Sunday, 25 March 2012

Jangan sakiti aku lagi -Cerpen-


****


“a.. apa? Kamuu serius?” kaget Ify. Matanya sudah berkaca-kaca. Merasa kaget dengan apa yang kekasihnya ucapkan. Hatinya terasa seperti tersambar petir. Mendadak tulangnya tidak bisa bergerak seperti seakan diperintahkan.

“iyaa.. ma..maaf Fyy..” jawab Rio menunduk.

“tapi…tapi bagaimana dengan hubungan kita Yo??” Tanya Ify yang kini mulai terisak.

“aku… aku gak tau Fy..” jawab Rio pelan.

“Riooooo.. Ayo PULANG!!” bentak Mama Rio dari kejauhan. Rio menoleh, lalu ia mengalihkan pandangannya pada Ify.
Diraihnya kedua tangan gadis itu. “Ify, maaf aku harus pulang sekarang. Maaf aku udah bikin kamu kecewa..” ucap Rio lembut. Lalu mengecup tangan kanan Ify.
“maaf Fy……….” Rio pun berlari meninggalkan taman kota., sekaligus meninggalkan Ify yang masih terdiam.

“RIOOOOOOOOOOOO… kenapa semuanya harus  giniii?? Kenapaaa??” isak Ify terduduk di tanah.

Ify, gadis cantik bermurah hati yang bernama lengkap Alyssa Saufika ini adalah gadis sederhana. Ia mempunya  pacar bernama Rio, Mario Stevano Aditya Haling. Seorang cowok kaya berpenampilan modis. Sekaligus pewaris tunggal Haling  International Corp (HIC).
 Tadi, Rio menelfonnya untuk menemuinya di taman Kota. Ify pun datang. Dan… alangkah terkejutnya Ify. Rio memberitahu Ify, bahwa ia akan bertunangan dengan Sivia, seorang anak dari relasi bisnis mama Rio. Rio tidak bisa menolaknya. Susah. Berat. Sulit. Ia pun pasrah menerima semuanya.
Ify terus menangis, dan menundukkan wajahnya. Sakit. Ia merasakan sakit di dadanya. Sangat amat terasa sesak.
“kenapa jadi gini sih? Kenapa?” teriak Ify.

“Ifyy…..” panggil seseorang dari belakang menyentuh pundak ify lembut.
Ify menoleh..
“Alvin….”

“udah, lo jangan kaya gini..” kata Alvin lembut sambil mengusap air mata Ify dengan sapu tangannya.

“kenapa Vin? kenapa  ini semua terjadi sama gue? apa belum cukup Tuhan ngasih gue cobaan??” teriak Ify frustasi.
Alvin tidak menjawab apapun, ia menarik ify ke dalam dekapannya. Ify hanya pasrah di dalam dekapan Alvin.

“sstttt.. Tuhan pasti punya rencana yang baik di balik semua ini. Tuhan punya sesuatu yang lebih indah di balik sebuah cobaan Fy..” ujar Alvin lembut.

“tapi.. tapii kenapa semuanya terjadi sama gue? Kenapa sih? Kenapaaa?? Tuhan jahat sama gue!” berontak  Ify.
Alvin melepaskan dekapannya, lalu di tatapnya Ify.
“lo harus inget ya Fy? Tuhan punya rencana indah dibalik semuanya. Semua ini punya makna. Semua yang terjadi punya arti tersendiri. Lo ngga boleh berprasangka buruk terhadap Tuhan. Dia lebih tau daripada kita..” ucap Alvin panjang lebar. Mencoba membuka pikiran singkat Ify. Menenangkan gadis yang sedang rapuh itu. Gadis yang saat ini sedang dilanda kekecewaan, kesedihan, dan terluka.

Ify menunduk, dan perlahan air matanya mulai mengucur deras..
“lo jangan nangis lagi ya? Setiap air mata itu mahal harganya Fy.. jadi jangan lo sia-siain semuanyaa. Lo harus bisa jalanin semua ini.” Kata Alvin memberi semangat.

Ify menatap Alvin, lalu tersenyum tipis.”Ya, lo benar. Gue harus semangat jalanin semuanya. Setiap masalah pasti punya jalan keluar. Semangat!” Ify mengepalkan kedua tangannya, dan  mengangkatnya ke udara.

“nah, gitu dong..” kata Alvin mengacak-acak poni Ify dan tertawa kecil melihat Ify cemberut.

“gak pake acak rambut bisa kali?” sungut Ify, tangan kanannya sibuk merapikan poninya.

“maaf. Kita pulang sekarang??” tawar Alvin. Ify mengangguk.

“yukk..” Ify pun mengikuti Alvin ke mobil sport putih milik Alvin.
Mobil Alvin pun mulai meninggalkan daerah taman kota.

“Tuhan punya rencana indah dibalik semuanya. Semua ini punya makna. Semua yang terjadi punya arti tersendiri.  Kita tidak boleh berprasangka buruk terhadap Tuhan. Dia lebih tau dibanding kita yang tidak ada apa-apanya.”

“Setiap air mata itu mahal harganya . jadi jangan sia-siain semuanyaa.  Kita harus bisa jalanin semua ini.  Walaupun terdapat rintangan yang berat disana.”



-mobil Alvin-

“eh iya Vin, lo tadi kenapa bisa tau kalau gue ada di taman kota?” Tanya Ify heran.

“Rio yang bilang.” Jawab Alvin datar.

“Rio??” Tanya ify mengangkat sebelah alisnya.

“Iya, dia yang minta gue buat  jagain lo.” Jelas Alvin. Ify terdiam. ”jadi kamu emang ngerelain aku sama orang lain ya Yo??”  batin Ify bertanya.

“Ify, lo kenapa diem?” tegur Alvin. Ify tersentak.

“ah emm ngga apa – apa kok Vin..” jawab  Ify gugup.

“gue tau kok, lo pasti mikir kenapa Rio biarin lo sama gue..” Ify tercengang.

“kok lo………………….” Ucapan Ify dipotong oleh Alvin.

“jelas gue tau. Wajah lo itu kebaca banget tau.” Ujar Alvin. Ify pun dengan polosnya meraba wajahnya.

“ngga ada apa-apa kayanya Vin.” kata Ify polos.

“bukan itu maksud gue ifyyy..” gemes Alvin. Ify menyeringai.

“Vin…” panggil Ify.

“ya?”

“makasih ya lo selalu ada buat gue..” ucap Ify tulus. Alvin terhenyuk, lalu mengangguk pelan.

“no prob…” jawab Alvin. Lalu mereka berdua sama-sama terdiam. Tak lama, sampailah mereka di depan sebuah rumah yang sederana. Rumah Ify.

“udah sampai Fy..”

“emm udah sampai ya? Oke, makasih banyak yah Vin.” Alvin mengangguk dan tersenyum. Ify pun keluar, dan sedikit berlari ke rumahnya.

“andai aja dia bukan pacar sahabat gue sendiri. pasti gue akan jadi pendamping dia.” Gumam Alvin.lalu ia beranjak dari sana.

Alvin, Alvin Jonathan adalah salah satu sahabat Rio.  Diam-diam, ia menyimpan perasaan khusus terhadap Ify. Ya, dia menyukai Ify. Tapi, harapannya pupus setelah mengetahui Rio dan Ify saling menyukai. Dan ia hanya bisa memberikan dukungan sampai Rio dan Ify jadian;)

***

@Rumah Ify

Ayah dan ibu Ify sedang bekerja, adiknya yang baru kelas 2 SD belum pulang sekolah. Jadilah ia sendirian di rumah.
ia beranjak kekamarnya.. lalu terduduk di kasur. Pikirannya kembali pada kejadian tadi.

“kenapa yah Allah ngasih cobaan seberat ini?” gumam Ify mendesah pelan.

“gue cinta banget sama Rio.. gak semudah membalikkan telapak tangan buat gue ngelupain dia. Terlalu banyak kenangan gue sama dia..” gumam Ify tersenyum  miris.

“apa benar takdir berkata lain? gak menghendaki gue sama Rio?” lanjut Ify.

“apa karnaa.. Sivia yang lebih cantik dan lebih anggun dibanding gue?”  Tanpa sadar, ia pun menyanyikan sebuah lagu.

Cinta’kan membawamuu kembali disini
Menuai rindu membasuh perih
Bawa serta dirimu.. dirimu yang duluu
Mencintaiku apa adanya….

“enggak!  Gue harus percaya kalau kekuatan cinta gue itu akan bawa dia kembali sama gue! YA! Gue harus yakin semua itu! Rio pasti akan kembali sama gue.” Kata Ify yakin.

“tapi apa mungkin gue sanggup jalanin semua ini??” lanjut Ify lirih. Air matanya mulai berjatuhan..

“semoga aja gue kuat..” lanjut Ify sambil menyeka air matanya. Lalu ia tertidur.


Percayalah, Tuhan gak mungkin memberikan cobaan kepada manusia jika manusia tidak sanggup mencari jalan keluarnya.

***

-Keesokan Harinya di SMA Bina Nusantara- (Sekolah Ify, Rio, dan Alvin)

Pagi ini, Ify hampir saja telat sampai di sekoah. Dengan sedikit berlari, ia pun sampai di depan sekolahnya.
“huh, untung aja gak telat..” gumam Ify sambil mengelus dadanya.

“eh itu ada apaan ya rame-rame?” lanjut Ify. Pandangannya tertuju padaa halaman sekolah.
Penasaran, ia pun melangkahkan kakinya kesana.

DEG DEG!! Jantung Ify terasa akan pindah dari tempatnya saat melihat Rio dengan gadis lain –Sivia- sedang bergandengan tangan.
pagi-pagi udah dapet pemandangan buruk gue.” batin Ify pedih

“lo harus kuat Fy.. harus!!” lanjut Ify masih dibatinkan.

“haiii.. selamat pagii..” sapa Sivia ramah.

“Pagi….” Koor semuanya kecuali Ify. Ia hanya memperhatikan dua insane yang tepat berada di hadapannya ini.

“maaf, ngerepotin kalian buat kumpul disini. Gue mau memberi pengumuman nih. Satu minggu lagi, emm tepatnya hari Sabtu. Gue dan Rio akan tunangan. Pada dateng ya semuanyaa??” ujar Sivia dengan wajah ceria. Sedangkan Rio hanya diam. Pandangannya tertuju pada gadis cantik yang sedang menundukkan wajahnya –Ify-

“satu minggu lagii… satu minggu lagi mereka tunangan. Berarti, sejak saat itu harapan gue pupus..” batin Ify perih


“Please Fy, jangan dengerin semuanya. Gue gak mau lo tambah sakit. Gue jahat. Maaf…” batin Rio lirih.

Waktu. Ya, Waktulah yang memang belum menghendaki semuanya. Waktu berjalan dengan seiringnya. Semua akan terasa indah pada waktunya.

“yaudah, kalian boleh bubar…” semua pun kembali ke kelasnya masing-masing.
Saat Ify hendak masuk kekelasnya, ada seseorang yang memanggilnya.

“Ifyy…” panggil orang itu. SIVIA. Mau tidak mau, ify pun berbalik dan menghampiri Sivia, sekaligus Rio yang berdiri di samping Sivia.

“ada apa Vi??” Tanya Ify pada Sivia.

“ngga papa sih. Gue Cuma mau bilang, nanti lo pasti dateng kan?” Tanya Sivia.
Ify tidak langsung menjawab, ia melirik Rio yang disebelah Sivia yang juga menatapnya.
“pasti Vi… lo tenang aja.” Kata Ify tersenyumdi paksakan.

“huh syukurlah…” kata Sivia tersenyum.

“yaudah, gue duluan ya Vi??”

“iyaa..” Ify pun berlari meninggalkan Sivia dan Rio. “gue sebenernya gak mau ngerelain Rio buat Sivia. Rio udah terlalu berarti buat gue… tapi, keadaan yang memaksa gue buat ngelakuin itu semua..” batin Ify.perih.

***
SKIP!

-Sore Harinya-

TOK TOK TOK!! Pintu rumah Ify diketuk oleh seseorang.

“iyaaa.. sebentar.” Kata Ify dari dalam.
KLEK!
pintu rumah pun terbuka. Ify terkejut.
“Loh Alvin? Ada apa kesini?” Tanya Ify bingung.

“jalan-jalan yuk?” ajak Alvin sambil tersenyum.

“tapi…. Masa gue ninggalin adik gue sendirian?” Tanya ify ragu,.

“yaudah, bawa aja..” ujar Alvin.

“beneran?”

“iyaa Ifyy..”  kata alvin geregetan.  Ify menyeringai.

“tunggu sebentar ya?” Alvin mengangguk. Ify pun masuk lagi ke dalam rumah.

