Lanjut ahh~
Follow my twitter @dinaarifaa and my twetme @Dinaaa
THANKS :)
***
Ternyata Rio membawa Ify ke taman belakang. Lalu Rio menyuruh Ify duduk di bangku taman yang tersedia. Ify yang bingung segera membuka mulutnya, bertanya kepada Rio.
“heh yo.. kita ngapain disini?” Tanya Ify heran. Bukan menjawab, Rio malah duduk di samping Ify lalu tersenyum manis pada Ify., membuat Ify sedikit salting *cieeeeeeeeeeeeee :p
“loe kenapa sih yo? Stress?” Tanya Ify agak gugup.
“elo bilang mau tau lagu yang di kertas itu, ya gue mau nyanyiinlah..” kata Rio santai.
“tapi ga pake ke sini juga kali yo..” sungut Ify
“kenapa emang? Terus kalo ga disini dimana? Di kamar gue?” balas Rio pada Ify dengan muka sedikit mesum ._____.v
Ify ga terima, lalu memukul lengan Rio dengan mulut dikerucutkan (?).
“yeeeee itu sih mau elo..” balas Ify merengut.
“hahaa, mau gak nih gue nyanyiiin? Jarang-jarang loh orang seganteng-.- gue nyanyiin gratis buat orang..” kata Rio
“oohh jadi biasanya elo ngamen gitu?” balas IFy santai.
“enak ajee loe., ya nggaklah, maksudnya kan cowo seganteng gue Cuma nyanyi buat orang waras aja..” balas Rio santai yang membuat Ify mendelik padanya..
“elo mau nyanyi apa ngeledek gue sih?” balas Ify. Rio tertawa, lalu mengacak rambut gadis itu pelan.
DEG DEG
Jantung mereka berdua bekerja ekstraa saat mata mereka berdua bertemu. Waktu serasa berhenti sejenak, bumi terasa berhenti berputar pada porosnya (?),.
“ehmm, sorry..” balas Rio kikuk
“iyaa..” kata Ify mencoba tenang., padahal udah dag-dig-dug ga karuan.
“gue nyanyi ya?” Ify mengangguk dan tersenyum.
JRENG JRENG.. Rio menggenjreng gitarnya., dan membentuk sebuah nada yang tidak asing bagi Rio.
Rio mengambil nafas, lalu bernyanyi, mengeluarkan suara lembut khas nya itu.
bila kau tinggalkan aku tetaplah tersenyum
meski hati sedih dan menangis
ku ingin kau tetap tabah menghadapinya
bila kau harus pergi meninggalkan diriku
jangan lupakan aku
reff:
semoga dirimu di sana
kan baik-baik saja untuk selamanya
di sini aku kan selalu rindukan dirimu
wahai sahabatku
berjanjilah wahai sahabatku
bila kau tinggalkan aku tetaplah tersenyum
meski hati sedih dan menangis
ku ingin kau tetap tabah menghadapinya
bila kau harus pergi meninggalkan diriku
jangan lupakan aku
(repeat reff)
Bila kau harus pergi meninggalkan diriku
Jangan lupakan aku
(repeat reff)
Rindukan Dirimu
JRENG JREENG! Genjrengan gitar menutup lagu yang dinyanyikan Rio dengan indah.
PROK PROK PROKK..
“wahhh elu keren juga yoo.. suara loe mantepp..” kata Ify heboh sambil menunjukkan kedua jempolnya.
Rio tersenyum kecil melihat Ify.
“iyaa., gue tau kok..” balas Rio cuek.
“huuuuuu narsis elo..” balas ify.
“emang kenyataan kok… buktinya elo sampe terpesona gitu sama gue.” Sindir Rio.
Ify yang ga terima, langsung membalas sindiran Rio.
“yeee., gue bukan terpesona tauu.. tapi gue heran aja, kok bisa yah orang rese, sarap kaya elo nyanyi plus main gitar sekeren tadi?” ujar Ify sambil menaruh telunjuknya di dagu tirusnya., pura-pura berfikir.
Rio menoyor Ify pelan “ sialan., gue masih waras, lagian gue juga ganteng.” Balas Rio
“elo ganteng? Ngekk-,- pede bener loe.. pendekin tuh urat pede loe..” balas Ify.
“itu kenyataan woyy.. fakta tuhh.. Its Fact..” balas Rio sok-sokan.
