Sunday, 12 February 2012

Dan Lagi -Cerpen-


Heyy aku ada cerpen nih. hehee yukk baca :)

***

-Rio POV-

Dan Lagi….
Aku tersakiti… aku yang selalu mendapatkan posisi ini….posisi yang sangat-sangat tidak aku harapkan..
Ck.. sakit? Yahh…sakit memang../
Tapi….rasa sayang aku padanya mengalahkan segala-galanya.. aku acuhkan perasaan sakit ku ini demi dia..dia yang sangat aku sayangi, kasihi, bahkan aku cintai.
Aku Mario Stevano, kalian bisa panggil aku Rio.. Aku mempunyai seorang kekasih bernama Alyssa Saufika.. Ify.. hmmm.. namanya indah, bukan?
Sungguh, nama yang indah dan sangat indah bagikuu.. tetapi bukan hanya nama saja yang indah, paras nya yang manis nan elok juga tak membuatku sedikit pun bosan menatapnya._.
Sore tadi… Ify.. kekasihkuu pergi dengan cowo lain.. aku sudah berhubungan dengannya 1 tahun 8 bulan..
Demi apapun, sungguh hati aku sakit melihatnya.. sakit, terluka, pedih, tergores luka yang sangat amat dalam..

>> 
Aku sedang berada di tempat biasa aku bermain Billyard..
Saat aku sedang mengarahkan tongkat billyard ku kea rah bola putih di tengah papan billyard itu, mata ku menangkap sosok yang sangat amat tidak asing bagiku.
Dia…..Ify… kekasihku dan …. Lelaki yang asing bagiku..
Dengan segenap keberanian, dan kesabaran aku pun menghampiri mereka. Mereka sedang duduk di bangku yang tersedia.. bercanda-canda., seolah-olah Ify melupakan akuu yang saat ini menyandang status sebagai KEKASIHNYA.

“fy…” panggil aku pelan pada Ify. Ifyy menoleh padaku.. dan tanpa terasa tangan kiriku yang berada di samping badanku tengah mengepal keras.

“eh? Heyy yoo..” Ify malah menyambut ku dengan senyum seolah ia tak menyadari bahwa aku tengah mengalami luka hati yang mendalam.
Aku terdiam, menatap Ify dan dua orang itu secara bergantian.. rasa amarah kuu terasa memuncakk.

“ehh yo, kita duluan yah? Masih ada keperluan..” kata Ify cepat langsung menarik tangan cowok itu –yang bersama Ify tadi-. Lalu mereka berdua berlalu melewati ku yang masih berdiam diri.

Aku mengacak-ngacak rambut ku kesal.. kenapa sih aku tadi tidak marah-marah? Kenapa aku tidak bisa meluapkan emosi ku pada Ify?

“Arggghhhh…” aku sedikit berteriak.
Tidak, aku sama sekali tidak bisa melakukan itu semua. Aku tidak bisa marah pada Ify, aku tidak bisa meluapkan segala emosiku pada dia..
Aku….aku terlalu sayang dia… sangat cinta sama dia..

>> 
Ini bukan yang pertama kalinya Ify melakukan hal itu.. sudah beberapa kali._.
Aku memejamkan mataku sejenak., merasakan hembusan angin malam menerpa wajahku. Tangan ku memegang pembatas balkon kamarku..
Tuhann…. Kapan aku bisa seperti angin…. Bisa menghempaskan emosi ku kemana saja.. bisa meluapkan semua yang aku tahan… bisikku dalam hati.

Wussshhh….
Angin malam bertambah kencang, membuatku sedikit kedinginan,. Maklum, ini sudah pukul 00.00..
Aku memutuskan untuk masuk ke dalam kamar., tak lupa menutup pintu kamar ku..

Aku mulai merebahkan tubuhku di kasur empukku yang sangat nyaman itu..
Aku melirik Phonecell ku yang aku letakkan di meja sebelah kasurku..