Tak lama, Ify keluar bersama Ozy –adiknya-

“udah siap Fy??” Tanya Alvin.

“udahh.. yukk. Eh emang mau kemana?” jawab dan Tanya Ify.

“jalan-jalan aja..” kata Alvin santai.

“kakak ini temen kak Rio kan??” Tanya Ozy polos.

“iyaa.. kamu kok tau?” Tanya Alvin ramah.

“soalnya aku pernah liat foto kakak di handphone nya Kak Rio..” jawab Ozy dengan gaya lugunya. Alvin tersenyum, lalu menepuk kepala ozy gemas.

“Kak Ify, kenapa kakak ngga sama Kak Rio? Kakak udah putus ya?”  Tanya Ozy polos menunjuk wajah Ify.
Ify terdiam. Ahh iyaa. Dia juga tidak tau bagaimana status hubungannya dengan Rio saat ini.
Sesak. Rasa sesak itu kembali menyerang dada Ify. Sakit. Hatinya seperti tertusuk pedang tajam. Perih. Seperti tergores pisau tajam.  hati itu sudah berulang kali terluka.
Alvin menatap Ify dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

Lagi lagi dan Lagi. Hati yang sensitive itu kembali tersakiti. Belum sembuh sudah kembali tersakiti. Bersabarlah, kuat. Semuanya akan indah pada akhirnya nanti.

“Kak Rio sedang sibuk Zy. Jadi dia gak bisa nemenin kakak kamu.” Jelas Alvin yang lebih tepatnya berbohong. Yah mungkin kebohongan ini bisa membuat Ify sedikit lebih baik atau.. sebaliknya.

“oh gitu ya?! Kak Ify kenapa diam aja?” Tanya Ozy menyentuh tangan Ify. Ify terlonjak kaget.

“ngga papa kok Zy..” jawab Ify lembut sambil mengelus kepala Ozy.

“Kak Ify kangen sama Kak Rio kayanya..” celetuk Alvin.
Ify menatap Alvin. ”lo bener Vin. Bener banget. Gue kangen sama Rio. Kangen tawanya, candanya,. Kangen segalanya yang ada sama dia.” Ucap Ify di dalam hati

Rasa rindu, rasa kangen ituu ingin cepat terobati dengan tawanya, candanya, segalanya yang ada pada dirinya. Rasa rindu itu seperti samudra yang tak tau berapa kedalamannya. Seperti jarak Matahari ke Pluto yang sudah tak sanggup untuk dihitung saking jauhnya ia.

“bener ya kak? Ecieeeeeeeee…” goda Ozy. Ify hanya tersenyum tipis.

“udah yuk pergi.. ntar kesorean lagi..” kata Alvin berjalan menuju mobil sportnya.

“Yukk!” mereka semua pun menaiki mobil Alvin, lalu mulai beranjak dari rumah ify.

***

di tempat lain……………..

“Rio, temenin aku jalan-jalan yuk?” ajak Sivia bergelayut manja di tangan Rio.

“males.” Jawab Rio ogah-ogahan.

“yahh ayolahh.. pliss…” kata Sivia melas.

“huh. Okelah..” jawab Rio ngga ikhlas.

“yeeeeeeee.. yukk..” Rio pun pasrah saja ditarik Sivia.

***


-Simple Café-
Selesai jalan-jalan, Alvin mengajak Ify dan Ozy ke sebuah café.

“mau makan apa Fy? Zy?” Tanya Alvin.

“minum aja Vin. Tadi gue sama ozy juga baru makan dirumah…” kata Ify.

“oh gitu… oke.” Alvin pun memanggil pelayan untuk memesan minuman buat mereka bertiga.
Dan tak lama, pesanan pun datang. Mereka bertiga pun menikmatinya, sesekali bercanda-canda._.

“kak Ify, itu kak Rio kan? Dia sama siapa? Sama pacarnya ya? Bukannya kakak yang pacarnya Kak Rio??” cerocos Ozy. Tangannya menunjuk ke pintu Café. Tampaklah dua orang remaja disana. Merekalah  Sivia dan Rio  yang baru memasuki café. Mereka duduk di meja yang bersebrangan dengan meja Alvin, Ify dan Ozy.
Alvin dan Ify menoleh..
DEG DEG DEG!! Untuk keberapa kalinya hati Ify kembali seperti tertusuk pedang tajam. sakit.perih.pedih. semua bercampur menjadi satu, seolah ada kebahagiaan disana. Tapi sebaliknya, terdapat kesedihan yang sangat teramat dalam disana.

“jangan dilihat Fy…” bisik Alvin yang duduk di sebelah Ify. Ify tersenyum tipis dan mengangguk pelan.

“ Kak Rio, sini dong sama kita…” kata ozy memanggil Rio. Rio menoleh dan tersenyum pada Ozy., lalu menghampiri Ozy lebih tepatnya Ify Ozy dan Alvin..
Sedangkan Ify sudah melotot gak jelas sama Ozy.

“loh Ify? Alvin? Kalian disini juga ternyata.” Kata Sivia sambil duduk disamping Rio.

“em iyaa..” kata Ify tersenyum tipis. Sedangkan Alvin hanya diam dan menatap Sivia tajam.

“kak, lagi sibuk ya?  Kata Kak Ify………………………..” ucapan Ozy terpotong karena mulutnya dibekap Ify.

“hmmmmmmmmmmmmmmhmmm..” Ozy meronta-ronta.

“eh tangan lo Fy..” kata Alvin menunjuk tangan Ify. Ify segera melepaskan tangannya.

“isshh kak Ify kenapa bekep Ozy sih? Uhh..” sungut Ozy kesal sambil melipat tangannya di dada.

“hehee, maaf yah Ozy..” kata Ify melas.

“gak mau..” ketus Ozy.

“emmm ntar kakak beliin robot-robotan  deh. Mau nggak?” samber Alvin.

“robot? Wahh mau mau ..” kata Ozy semangat.

“oke, ntar kakak beliin. Kamu jangan ngambek dong..”

“siap!!” Ozy pun meminum minumannya dengan senyum polos di wajahnya.
Jadilah mereka berlima menikmati pesanan masing masing dalam satu meja.diam. mungkin itu akan lebih baik untuk Ify dan Rio mungkin.. Tak sanggup melihat ‘pemandangan’ dihadapannya ini. Terkadang ia memejamkan matanya saat Sivia menyuapi Rio.
Rio yang tepat duduk berhadapan dengan Ify merasa tidak tega. Tidak tega ia bermesraan dengan gadis lain di depan orang  yang dicintainya.
“Oh tuhan, kapan ini semua berakhirr.. kapan semua penderitaan ini berakhir” batin Ify.
Ify membuang nafas pelas saat Sivia kembali menyuapi makanan ke Rio. Rio sebenarnya tidak mau. Tetapi, karena ‘dipaksa’ ia harus menuruti.

“ehmm… kayanya udah mulai gelap nih. Kita duluan ya?” kata Alvin memecah keheningan.

“oh kalian mau pulang lebih dulu ya? Silahkan…” kata Sivia tersenyum manis. Sungguh. Alvin tidak suka senyuman itu!

“okay. Kita duluan..” kata Alvin menarik Ify dan Ozy keluar dari café.

“ihh aduhh kak Alvin kenapa tarik-tarik Ozy sihh? Uhh..” Ozy menggerutu kesal dan sedikit mengerucutkan bibir mungilnya itu.

“heheh, maaf.. kita pulang sekarang ya Fy?” Tanya Alvin pada Ify.

“yah, terserah lo aja.” Kata Ify lemah. Mereka segera menaiki mobil Sport Alvin. Ozy duduk di depan, dengan Ify yang memangkunya.

-Mobil Alvin-

Tidak terasa Ozy tertidur selama perjalanan. Mungkin tubuhnya sudah kelelahan. Rambutnya yang sedikit gondrong diterpa oleh angin sore. Sungguh menggemaskan!

“Ify…” panggil Alvin masih focus menyetir.

“hmm..” respon Ify sambil mengelus-elus kepala adik semata wayangnya itu.

“maaf..” Ify menoleh pada Alvin dengan kedua alis yang memayungi kedua matanya yang indah, terangkat. Tak mengerti apa maksud dari ucapan Alvin.
Seakan mengerti tatapan Ify, Alvin melanjutkan kalimatnya. “gue salah bawa elo ke café itu. Maaf ya?”

Ify mendesah pelan, lalu sedikit menyampirkan rambutnya ke belakang telinganya.
“nggak papa. Toh semuanya diluar dugaan kan?” kata Ify tenang. Namun, apa yang diucapkannya baru saja itu sangat bertolak belakang dengan hatinya. Gundah. Hatinya sedang gundah sekarang. Ehm lebih tepatnya saat ini. Ia menggigit bibir bawahnya.. menahan tubuhnya agar tidak menangis lagi.

“coba aja gue punya kemampuan visualisasi masa yang akan datang. Pasti gue akan lebih dulu tau apa yang akan terjadi.” Serah Alvin. Ify tersenyum simpul.

“tapi sayangnya Tuhan gak menganugerahi elo itu semua.” Ujar Ify datar. Ia memainkan jari-jari Ozy yang mungil itu.

“huh. Iya juga ya?” gumam Alvin dengan nada lucu. Mau tidak mau membuat Ify terkekeh pelan.

“lo beneran gak apa-apa kan Fy?” Tanya Alvin khawatir. Ify terlonjak kaget.namun berusaha tetap tenang.mungkin bisa disebut ‘sok tegar’.

“gue? emangnya gue kenapa  coba? hahhaa nggak apa-apa kok Vin…” jawab Ify sambil tertawa hambar.

“tapi gue yakin hati lo gak sependapat dengan apa yang lo katakan” ujar Alvin dingin. Sontak ify menghentikan tawanya.mulutnya terasa di kunci. Lidahnya susah untuk di gerakkan. Kelu.

“lo diam berarti itu semua benar Fy.” Lanjut Alvin. Kali ini dengan nada serius.
Ify menunduk. Merutuki diri sendiri.
“lo…lo kenapa masih peduli sama gue sih?” Tanya Ify, sengaja mengalihkan pembicaraan.

Alvin menghela nafas pelan.. lalu berujar, lebih tepatnya seperti desisan. ”gue suka sama lo.”
Ify terbelalak. Kaget. Shock. Semua berampur menjadi satu.

“kok……………….” Alvin langsung menyalib kalimat Ify.

“gak usah dipermasalahin. Gue sadar hati lo hanya buat Rio. Iya kan?” kata Alvin datar.

Ify terdiam,lalu menunduk. “iya..maaf Vin..”

“nggak apa-apa Fy. Dulu, waktu pertama gue ngenal lo, gue udah jatuh cinta sama lo. Sejak saat itu, gue punya misi yang akan selalu gue ingat. Dan selalu gue jalanin!” ujar Alvin.

“misi? Misi apaan?” Tanya Ify heran.bingung. sebelah alisnya terangkat.

“Iya. Misi. Misi gue adalah membuat lo selalu tersenyum.. dan berusaha tidak ada awan mendung setitik pun di wajah lo.” Ujar Alvin tersenyum pada Ify.
Ify tercenung. Dalam hati ia berujar “coba aja gue sukanya sama elo Vin. Pasti gue bakal seneng dan selalu bahagia sama lo. Tapi sayang, cinta gue udah mentok sama Rio.dan…. lo Cuma gue anggap hanya sebatas kakak..”

“Sekali lagi maaf ya Vin? Lo udah jadi sahabat gue. Bahkan udah gue anggap sebagai kakak gue..” kata Ify lirih. Alvin tersenyum kecil, lalu  tangan kirinya yang bebas mengacak rambut ify pelan.

“no problem sist!” kata Alvin tertawa kecil. Ify ikut tersenyum melihatnya.

Kasih sayang tidak harus menjadi kekasih. Sahabat, Keluarga juga membutuhkan kasih sayang. Kasih sayang yang tulus.

“oiya Fy, ucapan gue yang tadi jangan dipikirin ya? Anggap aja tadi gue ngawur. Biar kita berdua aja yang tau..” kata Alvin panjang lebar. Ify sedikit menimang, lalu mengangguk dua kali.
Sekitar 5 menit kemudian, sampailah mereka di rumah Ify.
“Ozy masih tidur ya?” Tanya Alvin. Ify mengangguk sambil melirik Ozy yang tertidur pulas dipangkuannya.

“sini deh biar gue gendong..” kata Alvin lalu menggendong Ozy menuju rumah Ify.

“eh gak usah Vin..” teriak Ify. Ify pun menyusul Alvin yang sudah jalan medahuluinya.