“sok banget loe..” ucap ify sambil memukul lengan kiri Rio keras, membuat Rio sedikit meringis kesakitan.-.
“busett.-. elo kuli yah Fy? Tangan eloo tuuhhh..” ejek Rio mengelus ngelus-lengannya.
“enak ajaa., tangan indah begini jugaa..” kata Ify ga terima di ejek seperti itu.
“indah? Hohooo., dari mana coba? Buktinya mukul gue tenaga kaya kuli-.- gituu..Ck..” balas Rio lagi.
“orang gue pelan juga mukulnyaa.. elo tuh yang terlalu manjaa (?).”balas Ify.
“gue ga manja dodol-,- Elo tuhh.” Balas Rio lagi.
“gak.. elo pokoknyaa..” balas Ify dengan mata sedikit mendelik (?)
“elooo..”
“eloo dodoooool..”
“elo tuh dodooool..”
“elo..”
“elo”
“eloo”
“eloo”
“elo”
“elo”
“elo”
“elo”
“elo”
“elo”
“ga mau tau, pokoknyaaa eloooooooo..” balas Ify ngotot.
“iya dehh gue.. ga bakal menang gue kalo debat sama loe.”serah Rio
“yuhuuuuuuuuu..” Ify malah berteriak gaje dan melompat-lompat disitu.
Rio hanya geleng-geleng, dan tersenyum-senyum melihat tingkah Ify.,..
Ahh sungguh, gadis ini memang berbeda dari yang lain.. Ck..
“ga salah gue suka sama loe Fy., loe beda sama cewe lain.. cewe lain pasti udah keganjenan-,- sama gue.. Nah elo? Kalo mau sesuatu pasti selalu ngotot dan nyolot-,- elo istimewa Fy.. di hati gue..” Kata Rio dalam hati
“Yo., kenapa loe ngelamun?” Tanya Ify bingung, menyadarkan Rio yang sedang melamun.
“ehm, enggak.. ngga apa-apa..” kata Rio. Ify hanya mengangguk-ngangguk dan kembali duduk di samping Rio.
“Fy..?” panggil Rio sambil menatap ify serius.
Ify menoleh ke arah Rio gugup. “ Ya?”
SRETT (?)
Dengan gerakan cepat, Rio melepas ikatan rambut Ify.. ify tidak sempat menghindar, sehingga pasrah membiarkan ikatan kuncir kudanya itu lepas.
“loe lebih cantik kalo digerai gini.., gue suka liatnyaa..” kata Rio tulus.
Ify terpaku “ apa? Tadi Rio bilang apa? Cantik? Huaaaa.. gue terbang rasanyaa..” batin Ify
“yeee malah bengong., ntar kesambet loe. Disini banyak hantunya loh.” kata Rio jahil, sambil menyentil hidung mancung Ify pelan. Ify tersentak., lalu dengan gerakan cepat ia memeluk Rio.
“huaa.. bener yah yo? Aaaaaa gue takut hantu Yo…” teriak Ify histeris sambil menelungkupkan kepalanya di dada bidang Rio.
Rio yang kaget melihat Ify ketakutan membalas pelukan gadis itu, lalu mengelus pelan rambut gadis manis itu.
“Tenang Fy.. etapi, kata mama gue memang bener loh Fy.. apa lagi ada cewe sama cowo berduaan, pasti hantunya bakal gangguin yang cewek, karna hantunya itu cewe (?)” kata Rio yang semakin gencar menakut-nakuti Ify,.
Ify yang dibilang seperti itu mengeratkan pelukannya, sambil menghentak-hentakkan kakinya saking ketakutan..
“huaaaa Rio.. gue takutt..” kata Ify hampir menangis.
“iya Fy.,.. tapii……..” Rio menggantungkan ucapannya.
“tapi apa Yo?” Tanya Ify bergetar.
“tapi sayangnya itu Cuma akal-akalan gue buat boongin loe.” Lanjut Rio enteng. Ify yang sepertinya merasa dikerjai langsung melepaskan pelukannya dan menatap Rio geram.
Errrrrrrr bisa-bisanya ia diboongin dengan cowo ini.. Ckck ._.
“jadi itu Cuma bercanda?” Tanya Ify
“iyaaa..” jawab Rio enteng lalu mengambil posisi ancang-ancang untuk kabur._.
