Sunday, 12 February 2012

Loe, Gue, nggak Bakalan End *Part 16


Lanjut ahh~ 
Follow my twitter @dinaarifaa and my twetme @Dinaaa
THANKS :)

***



****

@Ify’s Home
Rio pun sampai di rumah Ify. Dia menggendong Ify yang sudah terjaga dalam tidurnya..
Ia langsung masuk ke rumah Ify, dan membawa Ify ke kamar Ify yang ada di lantai 2.
Dengan kesabaran dan kesusahan, Rio tetep menggendong Ify:0

-Kamar Ify-

Rio membaringkan Ify di kasur. Gadis itu benar-benar sudah terjaga dalam tidurnya..
Rio tersenyum kecil, lalu mendekati Ify yang sudah terlelap.

“Mimpi Indah ya Alyssaa..” ucap Rio halus, lalu mengecup kening Ify lembut. Lalu beranjak dari sana. Tak lupa menutup pintu kamar Ify.

***

-Besok Paginya-

“hoaamm..” Ify baru bangun tidur. Ia melirik jam di sampingnya.

“jam setengah enamm.. mandi ahh..” gumam Ify. Ia pun ke kamar mandi yang berada di kamarnya..

Selesai Mandii…
Ify sedang mematut dirinya di cermin yang cukup besar yang ada di kamarnya.

“It’s not about the money, money, money.we don’t need your money, money,money. We just wanna make he world dance, Forget about the Price Tag.” Ify bersenandung lagu Price Tag. Tangan kanannya menyisir rambut panjang yang sengaja ia gerai.

“hmmm, kenapa gue ngerasa tadi malam kening gue dicium Rio yah?” gumam Ify.

“amasa sih? Apa gue cuma mimpi?” lanjut Ify bingung.

“alaahh paling juga Cuma pikiran gue doaang..” kata Ify, lalu keluar kamarnya menuju ruang makan.

****

-Ruang Makan-

“Pagi mah, pagi pah.. loh Dev? Loe kapan pulang?” kaget Ify yang melihat adiknya Deva sudah pulang dari rumah sakit, dan sedang melahap sarapannya itu. Perban putih masih melekat (?) di kepalanya………..

“soboh todo pogo, kok (subuh tadi pagi, kak.)” jawab Deva dengan mulut penuh dengan roti tawar -_-

“haduhh Dev.. loe mending makan dulu yang bener. Keselek baru tau rasa loe..” cibir Ify, duduk di sebelah Deva.

“uhuukk..uhhkkk..” benar saja Deva keselek-_- Ia langsung menyeruput susu putihnya.

“kamu Devaa.. yang bener kalo makan..” kata Papa DeFy.

“iyaa Pah.. ka Ify tuhh..” adu Deva menunjuk Ify yang sedang mengoles selai coklat ke rotinya.

“kok gue? Apaan sih Dev? Deva tuh pah..” balas Ify ngga terima.

“husshh..  udah. Jangan berantem. Mama pusing ngeliat kalian berantem terus.” Keluh Mama DeFy.
Ify menjulurkan lidahnya ke Deva. Deva hanya mendengus, tak membalasnya/.

Selesai sarapan….
“Dev, loe berangkat sama siapa?” Tanya Ify.

“emm sama Pak Joe kak..” jawab Deva.

“loh? Pak Joe kan pulang kampung kemaren?” Tanya Ify heran.

“ha? Serius loe kak? Gue sama siapa dong?” bingung Deva.

“sudah, Deva sama papah aja..” kata Papah Deva-ify.

“ohh oke deh..”

TIN TIN

Suara klakson motor Rio sudah terdengar. Ify segera menyalami mamah dan papahnya.
“ati-ati kak, jangan pacaran mulu di sekolah..” cibir Deva santai. Ify melotot ngga jelas., lalu keluar rumah.


“Weyy Yo..” kata Ify menepuk pundak Rio.

“ehh udah Fy?” Tanya Rio.

“ya udahlah// loe gimana sih?” sewot Ify. Rio nyengir.

“yaa, mana gue tau.. loe kan biasanya ngaret..” sindir Rio santai. Ify menoyor Rio.

“sialan-,- udah ayoo cepet..” kata Ify.

“tumben elo mau cepet-cepet Fy?’ Tanya Rio.