“udah nggak apa-apa. Gue bawa ke kamarnya aja  ya?” Ify mengangguk. Sedikit tidak enak dengan Alvin.
Alvin pun membawa Ozy kekamarnya –Ozy-. Ia sudah tau seluk beluk rumah Ify. Sudah hafal bahkan.
Tak lama, ia keluar menghampiri Ify yang masih di teras.

“Ify, gue duluan ya?” Ify mengangguk dan tersenyum.

“oke. Thanks buat hari ini.” Kata Ify.

“sip, sama-sama. Eh gue lupa beliin robot buat Ozy. Ntaran deh.” Ujar Alvin seraya menepuk dahinya,. Ify tergelak.
“gak apa-apa Vin. Paling juga ntar Ozy lupa..”

“udah ntar gue beliin aja buat dia…”

“okelah. Thanks..” Alvin mengangguk dan tersenyum. Lalu menstarter mobilnya dan segera berlalu dari sana.
Selepas kepergian Alvin. Ify menghela nafas berat, lalu masuk ke dalam rumahnya.

***

-Malam Hari @Rumah Rio-

Malam ini, adalah malam pertemuan keluarga Rio dan keluarga Sivia untuk pematangan rencana pertunangan Sivia dan Rio. Rio juga mengundang Alvin, Cakka dan Gabriel. Ia tidak mengajak Ify. Karena, ia tidak mau gadis itu semakin rapuh akan ulahnya._.

Rio berjalan menuju kolam renang belakang rumahnya.. tampak Alvin sedang berdiri tegap dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya. Matanya  menatap kolam renang yang bercahaya karena pantulan lampu.

“Vin…” panggil Rio yang sekarang sudah berdiri di samping Alvin. Alvin tidak menjawab apa-apa. Ia melirik Rio disebelahnya yang sedang menatap kolam renang dengan tatapan kosong.

“gue…. Gue jahat ya Vin?” lirih Rio.

“lo udah sadar?” Alvin balik bertanya dengan ekspresi yang sangat datar tanpa menoleh ke Rio.

Rio membuang nafas keras. Lalu melanjutkan kalimatnyya. “gue sadar Vin. Gue udah buat Ify sakit. Buat dia terluka. Maaf. Gue terpaksa ngelakuin ini semuaaa.. gue terpaksa..” lirih Rio. Yang kini sudah terduduk lemah menunduk di tanah.

“apa lo gak bisa perjuangin semuanya?” Tanya Alvin dingin. Muak mungkin dengan kelakuan sahabatnya ini.

“bagaimana caranya Vin?? Gue gak tau.. gue gak tau gimana caranya..” desah Rio. Merasa lelah dengan semuanya. Semua yang terjadi.

“lo itu bego apa gimana sih? Tiap masalah  itu punya jalan keluar.. lo itu gak mau tau.. gak mau berusaha buat nyari jalan itu. Lo yang gak punya kemauan untuk semua itu.!!”  Sengit Alvin tajam. matanya masih menatap kolam renang yang bergemuruh seiring diterpa oleh angin malam.
Rio terdiam. Meresapi apa yang dikatakan Alvin. Benar. Ya, pernyataan Alvin memang benar.Ia tertunduk.. rasa bersalahnya makin membuncah.  Ahh bodohnya ia ini!!
Angin malam yang menusuk kini menerpa tubuh keduanya –Alvin Rio-. Sama-sama terdiam.
Lalu, Rio berdiri menatap Alvin tajam. Alvin pun balik  menatap Rio tajam..

“Pukul gue Vin! Pukul gue..” teriak Rio mengguncang-guncangkan tubuh Alvin. Alvin masih diam. Tetapi tatapan tajamnya masih berlangsung kepada Rio. Tangan kanannya mengepal kuat.

“Vin!! Ayoo pukul gue!! Pukul VIN! Ayo puk……………”

BUGGG!!!
Ucapan Rio terpotong karena bogem mentah dari Alvin mendarat di pipi kirinya. Membuat Rio tersungkur di tanah.

“ALVIN! RIO!!” teriak Cakka dan Gabriel yang baru datang.

“lo kenapa mukul Rio, Vin??” Tanya Gabriel tak menyangka.

“biarin Yel. Ini kemauan gue.. Ayo Vin, pukul gue lagii!!” teriak Rio.

BUGG!!! Sekali lagi, pipi kiri Rio mendapat pukulan dari tangan kanan Alvin. Membuat Rio sedikit meringis dan setitik darah keluar dari sudut bibirnya.

“Well.. lo mau ngelampiasin masalah lo Yo? Gak gini juga kan??” Tanya Cakka. Rio berdiri lalu menatap ketiga sahabatnya ini.

“gue harus gimana? Gue cinta sama Ify. Gue gak punya perasaan apapun terhadap Sivia..” Kata Rio lirih.

“jalanin semuanya bro. gue yakin ini hanya masalah waktu..” kata Cakka memberikan nasihat. Gabriel dan Alvin mengangguk menyetujui.

“apa gue kuat?” Tanya Rio getir.

“Ck!  Lo itu cowok bro!  jangan lemah dong.. lo pasti kuat! Mana Mario yang gue kenal tegar??” kata Gabriel menyemangati.

“makasih semua..” ucap Rio lirih. Semuanya  hanya tersenyum tipis.

“sorry, gue kebawa emosi..” kata Alvin. Rio menggeleng dan tersenyum.

“nggak apa-apa. Gue malah berterima kasih sama lo.” Kata Rio tersenyum. Alvin tersenyum, lalu merangkul Rio.

“nah gini dong.. akur!  Kan enak ngeliatnya..” kata Gabriel menyeringai. lalu ikut berangkulan. Cakka pun ikut berangkulan.

“Friends is always look nice!!” kata mereka berempat, lalu tersenyum bersama.

Sahabat. Yah hanya sahabat sejati yang bisa membuat kita tenang. Membuat kita melupakan masalah walau hanya sejenak. Setidaknya Sahabat membantu kita untuk keluar dari sebuah masalah. Indahnya memiliki sahabat. Selalu ada dalam suka maupun duka. Dibutuhkan atau tidak dibutuhkan.

Dari belakang, Sivia tersenyum penuh arti. Penuh misteri. Menyimpan sesuatu yang.. entahlah.
***

Sabtu, 27 April 2011.

Tiba saatnya. Saat yang sangat tidak diinginkan dan tidak akan pernah diinginkan oleh Ify. Juga Rio.Apakah setelah ini harapan Ify dapat bersama Rio akan pupus dan musnah bagai ditelan bumi begitu saja? Bagai kertas yang sudah dibakar dan menyisakan puing-puing abu.. menyisakan kenangan-kenangan indah dan pahit antara mereka berdua? Begitu juga Rio. Apakah ia bisa mencintai orang lain selain Ify yang sangat ia cintai?? Itu? Mungkinkah? Apakah ia akan berpaling ke hati Sivia? Atau.. tetap mempertahankan cintanya pada Ify?
Semua Pertanyaan itu pasti akan terjawab.bila waktunya telah tiba.
 Ify, Alvin, Cakka dan Gabriel sudah datang. Mereka berpakaian serba rapi.. Pertunangan akan dilangsungkan di sebuah gedung mewah. Para tamu juga  sudah berdatangann.

Tampaklah Sivia dengan gaun putih panjang, dan Rio dengan  kemeja putih dan jas hitam.

“baiklah, daripada kita membuang waktu, kita langsungkan saja pertunangan ini.” Ujar mama Rio melalui microfon. Lalu mama Sivia menyerahkan kotak cincin tunangan Rio dan Sivia kepada Sivia.
Sivia pun mengambil cincin  itu. Perlahan,ia meraih tangan kanan Rio..


Ify memejamkan matanya. Tak tahan melihat semua ini. Pahit. Lidahnya terasa pahit..
Alvin, Cakka dan Gabriel juga ikut tegang melihatnya. Terlebih Alvin.

Saat cincin itu akan melingkar manis di jari manis kanan Rio, Sivia berujar.  “aku tidak mau melanjutkan pertunangan ini…” kata Sivia mantap. Semua terbelalak kaget. Terlebih Rio.

“maksud kamu apa Vi??” Tanya ayah Sivia yang sepertinya emosi.

“maaf Ayah, Sivia tidak ingin pertunangan ini terjadi..” kata Sivia sambil menundukkan kepalanya. Para tamu tidak menyangka sama sekali.

“yang benar? Kamu serius?” Tanya mama Rio memasstikan. Sivia mengangguk mantap.

“Iya. Karena ada seseorang yang lebih pantas dengan Rio. Dibandingkan Sivia.” Kata Sivia tersenyum manis,dan melirik ify yang sudah ketar-ketir tidak  jelas

“ehm.. buat Ify, bisa kamu maju?” pinta Sivia. Pandangannya tertuju pada Ify.

Ify bingung,lalu menatap Alvin disebelahnya. Alvin mengangguk.
Lalu Ify berjalan menuju keberadaan Sivia dan Rio. Sampailah Ify di hadapan Sivia. Sivia meletakkan cincin tadi ke tempatnya. Lalu ia meraih tangan Ify, dan meraih tangan Rio lalu menyatukannya.

“aku udah tau yang sebenarnya,. Maaf, aku udah jadi penghalang kalian berdua. Mulai sekarang, kalian bisa bersatu lagi. Tanpa ada penghalang seorangpun.” Kata Sivia tersenyum manis.

“Via…” kata Rio dan Ify tak menyangka.

“kamu yakin Vi??” Tanya Ify.

“Iya Ify, aku yakiiiinn banget!” kata Sivia dengan senyuman yang masih belum lepas dari bibirnya. Ify ikut tersenyum, lalu memeluk Sivia erat.

“makasih Via,makasih. Dan.. maaf yah?”kata Ify dalam pelukan Sivia. Sivia tersenyum, lalu membalas pelukan Ify.

“iyaa, sama-sama. Seharusnya aku yang minta maaf. Ehm.. Fy, kayanya ada yang minta dipeluk deh..” kata Sivia menggoda Rio. Rio hanya menyeringai sambil menggaruk tengkuknya.
Lalu mama Rio menghampiri Ify. Ify yang takut hanya menunduk dalam. Ia menggigit bibir bawahnya.
Mama Rio menyentuh pundak Ify.  Lalu berkata  ”Ify, kamu kenapa nunduk? Maafin tante ya?”
Ify terdiam sesaat ”apa?ini beneran atau Cuma mimpi? Masa Tante Manda………….”

“Fy, mama ngomong sama kamu tuh..” kata Rio lembut. Ify tersadar, lalu menatap mama Rio.

“i.iya tante.. Tante gak salah kok..” kata Ify sedikit gugup.

“jangan gugup begitu. Maaf ya dulu tante ngelarang kamu dekat dengan Rio. Tapi, setelah tante fikir dengan matang, kamu itu memang cocok sama Rio..” Wajah Ify dan Rio memerah.

“ih mamah apaan sih?” sungut Rio. Mama Rio tergelak.

“hahhaa,, jadi mulai sekarang kalian boleh pacaran. Asalkan jangan kelewatan ya?”


“bener tante? Makasi ya?” mama Rio tersenyum dan membelai rambut panjang Ify. Rio hanya tersenyum.

“Maaf buat semuanya, pertunangan ini dibatalkan.. Karena, anak saya mempunyai gadis yang lebih tepat buat dia.” Kata Mama Rio dengan suara lantang.

Tanpa disangka, Rio berlutut di hadapan Ify, menggenggam kedua tangan mungil gadis itu. Ify sungguh terkejut. Tetapi tetap membiarkan tangannya bebas di genggam oleh Rio.

“Ify, maaf ya aku udah buat salah sama kamu. Maafff banget.. aku sadar kalau  aku udah banyak nyakitin kamu. Maaf Fy, maaf…” kata Rio bersungguh-sungguh. Kepalanya menunduk.

Ify tersenyum, “aku udah maafin kamu. Sampai kapanpun akan selalu maafin kamu..” balas Ify.
Rio langsung bangkit dan memeluk Ify. Tak peduli dengan  banyak orang disana.

“terimakasih Ify. Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi..” Ify mengangguk dalam pelukan Rio.

“cieeeeeeeeeeeeeeeee…” semuanya bersorak-sorai meneriaki Rio dan Ify. Ada yang bertepuk tangan, sampai bersiul-siul menggoda Rio dan Ify. Rio dan Ify hanya tersenyum malu.


****


-Keesokan Harinya-

Secara mendadak, Sivia ingin berangkat ke New York. Alasannya ia ingin melanjutkan study melukisnya disana. Padahal, lebih tepatnya ia ingin melupakan Rio.. dan membiarkan Rio bahagia bersama orang lain, bukan bersamanya.