Ify melotot pada Rio, dan sedikit menggulung lengan kaos nya.
“KABUUUUUURRRRRRRRRR.” Belum sempat ify menghabisi (?) Rio, Rio sudah kabur duluan..
“RIO.. Tungguuuuuuuuuuuu gueeeeeee.. Sialan eloooo..” teriak Ify kesal + geram + marah seraya mengejar Rio yang masuk ke dalam rumah
“kali ini elo boleh menang Yo/.. tapi liat ntar.. gue pasti akan unggul dan menang dari elo..” kata seseorang dari luar pagar., lalu beranjak dari situ.
***
“Vi.. Kita pulang yukk?” ajak Alvin yang tengah menelusuri (?) mall bersama Sivia..
“bentar lagi dong Vin.. yayayya? Gue boring banget di rumaah..” pinta Sivia melas.
“hmm… okelah..” serah Alvin.
Kemudian Sivia melangkahkan kakinya ke PhotoBox Mini (?) *itulohh yang buat foto-foto ituu.. lupa namanyaa., jadi kalo salah, maafkan saya yah…muheehhe ._._.v*
“mau ngapain Vi?” Tanya Alvin heran.
“tadinya, gue mau foto sama nyokap gue Vin..” kata Sivia sedih.
Alvin mengangguk-ngangguk mengerti.
“mas, mbak.. mau foto?” Tanya seorang gadis yang sepertinya pemilik PhotoBox Mini itu.
“mau mau mbakk.. boleh.. Vin, loe mau kan?” Tanya Sivia berharap.
“emm… engg..” Alvin bingung.
“mau doong mas., masa ga mau sih nurutin permintaan pacarnya?” kata gadis itu enteng.
Alvin dan Sivia yang dibilang seperti itu merasakan wajah mereka memanas (?).
“nah tuhh liat.. mukanya udah merah.. ayo ahh mbak, mas..” kata gadis itu langsung menarik Alvin dan Sivia ke dalam PhotoBox itu.
Alvin dan Sivia pun berfoto ria di situ,.. dengan macam-macam gaya khas mereka tentunya..
Setelah selesai, Sivia dan Alvin menunggu beberapa menit foto itu dicetak.
Kemudian, Sivia membayar foto itu, dan pulang bersama Alvin. Alvin pun tentunya mengantar Sivia pulang ke rumahnya.
@Sivia’s Home
“Vin, thaksoo yah udah nemenin dan nganterin gue..” kata Sivia tulus tersenyum manis setelah turun dari motor Alvin. Alvin sedikit tersentak.. “ ya Tuhaaann.., gue baru nyadar kalo Sivia punya senyum semanis ini.. kemana aja gue selama ini..” batin Alvin bergumam takjub.
“hello Alvin Jonathan..” panggil Sivia melambai-lambaikan tangannya di depan Alvin. Lamunan Alvin terbuyar..
“eh apaan Vi?” Tanya Alvin tanpa dosa.
“yee elo dipanggil ga nyauutt.. ngelamun apaan sih?” Tanya Sivia kesal
“hehee, ngga ngelamunin apa pun kok.” Kata Alvin menggaruk-garuk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
“nyehh-,- alasan banget elo..” cibir Sivia.
“gue jujur tau.”balas Alvin gereget.
“muka loe ga ngeyakinin sih Vin..” balas Sivia enteng tanpa dosa.
“sialan-,- gue cakep odoong..” balaas Alvin
“cakep? Sipit sih iyaa..” kata Sivia
“sipit tapi cakepp-,- tauu… elo mah rabun, jadi ga ngeliat gue dengan jelas.” Ejek Alvin
“mata gue masih sehat-sehat aja tuh.” Kata Sivia kalem.
“terus, kenapa elo bilang gue ga cakep?” kata Alvin.
“emang gitu kok.. malahan yang bilang elo cakep itu yang matanya udah rabuunn..” ejek Sivia.
Alvin memonyongkan bibirnya-,,-
“udah ahh gue mau pulang.” Kata Alvin sedikit ketus.
“yaa udahh.. hati-hati yahh Alvinn..” ingat Sivia pada Alvin.
“iyaa. Byeee..” Alvin melambaikan tangannya dan berlalu dari situ.
Sivia tersenyum kecil, lalu masuk ke dalam rumahnya.