“iyaaa,, gue piket begoooo..” gereget Ify.

“ohhhh..” Rio dengan santainya mengangguk-nganggukkan kepalanya.

“RIOOOOOOOOOOOO” teriak Ify kesal.

“apaan sih?” sewot Rio.

“ayoo cepetannn..” geram Ify.

“iyaiyaa.. Ayoo..” serah Rio. Ify mendengus lalu nangkring ke motornya Rio.

Rio segera memacu motornya ke sekolah tercintah :* hahhaa..

“ehh Yo?” panggil ify.

“apaan?” Tanya Rio balik.

“emm lagu yang semalem itu lagu siapa sih??” Tanya Ify penasaran. Pasalnya, dari semalam Rio tidak memberitau Ify.’

Rio tersenyum penuh arti.. “ mau tau aja loe..”  ejek Rio. Ify manyun. Rio yang melihat Ify dari spion manyun, tertawa kecil.

“yahh Yo, gitu amat sih loe..” kata Ify melas.

“gitu gimanaa?” Tanya Rio balik.

“tau ahh..” Ify ngambek.

“hahaaa..  lagian kenapa sih emang? Penasaran bangett.” Ucap Rio.

“iyaaa gue penasaran banget sama itu laguu..” ujar Ify.

“ntar kapan-kapan gue kasih tau.. Hahaahhahhaa..”Rio tertawa ngakak..Ify makin manyun.

Dengan geram, Ify memukul helm Rio kencang.., membuat Rio sedikit terhuyung (?) ke depan.

“aduuhh Ify, sakiiitt..” rengek Rio.
Tak terasa, mereka sudah sampai di sekolah.rio memakirkan motornya. Sedangkan Ify dengan acuhnya pergi meninggalkan Rio begitu saja ;o

“ehh Ipyy..” panggil Rio, Ify tak menggubris. Ia mempercepat langkahnya ke kelasnya.
Rio tak mengejar Ify, ia hanya geleng-geleng melihat tingkah gadis itu yang ngotot-_-

“Ify..ify.. loe itu ngotot banget  yah..” gumam Rio geleng-geleng, tersenyum kecil. Lalu melangkahkan kakinya ke kelasnya.

***

Cakka dan agni baru saja sampai di sekolah di saat yang bersamaan.

“ehh elo Ag..” ujar Cakka agak kaget

“kenapa loe? Kaya kaget gitu?” Tanya agni menautkan kedua alisnya. Ia berjalan menuju kelasnya.

“hehee.. engga kok..” Agni hanya mengangguk-ngangguk saja. Cakka memanggil agni.., membuat langkah Agni terhenti.

“Ag..” panggil Cakka pelan.

“ya?” jawab Agni menatap Cakka.

Cakka menghela nafas sejenak.. “Nanti gue ngga bisa latihan.. Sorry ya?”

Agni mengangguk, walau dalam hati ia merasa ada yang janggal. “ aelahh kirain apaan.. Yaudah ngga papa.. gue duluan ya?” cakka mengangguk pelan. Lalu agni mempercepat langkahnya ke kelasnya.

Cakka memejamkan matanya sebentar.., lalu berjalan ke kelasnya.

***

“halloo eperybadehhh-_-“ sapa Deva yang baru masuk ke kelasnya.

“weittss Dev.. udah masuk loe?” sapa Rizky mendekati Deva.

“yoii.. gue kan ganteng-,- jadi cepet sembuh deh.” Balas Deva.

“yeee kaga nyambung loe.. ehh mantep tuhh kepala.” Rizky baru saja mau menyentuh kepala Deva yang dibalut perban, dan di tutupi dengan topi rajutan Mamanya.., Deva menghindar secepat kilat.

“ehh Ky.. enak banget loe mau nyentuh kepala gue yang bonyok ini. Kaga boleh.” Kata Deva.

“hahaa.. katanya udah sembuh” cibir Rizky.

“Woyyy Devaaa..” panggil Ray yang baru masuk

“aduhh plisss deh Ray.. gue tau, gue ganteng-,- tapi ngga pake teriak gitu kaleee.. Pen tanda tangan gue y aloe? Ntar, kapan-kapan guee……………” cerocosan Deva sudah dipotong Ray duluan.