Biarlah dia bahagia. Walau bukan bersamaku. Biarkan senyuman dan tawanya tetap terlukis indah di wajahnya itu.. dia bahagia.. aku juga akan bahagia..walau aku tak bisa memilikinya..” -Sivia

@Bandara Soetta

“Viaaa, kenapa mendadak banget siihhh??” omel Ify yang baru sampai pada Sivia. Sivia tersenyum kecil. Disampingnya terdapat dua buah koper berukuran besar.
Ada Alvin, Rio, Cakka dan Gabriel juga disana.
“hehhee, maaf Ify,gue juga mikirnya mendadak._.” kata Sivia menyeringai.  Ify hanya mengerucutkan bibirnya.

“Ify, maaf ya gue udah jadi penghalang kalian. Maaff banget. Sekarang gue mau ngerelain Rio. Biar dia bahagia bersama lo. Lo harus bahagia bersama dia Fy..” Ify hanya mengangguk dan tersenyum manis. Lalu bergerak memeluk Sivia.

“Iya.. maaf ya Vi. Kesannya gue udah merebut tunangan lo..” kata Ify. Matanya sudah berkaca-kaca. Sivia terkekeh pelan.

“ngga kok Fy. Rio emang bahagianya sama lo. Bukan gue..” air mata sudah menggantung di ujung mata Sivia. Lalu Sivia melepaskan pelukannya. Dan ia menatap Rio.

“Rio, makasih ya udah nemenin gue.” Ujar Sivia.

“iyasama-sama. Maaaf yaa. Semoga lo dapet yang lebih baik daripada gue..” ujar Rio balik. Sivia tersenyum. Dalam hati mengamini ucapan Rio. Lalu pandangan mata Sivia beralih pada Alvin, Gabriel dan cakka.

“nah,buat lo bertiga, yang akur yah? Sahabat kan? Sama lo juga Yo..” ceramah Sivia.

“sippoo boss..” kompak CakkaRioAlvinGabriel seraya mengangkat jempol mereka..
Sivia terkekeh pelan. Lalu ia menatap Rio dan Ify bergantian..

“kalian berdua jangan bertengkar ya? Semoga kalian langgeng…”  doa Sivia.

“makasih Via..” jawab Rio dan Ify.  Lalu terdengar suara panggilan untuk penumpang tujuan New York.

“selamat tinggal, semoga kita berjumpa lagiiii…” Ucap Sivia lalu menggeret kopernya menuju pesawat.

“Byeee Viaaa…” balas CRAG+Ify. Sivia hanya tersenyum, dan tak terasa air matanya jatuh ke pipinya.


Buat mereka bahagia Tuhan. Ku mohon.. jangan ada lagi rintangan menghadang mereka.. Biarlah dia bahagiaa, bersama gadis lain. Dan itu bukan aku.. aku ikhlas..” –Sivia


“huh. Terlalu cepat dia pergi….” Kata Ify sambil terisak.

“cup cup.. semoga dia disana baik-baik aja..” kata Rio sambil merangkul  Ify.

“iyaa.. semoga  deh.” Baalas ify lalu menyeka air matanya.

“hmmm lo bertiga duluan aja ya? Kita mau ke sebuah tempat dulu..” kata Rio pada Alvin, Cakka dan Gabriel.

“oke deh.” Alvin, cakka dan Gabriel pun berlalu meninggalkan bandara.

“emang kita mau kemana Yo?” Tanya Ify bingung.

“ikut aja deh.” Rio menarik Ify ke motornya lalu membawa Ify pergi dari sana.

***

Pantai!!
Rio membawa Ify ke sebuah pantai.. indahh!! Pekik Ify dalam hati. Angin pantai menerpa wajah mereka berdua –Rio Ify-. Ombak pantai yang berlomba-lomba.. berdebur dengan alunannya.. membuat siapapun yang melihatnya akan terhanyutt seiring ombak itu bergulung dan menyambar tepi pantai.. Tempat yang sungguh Indah!!
“kita mau ngapain ke sini?” Tanya Ify heran. Rio menarik tangan Ify ke bibir pantai.
Ify yang ditarik hanya pasrah mengikuti. Lalu Rio duduk di pinggiran pantai. Ify juga mengikuti.

“Ify…”

“ya?”

“status kita masih pacaran kan??” Tanya Rio polos sambil menatap ify. Ify tergelak.

“yaiyalah Rio…” gemas Ify. Rio menyeringai. Lalu ia meraih kedua tangan gadis mahkota hatinya itu.

“Ify, sekali lagi aku minta maaf yaa udah nyakitin kamu. Maaf banget… aku janji nggak akan  ulangin itu semua..” kata Rio sungguh-sungguh.

Ify mengangguk, lalu segera memeluk Rio..”aku udah maafin kamu kok. Tapi tolong……….” Ucapan Ify menggantung.

Rio membalas pelukan Ify..” apa Fy?”

tolong jangan sakiti aku lagi…” lirih Ify. Rio tersenyum, lalu mengelus rambut panjang Ify.

“aku janji….”


>>> THE END

Loe, Gue, nggak Bakalan End *Part 21


****

Part  20

“ayolaahh.” Bujuk Rio

“oke oke, gue mau.” Serah ify. Rio tersenyum senang.

“oke, ntar gue jemput jam 5. Udah selesai kan? Pulang yuk?” Ify mengangguk, dan berdiri. Tanpa sadar, Rio menggandeng tangan Ify sampai depan. Ify hanya diam, merasakan badannya panas dingin (?).

“eh sorry sorry Fy, reflex.” Kata Rio gugup,. Ify hanya tersenyum dan mengangguk. Lalu mereka berdua pulang.


Part 21


-sore hari-

“Omaa, Alvin pergi dulu ya?” pamit Alvin samvil menyalami Omanya.

“loh? Kamu rapi-rapi begini mau kemana?” heran Oma Alvin. Alvin mengenakann kemeja kotak-kotak merah hitam (?), dengan celana jeans.__. Rambutnya di spike.

“ituu si Cakka mau tunangan Oma.. yahh sebagai sahabat yang baikk Alvin harus datang kan?” jawab Alvin.

“ohh yasudaahh.. hati-hati ya Vin?”

“sippo Oma!” Alvin pun berlalu menuju rumah Sivia dengan cagivanya.. sebelum ke rumah Cakka,ia menjemput Sivia di rumahnya dulu.

***

@Rumah Shilla

“Shillaaaaa…. Itu ada Gabriel di bawahh!” teriak mama Shilla dari luar kamar.

“ha? Gabriel udah dateng ya mah? Iyaiyaa tungguin sebentar.” Balas Shilla seraya merapikan rambutnya.
Shilla sore ini menggunakan gaun biru malam, dengan sedikit pernak-pernik._. rambutnya ia biarkan tergerai begitu saja..
“iyaa..” balas mama Shilla.

“Gabriel on time banget ya? Ckckck—“ decak Shilla. Ia pun mengambil tas kecilnya, lalu keluar.

-di bawah-

“cepet banget lo Yel..” ujar Shilla.

“shilla? Lo cantik banget.” Puji Gabriel. Shilla hanya tersenyum malu.

“thanks, lo juga ganteng kok..”  ucap Shilla.

“tunggu deh..perasaan kitagak janjian kan? Kenapa warna baju lo sama gue bisa sama?” bingung Shilla.

“ehh iya ya?” bingung Gabriel memperhatikan baju yang ia kenakan dengan gaun Shilla. Gabriel mengenakan kemeja bermotif liris  bercampur kotak kotak (?).. dipadukan dengan jeans hitam.

“udah deh  kelamaan mikirin itu.” sungut Shilla. Gabriel menyeringai.

“hehe,, yaudah, kita pergi yuk?” Shilla mengangguk dan tersenyum.
Setelah berpamitan, mereka berdua beranjak dari sana menuju rumah Cakka menggunakan jazz hitam Gabriel.

***


@Rumah Agni.

Agni sudah bersiap-siap pergi ke rumah Cakka. Ia mengenakan gaun berwarna emas selutut.. rambutnya di blow (?)-,-
“huh. Semoga ajaa gue kuat ntar disana.” Gumam Agni. Ia segera beranjak dari sana.

***

TING NONG! Alvin menekan bel rumah Sivia.

“iyaa, sebentar!” balas Sivia dari dalam.

KLEK! Sivia pun membukakan pintu.
“eh elo Vin. Gimana? Langsung berangkat?” cerocos Sivia. Sore ini ia mengenakan gaun berwarna coklat tua, dengan corak merah (?) di bagian perut (?)._. rambutnya ia biarkan tergerai begitu saja-.-

“lo udah siap? Yaudahh yukk..” kata Alvin. Sivia mengangguk, lalu keluar.

“lo naik apa Vin?” Tanya Sivia

“gerobak somay.” Sahut Alvin santai.

“serius dah.” Jutek Sivia.

“lo maunyaa gue naik apaan?” Tanya Alvin.

“lo mah cocoknya jadi kernet bajaj (?)-,-“ ucap Sivia.

“wahh asem lu-,- kagak cocok tauu sama wajah gue yang cakep nan keren ini..” narsis Alvin.

“ngek-,-“

“yaudah yukk capcus (?)._.” kata Alvin..

“kayak banci dah lo!” ledek Sivia.

“gak mulai dah lo.” Sahut Alvin. Sivia pun naik ke cagiva Alvin. Alvin pun segera memacu motornya ke rumah Cakka
.
***
sore ini, Ray, Deva, Olivia dan Keke sedang kerja kelompok di rumah Ray. Ozy dan Acha juga termasuk, tapi mereka sedikit telat datangnya :o
Sebenarnya, kalau tidak karena kerja kelompok, Olivia sangat malas sekali kesini :o

“yauudahh kita mulai aja deh.. emmm dimulai darimana yah?” Tanya Ray menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal :o

TUING! Kepala Ray ditoyor oleh Anak Agung Ngurah Deva Ekada Saputra alias DEVA. *senewen (?) sendiri  ini ngetik namanya*
“deva sableng. Enak ajee lo noyor palee gue.” Dengus ray.

“lo lebih sableng.” Balas Deva santai.

“hueee udah deh, mending langsung ajaa..” lerai Olivia. Deva dan Ray mengangguk menuruti.

Mereka berenam mendapatkan tugas untuk membuat barang sekreatif mungkin dari kertas karton (?)-,-

“kita bikin apaan yah?” gumam Deva.

“apa aja dehh, kan bebas..” celetuk Keke.

“ummm iyaa sihh.” Mereka semua langsung mengotak-atik (?) kertas karton tersebut. Sampai menjadi beberapa macam bentuk. Mulai dari burung, bebek, ayam, sampai kandang anjing (?)-,-

“wahhh udah banyaakk nihh.. emm cukup gak nih?” Tanya Olivia.

“cukup dahh kayanyaa..” jawab Ray pelan.

“huh. Akhirnya selesai juga..” gumam Keke.

“eh si Ozy sama Acha lama banget perasaan? Enak banget ya mereka berdua kagak kerja apa-apa?” cerocos Deva.

“iyaa, katanya sebentar.. taunyaaa lama banget.” Sambung Ray.

TING NONG. Bel rumah Ray berbunyi. Ray segera membukakan pintu rumahnya.
Ternyata acha dan Ozy.
“lama banget lo berdua?” sungut ray padaa Acha-Ozy._.

“hehee, maaf dehh.. adaaa masalah dikit tadii.” Cengir Ozy.

“gue jugaa.” Sambung Acha.

“hhh.. yaudahh.. masuk gih. Semua udah selesai.” Ozy dan acha terbelalak.

“heh? Udah selesai? Cepet banget.” Tanya Ozy heran. Acha mengangguk menyetujui.

“iyalahh, lo berdua tinggal nerima enaknya aja dehh..” cibir Ray.

“hehheee..”

“yaudah yuk masuk..” ozy dan Acha mengangguk dan mengikuti Ray.

“heh Ozy lama bener lo?” omel Deva.

“ada  problem dikit tadiii..” jawab Ozy.

“Cha,sini gabung sama kita..” kata Keke. Acha mengangguk, lalu duduk di sebelah Olivia.
Acha,keke dan Olivia pun bercerita-cerita sendiri-,-

“Zy, mereka cerita apaan tuh?” bisik Deva pada Ozy.

“gossip kale.. biasalah cewe..” jawab Ozy asal. Deva menoyor kepala Ozy. Ozy menyeringai.

“Ray,lo kenapa diem aja?” Tanya Deva menyadarkan Ray dari alam lamunannya (?)

“gue rasa ini waktu yang tepat.” Kata Ray tanpa menjawab pertanyaan Deva.

“maksud lo?” Tanya deva dan Ozy serempak.

“gue capek diem-dieman terus sama Oliv..” serah Ray.

