rio menatap ify.

“ify, Alyssa Saufika…” lirih Rio langsung memeluk Ify. Ify hanya diam, tak membalas pelukan Rio. Air matanya sudah turun. Membasahi pipinya.

“lo…. Lo udah ingat sama gue?” lirih Ify.

“Iya.. Fy. Aku udah inget sama kamu. Aku…aku sayang sama kamu..” balas Rio.

“bagus.. tapi, semua udah berakhir, Yo.” Tegas Ify. Rio langsung melepaskan pelukannya dan menatap ify bingung.

“ma..maksud kamu?” gugup Rio.

“hubungan kita udah berakhir. Dan, maaf.. gue harus pergi.” Ucap Ify langsung berlari pergi dari sana.

Rio terdiam. “ini Cuma mimpi kan, Ma?” lirih Rio.

“cepat! Kejar dia, Rio!” gertak Mama Rio. Rio tak berpikir panjang lagi,ia segera bangkit dan mengejar Ify.

***

Rio berlari menccari keberadaan Ify. Lalu, sampailah ia di taman dekat rumahnya.
Ia melihat seorang gadis yang ia yakini adalah Ify. Ia pun mendekati ify.

“lo jahat, Yo. Lo jahat! Lo udah sakiti gue lagi!” isak Ify. Rio terdiam. Diurungkan niatnya untuk menghampiri Ify. Ia lebih memilih mendengarkan ucapan ify dari belakangnya.

“lo udah buat gue sakit yo. Lo gak tau kana pa yang gue rasain? Perih, Yo. Perih!” lanjut ify, masih dengan isakannya.

“mana janji lo dulu? Mana Yo? Mana  janji itu?” isak Ify.
Rio langsung menghampiri gadis itu..

“Ify..” panggil Rio pelan. Ify mendongak, lalu membuang pandangannya.

“mau apa lo kesini?” Tanya Ify dingin.

“aku…aku mau minta maaf buat semua yang udah aku lakuin ke kamu,Fy..” jujur Rio. Ia menundukkan kepalanya.

“maaf? Lo bilang maaf? Lo kira dengan MAAF sakit hati gue akan terbayar? HAH?” bentak ify.  Ia membiarkan air matanya semakin terjun bebas.

“maaf, Fy. Tolong maafin aku. Aku… aku gak sanggup kalau kamu gak maafin aku.” Lirih Rio.

Ify menghela nafas berat, “oke, gue maafin lo!”

“benar Fy?” Ify mengangguk pelan.

“apa….apa.. kita bisa menjalin hubungan  itu lagi?” Tanya Rio ragu.

“T-E-R-L-A-M-B-A-T”  tegas ify.

“maksud kamu?” Tanya Rio getir.

“Terlambat.. semuanya udah berakhir. Gak akan ada lagi hubungan itu.!” Kata Ify.

“apa kesempatan kedua itu tidak ada?” lirih Rio. Ify menggeleng keras.

“GAK! Gak akan ada kesempatan kedua buat lo!” ucap ify.
Rio menunduk, lalu perlahan berlutut di hadapan Ify. Ify kaget dengan apa yang dilakukan Rio.

“tolong, kasih kesempatan itu Fy.aku mohon.. Aku masih mencintai kamu. Aku sangat mencintaikamu. “ lirih Rio.

“kesempatan kedua tidak ada! Lo udah sia-siain kesempatan yang gue kasih dulu.” Balas Ify. Ia menahan tubuhnya agar tidak bergetar.

“please Fy! Aku tau, kamu masih cinta kan sama aku? Aku tau, Fy. Aku tahu!” desak Rio.
Ify merunduk..
“tapi semuanya gak akan terulang lagi. Semua udah berakhir!” gumam Ify pelan..

“ngga Fy.. ngga. Aku mohon, kita ulangi semuanya dari awal. Aku mohon, Fy..”  desah Rio.

Ify menatap Rio.. Tampak dari gelagat Rio, bahwa ia sungguh-sungguh dengan ucapannya.

“janji gak akan nyakitin gue lagi?” Tanya ify. Rio mengangguk mantap.

“aku janji.. janji, Fy.” Ify diam.
Lalu, Rio meraih kedua  tangan ify.. “Aku mau, kamu jadi milikku lagi. Kita akan mengulangi semuanya dari awal. Please, be mine again..” ujar Rio sungguh-sungguh.

Ify tersenyum.. “aku terima kamu..”

Rio mendongak, menatap Ify. “serius?” Ify mengangguk mantap.

Rio langsung berdiri, dan menarik ify ke dalam dekapannya. “makasih Fy. Aku gak akan sia-siain kesempatan itu lagi.. Aku janji.”

“Iya, aku percaya.” Jawab Ify sambil tersenyum.

>>THE END!

Follow twitter aku yaa @dinaarifaa ;)
Thankyouuu!

No comments:

Post a Comment