“haduuu Devaaa.. Loe itu sakit tapi urat narsis (?) loe kenapa kaga putus sih?” Tanya Ray.
Deva menoyor Ray.

“gue ngga narsis Rayy.. gue emang ganteeeng..” balas Deva.

“kepala loe soak-,- Ganteng dari mananya? GENTENG sih iyaaa..” balas Ray menekan kata-katanya di caps.

“GENTENG loe bilang? Ngeh-,- gue KECE” balas Deva ngga nyambung. Risky hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan DUO SARAP ini -_-v

“NGGA NYAMBUNG BELOOOO” balas Ray.

“emang ngga nyambung, siapa bilang nyambung?” kata Deva santai. Lalu duduk di bangkunya meninggalkan Ray yang masih cengo di depan pintu.

“woeyyy Ray, ngapain loe cengo gituu?” Tanya Deva. Ray tersentak., lalu berjalan mendekati Deva.

“ehh Dedep tayooong-_- loe amnesia beneran deh kayanya. Nohh loe liat loe duduk dibangku siapa?” balas Ray. Deva bingung, lalu melihat bangku yang didudukinya.

“oiyaa Ray, bangku gue disitu.. hehehh..” Deva nyengir.

“huuuuuuu.. loe suka nih sama Keke kayanya.. sampe-sampe duduk di bangku diaaa..” cibir Ray.

“Keke? Siapa tuh? Gue ngga kenal.” Kata Deva santai.

“Dev….” Panggil Ray mendekati Deva.

“apa?” kata Deva menengok ke Ray.

“loe beneran ngga inget sama keke?” Tanya Ray hati-hati.

Deva menatap Ray penuh tanda Tanya “emang gue kenal sama tuh orang? Nggak kok..” bantah Deva keras kepala.

“loe yakin?” Tanya Ray ragu.

Deva menghela nafas sebentar..”kalo gue emang kenal dia, tolong Ray, loe bantu gue buat inget sama dia.. Karna gue ngerasa dia itu emmm gimana yah? Yah pokoknya gue paling ngga bisa kalo ngeliat dia nangis..” balas Deva pean. Ray tertegun, lalu tersenyum.

“tenang Dev, berhubung gue kece (?) jadi gue bakal bantuin loe.” Ucap Ray menepuk pundak Deva. Deva tak membalas, hanya tersenyum menanggapinya.
Ahh sungguh indahnya memiliki sahabat. Selalu ada dalam suka dan duka :)


Tanpa mereka berdua sadari, ada seseorang di depan pintu yang mendengarkan pembicaraan mereka. Lalu tersenyum. Keke.

“ehh ke, loe kenapa gag masuk?” Tanya Oliv yang baru datang.

“ehh gue baru sampe Liv.” Jawab Keke tersenyum.

“ohh yaudah, ayoo masuk.” Oliv merangkul keke masuk ke kelas.


“loh Dev? Udah masuk loe?” Tanya Oliv meletakkan  tasnya. Ia tak melirik Ray sedikit pun.

“udah doong..” balas Deva cengar-cengir., lalu  mengalihkan pandangannya ke keke yang senyum-senyum dari tadi.

“Loe udah sembuh Dev?” Tanya Keke lembut.

“hmm iya udah.” Jawab Deva agak jutek, lalu mengasikkan diri dengan komiknya. Ray melirik Olivia,. Disana, pandangannya berhenti pada mata Oliv.

Olivia membuang muka kasar. Ray hanya menghela nafas pelan.

“Dev, si Acha jadi pindah ke sini?” tany Ray mengalihkan perhatian.

“iya jadi..” jawab Deva tanpa melihat ke Ray.

“Acha? Siapa tuh?” batin Keke dan Oliv yang tanpa sengaja  bersamaan.
Lalu mereka berdua menggeleng-gelengkan kepalanya.

“loe berdua kenapa?” Tanya Deva heran,.

“engga kok.” Jawab keke-Oliv bersamaan.

“eh ray, si Ozy jadi juga masuk sini?” Tanya Deva

“jadi..” jawab Ray. Lalu mereka semua menyibukkan dari dengan aktivitas (?) masing-masing.

***

“haduuh ini kelas kenapa kaga bersih-bersih sih?” dumel Ify yang sedang menyapu kelasnya yang bisa dibilang tidak biasa (?).

