Boy Sitter [20] –last
: Pineapple Juice, Sweet and Spicy.
NYERITAIN tentang cowok yang terlahir dari keluarga kaya.
Sebelum cowok itu lahir, ayahnya punya tujuh istri, dan ibunya, istri
kedelapan. Tujuh istri yang lain meninggal karna penyakit., dan masing-masing
meninggalkan satu anak yang sehat.
Ibu cowok ini gak berpenyakit, dia sehat. Namun, punya
anak berpenyakit. Memang bukan penyakit biasa. Cowok itu tumbuh menjadi anak
bandel, manja, jahil, pokonya butuh perawatan khusus kalo mau dia jadi anak
yang manis.
Sang ibu rajin menyewa jasa pengasuh anak, mencoba
membuat anaknya berubah. Namun, gak satupun berhasil. Dan akhirnya, teman cowok
itu sendiri yang mengasuhnya, gara-garaa ingin memiliki gaun untuk pergi ke prom night akhir bulannya. Dia cewek berperangai baik,
sabar, sopan dan memiliki banyak ide. Lalu di akhir masa akhir kerjanya, cewek
itu tau kalau sang cowok menyukainya. Terjadilah semacam getaran hangat, cinta
di antara mereka..dan mereka menjadi sepasang kekasih.
Cowok itu melamar si cewek dengan sebuah gaun yang indah
yang jadi cover novel ini lalu mereka
berdua datang ke prom night bareng.
Di akhir cerita, akhirnya aku mengerti apa maksud dari
judul Pineapple juice, Sweet and Spicy.
Layaknya nanas, sebelum dikupas, kalau kita menggenggamnya, kita akan merasakan
duri-duri menggelikan di tangan kita. Ketika berbentuk jus, kita dapat
merasakan serabut-serabut menggelikan di telapak tangan kita. Rasanya pun
terkadang manis, terkadang sepat-sepat dan pedas ala nanas.dan hubungannya
dengan cerita itu adalah, cewek itu
mesti merasakan manis dan pedasnya bekerja, duri dan serabut menggelikan,
sebelum akhirnya mendapatkan gaun merah itu.
Yup, semula aku gak ngerti kenapa pineapple juice cover-nya gaun merah.
Dan, entah kenapa, cerita di novel ini sama banget dengan
yang aku alamin beberapa minggu ke belakang. Hanya berbeda sedikit.
Aku meletakkan buku ini di rak aku mengambilnya tempo
hari. Ah, kutemukan juga celah itu.
“Makasih ya, Bu.” Ucapku sambil berjinjit meletakkan buku
itu.
Bu Nira yang sedang mengetik di notebook-nya hanya
mengangguk dan tersenyum. “Kamu juga boleh pinjem yang lain, kok.”
Aku tersenyum dan bergegas keluar ruangan. Sebelum
nyamperin Rio, HP-ku bergetar. Ardhya menelponku.
“Halo.”sapaku.
“oh, Ify. gue gak
nemuin pelembap muka kayak punya lo di Pameungpeuk sini. Bisa nggak lo kirimin
lewat pos?”
“Bukannya sabtu kemaren udah kubeliin lulur sama
deodorant baru? Ditambah maskara putih lagi.”
“Beliin lagi,
dong!”
Aku mendengus, “Oke, yang mereknya apa?”
“Ngngn…pencuci muka
yang mereknya Kaki Sehat yang Mulus dan Indah, terus pelembapnya yang merek
Panu jangan Dipikirin!”
“Iya-iya. Ntar aku beliin. Tapi kalo nggak ada, aku
beliin merek lain, ya?”
“boleh, deh. Tapi
yang mahal, ya! Jangan lupa kirimin bonnya! Aku mau nunjukin ke temen-temenku!”
“Iya-iya, udah ya, aku lagi sibuk, nih!”
“Daaah.”
Aku memasukkan HP ke dalam saku, dan menggeleng-geleng.
Huh, dasar gila!
Dari mana sih, merek yang tadi dia sebutin?! Seenaknya aja buat brand sendiri! kayak bagus aja.
Rio menghampiriku. “Yuk kita pergi. Huh, nggak sabar nih,
pengin cepat-cepat maen ke pantai. Pantai mana, sih?”
“Sayang Heulang. Di Pameungpeuk Garut. Deket rumahnya
Ardhya.”
And love has just beginning…
It
would start with beautiful…
Without ending, but immortal..
To someone that took my mind…
To someone that fill my heart…
To someone that had the best smile…
I love you…
Keren... Ceritanya bagus dan penuh pesan moral. Terima Kasih
ReplyDelete