“ooooo jadi lo kangen gituuu??” goda Deva yang sudah mengerti.

“diihh ogah..” kata Ray males-malesan.

“ada apaan sih sebernya?” Tanya Ozy tak mengerti.
Deva pun menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Ozy. Ozy manggut-manggut mengerti.

“jadi mau lo sekarang gimana Ray?” Tanya Ozy.

“gue mau minta maaf  sama Oliv.” Kata Ray mantap.

“gue dukung broo..” kata Deva menepuk-nepuk pundak Ray. Ozy tersenyum. Ray juga ikut tersenyum.

“thanks.” Jawab Ray. Lalu ia berdiri,dan  menghampiri Olivia yang sedang mengobrol dengan Acha dan Keke..

“Liv…” panggil Ray. Olivia menoleh pada Ray males-malesan.

“apa?” jutek Olivia.

“gue mau ngomong sama lo di taman belakang.” Kata Ray, lalu melangkahkan kakinya ke taman belakang rumahnya.

Olivia mendesah pelan,lalu menatap Keke seakan-akan bertanya ‘gimana nih?’. Keke mengangkat bahunya dan  balas menatap Oliv dengan tatapan ‘terserah lo.’.
Olivia mengangguk, lalu menyusul Ray di taman belakang.. Acha menatap Olivia dan Keke tak mengerti.

“sebenarnya ada apasih Ke?” Tanya Acha bingung.

“sebenarnya………………………………..” Keke pun menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Acha.

“ohh, jadi gituu.. Olivia marah gitu sama Ray?” Keke mengangguk.

****

-Taman belakang-


“ada apa?”  Tanya Olivia duduk di samping Ray.

“Liv, gue mau minta maaf sama lo. Gue gak tahan, kalo kita diem-dieman terus…” ujar Ray to-the-point seraya menatap Olivia.
Olivia terdiam.

“lo mau kan maafin gue? Pliisss.. maaf dulu gue pernah bentak lo.” Ujar Ray  lagi.

Olivia menghela nafas, “oke, gue maafin lo.” Kata Olivia tersenyum.

“serius Liv??” girang Ray. Olivia mengangguk.

“yuhuuuuuuu.. makasih  Olivv..” kata Ray reflex memeluk Olivia.

“ecieeeeeeeeeeeee… pake dipeluk segalaaaaaaa…” koor Deva, Ozy, Acha,dan Keke yang tiba-tiba berada di belakang mereka..

“eh emmm, sorry Liv..” kata Ray kikuk sambil melepaskan pelukannya.

“umm iyaa nggapapa Ray…” balas Olivia tersenyum kikuk :o

“cielaahh sahabat gue iniii udah baikann toohh..” kata Keke merangkul Olivia. Olivia hanya tersenyum.

“gimana bro? udah lega kan sekarang?” Tanya Deva merangkul Ray.

“yoyoyoy, broo.. thanks udah dukung.”

“urwell ..”jawab Ozy dan Deva serempak.
***
“Riooooo,, lo lama amat sehh? Gak liat apaa gue udah jamuran -..- nungguin looooo!!” omel Ify pada Rio melalui sambungan telepon.

“ampun dah suara lo toa dah Fy!” sungut Rio.

“bodo!” jutek Ify.

“hehee, piss Ify. Adaa kendala nih tadii.. jadi agak telat deh.. 10 menit lagii gue nyampe di rumah lo.” Cerocos Rio.

“cepet!! GPL Gak-Pake-Lelet (?)!” teriak  Ify, lalu memutuskan sambungan teleponnya.

“Ify Ify,,..” gumam Rio geleng-geleng sendiri menatap layar ponselnya.

10 menit kemudian……

“Ify, cepetan.” Teriak Rio yang baru sampai dari luar pagar rumah Ify. Ify mendengus sebal,.lalu menghampiri Rio dengan wajah bête-,-

“mukaa lo udah kayak diserang Bom Hiroshima (?) dah Fy..” celetuk Rio. Ify melotot. lalu  dengan sejuta kekesalan ia memukuli badan Rio-,-

“aww Ifyy,, apa - apaan sih lo?” omel Rio kesakitan.

“biarin! Lo bikin gue kesel sih. Udah lumutan, jamuran, jenggotan (?) gue nungguin elo! Sampe luntur nih bedak gue!” kesal Ify yang sudah berhenti memukuli Rio. Lalu melipat tangannya di dada dengan wajah kesal-,-

“maaf deh.. tadi ban motor gue bocor. Jadi mau gak mau ya ditambal dulu. Lomau ntar kita dorong nih motor sampe rumah Cakka?” jelas Rio.

“maunya  lo tadi ngabarin kek..” dumel Ify.

“iyaa maaf-maaf. Hape gue abis pulsa tadi..” ujar Rio menyeringai.

“dasar Gak modal!” cibir Ify.

“yang penting muka gue yang ganteng ini bermodal(?)” pede Rio.

“apaan muka kayak simpanse (?) gituuu..” ledek ify yang udah mulai mencair (?).

“bah.. enak ajee lo. Elo kaleee orang utan.” Balas Rio.

“lo tuhh Simpanse!”

“lo orang utan! Wleekk!”

“simpanse :p”

“orang utan :p “

“simpanse :p”

“orang utan :p “

“simpanse :p”

“orang utan :p “

“simpanse :p”

“orang utan :p “

“simpanse :p”

“orang utan :p “

“simpanse :p”

“orang utan :p “

“udah deh stop! Kapan perginya coba?” keluh Ify.

“lo duluan sih yang mulai.” Tuduh Rio.

“gue lagi kan yang kena? Udah deh ayooo, ntar telat!” kata Ify. Ia segera menaiki cagiva Rio. Dan beranjak dari sana.
Hari ini Rio mengenakan kemeja merah maroon, dengan celana  jeans hitam.
Ify mengenakan gaun merah maroon selutut. Rambutnya dibuat keriting gantung (?). mereka berdua tampak serasi ;)

***


-Rumah Cakka-

“tuhkan, apa gue bilang? Noh udah rame yang dateng!” dengus Ify. Ia berjalan mendahului Rio.

“heh. Daritadi gue mulu yang disalahin..” kata Rio tak terima sambil menyamakan langkahnya dengan ify

“kan emang bener lo yang salah!” nyolot Ify.

“gue? Salah? Ehh nyonya Alyssa Saufika  Umari yang terhormat, kalo lo gak ngajak gue debat tadi kita gak akan telat!!” ujar Rio kesal.


“heyy Tuan Mario Stevano Aditya Maling bambu (?), kalo lo tadi gak telat jemput gue, kita gak akan telat sampe disininyaaa!!”  balas Ify.

“udah woy udah!” koor Sivia, Alvin, shilla, Gabriel, beserta Agni. Rio dan Ify menoleh, lalu sama-sama menunjukkan deretan gigi mereka alias N-Y-E-N-G-I-R -,-

“eh kalian..” kompak Rio dan Ify.

“gak dimana-manaaa, gak hari apapun, jam berapapun, lo berdua pastiii aja berantem.” Kata Gabriel frustasi.

“sehari gak berantem sama dia, bah collapse deh guee..” celetuk Rio melirik Ify.

“ape lo lirik-lirik gue? Cantik? Emang!” balas Ify pede.

“iyaa cantik kayak bidadari turun dari got!” balas Rio. Ify cemberut.

“tuhh liat, cemberut makin jelek lo.” Ledek Rio.

“pesek lo!” nyolot Ify.

“behel :p”

“pesek.”

“behel.”

“udah stop deh.. hidup gue penuh dengan keributan kalian berduaaaa.. errrrrr-,-“ lerai Sivia frustasi._.

“tapi ga ada gue pasti gak rame kan??” narsis Rio.

“iyaaa.. lo kan biang rusuhh..” sela Alvin.

“hahaaaahahhaa…” sontak mereka semua tertawa kecuali Rio yang sudah masang tampang keki abis-_- :o

“heyy udah pada ngumpul nih?” Tanya Aren tiba-tiba.

“ehh iyaa Renn..” jawab semuanya kompak, kecuali Agni  yang hanya diam.

“hehee, makasih yaa udah dateng..” ucap Aren tersenyum. Ia tampak cantik sore ini. Dengan gaun putih selutut. Rambutnya dii keriting pendek (?)._.

“lo cantik banget Ren. Lo lebih cocok sama Cakka.. dibanding gue yang ngga ada apa-apanyaa.” batin Agni perih.
“iya sama-sama. Cakka mana?” jawab dan Tanya Ify.

“Cakka? Tuhh dia….” Seru Aren menunjuk Cakka yang sedang berjalan menuju mereka.
Cakka memakai kemeja, dengan jas hitam. Disatukan dengan celana hitam. Perfect!!
“wew. Lo cakep banget kka…”  kata Gabriel. Cakka hanya tersenyum tipis. Lalu pandangannya tertuju pada Agni yang sedang menatapnya.

“maaf Agni.. gue sebenarnya gak mau semua ini terjadi. Tapi…. Gue gak bisa buat apa-apa…” batin Cakka menatap mata Agni dalam.

“lo emang sempurna kka. Lo ganteng bangeettt.. semoga setelah ini lo bahagia ya? Dan……………. Mungkin kita ngga bisa bersatu…” ucap agni dalam hati.

>>> Bersambung

follow my twitter @dinaarifaa 
Thanks;))

Tuesday, 20 March 2012

fall in love with him..OH NO! -Cerpen-

New Story!!

****

“hadeehh ini kemana sih?” gumam seorang pemuda yang tengah mengendarai mobil sport merah dengan atap terbuka.

“nyeh-,- elo sih pake lewat jalan tol segala. Gini kan jadinya?” sungut temannya yang duduk di bangku di sebelah pengemudi.

“yeeehh kan gue kira elo tau yel..” sungut pemuda itu pada temannya.

“enak ajee.. kan lo bilang elo pernah kesini? Kok elo yang lupa?” balas temannya

“maklumlah Yel, itu udah lama, udah 10 tahun gue ga kesini..” serah pemuda itu.

“yaudah, terus ajalah..” serah temannya.

Rio, Mario Stevano Aditya Haling, pemuda kota yang sangat tajir. Wajahnya yang bisa dibilang ‘tidak pas-pasan’ membuat banyak wanita mengincarnya. Ia dan temannya Gabriel Stevent Damanik sedang dalam perjalanan menuju rumah saudara Rio, tepatnya rumah sepupunya di Bandung.

***

Di tempat lain….

“Ifyy.. ayah pergi dulu ya? Sudah terlambat ini tehh..” seru seorang laki-laki setengah baya pada anak gadis sematawayangnya.
Anak nya pun menghampiri nya membawa segelas susu.

“eee Ayah tunggu sebentar atuh. Minum dulu susunyaa.. biar kuat.” Suruh anaknya menyodorkan susu yang ia bawa.

“aa tidak usah Fy. Nanti Pak lurah bisa marah sama ayah.” Tolak Ayahnya sambil memakai sepatu.

“aduuh Ayah, ayoo diminum dulu. Kan gak telat kalau Cuma minum susu?” paksa anaknya lagi.

“haduhh iya iya ini Ayah minum.” Serah Ayahnya sambil meneguk susu yang diberikan anaknya sampai tetes terakhir *korbaniklan :p*. anaknya tersenyum puas.

“sudaah ayah pergi dulu. Assalamu’alaikum.” Ayah anak gadis itu pun beranjak pergi.

“iyaa.. hati hati yah.” Balas anaknya. Lama kelamaan motor yang dipakai ayahnya sudah menjauh. Tetapi ia masi di depan rumah memegang gelas bekas  susu tadi.

Alyssa Saufika, atau biasa dipanggil Ify, seorang gadis berumur 18 tahun yang sangat cantik, manis, ceria, periang, penurut. Ia anak tunggal di keluarganya.
Ayahnya bekerja sebagai hansip._.

***

“eee Yo, gue kebelet nih. Cari toilet doong..” paksa Gabriel.

“hah? Mana ada toilet di tempat sepi begini?” balas Rio masih focus menyetir.

“haduuh bodo amat dah. Pokonya cari deh. Rumah warga pun jadii.” Paksa Gabriel lagi.

“elo ada-ada aja sih yel.. dimana ada rumah? Ini sepi dodol..”  sungut Rio kesal.

“alaah cepetan cari.. ataaauuu……….” Ucapan Gabriel terputus karena di depannya melintas sebuah motor.

“RIOOOOOOOOO AWAAAASS!” teriak Gabriel.

“AAAAAAAAAAAAAAA!!” Rio ikut berteriak.

BRAK!

mobil Sport Rio menabrak  pembatas jalan(?). sedangkan  orang yang membawa motornya itu  jatuh kesakitan (?).