“bisa mati berdiri dah gue. Mana yang piket belom pada dateng..ck” lanjut ify lagi.

“Ipy, loe kenapa ngomel-ngomel sendiri?” Tanya Rio yang baru muncul di depan pintu.

“astajim-,- Yo, loe bikin gue kaget aja. Lagian nama gue IFY bukan IPY” dengus Ify kessal. Rio nyengir.

“mau gue bantuin ngga?” Tanya Riio.

“terserah loe.” Jawab Ify singkat.
Rio tidak membalas, ia mengambil sapu di pojok kelas Ify. Lalu membantu Ify menyapu kelas.
Ify tertegun. “ masa sih ketua OSIS mau ngerjain beginian?” pikir Ify heran

“loe kenapa Fy?” Tanya Rio heran.

“em.. engga kok.” Jawab Ify cepat, menghilangkan kegugupannya. *cieeee neng  Ify gugup tuh-_-v*

“ohh” Rio meneruskan pekerjaannya lagi.

“Yo..” panggil Ify.

“hmmm..” jawab Rio masih menyapu.

“loe ko mau sih beginian?” Tanya Ify. Rio menghentikan pekerjaannya., lalu menatap ify heran.

“maksudnya?”

“yahh.. kan jarang-jarang ketua OSIS kaya loe mau ngerjain hal beginian.” Jelas Ify

Rio mengangguk paham lalu menjawab.”yaaa, kan gue mau pake style gue sendiri. Gue mau apa adanya Py.. ngapain ngikut orang-orang?”

Ify terhenyuk, lalu tersenyum “iyaaa, loe bener, seburuk apapun itu harus ngikutin style kita sendiri. Gitu kan maksud loe?”

Rio mendekaati Ify, lalu mengacak rambut ify pelan.”iyaaa.. pinteeerrr..”

“pinter sih pinter.. Tapi ngga pake ngacak rambut kalii.” Sungut Ify merapikan rambutnya.

“hhehehee.. abis loe tuh aneh py.” Cengir Rio

“gue IFY Liooooooo..” dengus Ify kesal.

“halaahh bodo lah.. Gue mau manggil loe Ipy.” Nyolot Rio

“Dasar LIOOOOO” ucap Ify kesal.

“Apaaa IPYY MALTIPI (?)” balas Rio

“LIIIOO JELEKKK-,-“ balas Ify lagi.

“IPY MALTIPYY RESEE.” Balas Rio.

“LIOOO JELEEKKK.” Balas Ify kesal. Ia mengangkat sapunya. Ingin memukul badan Rio *aihhh neng Ipy sadis-,-*

“awww.. adaawww.. sakit IPYY” ringis Rio kesakitan. Badannya kesakitan karna dipukuli Ify.

“biarinn..” Ify semakin gencar memukuli Rio. Rio tak tinggal diam, ia berusaha membalikkan badannya  untuk menahan tangan Ify (?).

HAP! Rio memegang tangan Ify. Pandangan mereka bertemu.

“EHEMM” dehem seseorang dari depan pintu membuyarkan lamunan Rio dan Ify. RiFy menoleh. Terlihat Agni sedang berdiri dengan menunjukkan deretan gigi putihnya -_-

“gue ganggu yak?” kata Agni tanpa dosa dengan cengiran khasnya.

“apaan sih loe Ag?” elak Ify. Rio menggaruk-garuk tengkuknya.

“halaahh elo Fy..” Agni menaruh tasnya di mejanya.

“udah loe sana aja Yo, udah mau selesai juga..” ujar Ify. Rio mengangguk, lalu menaro sapunya di tempat semula *emang dimana tadi-_-*

“gue ke kelas yah Fy?” Ify mengangguk. Rio pun berlalu.

Lalu ify meneruskan pekerjaannya  lagi. Setelah selesai, ia menghampiri Agni.

“loe kenapa Ag? Kok kaya lesu gitu?” Tanya Ify heran.

“ngga ko Fy..” jawab Agni pelan. Entah kenapa, hatinya merasa gelisah sekarang.

“ohh yaudah. Sivia sama SHilla mana ya? Kok belum dateng?” gumam Ify sendiri.

“katanya sih mereka agak telat.” Jawab Agni.

“hmmm gitu..”

 >>>> BERSAMBUNG

No comments:

Post a Comment