Dalam hati, aku berharap nama “My Lovely Alyssa^^” ada di layar phonecell ku itu..
Namun nihil, tak ada nama yang aku harapkan..
Aku menghela nafas berat,, lalu mulai memejamkan mataku yang memang terasa ngantuk yang luar biasa. Terlebih beban fikiran yang menghantui ku..
Aku berharap, Bidadariku Ify  ada di mimpiku ini… doaku dalam hati.

***
Matahari sudah mulai menampakkan wujudnya.. aku pun bangun dari tidur lelapku semalam, dan segera bersiap pergi ke sekolah..
Setelah selesai mandi, aku mulai berdandan *ralat* maksudku memperhatikan penampilan ku di cermin yang di atasnya ada foto aku dan Ify..
Aku merapihkan dasiku, dan mataku menangkap foto itu.
Tangan kananku mengayun mengarah foto itu. Aku menyentuh foto itu,, menyentuh tepat di wajah Ify, menyentuhnya dengan lembut… aku tersenyum., senyum kepedihan? Yah mungkin., kurang lebih seperti itu..

“fy, aku berharap kamu sadar secepatnyaa.. aku sayang kamu… aku cinta sama kamu….” Kataku dengan nada lirih..

Aku pun menurunkan tanganku, lalu keluar kamar ku, tak lupa mengambil tas sekolahku._.

***
Di bawah, aku lihat bibi sedang menyiapkan sarapan untukku.. tapi rasanyaa.. aku malas sekali sarapan.. aku tidak mempunyai selera untuk sarapan pagi ini._.

“den Rio ga sarapan?” Tanya pembantuku, sebut saja Bi Marni.

“emm ngga bi, ntar di sekolah aja.. oiyaa mama papa mana Bi?” Tanya ku

“emm Tuan dan Nyonya sudah berangkat dari jam 5 subuh tadi Den..” balas Bi Marni.
Aku terdiam. Aahh bodohnya diriku ini… sudah tau mamah papah itu pergi nya selalu cepat.. kenapa malah aku tanya lagi? Hmmm, mamah dan papahku sudah biasa seperti ini, pergi di pagi buta, dan pulang tengah malam..
Mungkin kalian berfikiran aku kekurangan kasih sayang.. tentu.. aku sangat kekurangan kasih sayang dari mama papaku..
Ironis sekali bukan? Sungguh kisah hidupku memang ironis..
Tapi…. Hanya satu orang yang aku harap bisa mendapat kasih sayang darinya. IFY.

“Den? Ngga berangkat?” tegur  bi Marni.

Aku tersentak lalu menjawab “ emm iya bi, ini mau berangkat..”
Aku langsung keluar rumah menuju ke arah bagasi rumahku.. bukan mau pamer, aku mempunyai 4 mobil pribadi, dan 2 cagiva..
Aku lebih suka menggunakan Cagiva hitam ku dari pada mobil Sport Metalic ku, Jazz silver,  BMW new series, dan Alphard. Semua itu mobil terbaru..
Tapi tetap saja, aku lebih suka mengendarai Cagiva ku ini.. aku tidak mau di cap orang kaya sombong oleh orang-orang.. aku hanya ingin hidup Sederhana :’)

Aku mulai menstarter cagiva ku, lalu memacu benda beroda dua ini ke SMA NUSANTARA, Sekolah ku dan Ify.

***

Ha? Pemandangan buruk apa lagi ini?
Ck, hati ku serasa teriris saat melihat Ify diantar oleh pemuda yang kemarin..
Aku menatap pemuda itu sinis.. pemuda itu sempat melirikku, lalu mengacuhkan ku tanpa membalas tatapanku yang tajam ini.. pemuda itu malah menatapku dengan tatapan datar..
Lalu aku melihat mobil pemuda itu pergi, dan Ify menghampiriku..
Ohh aku salah, ternyata Ify malaah melewatiku dan melangkahkan kakinya ke kelasnya tanpa memperdulikan aku..
Aku mematung..