“aduuuhh..” rintih pengemudi motor itu yang sudah tersungkur di tanah,

Rio dan Gabriel segera turun.
“waadduuh pak, kalo naik motor hati-hati dong. Jadi lecet nih mobil saya.” Omel Rio pada orang tadi.

“Yo Yo,gue duluan yaa.. mau kesitu.. udah ga tahan nihhh..” ujar Gabriel sambil berlari ke suatu tempat.

“eeeehh Yel, ini bapak-bapak gimana?” teriak Rio

“Elo urusiinn bentar.” Balas Gabriel dari kejauhan._.

“kamu teh naon atuuhh bawa mobil? Dasaarr..” omel pengemudi motor  itu yang tak lain adalah Ayah Ify :o ia memegangi kakinya yang sepertinya terkilir (?).

“yeeee bapak ngomong apa sih?  Ga ngerti sayaaa..” kata Rio bingung

“sudah jangan banyak bicara. Tolong bantu saya.” Suruh ayah Ify.

“sayaa bantu bapak?”


“iyaa cepat. Kamu sudah membuat saya seperti ini kan?” balas Ayah Ify merintih kesakitan.

“iyaa iyaa Pak..” serah Rio.

***


“lohhh itu aya naon?” panic Ify yang melihat  ayahnya jatuh.

“eeehh neng, saya numpang toilet yah? Kebelet niihh..” kata Gabriel tiba-tiba di depan Ify.

“heh! Kamu teh saha?”  Tanya Ify dengan logat sunda.

“hah? Saha deh saha..” balas Gabriel ga nyambung, ia memang tidak mengerti bahasa Sunda—“

“yeee kamu. Kamu itu siapa?” Tanya Ify sekali lagi.

“oohh saya Gabriel, panggil Iel aja. Saya numpang ke toilet yah? Kebelet nih. Nihh dompet sama KTP saya boleh neng pegang deeh. Permisi..” cerocos Gabriel langsung masuk ke rumah Ify setelah memberikan dompet nya meninggalkan Ify yang cengo.

“hah? Itu orang sudah gelo apa?” bingung Ify membolak-balikkan dompet Gabriel.

“AYAH!” seru ify. Ia langsung berlari ke TKP (?)

***


“Ayah.. ayah ga apa-apa kan?” Tanya ify panic pada ayahnya yang masih duduk di tanah :o

“heh kamu! Pasti kamu kan yang buat ayah saya jadi seperti ini? Tanggung jawab kamu!” omel ify pada Rio yang berdiri santai dengan tangan dimasukkan ke kantong celananya._.

“lah kok gue? Ayah elo  tuhh.” Balas Rio tak terima

“saya  gak mau tau yah? Kamu harus tanggung jawab! Kamu buat ayah saya jadi sakit tau!” nyolot Ify sambil menunjuk-nunjuk wajah Rio.

“yeee enak aja. Ogah gue tanggung jawab.” Tolak Rio

“saya ga mau tau. Pokonya kamu mesti tanggung jawab. Kamu sudah gila yah? Kamu ga punya aturan apa mengemudi yang benar?” nyolot ify lagi.

“heh gue juga tau kaleee. Gue juga udah punya SIM. Ayah elo tuh main lewat ajaa..” balas Rio

“saya gak peduli. Pokonya kamu musti tanggung jawab! “ balas Ify.

“yeee males.”

“heh! Nanti saya laporkan ke Pak Lurah kamu.” Ancam Ify

“ga peduli tuh.” Cuek Rio

“ih kamu teh ga berperikemanusiaan yah? Gak punya hati.” Balas ify lagi.

“what ever.” Jutek Rio.

“huh legaaaa!” kata Gabriel yang baru datang.

“heh yel. Darimane lo? Cepet deh kita pergi.” Kata Rio pada Gabriel.

“iye iyee sabar nape.” Sungut Gabriel

“heeii neng cantik. Dompet saya manaa?” kata Gabriel kepada Ify.

“saya gak mau ngembaliin dompet kamu kalau teman kamu itu gak  tanggung jawab.” Tegas ify

“loh kok gue sih? Males.” Potong Rio

“aduuh Yo, ayoo kita tolongin deh. Ntar berabe urusannya.” Bujuk Gabriel. Rio menghela nafas.

“huft. Okeoke. Gue bantuin deh.” Serah Rio berjaan mendekati ayah Ify. Ify tersenyum puas.

“cepet bantu.” Perintah ify. Rio mendengus kesal, lalu membantu Ayah Ify bangkit dan berjalan. Jadi, posisinya Rio mapah di sebelah kanan, Ify di sebelah kiri. Sedangkan Gabriel mengikuti dari belakang.

***

-Rumah Ify-

Mereka membawa ayah Ify ke dalam rumah, dan dibaringkan di kursi tamu.

“aduuuh ini Ayah kenapaa?” panic ibu Ify yang baru pulang dari pasar (•̀_•́)

“ini bu, gara-gara dua orang ini.” Tuduh ify padaaa Rio-gabriel

“kalian siapa?” Tanya Ibu Ify pada Rio dan Gabriel

“Saya  Rio bu, ini teman saya Gabriel.. kami ke sini mau ke rumah saudara saya.” Jawab Rio sopan. Sedangkan Gabriel hanya cengengesan di samping Rio.

“terus? Kenapa bisa sama suami saya?”  Rio pun menjelaskan semuanya.

“oohh begitu. Ify sebaiknya kamu ke kelurahan saja. Bilang sama pak lurah kalau Ayah tidak bisa kerja hari ini.” Suruh Ibu Ify pada Ify.

“iya Bu.” Ify pun keluar dari rumahnya. Sedangkan Rio dan Gabriel mengikuti :o

-teras rumah-

“heh kita pulang dulu.”  Kata Rio seenaknya sambil berjalan keluar.

“eeehh enak saja. Ayah saya ga bisa kerja gara-gara kalian.” Kata Ify. Rio berhenti dan menghadap Ify.

“so? Kita harus ngapain? Oohh gue tau. Lo mau ini?” kata Rio menydorkan uang 100 ribu. Ify menggeleng.

“kenapa kurang? Berapa sih harga buat bayar tukang urut disini?” remeh Rio.

“Kamu! Saya tidak perlu ganti dengan uang. “ tegas Ify

“jadi?” Tanya Rio

“kalian harus ikut saya ke kantor kelurahan. Kita selesaikan disana.. Ataauuu..”

“Atau apa?” potong Rio cepat

“Atau dompet ini saya bakar.” Ancam ify menunjukkan dompet Gabriel yang masih dengannya.


“eeehhh jangan. Itu banyak barang berhargaa..” teriak Gabriel.

“gausah teriak bisa kale yel.” Sungut Rio  mengusap telinganya.

“waduh sorry Yo. Gue panic nih. Itu dompet kesayangan gue Yo, dompet pemberian dari Witney Houston (?). gue harus gimana yo? Gimana?” lebay Gabriel mengguncang-guncangkan badan RIO.

“lebay banget sih lo. “ Rio menepis tangan Gabriel

“eeeh bentar, Witney Houston  kan yang baru meninggal itu?” Tanya Rio

“emang.” Jaawab Gabriel enteng.

“dia ngasihnya kapan?”

“kemaren!”

“hah?” kaget Rio.

“hehee.. kagak canda Yo.” Cengir Gabriel.

“heh kalian. Ayo ikut saya ke kelurahan.” Seru ify yang sudah jalan duluan.

“males banget.” Gumam Rio.

“udah Ayoooo..” Gabriel langsung menyeret Rio. Yang ditarik hanya pasrah.

***


-kantor kelurahan-

TOK TOK

Ify mengetuk pintu ruangan pak lurah.

“Masuk.” Suruh seseorang dari dalam.

Ify diikuti Rio dan Gabriel di belakangnya masuk ke dalam.

“loh Ify? Aya naon?” Tanya pak Lurah.

“Yel, mereka ngomong pake bahasa apasih?” bisik Rio ke Gabriel.

“gatau Yo, bahasa Aborigin(?) kali.” Jawab Gabriel asal.

“yeee elo.” Sungut Rio menoyor Gabriel pelan.

“aawww..” rintih Rio kesakitan karena kakinya diinjak Ify-_-v

“eee ini Pak. Saya teh mau bilang ayah saya tidak bisa bekerja. Kakinya sepertinya terkilir.”  Jawab Ify panjang lebar.

“oohh begitu. Yaa tidak apa-apa. Mereka siapa Fy?” Tanya Pak Lurah melirik ke Gabriel dan Rio

“oo mereka ini pak yang buat ayah saya gabisa bekerja.” Dengus ify. Rio melotot kesal.

“loh? Memangnya mereka berbuat apa? Ayoo duduk dulu” Tanya Pak Lurah heran.
Ify duduk di sofa yang tersedia, diikuti Gabriel dan Rio.
Ify pun menceritakan semuanya padaa Pak Lurah..

“ohh gitu.”

“iya pak.. jadi saya mau mereka dapat hukuman.” Kata Ify.

“eeee jangan. Pak, saya kan ga sengaja, lagian Ayahnya dia yang ga hati-hati.” Elak Rio

“ahh sudah kamu ini daritadi mengelak terus. Tanggung jawab kamu.” Samber ify.

“heh enak aje lu. Gue kan ga sengajaaa..” balas Rio lagi.


“wooy Yo, diem nape.” Balas Gabriel. Rio dan ify melengos.

“jadi kamu mau beri mereka hukuman apa Fy?” Tanya Pak lurah.

Ify berfikir sebentar, ide brilian melintas di otaknya.. “ Ahaa! Saya mau mereka berdua menggantikan ayah saya jadi hansip..” lugas Ify.

“APAAA?” kaget Rio


“lebay banget lo Yo..” komentar Gabriel santai.

“lebay? Heh Yel! Lo fikirrrr laa. Masa gue jadi hansiiipp siiihh? Isshhh..”  Rio bergidik.

“yaudah sih santai ajaa.” Sahut Gabriel santai. Rio melengos, lalu menatap Ify dengan tatapan ingin ‘menerkam’ :o

“kenapa? Keberatan?” Tanya Ify tersenyum penuh kemenangan. Rio melotot kesal pada Ify

“heh lo! Cewe gila. Seenak jidat ajee lo ngomong. Kaga sudi dah gue jadi hansip!.” Balas Rio.

“emmm tapiii ini demi kebaikan juga nak Rio.” Sela Pak Lurah.

“tapi pakk..” Rio sudah ingin berbicara, tetapi sudah dipotong oleh Ify,

“yaudaah Pak, suruh mereka ganti baju aja sekarang!” dengan pasrah, Rio dan Gabriel berganti baju dengan baju HANSIP. CATAT ‘HANSIP’!

*****

-Malam Hari-

Sekarang, Gabriel dan Rio baru saja berkeliling kampung.
“Yel, balik yukk ah, males banget guee.” Kata Rio membuka topi khas hansipnya (?).

“eeee ntar lagiii lagi enak udaranyaa nih.” Tolak Gabriel sambil duduk di pos ronda (?). Rio mengikuti.

Sreekk..srekk.. (?). terdengar bunyii sesuatu dari semak-semak.

Rio terlonjak kaget, lalu spontan merapatkan duduknya ke Gabriel. “ Yel, apaan tuhh?” Rio mendadak panic.

“heh. Jangan deket-deket woy. Mana gue tauu.” Ujar Gabriel tenang.

Srek..srekk.. suara itu kembali terdengar.

“Yel, gue takut. Jangan-jangan hantu lagii.” Panic Rio mencengkram ujung baju Gabriel.

“halaahh kaga adaaa.” Bantah Gabriel santai.

“meong…”

“aelaaahh Cuma kucing Yo..” kata Gabriel. Ternyata suara itu adalah suara kucing yang tak berdosa(?)-_-

“huhh, gue kirain apaan.” Lega Rio.

“balik yuk?” lanjut Rio. Gabriel mengangguk, lalu mereka berdua kembali  ke rumahnya Ify. FYI selama mereka menjadi hansip, mereka tinggal di rumah Ify.

***

@Rumah Ify

Hari sudah laruuuutt. Sekarang, Gabriel dan Rio sedang berada di rumah Ify.

-Kamar GabRio-

Ibu Ify sudah menyiapkan kamar untuk Rio dan Gabriel. Kamarnyaa tidak begituu besar. Namun, bersih.

“sekarang kalian istirahat sajaa.” Kata Ibu Ify. Rio dan Gabriel tersenyum dan mengangguk sopan.

“ngapain sih di bersihin bu? Biarin saja mereka tidurnya di teras.” Sungut Ify.

“berisik lo woy!” sela Rio

“santai ajaa Yo.” Kata Gabriel. Rio membuang mukanya.