***
“RIOOOOOOOOOOOOOOOOOO” teriak Ify geram mengejar Rio yang tengah berlari di ruang tamu menghindari amukan Ify -_-v
“APAAAAAAAAAAAAAAA” balas Rio dengan nada mengejek pada Ify. Ia pun berlari menuju lantai 2.
“errrrrrrr.. Riooooo., loe kurang ajar bangett sihh..” kata ify kesal sambil melempar sandal nya ke arah Rio.
BUKK
Meleset., sandal Ify malah mengenai tangga rumah Rio.
“wlekkk :p ga kenaa..” kata Rio mengejek Ify menjulurkan lidahnya.
Ify semakin kesal, lalu mengejar Rio ke lantai 2.
-Lantai 2-
“Rioo.. dimana loe?” teriak Ify.
TAP TAP TAP.. ternyata Rio mengendap-ngendap ke kamarnya. Ify yang mendengar langkah kaki Rio langsung membalikkan badannya dan dengan kecepatan penuh (?) menejar Rio
“Riooooooo.. tungguiiiiiinn..” teriak Ify lagi mengejar Rio yang sudah masuk ke kamar nya.
“hh..hh….hh..” ify masuk ke kamar Rio dan sekikit membungkukkan badannya dengan deru nafas yang ngos-ngosan
“hallo Ify..” sapa Rio tanpa dosa pada ify dan tersenyum manis.
“apa loe? Masih sempetnya senyum lagi.. awas loe., bentar lagi abiss elo di tangan gueeeeee..” kesal ify sambil berjalan mendekati Rio dengan amarahnya yang sudah di ubun-ubun.
“Hiyaaaaaaaaaaaa..” Ify yang sudah ancang-ancang memukul Rio malah meleset, karena Rio dengan cepat menghindar.. dan Ify? Ia jatuh di kasur empuk milik Rio.
“hueeeeeee.. kasiaann ga kenaa..” kata Rio tertawa. Ify mendengus kesal melirik Rio lalu duduk di kasur Rio.
“gue kerjain asiik nih..” batin Rio jahil
Rio berjalan mendekati Ify di kasurnya.., ia makin lama makin menyudutkan Ify (?)
Ify yang kagett hanya bisa mundur dan sampai di sandaran kasur (?) Rio.
“el..eloo.. mau ngapain? Loe mau apa yo?” Tanya Ify ketakutan. Keringat dingin sebesar butiran jagung sudah mengalir deras di pelipisnya.
Rio tidak menjawab, ia makin mendekatkan wajahnyaa ke wajah Ify.
Ify yang ketakutan menutup matanya.. Rio memiringkan wajahnya dan………
CUPPP!!
Rio mengecup lembut pipi Ify.. lalu tersenyum kecil pada ify, dan mengelus pipi gadis itu lembut.
“kenapa tutup mata? Takut yah?” goda Rio. Ify membuka matanya perlahan.
“udah deh gue mandi dulu..” kata Rio santai. Ify menahan emosinya..
“RIOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO” teriak Ify dengan emosi yang meluap-luap.
“apa?” jawab Rio santai, tangannya mengambil handuk yang tergantung di dinding kamarnya (?)
“loe ngeseliiiiiiinn.. gue mau pulang..” kata Ify lagi. Dengan kesal, ia keluar dari kamar Rio.
Rio tersenyum kecil. Ia juga tak mengira bisa melakukan hal tadi pada gadis manis itu.
Huhhh.. sungguh di luar dugaan. Rio pun melangkahkan kakinya masuk ke kamar mandi..
--Ify--
Ify masuk ke mobilnya dengan perasaan campur aduk. Kesal, marah, dan mungkin ada suatu rasa yang ganjil padanya.
Ify melirik ke kaca spion., dan meraba pipinya yang sudah merah saking malunya (?)
“kok gue rela-rela aja sih dicium ama tuh orang? Ck.” Ify mendengus kesal.
“tapiiii.. kok gue ngerasa seneng gitu yah? Apa bener gue udah jatuh cinta sama si Rio?” gumam Ify. Pertanyaan itu hanya bisa dijawab oleh dirinya sendiri.
“ga tau ahh.. pusing gue.” Lanjut Ify lagi. Ia pun memacu mobilnya keluar dari pekarangan rumah Rio yang luas dan tancap gas ke rumahnya.
>>>BERSAMBUNG
No comments:
Post a Comment