Dan lagi… aku sangat tidak mempercayai semua ini.. aku telah disakiti oleh seorang gadis yang sangat aku cintai.. aku benar-benar tidak mempercayai semuaa..
Aku menundukkan kepalaku, memejamkan mataku sejenak, lalu melangkahkan kakiku ke kelas ku yang memang berbeda kelas dengan Ify.. hatiku… sepertinya sudah hancur berkeping-keping..

****

Engkau yang sedang patah hati
Menangislah dan jangan ragu ungkapkan
Betapa pedih hati yang tersakiti
Racun yang membunuhmu secara perlahan

Engkau yang saat ini pilu
Betapa menanggung beban kepedihan’
Tumpahkan sakit itu dalam tangismu
Yang menusuk relung hati yang paling dalam

(*) Hanya diri sendiri…
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
Di sini kutemani kau dalam tangismu
Bila air mata dapat cairkan hati

(**) Kan kucabut duri pedih hati dalam hatimu
Agar kulihat senyum di tidur mu malam nanti
Anggaplah semua ini satu langkah dewasakan diri
Dan tak terpungkiri juga bagi

Engkau yang hatinya terluka
Dipeluk nestapa tersapu derita
Seiring saatt keringnya air mata
Tak mampu menahan pedih yang takk ada habisnya

[Back to (*) dan (**) ] 2 x

Engkau yang sedang patah hati..

-Author POV-

Ify yang sedang memasang headset dan menyalakan lagu dari I-Phone nya tidak sengaja memutar lagu itu… Pedih.. lagu milik Last Child yang memang benar - benar menyindir dirinya.
Ia memejamkan mata sejenak, “maaf yo, aku ngelakuin ini semua demi kamu..” lirihnya dalam hati..

Lalu ia membuka matanya karena Pak Duta selaku guru Matematika sudah memasuki kelas, dan segera memulai pelajaran..

***
-Author POV-

“Yo….” Panggil Alvin, sohibnya Rio pada Rio yang sedang melamun.

“hmmm..”

“loe kenapa sih ngelamun mulu dari tadi? Ntar loe di tegur Bu Winda..” kata Alvin pelan

“ngga kok..” elak Rio

Alvin menarik nafas lalu berujar, lebih tepatnya menebak “Ify lagi?”

Rio tersentak, lalu mengangguk pelan.., Rio memang paling tidak bisa membohongi sahabat nya ini..

“udahh yo., loe putusin aja.. lagian loe ga sakit hati apa?” usul Alvin enteng sambil memainkan tipe-X nya.

“ngga semudah itu Vin..” lirih Rio pelan

“lah? Apa susahnya? Tinggal bilang ‘Fy,kita putus’.. selesai kan?” balas Alvin enteng,..

“die lo emang gampang Vin, tapi bagi gue… berat banget..”

“huufttt..” Alvin hanya mampu menghela nafas.

“gue.. gue terlalu cinta dia Vin.” Lirih Rio sekali lagi lalu kembali focus ke pelajaran, walau masih suka melamun.
Alvin hanya mengangkat bahu pasrah.

***

Lima hari berlalu,.’
Keadaan Rio-Ify masih tetap sama, bahkan bisa dibilang makin parah u.u
Hubungan mereka gantung._.

Rio yang baru keluar gerbang sekolah lagi-lagi melihat pemandangan yang sangat tidak enak.
Ify dijemput oleh pemuda itu lagi.. dan Ify? Menyambut dengan senang hati.., lalu masuk ke mobil pemuda itu dan berlalu..

-Rio POV-

Dan lagi…..
Aku terluka menyaksikan semua itu di depan ku..
Aku yang tadinya  ingin pulang, mengurungkan niatku dan kembali masuk ke sekolah yang memang sudah sepi…

***

-Ruang Musik-

Yah, aku melangkahkan kaki ku hingga sampai di ruang music..
Aku membuka pintunya yang memang belum di kunci pak Maman –penjaga sekolah-..
Mataku melihat-lihat keadaan disitu.. hmmm, melihat piano., tangan ku jadi gatal ingin menekan tuts tuts berwarna hitam putih itu..
Aku melangkah mendekat ke arah  piano itu,. Aku suka musikk, aku suka bermain gitar, dan aku lebih suka bermain piano,. Piano, alat music yang juga menjadi favorite ify.