“udah yukk Bu, keluar dari sinii.” Kata Ify berbalik dan jalan duluan menuju kamarnya.

“yasudahh, saya keluar duluu yah?” kata ibu Ify.

“iyaa Bu, makasi yaa?” Ibu Ify mengangguk dan tersenyum ramah.

“heran gue, emak sama anak beda banget. Anaknyaa bawel setengah mampus, lah emaknyaa baik dan ramah lagi.” Ucap Rio.

“bener juga yah Yo?” sahut Gabriel.

“udah ganti bajuuu yuk, terus tidur.” Kata Rio. Gabriel mengangguk,. Untung saja, Rio membawa baju ganti._. Mereka berdua pun berganti baju, dan segera tidur.

“Yo, gue tidur duluan yah?” Rio mengangguk. Gabriel segera berbaring, dan mencari PW nya, lalu tertidur lelap.

“etdah si Iel, cepet amat tidurnyaa. Tidur juga deh gue.” Gumam Rio, lalu membaringkan tubuhnya di kasur.

“eee alamakk! Ini batu apa kasur? Keras banget._.” keluh Rio.

“gimana gue bisa tidur kalo gini?” gumam Rio sendiri. Ia pun bangkit dan memperhatikan isi kamar disana.
Matanya berhenti pada foto seorang gadis, yang tak lain adalah Ify. Foto Ify yang sedang tersenyum menggunakan seragam SMA.

“apeloo senyum ngeliat gue? Puas lo?” omel Rio pada foto Ify itu. Seolah-olah sekarang ia sedang omelin Ify._.

“yeee masih senyum aje lo. Kurang asem” Rio mendengus sebal.

“guee mau pulang..” gumam Rio.

“ehh kesempatan bagus kayanya nih.” Lanjut Rio dengan senyum merekah di bibirnya.

“Yel, yel banguun.” Rio membangunkan Gabriel paksa.

“hmmmm..” gumam Gabriel tak sadar, lalu menggeliat pelan.

“apaan sih Yo?” Tanya Gabriel merem melek (?).

“ehh kita kabur yuk?” ajak Rio.

“kabur? Kemana? Gue ngantukk._.” balas Gabriel.

“aeelaah, jadi lo mau disini terus? Ayooo Iel, ini kesempatan kita buat keluar dari sinii.” Bujuk Rio.

“hmmmm..” Gabriel hanya mendehem.

Rio geram, dan langsung menarik Gabriel.

“ehh aduuh Rio, apa-apaan sih narik-narik guee?” omel Gabriel. Rio hanya diam, ia terus menarik Gabriel ke luar..

“sssssssstt, lo diem aja deh.. kita mau kabur nihh.” Kata Rio pelan. Gabriel mengangguk pasrah., sesekali tangannya menutup mulutnya karna menguap saking ngantuknya-_-

Saat Rio mengendap-ngendap ingin keluar rumah, tiba-tiba adaa yang memanggilnya.

“HEH! Siapa tuh?” Rio tak bergeming, lalu berbalik. Oh My god! IFY!

“ehmm.. hehheee,” Rio Cuma nyengir sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal._.

“kamu mau kabur ya? Jangan coba kabur dehh, nanti saya teriakin baru tau rasa kamu.” Kata Ify ganas.

“kita emang mau kabuurrr.” Celetuk Gabriel. Rio menjitak kepala Gabriel.

“bener kan saya bilang? Kalian masukk atau saya akan teriak?” ancam Ify sadis._.v

“eh ehh iyaa iyaa kita masuk, rese ama sih lo?” sungut Rio. Ia dan Gabriel pun masuk ke kamarnya kembali, meninggalkan Ify yang tersenyum puas.Ify pun ikut masuk ke dalam, tak lupa mengunci pintu.

-Kamar GabRio-

“sialan yah tuh cewe?  Enak bener nyuruh nyuruh gue? Aisshh..” Gabriel yang males ngeliat Rio mendumel ria memutuskan kembali tidur di kasur.

“asem banget nih anak, gue ditinggal tidur-_- tidur juga deh gue..” gumam Rio, lalu berbaring di kasur. Tak lama, ia tertidur pulas  karna rasa capek yang menjalar di tubuhnya :o

****


-Keesokan Harinya-

“WOY BANGUUUNN UDAH PAGIIIIII!!” teriak Ify menggedor-gedor pintu kamar GabRio. Pasalnyaa sudah jam 8, mereka tidak bangun-bangun.ckckck..

KLEK!

“apaan sih lo teriak-teriak?” Tanya Rio yang sepertinya baru bangun.

“kalian ini. Sudah siang masa belum bangun! Bangun sana! Terus kalian kan hari ini kerja.” Omel Ify.

“heuhh,, iyaiyaa, sono lu pergi.” Usir Rio kembali menutup pintunya.

“dasar! Orang kota pemalas.” Decak Ify kesal, lalu ke dapur.


***


“lah lah lah? Ini gimana gue mau mandi kalo kamar mandinya pendek banget?  Ntar kalo adaa yang ngintip gimana?” gumam Rio panjang lebar.

“IFYY!!” panggil Rio kencang. Ify yang sedang membantu ibunya memasak menghampiri Rio di belakang.

“ada apasih kamu ini? Saya sedang masak tauu.” Kesal Ify.

“gimana gue mau mandi nih? Cuma segini? Ntar kalo adaa yang liat gimana?” kata Rio.

“siapa yang mau liat kamu? Ngga adaaa laah, udah sana mandii.” Suruh ify, dan berbalik. Rio mendengus pasrah, lalu masuk ke kamar mandi itu.




Sementara disisi lain………………………..
Sivia –teman Ify- melihat Rio yang ingin masuk ke kamar mandi jadi mesem-mesem (?) sendiri.
“ehh itu siapa yah? Cakep sekalii diaa. Dia kenal dengan Ify??” gumam Sivia senyum-senyum sendiri

“nanti aku deketin ahhh..” lanjutnya lalu berlalu dari sana.




“IFY!” panggil Rio lagi. Terpaksa, ify berbalik lagi.

“ada apa lagi?” Tanya Ify mencoba bersabar.

“ini gak ada bak mandinyaa? Pake apaan dong gue?” bingung Rio.

“kan adaa sumur.” Sahut Ify santai. Rio cengo.

“heh? Sumur?” kaget Rio

“IYA! Sumur.. disini ngga ada bak mandi, atopun apa itu namanya? Shower? Yang adaa sumur.” Jelas Ify.

“yakin nihh?” kata Rio ragu.

“ya iyalaahh. Kenapa?kamu ngga bisa ya?” sindir Ify. Rio mmencoba mengelak, padahal ucapan Ify 100% benar. Sebelumnya ia tidak pernah menggunakan sumur, dan menarik tali timba (?) seperti ini.

“enak ajaa, gue bisa kok.” Kata Rio

“yaudaahh kalo bisa ngapain pake nanya-nanya lagi?” balas Ify. Rio terdiam..

“gue…gue kan nggak biasa pake beginian.” Jawab Rio.

“huh. Emang yah anak - anak kota itu manja semua?” ejek Ify.

“gue gak manjaa.” Bantah Rio.

“yasudah atuuhh.. saya balik duluu.” Balas Ify langsung pergi begitu saja. Rio menimba air dengan ember timba yang cukup besar :o dengan sekuat tenaga, ia menarik timba itu dari dalam sumur yang mempunya kedalaman sekitar 8 meter :o
Ia pun melanjutkan ritual (?) mandinya…

***

“silahkan dimakan yah? Maaf, ini lauknya seadanyaa..” kata Ayah Ify. Rio dan Gabriel mengangguk dan tersenyum sopan :D Ify hanya mencibir melihatnyaa “ciihh di depan Ayah sama Ibu saja baik. Tapii kalo dibelakang.. ihhh ngeselin”
Mereka semua sedang berkumpul di meja makan, bersama-sama menikmati sarapan pagi ini

Selesai makan………….

“Bu, Pak, saya dan Gabriel pergi dulu yah?” pamit Rio menyalami Ayah dan Ibu Ify.

“iyaaa hati-hati ya?” pesan Ibu Ify. Rio dan Gabriel mengangguk, lalu keluar dari rumah Ify.

***


-Siang Harii-

Ify sedang di kamarnya sendirian. Ia menatap pantulan dirinya dalam cermin.

“hmmm, kenapa yah aku sering deg-degan kalau dekat dengan Rio? Apaa aku suka sama dia? Apa aku jatuh cinta sama dia?” gumam Ify .

“ahh ngga mungkin. Dia itu rese! Nyebelin. Geloo lagi. Iihh…” lanjut Ify kesal.

“tapiiiii…. Kenapa akuu selalu nyaman yah dekat diaaa? Ahh sudahlahh, paling jugaa Cuma perasaan biasa.” Lanjut Ify, lalu beranjak ke luar.

***

DRRTT…DRRTTT…

BlackBerry Gemini hitam Rio bergetar, menandakan ada telepon. Rio merogoh BB nya yang ia letakkan di saku celananya. Mereka sedang berkeliling kampung..
Wajahnya memucat seketika melihat nama si penelepon yang tertera di layar BB nya itu.

“siapa Yo??” Tanya Gabriel heran.

“mama..” jawab Rio singkat.

“hah? Lo belum ngasih tau mama lo soal ini? Gimana kalo dia tauu?” Gabriel langsung panic.

“gue lupa! Gimana nih?” Tanya Rio bingung.

“angkat ajaa, lo ngomong kaya biasaa. Jangan gugup..” saran Gabriel. Rio mengangguk,. Lalu menghela nafas dan menerima telepon dari  mamanya ituu.


“Iyaa. Hallo….. Maa..” kata Rio menempelkan BBnya ke telinganya itu.

“…………………………”

“emm ini… ini lagi di rumahnya Alvin kok mah..” jawab Rio gelagapan.

“…………………………….”

“HAH? Hari Sabtu mamah mau ke rumahny Alvin? Ngapain Mah?” Tanya Rio.

“………………………………..”


“ohh, emm,, engg yaudahh deh terserah mamahh..”

“………………………………”

“iyaa mah, Bye..!” Rio memutuskan sambungan teleponnya. Lalu menoleh ke Gabriel.

“mama lo bilang apa?” Tanya Gabriel cepat.

“Diaa mau kerumahnya Alvin hari sabtu.” Jawab Rio lemas.

“HAH? Terus gimana nihh?” Tanya Gabriel panic.

“apa kita kabur aja Yel?” Tanya Rio asal.

“di  gebukin warga sekampung sih iyaa.” Cibir Rio.

“terus gimana dong?” bingung Gabriel.

“gatauuu. Udah, ntar aja deh pikirin ituu.” Gabriel mengangguk. Mereka berdua  pun kembali ke rumah Ify karna hari sudah mulai siang.

***
SKIP! –malam hari-
 @Rumah Ify

“Yo,  hari ini kita ngeronda sampe malem yah?”  Tanya Gabriel. Rio mengangguk. Mereka berdua sedang berada di pos ronda.

“iyaaa, nape??” Tanya Rio.

“gakpapa, bête juga sih lama-lamaa..” gumam Gabriel.

“katanyaa fine-fine ajaa..” cibir Rio.
Gabriel menyeringai.

“ehh Yo, itu siapa yah yang ngintip-ngintip di rumah Ify?” Tanya Gabriel menunjuk ke rumah  Ify. Kebetulan, pos ronda dengan rumah Ify tidak begitu jauh. Rio mengikuti arah  pandangan Gabriel.
Terdapat seseorang memakai topeng (?), dan berpakaian serba hitam.

“Yel, jangan-jangan maling lagii?? Ayukk liatt.” Kata Rio menarik tangan Gabriel.

***


“hmmm, mana yah cowo cakep itu??”gumam Sivia mengintip rumah Ify. YAP,orang yang tadi itu adalah Sivia.

“apa dia udah tidur??kamarnya dimana siih-,-?” gumam Sivia  lagi.


Tiba-tiba, Rio langsung menarik tangan Sivia -yang dikira Rio maling-.Sivia yang tidak siap, hampir saja jatuh, dan untung saja Rio menahannya. Jadi, sekarang posisinya Rio sedang memeluk Sivia:o
Gabriel hanya cengo melihatnya..
Tanpa disadari, Ify ada di belakang mereka. Ia melihat jelas Rio memeluk Sivia. Kecewa, sakit, campur menjadi satu saat ini. Tak sanggup, ia pun kembali kerumah.

“waduuhh Yo, kayanya asik tuh?” ledek gabriel
Rio langsung melepaskan pelukannya. “heh? Lo siapa? mau maling yah lo?” Tanya + tuduh Rio._.

“eleuh-eleuh, masa cantik-cantik dibilang mau maling?” Tanya Sivia balik seraya melepaskan topengnya._.

“lah?lo cewe?” kaget Rio dan Gabriel.

“iyaa.. saya mah perempuaann.. memang kenapa?” Tanya Sivia.

“ngapain  lo disini?” Tanya Rio heran.

“hehee, saya nyariin kamuu cakep..”  kata Sivia sambil menyeringai.

“hah? Gue?” Sivia mengangguk.

“hiiiii kenal aja enggak..” kata Rio membuang muka (?)-_-

“ohh,, yasudah kita kenalan dulu yah. Saya Sivia, kamu?” intro Sivia._.

“gue Gabriel, dia Rio..” samber Gabriel sambil menyeringai.

“saya tidak tanya sama kamuu.. saya Tanya sama diaa..” kata Sivia menunjuk Rio.

“apabanget dah nih cewe!” gumam Rio kesal.

“capek gue lama-lama. Udah Yel, mending kita masuk ajaa..” kata Rio sambil membuka pintu rumah Ify yang memang tidak dikunci.

“babaiii cakepp..” kata Sivia genit._.v. rio hanya bergidik.

“babaiii cantikk..” ucap Gabriel mengedipkan sebelah matanya.

“ihh kamu ngeselin!” sungut Sivia. Gabriel tertawa, lalu menyusul Rio ke dalam rumah.
Sivia pun pulang ke rumahnya. Sepanjang jalan, ia terus tersenyum-senyum sendiri:o

***

SKIP!
-keesokan harinya-

Hari ini, Rio dan Gabriel sementara tidak bekerja, karena mendapatkan bonus (?) dari Pak Lurah.
Mereka berdua sangat senang sekali-.-

Sekarang, If ydan keluarganya  beserta Rio Gabriel sedang menikmati sarapan.
TOKTOKTOK! Ketukan pintu oleh seseorang sedikit mengganggu sarapan mereka.
“biar saya yang bukain..” ujar Rio. Semua mengangguk menyetujui.

KLEK! Rio membuka pintu. Ia terbelalak kaget melihat siapayang datang.

“lah? Elo?” kaget Rio.

“ehh ternyata si cakep yang bukainn…hehe, saya mau ngajak kamu jalan-jalan.. kamu mau nggak?” ujar Sivia –orang itu- panjang lebar.

“ogah deh.” Tolak Rio mentah-mentah.

“ayolahh.. yayaayaya?” pinta Sivia melas. Rio yang tidak tegaan pun menerimanya.
“hh, iyaa bentar, gue kedalam dulu..” Sivia mengangguk girang.
Rio pun berpamitan dengan semua yang dirumah, lalu pergi bersama Sivia.
Ify mendadak murung melihat Rio pergi bersama Sivia.. “aduhh apaan sih Fy?? Wajarlah, Sivia kan orangnya cantikk.. baik lagi..” batin Ify berkata..
**

-malam hari-

Drttt..drrttt..
Hp Rio bergetar.. ia pun melihat hpnya itu.. terdapat satu pesan baru.
Ia pun melihat isi pesan itu..

From : Mama^^

Yo, mama gak jadi pergi ke rumah Alvin.mendadak ada urusan di luar kota.
Kamu jaga diri baik-baikk ya?

“yuhuuuuuuuuuu,, akhirnyaa mama gak jadi juga ke sini…” teriak Rio kesenengan._.

“Rio, dipanggil sama ayah Ify noh…” kata gabriel dari depan pintu kamar Rio.

“ha? Ada apa?” heran Rio. Gabriel hanya mengangkat bahunya acuh. Rio pun segera pergi menemui ayah Ify di ruang tamu.

-Ruang Tamu-

“adaapa yah pak manggil saya?” Tanya Rio sopan. Lalu duduk disebelah Ayah Ify.

“eh Rio.. emm begini. Berhubung kaki saya sudah sembuh, jadi mulai besok kamu tidakperlu menggantikan saya jadi hansip lagi..” kata Ayah Ify tersenyum

“ha? Beneran pak?” Tanya Rio berbinar-binar-,-

“iyaa..” jawab Ayah Ify seraya mengangguk mantap.

Asiiiiiikkk, mulai besok siksaan berakhirdehh.. hahaa.__.etappiii kenapa yah gue agak ragu ninggalin ini tempat??” bathin Rio.

***
SKIP!  -Esok paginya-

Ify sedang menyapu halaman rumahnyaa.

“WOY!” Rio mengagetkan Ify dari belakang. Ify yang biasanya latah-,- tapi tidak untuk hari ini.. Dia sedang badmood-,-

“hmmmmm.” dehem Ify

“lo kenapa sih?” Tanya Rio.

“kenapa?apanya?” Tanya Ify balik.

“dari kemaren lo aneh banget tauu.” Jelas Rio.

“aneh bagaimana?” Tanya Ify lagi.

“lo lebih pendiem dibanding biasanya..” ujar Rio.

“ngga, biasa aja kok..” jawab Ify.  Rio hanya mengangkat bahunya pasrah._.

***

“permisiiii… “kata Sivia yang sudah didepan rumah Ify. Gabriel membukakan pintu.

“ehh ada neng cantikk.. ada apa?” ucap Gabriel

“emm Rio nya ada? Saya mau ngasi ini..” Tanya Sivia sambil menunjukkan sebuah kotak makanan.

“Rio ga ada di rumah.. emm apaan tuh?makanan yah? Mending buat gue ajaa…” cerocos Gabriel panjang lebar.

“emm ga ada yah? Ya udah deh ini buat kamuu aja..” kata Sivia menyerahkan kotak makanan itu pada Gabriel.

“oke,makasih yah..”

“sama-sama… permisi…” Sivia pun berlalu. Gabriel masuk kerumah..dan langsung membuka kotak makanan itu.

“wahh ketupat sayur.. enak kayanyaa…” tanpa pikirpanjang, Gabriel langsung melahap ketupat sayur pemberian Sivia sampai ludes-,-

“tuh cewe lucu bangettt,, baik lagii..” gumam Gabriel sambil senyum-senyum sendiri.

***

Sekarang,Gabriel dan Rio sedang berada di kelurahan untuk member tahu bahwa ayah Ify sudah sehat.
“ohh jadi ayahnya Ify sudah sehat??” Tanya Pak Lurah.

“Iyaa pak.. jadi saya sudah tidak menjadi hansip lagi kan?” Tanya Rio.

“Iyaa,kalau begitu,hukuman kalian sudah selesaii..” kata Pak Lurah sambil tersenyum. Gabriel dan Rio berpandangan, lalu saling bertos ria.

“Oke, makasih pak,saya permisi duluu….” Ujar Rio lalu bersalaman dengan Pak Lurah.. begitupun gabriel.. lalu mereka berdua keluar.

Didepan kelurahan, mereka bertemu dengan Ify.

“kalian mau pulang yah hari ini?” Tanya Ify memastikan.

“iyaa,lagian kita udah pamitan sama ortu lo kok.” Jawab Rio.

“ohh yaudahh hati-hati ya?” Gabriel dan Rio mengangguk. Lalu, rio dan Gabriel berjalan menuju Sport Merah milik Rio. Dan beranjak dari sana. Ify hanya menatap mobil Rio yang semakin menjauh dengan tatapan sendu-,-

***


-di perjalanan Rio-gabriel-

“Yel, kayanya ada yang ketinggalan deh..”kata Rio.
“hah? Iyaa gue jugaa..” kata Gabriel.

Gabriel langsung membisikkan sesuatu pada Rio. Rio sempat kaget.
Lalu, Rio juga membisikkan sesuatu pada Gabriel. Gabriel mengangguk dan tersenyum.

Rio pun memutarbalikkan arah mobilnya..
***

“loh Rio?kenapa balik lagi?” Tanya Ify bingung. Rio tidak menjawab apa-apa, ia menarik tangan Ify menuju padang ilalang di dekat rumah Ify.

“ngapain sih kamu bawa saya kesini?” sungut Ify. Rio hanya diam.

“Fy,..”

“apa?”

“gue mau curhat, boleh?” Tanya Rio.

“curhat? Boleh..”

“gueee.. lagi suka sama seseorang…” jujur Rio menatap Ify.

“siapa? Sivia ya? “tebak Ify. Rio menggeleng sambil tersenyum.

“jadi?siapa?” Tanya Ify penasaran

Rio meraih kedua tangan Ify…
“dia itu….  Adaa di hadapan gue sekarang.” Ungkap Rio. Ify terbelalak kaget.

“ma..maksud kamu?”

“Iya.. dia itu kamu.Alyssa Saufika. Gue suka sama lo. Gue sayang sama lo. Gue gak tauu gimana perasaan ini bisa muncul.. tapii yang jelas, gue cinta sama lo!” ungkap Rio menatap mata Ify dalam._.

“sebenarnyaa.. sebenarnyaa akuu akuu juga suka sama kamuuuu..” jujur Ify malu-malu.

“jadi??”  Tanya Rio.

“jadi?” Bingung Ify.

Rio menghela nafas.”apa kamu mau jadi pacar aku?”
Ify tersenyum dan mengangguk pelan. Spontan, Rio menarik Ify kepelukannya.

“ehh aduuh Rio..malu diliatin orang..” kata Ify. Rio melepaskan pelukannya,lalu menyeringai di  depan Ify.

“hehe, maaf terlalu seneng..”

“huh.dasar.”

-Di tempat lain

Gabriel mengajak Sivia ke sebuah perbukitan..
“Gabriel,kita ngapain disini?” Tanya Sivia bingung. Gabriel tidak menjawab,ia  menggenggam kedua tangan Sivia.

“Sivia, aku suka sama kamuu.. aku sayang sama kamu. Kamu mau gak jadi pacar aku?” kata Gabriel langsung.

“aku… aku..sebenarnya suka sama Rio………………” Gabriel mendadak kecewa

“Tapi,sekarang nggak lagi.karna aku sadar, kamu lebih dari apa yang aku kira sebelumnya..” lanjut Sivia tersenyum.

“so??”


“yap. Aku mau jadi pacar kamuuu..” Gabriel tersenyum senang,dan makin mengeratkan genggamannya pada kedua tangan Sivia.

“makasihh.. aku bakal selalu sayang sama kamu..” Sivia hanya tersenyum  manisJ


***


“kamu tau gak Fy?”Tanya Rio menatap mata Ify.

“tau apa?” Tanya Ify balas menatap Rio.

“semenjak kenal kamu,aku seperti mendapat pelajaran.. pelajaran hidup. Pelajaran mengartikan arti hidup yang sebenarnya..”


“wahh,baguss dong..” sambut Ify.

“iyaa,  makasih banyak yah?” Ify mengangguk dan tersenyum,. Rio ikut tersenyum.






yampuuunn aku gak nyangka bisa jadian sama Gabriel. padahal, awalnya aku suka sama Rio.  Tapi aku sadar, Rio menyukai Ify. Dan aku juga sadar,bahwa ada orang lain yang peduli kepadakuu.. gabriel. Aku sayang sama diaa:) aku sangat bahagiaaaaaaaaaa sekali hari ini.” –Sivia

“heiii.. gue mau bilang… gue beneran gak nyangka,dan gak ngira akan jadian sama Sivia. Huh! Dia itu memang lucu ya? Cantik, baiiikk lagi :D awalnyaaa gue suka loh sama Ify, tapi, gue tau Rio suka sama Ify. Jadi gue mundur aja.. dan akhirnya, gue dapetin Sivia yang gak jauh beda sifatnya sama Ify. Gue sayang diaaaaa!” -Gabriel


huh! Yang tadinyaa aku sebel sama Rio malah jadi sukaa. Tapi, aku beruntung dapetin dia.. dia gak seburuk yang aku fikir…. Dia menjadi dirinya sendiri tanpa meniruu apa yang orang perbuat.. dia mempunyai cara tersendiri untuk membuat orang sekitarnya bahagia..” –Ify

“pelajaran tidak hanya didapatkan di sekolah. Disini, gue mendapatkan pelajaran. Pelajaran yang sangat berarti bagi gue…. Pelajaran hidup. Mengartikan arti hidup yang sesungguhnya. Ternyata, selama iniiii gue salah besar! Gue  fikir, semua orang akan hidup dengan mudah. Tapi semua itu salah! Hidup membutuhkan kerja keras.dan sekarang,gue mendapatkan arti dari kerja  keras itu… gue juga dapetpelajaran lain. Yaituu… pelajaran cinta dari Ify. Ify,gadis sederhana, apa adanya,baik, sopan. Ck.beruntung  yah gue dapetin dia? Gue bahagia sekarang..sangat bahagia…” –Rio

>>>The End