Aku menarik bangku tanpa sandaran yang memang disediakan untuk memainkan piano.., lalu aku duduk disitu..

Aku menarik nafas sejenak, lalu menekan tuts tuts piano itu hingga menjadi sebuah nada.
Aku menghembuskan nafas lalu bernyanyi…

-Author POV-

Dan lagi…
Terjadi.. peristiwa terperih yang selalu kau beri..
Seakan  tak berarti…
Untuk ke sekian kalinya ku tak bisa,,,,…. Berbuat apa lagi…

Peristiwa tadi.. peristiwa yang sudah ia alami berkali-kali..
Rio makin menekan tuts piano itu dengan penuh emosi

Harus kah kita berakhir cukup sampai disini..
Meski hati berkata tak mampu..
Tak ingin terlambat menyudahi perasaan ini…
Mungkin ini jalan kita….

Haruskah? Haruskah Rio mengakhiri semuanya? Meski hati nya berkata tidak mau dan tidak mampu?
Rio menarik nafas lalu melanjutkan bernyanyinya.

Dan lagi…
Terjadi…. Peristiwa terperih yang selalu kau beri..
Seakan aku tak berarti..
Untuk ke sekian kalinya.. ku tak bisa,,,.. a…aaa..
Berbuat apa  lagi…. Hooooooo..

Peristiwa pagi tadi yang selalu Rio lihat berkali-kali. Apa ia harus mengakhiri semua ini? Apa harus ia memutuskan hubungannya dengan Ify? Harus berbuat apa lagi ia?


Harus kah kita berakhir cukup sampai disini..
Meski hati berkata tak mampu..
Tak ingin terlambat menyudahi perasaan ini…
Mungkin ini jalan kita….

Huuuuu…uuu…uuuuu

Baying-bayang wajah ify semakin mewarnai pikiran Rio.. rio memejamkan matanyaa..

Harus kah kita berakhir cukup sampai disini..
Meski hati berkata tak mampu..
Tak ingin terlambat menyudahi perasaan ini…
Mungkin ini jalan kita….

Apa Rio sanggup untuk mengakhiri semuanya? Semua peristiwa pahit yang dialaminya itu?
Rio makin bernyanyi dengan penuh emosi, namun tak mengurangi keindahan suara maupun bunyi pianonya.

Dan Harus kah kita berakhir cukup sampai disini..
Meski hati berkata tak mampu..
Tak ingin terlambat menyudahi perasaan ini…
Mungkin ini jalan kita….

Apa mungkin Rio sanggup menjalani semuanya?

Dan lagi…. Terjadii… peristiwa terperih yang..
Selalu kau beri…

Dan lagi……. Lagu dari Lyla yang memang benar-benar mewakili perasaan Rio kini..
Lagu yang memang mempunyai makna yang luar biasa bagi Rio.

PROKK PROKK

Tiba-tiba, muncul lah pak Maman dari depan pintu. Rio menoleh, lalu tersenyum tipis menanggapinya.

“wahh mas Rio suara nya bagus sekali, permainan piano nya juga keren.. TOP lahh pokonya..” puji pak Maman heboh sambil mengacungkan kedua jempolnya pada Rio.

“ahaahaa, biasa aja ahh pak.. etapii makasih loh pak..” kata Rio tertawa kecil/

“iyaa, sama-sama mas.. oiyaa kok belum pulang mas? Mbak Ify nya mana?” mendengar nama Ify, sontak wajah Rio murung.

“dia udah pulang pak..” jawab Rio datar.

“ouhh, emm maaf mas.. akhir-akhir ini mas jauh ya sama mbak Ify?” Tanya pak Maman pelan… Rio menghela nafas berat., tapi toh Rio tetap menjawab pertanyaan Pak Maman juga.

“iyaa., yahh.. begitulah pak.. emm saya pulang dulu pak…” Rio langsung keluar dari ruangan itu. Aslinya tidak ingin di beri pertanyaan lagi oleh Pak Maman seputar dirinya dengan Ify.
Rio langsung pulang ke rumahnya.. Sedangkan Pak Maman hanya mengangkat bahu lalu mengecheck  ruangan Musik, dan menguncinya.

****
-Author POV-

Dua hari telah berlalu., hari ini tepat hari Minggu..
Rio baru bangun pukul 9.00 pagi.. ck., kebiasaan si Rio dehh itu..
Rio hari ini membulatkan tekadnya untuk meminta penjelasan dengan Ify. Ia bersiap-siap, lalu keluar,. Dengan menaiki Cagivanya, Rio  langsung tancap gas ke rumah Ify.

***

-Rio POV-

Aku sudah sampai di rumah Ify., tapi… tunggu., kenapa banyak orang di rumahnya?
Ahh mengapa perasaan ku tidak enak?

Aku langsung melangkahkan kakiku masuk ke dalam dengan dihantui rasa penasaran..

Tepat! Di dalam, aku melihat orang-orang memakai kerudung dengan wajah  yang sedih seperti kehilangan. Kehilangan? Tuhan… kenapa perasaan ku tidak enak?

Aku mendekati mereka, dan… siapa itu? Siapa yang terbujur kaku  dengan wajah ditutupi dengan kain putih di sana? Apa mungkin……
Aku makin mendekat untuk memastikan. Dan………….

“IFY???” aku kaget,, melihat orang yang terbujur kaku disana yang ternyata adalah Ify. Aku mendorong orang disana agar minggir, dan aku berlutut di samping kekasihku.

“Fy? Kamu kenapa Fy? Fy….. bangunn.. “ aku menitikkan air mata…

“tolong Fy…. Banguuunnn, aku sayang sama kamu…..” lirih ku sambil memeluk tubuh kekasih ku yang kini terbujur kaku

“Yo…” panggil seseorang di sebelah ku. Dia… dia lelaki yang selalu bersama Ify.

“Apa loe? Loe seneng kan? Iya kan?’’ sinis ku padanya. Terlihat ia mengeluarkan sebuah amplop dan menyerahkannya pada ku..

“ini… surat dari Ify buat loe..” katanya dan aku pun menerima amplop itu dengan raut wajah bingung. Lalu aku menaruh surat itu di kantong jaketku..

“sebenernyaa gue ini…. Adalah sepupunya Ify., gue Iel,.. gue dan Ify harus melakukan ini karena permintaan Ify..” kata lelaki itu yang ternyata bernama Iel.

“terus… kenapa loe selalu melakukan semuanya di depan gue?” sinis ku tanpa memperdulikan tatapan orang-orang disitu..

“dia yang minta Yo.. awalnya gue juga ga mau.. tapi karena suatu hal, gue mau melakukannya..” jelas Iel.

“kalo mau tau sebenernya, loe baca surat itu nanti.., Dan sebaiknya, loe ikhlasin Ify, biar dia tenang yo..” suruh Iel pelan.
Aku kembali menatap Ify yang sudah tak bernyawa itu, dengan wajah yang pucat..

“Fy.,, aku sayang kamu, aku cinta kamu,, kamu yang tenang yah sayang…” bisikku lembut di telinganya.. dan aku mengecup lembut dahinya yang terasa dingin itu dengan lembut..


Jenazah Ify pun mulai di bawa ke pamakaman,.

****

Aku menatap nisan yang bertuliskan nama kekasihku dengan nanar.,..
Iel tiba-tiba menepuk punggungku.. dan berkata..

“yang sabar Yo, Ify juga cinta sama loe.., gue duluan…” kata Iel

“thanks..” balasku pelan. iel mengangguk lalu beranjak dari situ..,

Aku mengusap nisan itu dengan lembut..
“sayang, aku pulang dulu yah? Kamu baik-baik disana.., tunggu aku..” kataku lembut lalu mengecup nisan itu dengan penuh kasih sayang..

Lalu aku melangkahkan kakiku menuju  Cagiva ku..
Aku mulai memacu Cagiva ku itu entah ke arah  mana..
Tangan ku merogoh amplop yang diberikan Iel tadi, dan membuka nya,.. ahh sebuah surat pikir ku
Lalu aku membuka surat itu, tak peduli kalau aku sedang mengendarai motor sekarang.

Dear My Lovely Mario ^^
Hallo Rio.. apa kabar? Pasti baik kan? Harus doongg.. hahaa..
Hmmm, aku mau minta maaf atas segala kesalahan aku sama kamu.. aku terpaksa ngelakuin ini, dan…..
Semua… semuanya karena…. Karena beberapa bulan lalu, tepatnya sekitar10 bulan lalu, aku divonis oleh Dokter mengidap Kanker Otak Stadium Akhir yo.. aku hancurr… sangat hancur saat itu..
Emm terus aku berfikir untuk mencari cara supaya kamu bisa benci sama aku… biar kamu pergi dan bisa mencari pengganti aku dengan cewe lain.. tidak seperti ku… yang penyakitan ini… hahaa, miris yah?
Jadi… aku mohon,,, maafin aku yah? Aku tau, pasti kamu udah nangis deh.. ehh aku pede banget yah.. ehehehee..
Dan…. Mungkin, setelah ini, kita ga bisa ketemu lagi yo.. selama-lamanya…
Tapi,, kamu akan ada di hati aku untuk selama-lamanya :*

With my sweet heart
Alyssa :)


-Author POV-

TES..
Air mata Rio langsung jatuh saat ia selesai  membaca surat dari  kekasihnya itu..
“kenapa kamu ga ngasihh tau aku Fy? Kenapa? Aku sangat sayang sama kamuu, cinta sama kamu… kalau ga ada kamu di dunia ini, aku juga harus Fy.. aku ga bisa hidup tanpa kamu..” lirih Rio.

BRAAKKK

Rio yang tidak focus dengan jalanan, langsung menabrak trotoar saat itu juga.
Rio langsung tak sadarkan diri..

***

Pupus sudahh.. 2 gundukan tanah merah yang berdampingan itu sudah berada di sana.
Ya, Rio kritis dan menghembuskan nafas terakhirnya, dan pesan terakhir Rio ialah, ia ingin ia di makamkan di sebelah makam Ify..
Mama Rio dan papa Rio menangis tersedu-sedu..
Ada penyesalan di hati mereka, mereka selalu tidak memperdulikan putra semata wayangnya itu.., mereka lebih mementingkan bisnis mereka, dibandingkan anak mereka.
Penyesalan selalu datang belakangan :’)

Ada Iel dan Alvin juga disana..alvin menatap nisan sahabatnya itu lirihh..”semoga loe tenang disana yo.. loe sahabat gue yang paling baik” lirih Alvin di dalam hati.
Iel menatap nisan Rio ”Yo, kalau ketemu Ify, jagain dia yah di surga.. gue tauu loe pasti cinta banget sama dia..” batin iel

Mama dan papa Rio bangkit berdiri setelah member doa pada anaknyaa, mereka langsung pulang ke rumah.
Alvin dan Iel juga berdiri, menatap makam Rio dan Ify.

Terlihat, dari kejauhan, 2 insan sedang bergandeng tangan dengan pakaian serba putih disana.. senyum seolah tanpa beban..
Yap. Mereka adalah arwah RIO dan IFY.
Mereka melambai-lambaikan tangannya pada Alvin dan Iel. Iel dan Alvin yang  melihatnya langsung membalas lambaian tangan mereka.

“Semoga loe berdua bahagia….” Teriak Iel

“Loe sahabat terbaik gue Yo…. Jaga Ify yah..” Alvin pun ikut meneriaki sambil melambai-lambaikan  tangannya.

Arwah Rio-Ify tersenyum lalu melambai-lambaikan tangannya dan …………. Menghilang…

Cinta….. bukan hanya sekedar formalitas., cinta juga butuh pengorbanan..
Cinta ….. RIO & IFY

> > > > FINISH

No comments:

Post a Comment